Anda di halaman 1dari 10

TITIK KRITIS KEHALALAN PANGAN MINUMAN

“PEPSI”

Dosen pengampu :

Ratna Sari Listyaningrum, S.TP., M.Si.

Disusun oleh :

Muhammad Fahmi Sidiq 180104008

Wiwin Nurafiah 180104015

Program Studi Teknologi Pangan

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Muhammadiyah Bandung

2021
Pengertian Pepsi

Pepsi (sebelumnya bernama Pepsi-Cola) adalah merek minuman ringan yang


diproduksi oleh PepsiCo dan dijual di seluruh dunia melalui toko, restoran, dan mesin
penjual. Minuman ini merupakan persaingan dengan Coca-Cola. Minuman ini dibuat pertama
kali pada 28 Agustus 1898 oleh ahli farmasi Caleb Bradham.

Produk Pepsi
A. Proses Produksi Minuman Pepsi

Pengolahan Air

Karbondioksida

Proses Pembuatan syrup

Proses Pencampuran

Pemurnian CO2

Pengemasan

Penyimpanan
B. Titik Kritis Bahan

Komposisi Minuman Pepsi : air, konsentrat, bahan pemanis, pemberian rasa asam,
pemberian aroma, bahan-bahan tambahan

Konsentrat

Konsentrat buah merupakan bahan tambahan untuk menambah rasa sehingga


mirip atau sama dengan buah tertentu, misalnya jeruk, anggur, cola, maupun
stratwberry. Sepintas, konsentrat buah ini memang tidak akan bermasalah bila dilihat
status kehalalannya. Tetapi walaupun berasal dari buah, konsentrat pun bisa jadi
menggunakan bahan penolong yang tidak jelas status kehalalannya.

Untuk membuat konsentrat buah agar tidak keruh, misalnya, diperlukan bahan
penolong seperti enzim atau gelatin. Kalau berbicara enzim, maka yang harus
dipastikan adalah sumber enzimnya, apakah berasal dari tumbuhan, hewani, atau
mikrobial. Jika enzim tersebut diperoleh dari enzim yang diolah secara mikrobial,
maka harus dipastikan menggunakan media yang bebas dari bahan haram dan najis.

Jika penjernih sirupnya menggunakan gelatin, maka harus dipastikan bahwa


gelatin tersebut berasal dari sumber yang halal. Karena didalam dunia industri, bahan
baku gelatin berasal dari tulang dan kulit hewan. Masalahnya, gelatin yang digunakan
di Indonesia kebanyakan berasal dari luar negeri.

Bahan Pemanis

Dalam proses pembuatan gula, pada saat proses rafinasi (pemurnian)


diperlukan granula karbon aktif yang berfungsi sebagai penghilang warna
(dekolorisasi) agar warna gula menjadi putih bersih. Granula karbon aktif dapat
berasal dari tulang hewan, tumbuhan atau batubara. Apabila menggunakan granula
karbon aktif yang berasal dari tulang hewan maka pastikan bukan berasal dari babi
atau cara penyembelihan hewan yang digunakan.

Apabila proses rafinasi (pemurnian) menggunakan resin pernukar ion yang


menggunakan gelatin maka harus dipastikan asal gelatin tersebut bukan berasal dari
babi atau hewan yang disembelih tidak sesuai syariat islam.

Selain itu apabila dalam proses pembuatan gula menggunakan produk mikrobial maka
harus dipastikan media yang digunakan adalah media yang halal dan tidak tercemar
najis.

Pemberian Rasa Asam

pengatur keasaman juga bisa bermasalah dari aspek kehalalan. Salah satunya
adalah asam sitrat. Karena asam sitrat merupakan produk mikrobial, sehingga
diproses secara mikrobial pula. Produsen bahan ini harus menggunakan media
pertumbuhan mikroba yang bebas dari bahan haram dan najis.

Pemberian Aroma

Perisa atau flavor adalah bahan tambahan pangan yang digunakan untuk


memberikan aroma dan rasa tertentu pada makanan atau minuman. Secara umum
perisa dibuat melalui pencampuran bahan-bahan kimia dan melalui
pencampuran flavor alami dengan aroma kimiawi. Potensi keharaman perisa dapat
disebabkan oleh karena pelarut, bahan dasar, atau bahan aditif yang digunakan. Dalam
beberapa kasus, penggunaan flavor dari bahan hewani masih ditemukan pada flavor
yang menggunakan formula lama.
Dari penggunaan flavor tersebut, mesti diperhatikan juga komponen
pembuatannya, salah satunya fusel oil. Fusel oil umumnya merupakan hasil samping
industri pembuatan minuman beralkohol, khususnya minuman keras yang dihasilkan
dari proses distilasi produk fermentasi alkohol. Karena diperoleh dengan
memanfaatkan hasil samping minuman beralkohol (khamar), maka fusel oil juga tidak
diperkenankan digunakan oleh umat Islam.
C. Aktivitas Kritis

HC Process Stage Halal and Preventive Monitoring Corrective


P Wholesome Measures Action (CA)
Risk
1 Penerimaan Bisa tidak Supplier Harus selalu Penyimpanan
Bahan Baku halal jika dari tersebut harus dicek dilakukan
supplier yang memiliki ketempat secara terpisah
tidak memiliki sertifikat halal supplier dengan bahan
sertifikat halal baku lainnya.
seperti ( gula,
pewarna, dll )
2 Proses Jika Memperhatika Pengontrola Dapat
pengolahan pengolahan n proses n proses membersihkan
air tidak benar pengolahanny tempat proses
dapat a. Serta agar tetap
terkontaminasi dipastikan steril, dan
benda asing bahan-bahan memperhatika
dan untuk n bahan yang
kontaminasi pengolahan digunakan
mikroba. air, terutama
proses pada karbon
diperlukan aktif yang
untuk digunakan
mendapatkan
kualitas air
yang
diinginkan,
antara lain:
klorinasi,
penambahan
kapur,
koagulasi,
sedimentasi,
filtrasi pasir,
penyaringan
dengan karbon
aktif, dan
demineralisasi
dengan ion
exchanger
3 karbondioksid Perlu Memperhatika Pengontrola Memperhatika
a diperhatikan n proses n proses n kemurnian
pada proses pengolahanny dari
karbondioksid a karbondioksid
a, gas a
karbondioksid
a dihasilakan
dari oksidasi
bilogi dari
substansi
makanan
4 Proses Pada proses Memperhatika Pengontrola Mengikuti
pembuatan pembuatan n proses n proses proses dengan
sirup sirup air yang pengolahanny standar yang
sudah a, dan karbon ditentukan
dicampur akti yang
dengan gula digunakan
kemudian
dilakukan pre
coating
dengan
menggunakan
karbon aktif
5 Proses Pada proses Perlu Pengontrola Selalu
pencampuran pencampuran dilakukan n proses membersihkan
produk dapat pengecekan alat
terkontaminasi alat
pencampuran
6 Pemurnian Pada proses Perlu dilakuka Pemantauan Mencarai
CO2 karbonasi, telusur pada terhadap supplier
CO2 yang saat proses supplier produksi yang
akan pemurnian tersebut sudah
dicampurkan untuk memiliki
sebelumnya memastikan sertifikat halal
perlu kehalalanny
dimurnikan. a.
Pada proses
bahan kimia
seperti kalium
permanganat
dapat
dipergunakan,
demikian juga
arang aktif.

7 Pengemasan Pada proses Dilakukan Pengontrola Mengikuti


pengemasan pengecekan, n proses proses dengan
ahrus dan telusur standar yang
diperhatikan bahan ditentukan
agar tidak pengemas
terjadi
kontaminasi,
serta
memastikan
bahan
kemasan aman
dan halal
Sumber:
Nuraeni, P. (2009). Proses produksi minuman berkarbonasi (magang di PT. coca cola
bottling Indonesia Central Java).

Anda mungkin juga menyukai