Anda di halaman 1dari 71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum Lapangan Pada Industri PT. Coca Cola Bottling

Indonesia

4.1.1 Proses Produksi

4.1.1.1 Pengadaaan bahan baku

Bahan baku merupakan bahan dasar untuk membuat suatu produk. Dalam

pengadaan barang baku di CCBI Southern Sumatera bekerja sama dengan

pihak supplier. Bahan baku yang digunakan di CCBI Southern Sumatera

terdiri dari bahan baku utama, bahan pendukung dan bahan pengemas.

Bahan baku yang digunakan dalam produksi terdiri dari bahan baku utama

dan bahan baku pendukung. Dalam penggunaan bahan baku yang digunakan

harus mendapatkan persetujuan dari PT. Coca-Cola Indonesia. Bahan baku

yang disuplai perusahaan harus ada sertifikat resmi sebagai jaminan bahwa

barang yang dikirim berkualitas baik. Untuk barang yang baru masuk harus

sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera memproduksi

minuman yang mengandung karbonasi dan minuman non karbonasi. Minuman

berkarbonasi yang diproduksi antara lain: Coca-Cola, Sprite, Fanta Stroberi,

dan Fanta Soda. Sedangkan minuman bukan karbonasi yaitu Teh (Frestea).
4.1.1.2 Bahan Baku Utama

1) Air

Sumber air yang digunakan pada PT CCBI Southern Sumatera berasal dari

3 sumber utama yaitu :

a. Air sumur bor (deep weel)

Air yang berasal dari sumur bor disebut air baku kemudian diolah

sehingga menjadi air lunak dan air lunak olahan. Air baku adalah air yang

belum mengalami pengolahan tetapi sudah ditambah dengan kaporit yang

digunakan untuk sanitasi lantai dan keperluan umum, air lunak adalah air

yang diturunkan tingkat kesadahannya yang kemudian digunakan untuk

proses pencucian botol. Selain itu air baku juga diolah menjadi air lunak

yang digunakan untuk pengolahan air berkarbonasi. air olahan diolah

kembali secara sempurna untuk menghilangkan kesadahan, sehingga

kesadahan air = 0 ppm, air ini digunakan untuk pembuatan Frestea.

Kedalaman dari sumur bor yakni 120 m yang di pompa dengan kapasitas

rata-rata 200 liter per menit. Air tersebut diuji diantaranya secara fisika,

kimia, dan mikrobiologi. Pengujian sifat air secara kimia meliputi

pengujian alkalinity ( P dan M alkalinity), pengujian total hardnes,

pengujian kadar klorin, pengujian Ca hardnes. Pengujian fisika meliputi

pengujian pH, pengujian turbidity, pengujian iron (besi), pengujian odor

(bau), pengujian taste (rasa), pengujian appearance (penampakan).

Pengujian mikrobiologi air meliputi total count dan bakteri. Pengujian

sumur meliputi pH (dengan syarat 6-8), M alkalinity, TDS, Turbidity

(dengan syarat < 5NTU)


b. Air Tirta Kreasi

Air tirta kreasi merupakan air yang berasal dari suplayer PT Tirta

Kreasi, air dari PT. Tirta Kreasi digunakan untuk pencucian botol

(washer), penghangat botol (warmer), air pendingin ( cooling tower ), dan

Pemakaian Umum ( general use ) yang sebelumnya telah dilakukan

pengolahan terlebih dahulu. Air tirta kreasi dilakukan pengujian yang

meliputi diantaranya pengujian Ph (dengan syarat 6-8), M alkalinity, TDS,

total clorine (dengan syarat 0 ppm), turbidity (dengan syarat <5 NTU).

c. Air Hujan

Air hujan ditampung menggunakan penampung air yang di alirkan

melalui talang-talang air bangunan yang di alirkan menuju tangki

penampungan air. Air hujan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air PT.

CCBI Southern Sumatera.

2) Gula

Gula berfungsi sebagai pemanis dalam minuman. Untuk memenuhi

kebutuhan gula, CCBI Southern Sumatera bekerja sama dengan suplayer yaitu

PT Sugar Labinta Lampung. Gula yang baru datang dari suplayer serta gula

yang sebelum digunakan untuk produksi dilakukan pengujian terlebih dahulu

untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan The Coca-Cola Company.

Gula pasir yang digunakan adalah gula jenis SHS-I (Sugar High Sucrosa I)

gula dengan kandungan utamanya Sukrosa. Gula yang dipakai adalah gula

pasir murni dengan kualitas yang baik. Gula ini diperoleh dari dari produsen
gula Labinta. Syarat gula yang dipakai Coca-Cola Bottling Indonesia Southern

Sumatera, berdasarkan dengan Certificate of Analisis adalah :

a. Kemasan : Baik dan utuh

b. Appearance : Kristal putih / granular

c. Taste ,odor : Bebas dari rasa bau asing

d. Color : Max. 35 IU

e. Bau sesudah pengawasan : Bebas dari bau asing

f. Kadar air : Max 0,4 %

g. Floc potential (10 th/days) : Negatif (-)

h. Microbiology test (every 5 th batch ) :

Total cont : < 200/10 gr

Yeast : <10/ 10 gr

Mold : <10/10 gr

i. Ash content : Max 0.015

j. Moisture content : Max 0,05

k. Invert sugar (%) : Max 0,0

3) Konsentrat

Konsentrat adalah inti sari/isi/bagian yang utama dari suatu bahan/zat. (Poe

rwadaminta, 1984). Tujuan utama dari penggunaan konsentrat adalah sebagai

pemberi flavour sekaligus aroma bagi minuman ringan yang diolah. (anonim

2002) Konsentrat merupakan bahan baku yang digunakan untuk bahan baku soft

drink. Konsentrat yang digunakan untuk produksi di Coca-Cola Bottling

Indonesia Southern Sumatera terdiri dari tiga bagian yaitu konsentrat yang

berbentuk cair, bubuk/kristal dan sebuk daun teh. Konsentrat yang berbentuk cair
dan bubuk/kristal didatangkan dari Coca-Cola Indonesia (CCI) yang berada di

daerah Cilangkap dan diimpor dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

sebagai penyalur resmi dari semua jenis produk minuman (Sprite, Coca -Cola,

Fanta, dan Frestea) ke seluruh plant yang ada di Indonesia. Sedangkan serbuk

/ daun teh didatangkan dari PT.Cakra Bandung. Daun teh yang digunakan ada

macam yaitu daun teh hitam dan daun teh hijau.Daun teh yang baru datang

kemudian disimpan didalam gudang khusus. Gudang daun teh menggunakan

sistem FEFO (firs expaired first out).

4) Gas CO2

Gas CO2 merupakan bahan baku yang penting untuk minuman yang

mengandung CO2 yang didatangkan dari PT.Petro Kimia. Pemeriksaan gas CO2

meliputi kebauan, aroma, warna dan kadar. Pengujian secara fisik terhadap CO2

antara lain kontainer atau tangki dilengkapi dengan segel, kran keluar tidak ada

bau asing.

4.1.2 Bahan Pendukung

4.1.2.1 Bahan pendukung pengolahan air

Bahan pendukung pengolahan air digunakan untuk pencucian botol dan

pengolahan limbah yakni diantaranta karbon aktif, klorin, Ca(OH)2/kapur,

besi, sulfat, pasir silica, Divo Al, Divo LE, caustic soda(NaOH), resin, kaporit,

aditif, pupuk urea dan TSP, sand filter dan NaCl selain bahan pendukung

pengolahan air bahan pendukung lainnya adalah bahan pendukung proses

produksi yaitu NH3/amoniak yang ada pada carbocooler yang digunakan untuk

mendinginkan produk.
4.1.2.2 Bahan Pengemas

Bahan pengemas digunakan dalam proses pengemasan produk yang meliputi

diantaranya :

1. Tutup Botol (crown)

Tutup Botol (crown) yang digunakan oleh CCBI Southern Sumatera

didatangkan dari supplier yaitu PT Lecap Seal Indonesia (LSI) dan PT

Ancol Terang Metal Printing Industries (ATMP). Pengujianya dilakukan

dengan mengamati diameter, berat, ketebalan, dan jumlah debu. Tutup

botol terdiri dari tutup botol dan tutup botol ulire. Jenis tutup botol

digunakan untuk menutup botol jenis gelas sedangkan jenis tutup botol

ulire untuk botol jenis plastic.

2. Botol

Botol merupakan kemasan utama yang digunakan dalam proses produksi.

Botol yang dipakai tidak semuanya baru karena diperoleh dari hasil

penarikan botol-botol bekas pakai yang berasal dari toko-toko sedangkan

Untuk preform di datangkan dari PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jakarta

Operation dan PT. Uniplast Indonesia Jakarta. Botol yang digunakan di PT

Coca-Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera terdiri dari 2 jenis, yaitu:

a. Returnable Glass Bottle (RGB)

Coca-Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera mendatangkan botol-

botol dari Jawa Timur dan dari Jakarta. PT Coca Cola Bottling

Indonesia Southern Sumatera memproduksi produk jenis Returnable

Glass Bottle (RGB) yang menggunakan botol gelas sebagai bahan


pengemas utama. Botol jenis RGB merupakan botol yang terbuat dari

kaca dan dapat digunakan kembali.

b. Botol PET (Polietilenena tereftalat) atau prefoam

Botol jenis PET atau prefoam didatangkan dari pihak suplaier PT Uni

Plast. Ukuran prefoam dibagi menjadi 2 yaitu ukuran 25 gram untuk botol

volume 425 ml dan 41 gram untuk botol volume 1-1,5 liter.Pengujian

pada botol dilakukan pada saat prefoam telah di blowing, pengujian

tersebut dilakukan secara fisik meliputi bibir botol, diameter botol,

volume botol, tinggi leher botol, keadaan fisik .

4.1.2.3 Krat

Peti krat digunakan untuk menyusun botol sehingga memudahkan proses

penyimpanan dan pengangkutan. Dilakukan pengujian secara visual apakah

sudah rusak atau masih baik untuk digunakan. Krat digunakan untuk

membantu memudahkan distribusi dan pengepakan serta penyimpanan

produk. Dalam satu peti krat berisi 24 botol minuman. Krat yang dimiliki

oleh Coca-Cola Bottling Indonesia ini memiliki warna khas yaitu merah.

Krat-krat digunakan kembali setelah mengalami proses pencucian pada krat

washer.

4.2 Proses Pengolahan

Terdapat beberapa proses pengolahan sampai pada produk siap dipasarkan,

diantaranya :

a. Proses pengolahan air (water treatment)

Proses pengolahan air pada PT CCBI souther Sumatera pada dasarnya

menggunakan system multiple barrier yakni proses pengolahan lebih dari


satu. Air yang diolah sebagai bahan baku produksi adalah air yang

bersumber dari sumur bor.

Air sebagai bahan baku produksi

Pada proses pengolahan air diolah menjadi dua bagian, petama

diolahmenjadi air olahan atau treated water sebagai bahan baku

pengolahan CSD dan pengolahan menjadi softner water sebagai bahan

baku pengolahan fresh tea.

Treated water untuk Carbonated Soft Drink (CSD)

Gambar 3.3 Bagan pengolahan air sumur Bor (Deep weel)

Reservoir

Sumur Bor Bak Holding Sand Filter


acelat tank
orr

Filter
Produksi CSD
Catri Carbon tank
de Semi
treate
d
Filter BAG
Resin tank

Produksi non
CSD
Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera

Air yang didapatkan dari air sumur bor (deep well) ditampung di dalam

bak reservoir reservoir dengan kapasitas 140.000 m3. Setelah itu air dari bak

reservoir kemudian dialirkan ke dalam tangki accelator dengan kapasitas 50.000


liter lalu diolah, didalam tangki accelator tersebut dilakukan penambahan FeSO4

5%, klorin (cl2) 5%, kaporit 5% dengan penambahan zat-zat tersebut akan terjadi

proses koagulasi flokulasi yaitu partikel yang terdispersi didalam air akan

berikatan dengan partikel yang lebih besar dan membentuk endapan/floc,

sehingga partikel yang telah mengendap tersebut turun dibawah permukaan tangki

dan tidak akan terbawa oleh air. Selain itu klorin disini juga berfungsi sebagai

antiseptik.

Air yang telah diproses pada bak acelator ditampung dalam holding tank dengan

kapasitas 2.400 m3 yang selanjutnya air ditransfer menuju sand filter, pada tangki

ini air disaring dengan menggunakan pasir silica yang berfungsi untuk

menyaring endapan-endapan yang masih terbawa oleh air, kemudian dari sand

filter air di transfer menuju tangki semi treated water I atau II dengan kapasitas

33.000 m3 yang masih mengandung klorin antara 1-3 ppm. Kemudian dari I dan

II. Di dalam tangki ini air difilterisasi agar terbebas dari bau, warna dan rasa serta

klorin yang masih ada. Kemudian air dilewatkan ke dalam penyaringan akhir

yaitu micron filter dengan ukuran 5 micron, setelah melewati micron filter air

telah siap digunakan untuk produksi sebagai bahan baku dalam Carbonated Soft

Drink (CSD) atau minuman yang mengandung karbon dioksida (CO2).

Selanjutnya untuk air lunak (softwater) air yang sudah ada dalam bak semi

treated I atau II dialirkan menuju resin tank untuk menurunkan tingkat kesadahan

sampai = 0 ppm, setelah air di alirkan menuju resin tank selanjutnya dialirkan

kembali menuju filter BAG untuk dengan ukuran 3 micron, setelah melewat
Gambar 3. Bagan pengolahan air tirta kreasi

Washer

Holding Tank Boiler /washer


Send Carbon Resin filter
Tirta
filter Filter HP compressor
Kreasi
Evacond + colling tower

Holding tank
Send filter

Air

Hujan Sanitasi

Kantin
General use
Msjid

Deep weel IV

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


Air yang berasal dari PT. Tirta Kreasi yang kemudian ditampung di holding tank

kemudian ditransfer ke sand filter yakni penyaringan dengan pasir silica dengan

tujuan menyaring pengotor dari air yang tidak terbawa dalam proses selanjunya.

Kemudian air di alirkan ke tangki carbon filter untuk disaring dengan karbon aktif

yang bertujuan untuk menghilangkan bau, rasa dan warna dari air. Selanjutnya air

dialirkan menuju resin filter dengan tujuan agar kation Ca, Mg, dan logam lain terikat

oleh resin sehingga total hardness kurang dari 100 ppm. Setelah air melewati resin

filter air ditampung dibak softner dan dilakukan penambahan klorin dengan kadar

antara 1-3 ppm dengan tujuan untuk menghilangkan bakteri. Air tirta kreasi

digunakan untuk pencucian botol (washer), penghangat botol (warmer), air pendingin

( cooling tower ), dan Pemakaian Umum ( general use ,

Untuk memenuhi kebutuhan air general use PT CCBI shoutrn Sumatera

menggunakan air hujan yang ditampung dalam penampungan air hujan yang dialirkan

menggunakan system perpipaan dengan volume bak penampung 30.000 m3. Air

hujan di tampung dalam bak penampung air hujan lalu dialirkan menuju holding tank

selanjutnya dialirkan menuju send filter untuk proses penyaringan kotoran didalam

air dengan pasir silica, air dapat langsung digunakan untuk penggunaan umum

(general use) yang dialirkan menuju kantin, masjid, dan untuk proses sanitasi. Pada

proses pengolahan air ini, air yang terdapat dalam holding tank bukan hanya air yang

bersumber dari air tirta kreasi dan air hujan saja namun juga bersumber dari air sumur

(deppwell IV) yang terdapat level control otomatis apabila level control dibawah 12,5

maka akan otomatis memompa air menuju holding tank.


b. Proses pembuatan syrup

Proses-proses selama pembuatan simple syrup:

1) Mixing simple syrup

a) Pelarutan gula

Pelarutan gula dilakukan pada tangki simple syrup dengan cara :

1. Menghitung kebutuhan air yang akan ditampung dengan perhitungan:


Volume air = x (100-kg gula)

2. Mengisi tangki dengan treated water sebanyak 4600 liter.

3. Menghidupkan mixer.

4. Menuang gula

Penuangan gula menggunakan saringan 1 medh :


Kg gula yang dituang = (100 )3

b) Filter bag micron

Simple sirup yang sudah jadi di alirkan menuju filter bag micron untuk

mendapatkan filtrate yang benar-benar bebas dari benda asing/foreign matter.

c) Sterilisasi

Setelah memulai filter micron maka sirup akan di sterilisasi dengan sinar ultra

violet. Tujuan dari sterilisasi adalah untuk membebaskan sirup dari

mikroorganisme yang mungkin tercampur dalam simple sirup.


d) Penampungan sirup

Berfungsi menampung sirup sebanyak 80% dari sirup yang akan di finishing

kemudian di mixer 5 menit setelah itu dilakukan pengecekan brix menggunakan

alat DMA. Menghitung volume penampungan sirup :


Volume tampung sirup= x 100

e) Finishing

1. Memasang saringan pada tangki yang akan digunakan untuk penuangan

concentrate.

2. Memasukan concentrate yang sebelumnya dicatat : Part, No batch, penggunakan

disesuaikan dengan sirup yang akan dibuat, penambahan concentrate dilakukan

dengan suhu 25-280c. Penambahan concentrate antara part 1 dengan part 2 harus

dilakukan mixing 15 menit agar larut sempurna.

3. Melakukan pengecekan derajat brix dan volume finish syrup.

4. Melakukan standarisasi brix dan volume finish syrup dengan menambahkan

treated water, dengan perhitungan volume finish syrup :

5. Melakukan pengecekan brix, volume dan taste (tes rasa/flavor)


6. Melanjutkan mixing, setelah volume rasa dan brix sesuai standar yang telah

ditetapkan untuk masing-masing flavor.

7. Finish syrup harus dibiarkan minimal 60 menit sebelum digunakan untuk

menghilangkan udara yang terlarut selama proses produksi.

f) Pembuatan sirup fresstea

Sterilisasi beverage fresteaTM dengan UHT

Setelah teh yang telah di olah dengan proses pencelupan dan ditambahkan

konsentrat cair selanjutnya adalah Sterilisasi beverage fresteaTM dengan UHT

Tujuannya untuk mensterilkan produk agar terbebas dari mikroba dengan Ultra

Hight Temperature (UHT). Dengan alur proses sebagai berikut :

1. Lewatkan Beverage FresteaTM dari tangki finish syrup ke UHT (Ultra Hight

Temperature).

2. Suhu Beverage FresteaTM di UHT dengan suhu 135-1400C.

3. Sebelum ditransfer ke filler, temperature beverage diturunkan menjadi 96-

1000C. Kemudian transfer Beverage FresteaTM ke mesin filler untuk dibotolkan.

4.3 Produksi minuman

Proses produksi minuman PT CCBI Southern Sumatera terdiri menjadi 2 line

yaitu line 1 untuk memproduksi minuman dengan kemasan Returnable Glass

Bottle (RGB) dan line 2 untuk memproduksi minuman dengan kemasan PET

(Polietilenena tereftalat).
a. Proses produksi pada Line 1 dengan kemasan Returnable Glass Bottle (RGB)

Proses produksi minuman PT CCBI Southern Sumatera dimulai dari proses

pencucian botol hingga pada proses pengisian minuman sampai produk

dikemas dalam botol.

4.3.1 Proses pencucian botol

PT CCBI Southern Sumatera memproduksi minuman dengan kemasan

Returnable Glass Bottle (RGB) merupakan kemasan dalam botol yang dapat

digunakan kembali. Hal tersebut memungkinkan adanya pencemaran atau

kontaminasi pada botol yang berasal dari pasaran. Oleh karena itu, sebelum

botol diisi dengan beverage maka botol harus dilakukan pencucian dengan

mesin washer.

a) Proses pencucian botol CSD

1. Botol-botol kosong dalam krat yang didatangkan dari gudang empeties di

loading untuk dimasukkan ke conveyer untuk dicuci di dalam mesin washer.

2. Botol melewati inspeksi awal atau pre inspeksion yang dilakukan secara

manual oleh petugas pre inspeksion yaitu menyeleksi atau memisahkan botol

yang tidak layak untuk di masukkan ke dalam mesin washer seperti botol

pecah, cacat, botol dengan jenis berbeda dan ukuran yang berbeda, botol yang

berkarat,serta memisahkan botol dengan benda asing dan lain-lain.


3. Botol yang lolos pre inspeksion masuk ke mesin un caser yaitu mesin yang

digunakan untuk memindahkan botol dari krat ke dalam conveyer.

4. Kemudian botol masuk ke dalam mesin washer, didalam mesin washer botol

di cuci dengan melalui 7 tahapan.

5. Pada tahap awal botol masuk ke dalam pre heat rinse yaitu pencucian awal,

botol di semprot dengan menggunakan nozzle air softener dengan tekanan

antara 1-2 bar dan suhu 500C yang bertujuan untuk membuang kotoran dan

debu yang berada di luar botol dan di dalam botol.

6. Tahap kedua botol masuk kedalam compartemen 1, botol direndam dengan

larutan caustic soda (NaOH) dengan kadar 1-1,5% pada suhu 50-600C fungsi

caustic soda sebagai deterjen .

7. Kemudian botol masuk ke dalam compartemen 2, disini botol mendapat

perlakuan sama dengan compartemen 1 tetapi di compartemen 2 lebih besar

dari compartemen 1 dan dengan suhu 60-700C selama 5 menit dengan

tekanan 1-2 bar dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran yang masih

menempel dan susah dihilangkan pada botol.

8. Pada tahap ke empat botol masuk ke warm water yaitu botol direndam dengan

air softener selama 6 menit dengan suhu 50-550C.

9. Kemudian botol masuk ke semi final 1, botol disemprot dengan air softener

pada suhu 30-400C dengan menggunakan nozzle bertujuan membersihkan

larutan caustic soda pada botol.


10. Tahap ke enam botol melewati semi final 2, botol di semprot dengan air

softener pada suhu 30-350C dengan menggunakan nozzle dengan tujuan

menghilangkan caustic soda pada botol.

11. Pada tahap akhir atau tahap final rinse yakni botol dibilas dengan

menggunakan air softener dengan suhu 25-300C.

b) Proses pencucian botol FresteaTM

Pada dasarnya proses pencucian pada CSD dan Frestea sama, yang

membedakan hanya suhunya yang tinggi, pada Frestea suhu pada

compartemen 1 antara 60-700C dan pada compartemen II antara 70-80% ,

sedangkan suhu pada warm water antara 70-800C, semi final I antara 65-800C,

pada semi final II 75-850C dengan suhu pada final rinse adalah 900C.

Pencucian botol FresteaTM menggunakan suhu tinggi dimaksudkan agar botol

dalam keadaan steril( suhu botol 900C. Hal ini dikarenakan produk

FresteaTM rentan terhadap mikroorganisme.

4.3.2 Proses pengisian minuman

Setelah botol-botol selesai dicuci di dalam mesin washer dan memenuhi

syarat pengujian residu caustic, botol-botol tersebut akan masuk ke ruang

inspeksi yang disebut empty bottle inspection, disini botol amati oleh petugas

inspeksi, botol-botol yang tidak memenuhi syarat dengan kriteria:

- Botol berkarat

- Botol pecah pada bagian bibir, badan maupun dasar botol

- Botol yang terdapat kotoran atau noda.


Di alihkan menuju ban berjalan yang selanjutnya di lakukan pencucian ulang

untuk botol yang masih belum bersih.

Setelah botol lolos dari tempat inspeksi maka botol tersebut siap untuk diisi

dengan beverage dalam ruangan filler. Sistem pengisian minuman di CCBI

Southern Sumatera dibagi menjadi dua bagian yaitu Cool filling (pengisian

dingin) digunakan untuk pengisian minuman produk CSD meliputi Coca-

cola, Sprite, Fanta , dan Hot filling (pengisian panas) dengan suhu 95-

980C digunakan untuk produk FresteaTM.

1. Cool filling (pengisian dingin) untuk pengisian minuman produk CSD.

Sebelum beverage mengalami proses pengisian maka terlebih dahulu

dilakukan pencampuran antara finish syrup dan treated water dicampur di

flow mix tank dan selanjutnya campuran tersebut dipompa menuju

carbocooler tank. Dalam carbocooler terdapat pipa-pipa cooling plate untuk

mengalirkan amoniak dan di dalam carbocooler di injeksikan CO2, sehingga

temperatur sekitar carbocooler dingin yaitu sekitar 4-100C. Setelah beverage

menjadi dingin, gas CO2 berubah menjadi cair, perubahan tersebut akan

mempercepat reaksi antara CO2 dengan beverage, dari carbocooler, beverage

tersebut ditransfer ke mesin filler atau mesin pengisian minuman.


Setelah proses pengisian minuman selesai maka produk masuk ke mesin

penutup atau crowner. Setelah botol di tutup, botol melewati area spray yaitu

botol disemprot dengan air treated water dengan tujuan menghilangkan

beverage yang mengenai/melekat bagian luar botol pada saat pengisian

minuman, setelah itu botol diberi date code secara otomatis, date code

diberikan dileher botol. Kemudian produk melewati full inspection disini

produk yang telah berisi minuman diinspeksi oleh petugas, produk yang tidak

memenuhi standar diambil misalnya isinya melebihi atau kurang dari standar,

produk yang tidak ada date codenya. Setelah produk lolos dari full inspection

produk-produk tersebut memasuki mesin case packer disini produk

dipindahkan dari conveyer dan dimasukkan kedalam krat dan kemudian

disusun dalam pallet disimpan dalam gudang penyimpanan.

2. Proses pengisian FresteaTM

Setelah finish syrup dialirkan ke UHT dengan suhu 135-1400C untuk

disterilkan, kemudian beverage ditransfer kedalam filler, botol yang telah

dicuci dan telah lolos inspeksi diisi dengan beverage pada filler kemudian

botol ditutup dengan mesin crowner. Setelah botol ditutup produk melewati

proses yang sama seperti pada CSD.

Proses Produksi Minuman pada Line 2 :

Alur proses produksi:


Prefoam loader prefoam sillow comvayor elevator oriental

heating nodule blowing module (preblowing dan final blowing)

base spray sensor open filling valve filler capper comvayer

air knife Codding mesin warmer blower air knife mesin

label String wrap

Proses produksi pada Line 2 menggunakan bahan PET (Polietilenena

tereftalat) atau prefoam. Selain dari PT. Coca cola Amatil Indonesia bahan

prefoam juga didapat dari pihak ketiga yaitu PT. Uniplas dan PT. Honchuan

dan di simpan di prefoam loader sebelum digunakan. Prefoam sillow yaitu

untuk mengarahkan bahan prefoam ke alat convayer elevatororiental yang

kemudian menuju alat heating nodule. Heating nodule merupakan alat yang

memanaskan prefoam selama sekitar 5 menit dengan suhu 960-980C. Sesudah

bahan prefoam di panaskan lalu masuk kedalam alat blowing module. Pada alat

blowing nodule terdapat dua proses yaitu preblowing dan final blowing. Proses

preblowing adalah proses memberikan tekanan kepada prefoam dengan

tekanan kecil yaitu 9-10 bar. Sedangkan proses final blowing adalah proses

memberikan tekanan kepada prefoam dengan tekanan besar yaitu 28-30 bar.

Prefoam yang sudah melewati proses final blowing sudah terbentuk menjadi

botol plastik yang dapat di produksi. Setelah prefoam terbentuk menjadi botol

plastik kemudian botol plastik di bilas pada bagian bawah botol agar dingin.

Proses pembilasan botol pada bagian bawah disebut base spray. Botol plastik

yang sudah dibilas kemudian melalui alat sensor open filling valve yang
kemudian menuju alat filler. Alat filler adalah alat yang berfungsi untuk

mengisi botol plastik dengan beverage (campuran antara air, koncentrat dan

gas). Lalu botol ditutup menggunakan alat capper. Setelah botol plastik

tertutup kemudian divakum dengan alat convayer air knife agar didalam botol

tidak terdapat udara. Setelah itu botol melewati alat codding. Codding adalah

alat yang berfungsi memberikan code produksi dan tanggal kadaluarsa. Lalu

botol plastik masuk kedalam mesin warmer. Di dalam mesin warmer botol

plastik hanya di semprot dengan air hangat yang bersumber dari row water

dengan suhu 35-400c selama 10-15 menit untuk membersihkan sisa beverage

yang tersisa pada bagian luar botol. Sebelum botol d packing botol plastik

diberi label dengan mesin label. Lalu botol di susun

Dalam satu wrap 12 botol lalu di bungkus menggunakan strim pilm selanjutnya

melalui proses string wrap untuk menyatukan kemasan agar memudahkan

dalam pemasaran.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai proses produksi maka dapat diperhatikan

diagram dibawah ini :

A. KEDATANGAN MATERIAL

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


A. UTILITY ( UDARA, STEAM, NH3 dan CO2 )

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


B. PENGOLAHAN AIR PRODUK

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


C. PENGOLAHAN SOFTWATER .

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


D. PENCUCIAN BOTOL CSD

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


E. PENCUCIAN BOTOL FRESTEA

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


F. PEMBUATAN FINAL SYRUP CSD / SPARKLING

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


G. PEMBUATAN FINAL BEVERAGE FRESTEA / STILL BEVERAGE

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


H. PEMBUATAN MINUMAN CSD / SPARKLING

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


I. PEMBUATAN MINUMAN FRESTEA / STILL BEVERAGE

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


J. PEMBUATAN MINUMAN CSD PET

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


Berdasarkan diagram diatas maka dapat diketahui timbulan limbah hasil produksi

sebagai berikut :

Proses pengolahan dan penanganan limbah

Limbah yang dihasilkan oleh Coca Cola Bottling Indonesia Southern

Sumatera dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan adalah pada saat proses preinfection

limbah yang dihasilkan adalah general waste berupa sampah plastik dan

lainnya yang terbawa pada krat yang diambil dari pasaran, selain itu juga

terdapat limbah pecahan botol , tutup botol, kardus, krat yang tidak

layak digunakan, kaleng, botol plastik, pipet dan ampas teh, yang

terbentuk pada saat proses pembuatan final beverage fresstea.

2. Limbah cair

Limbah cair dihasilkan dari sisa proses produksi, sisa CIP (clean in

pleace), sisa proses produksi yang berasal dari proses pencucian botol,

proses sanitasi, produk riject dan pembersihan peralatan ruangan

3. Limbah B3

Limbah B3 yang dihasilkan adalah pada saat proses pelumasan mesin.

Timbulan limbah terbentuk dari hasil sisa produksi line 1 dan line 2

Timbulan limbah yang terbentuk menjadi 3 yakni limbah cair, B3 dan

limbah padat, timbulan limbah diantaranya sebagai berikut :


Tabel 7. Timbulan limbah line 2

No Limbah Jenis Keterangan


1. Botol reject & reject Padat Botol reject dan reject preform adalah
preform botol yang gagal melalui proses blow
mold
2. Reject Tutup Padat Biasanya terbentuk pada saat proses
botol/closure penutupan tutup botol yang terjatuh
tidak dapat digunakan kembali
3. Sisa pemotongan Padat sisa pemotongan pemeriksaan bitch,
botol pemeriksaan base, label, pinch, dan top diperiksa
bitch, base, label, selama 2 jam sekali
pinch dan top
4. Limbah oli B3 Limbah B3 berasal dari sisa-sisa
pelumasan mesin/gearbox
5. limbah sisa sanitasi cair Limbah sisa sanitasi pemberisihan
ruang produksi dialirkan menuju IPAL
melalui drainase
6. Limbah sisa CIP Cair Limbah sisa CIP dialirkan menuju
(clean in pleace) IPAL melalui drainase
7. Limbah reject Cair Limbah sirup yang berasal dari botol
beverage riject dibuang melalui drainase
dialirkan menuju IPAL
Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera

Tabel 8. Timbulan limbah line 1

No Limbah Jenis Keterangan


1. Botol reject (botol Padat Botol reject adalah botol yang
gelas) pecah dari pasaran atau pecah saat
proses pencucian botol, dan botol
yang berkarat yang tidak layak
digunakan kembali.
2. Limbah plastic/pipet Padat Limbah berasal dari botol-botol
yang ditarik dari pasaran.
3. Limbah oli B3 Limbah B3 berasal dari sisa-sisa
pelumasan mesin/gearbox, atau
saat mentainance (perbaikan)
4. limbah sisa sanitasi cair Limbah sisa sanitasi pemberisihan
ruang produksi dialirkan menuju
IPAL melalui drainase
6. Limbah sisa CIP Cair Limbah sisa CIP dialirkan menuju
(clean in pleace) IPAL melalui drainase
7. ampas the Padat Ampas sisa pembuatan fresstea
Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumate
4.4 Proses pembersihan

4.4.1 Cleaning dan Sanitasi

Cleaning dan sanitasi yang dilakukan CCBI Southeren Sumatra adalah

sanitasi lapangan, ruang serta peralatan.

a. Cleaning ruang produksi dan ruang sirup

Tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan Cleaning dan sanitasi

adalah mempersiapkan alat dan bahan seperti klorin, detergent, dan

peralatan kebersihan. Pada ruang produksi dilakukan pembersihan

dengan cara menyapu ruangan untuk mehilangkan sisa produksi seperti

pecahan botol dan kotoran lainnya, dilanjutkan dengan menyiram

ruangan dengan air bersih baik pada lantai maupun dinding ruangan.

Lantai kemudian disikat dengan menggunakan larutan detergent hingga

merata , dan selanjutnya dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin

dan disiram dengan air bersih, kemudian ruang di fogging dengan larutan

ozon untuk membebaskan ruangan dari bakteri yang tersisa untuk proses

produksi fresstea.

b. Cleaning dan sanitasi pergantian produk

Setiap pergantian produk maka dilakukan sanitasi terlebih dahulu dengan

tujuan agar rasa, bau dan warna produk satu dengan produk yang lain

tidak tercampur.
1) Cleaning 5 tahap

Tahap sanitasi 5 langkah ini dilakukan bila pergantian produk dari

produk Fanta ke Sprite, dari produk Coca-cola ke produk Sprite dan

dari produk Coca-cola ke produk Fanta.

Prosedur :

Bilas peralatan dengan treated water selama 10 menit.

Kemudian sirkulasi dengan larutan caustic selama 15 menit.

Bilas kembali dengan treated water hingga residu caustic

hilang selama 10 menit.

Sirkulasi dengan larutan klorin 50 ppm selama 30 menit.

Dan bilas dengan treated water selama 10 menit sampai klorin

hilang.

2) Cleaning 3 langkah

Tahap sanitasi 3 langkah ini dilakukan apa bila pergantian produk

dari produk Sprite ke Fanta.

Prosedur :

Siram area dengan treated water selama 10 menit.

Bilas dengan larutan caustic dengan konsentrasi 1% selama 15

menit.

Bilas dengan treated water selama 10 menit.


4.5 Penjaminan mutu produk

4.5.1 Quality assurance (QA)

Quality Assurance merupakan kegiatan dari Technical Operation Logistic

yang bertugas menjamin serta mengawasi mutu dan mengadakan pengujian

terhadap kualitas baik bahan baku, proses produksi maupun pengujian pada

produk jadi agar sesuai dengan standar yang ditetapkan di The Coca-Cola

Bottling Company.

Quality assurance dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

4.5.2 Quality Assurance internal

Memiliki tugas untuk melakukan pengawasan terhadap produk yaitu

proses control mulai dari bahan baku produk, produk antara, produk

ruahan, hingga produk jadi serta menjamin mutu produk yang sudah

terjadi sesuai dengan standar The Coca-Cola Bottling Company.

a. Quality Assurance eksternal

QA eksternal mengaasi mutu produk yang ada beredar di pasaran, baik

produk dalam botol, kaleng, plastik dan produk posmik serta mengawasi

barang masuk dan keluar. Pengawasan mutu eksternal juga dilakukan

selama proses distribusi produk dari pabrik sampai ke tangan konsumen.

Pengujian pengujian yang dilakukan oleh Quality Assurance meliputi

dari pengujian bahan baku, proses pengolahan sampai menghasilkan

produk jadi, diantaranya :


a. Pengujian air

1. Pengujian alkalinity air, tujuannya adalah untuk menetapkan

alkali kadar air.

2. Pengujian pH air, tujuannya untuk mengetahu pH air.

3. Pengujian calcium hardness (Ca hardness), tujuannya untuk

menetapkan kadar kalsium pada air.

4. Pengujian total hardness, tujuannya untuk menetapkan proses

pengukuran pH air atau kesadaran air.

5. Pengujian turbinity air, tujuannay untuk mengetahui kekeruhan

dari air.

6. Pengujian kadar klorin, tujuannya untuk menetapkan kadar klorin.

7. Pengujian Appearance (penampakan)

8. Pengujian odor (bau)

9. Pengukuran konsentrasi iron (besi), tujuannya untuk menetapka

kadar iron dalam air.

10. Pengujian total disolove solid (TDS), tujuannya untuk

mengetahui kandungan padatan yang terlarut dalam air.

11. Pengujian taste air

12. Pengujian kadar klorit pada air

b. Pengujian gula

1. Pengujian air gula

2. Pengujian turbidity gula

3. Pengujian rasa gula

4. Pengujian appearance dan odor( bau)


c. Pengujian gas Co2

1. Pengujian kemurnian Co2, tujuannya untuk menghindarkan

terkontaminasinya gas Co2 dari gas lain yang tidak diharapkan.

2. Pengujian penampakan, bau dan rasa Co2 .

d. Pengujian simple syrup dan finish syrup

1. Pengujian pH

2. Pengujian brix simple syrup dan finish syrup, tujuannya untuk

mendapatkan brix yang memenuhi standar.

3. Pengujian appearance simple syrup, untuk menjamin bahwa tidak

ada material lain didalam syrup.

4. Pengujian bau simple syrup.

5. Pengujian rasa simple syrup dan finish syrup.

e. Pengujian ekstrak teh

1. Pengujian brix ekstrak teh, untuk memastikan agar brix ekstrak

sesuai dengan standar.

2. Pengujian kadar tannin pada ekstrak teh dan produk frestea,

untuk memastikan kadar tannin tidak kurang dari standar yang

telah dilakukan.

3. Pengujian pH ekstrak teh dan produk, untuk memastikan agar pH

sesuai dengan standar.

4. Pengujian bau dan ekstrak teh pada produk frstea.

f. Pengujian finish produk

1. Pengujian vacum Frestea, tujuannya agar vacum (kehampaan gas)

pada produk jadi memenuhi standar


2. Pengujian temperature produk Frestea, agar temperature sesuai

dengan standar.

3. Pengujian brix finish produk CSD, untuk memastikan brix produk

memenuhi standar

4. Pengujian gas volume produk CSD, untuk memastikian bahwa

gas volume yang terdapat pada sampel memenuhi syarat.

5. Pengujian crimping produk, adalah untuk mendapat tutup botol

sesuai standar.

6. Pengujian crown final produk, untuk memastikan crown final

produk memenuhi standar.

7. Pengujian date coding, untuk memastikan data coding pada final

produk memenuhi standar.

8. Pengujian penampakan, bau, dan rasa produk agar rasa bau dan

penampakan dari produk tidak menyimpang dari standar.

9. Pengujian net content produk, untuk memastikan isi bersih dari

produk sesuai dengan standar.

4.6 Pengemasan dan penyimpanan produk akhir

a. Pengemasan produk akhir

Sebelum proses pengemasan, dilakukan persiapan peralatan yang akan

digunakan dalam proses pengemasan seperti krat, pallet, dan forklift.

Produk jadi atau produk full yang telah melewati full inspector dan

berada diatas full conveyor, produk yang dikemas dan dimasukkan dalam

krat tersusun diatas pallet dengan susunan berbentuk staffel bata mati,

dengan alat yang bernama case paker, disusun diatas pallet diangkat
dengan forklift dan disimpan dalam gudang penyimpanan untuk produk

yang diproduksi oleh CCBI Southern Sumatra digunakan jenis kemasan

plastic atau krat.

b. Penyimpanan produk akhir

Sebagai tindak lanjut produk jadi yang telah dikemas maka dilakukan

penyimpanan produk pada gudang full. Untuk mempermudah

perhitungan stok, dan memudahkan dalam melayani kebutuhan maka

penyimpanan produk jadi didalam gudang berdasarkan atas jenis dan

ukuran dari masing-masing produk.

System pengeluran produk dari gudang full menggunakan system FEFO

(First Expired First Out), yaitu produk yang jadi dengan code lebih

dahulu dikeluarkan dari gudang terlebih dahulu. System ini dimaksudkan

agar tidak terjadi penyimpanan produk terlalu lama, yang dapat

mengakibatkan produk melewati tanggal best before. PT.Coca-Cola

Bottling Indonesia Southren Sumatera juga memasok produk produk

minuman lainnya dari Cibitung dengan berbagai kemasan seperti botol,

kaleng, botol plastic, RGB untuk dipasarkan diberbagai sale center.

Produk yang datang dari Cibitung diperiksa terlebih dahulu sebelum

disimpan didalam gudang dan dipasarkan. System produksinya sama

yaitu dengan menggunakan FEFO( First Expaired First Out).

4.7 Penanganan terhadap produk yang beredar

Apabila ada keluhan dari pihak konsumen, produk jadi yang telah

beredar akan dilakukan penarikan kembali, terutama dari sales center dan
dister. Penarikan produk akan diterima langsung oleh pihak Quality

Assurance dan masuk kedalam stock gudang dan akan di cek jumlah

produk lalu pihak Quality Assurance akan melakukan analisa apakah

produk tersebut dijual kembali atau tidak. Apabila produk tersebut dapat

dijual kembali maka produk tersebut akan langsung diserahkan ke gudang,

jika tidak maka akan langsung dimusnahkan


4.8 IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Gambar 4.8 Bagan pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah

Inlet 1 m3 10 m3 Oil interceptor tank Equalization/ belance


tank 156m3

Caustic Fish pond/Bio Aeration tank Sludge Holding Tank


Secondary clarifier
blowdown indicator 2.8 1.248m3 145m3
180 m3
65m3 m3
Effluent to sand filter
Activated Activated sludge
sludge RAS tank 14m3
EFFLUENT TO
Sand filter
RIVER
sludge
Sand drying sludge Scum tank 6m 3

bad 312m3

Dry sludge to TPA

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


4.8.1 Proses pengolahan instalasi pengolahan air limbah :

Limbah yang dihasilkan dari proses-proses tersebut diatas dialirkan ke bak

inlet water washer. Di dalam bak inlet terdapat saringan/screen yang berfungsi

memisahkan limbah cair dari padatan kasar yang masih ada seperti tutup botol dan

pipet. Bak inlet dibersihkan dari kotoran setiap screen penuh oleh padatan kasar.

Terdapat dua saluran di dalam bak inlet yaitu Caustic Blowdown dan bak

penampung 3m3. Limbah yang dihasilkan dari proses pencucian botol-botol isi ulang

atau disebut reklamasi yang merupakan limbah yang mengandung caustik ini di

salurkan ke caustic blowdown. Caustic blowdown adalah pembuangan limbah cair

secara berkala agar pemekatan limbah cair dapat stabil serta untuk membuang

lumpur-lumpur yang tidak terlarut dan lumpur kapur. Sedangkan untuk limbah cair

dari proses sanitasi, clening peralatan dan kantin di salurkan ke bak penampung 3m3.

Limbah cair dari bak penampung 3m3 dialirkan ke bak penmpung 10m3 kemudian

dialirkan kembali ke oil interceptor tank. Oil interceptor tank berfungsi untuk

memisahkan minyak dari air,sehingga minyak tidak menggumpal dan membeku di

pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat.Di dalam oil interceptor tank

terdapat alat oil belt. Kemudian limbah disalurkan kedalam bak ekualisasi. Bak

ekualisasi mempunyai fungsi menstabilkan polutan air limbah sehingga dapat stabil

sebelum masuk ke bak aerasi dan dapat mengatur kuantitas air buangan stabil yang

masuk ke bak aerasi. Limbah yang terdapat di caustic blowdown di diamkan lalu di

campur dengan limbah yang masuk dari oil interceptor tank secara bertahap. Setelah

semua limbah di campur menjadi satu ke dalam bak ekualisasi kemudian di salurkan
ke dalam Sludge holding tank atau bak sedimentasi. Di dalam bak sedimentasi

terdapat proses pemisahan padatan yang terkandung dalam oleh gaya gravitasi, pada

umumnya proses di bak sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi

dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi

lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat.

Limbah yang sudah di proses di dalam bak sedimentasi kemudian di salurkan ke bak

aerasi. Di dalam bak aerasi terjadi proses pengolahan dimana air dibuat mengalami

kontak erat dengan udara dengan tujuan meningkatkan kandungan oksigen dalam air

tersebut. Fungsi bak aerasi melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan

kadar oksigen terlarut dalam air dan melepaskan kandungan gas-gas yang terlarut

dalam air. Aerasi dapat dipergunakan untuk menghilangkan kandungan gas terlarut,

oksidasi besi dan mangan dalam air, mereduksi ammonia dalam air melalui proses

nitrifikasi.

Proses yang selanjutnya adalah limbah yang di dalam bak aerasi di salurkan ke

secondary clarifier merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem activated sludge.

Di dalam secondary clarifier terdapat lumpur lalu lumpur di alirkan ke dalam Return

Activated Sludge (RAS) tank. Konsentrasi padatan return activated sludge tank

adalah fungsi dari ratio pengembalian lumpur. Fungsi kedua adalah menyimpan

endapan beberapa waktu tertentu, jika clarifier gagal dalam berbagai fungsi

tersebut, maka kerja dari proses biologis mungkin akan terpengaruh. Juga karena

batas angkut padatan, hasil keluaran (effluent) mungkin tidak memenuhi persyaratan.

Lalu lumpur di alirkan kembali ke bak aerasi dan ada yang ke bak sand drying bath
(bak pasir kering). Limbah yang di alirkan ke dalam sand drying bath sudah bersifat

padat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Sedangkan air limbah yang

berada di atas lumpur di alirkan ke sand filter (penyaring pasir) yang kemudian diuji

ke dalam bak bioindicator dengan menggunakan indikator ikan Mas dan ikan Nila

sebagai indicator awal. Kemudian limbah di alirkan ke sungai.

4.8.2 Hasil Pemeriksaan Limbah Cair

Hasil pemeriksaan limbah cair oleh Badan Riset dan Standarisasi Daerah

BARISTAND Bandar Lampung pada tanggal 23 November 2016 sebagai

berikut :

Tabel 9. Inlet Limbah Cair

No. Parameter Satuan Metode uji Hasil uji


1 pH - SNI 06-6989.11-2004 7,82
2 Zat Padat Mg/L SNI 06-6989.3-2004 161
Tersuspensii
(TSS)
3 BOD5 Mg/L SNI 06-6989.72-2009 168
4 COD Mg/L IK-02 (Spektofotometri) 681
HACH
5 Miyak lemak Mg/L IK 06/LC/BRSBL 2,50
(Garvimetri)

Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera


Tabel 10. Outlet Limbah

No. Parameter Satuan Metode uji Hasil uji


1 pH - SNI 06-6989.11-2004 7,84
2 Zat Padat mg/l SNI 06-6989.3-2004 7
Tersuspensii
(TSS)
3 BOD5 mg/l SNI 06-6989.72-2009 <1
4 COD mg/l IK-02 (Spektofotometri) 2
HACH
5 Miyak lemak mg/l IK 06/LC/BRSBL 0,30
(Garvimetri)

6 Nitrogen Total mg/l IK 14/LC/BRSBL 8,0


(N-Total) (Persulfate Diquestion)
7 Phospat mg/l IK 12/LC/BRSBL 8,89
(Ascorbic Acid)
Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera

4.9 ISO yang dipenuhi PT Coca Cola

ISO adalah berasal dari bahasa Yunani yang berarti sama (Suardi 2003).

Pertama kali ISO didirikan di Jenewa, Swiss pada tahun 1747. ISO merupakan

singkatan dari International Organizator for Standarrdization. Dibawa ini merupakan

ISO yang diikuti oleh perusahaan Coca Cola. PT Coca-Cola Bottling Indonesia

Shoutrn Sumatera menjamin pelaksanaan:

KORe (Coca-Cola Operating Requirement)

ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Kualitas)

SNI 01-3553-2006 (Standar Nasional Indonesia - Amdk)

ISO 22000:2005 (Sistem Manajemen Keamanan Pangan)


PAS 220:2008 (Good Manufacturing Practice)

ISO 14001:2004 (Sistem Manajemen Lingkungan)

SMK3 (Sistem Manajemen Keselmatan dan Kesehatan Kerja)

OHSAS 18001:2007 (Sistem Manajemen Keselmatan dan Kesehatan Kerja)

SJH (Sistem Jaminan Halal)

4.9.1 Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) PT. Coca Cola Southrn Sumatera

Perusahaan menjamin pekerjanya dengan OHS (Oficicin Health Safety) yang

bertugas sebagai polisi perusahaan yang memastikan bahwa lingkungan kerja,

kesehatan dan keamanan sumber daya manusia terlindungi.

Budaya safety menjadi budaya perusahaan, seperti mengutamakan kualitas

produk dan selalu melakukan pekerjaan dengan dianalisis terlebih dahulu seperti

menganalisis resiko dan cara mengatasinya agar jangan sampai menimbukan

kecelakaan kerja. Selain itu budaya safety juga dilakukan pada K3 yang Pelaksanaan

Sistem manajemen kualitas, keamanan pangan, lingkungan, K3 serta sistem jaminan

halal sehingga perusaahan akan meningkatkan :

a) Perlindungan terhadap konsumen tentang kualitas, kemanan dan kehalalan

produk

b) Perlindungan terhadap pekerja dan tamu tentang keamanan tempat dan

aktifitas kerja

c) Perlindungan terhadap pekerja, tamu serta masyarakat sekitar tentang

produksi yang ramah lingkungan

d) Pemenuhan terhadap persyaratan, peraturan dan perundangan yang berlaku


Selain itu ada Safety food (BPPOM), pengolah limbah (BLH), pengelolaan

lingkungan. Perusahaan Coca-cola berusaha memenuhi semua safety yang terkait di

audit agar dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas.

4.10 DATA KHUSUS

4.10.1 Pencahayaan

Pencahayaan dan kebisingan merupakan salah satu komponen yang tidak

terlepaskan berdasarkan variable pemeriksaan kesehatan lingkungan pada

lokasi indutri, kebisingan dan pencahayaan yang kurang merupakan suatu

masalah yang harus ditangani secara serius dan berkesinambungan. Suara

yang bising, temperatur yang panas getaran dan pencahayaan yang kurang di

dalam tempat kerja merupakan salah satu sumber yang mengakibatkan

tekanan kerja dan penurunan produktivitas kerja.

Tabel 11. Hasil Pengukuran Pencahayaan

No Lokasi Hasil Standar Keterangan


1 Pos satpam 221 lux 100 lux Memenuhi syarat
2 Water Treatment 55,4 lux 100 lux Belum memenuhi
syarat
3 Masjid 221,9 lux 100 lux Memenuhi syarat
4 Ruang HRD 1 80,35 lux 100 lux Belum memenuhi
syarat
5 Kantin 111,9 lux 100 lux Memenuhi syarat
6 Loker 188 lux 100 lux Memenuhi syarat
7 Finance 314,5 lux 100 lux Memenuhi syarat
8 Tehnical logistik 149,4 lux 100 lux Memenuhi syarat
9 Lab Line 1 135,6 lux 100 lux Memenuhi syarat
10 Lab Line 2 189,25 lux 100 lux Memenuhi syarat
11 Ruang penerimaan 111,6 lux 100 lux Memenuhi syarat
12 Ruang HRD 2 100 lux 100 lux Memenuhi syarat
13 Ruang Personalia 134,8 lux 100 lux Memenuhi syarat
Sumber : Hasil Pengukuran

Tabel 12. Pencahayaan yang di anjurkan

Jenis kegiatan Tingkat pencahayaan Keterangan


maksimal (lux)
Pekerjaan kasar 100 Ruang penyimpanan & ruang
dan tidak terus peralatan/instalasi yang kontinyu
menerus
Pekerjaan kasar & 200 Pekerjaan dengan mesin dan
terus menerus perakitan kasar
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol,
pekerjaan mesin &
perakitan/penyusunan
Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar, tau bekerja
halus dengan mesin kantor, pekerja
memeriksa atau pekerjaan dengan
mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemeriksaan
tekstil, pekerjaan mesin halus, dan
mesin halus
Pekerjaan amat 1500 tidak Mengukir dengan tangan,
halus menimbulkan bayangan pemeriksaan pekerjaan mesin, dan
pekerjaan yang sangat halus

Pekerjaan 3000 tidak Pemeriksaan pekerjaan perakitan


terperinci menimbulkan bayangan yang sangat halus
Sumber : (Permenkes No. 1405 Tentang Kesehatan Lingkungan Kerja dan

Industri).
Tabel 13. Hasil Pengukuran Kebisingan

No Lokasi Hasil Standar Keterangan


1 Pos satpam 59,55 dB 85 dB Memenuhi
syarat
2 Water Treatment 63,2 dB 85 dB Memenuhi
syarat
3 Masjid 55 dB 85 dB Memenuhi
syarat
4 Ruang HRD 1 50,56 dB 85 dB Memenuhi
syarat
5 Kantin 59,34 dB 85 dB Memenuhi
syarat
6 Loker 57,37 dB 85 dB Memenuhi
syarat
7 Finance 47,93 dB 85 dB Memenuhi
syarat
8 Tehnical logistik 51,78 dB 85 dB Memenuhi
syarat
9 Lab Line 1 68,84 dB 85 dB Memenuhi
syarat
10 Lab Line 2 67,02 dB 85 dB Memenuhi
syarat
11 Ruang penerimaan 51,32 dB 85 dB Memenuhi
syarat
12 Ruang HRD 2 55,4 dB 85 dB Memenuhi
syarat
13 Ruang Personalia 53,22 dB 85 dB Memenuhi
syarat
Sumber : Hasil Pengukuran
Tabel 14. Tingkat kebisingan yang dianjurkan

No Tingkat kebisingan (dBA) Pemaran harian


1. 85 8 jam
2. 88 4 jam
3. 91 2 jam
4. 94 1 jam
5. 97 30 menit
6. 100 15 menit

Sumber : (Permenkes No. 1405 Tentang Kesehatan Lingkungan Kerja dan

Industri).

4.10.2 Sanitasi Lingkungan Industri

a. Lokasi

PT Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera terletak di Kecamatan

Tanjung Bintang Lampung Selatan tergolong lokasi yang strategis karena

terletak pada lokasi yang mudah dijangkau yakni pada pinggir jalan raya .

Jarak antara lokasi pabrik dengan pemukiman 2km. Terletak jauh dengan

saluran udara tegangan tinggi (SUTT) atau saluran udara tegangan ekstra

tinggi (SUTET).

b. Tempat parkir
Tempat parkir pada PT. Coca Cola terbagi atas dua tempat yakni parkir mobil

dan parkir motor, lokasi tempat parkir motor dan mobil tamu terletak pada

bagian depan PT Coca Cola Southrn Sumatera, sedangkan lokasi parkir mobil

pegawai terletak pada bagian dalam samping ruangan personalia. Secara


keseluruhan tempat parkir dalam keadaan bersih dan tidak ada sampah yang

berserakan, tersedia tempat sampah yang kuat, kedap air, dan mudah

dibersihkan, jalan rata dan tidak bergelombang namun terdapat genangan air.

Tempat parkir luas sehingga mampu menampung kendaraan karyawan dan

pengunjung, ada jalur tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas.

c. Taman

Terdapat taman pada bagian depan pabrik dan pada IPAL. Kondisi taman

dalam keadaan selalu bersih dan tidak ada sampah yang berserakan, terdapat

tanaman untuk penghijauan serta area merokok.

d. Pagar

Konstruksi pagar kokoh, terdapat perangkap kucing pada beberapa bagian

pagar, pagar kuat, serta mudah dibuka dan ditutup.

e. Penangkal petir

Tersedia alat pelangkal petir serta dapat berfungsi dengan baik.

f. Saluran Pembuangan Air Hujan

Saluran pembuangan air hujan terpisah antara saluran air limbah,air hujan di

alirkan kedalam parit parit sekitar pabrik melalui saluran yang terpisah antara

saluran air limbah.


4.10.2.1 Ruang Kantor

a. Atap

Atap memiliki konstruksi kuat dan kokoh, tidak bocor dan kedap air.

Tinggi atap dari lantai 3 m serta tidak ditemukan kotoran tikus.

a. Langit langit

Langit langit memiliki kontruksi kuat dan kokoh, tidak terdapat sarang

laba laba .Tinggi atap dari lantai 2,5 m dan Berwarna terang dan mudah

dibersihkan.

b. Dinding

Dinding diruang kantor rata, tidak terdapat retakan dan juga kedap air

memiliki warna terang dan mudah dibersihkan.

c. Lantai

Lantai dikantor memiliki kontruksi kuat, bersih, rata, tidak ada sampah

berserakan, kedap air, memiliki warna terang dan mudah di bersihkan.

d. Pintu

Kontruksi pintu kuat, mudah dibuka dan ditutup, tinggi pintu kurang dari

1,8 m dan lebar pintu kurang dari 0,72 m memiliki Celah bawah pintu

kurang dari 50 mm, pintu dapat mencegah masuknya tikus, lalat, nyamuk,

dan kecoa.
e. Jendela

Jendela memiliki luas 1/6 kali luas dari lantai, memiliki kontruksi kuat,

mudah di buka dan ditutup. Dapat mencegah masuknya tikus, lalat,

nyamuk, dan kecoa.

f. Ventilasi

Ventilasi memiliki Luas kurang dari 15 % dari luas lantai, setiap ruang

kerja kantor terdapat AC dan beberapa ruang kantor menggunakan kipas

angin.

g. Tempat Sampah

Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, mudah

dibersihkan, memiliki penutup sampah, mudah dibuka dan ditutup.

h. Toilet

Terdapat 2 toilet yang terpisah untuk pria dan wanita, dengan lantai yang

bersih dan tidak licin.

i. Udara ruangan

Udara ruangan dikantor 26C dengan kelembaban 60%, Setiap karyawan

mendapat ruang udara minimal 10 m3 per karyawan.

j. Alat pelindung diri ( APD)

Alat pelindung diri di Coca-Coca Amatil Indonesia telah memnuhi syarat

dan sesuai dengan prosedur dan kegunaannya masing-masing.


k. Keselamatan dan kesehatan kerja

Terdapat kotak P3K yang diisi lengkap, terdapat APAR serta petunjuk

APAR, dan Terdapat slogan safety / tanda-tanda keselamatan, setiap

terdapat tanda bahaya yang dapat menyelakakan pekerja dilaporkan

langsung kepada petugas k3 untuk segera dilakukan perbaikan, setiap

terdapat kebocoran mesin atau bagian bagian yang berbahaya maka

alarm peringatan akan otomatis berbunyi, semua pekerja wajib

memberhentikan semua kegiatan dan berkumpul pada titik yang telah

ditentukan. Setiap visitor atau tamu yang akan memasuki kawasan pabrik

wajib diberikan safety induction sebagai langkah awal pengurangan

resiko kecelakaan .

4.10.2.2 Laboraturium

a. Atap

Terdapat dua laboratorium yakni laboratorium line 1 dan laboratorium line

2, dengan konstruksi atap yang kuat dan kokoh,tidak bocor serta kedap

air. Tinggi atap dari lantai 3 m serta tidak ditemukan kotoran tikus.

b. Langit langit

Langit langit Kokoh dan kuat, Tidak ada sarang laba-laba, berwarna

terang dan mudah dibersihkan.


c. Dinding

Rata dan tidak retak, Kedap air, Terbuat dari bahan porselen (keramik)

setinggi 1,5 meter pada area meja kerja pada laboratorium line 1 ,

berwarna terang dan mudah dibersihkan.

d. Lantai

Bersih,tidak ada sampah berserakan, rata, kedap air, berwarna terang dan

mudah dibersihkan serta tidak licin.

e. Pintu

Kuat,Mudah dibuka dan ditutup. Jenis pintu yang digunakan pada line 1

terbuat dari kaca dilengkapi dengan peingatan pitu harus selalu tertutup,

dan pada line 2 pintu yang digunakan adalah pintu alumunium untuk

menahan suara bising dari mesin yang sedang beroprasi.

f. Jendela

Luas jendela pada laboratorium line 1 1/6 kali luas dari lantai. Kuat,

mudah dibuka dan ditutup dan dapat mencegah masuknya tikus, lalat,

nyamuk, dan kecoa. Pada laboratorium line 2 tidak memiliki ventilasi,

namun dilengkapi satu buah AC sebagai sirkulasi udara.

g. Ventilasi

Luas lubang ventilasi pada laboratorium line 1 lebih. 15 % dari luas

lantai, dilengkapi 1 buah AC pada setiap ruangan.


h. Ruang Asam

Terpisah dengan ruang laboratorium.Terdapat cerobong udara di

atap,terdapat skat antara zat-zat asam dan ruangan tertutup serta terhindar

dari bahan yang mudah terbakar

i. Tempat Sampah

Tersedia tempat sampah sesuai dengan volume timbulan sampah yang di

hasilkan dari ruang penyimpanan bahan baku, tempat sampah tertutup,

mudah dibuka dan ditutup. Tempat sampah terbuat dari bahan yang tahan

karat dan kedap air.

j. Tempat Cuci Alat

Terdapat tempat pencucian alat-alat laboratorium.Saluran air

menggunakan sistem perpipaan.

k. Udara Ruangan

Terdapat pendingin ruangan AC. Suhu ruangan 25C, dengan

kelembaban 60%.

l. Alat Pelindung Diri

Tersedia APD yang berfungsi dengan baik (masker dan sarung tangan)

dan terdapat tanda pengingat penggunaan APD


m. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Terdapat kotak p3k berisi obat-obatan umum yang lengkap. Terdapat alat

pemadam api ringan (apar) yang masih berfungsi dengan baik. Terdapat

petunjuk penggunaan apar,terdapat slogan safety / tanda-tanda

keselamatan terdapat alarm dan pengeras suara tanda bahaya.

l. Ergonomi

Meja dilengkapi dengan alat sandaran kaki. Kursi mudah dinaikkan dan

diturunkan,Material alas duduk lunak Kursi dilengkapi dengan 5 kaki dan

diberi roda sudut antara tangan dan lengan membentuk sudut tumpul

(lebih dari 90 derajat).Tersedia meja yang terbuat dari bahan

porselenTinggi meja 55-57 cm.Tersedia rak bahan kimia. Bahan kimia

tertata dengan rapih dan berlabel.

4.10.2.3 Ruang Kantin

1. Atap

Atap memiliki kontruksi kuat dan kokoh, tidak bocor dan kedap air.

Tinggi atap dari lantai 3 m serta tidak ditemukan kotoran tikus .

2. Langit langit

Langit langit memiliki kontruksi kuat dan kokoh, serta tidak terlihat

sarang laba laba .Tinggi atap dari lantai 2,5 m dan Berwarna terang
3. Dinding

Dinding terlihat rata dan tidak retak, kedap air, memiliki warna terang

dan mudah dibersihkan, serta bersih dari sarang laba laba.

4. Lantai

Lantai memiliki kontruksi kuat serta bersih dan tidak ada sampah

berserakan, rata dan juga kedap air, memiliki warna terang dan mudah di

bersihkan, serta lantai tidak licin.

5. Pintu

Pintu memiliki kontruksi yang kuat, mudah dibuka dan ditutup, tinggi

pintu kurang dari 1,8 m dan lebar pintu kurang dari 0,72 m memiliki

Celah bawah pintu kurang dari 50 mm, pintu dapat mencegah masuknya

tikus, lalat, nyamuk, dan kecoa.

6. Jendela

Jendela memiliki luas 1/6 kali luas dari lantai, memiliki kontruksi kuat

dan mudah di buka dan ditutup. Dapat mencegah masuknya tikus, lalat,

nyamuk, dan kecoa.

7. Ventilasi

Ventilasi memiliki Luas lubang kurang dari 15 % dari luas lantai jika

tanpa AC dan menggunakan kain kasa di lubang ventilasi.


8. Tempat Sampah

Tempat sampah memiliki volume yang sesuai dengan volume

timbulan sampah, memiliki penutup sampah, mudah dibuka dan ditutup,

Tempat sampah terdapat pemisah sampah organik dan anorganik dan

terbuat dari bahan yang tahan karat dan kedap air serta mudah

dibersihkan.

9. Udara ruangan

Udara ruangan memiliki Suhu 18-28C serta memiliki Kelembaban

40-60%.

10. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja memiliki kotak P3K berisi obat-

obatan umum yang lengkap dan Terdapat alat pemadam api ringan

(APAR) yang masih berfungsi dengan baik serta mempunyai petunjuk

penggunaan APAR

11. Rak dan lemari makanan

Rak dan lemari makanan memiliki Jarak dari lantai lebih dari 20 cm.

Makanan tersusun dengan rapi, Bahan makanan dan makanan jadi

terpisah. Bahan makanan diletakkan pada kulkas khusus persediaan bahan

makanan. Alat makanan tersimpan dengan baik dan tersusun rapi.


12. Penjamah Makanan

Penjamah makanan tidak berkuku panjang dan tidak memiliki koreng,

menggunakan pakaian pelindung pada proses pengolahan makanan

(celemek ), penjamah makanan Tidak memakai perhiasan pada saat

pengolahan serta memakai penutup rambut.

4.10.2.4 Masjid

1. Atap

Atap mushola memiliki konstruksi kuat dan kokoh, tidak bocor dan kedap

air. Tinggi atap dari lantai 3 m serta tidak ditemukan kotoran tikus.

2. Langit langit

Langit langit mushola memiliki kontruksi kuat dan kokoh, serta tidak

terlihat sarang laba laba .Tinggi atap dari lantai 2,5 m dan berwarna

terang, mudah dibersihkan.

3. Dinding

Dinding mushola tidak terdapat retakan dan juga kedap air memiliki

warna terang dan mudah dibersihkan, serta bersih dari sarang laba laba.

4. Lantai

Lantai di mushola memiliki kontruksi kuat, bersih, rata, tidak ada sampah

berserakan, kedap air, dan mudah di bersihkan.


5. Pintu

Pintu memiliki kontruksi yang kuat, mudah dibuka dan ditutup, tinggi

pintu kurang dari 1,8 m dan lebar pintu kurang dari 0,72 m memiliki

Celah bawah pintu kurang dari 50 mm, pintu dapat mencegah masuknya

tikus, lalat, nyamuk, dan kecoa.

6. Jendela

Jendela memiliki luas 1/6 kali luas dari lantai, memiliki kontruksi kuat

dan mudah di buka dan ditutup. Dapat mencegah masuknya tikus, lalat,

nyamuk, dan kecoa.

7. Ventilasi

Ventilasi memiliki Luas 15 % dari luas lantai, terdapat AC sebagai

tambahan sirkulasi udara dan menyejukan ruangan demi kenyamanan

pekerja yang sedang beribadah.

8. Tempat wudhu

Kemiringan lantai ditempat wudhu 2-3% lantai bersih dan kran air

mengalir lancar, tempat wudhu terpisah antara lelaki dan perempuan.

9. Tempat sampah

Terdapat tempat sampah yang sesuai dengan volume timbulan sampah,

tempat sampah tertutup dan mudah diangkat untuk dibersihkan.


10. Udara ruangan

Ruang musolah dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) dengan suhu

18-28C dengan kelembaban 40-60 % . Ruangan tidak berbau dan bersih.

11. Alat shalat

Terdapat alat shalat seperti mukena, sajadah, al-quran yang tersusun

rapih dan bersih. Terdapat tirai pemisah antara lelaki dan perempuan.

4.10.2.6 Ruang Penyimpanan Bahan Baku

1. Lokasi

Lokasi ruang penyimpanan bahan baku terletak dekat dengan ruang

produksi, terdapat tanda jalur masuk dan keluar kendaraan pengangkut,

mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut bahan baku. Ruang

penyimpanan bahan baku mampu menampung rata-rata bahan baku

selama sekali produksi. Tidak berada di daerah kawasan bencana banjir

dan gunung berapi, setiap bahan baku terpisah antar ruangan dengan suhu

yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, tidak berada di daerah SUTET.

2. Kondisi Lingkungan

lingkungan ruang penyimpanan bahan baku bersih tidak terdapat

sampah berserakan. Struktur lantai rata, kuat, dan tidak memungkinkan

adanya genangan air.


3. Tempat Sampah

Tersedia tempat sampah sesuai dengan volume timbulan sampah yang

di hasilkan dari ruang penyimpanan bahan baku, tempat sampah tertutup,

mudah dibuka dan ditutup. Tempat sampah terbuat dari bahan yang tahan

karat dan kedap air, dilengkapi dengan kantung plastik, terdapat

pemisahan sampah organik dan anorganik. Tempat sampah mudah untuk

dikosongkan.

4. Alat Pelindung Diri

Tersedia APD yang berfungsi dengan baik, terdapat tanda pengingat

penggunaan APD. Jenis APD yang disediakan antara lain : Pakaian kerja,

topi, Masker, Alat pelindung telinga (earplug), Kacamata, Sarung tangan,

Sepatu kerja (safety shoes). Semua karyawan yang bekerja seluruhnya

wajib memakai APD.

5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Ruangan penyimpanan bahan baku terdapat kotak P3K berisi obat-

obatan umum yang lengkap. Terdapat slogan safety / tanda-tanda

keselamatan, terdapat alarm dan pengeras suara tanda bahaya

6. Pengawasan dan Perlindungan Mesin

Baut yang terpasang tetap pada kedudukannya dalam kondisi baik,

sambungan baik listik maupun mekanik dalam kondisi baik. Sudut-sudut

yang berbahaya terlindungi.Bagian yang berputar, tali, kipas, ujung-ujung


yang tajam dalam kondisi tidak terbuka dan tombol-tombol pengendali

operasi dalam kondisi baik. Tersedia ruang gerak yang cukup untuk para

operator mesin. Saklar, kran, alat-alat pengendalian kerja mudah dilihat.

7. Alat-alat Angkat

Semua alat-alat angkat ditandai dengan beban pekerjaan yang aman

bagi para pekerja. Selain itu pengujian alat dilakukan setiap saat. Alat

angkat tersedia dengan cukup. Tanda-tanda bahaya, keselamatan mudah

dikenali dan peralatan sudah di rancang dengan baik

8. Alat-alat Bergerak

Semua alat-alat yang bergerak dalam kondisi yang baik, terdapat

pengemudi untuk kendaraaan pengangkut barang. Terdapat tanda-tanda

peringatan di daerah operasi kendaraan pengangkut barang dan tanda arah

pada jalan-jalan ditandai dengan jelas.

4.10.2.7 Ruang produksi


1. Atap

Atap di ruang produksi memiliki konstruksi kuat dan kokoh, tidak

bocor dan kedap air. Tinggi atap dari lantai lebih dari 3 m serta tidak

ditemukan kotoran tikus.

2. Langit langit

Langit langit di ruang produksi memiliki kontruksi kuat dan kokoh,

serta tidak terlihat sarang laba laba


3. Dinding

Dinding di ruang produksi, tidak terdapat retakan dan juga kedap air

memiliki warna terang dan mudah dibersihkan, serta bersih dari sarang

laba laba.

4. Lantai

Lantai diruang produksi memiliki kontruksi kuat, bersih, rata, tidak

ada sampah berserakan, kedap air, memiliki warna terang dan mudah

di bersihkan. Lantai pada ruang produksi selalu dalam keadaan basah

yang diakibatkan oleh proses produksi, namun demikian hal tersebut

juga dapat menjadi indikator bahwa lantai dalam keadaan bersih,

diluar hal tersebut apabila lantai dalam keadaan basah dapat menjadi

satu potensi bahaya bagi pekerja karena dapat terpeleset dan lain

sebagainya, dalam hal ini pekerja di harapkan dapat lebih berhati hati

pada saat berjalan di ruang produksi baik ruang produksi line 1

maupun ruang produksi line 2.

5. Pintu

Pintu memiliki kontruksi yang kuat, mudah dibuka dan ditutup,

memiliki Celah bawah pintu kurang dari 50 mm, pintu dapat mencegah

masuknya tikus, lalat, nyamuk, dan kecoa.


6. Jendela

Jendela memiliki luas 1/6 kali luas dari lantai, memiliki kontruksi kuat

dan mudah di buka dan ditutup. Dapat mencegah masuknya tikus,

lalat, nyamuk, dan kecoa.

7. Ventilasi

Luas lubang ventilasi diruang produksi 20% dari luas lantai dan

dilengkapi oleh kawat kasa. Ventilasi tidak berhubungan dengan

cerobong.

8. Alat dan mesin

Alat dan mesin diruang produksi bersih, terawat dan layak serta

berfungsi dengan baik.

9. Tempat sampah

Terdapat tempat sampah yang sesuai dengan volume timbulan sampah,

tempat sampah tertutup dan mudah diangakat untuk dibersihkan.

Tempat sampah yang digunakan hanya untuk sampah anorganik.

10. Alat pelindung diri

Terdapat alat pelindung diri yang berfungsi dengan baik. Semua

karyawan mengunakan APD sesuai petunjuknya, terdapat kotak P3K

yang terisi obat-obatan umum yang lengkap dan terdapat petunjuk

pengguna APAR yang masih berfungsi dengan baik.


11. Ergonomi

Terdapat kursi yang mudah untuk diturun naikkan dengan lebar kursi

95 persentil populasi dan alas duduk yang lunak.

12. Alat-alat angkat dan alat bergerak

Semua alat angkat dan bergerak berfungsi dengan baik dan

dipergunakan sesuai dengan kebutuhan dan jenisnya dan terdapat

tanda-tanda peringatan bahaya untuk alat angkat dan bergerak.

4.11 Pengendalian Vektor dan Binatang Penggangu

Pengendalian vektor dan binatang penggangu atau sering disebut pest

control pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera

dikendalikan oleh pihak ke-3 yakni PT. Terminix Indonesia. Pengendalian

yang dilakukan adalah terhadap vektor nyamuk, lalat, kecoa, tikus. Cara yang

dilakukan adalah dengan pengendalian dan pemberantasan. Jadwal yang

dilakukan untuk pengendalian nyamuk, lalat dan kecoa adalah selama 2 kali

dalam satu minggu, dan 1 bulan sekali untuk pengendalian tikus .

Selain vektor tersebut, pihak terminix juga membantu perusahaan

dalam hal pengendalian binatang pengganggu dan serangga lainnya, yakni

kucing dan semut. Proses pengendalian vektor dengan menggunakan

pestisida. Jenis pestisida yang digunakan untuk lalat adalah yamextoxam, dan

proxon untuk nyamuk. Pada saat musim penghujan akan terdapat banyak

genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk, dalam menyikapi hal
tersebut pihak terminix mengguakan gentika untuk menutup genangan air

sebagai pengendalian nyamuk. Untuk pengendalian tikus, cara yang dilakukan

adalah dengan menghitung kepadatan tikus secara periodi dengan

menggunakan glow trap atau glowlem yang diletakan pada beberapa semua

lokasi industry kecuali pada ruang produksi karena ruang produksi adalah

ruang yang terbatas.

5.1 PEMBAHASAN

5.1.1 Gambaran lokasi industry

Perusahaan terletak di daerah kawasan industri yaitu di jalan Raya

Sribawono km 13,5 desa Sukanegara, kecamatan Tanjung Bintang,

kabupaten Lampung Selatan dengan luas areal 8,5 hektar.

Dari hasil pengamatan PT. Coca Cola Bottling Indanesia Southern

Sumatera letaknya strategis yang mana lokasi mudah dijangkau, tidak

terletak pada daerah rawan bencana, tidak berada dekat dengan TPA, tidak

terletak pada daerah rawan kecelakaan.

5.1.2 Sanitasi lingkungan industri

Menurut permenkes 1405 tahun 2002 tentang persyaratan kesehatan

lingkungan kerja perkantoran dan industri, sanitasi lingkungan industri PT

Coca-Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera sebagian besar telah

memenuhi syarat seperti lokasi yang mudah dijangkau, tidak terletak pada

daerah rawan bencana, tidak berada dekat dengan TPA, tidak terletak pada

daerah rawan kecelakaan. Terdapat taman sebagai, pagar dengan tinggi


3m , dan terdapat penangkal petir serta terdapat saluran pembuangan air

hujan, variable diatas ada berdasarkan apa yang telah diatur dalam tata

kelola perusahaan. namun pada tempat parkir masih belum memenuhi

persyaratan yaitu terdapat genangan air. Adanya genangan air dapat

menjadi sarang perindukan nyamuk aedes aegepty.

5.1.3 Fasilitas Sanitasi

5.1.3.1 Penyediaan Sumber Air

5.1.3.1.1 Sumber Air


Sumber air bersih yang digunakan PT. Keong Nusantara
Abadi berasal dari 3 sumber utama, yakni sumur bor, sumber air
berasal dari pihak swasta PT. Tirta Kreasi, dan Air Hujan.
Air yang digunakan untuk proses produksi berasal dari air
sumur bor (deep well)

Anda mungkin juga menyukai