4.1 Hasil Praktikum Lapangan Pada Industri PT. Coca Cola Bottling
Indonesia
Bahan baku merupakan bahan dasar untuk membuat suatu produk. Dalam
terdiri dari bahan baku utama, bahan pendukung dan bahan pengemas.
Bahan baku yang digunakan dalam produksi terdiri dari bahan baku utama
dan bahan baku pendukung. Dalam penggunaan bahan baku yang digunakan
yang disuplai perusahaan harus ada sertifikat resmi sebagai jaminan bahwa
barang yang dikirim berkualitas baik. Untuk barang yang baru masuk harus
dan Fanta Soda. Sedangkan minuman bukan karbonasi yaitu Teh (Frestea).
4.1.1.2 Bahan Baku Utama
1) Air
Sumber air yang digunakan pada PT CCBI Southern Sumatera berasal dari
Air yang berasal dari sumur bor disebut air baku kemudian diolah
sehingga menjadi air lunak dan air lunak olahan. Air baku adalah air yang
digunakan untuk sanitasi lantai dan keperluan umum, air lunak adalah air
proses pencucian botol. Selain itu air baku juga diolah menjadi air lunak
Kedalaman dari sumur bor yakni 120 m yang di pompa dengan kapasitas
rata-rata 200 liter per menit. Air tersebut diuji diantaranya secara fisika,
Air tirta kreasi merupakan air yang berasal dari suplayer PT Tirta
Kreasi, air dari PT. Tirta Kreasi digunakan untuk pencucian botol
total clorine (dengan syarat 0 ppm), turbidity (dengan syarat <5 NTU).
c. Air Hujan
penampungan air. Air hujan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air PT.
2) Gula
kebutuhan gula, CCBI Southern Sumatera bekerja sama dengan suplayer yaitu
PT Sugar Labinta Lampung. Gula yang baru datang dari suplayer serta gula
Gula pasir yang digunakan adalah gula jenis SHS-I (Sugar High Sucrosa I)
gula dengan kandungan utamanya Sukrosa. Gula yang dipakai adalah gula
pasir murni dengan kualitas yang baik. Gula ini diperoleh dari dari produsen
gula Labinta. Syarat gula yang dipakai Coca-Cola Bottling Indonesia Southern
d. Color : Max. 35 IU
Yeast : <10/ 10 gr
Mold : <10/10 gr
3) Konsentrat
Konsentrat adalah inti sari/isi/bagian yang utama dari suatu bahan/zat. (Poe
pemberi flavour sekaligus aroma bagi minuman ringan yang diolah. (anonim
2002) Konsentrat merupakan bahan baku yang digunakan untuk bahan baku soft
Indonesia Southern Sumatera terdiri dari tiga bagian yaitu konsentrat yang
berbentuk cair, bubuk/kristal dan sebuk daun teh. Konsentrat yang berbentuk cair
dan bubuk/kristal didatangkan dari Coca-Cola Indonesia (CCI) yang berada di
sebagai penyalur resmi dari semua jenis produk minuman (Sprite, Coca -Cola,
Fanta, dan Frestea) ke seluruh plant yang ada di Indonesia. Sedangkan serbuk
/ daun teh didatangkan dari PT.Cakra Bandung. Daun teh yang digunakan ada
macam yaitu daun teh hitam dan daun teh hijau.Daun teh yang baru datang
4) Gas CO2
Gas CO2 merupakan bahan baku yang penting untuk minuman yang
mengandung CO2 yang didatangkan dari PT.Petro Kimia. Pemeriksaan gas CO2
meliputi kebauan, aroma, warna dan kadar. Pengujian secara fisik terhadap CO2
antara lain kontainer atau tangki dilengkapi dengan segel, kran keluar tidak ada
bau asing.
besi, sulfat, pasir silica, Divo Al, Divo LE, caustic soda(NaOH), resin, kaporit,
aditif, pupuk urea dan TSP, sand filter dan NaCl selain bahan pendukung
produksi yaitu NH3/amoniak yang ada pada carbocooler yang digunakan untuk
mendinginkan produk.
4.1.2.2 Bahan Pengemas
diantaranya :
botol terdiri dari tutup botol dan tutup botol ulire. Jenis tutup botol
digunakan untuk menutup botol jenis gelas sedangkan jenis tutup botol
2. Botol
Botol yang dipakai tidak semuanya baru karena diperoleh dari hasil
botol dari Jawa Timur dan dari Jakarta. PT Coca Cola Bottling
Botol jenis PET atau prefoam didatangkan dari pihak suplaier PT Uni
Plast. Ukuran prefoam dibagi menjadi 2 yaitu ukuran 25 gram untuk botol
4.1.2.3 Krat
sudah rusak atau masih baik untuk digunakan. Krat digunakan untuk
produk. Dalam satu peti krat berisi 24 botol minuman. Krat yang dimiliki
oleh Coca-Cola Bottling Indonesia ini memiliki warna khas yaitu merah.
washer.
diantaranya :
Reservoir
Filter
Produksi CSD
Catri Carbon tank
de Semi
treate
d
Filter BAG
Resin tank
Produksi non
CSD
Sumber : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Southern Sumatera
Air yang didapatkan dari air sumur bor (deep well) ditampung di dalam
bak reservoir reservoir dengan kapasitas 140.000 m3. Setelah itu air dari bak
5%, klorin (cl2) 5%, kaporit 5% dengan penambahan zat-zat tersebut akan terjadi
proses koagulasi flokulasi yaitu partikel yang terdispersi didalam air akan
sehingga partikel yang telah mengendap tersebut turun dibawah permukaan tangki
dan tidak akan terbawa oleh air. Selain itu klorin disini juga berfungsi sebagai
antiseptik.
Air yang telah diproses pada bak acelator ditampung dalam holding tank dengan
kapasitas 2.400 m3 yang selanjutnya air ditransfer menuju sand filter, pada tangki
ini air disaring dengan menggunakan pasir silica yang berfungsi untuk
menyaring endapan-endapan yang masih terbawa oleh air, kemudian dari sand
filter air di transfer menuju tangki semi treated water I atau II dengan kapasitas
33.000 m3 yang masih mengandung klorin antara 1-3 ppm. Kemudian dari I dan
II. Di dalam tangki ini air difilterisasi agar terbebas dari bau, warna dan rasa serta
klorin yang masih ada. Kemudian air dilewatkan ke dalam penyaringan akhir
yaitu micron filter dengan ukuran 5 micron, setelah melewati micron filter air
telah siap digunakan untuk produksi sebagai bahan baku dalam Carbonated Soft
Selanjutnya untuk air lunak (softwater) air yang sudah ada dalam bak semi
treated I atau II dialirkan menuju resin tank untuk menurunkan tingkat kesadahan
sampai = 0 ppm, setelah air di alirkan menuju resin tank selanjutnya dialirkan
kembali menuju filter BAG untuk dengan ukuran 3 micron, setelah melewat
Gambar 3. Bagan pengolahan air tirta kreasi
Washer
Holding tank
Send filter
Air
Hujan Sanitasi
Kantin
General use
Msjid
Deep weel IV
kemudian ditransfer ke sand filter yakni penyaringan dengan pasir silica dengan
tujuan menyaring pengotor dari air yang tidak terbawa dalam proses selanjunya.
Kemudian air di alirkan ke tangki carbon filter untuk disaring dengan karbon aktif
yang bertujuan untuk menghilangkan bau, rasa dan warna dari air. Selanjutnya air
dialirkan menuju resin filter dengan tujuan agar kation Ca, Mg, dan logam lain terikat
oleh resin sehingga total hardness kurang dari 100 ppm. Setelah air melewati resin
filter air ditampung dibak softner dan dilakukan penambahan klorin dengan kadar
antara 1-3 ppm dengan tujuan untuk menghilangkan bakteri. Air tirta kreasi
digunakan untuk pencucian botol (washer), penghangat botol (warmer), air pendingin
menggunakan air hujan yang ditampung dalam penampungan air hujan yang dialirkan
menggunakan system perpipaan dengan volume bak penampung 30.000 m3. Air
hujan di tampung dalam bak penampung air hujan lalu dialirkan menuju holding tank
selanjutnya dialirkan menuju send filter untuk proses penyaringan kotoran didalam
air dengan pasir silica, air dapat langsung digunakan untuk penggunaan umum
(general use) yang dialirkan menuju kantin, masjid, dan untuk proses sanitasi. Pada
proses pengolahan air ini, air yang terdapat dalam holding tank bukan hanya air yang
bersumber dari air tirta kreasi dan air hujan saja namun juga bersumber dari air sumur
(deppwell IV) yang terdapat level control otomatis apabila level control dibawah 12,5
a) Pelarutan gula
Volume air = x (100-kg gula)
3. Menghidupkan mixer.
4. Menuang gula
Kg gula yang dituang = (100 )3
Simple sirup yang sudah jadi di alirkan menuju filter bag micron untuk
c) Sterilisasi
Setelah memulai filter micron maka sirup akan di sterilisasi dengan sinar ultra
Berfungsi menampung sirup sebanyak 80% dari sirup yang akan di finishing
Volume tampung sirup= x 100
e) Finishing
concentrate.
dengan suhu 25-280c. Penambahan concentrate antara part 1 dengan part 2 harus
Setelah teh yang telah di olah dengan proses pencelupan dan ditambahkan
Tujuannya untuk mensterilkan produk agar terbebas dari mikroba dengan Ultra
1. Lewatkan Beverage FresteaTM dari tangki finish syrup ke UHT (Ultra Hight
Temperature).
Bottle (RGB) dan line 2 untuk memproduksi minuman dengan kemasan PET
(Polietilenena tereftalat).
a. Proses produksi pada Line 1 dengan kemasan Returnable Glass Bottle (RGB)
Returnable Glass Bottle (RGB) merupakan kemasan dalam botol yang dapat
kontaminasi pada botol yang berasal dari pasaran. Oleh karena itu, sebelum
botol diisi dengan beverage maka botol harus dilakukan pencucian dengan
mesin washer.
2. Botol melewati inspeksi awal atau pre inspeksion yang dilakukan secara
manual oleh petugas pre inspeksion yaitu menyeleksi atau memisahkan botol
yang tidak layak untuk di masukkan ke dalam mesin washer seperti botol
pecah, cacat, botol dengan jenis berbeda dan ukuran yang berbeda, botol yang
4. Kemudian botol masuk ke dalam mesin washer, didalam mesin washer botol
5. Pada tahap awal botol masuk ke dalam pre heat rinse yaitu pencucian awal,
antara 1-2 bar dan suhu 500C yang bertujuan untuk membuang kotoran dan
larutan caustic soda (NaOH) dengan kadar 1-1,5% pada suhu 50-600C fungsi
tekanan 1-2 bar dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran yang masih
8. Pada tahap ke empat botol masuk ke warm water yaitu botol direndam dengan
9. Kemudian botol masuk ke semi final 1, botol disemprot dengan air softener
11. Pada tahap akhir atau tahap final rinse yakni botol dibilas dengan
Pada dasarnya proses pencucian pada CSD dan Frestea sama, yang
sedangkan suhu pada warm water antara 70-800C, semi final I antara 65-800C,
pada semi final II 75-850C dengan suhu pada final rinse adalah 900C.
dalam keadaan steril( suhu botol 900C. Hal ini dikarenakan produk
inspeksi yang disebut empty bottle inspection, disini botol amati oleh petugas
- Botol berkarat
Setelah botol lolos dari tempat inspeksi maka botol tersebut siap untuk diisi
Southern Sumatera dibagi menjadi dua bagian yaitu Cool filling (pengisian
cola, Sprite, Fanta , dan Hot filling (pengisian panas) dengan suhu 95-
menjadi dingin, gas CO2 berubah menjadi cair, perubahan tersebut akan
penutup atau crowner. Setelah botol di tutup, botol melewati area spray yaitu
minuman, setelah itu botol diberi date code secara otomatis, date code
produk yang telah berisi minuman diinspeksi oleh petugas, produk yang tidak
memenuhi standar diambil misalnya isinya melebihi atau kurang dari standar,
produk yang tidak ada date codenya. Setelah produk lolos dari full inspection
dicuci dan telah lolos inspeksi diisi dengan beverage pada filler kemudian
botol ditutup dengan mesin crowner. Setelah botol ditutup produk melewati
tereftalat) atau prefoam. Selain dari PT. Coca cola Amatil Indonesia bahan
prefoam juga didapat dari pihak ketiga yaitu PT. Uniplas dan PT. Honchuan
kemudian menuju alat heating nodule. Heating nodule merupakan alat yang
bahan prefoam di panaskan lalu masuk kedalam alat blowing module. Pada alat
blowing nodule terdapat dua proses yaitu preblowing dan final blowing. Proses
tekanan kecil yaitu 9-10 bar. Sedangkan proses final blowing adalah proses
memberikan tekanan kepada prefoam dengan tekanan besar yaitu 28-30 bar.
Prefoam yang sudah melewati proses final blowing sudah terbentuk menjadi
botol plastik yang dapat di produksi. Setelah prefoam terbentuk menjadi botol
plastik kemudian botol plastik di bilas pada bagian bawah botol agar dingin.
Proses pembilasan botol pada bagian bawah disebut base spray. Botol plastik
yang sudah dibilas kemudian melalui alat sensor open filling valve yang
kemudian menuju alat filler. Alat filler adalah alat yang berfungsi untuk
mengisi botol plastik dengan beverage (campuran antara air, koncentrat dan
gas). Lalu botol ditutup menggunakan alat capper. Setelah botol plastik
tertutup kemudian divakum dengan alat convayer air knife agar didalam botol
tidak terdapat udara. Setelah itu botol melewati alat codding. Codding adalah
alat yang berfungsi memberikan code produksi dan tanggal kadaluarsa. Lalu
botol plastik masuk kedalam mesin warmer. Di dalam mesin warmer botol
plastik hanya di semprot dengan air hangat yang bersumber dari row water
dengan suhu 35-400c selama 10-15 menit untuk membersihkan sisa beverage
yang tersisa pada bagian luar botol. Sebelum botol d packing botol plastik
Dalam satu wrap 12 botol lalu di bungkus menggunakan strim pilm selanjutnya
dalam pemasaran.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai proses produksi maka dapat diperhatikan
A. KEDATANGAN MATERIAL
sebagai berikut :
1. Limbah padat
limbah yang dihasilkan adalah general waste berupa sampah plastik dan
lainnya yang terbawa pada krat yang diambil dari pasaran, selain itu juga
terdapat limbah pecahan botol , tutup botol, kardus, krat yang tidak
layak digunakan, kaleng, botol plastik, pipet dan ampas teh, yang
2. Limbah cair
Limbah cair dihasilkan dari sisa proses produksi, sisa CIP (clean in
pleace), sisa proses produksi yang berasal dari proses pencucian botol,
3. Limbah B3
Timbulan limbah terbentuk dari hasil sisa produksi line 1 dan line 2
ruangan dengan air bersih baik pada lantai maupun dinding ruangan.
dan disiram dengan air bersih, kemudian ruang di fogging dengan larutan
ozon untuk membebaskan ruangan dari bakteri yang tersisa untuk proses
produksi fresstea.
tujuan agar rasa, bau dan warna produk satu dengan produk yang lain
tidak tercampur.
1) Cleaning 5 tahap
Prosedur :
hilang.
2) Cleaning 3 langkah
Prosedur :
menit.
terhadap kualitas baik bahan baku, proses produksi maupun pengujian pada
produk jadi agar sesuai dengan standar yang ditetapkan di The Coca-Cola
Bottling Company.
proses control mulai dari bahan baku produk, produk antara, produk
ruahan, hingga produk jadi serta menjamin mutu produk yang sudah
produk dalam botol, kaleng, plastik dan produk posmik serta mengawasi
dari air.
b. Pengujian gula
1. Pengujian pH
telah dilakukan.
dengan standar.
memenuhi standar
sesuai standar.
8. Pengujian penampakan, bau, dan rasa produk agar rasa bau dan
Produk jadi atau produk full yang telah melewati full inspector dan
berada diatas full conveyor, produk yang dikemas dan dimasukkan dalam
krat tersusun diatas pallet dengan susunan berbentuk staffel bata mati,
dengan alat yang bernama case paker, disusun diatas pallet diangkat
dengan forklift dan disimpan dalam gudang penyimpanan untuk produk
Sebagai tindak lanjut produk jadi yang telah dikemas maka dilakukan
(First Expired First Out), yaitu produk yang jadi dengan code lebih
Apabila ada keluhan dari pihak konsumen, produk jadi yang telah
beredar akan dilakukan penarikan kembali, terutama dari sales center dan
dister. Penarikan produk akan diterima langsung oleh pihak Quality
Assurance dan masuk kedalam stock gudang dan akan di cek jumlah
produk tersebut dijual kembali atau tidak. Apabila produk tersebut dapat
bad 312m3
inlet water washer. Di dalam bak inlet terdapat saringan/screen yang berfungsi
memisahkan limbah cair dari padatan kasar yang masih ada seperti tutup botol dan
pipet. Bak inlet dibersihkan dari kotoran setiap screen penuh oleh padatan kasar.
Terdapat dua saluran di dalam bak inlet yaitu Caustic Blowdown dan bak
penampung 3m3. Limbah yang dihasilkan dari proses pencucian botol-botol isi ulang
atau disebut reklamasi yang merupakan limbah yang mengandung caustik ini di
secara berkala agar pemekatan limbah cair dapat stabil serta untuk membuang
lumpur-lumpur yang tidak terlarut dan lumpur kapur. Sedangkan untuk limbah cair
dari proses sanitasi, clening peralatan dan kantin di salurkan ke bak penampung 3m3.
Limbah cair dari bak penampung 3m3 dialirkan ke bak penmpung 10m3 kemudian
dialirkan kembali ke oil interceptor tank. Oil interceptor tank berfungsi untuk
pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat.Di dalam oil interceptor tank
terdapat alat oil belt. Kemudian limbah disalurkan kedalam bak ekualisasi. Bak
ekualisasi mempunyai fungsi menstabilkan polutan air limbah sehingga dapat stabil
sebelum masuk ke bak aerasi dan dapat mengatur kuantitas air buangan stabil yang
masuk ke bak aerasi. Limbah yang terdapat di caustic blowdown di diamkan lalu di
campur dengan limbah yang masuk dari oil interceptor tank secara bertahap. Setelah
semua limbah di campur menjadi satu ke dalam bak ekualisasi kemudian di salurkan
ke dalam Sludge holding tank atau bak sedimentasi. Di dalam bak sedimentasi
terdapat proses pemisahan padatan yang terkandung dalam oleh gaya gravitasi, pada
umumnya proses di bak sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi
Limbah yang sudah di proses di dalam bak sedimentasi kemudian di salurkan ke bak
aerasi. Di dalam bak aerasi terjadi proses pengolahan dimana air dibuat mengalami
kontak erat dengan udara dengan tujuan meningkatkan kandungan oksigen dalam air
tersebut. Fungsi bak aerasi melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan
kadar oksigen terlarut dalam air dan melepaskan kandungan gas-gas yang terlarut
dalam air. Aerasi dapat dipergunakan untuk menghilangkan kandungan gas terlarut,
oksidasi besi dan mangan dalam air, mereduksi ammonia dalam air melalui proses
nitrifikasi.
Proses yang selanjutnya adalah limbah yang di dalam bak aerasi di salurkan ke
secondary clarifier merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem activated sludge.
Di dalam secondary clarifier terdapat lumpur lalu lumpur di alirkan ke dalam Return
Activated Sludge (RAS) tank. Konsentrasi padatan return activated sludge tank
adalah fungsi dari ratio pengembalian lumpur. Fungsi kedua adalah menyimpan
endapan beberapa waktu tertentu, jika clarifier gagal dalam berbagai fungsi
tersebut, maka kerja dari proses biologis mungkin akan terpengaruh. Juga karena
batas angkut padatan, hasil keluaran (effluent) mungkin tidak memenuhi persyaratan.
Lalu lumpur di alirkan kembali ke bak aerasi dan ada yang ke bak sand drying bath
(bak pasir kering). Limbah yang di alirkan ke dalam sand drying bath sudah bersifat
padat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Sedangkan air limbah yang
berada di atas lumpur di alirkan ke sand filter (penyaring pasir) yang kemudian diuji
ke dalam bak bioindicator dengan menggunakan indikator ikan Mas dan ikan Nila
Hasil pemeriksaan limbah cair oleh Badan Riset dan Standarisasi Daerah
berikut :
ISO adalah berasal dari bahasa Yunani yang berarti sama (Suardi 2003).
Pertama kali ISO didirikan di Jenewa, Swiss pada tahun 1747. ISO merupakan
ISO yang diikuti oleh perusahaan Coca Cola. PT Coca-Cola Bottling Indonesia
4.9.1 Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) PT. Coca Cola Southrn Sumatera
produk dan selalu melakukan pekerjaan dengan dianalisis terlebih dahulu seperti
kecelakaan kerja. Selain itu budaya safety juga dilakukan pada K3 yang Pelaksanaan
produk
aktifitas kerja
4.10.1 Pencahayaan
yang bising, temperatur yang panas getaran dan pencahayaan yang kurang di
Industri).
Tabel 13. Hasil Pengukuran Kebisingan
Industri).
a. Lokasi
terletak pada lokasi yang mudah dijangkau yakni pada pinggir jalan raya .
Jarak antara lokasi pabrik dengan pemukiman 2km. Terletak jauh dengan
saluran udara tegangan tinggi (SUTT) atau saluran udara tegangan ekstra
tinggi (SUTET).
b. Tempat parkir
Tempat parkir pada PT. Coca Cola terbagi atas dua tempat yakni parkir mobil
dan parkir motor, lokasi tempat parkir motor dan mobil tamu terletak pada
bagian depan PT Coca Cola Southrn Sumatera, sedangkan lokasi parkir mobil
berserakan, tersedia tempat sampah yang kuat, kedap air, dan mudah
dibersihkan, jalan rata dan tidak bergelombang namun terdapat genangan air.
pengunjung, ada jalur tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas.
c. Taman
Terdapat taman pada bagian depan pabrik dan pada IPAL. Kondisi taman
dalam keadaan selalu bersih dan tidak ada sampah yang berserakan, terdapat
d. Pagar
e. Penangkal petir
Saluran pembuangan air hujan terpisah antara saluran air limbah,air hujan di
alirkan kedalam parit parit sekitar pabrik melalui saluran yang terpisah antara
a. Atap
Atap memiliki konstruksi kuat dan kokoh, tidak bocor dan kedap air.
a. Langit langit
Langit langit memiliki kontruksi kuat dan kokoh, tidak terdapat sarang
laba laba .Tinggi atap dari lantai 2,5 m dan Berwarna terang dan mudah
dibersihkan.
b. Dinding
Dinding diruang kantor rata, tidak terdapat retakan dan juga kedap air
c. Lantai
Lantai dikantor memiliki kontruksi kuat, bersih, rata, tidak ada sampah
d. Pintu
Kontruksi pintu kuat, mudah dibuka dan ditutup, tinggi pintu kurang dari
1,8 m dan lebar pintu kurang dari 0,72 m memiliki Celah bawah pintu
kurang dari 50 mm, pintu dapat mencegah masuknya tikus, lalat, nyamuk,
dan kecoa.
e. Jendela
Jendela memiliki luas 1/6 kali luas dari lantai, memiliki kontruksi kuat,
f. Ventilasi
Ventilasi memiliki Luas kurang dari 15 % dari luas lantai, setiap ruang
angin.
g. Tempat Sampah
Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, mudah
h. Toilet
Terdapat 2 toilet yang terpisah untuk pria dan wanita, dengan lantai yang
i. Udara ruangan
Terdapat kotak P3K yang diisi lengkap, terdapat APAR serta petunjuk
ditentukan. Setiap visitor atau tamu yang akan memasuki kawasan pabrik
resiko kecelakaan .
4.10.2.2 Laboraturium
a. Atap
2, dengan konstruksi atap yang kuat dan kokoh,tidak bocor serta kedap
air. Tinggi atap dari lantai 3 m serta tidak ditemukan kotoran tikus.
b. Langit langit
Langit langit Kokoh dan kuat, Tidak ada sarang laba-laba, berwarna
Rata dan tidak retak, Kedap air, Terbuat dari bahan porselen (keramik)
setinggi 1,5 meter pada area meja kerja pada laboratorium line 1 ,
d. Lantai
Bersih,tidak ada sampah berserakan, rata, kedap air, berwarna terang dan
e. Pintu
Kuat,Mudah dibuka dan ditutup. Jenis pintu yang digunakan pada line 1
terbuat dari kaca dilengkapi dengan peingatan pitu harus selalu tertutup,
dan pada line 2 pintu yang digunakan adalah pintu alumunium untuk
f. Jendela
Luas jendela pada laboratorium line 1 1/6 kali luas dari lantai. Kuat,
mudah dibuka dan ditutup dan dapat mencegah masuknya tikus, lalat,
g. Ventilasi
atap,terdapat skat antara zat-zat asam dan ruangan tertutup serta terhindar
i. Tempat Sampah
mudah dibuka dan ditutup. Tempat sampah terbuat dari bahan yang tahan
k. Udara Ruangan
kelembaban 60%.
Tersedia APD yang berfungsi dengan baik (masker dan sarung tangan)
Terdapat kotak p3k berisi obat-obatan umum yang lengkap. Terdapat alat
pemadam api ringan (apar) yang masih berfungsi dengan baik. Terdapat
l. Ergonomi
Meja dilengkapi dengan alat sandaran kaki. Kursi mudah dinaikkan dan
diberi roda sudut antara tangan dan lengan membentuk sudut tumpul
1. Atap
Atap memiliki kontruksi kuat dan kokoh, tidak bocor dan kedap air.
2. Langit langit
Langit langit memiliki kontruksi kuat dan kokoh, serta tidak terlihat
sarang laba laba .Tinggi atap dari lantai 2,5 m dan Berwarna terang
3. Dinding
Dinding terlihat rata dan tidak retak, kedap air, memiliki warna terang
4. Lantai
Lantai memiliki kontruksi kuat serta bersih dan tidak ada sampah
berserakan, rata dan juga kedap air, memiliki warna terang dan mudah di
5. Pintu
Pintu memiliki kontruksi yang kuat, mudah dibuka dan ditutup, tinggi
pintu kurang dari 1,8 m dan lebar pintu kurang dari 0,72 m memiliki
Celah bawah pintu kurang dari 50 mm, pintu dapat mencegah masuknya
6. Jendela
Jendela memiliki luas 1/6 kali luas dari lantai, memiliki kontruksi kuat
dan mudah di buka dan ditutup. Dapat mencegah masuknya tikus, lalat,
7. Ventilasi
Ventilasi memiliki Luas lubang kurang dari 15 % dari luas lantai jika
terbuat dari bahan yang tahan karat dan kedap air serta mudah
dibersihkan.
9. Udara ruangan
40-60%.
obatan umum yang lengkap dan Terdapat alat pemadam api ringan
penggunaan APAR
Rak dan lemari makanan memiliki Jarak dari lantai lebih dari 20 cm.
4.10.2.4 Masjid
1. Atap
Atap mushola memiliki konstruksi kuat dan kokoh, tidak bocor dan kedap
air. Tinggi atap dari lantai 3 m serta tidak ditemukan kotoran tikus.
2. Langit langit
Langit langit mushola memiliki kontruksi kuat dan kokoh, serta tidak
terlihat sarang laba laba .Tinggi atap dari lantai 2,5 m dan berwarna
3. Dinding
Dinding mushola tidak terdapat retakan dan juga kedap air memiliki
warna terang dan mudah dibersihkan, serta bersih dari sarang laba laba.
4. Lantai
Lantai di mushola memiliki kontruksi kuat, bersih, rata, tidak ada sampah
Pintu memiliki kontruksi yang kuat, mudah dibuka dan ditutup, tinggi
pintu kurang dari 1,8 m dan lebar pintu kurang dari 0,72 m memiliki
Celah bawah pintu kurang dari 50 mm, pintu dapat mencegah masuknya
6. Jendela
Jendela memiliki luas 1/6 kali luas dari lantai, memiliki kontruksi kuat
dan mudah di buka dan ditutup. Dapat mencegah masuknya tikus, lalat,
7. Ventilasi
8. Tempat wudhu
Kemiringan lantai ditempat wudhu 2-3% lantai bersih dan kran air
9. Tempat sampah
rapih dan bersih. Terdapat tirai pemisah antara lelaki dan perempuan.
1. Lokasi
dan gunung berapi, setiap bahan baku terpisah antar ruangan dengan suhu
2. Kondisi Lingkungan
mudah dibuka dan ditutup. Tempat sampah terbuat dari bahan yang tahan
dikosongkan.
penggunaan APD. Jenis APD yang disediakan antara lain : Pakaian kerja,
operasi dalam kondisi baik. Tersedia ruang gerak yang cukup untuk para
7. Alat-alat Angkat
bagi para pekerja. Selain itu pengujian alat dilakukan setiap saat. Alat
8. Alat-alat Bergerak
bocor dan kedap air. Tinggi atap dari lantai lebih dari 3 m serta tidak
2. Langit langit
Dinding di ruang produksi, tidak terdapat retakan dan juga kedap air
memiliki warna terang dan mudah dibersihkan, serta bersih dari sarang
laba laba.
4. Lantai
ada sampah berserakan, kedap air, memiliki warna terang dan mudah
diluar hal tersebut apabila lantai dalam keadaan basah dapat menjadi
satu potensi bahaya bagi pekerja karena dapat terpeleset dan lain
sebagainya, dalam hal ini pekerja di harapkan dapat lebih berhati hati
5. Pintu
memiliki Celah bawah pintu kurang dari 50 mm, pintu dapat mencegah
Jendela memiliki luas 1/6 kali luas dari lantai, memiliki kontruksi kuat
7. Ventilasi
Luas lubang ventilasi diruang produksi 20% dari luas lantai dan
cerobong.
Alat dan mesin diruang produksi bersih, terawat dan layak serta
9. Tempat sampah
Terdapat kursi yang mudah untuk diturun naikkan dengan lebar kursi
yang dilakukan adalah terhadap vektor nyamuk, lalat, kecoa, tikus. Cara yang
dilakukan untuk pengendalian nyamuk, lalat dan kecoa adalah selama 2 kali
pestisida. Jenis pestisida yang digunakan untuk lalat adalah yamextoxam, dan
proxon untuk nyamuk. Pada saat musim penghujan akan terdapat banyak
genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk, dalam menyikapi hal
tersebut pihak terminix mengguakan gentika untuk menutup genangan air
menggunakan glow trap atau glowlem yang diletakan pada beberapa semua
lokasi industry kecuali pada ruang produksi karena ruang produksi adalah
5.1 PEMBAHASAN
terletak pada daerah rawan bencana, tidak berada dekat dengan TPA, tidak
memenuhi syarat seperti lokasi yang mudah dijangkau, tidak terletak pada
daerah rawan bencana, tidak berada dekat dengan TPA, tidak terletak pada
hujan, variable diatas ada berdasarkan apa yang telah diatur dalam tata