Anda di halaman 1dari 21

Nomor :

SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0


STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 2
PENGAWASAN MUTU BAHAN BAKU

A. Tujuan
Memastikan setiap bahan baku yang diterima dalam kondisi dan kualitas yang baik untuk
menunjang kualitas produk yang dihasilkan.

B. Penanggung Jawab
QA/QC, Warehouse.

C. Prosedur Pengawasan Mutu Bahan Baku


1. Bagian gudang memberikan informasi terkait kedatangan bahan baku kepada bagian
QA/QC.
2. Bagian QA/QC melakukan pengecekan mutu bahan baku.
3. Sebelum bahan baku dibongkar dilakukan pengecekan terhadap kondisi kendaraan
pengirim.
4. Bagian QA/QC memastikan kondisi kendaraan bersih, terdapat alas untuk menyimpan
bahan baku dan bau kendaraan dalam kondisi normal.
5. Bagian QA/QC mengambil sampel bahan baku untuk dibuka dan dilakukan pengecekan.
6. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling acak untuk dibagian atas, bawah,
dan tengah bahan baku yang dimuat di kendaraan pengirim
7. Dilakukan pengecekan fisik dan visual bahan baku meliputi kondisi kemasan, kenampakan,
aroma, tekstur dan warna yang mengacu pada SNI Mutu Karkas dan Daging Sapi dengan
nomor SNI 3932:2008 (khusus untuk bahan baku daging sapi).
8. Dilakukan pengecekan terhadap kode produksi dan expired date bahan baku.
9. Dilakukan pengecekan pH dan kadar air khusus untuk bahan baku daging yang mengacu
pada SNI Mutu Karkas dan Daging Sapi dengan nomor SNI 3932:2008 (khusus untuk bahan
baku daging sapi).
Nomor :
: 0
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) Halaman 2 dari 2


PENGAWASAN MUTU BAHAN BAKU

10. Dilakukan pengecekan mikrobiologis bahan baku daging dengan meminta dokumen COA ke
supplier pada saat pengiriman bahan baku daging yang mengacu pada SNI Mutu Karkas dan
Daging Sapi dengan nomor SNI 3932:2008 (khusus untuk bahan baku daging sapi).
11. Bagian QA/QC memutuskan apakah bahan baku diterima, ditolak, atau ditahan berdasarkan
hasil pengecekan.
12. Bagian QA/QC melakukan tindakan koreksi yang tepat apabila kondisi dan kualitas bahan
baku tidak baik.
13. Setelah dibongkar dipastikan kemasan luar (kardus/karton) sudah dilepas, jumlah yang
diterima sesuai PO dan bahan baku disimpan diatas palet.
14. Bagian QA/QC memberi label nama dan expired date bahan baku.

Cirebon, 28 September 2021


Dibuat oleh, Disetujui oleh,

SETIANTO SUKMAJAYA
SUPERVISOR QA GENERAL MANAGER
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENGAWASAN MUTU SELAMA PROSES PRODUKSI

A. Tujuan
Memastikan mutu produk yang dihasilkan selama proses produksi terjaga dengan baik untuk
menunjang keamanan dan kepuasan konsumen.

B. Penanggung Jawab
QA/QC, PRODUKSI

C. Prosedur Pengawasan Mutu Selama Proses Produksi


1. Bagian QA/QC melakukan pengawasan mutu selama proses produksi meliputi proses
mixing,
pencetakan, perebusan, pengeringan dan pengemasan produk.
2. Saat proses mixing dipastikan hasil adonan bakso tidak terlalu encer dan kental serta warna
sesuai.
3. Saat proses pencetakan dan perebusan dipastikan suhu mesin rebusan ≥ 80°C dan
dilakukan pengecekan terhadap suhu produk.
4. Saat proses pengeringan dilakukan pengecekan suhu produk dan dipastikan produk kering
dengan sempurna sebelum diproses di ruang packing.
5. Saat proses packing dilakukan pengecekan suhu produk lalu dipastikan kode produksi dan
expired date sudah sesuai.
6. Dipastikan kondisi kemasan dalam dan luar dalam kondisi baik, tertutup, kedap udara dan
tidak sobek.
7. Bagian QA/QC melakukan dan mencatat tindakan koreksi saat ada penyimpangan selama
proses produksi.

Cirebon, XXXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,

Supervisor QA General Manager


Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENGAWASAN MUTU PRODUK JADI

A. Tujuan
Memastikan mutu produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik untuk menunjang
keamanan dan kepuasan konsumen.

B. Prosedur Pengawasan Mutu Produk Jadi


1. Bagian QA/QC melakukan pengawasan mutu terhadap produk jadi yang dihasilkan.
2. Bagian QA/QC mengambil sample produk untuk dilakukan pengujian mutu.
3. Dilakukan pengujian kadar air produk.
4. Dilakukan pengujian sensori produk meliputi bentuk, kenampakan, tekstur, aroma, warna
dan rasa.
5. Bagian QA/QC melakukan dan mencatat tindakan koreksi apabila ada penyimpangan
terhadap produk jadi.

Cirebon, XXXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,

Supervisor QA General Manager


Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
MONITORING SUHU COLD STORAGE

A. Tujuan
Memastikan suhu cold storage sesuai dengan standard agar kualitas dan umur simpan produk
tetap terjaga.

B. Penanggung Jawab
Distribusi, Produksi PBB, QA

C. Prosedur Monitoring Suhu Cold Storage


1. Bagian QA/QC memastikan produk disimpan diatas palet dalam ruangan Cold Storage.
2. Bagian QA/QC memastikan ruangan Cold Storage selalu tertutup.
3. Bagian distribusi dan Produksi (PBB) melakukan monitoring dan mencatat suhu ruangan
cold storage di form yang sudah disediakan pagi dan sore hari.
4. Bagian distribusi dan Produksi (PBB) menyerahkan laporan monitoring suhu ruangan Cold
Storage ke bagian QA/QC
5. Bagian distribusi dan Produksi (PBB) melaporkan ke bagian QA apabila suhu ruangan Cold
Storage tidak sesuai standard.
6. Bagian QA melaporkan ke bagian Maintenance untuk dilakukan perbaikan ketika ada
penyimpangan suhu ruangan Cold Storage.
7. Bagian QA memastikan bagian mekanik telah melakukan tindakan perbaikan.
8. Bagian QA/QC melakukan dan mencatat tindakan koreksi yang tepat apabila ada
penyimpangan.
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) Halaman 1 dari 1

PENARIKAN (RECALL) PRODUK

A. Tujuan
Pedoman Recall atau penarikan produk ini bertujuan untuk melindungi produk masyarakat
dari produk yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kesehatan, seperti produk yang
terkontaminasi oleh cemaran mikrobiologi, cemaran kimia, dan/atau cemaran fisik; bahan baku
atau bahan tambahan Produk yang tidak dicantumkan pada label; kerusakan kemasan;
kesalahan pelabelan; dan indikasi ketidaksesuaian lainnya. Apabila dalam peredaran Produk
ditemukan ketidaksesuaian tersebut, maka Produk harus ditarik dari peredaran.

B. Penanggung Jawab
Produksi, QA, Distribusi, Marketing.

C. Prosedur Penarikan (Recall) Produk


1. Bagian QA/QC secara berkala menjelaskan kepada bagian distribusi agar mengetahui
tentang Klasifikasi Penarikan Produk Penarikan Produk dari peredaran dibagi menjadi
tiga kelas tergantung dari tingkat risikonya terhadap kesehatan, yaitu:
1) Penarikan Kelas I Situasi di mana konsumsi atau paparan Produk diduga dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius bahkan kematian. Contohnya:
a. Produk mengandung bahan berbahaya dan/atau bahan tambahan yang
dilarang digunakan dalam Produk, seperti asam borat/boraks dan
formalin/paraformaldehid atau pewarna yang dilarang digunakan dalam
Produk seperti methanyl yellow dan rhodamine
b. Produk yang ditemukan mengandung bakteri patogen (contoh:
Clostridium botullinum, Salmonella sp, Listeria monocytogenes, dan
lain-
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENARIKAN (RECALL) PRODUK

Indonesia yang telah diwajibkan (SNI Wajib), atau Produk terkemas yang
beredar tanpa ijin edar, serta Produk berdasarkan hasil pengujian positif
mengandung babi pada Produk yang tidak mencantumkan peringatan
„mengandung babi‟ pada label. Contohnya:
a. Produk dengan bahan baku dan/atau bahan tambahan Produk (BTP) yang
tidak dicantumkan pada label;
b. Produk dengan bahan tambahan Produk (BTP) yang tidak sesuai dengan
peraturan atau melebihi batas maksimum;
c. Mengandung cemaran kimia (logam berat, mikotoksin, migran kemasan
Produk atau cemaran kimia lainnya), atau residu pestisida, residu
antibiotik yang melebihi batas maksimum;
d. Mengandung toksin alami yang berasal dari bahan itu sendiri, contoh
histamin pada ikan yang melebihi batas maksimum;
e. Berat bersih atau bobot tuntas tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan;
f. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan dalam SNI
Wajib;
g. Kemasan rusak dalam jumlah besar sehingga mungkin akan berpengaruh
terhadap risiko keamanan bagi konsumen secara luas (ketentuan terkait
besaran jumlah kemasan rusak yang dapat menyebabkan produk ditarik
akan ditetapkan oleh BPOM);
h. Kesalahan pelabelan terkait peringatan pada Produk yang dapat
mengakibatkan kesalahan konsumsi pada tingkat konsumen; dan
i. Hasil pengujian menunjukkan positif mengandung babi atau bahan
berasal dari babi namun tidak mencantumkan peringatan „Mengandung
Babi‟ pada label.
3) Penarikan Kelas III Situasi dimana konsumsi atau paparan Produk tidak
menyebabkan reaksi yang merugikan kesehatan, namun ada pelanggaran
terhadap peraturan perundangan selain yang sudah disebutkan pada Kelas I dan
Kelas II Contohnya:
a. Label tidak sesuai dengan yang disetujui pada saat pendaftaran Produk;
dan
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENARIKAN (RECALL) PRODUK

b. Pencantuman tanggal produksi atau kode produksi, dan/atau tanggal


kedaluwarsa yang tidak lengkap.
2. Penarikan produk dilakukan apabila perusahaan telah menerima surat perintah penarikan
produk dari BPOM.
3. Surat Perintah Penarikan Produk yang diterima perusahaan diteruskan dan ditindakanjuti
ke bagian QA/QC.
4. Bagian QA/QC mengkonfirmasikan Informasi dan Pengkajian Risiko.
1) Informasi yang diperoleh perlu dikonfirmasi kebenarannya, antara lain dengan
melakukan analisa kembali informasi dari sumbernya, Informasi yang digunakan
oleh perusahaan sebagai dasar penarikan Produk dari peredaran antara lain dari:
a. Data pengujian yang menunjukkan adanya potensi masalah terhadap suatu
Produk;
b. Pengaduan konsumen;
c. Pemasok bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk membuat
produk jadinya, dimana terindikasi adanya masalah pada bahan baku
tersebut;
d. Lembaga pemerintah pusat dan daerah, yang mengindikasikan
kemungkinan adanya masalah dengan produk tertentu;
e. Informasi lainnya. Sumber informasi perlu untuk memberikan
keseluruhan informasi/data yang diperlukan untuk menilai dan
menentukan apakah produk tersebut tidak aman dan perlu dilakukan
tindakan penarikan produk dari peredaran atau tidak.
2) Penelusuran ke tempat kejadian.
3) Mengumpulkan informasi tentang perusahaan dan produk yang bersangkutan
selengkap mungkin sesuai dengan kasus yang dilaporkan.
4) Mengambil contoh dan melakukan pengujian apabila diperlukan. Apabila
diperlukan, dapat dilakukan koordinasi antar sektor dan pakar terkait untuk
mengkonfirmasi informasi yang diterima sebagai dasar pengkajian risiko.
5. Bagian pengawasan mutu memberitahukan kepada BPOM mengenai rencana penarikan
produk, apabila penarikan dilakukan secara sukarela oleh perusahaan (inisiatif dari
perusahaan);
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENARIKAN (RECALL) PRODUK

6. Bagian QA/QC mendapatkan dan mengkonsolidasikan semua informasi penting


mengenai Produk yang akan ditarik;
7. Bagian pengawasan mutu membuat pemberitahuan mengenai tindakan penarikan produk
kepada rantai distribusi terkait dan menerbitkan Peringatan Publik (Public Warning),
apabila merupakan penarikan Produk Kelas I;
8. Bagian pengawasan mutu menarik kembali produk tidak aman dari rantai distribusi dan
penjualan;
9. Bagian QA/QC dan bagian distribusi melakukan pemusnahan terhadap produk tidak
aman;
10. Bagian QA/QC melakukan monitoring terhadap keefektifan penarikan produk.
11. Bagian pengawasan mutu menyimpan rekaman, data, informasi akurat dan harus dapat
ditunjukkan pada saat ada pemeriksaan dari pihak BPOM dan atau Pemerintah
Kabupaten/Kota; dan
12. Melaporkan hasil penarikan Produk, termasuk tindakan pencegahan untuk menghindari
masalah yang sama terulang kembali kepada BPOM.
13. Bagian QA/QC juga mengkonfirmasi kepada distributor, agen, peritel untuk memiliki
catatan penarikan produk (Recall) terhadap produk yang disuplai CV. Sanjaya Maju
Sejahtera.
14. Penanganan Produk yang Telah Ditarik Produk yang telah ditarik harus ditangani,
dipisahkan dari Produk lain, dan diberikan identitas dengan jelas. Jika penarikan Produk
bersifat sukarela, Produsen, Importir, dan Distributor Produk harus menentukan tindak
lanjut terhadap Produk yang ditarik. Tindak lanjut yang akan diambil terhadap Produk
yang ditarik, harus dikonsultasikan kepada BPOM.
15. QA/QC dan distribusi harus memastikan bahwa Produk yang telah ditarik harus
ditempatkan secara terpisah sampai dengan tindak lanjut ditentukan:
1) Pemusnahan sehingga tidak layak digunakan untuk konsumsi manusia;
2) penggunaan untuk selain konsumsi manusia (pakan ternak);
3) proses ulang untuk pemastian aspek keamanan Produk;
4) pelabelan ulang;
5) pengembalian kepada pemasok (untuk Produk impor). Apabila penarikan diikuti
dengan pemusnahan, maka pelaksanaannya harus disaksikan oleh pihak BPOM
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENARIKAN (RECALL) PRODUK

dan/atau Balai Besar POM/Balai POM setempat, dengan dibuatkan Berita Acara
Pemusnahan.
16. Pelaporan Penarikan Produk Seluruh kegiatan penarikan Produk dari peredaran harus
didokumentasikan dan dilaporkan oleh bagian pengawasan mutu kepada BPOM.
Laporan harus mencakup keseluruhan kegiatan penarikan Produk dari peredaran dan
dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan pelaksanaan penarikan.
Laporan penarikan tersebut dibuat untuk memastikan bahwa semua Produk telah ditarik
dari peredaran oleh perusahaan, dan Distributor Produk.
1) Jenis Laporan Penarikan Produk Laporan Penarikan Produk terdiri dari:
a. Laporan Kemajuan Proses Penarikan Produk Laporan Kemajuan Proses
Penarikan Produk (progress report) dilaporkan kepada BPOM untuk
memastikan bahwa perusahaan, dan Distributor Produk telah melakukan
identifikasi semua Produk yang harus ditarik, dan melakukan komunikasi
penarikan Produk kepada seluruh pihak terkait. Laporan Kemajuan
Proses Penarikan Produk diberikan dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja
sejak penarikan Produk dimulai, untuk penarikan Kelas II dan Kelas III.
Untuk penarikan Kelas I, waktu pelaporan akan ditentukan dalam Surat
Perintah Penarikan yang diterbitkan oleh BPOM.
b. Laporan Akhir Proses Penarikan Produk Laporan Akhir Proses Penarikan
Produk harus diserahkan kepada BPOM untuk dinilai keefektifan dari
proses penarikan Produk tersebut, termasuk evaluasi tindakan perbaikan
yang dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya permasalahan
yang sama. Laporan Akhir Proses Penarikan Produk diserahkan paling
lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah penarikan Produk selesai. Apabila
Laporan Akhir Proses Penarikan Produk belum diterima dalam batas
waktu yang telah ditentukan, maka BPOM akan melakukan tindak lanjut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan informasi yang
disampaikan melalui laporan, BPOM dapat menilai keefektifan proses
penarikan Produk, misalnya berdasarkan jumlah Produk yang dapat
ditarik dari peredaran dibandingkan dengan jumlah Produk yang
didistribusikan. Apabila Perusahaan dan Distributor Produk dinilai telah

5
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENARIKAN (RECALL) PRODUK

melakukan setiap tahapan penarikan dan mampu mengelola risiko yang


mungkin ditimbulkan, maka proses penarikan Produk dapat dihentikan.
2) Isi Laporan Penarikan Produk Isi Laporan Penarikan Produk antara lain
mencakup:
a. nama/jenis Produk, nama dagang, nomor izin edar, nomor batch/lot/kode
produksi, berat/isi bersih, dan identitas lain;
b. jumlah produksi/jumlah impor;
c. jumlah Produk yang telah didistribusikan sampai dengan dilakukan
penarikan ;
d. cakupan distribusi: provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan
kelurahan/desa (jika perlu);
e. jumlah Produk yang ditarik;
f. alasan penarikan; dan
g. risiko kesehatan yang akan, sedang, dan/atau telah ditimbulkan.
17. Perusahaan menghimbau agara bagian pengawasan mutu dalam setahun sekali
melakukan simulasi penarikan produk (recall).

Cirebon, XXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,

Supervisor QA General Manager


Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 2
SANITASI PERALATAN PRODUKSI

A. Tujuan
Menjaga seluruh peralatan produksi aman dan terjaga sanitasi serta higienitasnya untuk
menunjang kualitas produk yang dihasilkan..

B. Penanggung Jawab
Produksi, QA

C. Prosedur Sanitasi Peralatan Produksi


1. Setiap karyawan warehouse dan produksi bertanggung jawab atas kebersihan peralatan di
areanya masing-masing.
2. Sanitasi peralatan produksi dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu saat akan istirahat dan
setelah selesai produksi.
3. Tahapan sanitasi peralatan produksi adalah sebagai berikut :
a. Tahap Awal
Bertujuan untuk menghilangkan sisa bahan dengan cara mengerik dan membilas
dengan air.
b. Pembersihan
Bertujuan untuk menghilangkan sisa bahan secara mekanis / mencuci dengan lebih
efektif menggunakan sabun.
c. Pembilasan 1
Bertujuan untuk menghilangkan sisa bahan setelah proses pembersihan dengan
menggunakan air yang mengalir.
d. Pencucian dengan larutan klorin
Bertujuan untuk menghilangkan bakteri menggunakan larutan klorin 100 ppm
e. Pembilasan 2
Bertujuan untuk menghilangkan sisa larutan klorin setelah proses pembersihan
dengan menggunakan air yang mengalir.
f. Pengeringan
Bertujuan untuk mencegah adanya sisa genangan air yang menjadi tempat
pertumbuhan mikroba menggunakan lap kering.
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 2 dari 2
SANITASI PERALATAN PRODUKSI

4. Setelah melakukan sanitasi karyawan mencatat di form monitoring sanitasi peralatan


produksi.
5. Setiap leader produksi melaporkan hasil sanitasi peraltan ke bagian QA untuk direkap dan
dilakukan evaluasi.

Cirebon, XXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,

Supervisor QA General Manager


Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD STANDARDRevisi : 0

STANDARDOPERATING PROCEDURE (SOP) Halaman 1 dari 1

PELATIHAN DAN EDUKASI HALAL

A. Tujuan
1. Edukasi, yaitu SJH yang telah dibuat dan diimplementasikan oleh perusahaan harus
disosialisasikan ke seluruh pemangku kepentingan, yaitu seluruh manajemen dan karyawan
perusahaan dan pemasok. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepedulian atas
pelaksanaan SJH di perusahaan.
2. Pelatihan adalah penjadwalan pelatihan bagi seluruh pelaksana SJH dalam periode waktu
tertentu.

B. Penanggung Jawab
Semua Karyawan Syifa Bio Derma Food

C. Prosedur Pelatihan dan Edukasi Halal


1. Semua pemangku kepentingan (stake holders) perusahaan yang terkait dengan aktifitas kritis
akan mendapat pelatihan tentang Sistem Jaminan Halal, baik internal maupun eksternal.
2. Tujuan pelatihan Sistem Jaminan Halal :
a) Meningkatkan pemahaman Tim Manajemen Halal tentang persyaratan sertifikasi
halal LPPOM MUI (HAS 23000).
b) Meningkatkan pemahaman Tim Manajemen Halal dan karyawan terhadap hukum-
hukum Islam tentang pentingnya kehalalan suatu produk.
c) Menjadikan karyawan peduli terhadap proses produksi halal dan mampu
menerapkannya di tingkat operasional.
3. Pelatihan (internal atau eksternal) dilaksanakan secara terjadwal minimal setahun sekali atau
lebih sering jika diperlukan.
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PELATIHAN DAN EDUKASI HALAL

4. Evaluasi Pelatihan (internal atau eksternal) dilakukan melalui pre test dan post test.
5. Edukasi tentang Sistem Jaminan Halal yang akan kami laksanakan di perusahaan
diantaranya dalam bentuk :
a) Briefing
b) Penerbitan Memo Internal
c) pembuatan spanduk, poster atau leaflet, slogan, stiker atau tulisan dan artikel-
artikel tentang peduli halal di lingkungan perusahaan
d) Pemasangan Majalah Dinding (Mading)
e) Berlangganan Majalah Jurnal Halal LPPOM MUI

Cirebon, XXXXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,

Supervisor QA General Manager


Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PROSEDUR PRODUK YANG TIDAK SESUAI

A. Tujuan
Menjelaskan prosedur penanganan produk yang tidak sesuai.

B. Penanggung Jawab
QA/QC, Produksi, Distribusi

C. Prosedur Penanganan Produk yang tidak Sesuai


1. Produk yang tidak memenuhi kriteria secara halal baik karena : terlanjur dibuat dari bahan
yang tidak disetujui LPPOM MUI Jabar, dan atau diproduksi di fasilitas yang tidak
memenuhi kriteria (tidak bebas najis), akan ditangani secara khusus.
2. Informasi produk yang tidak memenuhi kriteria dapat diperoleh melalui audit internal, dan
informasi pihak eksternal (supplier, LPPOM MUI, masyaratakat, pemerintah).
3. Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria di area pabrik,yaitu dengan pemisahan
produk untuk menghindari kontaminasi silang, dan kemudian diberi tanda khusus,
selanjutnya produk akan dimusnahkan.
4. Bila produk yang tidak memenuhi kriteria sudah terlanjur dijual, makan akan ditarik dari
pasaran dan akan dimusnahkan.
5. Bukti penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria akan dibuat dan dipelihara

Cirebon,
Dibuat oleh, Disetujui oleh,

Supervisor QA General Manager


Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 2
HIGIENE DAN SANITASI KARYAWAN

A. Tujuan
Memastikan proses monitoring hygiene karyawan sesuai dengan regulasi teknis terkait.

B. Penanggung Jawab
QA, Produksi

C. Proses Prosedur
1. Prosedur Hygiene karyawan dan Perlengkapan Kerja
a) Karyawan menggunakan perlengkapan kerja yang bersih seperti baju kerja bersih,
tutup kepala/ jilbab, sarung tangan, masker.
b) Selama bekerja karyawan dilarang:
 memakai perhiasan dan berkuku Panjang
 meludah
 makan dan minum serta merokok,
 Bersin, batuk, meniup atau menguap ke arah pangan yang tidak tertutup
atau permukaan yang kontak dengan pangan.
 Memakai jilbab dengan menggunakan jarum dan aksesoris
c) Bila ada luka ditangan, tutup dengan plester berwarna terang.
d) Jika sakit segera laporkan ke leader/ supervisor divisi terkait agar tidak bekerja di
bagian yang kontak dengan pangan yang belum dikemas.
e) Sebelum bekerja, pastikan karyawan mengenakan perlengkapan kerja sesuai butir
1.a dan mencuci tangan terlebih dahulu.

2. Prosedur Mencuci Tangan


a) Periode mencuci tangan
 Sebelum mulai bekerja/ mengolah pangan.
 Menangani pangan
 Di antara penanganan yang berbeda
 Sesudah menggunakan (masuk) toilet/ WC.
 Sesudah menyentuh sampah atau tubuh
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 2 dari 2
PENGAWASAN MUTU BAHAN BAKU

 Jika tangan kotor

b) Cara mencuci tangan yang baik


 Basahi tangan dengan air bersih
 Gunakan sabun cair
 Gosokkan sabun ke tangan secara merata, meliputi: pergelangan tangan,
antara jari jari, dibawah kuku dan bagian belakang (punggung) tangan.
 Bilas tangan dengan air bersih dan mengalir.
 Keringkan tangan dengan tissue/ kain lap bersih.

Cirebon, XXXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,

Supervisor QA General Manager


Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 2
PENGENDALIAN HAMA

A. Tujuan
Memastikan kebersihan tiap area Produksi bersih dan terhindar dari adanya serangan Hama.

B. Penanggung Jawab
Produksi, QA, GA.

C. Prosedur Pengendalian Hama


1. Pengendalian dari Pihak Eksternal
a) CV Sanjaya Maju Sejahtera menggunakan jasa pengendalian hama dari pihak
eksternal.
b) Pihak eksternal melakukan kontrol monitoring pengendalian hama minimal 2x
dalam sebulan.
c) Semua produk yang dipergunakan oleh teknisi pihak eksternal harus mempunyai
MSDS.
d) Tindakan yang dilakukan teknisi pihak eksternal dalam monitoring pengendalian
hama meliputi perangkap tikus, penangkap lalat, ataupun kecoa.
e) Setiap kali melakukan monitoring pengendalian hama, pihak teknisi memberikan
berita acara meliputi tindakan monitoring yang dilakukan di hari yang sama.
f) Setiap bulan dilakukan diskusi terkait review dari monitoring pihak eksternal apabila
diperlukan.
2. Pengendalian dari Pihak Internal
a) Pengendalian hama dari pihak internal dilakukan oleh setiap staff tiap divisi produksi
setiap hari nya.
b) Tidak ada lubang atau celah disetiap ruang produksi yang menjadi potensi hama
masuk ke dalam ruang produksi.
c) Kebersihan dan prosedur sanitasi dilaksanakan dengan baik dan rutin tiap harinya.
d) Setelah selesai produksi dipastikan tidak ada sampah atau sisa produksi yang masih
terdapat didalam area produksi
e) Saluran drainase juga bebas dari kotoran dan sisa produksi setelah proses
pembersihan dan berfungsi dengan baik.
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 2 dari 2
PENGENDALIAN HAMA

f) Jerat atau umpan pengendalian hama yang dipasang oleh pihak eksternal tidak
boleh dipindahkan tempatnya oleh staff produksi ataupun karyawan lain tanpa
persetujuan dari pihak eksternal terkait.
g) Memastikan semua pintu selalu tertutup disemua area produksi untuk menghindari
potensi adanya hama atau hewan masuk ke dalam ruang produksi.

Cirebon, 1 Juli 2022


Dibuat oleh, Disetujui oleh,

Supervisor QA General Manager

Anda mungkin juga menyukai