A. Tujuan
Memastikan setiap bahan baku yang diterima dalam kondisi dan kualitas yang baik untuk
menunjang kualitas produk yang dihasilkan.
B. Penanggung Jawab
QA/QC, Warehouse.
10. Dilakukan pengecekan mikrobiologis bahan baku daging dengan meminta dokumen COA ke
supplier pada saat pengiriman bahan baku daging yang mengacu pada SNI Mutu Karkas dan
Daging Sapi dengan nomor SNI 3932:2008 (khusus untuk bahan baku daging sapi).
11. Bagian QA/QC memutuskan apakah bahan baku diterima, ditolak, atau ditahan berdasarkan
hasil pengecekan.
12. Bagian QA/QC melakukan tindakan koreksi yang tepat apabila kondisi dan kualitas bahan
baku tidak baik.
13. Setelah dibongkar dipastikan kemasan luar (kardus/karton) sudah dilepas, jumlah yang
diterima sesuai PO dan bahan baku disimpan diatas palet.
14. Bagian QA/QC memberi label nama dan expired date bahan baku.
SETIANTO SUKMAJAYA
SUPERVISOR QA GENERAL MANAGER
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENGAWASAN MUTU SELAMA PROSES PRODUKSI
A. Tujuan
Memastikan mutu produk yang dihasilkan selama proses produksi terjaga dengan baik untuk
menunjang keamanan dan kepuasan konsumen.
B. Penanggung Jawab
QA/QC, PRODUKSI
Cirebon, XXXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
A. Tujuan
Memastikan mutu produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik untuk menunjang
keamanan dan kepuasan konsumen.
Cirebon, XXXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
A. Tujuan
Memastikan suhu cold storage sesuai dengan standard agar kualitas dan umur simpan produk
tetap terjaga.
B. Penanggung Jawab
Distribusi, Produksi PBB, QA
A. Tujuan
Pedoman Recall atau penarikan produk ini bertujuan untuk melindungi produk masyarakat
dari produk yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kesehatan, seperti produk yang
terkontaminasi oleh cemaran mikrobiologi, cemaran kimia, dan/atau cemaran fisik; bahan baku
atau bahan tambahan Produk yang tidak dicantumkan pada label; kerusakan kemasan;
kesalahan pelabelan; dan indikasi ketidaksesuaian lainnya. Apabila dalam peredaran Produk
ditemukan ketidaksesuaian tersebut, maka Produk harus ditarik dari peredaran.
B. Penanggung Jawab
Produksi, QA, Distribusi, Marketing.
Indonesia yang telah diwajibkan (SNI Wajib), atau Produk terkemas yang
beredar tanpa ijin edar, serta Produk berdasarkan hasil pengujian positif
mengandung babi pada Produk yang tidak mencantumkan peringatan
„mengandung babi‟ pada label. Contohnya:
a. Produk dengan bahan baku dan/atau bahan tambahan Produk (BTP) yang
tidak dicantumkan pada label;
b. Produk dengan bahan tambahan Produk (BTP) yang tidak sesuai dengan
peraturan atau melebihi batas maksimum;
c. Mengandung cemaran kimia (logam berat, mikotoksin, migran kemasan
Produk atau cemaran kimia lainnya), atau residu pestisida, residu
antibiotik yang melebihi batas maksimum;
d. Mengandung toksin alami yang berasal dari bahan itu sendiri, contoh
histamin pada ikan yang melebihi batas maksimum;
e. Berat bersih atau bobot tuntas tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan;
f. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan dalam SNI
Wajib;
g. Kemasan rusak dalam jumlah besar sehingga mungkin akan berpengaruh
terhadap risiko keamanan bagi konsumen secara luas (ketentuan terkait
besaran jumlah kemasan rusak yang dapat menyebabkan produk ditarik
akan ditetapkan oleh BPOM);
h. Kesalahan pelabelan terkait peringatan pada Produk yang dapat
mengakibatkan kesalahan konsumsi pada tingkat konsumen; dan
i. Hasil pengujian menunjukkan positif mengandung babi atau bahan
berasal dari babi namun tidak mencantumkan peringatan „Mengandung
Babi‟ pada label.
3) Penarikan Kelas III Situasi dimana konsumsi atau paparan Produk tidak
menyebabkan reaksi yang merugikan kesehatan, namun ada pelanggaran
terhadap peraturan perundangan selain yang sudah disebutkan pada Kelas I dan
Kelas II Contohnya:
a. Label tidak sesuai dengan yang disetujui pada saat pendaftaran Produk;
dan
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENARIKAN (RECALL) PRODUK
dan/atau Balai Besar POM/Balai POM setempat, dengan dibuatkan Berita Acara
Pemusnahan.
16. Pelaporan Penarikan Produk Seluruh kegiatan penarikan Produk dari peredaran harus
didokumentasikan dan dilaporkan oleh bagian pengawasan mutu kepada BPOM.
Laporan harus mencakup keseluruhan kegiatan penarikan Produk dari peredaran dan
dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan pelaksanaan penarikan.
Laporan penarikan tersebut dibuat untuk memastikan bahwa semua Produk telah ditarik
dari peredaran oleh perusahaan, dan Distributor Produk.
1) Jenis Laporan Penarikan Produk Laporan Penarikan Produk terdiri dari:
a. Laporan Kemajuan Proses Penarikan Produk Laporan Kemajuan Proses
Penarikan Produk (progress report) dilaporkan kepada BPOM untuk
memastikan bahwa perusahaan, dan Distributor Produk telah melakukan
identifikasi semua Produk yang harus ditarik, dan melakukan komunikasi
penarikan Produk kepada seluruh pihak terkait. Laporan Kemajuan
Proses Penarikan Produk diberikan dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja
sejak penarikan Produk dimulai, untuk penarikan Kelas II dan Kelas III.
Untuk penarikan Kelas I, waktu pelaporan akan ditentukan dalam Surat
Perintah Penarikan yang diterbitkan oleh BPOM.
b. Laporan Akhir Proses Penarikan Produk Laporan Akhir Proses Penarikan
Produk harus diserahkan kepada BPOM untuk dinilai keefektifan dari
proses penarikan Produk tersebut, termasuk evaluasi tindakan perbaikan
yang dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya permasalahan
yang sama. Laporan Akhir Proses Penarikan Produk diserahkan paling
lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah penarikan Produk selesai. Apabila
Laporan Akhir Proses Penarikan Produk belum diterima dalam batas
waktu yang telah ditentukan, maka BPOM akan melakukan tindak lanjut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan informasi yang
disampaikan melalui laporan, BPOM dapat menilai keefektifan proses
penarikan Produk, misalnya berdasarkan jumlah Produk yang dapat
ditarik dari peredaran dibandingkan dengan jumlah Produk yang
didistribusikan. Apabila Perusahaan dan Distributor Produk dinilai telah
5
Nomor :
SYIFA BIO DERMA FOOD Revisi : 0
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Halaman 1 dari 1
PENARIKAN (RECALL) PRODUK
Cirebon, XXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
A. Tujuan
Menjaga seluruh peralatan produksi aman dan terjaga sanitasi serta higienitasnya untuk
menunjang kualitas produk yang dihasilkan..
B. Penanggung Jawab
Produksi, QA
Cirebon, XXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
A. Tujuan
1. Edukasi, yaitu SJH yang telah dibuat dan diimplementasikan oleh perusahaan harus
disosialisasikan ke seluruh pemangku kepentingan, yaitu seluruh manajemen dan karyawan
perusahaan dan pemasok. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepedulian atas
pelaksanaan SJH di perusahaan.
2. Pelatihan adalah penjadwalan pelatihan bagi seluruh pelaksana SJH dalam periode waktu
tertentu.
B. Penanggung Jawab
Semua Karyawan Syifa Bio Derma Food
4. Evaluasi Pelatihan (internal atau eksternal) dilakukan melalui pre test dan post test.
5. Edukasi tentang Sistem Jaminan Halal yang akan kami laksanakan di perusahaan
diantaranya dalam bentuk :
a) Briefing
b) Penerbitan Memo Internal
c) pembuatan spanduk, poster atau leaflet, slogan, stiker atau tulisan dan artikel-
artikel tentang peduli halal di lingkungan perusahaan
d) Pemasangan Majalah Dinding (Mading)
e) Berlangganan Majalah Jurnal Halal LPPOM MUI
Cirebon, XXXXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
A. Tujuan
Menjelaskan prosedur penanganan produk yang tidak sesuai.
B. Penanggung Jawab
QA/QC, Produksi, Distribusi
Cirebon,
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
A. Tujuan
Memastikan proses monitoring hygiene karyawan sesuai dengan regulasi teknis terkait.
B. Penanggung Jawab
QA, Produksi
C. Proses Prosedur
1. Prosedur Hygiene karyawan dan Perlengkapan Kerja
a) Karyawan menggunakan perlengkapan kerja yang bersih seperti baju kerja bersih,
tutup kepala/ jilbab, sarung tangan, masker.
b) Selama bekerja karyawan dilarang:
memakai perhiasan dan berkuku Panjang
meludah
makan dan minum serta merokok,
Bersin, batuk, meniup atau menguap ke arah pangan yang tidak tertutup
atau permukaan yang kontak dengan pangan.
Memakai jilbab dengan menggunakan jarum dan aksesoris
c) Bila ada luka ditangan, tutup dengan plester berwarna terang.
d) Jika sakit segera laporkan ke leader/ supervisor divisi terkait agar tidak bekerja di
bagian yang kontak dengan pangan yang belum dikemas.
e) Sebelum bekerja, pastikan karyawan mengenakan perlengkapan kerja sesuai butir
1.a dan mencuci tangan terlebih dahulu.
Cirebon, XXXXX
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
A. Tujuan
Memastikan kebersihan tiap area Produksi bersih dan terhindar dari adanya serangan Hama.
B. Penanggung Jawab
Produksi, QA, GA.
f) Jerat atau umpan pengendalian hama yang dipasang oleh pihak eksternal tidak
boleh dipindahkan tempatnya oleh staff produksi ataupun karyawan lain tanpa
persetujuan dari pihak eksternal terkait.
g) Memastikan semua pintu selalu tertutup disemua area produksi untuk menghindari
potensi adanya hama atau hewan masuk ke dalam ruang produksi.