NIM: 180104015
Nama Jurnal:Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol.4 No.2 ISSN. 2443-1095, 2018
1. Alasan peneliti menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) adalah Karena pada
penelitian ini unit percobaan yang digunakan relatif homogen
3. Parameter yang diukur adalah uji mutu kimia (kadar lemak, kadar protein, uji fisik
(volume pengembangan, tingkat kerenyahan, nilai L dan nilai oHue), dan sensoris (warna,
aroma,rasadan tekstur)
4. Uji lanjut yang digunakan adalah dengan metode Polinominal Ortogonalmenggunakan
softwere Gen-Statdan sensoris diuji lanjut dengan menggunakan Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf nyata yang sama. Uji lanjut ini dilakukan karena apabila hasil
menunjukan pengaruh yang berbeda nyata
5. Kesimpulan
Perlakuantepung tempe dan virgin coconut oil (VCO) pada pembuatan keripik
jagung-tempe memberikan pengaruh yang berbeda nyata (signifikan) terhadap
parameter uji mutu kimia (kadar lemak, kadar protein), uji fisik (volumepengembangan,
tingkat kerenyahan, nilai L dan nilai oHue), parameter sensoris nilai tekstur (hedonik)
dan nilai warna (scoring). Namun memberikan pengaruh yang tidak berbeda
nyata (non signifikan) pada nilai warna (hedonik), nilai aroma (hedonik), nilai rasa
(hedonik), nilai aroma (scoring), nilai rasa (scoring), nilai tekstur (scoring). Semakin
tinggivirgin coconut oil (VCO), maka semakin tinggi pula kadar lemak dan semakin
rendahtepung tempe, maka semakin rendah pula kadar protein, volume
pengembangan, tingkat kerenyahan, nilai L dan oHue.
Judul: PENGEMBANGAN PRODUK JELLY DRINK TEMULAWAK (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.)SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL
Nama Jurnal: urnal Teknik Industri HEURISTICvol. 14 no. 2 hal. 107-122, ISSN: 1693-8232,
2017
1. Alasan peneliti menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah karena
unit percobaan tidak homogen
2. Banyak perlakuan dan ulangan
Banyak perlakuan:
terdiri dari 2 faktor yaitu
faktor I: konsentrasi karagenan (K) yang terdiri dari 3 level(K1 = konsentrasi
karagenan 0,50 %(b/b); K2 = konsentrasi karagenan 0, 75% (b/b) dan K3 =
konsentrasi karagenan 1 % (b/b))
faktor II: konsentrasi gula (G) yang terdiri dari 3 level (G1 = konsentrasi gula 10 %
(b/b); G2 = konsentrasi gula 12,5 % (b/b)dan G3 = konsentrasi gula 15 % (b/b))
3. Parameter yang diukur adalah, sifat fisik (total padatan terlarut, daya hisap dan sineresis),
uji organoleptik/uji kesukaan (rasa dan mouthfeel), dan sifat kimia (kadar kurkuminoid,
total fenol dan antioksidan)
4. Uji lanjut yang digunakan adalah dengan uji perbandingan berganda Duncan Multiple
Range Test (DMRT) untuk pengamatan yang menunjukkan perbedaan nyata (α =
0,05). Sedangkan untuk data organoleptikmenggunakan Hedonic Scale kemudian
dianalisa dengan metode Friedmen, dan untuk pemilihan perlakuan terbaik
dengan menggunakan metode De Garmo. Alasan peneliti melakukan uji lanjut adalah
untuk mengetahui perbedaan nyata, data otganoleptik, dan pemilihan perlakuan terbaik.
5. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1.Rerata total padatan terlarut berkisar antara 10,5 –17,2oBrix, rerata sineresis
berkisar antara 5,11–7,16 % dan rerata daya hisap berkisar antara 28,17-49,05
detik/50 ml jelly drink.
2.Perlakuan terbaik terdapat pada kombinasi perlakuan konsentrasi karagenan 1 % dan
gula pasir 10 % (K3G1)
3.Perlakuan terbaik mengandung kurkuminoid sebesar 1,2415 %, kadar fenol
jellydrinktemulawak sebesar 2,2659 mg GAE/g sampel dan mempunyai nilai
IC50sebesar 73 ppm.
4.Jelly drinktemulawak terbukti berpotensi sebagai pangan fungsional yang
bermanfaat terhadap kesehatan.