Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :
Nama : Tria Larasati
NPM : E1G017013
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 1 (Satu)
Hari/ Tanggal : Rabu / 18 April 2018
Dosen :1. Dra. Devi Silsila, M.Si
2. Drs. Syafnil M.Si
Co-Ass :1. Hayyuning pratiwi
(E1G015080)
2. Elfredi Syahputra Sembiring
(E1G014040)
Objek Praktikum : IDENTIFIKASI MINYAK DAN
LEMAK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak dan lemak merupakan hal yang kita kenal setiap hari. Lemak yang
lazim meliputi mentega dan lemak hewan sedangkan minyak terutama berasal dari
tumbuhan seperti zaitun. Meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud
cair, keduanya memiliki struktur dasar organic yang sama karena minyak dan
lemak termasuk kepada lipid.
Salah satu kelompok senyawa organic yang terdapat dalam tumbuhan, hewan
atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah Lipid. Lipid
didefenisikan sebagai senyawa organic yang terdapat dalam alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut non-polar seperti suatu hidrokarbon atau
dietil eter. Berdasarkan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara extraksi
dari jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut non-polar
lainnya.
Untuk mengetahui komposisi penyusun lipida dapat dilakukan dengan
pengujian sifat fisiokimianya maka dengan itu, praktikum ini pun dilaksanakan.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Menentukan kelarutan lipid pada pelarut tertentu
2. Menentukan sifat asam basa minyak
3. Mengidentifikasi sifat ketidakjenuhan minyak
4. Mengidentifikasi terjadinya hidrolisis pada minyak (safonifikasi)
5. Mengidentifikasi bentuk noda minyak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak merupakan campuran dari ester asam lemak dengan gliserol. Jenis
minyak yang umumnya dipakai untuk menggoreng adalah minyak nabati seperti
minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak wijen dan sebagainya. Minyak
goreng jenis ini mengandung sekitar 80% asam lemak tak jenuh jenis asam oleat
dan linoleat, kecuali minyak kelapa. Proses penyaringan minyak kelapa sawit
sebanyak 2 kali (pengambilan lapisan lemak jenuh) menyebabkan kandungan
asam lemak tak jenuh menjadi lebih tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak
jenuh menyebabkan minyak mudah rusak oleh proses penggorengan (deep
frying), karena selama proses menggoreng minyak akan dipanaskan secara terus
menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan oksigen dari udara luar
yang memudahkan terjadinya reaksi oksidasi pada minyak (Sartika, 2009).
Pembentukan minyak akan berhenti pada saat buah dipanen, dan jika
disimpan kadar air akan berkurang, tetapi kandungan asam lemak bebas akan naik
terus. Oleh karenanya buah yang telah dipanen harus segera dipanaskan agar
pembentukan asam lemak bebas berhenti. Pembentukan minyak yang terhenti
akan dilanjutkan dengan pembentukan asam lemak bebas yaitu reaksi bergerak
kekiri. Reaksi bergerak kekiri disebabkan minyak dalam tandan sudah jenuh
sedangkan pembentukan asam lemak yang dikatalis asetil CoA sudah tidak terjadi
lagi. Reaksi peruraian dibantu oleh enzim lipase yang mengeluarkan energi dalam
bentuk panas, dan mendorong penguapan dan mengakibatkan berat tandan
dipohon menurun.( Syafnil, 2018)
Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua
organisme disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari
gliserol dan asam-asam lemak. Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang
dijumpai pada trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan
jumlah atom karbonnya selalu genap. Ada dua macam trigliserida, yaitu
trigliserida sederhana dan trigliserida campuran. Trigliserida sederhana
mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya, sedangkan
trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda.
(Muchtadi, 2010)
Fungsi utama lemak: sebagai penyekat, bantalan dan cadangan energi.
Fungsi penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel mahluk hidup
dibungkus oleh membran yang antara lain terdiri dari molekul-molekul
lemak yang tersusun sedemikian rupa sehingga isi sel terpisah dari dunia luar.
Fungsi penyekat tampak jelas pula pada sel-sel syaraf. Baik sel syaraf maupun
serat syaraf diliputi oleh sarung pembungkus yang disebut mielin, yang terutama
terdiri atas lemak. Fungsi sebagai bantalan tampak misalnya pada jaringan bawah
kulit, yang menebal ditempat-tempat tertentu dan juga disekitar berbagai alat
didalam rongga tubuh dan dibelakang bola mata. Lemak juga merupakan bentuk
cadangan energi bagi tubuh. Senyawa ini dibentuk bila tubuh kelebihan makanan
dan dipecah bila tubuh kekurangan energi. Secara kasar tampak dalam bentuk
perubahan berat badan atau dalam bentuk gemuk dan kurus (Sartika, 2009).
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat
larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan
mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi
polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam
lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih
polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.
Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan
menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak
terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar2. Lemak dan
minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester
dari gliserol”. Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang2 (Miswar, 2001).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
o Tabung reaksi o Minyak kelapa
o Penjepit tabung reaksi o Margarin
o Rak tabung reaksi o Minyak kelapa tengik
o Pipet ukur o Alkohol 96%
o Ikat tabung reaksi o Kloroform
o Kertas lakmus o Eter
o Alat pemanas o Aquades
o Pipet tetes o Larutan Na2CO3 0,5 %
o Porselin tetes o Air brom
o NaOH

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Uji Kelarutan Minyak
1. Menyiapkan 5buah tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu mengisi secara
berturut-turut dengan aquadest, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan
Na2CO30,5 % sebanyak 1ml
2. Menambahkan pada setiap tabung 2 tets minyak kelapa
3. Mengocok sampai homogeny, lalu membiarkan beberapa saat
4. Mengamati sifat kelarutan nya
3.2.2 Uji Keasaman Minyak
1. Meneteskan sedikit minyak pada porselen tets
2. Menguji dengan kertas lakmus
3. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4. Mengulangi percobaan pada minyak kelapa tengik
3.2.3 Uji Noda Minyak
1. Memasukkan 2 ml campuran alkohol eter kedalam tabung reaksi bersih dan
menambahkan 2-3 tets minyak kelapa. Mengocok kuat-kuat sampai minyak
larut
2. Meneteskan campuran tersebut pada kertas saring dan kertas tulis
3. Melihat noda yang terbentuk
4. Mencuci noda dengan air
5. Mengeringkan kembali kertasnya dan memperhatikan kembali nodanya
3.2.4 Uji Penyabunan Minyak
1. Memasukkan 5ml minyak kedalam erlemeyer
2. Menambahkan 1,5 gr NaOH dan 25ml alkohol 96%
3. Memanaskan sampai mendidih selama 15menit
4. Untuk mengetahui bila penyabunan telah sempurna, maka dilakukan
pengambilan 3tetes larutan dan melarutkan kedalam air. Bila larut berarti
reaksi sudah sempurna
5. Menguapkan alkohol sampai habis
6. Mendinginkan, lalu menambahkan 75 ml air dan memanaskan sampai sabun
terlarut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Uji Kelarutan Minyak
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5
Aquades 1 ml
Alkohol 96% 1ml
Eter 1ml
Kloroform 1ml
Na2CO3 0,5% 1ml
Minyak Kelapa 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes
Kocok tabung reaksi sampai homogen, biarkan beberapa saat
Hasil :
Larut/tidak
Tidak larut Tidak larut Tidak larut Larut Tidak larut
larut

4.1.2 Uji Keasaman Minyak


Perubahan warna Sifat
No Zat uji Lakmus merah Lakmus biru Asam/Basa
1 Minyak kelapa Tetap - Asam
2 Minyak kelapa tengik Tetap - Asam
3 Mentega Tetap - Asam

4.1.3 Uji Noda


“ Noda minyak yang melekat pada kertas membuat kertas menjadi transparan dan
saat keras yang ada nodanya disiram dengan air, noda minyak tidak hilang dan
telah melekat pada kertas tersebut sehingga noda minyak tidak dapat dibersihkan
hanya dengan air.”
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini berjudul identifikasi minyak dan lemak. Lipid
didefenisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam sekitar serta
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar seperti hidrokarbon atau
dietil eter. Seharusnya kami melakukan 5 uji tetapi karena ketidaktersediaan
bahan maka kami hanya melakukan 3 uji saja yaitu uji kelarutan minyak, uji
keasaman minyak dan uji noda. Sampel yang kami gunakan yaitu margarin,
minyak kelapa dan minyak kelapa tengik. Pada percobaan ini kami menggunakan
alat dan bahan yang sudah saya jelaskan pada bab metodologi.
Uji pertama yaitu uji kelarutan minyak. Uji ini dilakukan untuk mngetahui
seberapa besar bahan pelarut yang dapat terlarut apa bila menggunakan bahan-
bahan yang kami gunakan. Uji ini menggunakan 6 bahan yaitu aquades, alkohol
96%, eter, kloroform, Na2CO3 0,5 % dan minyak kelapa. Dan berdasarkan
percobaan yang kami lakukan, hanya kloroform saja yang larut sedangkan yang
lainnya tidak larut. Menurut literature yang saya dapatkan bahwa umumnya zat
yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak dapat larut
dalam pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya
momen dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi
dengan sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen
dipol, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut
(Yasid, 2006). Jadi dapat disimpulkan bahwa pada uji lakukan ini ada sedikit
perbedaan dengan literature yang ada dan itu mungkin disebabkan Karena sudah
terkontaminasi nya suatu bahan yang kami gunakan atau juga kesalahan-kesalahan
kecil lainnya yang dilakukan praktikan.
Uji kedua yaitu uji keasaman minyak. Uji keasaman minyak ini dimana
praktikan harus meneteskan ketiga objek yaitu mentega, minyak kelapa dan
minyak kelapa tengik pada porselin tetes yang kemudian diuji dengan kertas
lakmus merah saja. Dari semua sampel tersebut dihasilkan semuanya adalah
positif mengandung asam dengan ph <7 dengan ditandai dengan warna yang
terdapat pada kertas lakmus yang hasilnya tidak berubah warna. Menurut Literatur
yang saya dapatkan ternyata memang benar bahwa proses penyaringan minyak
kelapa sebanyak 2 kali (pengambilan lapisan lemak jenuh) menyebabkan
kandungan asam lemak tak jenuh menjadi lebih tinggi. Tingginya kandungan
asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak oleh proses
penggorengan (deep frying), karena selama proses menggoreng minyak akan
dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan
oksigen dari udara luar yang memudahkan terjadinya reaksi oksidasi pada minyak
(Salirawati, 2007).
Uji terakhir yaitu uji noda. Uji noda berguna dalam identifikasi lemak. Hal
ini adalah dimaksudkan agar kita dapat mengetahui ada atau tidaknya noda dalam
sampel yang di gunakan. Berdasarkan percobaan ini, dapat dinyatakan bahwa
noda minyak yang melekat pada kertas membuat kertas menjadi transparan dan
saat keras yang ada nodanya disiram dengan air, noda minyak tidak hilang dan
telah melekat pada kertas tersebut sehingga noda minyak tidak dapat dibersihkan
hanya dengan air.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non-polar
2. Untuk menentukan sifat asam basa minyak yaitu adalah dengan menggunakan
kertas lakmus(ph)
3. Dengan memberikan beberapa tetesan larutan iodium sehingga terbentuk
warna merah yang pekat , Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang
mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh
mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain
4. Adalah lipida yang tak dapat disaponifikasikan yang berarti bahwa hidrolisis
alkali tak menghasilkan sabun.
5. Dengan menggunakan kertas saring dan kertas tulis yang di gunakan sebagai
alat untuk mengetahui bentuk dari noda minyak tersebut.

5.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan, praktikan harus benar teliti dalam
mengamati perubahan pada setiap perlakuan yang dilakukan guna mendapatkan
hasil yang lebih akurat dan juga saat melakukan praktikum, diharapkan praktikan
yang tidak melakukan percobaan dapat menjadikan suasana di dalam ruangan
praktikum tetap kondusif sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Dalam ilmu kimia untuk mengetahui kelarutan zat dalam pelarut tertentu
dikenal istilah “like dissolves like”, jelaskan maksud istilah tersebut !
Jawab: like dissolves like merupakan teori dasar kelarutan yang
berbunyi “berarti senyawa polar hanya akan larut pada senyawa polar, dan
senyawa nonpolar hanya akan larut dalam senyawa non polar”.
2. Jelaskan mengapa minyak sedikit larut dalam alkohol, tetapi larut sempurna
dalam eter dan kloroform!
Jawab: Karena eter dan kloroform merupakan pelarut non polar, dan minyak
hanya dapat larut didalam senyawa non polar. Sedangkan alkohol merupakan
pelarut polar.
3. Pada percobaan manakah yang membutuhkan air brom lebih banyak ?
mengapa ?
Jawab: Pada uji ketidakjenuhan minyak, karena air brom dapat mengadisi
suatu ikatan rangkap.
4. Tulis reaksi lengkap safonifikasi!
Jawab: Reaksi safonikasi (penyabunan) merupakan reaksi hidrolisis
lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH
sehingga menghasilkan gliseroldan garam asam lemak atau sabun.
DAFTAR PUSTAKA

Miswar et al, 2001. Uji Kualitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I dan II’.
Jakarta : Laboratorium Kimia Universitas Nasional
Muchtadi, Tien R, dkk 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor:
Alafabeta.
Salirawati, etal. 2007. Belajar Kimia Menarik. Jakarta : Grasindo
Sartika. 2009. Modul Praktikum Biokimia. Sukabumi : Universitas
Muhammadiyah Sukabumi
Syafnil. Silsila, Devi. 2018. Penuntun Praktikum Biokimia. Bengkulu: UNIB
Yasid. 2006. Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Tumbuh-
tumbuhan. Surakarta : Bioteknologi

Anda mungkin juga menyukai