ACARA III
LIPIDA
Nama:
1. Farah Alya Nabila (PT/08902)
2. Nabila Azizah (PT/08905)
3. Soni Pamungkas Setiono (PT/08906)
4. Akhdan Zhafir (PT/08930)
5. Lusiana Maria (PT/08988)
6. Titi Indrasti Sekarsari (PT/08996)
Kelompok : LIV
Asisten Pendamping : Maria Carmelita Darmawan
Tanggal Praktikum : Kamis, 4 Maret 2022
Pendahuluan
Lipida adalah senyawa organik yang banyak ditemukan dalam sel
jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti eter,
kloroform, dan benzena. Lipida adalah segolongan senyawa yang berasal
dari makhluk hidup relatif tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam zat-zat
pelarut nonpolar (Wahjuni, 2013). Lipida bersifat non polar atau hidrofolik.
Penyusun utama lipida adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga
asam lemak yang bisa beragam jenisnya. Rumus kimia trigliserida adalah
CH2COOR-CHCOOR’-CH2-COOR‖ dimana R, R’ dan R‖ masing-masing
adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH,
R’COOH dan R‖COOH (Mamuaja, 2017). Panjang rantai asam lemak pada
trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang
paling umum adalah 16,18, atau 20 atom karbon. Penyusun lipida lainnya
berupa gliserida, monogliserida, asam lemak bebas, lilin (wax), dan juga
kelompok lipida sederhana yang mengandung komponen asam lemak seperti
derivat senyawa terpenoid/isoprenoid serta derivat steroida. Lipida sering
berupa senyawa kompleks dengan protein (Lipoprotein) atau karbohidrat
(glikolipida).
Lipida berfungsi sebagai cadangan energi, penyususn membran sel,
prekursor untuk sintesis senyawa-senyawa dalam tubuh yang esensial,
pelarut vitamin A, D, E, dan K. Fungsi biologis utama lipida diantaranya
adalah menyimpan energi, pensinyalan dan komponen penyusun membran
sel (Wahjuni, 2013). Lemak juga merupakan komponen penting penyusunan
dinding sel, insulin vital dan sistem saraf, pendahulu dari komponen penting
seperti hormon, dan penyerap goncangan pada organ dalam. Fungsi lemak
sangatlah penting untuk tubuh (Santika, 2016). Fungsi lemak sebagai
pelindung tubuh dari temperatur suhu yang rendah, berperan sebagai pelarut
vitamin A, D, E, dan K, salah satu bahan penyusun vitamin dan hormon,
pelindung sebagai alat tubuh vital yaitu berperan sebagai bantalan lemak,
salah satu penghasil energi tertinggi, salah satu bahan penyusun asam
kholat, empedu, fungsi lemak salah satunya dapat menahan rasa lapar, hal
ini karena lemak dapat memperlambat perencanaan. Apabila perencanaan
yang terjadi terlalu cepat maka menyebabkan timbul rasa lapar yang cepat
pula, dan salah satu bahan penyusun dalam membran sel.
Gliserol merupakan senyawa gliserida yang paling sederhana. Gliserol
adalah produk samping produksi biodisel dari reaksi transesterifikasi dan
merupakan senyawa alkohol dengan gugus hidroksil berjumlah tiga buah
(Prasetyo et al., 2012). Gliserol (1,2,3 propanetriol) merupakan cairan yang
tidak berwarna, tidak berbau dan merupakan cairan kental yang memiliki rasa
manis. Asam lemak dibedakan menurut jumlah jumlah karbon yang
dikandungnya yaitu asam lemak rantai pendek (6 atom karbon atau kurang),
rantai sedang (8 atom karbon hingga 12 karbon), rantai panjang (14-18 atom
karbon), dan rantai sangat panjang (20 atom karbon atau lebih) (Diana,
2012). Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dibedakan menjadi asam
lemak jenuh (saturated fatty acid) yaitu asam lemak yang tidak memiliki
ikatan rangkap (Aisyah et al., 2019). Sedangkan asam lemak yang memiliki
ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty
acids), dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) memiliki 1
(satu) ikatan rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan 1
atau lebih ikatan rangkap. Gambar struktur asam lemak jenuh dan asam
lemak tak jenuh. Asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur lebih rendah
dan terdapat pada asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan asam
arakidonat.
Reaksi lemak dan minyak, reaksi hidrolisis lemak dan minyak adalah
ester dari asam lemak dan gliserol. Lemak dan minyak dapat dihidrolisis,
seperti ester lain menjadi pembentuknya, gliserol dan asam lemak. Reaksi
penyabunan (saponifikasi) reaksi asam lemak dan minyak dengan basa kuat
menghasilkan garam dari asam lemaknya dan gliserol. Garam dari asam
lemak ini disebut sebagai sabun, reaksi yang dilakukan disebut reaksi
penyabunan. Reaksi adisi ikatan jenuh dengan iodin, iodin memutuskan
ikatan rangkap. Warna larutan iodin yang semula cokelat akan menghilang.
Reaksi ini dipakai untuk menguji suatu asam lemak termasuk jenuh atau tidak
(Ariyani et al., 2017). Reaksi hidrogenasi adalah reaksi hidrogen ke dalam
rantai asam lemak tidak jenuh pada sisi karbon yang mengandung ikatan
rangkap, mengubah lemak tidak jenuh menjadi lemak jenuh. Sedangkan
ransiditas atau ketengikan terjadi karena asam lemak pada suhu ruang
dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi (Mamuaja, 2017).
Tujuan Praktikum
Praktikum acara lipida bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui
adanya kelarutan lipida pada beberapa macam pelarut yang berbeda.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui derajat ketidakjenuhan asam lemak
menurut ikatan rangkapnya dan mengetahui banyaknya asam lemak bebas
yang terdapat pada margarin dan minyak kelapa. Selain itu, praktikum ini
juga bertujuan untuk mengetahui terjadinya dehidrasi gliserol pada minyak
kelapa dan gliserol serta mengetahui kandungan lemak pada tepung gandum
dan tepung kedelai.
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum acara lipida adalah tabung
reaksi, rak tabung, pipet ukur, pump pipet, bunsen, drop plate, pipet tetes,
erlenmeyer, penjepit, votex, dan buret.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum acara lipida adalah
khloroform, ether, akuades, Na2CO3, empedu encer, minyak kelapa, minyak
hewan, minyak jagung, KHSO 4 10%, tepung gandum, tepung kedelai,
indikator PP, gliserol, mentega, pelarut lemak, KOH 0,1 N, dan Hubl Yod.
Metode
Uji Kelarutan dan Terjadinya Emulsi.
Sebanyak 5 tabung reaksi disiapkan. Setiap masing-masing
tabung ditambahkan dengan kloroform, ether, akuades, Na 2CO3, dan
empedu encer sebanyak 2 ml. Kemudian, setiap tabung ditambahkan
minyak kelapa sebanyak 3 tetes. Setelah itu, setiap tabung tersebut
digojok dan diamati perubahan yang terjadi.
Uji Angka Iod.
Sebanyak 12 ml kloroform diambil dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Selanjutnya, sebanyak 12 tetes hubls yod ditambahkan
ke dalam tabung reaksi. Larutan kemudian dihomogenkan dengan
vortex. Larutan yang telah homogen kemudian dibagi menjadi 4
tabung reaksi. Larutan 1 ditambah minyak kelapa setetes demi setetes
hingga warna larutan berubah dari merah muda menjadi bening.
Tabung 2 ditambah minyak jagung setetes demi setetes hingga warna
larutan berubah dari merah muda menjadi bening. Tabung 3 ditambah
minyak hewan setetes demi setetes hingga warna larutan berubah dari
merah muda menjadi bening. Tabung 4 ditambah minyak olive setetes
demi setetes hingga warna larutan berubah dari merah muda menjadi
bening. Kemudian, hasil yang diperoleh diamati.
Uji Akrolein (Ketengikan).
Sebanyak 2 tabung reaksi disiapkan. Tabung 1 diisi dengan 0,5
ml minyak kelapa. Tabung 1 diisi dengan 0,5 ml minyak gliserol.
Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml KHSO 4. Setelah itu, masing-
masing tabung digojok hingga homogen. Kemudian, larutan tersebut
dipanaskan dengan bunsen. Bau yang timbul kemudian dicatat.
Uji Angka Asam.
Sebanyak 2 erlenmeyer disiapkan. Erlenmeyer 1 diisi dengan
2,5 gram margarin. Erlenmeyer 2 diisi dengan 2,5 gram minyak
kelapa. Masing-masing erlenmeyer ditambah 12,5 ml pelarut lemak.
Kemudian, setiap erlenmeyer ditambah 0,25 ml indikator PP. Setelah
itu, setiap erlenmeyer divortex. Selanjutnya, dilakukan titrasi pada
masing-masing erlenmeyer dengan KOH 0,1 N hingga warna terubah
menjadi merah muda. Jumlah KOH 0,1 yang dibutuhkan untuk titrasi
dicatat. Kemudian, dilanjutkan dengan perhitungan angka asam
dengan catatan ml NaOH margarin 5,3 ml.
Uji Noda Lemak.
Sebanyak 2 tabung reaksi disiapkan. Tabung 1 diisi dengan 0,5
sendok pengaduk tepung gandum. Tabung 2 diisi dengan 0,5 sendok
pengaduk tabung kedelai. Selanjutnya, masing-masing tabung
ditambah dengan 2 ml ether. Selanjutnya, setiap tabung reaksi digojok
hingga larutan menjadi homogen. Larutan pada masing-masing tabung
diteteskan pada droplet hingga ether menguap. Kemudian, droplet
diusap dengan kertas minyak. Lalu, noda yang terdapat pada kertas
minyak diamati.
Hasil dan Pembahasan
Uji Kelarutan dan Terjadinya Emulsi
Uji kelarutan dan terjadinya emulsi bertujuan untuk mengetahui
adanya kelarutan lipida pada beberapa macam pelarut yang berbeda. Pelarut
yang digunakan pada tabung 1 adalah kloroform, pada tabung 2 adalah eter,
pelarut pada tabung 3 adalah air, pelarut pada tabung 4 adalah Na 2CO3, dan
pada tabung 5 menggunakan larutan empedu encer. Uji kelarutan yang
dilakukan ini, kloroform, eter, dan aquades berperan sebagai pelarut. Na 2CO3
berperan sebagai pereaksi penyabunan, empedu encer berperan sebagai
pengemulsi lemak, dan minyak kelapa berperan sebagai substrat lipida.
Menurut Shahidi dan Wanasundara (2002), pelarut yang biasa digunakan
untuk mengekstrak lemak adalah golongan alkohol (methanol, etanol,
isopropanol, n-butanol), aseton, eter (dietil eter, isopropyl ether, dioksan),
halokarbon (kloroform, diklorometan), hidrokarbon (heksana, benzene,
sikloheksana, isooktan), atau campuran dari pelarut-pelarut tersebut. Hasil uji
kelarutan dan terjadinya emulsi dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Uji Kelarutan dan Terjadinya Emulsi
No Tabung Perlakuan Hasil
1 2 ml kloroform + 3 tetes minyak kelapa Larut
2 2 ml eter + 3 tetes minyak kelapa Larut
3 2 ml akuades + 3 tetes minyak kelapa Tidak larut
4 2 ml Na2CO3 + 3 tetes minyak kelapa Terjadi penyabunan
5 2 ml larutan empedu + 3 tetes minyak Terjadi emulsi
kelapa
1 Minyak Kelapa + 9 ml 31
khloroform + 10 tetes
hubl-yod merah
2 Minyak Jagung + 9 ml 12
khloroform + 10 tetes
hubl-yod merah
3 Minyak Zaitun + 9 ml 6
khloroform + 10 tetes
hubl-yod merah
4 Minyak Hewan + 9 ml 52
khloroform + 10 tetes
hubl-yod merah