Anda di halaman 1dari 9

Format Review Praktikum

REVIEW PRAKTIKUM

Reviewer Naadiyah Arrohmi KAS, 21442381016, XI-B


Sumber https://www.youtube.com/watch?v=E3jjTxSpjao&t=50s
https://www.academia.edu/9702781/Laporan_Biokimia_Lipid
Judul Identifikasi Lipid
Tujuan Memahami metode identifikasi lipid.
Dengan menggunakan 3 metode uji yaitu Uji Kelarutan, uji ketidakjenuhan
dan uji ketengikan
Teori Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang
Percobaan tidak larut di dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan
oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform, atau eter. Jenis lipida yang
paling banyak adalah lemak atau triasilgliserol, yang merupakan
bahan bakar utama bagi semua organisme. (Lehninger, 1982)
Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai
komponen struktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan
pelindung dan sebagai vitamin dan hormon (Martoharsono, 1981)
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar,
yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid
sederhana antara lain adalah: 1) trigliserida dari lemak atau minyak
seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi,
minyak jagung, minyak biji kapas, danbutter, 2) lilin yang merupakan
ester asam lemak dari rantai panjang alkohol, contohnya
adalahbeeswax, spermaceti, dancarnauba wax, dan 3) sterol yang
didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena,
contohnya adalah kolesterol dan ergosterol (Scy Tech Encyclopedia
2008).
Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara. Secara
tradisional lipida diklasifikasikan menjadi 5 golongan:
a.       Gliserida dan asam lemak, termasuk di dalamnya lemak dan
minyak
b.      Fosfolipida
c.       Spingolipida
d.      Glikolipida
e.       Terpenoid, termasuk di dalamnya getah dan steroida
(Lehninger, 1982)
Lipid tersusun atas asam lemak, biasanya merupakan molekul
tak bercabang yang mengandung 14 sampai 22 atom karbon. Senyawa
ini hampir selalu mempunyai jumlah atom yang genap. Baik asam
lemak jenuh maupun tidak jenuh dapat diperoleh kembali dari
hidrolisis senyawa lipid. (Westhem, 1956)
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat
sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Karena asam
lemak merupakan molekul tak bercabang maka asam lemak pada
umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus (Page, 1989)
Banyak uji identifikasi lipid yang dapat dilakukan seperti uji
kelarutan lipid, uji akrolein, uji Lieberman-Burchard, uji ketengikan,
uji Salkowski untuk kolesterol, uji bilangan iod, uji penyabunan, dan
lain-lain. Pada praktikum ini hanya dilakukan uji kelarutan lipid, uji
akrolein, dan uji Lieberman-Burchard.
A. Uji Kelarutan Lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid
ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke
dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal
tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan
larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar. (Puspita.2013)
Dengan reaksi sebagai berikut:
B. Uji ketidakjenuhan lipid
Asam-asam lemak yang ada di dalam lemak hewan selalu jenuh, sedangkan
asamasam lemak di dalam minyak tumbuhan mengandung satu atau beberapa
ikatan rangkap. Uji ini dapat dilakukan untuk identifikasi larutan yang
tergolong ke dalam asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Bila larutan
kloroform yang ditambah asam lemak dicampur dengan unsur halogen, ia
akan mengubah warna larutan unsur halogen (bromin atau iodin) dimana
kondisi tersebut sangat ideal jika dijadikan indikator adanya ikatan rangkap
dalam suatu larutan asam lemak. Ikatan rangkap menunjukkan bahwa
senyawa itu memiliki lemak yang tidak jenuh, sebaliknya jika suatu larutan
tak mengalami perubahan warna, maka ia tidak memiliki ikatan rangkap yang
menunjukkan bahwa lemak yang dikandungnya merupakan lemak jenuh.
Pada uji sifat ini, reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh unsur halogen
(bromin atau iodin). Spesi halogen akan memutus ikatan rangkap yang
terdapat pada molekul zat, kemudian spesi tersebut akan menggantikan posisi
dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan
rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada sama
sekali (jika semuanya teradisi oleh unsur halogen).
C. Uji Ketengikan
Lemak terdiri dari suatu asam lemak yang mempunyai rantai
hidrokarbon dengan gugus karbonil terminal. Asam lemak jenuh tidak
mengandung ikatan rangkap C=C dalam strukturnya, sedangkan asam
lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap. Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untukmengetahui bahwa minyak bila
mengalami oksidasi akan menjadi tengik.
Alat dan Alat :
Bahan - Tabung reaksi
- Erlenmeyer
- Pipet tetes
- labu ukur
- gelas ukur
- corong glass
- buret
- beaker glass
- spatula
Bahan :
- Na2S2O3 sebanyak 6 gram
- K I sebanyak 38 gram
- Florogusinol sebanyak 2 gram
- Glycerol sebanyak 75 ml
- Margarin
- Minyak goring
- Amilum
- Iodide sebanyak 4 gram
- Asam oleat 25ml
- Aquadest
- Eter
- Chloroform

Prosedur Uji kelarutan


kerja
1. Menggunakan 4 sample yaitu minyak kelapa, lemak,gliserol dan asam
oleat
2. Pelarut pertama adalah air
Menyiapkan 0.5gr atau 0.5ml sample kedalam 4 tabung reaksi,
kemudian tambahkan masing-masing 2 ml air kedalam tabung reaksi
yang berisi sample
3. Lalu kocok dan amati perubahan

Pelarut ke- 2 alkohol


1. Menyiapkan 0.5gr atau 0.5ml sample kedalam 4 tabung reaksi,
kemudian tambahkan masing-masing 2 ml alkohol kedalam tabung
reaksi yang berisi sample
2. Lalu campuran alcohol dan sample dipanaskan di pemanas
3. Kocok dan amati perubahan
Pelarut ke-3 eter
1. Menyiapkan 0.5gr atau 0.5 ml sample kedalam 4 tabung reaksi,
kemudian tambahkan masing-masing 2 ml eter kedalam tabun reaksi
yang berisi sample
2. Kocok dan amati perubahan

Pelarut ke-4
1. Menyiapkan 0.5gr atau 0.5 ml sample kedalam 4 tabung reaksi,
kemudian tambahkan masing-masing 2 ml chloroform kedalam tabun
reaksi yang berisi sample
2. Kocok dan amati perubahan

Uji ketidak jenuhan

1. Menyiapkan 2 tabung reaksi. Tabung 1 berisi 0.5ml asam oleat dan


tabung 2 berisi 0.5 ml lemak
2. Menambahkan 2 ml CHCl3 pada masing-masing tabung
3. Lalu tambahkan 1 tetes larutan iodine, dan dikocok hingga warna ion
menghilang
4. Amati perubahan
Uji ketidak jenuhan yang ke-2
1. Memasukan 1 ml minyak dan 1 gram lemak kedalam erlemeyer
2. Menambahkan 10 ml chloroform, lalu ditambahkan 20ml larutan
iodine
3. Tutup rapat dengan alumunium foil, diamkan selama 30 menit.
4. Kemudia dikocok dan ditambahkan larutan K I 15% sebanyak 10 ml
5. Setelah itu di titrasi dengan larutan Na2S2O3 0.2 N, menggunakan
indicator amilum 1%
6. Melakukan hal yang sama terhdap blanko

Uji ketengikan

1. Menyiapkan larutan florogusinol 0.1 %, dengan cara menambahkan


0.02 gr florogusinol kedalam 20 ml etil eter
2. Masukan 1 ml minyak dan 1gr lemak kedalam tabung reaksi
3. Lalu ditambahkan 1 ml larutan florogusinol 0.1 % dan 1 ml HCl
pekat, dikocok dan amati

Perhitungan, Hasil dengan pelarut air


Hasil dan a. Didapatkan keempat sample tidak larut dalam air
Pembahasan - Minyak dan asam oleat = terdapat di atas permukaan air
- Lemak = tidak larut
- Gliserol = terdapat dibawah permukaan air

b. Hasil dengan pelarut alcohol, hanya gliserol yang dapat larut di dalam
alcohol, sementara minyak lemak dan asam oleat tidak larut dalam
alcohol

c. Hasil pada pelarut eter, dihasilkan bahwa ke 4 sample dapat larut


dalam eter

d. Pada pelarut kloroform, didapatkan hasil bahwa ke 4 sample tidak


dapat larut dalam kloroform
Berdasarkan hasil percobaan semua bahan tidak larut dalam air karena semua
bahan bersifat nonpolar sedangkan air bersifat polar. Pada saat melakukan uji
kelarutan dengan pelarut air terdapat hasil bahwa Minyak kelapa terdapat di
atas permukaan air, lemak menggumpal di bawah permukaan air, gliserol
terdapat di bawah permukaan air, dan oleat terdapat di atas permukaan air.
Pada pelarut alkohol, setelah sampel diteteasi alkohol kemudian dikocok dan
dipanaskan di penangas didapatkan hasil bahwa hanya sampel gliserol yang
dapat larut dalam pelarut alkohol, sedangkan sampel minyak kelapa, lemak
dan oleat tidak dapat larut dalam alkohol. Alkohol melarutkan gliserol karena
gliserol yang memiliki 3 gugushidroksil sehingga bersifat cenderung polar.
Pada pelarut eter didapatkan hasil bahwa semua bahan dapat larut dalam eter
karena eter bersifat nonpolar.
Pada pelarut klorofom, didapatkan hasil bahwa semua bahan tidak dapat larut
dalam pelarut kloroform tersebut.
A. UJI KETIDAKJENUHAN
NO NAMA SAMPEL HASIL
1. Asam oleat + 2 ml CHCL3 + 1 tetes -
larutan hanus iodin
2. Lemak + 2 ml CHCL3 + 1 tetes larutan +
hanus iodin
Ket:
(-) : Negatif
(+) : Positif
Pembahasan:
Pada Uji ketidakjenuhan pertama yaitu asam oleat yang ditambahkan 2 ml
CHCL3 dan 1 tetes lar. Hanus iodin didapatkan hasil bahwa larutan tersebut
negatif jenuh, karena pada larutan tersebut timbul warna merah yang semakin
lamasemakin pudar yang menandakan bahwa larutan tersebut bersifat tidak
jenuh.
Untuk sampel kedua yaitu lemak + 2 ml CHCL3 + 1 tetes larutan hanus
iodin didapatkan hasil bahwa larutan tersebut timbul warna merah saat dan
tidak memudar yang artinya bahwa larutan tersebut bersifat jenuh.
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji
apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan
pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini berfungsi sebagai pengadisi ikatan rangkap
yang ada pada asam lemak tidak jenuh menjadi ikatan tunggal. Asam lemak
tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya sedangkan
asam lemak jenuh mempunyai ikatan tunggal hidrokarbon.
Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna
merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak dan tidak memudar. Reaksi
negatif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah
yang semakin lama warna merah tersebut akan pudar.

B. UJI KETENGIKAN
NO SAMPEL + PELARUT HASIL
1. Minyak kelapa + 1 ml lar. floroglusinol 0,1 % + 1 -
ml HCL
2. Lemak + 1 ml lar. floroglusinol 0,1 % + 1 ml HCL -
Ket:
(-) : Negatif

Pembahasan:
Pada praktikum ini dilakukan pengujian ketengikan lemak. Setelah dilakukan
pengujian tersebut didaptkan hasil bahwa ketika minyak lemak ditambahkan
1 ml larutan floroglusinol dan 1 ml HCL pekat terdapat larutan yang tidak
mengalami perubahan warna, larutan tersebut berwarna bening kekuningan
seperti warna minyak pada umumnya.
Kemudian untuk sampel kedua yaitu lemak ditambah 1 ml larutan
floroglusinol dan 1 ml HCL pekat juga tidak mengalami perubahan warna,
larutan tersebut berwarna bening kekuningan/gold dan terlihat bahwa warna
kuningnya lebih tua daripada larutan pertama tadi.
Warna merah muda pada uji ketengikan menunjukan bahwa sampel yang
diuji tengik. Warna merah muda dihasilkan dari reaksi antara floroglusinol
dengan molekul oksigen yang mengoksidasi lemak/minyak tersebut. Hasil
percobaaan menunjukkan, dari semua bahan uji seperti minyak kelapa dan
lemak menunjukkan hasil yang negatif dengan warna putih. Ketengikan yang
terjadi pada suatu bahan dipengaruhi proses penyimpanan yang terlalu lama
dan kurang tertutup, sehingga berinteraksi dengan udara bebas yang
menyebabkan bahan menjadi tengik, dengan kata lain ketengikan pada
kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan
trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas.

Kesimpulan Kesimpulan :
& Saran
1. Lipid bersifat polar akan larut dalam air dan alkohol sedangkan lipid
bersifat nonpolar akan larut dalam kloroform dan eter.
2. Reaksi positif ditandai dengan timbulnya warna merah saat ditetesi ion
Hubs. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat
banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.
3. Tengiknya suatu larutan karena golongan trigliserida banyak teroksidasi
oleh oksigen dalam udara bebas. Reaksi positif ditandai dengan
timbulnya warna merah muda pada larutan.

Saran : untuk pembuatan video lebih jelas lagi dan tidak terlalu cepat, dan
untuk volume suara agak di besarkan lagi supaya terdengar jelas. Ada
beberapa uji yang tidak ditunjukan hasil akhir dari pengujiannya.

Anda mungkin juga menyukai