Anda di halaman 1dari 10

LIPID

I. Tujuan
I.1 Mahasiswa mampu mengetahui kelarutan minyak
I.2 Mahasiswa mampu memisahkan gliserol dan asam lemak
I.3 Mahasiswa mampu menentukan tingkat kejenuhan lipid

II. Prinsip
II.1Berdasarkan uji kelarutan yang membentuk noda pada kertas
saring
II.2Berdasarkan bau yang dihasilkan pada saat pemanasan
II.3Berdasarkan uji liberman-bruchrad

III. Reaksi
III.1 Uji Akrolein

H2 C O H2 C OH
H + KHSO4 H
H C OH C OH
C H2 C
H2 O O
III.2 H
Uji Liberman-bruchrad
H

IV. Teori
Lipid didefenisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah
senyawa yang merupakan ester dan asam lemak dengan gliserol yang

1
kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,aseton,kloroform, dan
benzen. Lipid tidak memilki rumus molekul yang sama, akan tetapi
terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan
struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan
yaitu asam lemak, lemak dan pospolipid.
Lemak secara kimia diartikan sebagai ester dari asam lemak dan
gliserol. Rumus umum lemak yaitu: R1, R2, dan R3 adalah rantai
hidrokarbon dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23, tetapi yang
paling umum dijumpai yaitu 15 dan 17. Lemak dan minyak adalah
trigliserida dan triasilglierol, kedua istilah ini berarti triester dan
gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang,
pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat
cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah lemak, sedangkan
gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak.
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam
lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak
jenuh. Terdapat beberapa jenis lipid:
1. Asam lemak : merupakan asam monokarboksilat rantai
panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH. Rentang ukuran dari
asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada 2 macam asam
lemak yaitu:
a. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid), asam lemak ini
tidak memiliki ikatan rangkap
b. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid), asam lemak
ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
2. Gliserida, terdiri dari gliserida netral dan fosfogliserida
a. Gliserida netral (lemak netral) : ester antara asam lemak
dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral adalah
sebagai simpanan energi. Setiap gliserol mungkin berikatan
1, 2, atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol
berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika
berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika
berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida.

2
Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari
sumber lipid.
b. Fosfogliserida (fosfolipid), lipid dapat mengandung gugus
fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah
satu rantai asam lemak. Penggunaan fosfogliserida adalah
sebagai komponen penyusun membran sel, dan sebagai
agen emulsi
Struktur dari fosfolipid, fosfolipid bilayer (lapisan ganda)
sebagai penyusun membran sel.
3. Lipid kompleks: kombinasi antara lipid dengan molekul lain.
Contoh penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan
glikolipid. Lipoprotein merupakan bagian gabungan antara
protein dan lipid.
4. Lipid nongliserida : lipid ini tidak mengandung gliserol. Jadi
asam lemak bergabung dengan molekul-molekul non gliserol.
Yang termasuk kedalam jenis ini adalah spingolipid,streoid,
kolesterol, dan malam.
a. Spingolipid : fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak.
Struktur kimia spingamielin (perhatikan 4 komponen
penyusunnya)
b. Kolesterol : jenis lipid yang menyusun membran plasma.
Kolesterol menjadi bagian dari beberapa hormon.
Kolesterol berhubungan dengan pergeseran arteri. Struktur
dasar dari kolesterol, kolesterol merupakan bagian dari
membran sel.
c. Steroid : merupakan beberapa hormon reproduktif
d. Malam/lilin (waxes) : tidak larut dalam air dan sulit
dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai lapisan
pelindung untuk sulit, rambut dan lain-lain. Malam
merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol rantai
panjang.

Penetuan adanya lipid dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan


berbagai macam analisa, dengan menggunakan analisis kualitatif:

3
1. Uji Kelarutan, uji ini terdiri atas kelarutan lipid maupun derivat
lipid terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan
lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid
dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut
tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat
nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-
sama nonpolar.
2. Uji Akrolein, dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam
bentuk bebas atau dalam lemak atau minyak menghasilkan
aldehid akrilat atau akrolein. Uji akrolein digunakan untuk
menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4)
yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi
ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai
akrolein (CH2-CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak
terbakar dan ditandai dengan asap putih.
3. Uji Liberman-Burchrad, merupakan uji kualitatif untuk
kolesterol. Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya
kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam
campuran.

V. Alat dan Bahan


V.1 Alat : tabung reaksi, pipet tetes, kertas saring, spritus, penjepit
tabung
V.2 Bahan : air, alkohol, kloroform, minyak goreng, air kaldu, olive oil,
gliserol, asam palmitat, KHSO4, asam asetat anhidrat, H2SO4 pekat

VI. Prosedur
Pada uji kelarutan, tabung reaksi disediakan 4 masing-masing
tabung ditambah 2ml air, 2 ml alkohol, 2 ml alkohol panas, dan 2 ml
kloroform, dan ke dalam tiap tabung ditambahkan 0,2 ml minyak
goreng, hati-hati dikocok.
Pada uji akrolein, disediakan 3 tabung reaksi yang bersih dan
kering. Ke dalam masing-masing tabung di masukkan 10 tetes olive
oil, gliserol, atau sedikit asam palmitat. Dan pada masing-masing

4
tabung ditambahkan sejumlah volume yang sama KHSO 4, lalu
dipanaskan pelan-pelan langsung diatas api. Diamati bau akrolein yang
menusuk hidung.
Pada uji Liberman-Burchrad, sedikit air kaldu dilarutkan dalam
kloroform sampai semua larut, ditambahkan 10 tetes asam asetat
anhidrid dan 2 tetes asam sulfat pekat, berlahan-lahan dikocok dan
dibiarkan beberapa menit, diamati perubahan yang terjadi. percobaan
dilakukan kembali untuk minyak goreng.

VII. Data pengamatan

VII.1 Uji Kelarutan

Larutan Pereaksi Hasil


Air Minyak goreng Tidak terdapat noda (tidak larut)
Alkohol dingin Minyak goreng Tidak terdapat noda (tidak larut)
Alkohol panas Minyak goreng Terdapat noda (larut)
Kloroform Minyak goreng Terdapat noda (larut)

VII.2 Uji Akrolein

Senyawa Pereaksi Hasil


Olive oil KHSO4 +++ (sangat tengik)
Gliserol KHSO4 ++ (tengik)
Asam palmitat KHSO4 +(tidak terlalu tengik)

VII.3 Uji Liberman-Burchrad

Larutan Dilarutkan dengan kloroform Hasil


Minyak Larut ++ (warna coklat
goreng kehijauan)

5
Air kaldu Terjadi pemisahan antara + (kuning kehijuan)
lipid dan air

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu pengujian untuk mengidentifikasi
lipid. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kelarutan, uji
akrolein, dan uji liberman-burchrad. Pada uji kelarutan, dasar dari uji
adalah mengetahui larutan apa yang melarutkan lipid, larutan yang
digunakan adalah air, alkohol dingin, alkohol panas, dan kloroform.
Pada saat air dan minyak goreng dimasukkan dalam tabung, minyak
tidak larut dalam air. Hal ini disebakan karena perbedaan massa jenis
air dan minyak. Air memiliki massa jenis lebih besar dari pada minyak.
Minyak memiliki massa jenis 0,8 gram/cm3, dan air memiliki massa
jenis 1 gr/cm3. Jika dilihat dari sifat kimianya lipid merupakan
senyawa nonpolar, air merupakan senyawa polar. Senyawa nonpolar
larut dalam pelarut nonpolar juga. Hal tersebut tejadi pada saat alkohol
dingin ditambahkan dengan minyak. Alkohol merupakan senyawa
polar. Minyak larut dalam alkohol panas, hal ini disebabkan karena
pada saat alkohol dipanaskan menghasilkan senyawa semi non-polar,
sehingga pada saat diteteskan dengan minyak, minyak tersebut
menjadi larut dalam alkohol panas. Minyak larut dalam kloroform, hal
ini terjadi karena kloroform merupakan senyawa nonpolar. Pelarut
yang baik dalam pengujian lipid adalah kloroform.
Pada pengujian dengan uji akrolein, dasar pengujian ini adalah
mengetahui keberadaan gliserol dan asam lemak, dan tujuan percobaan
ini adalah mengetahui larutan apa yang memiliki bau akrolein yang
sangat banyak, bau akrolein seperti bau tengik. Bahan yang digunakan
adalah gliserol, olive oil dan asam palmitat. Semua larutan uji

6
ditambahkan dengan KHSO4 sebagian besar tidak mengalami
perubahan warna. Penambahan KHSO4 bertujuan mengkatalisis
gliserol yang memungkinkan ada dilarutan sampel,dan peraksi KHSO4
merupakan pereaksi yang bersifat hidroskopis yang mempercepat
terjadinya aldehid. Pada saat melakukan percobaan larutan yang sudah
ditambahkan KHSO4 dipanaskan. Pemanasan bertujuan untuk
menghilangkan keberadaan air (H2O) yang terdapat didalam senyawa.
Dari hasil pengujian yang dilakukan gliserol memiliki bau akrolein
yang sangat banyak dibandingkan dengan larutan olive oil dan asam
palmitat. Gliserol pada saat dipanaskan menimbulkan bau yang tajam
khas, gliserol dalam bentuk bebas atau bentuk lemak mengalami
dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein yang ciri khasnya
adalah berbau tengik. Gliserol lebih cepat menghasilkan bau akrolein
dibandingkan olive oil dan asam palmitat, hal ini disebabkan karena
olive oil dan asam palmitat harus dipecahkan terlebih dahulu
membentuk gliserol dan asam lemak bebas. Karena gliserol tidak lagi
dipecahkan maka pada saat pemanasan dilakukan gliserol
menghasilkan bau yang sangat tengik. Terdapat kesalahan pada saat
melakukan percobaan yaitu kesalahan dalam mengidentifikasi bau
akrolein dan lamanya pada saat melakukan pemanasan.
Pada percobaan dengan uji liberman-burchrad, prinsip dari uji
adalah mengidentifikasi senyawa kolesterol pada larutan sampel.
Bahan yang diuji adalah air kaldu dan minyak goreng. Minyak goreng
ketika ditambakan dengan kloroform, minyak goreng larut. Hal ini
karena minyak goreng dan kloroform sama-sama bersifat nonpolar.
Penambahan kloroform bertujuan untuk melarutkan kolesterol yang
terkandung didalam sampel. Setelah penambahan kloroform,
ditambahkan asama asetat anhidrid. Penambahan asam asetat anhidrid
untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk
turunan asetil yang akan bereaksi dengan asam sulfat pekat dan
membentuk larutan berwarna. Pada saat ditambahkan asam sulfat pekat
terjadi pembentukan warna. Fungsi H2SO4 adalah untuk memutuskan
ikatan ester pada lemak. Pada pencampuran minyak goreng,

7
menghasilkan warna coklat kehijauan. Minyak goreng kebanyakan
berasal dari tumbuhan, tumbuhan tidak memiliki kolesterol tetapi
memiliki fitosterol, kegunaan fitosterol pada tumbuhan memiliki
kegunaan seperti kolesterol yang terdapat pada mamalia. Warna hijau
yang terbentuk menunjukkan adanya kolesterol.
Air kaldu biasanya berasal dari hewan. Pada saat menambahkan
kloroform terjadi pemisahan antara lipid dengan air. Di dalam air kaldu
terdapat air dan lemak, lemak atau lipid larut dalam kloroform, dan
tidak larut dalam air, sehingga terjadi pemisahan lipid dengan air. Pada
saat penambahan asam asetat anhidrad, maka asam asetat anhidrad
berubah menjadi asam asetat, kaldu yang larut dalam kloroform tidak
mengandung air. Dan penambahan H2SO4 menghasilkan warna kuning
kehijauan. Warna tersebut terbentuk karena didalam kaldu terdapat
kolesterol. Dalam uji liberman-burchrad tabung yang digunakan harus
kering dan tidak mengandung air, karena pada saat melakukan
percobaan menggunakan asam asetat anhidrad, sifat dari asam asetat
anhidrad adalah menarik air.

IX. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan, dalam
mengidentifikasi lipid dilakukan uji kelarutan, uji akrolein dan uji

8
liberman-burchrad. Kloroform merupakan perlarut yang sangat bagus
dalam melarutkan lipid. Dalam uji akrolein, gliserol lebih banyak
menghasilkan bau akrolein. Dalam uji liberman-burchrad, mengetahui
kolesterol yang terdapat didalam sampel.

X. Daftar Pustaka
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC:
Jakarta
Hawab,HM.2004. Pengantar Biokimia.Bayu Media Publishing:Jakarta
Fessenden dan Fessenden.1982.Kimia Organik II,edisi ketiga.
Erlangga: Jakarta
Lehninger,Albert L.1982.Dasar-dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta

XI. Lampiran
11.1 Uji Liberman-burchrad
1. Bagaimana warna dalam tabung dan jelaskan, tuliskan rumus
kolesterol!
Jawab: Warna dalam tabung pertama membentuk warna coklat
kehijauan, warna tersebut terbentuk dari reaksi sampel yang larut
dalam kloroform ditambahkan asam asetat anhidrad dan asam
sulfat pekat, pada tabung kedua membentuk warna kuning
kehijauan, warna tersebut dihasilkan dari reaksi sampel larut dalam
kloroform dengan asam asetat anhidrad dan asam sulfat pekat.

9
Rumus kolesterol adalah C27H46O

2. Berikan alasan mengapa reaksi warna ini berguna untuk penentuan


kuantitatif!
Jawab: Reaksi warna berguna untuk penentuan kantitatif karena
warna sebanding dengan konsentrasi kolesterol.

10

Anda mungkin juga menyukai