Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTIKUM BIOKIMIA
UJI KUALITATIF LIPID

OLEH :

SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA


PROGRAM STUDI
S1 FARMASI
2023
PRAKTIKUM 2
UJI KUALITATIF LIPID

I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Membuktikan beberapa sifat lipid
b. Mengetahui cara mengidentifikasi lipid

II. DASAR TEORI


Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan
gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene.
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa
golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid
dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid
(Salirawati et al,2007).

Lipid memiliki sifat yaitu larut dalam pelarut non polar contohnya eter dan
kloroform serta tidak larut dalam air. Namun asam lemak, fosfolipid, sfingolipid
dan kolesterol mengandung gugus polar, sehingga dapat bersifat amfipatik yaitu
dapat larut dalam air dan larut dalam lemak. Asam lemak di dalam tubuh terutama
terdapat sebagai ester dalam minyak dan lemak alami. Asam lemak yang terdapat
di dalam lemak alami mengandung atom karbon berjumlah genap dapat
mengandung ikatan rangkap (jenuh) atau mengandung satu atau lebih ikatan
rangkap (tidak jenuh) (Murray, dkk., 2012). Lemak digolongkan berdasarkan
kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam
lemak jenuh dan tak jenuh Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh,
yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani
misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih
dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan
rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana
ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et
al,2007).
Lipid merupakan sekelompok senyawa heterogen yang terdiri dari lemak,
minyak, dan steroid. Senyawa lemak memiliki energi yang tinggi dan memiliki
kandungan vitamin larut lemak serta asam lemak esensial. Lipid dapat dibedakan
menjadi dua yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid sederhana tersusun
dari ester asam lemak dengan berbagai alkohol sedangkan lipid kompleks
tersusun dari ester asam lemak yang mengandung gugus selain alkohol dan asam
lemak (Murray, dkk., 2012).
Lipid mempunyai sifat umum sebagai berikut :

a. Tidak larut dalam air


b. Larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan
karbontetraklorida
c. Mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Kadang-
kadang juga mengandung nitrogen (N) dan fosfor (P).
d. Bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
e. Berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.

Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid bukan suatu polimer, tidak
mempunyai satuan yang berulang. Pembagian yang didasarkan atas hasil
hidrolisisnya (Poedjiadi, 1994). Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan
dengan lipid yang meliputi analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif
lipid diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Uji kelarutan lipid. Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun
derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan
lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke
dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal
tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut
pada pelarut yang sama-sama nonpolar.

2. Uji kejenuhan pada lipid Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui


asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak
jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan
sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform
sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes
demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil
dikocokdan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati.
Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan
cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda
pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak
ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali
lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar
menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbon asam lemak.

Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai


ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji
ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal.
Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam
lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble.(Fessenden,1990)

3. Uji adanya lemak dalam larutan, yaitu untuk menguji bahwa makanan atau
bahan yang diuji mengandung lemak atau tidak membutuhkan bantuan
kertas minyak atau kertas cakram serta bantuan larutan Sudan. Pada saat
bahan atau makanan di tempelkan pada kertas minyak,jika mengandung
lemak , maka akan berwarna transparan atau tembus pandang (Hidayanto
A.P,2017)

4. Uji Penyabunan, reaksi penyabunan atau sponifikasi merupakan reaksi


eksotermis sehingga harus diperhatikan pada saat penambahan minyak dan
alkali agar tidak terjadi panas yang berlebih. Pada proses penyabunan ,
penambahan larutan alkali (KOH atau NaOH) di lakukan sedikit demi
sedikit sambil diaduk dan dipanasi untuk menghasilkan sabun cair. Sabun
berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak atau zat
pengotor lainnya. (Hidayanto A.P,2017)
5. Uji adanya gliserol. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk
bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau
akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk
menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah
ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka
bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau
dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak
terbakar dan ditandai dengan asap putih.

6. Uji menunjukkan sifat sabun sebagai emulgator, Emulsifier adalah salah


satu bahan penolong untuk membuat emulsi. Emulsifier berfungsi untuk
menstabilkan zat atau bahan aktif terlarut dalam air atau minyak yang
diemulsikan. Mekanisme kerja emulgator terjadi dengan mengurangi
tegangan antarmuka-stabilitas termodinamis, pembentukan suatu lapisan
antarmuka yang kaku sebagai pembatas mekanik untuk penggabungan,
pembentukan lapisan listrik rangkap-penghalang elektrik untuk mendekati
partikel-partikel (Zuhra.E.A&Amalia,2017)

7. Uji Salkowski, merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk


mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan
kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam
sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila
dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di
bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah
menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau (Pramarsh,2008).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Percobaan 1 : Uji Kelarutan Lipid Pada Beberapa Pelarut
Alat yang digunakan yaitu :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
Bahan yang digunakan yaitu :
 Minyak goreng
 Mentega
 Chloroform
 Eter
 Aquadest
 NaOH 1N
 Alkohol 96%
 Bensin

B. Percobaan 2 : Uji Derajat Ketidakjenuhan Asam Lemak


Alat yang digunakan yaitu :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
Bahan yang digunakan yaitu :
 Reagen Hubl
 Minyak Zaitun
 Minyak Kelapa

C. Percobaan 3 : Uji Adanya Lemak Dalam Suatu Larutan


Alat yang digunakan yaitu :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Kertas Minyak

Bahan yang digunakan yaitu :


 Minyak Goreng
 Minyak Kelapa
 Eter

D. Percobaan 4 : Uji Penyabuanan


Alat yang digunakan yaitu :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Penangas Air
Bahan yang digunakan yaitu :

 Minyak Kelapa
 NaOH 1N
 Aquadest
 Alkohol 96%
 NaCl jenuh

E. Percobaan 5 : Uji Adanya Gliserol


Alat yang digunakan yaitu :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Penangas Bunsen
Bahan yang digunakan yaitu :
 Minyak Kelapa
 Kristal KHSO4
 Aquadest
F. Percobaan 6 : Uji Menunjukan Sifat Sabun Sebagai Emulgator
Alat yang digunakan yaitu :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Penangas Bunsen
Bahan yang digunakan yaitu :
 Minyak Kelapa
 Na2CO3
 Aquadest

G. Percobaan 7 : Uji Salkowski


Alat yang digunakan yaitu :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Vortex
Bahan yang digunakan yaitu :
 Kuning Telur
 Kloroform
 H2SO4
IV. CARA KERJA
A. Percobaan 1 : Uji Kelarutan Lipid Pada Beberapa Macam Pelarut

Siapkan 6 tabung reaksi. Tabung reaksi diisikan masing-


masing pelarut yang berbeda sebanyak 1ml.
Pelarut yang digunakan yaitu
Kloroform, Eter, Alkohol 96%, Aquadest, NaOh 1N dan
Bensin

Tambahkan minyak goreng kedalam 6 tabung yang telah


disisi berbagai pelarut

Gojok hingga homogen, diamkan beberapa meint dan amati


serta catat perubahan yang terjadi

Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan Mentega


sebagi sumber Lipida

B. Percobaan 2 : Uji Derajat Ketidakjenuhan Asam Lemak

5ml Kloroform ditambah 5 tetes Reagen Hubl, campur


hingga homogen.

Tuang 2.5ml kedalam 2 tabung reaksi

Tabung pertama ditambahkan 2tettes minyak zaitun


Tabung kedua ditambahkan 2tetes minyak kelapa
“gojok dan amati perubahan warna”

Bila timbul warna merah muda. Tambahkan setetes demi


setetes minyak zaitu dan minyak kelapa hingga warna
merah muda menghilang.
Catat !! Beberapa tetes minyak yang digunakan untuk
menghilangkan warna merah muda yang muncul
C. Percobaan 3 : Uji Adanya Lemak Dalam Suatu Larutan

Siapkan 3 tabung reaksi. Tabung reaksi diisikan masing-


masing jenis Lemak yang berbeda sebanyak 2ml.
Minyak yang digunakan yaitu : Minyak Zaitun, Mentega
dan Minyak Goreng

Tambahkan 2ml eter pada masing-masing tabung reaksi

Ambillah lapisan Eter dan tempatkan diatas lempeng tetes.

Biarkan eter menguap dan diusap sisanya dengan Kertas


Minyak.
Amati!!! Ada atau Tidaknya Noda

D. Percobaan 4 : Uji Penyabunan

Siapkan 2 tabung reaksi, tambahkan minyak kelapa 1ml


kedalam 2 tabung reaksi

Tabung pertama ditambahkan 1ml NaOH


Tabung kedua ditambahkan 1ml Aquadest

2 tabung reaksi tersebut ditambahkan 1ml Alkohol 96%.

Dipanaskan pada Penangas Air Mendidih selama 15menit

Keluarkan 2tabung dari penangas dan tambahkan 2ml NaCl


jenuh
Amati !!! Perubahan yang terjadi
E. Percobaan 5 : Uji Adanya Gliserol

Siapkan 1 tabung reaksi, tambahkan 1ml Minyak Kelapa

Tambahkan sedikit Kristal KHSO4.

Panaskan pada Bunsen hingga Uap Putih


Amati !! Perubahan dan Bau yang terjadi

F. Percobaan 6 : Uji Menunjukan Sifat Sabun Sebagai Emulgator

Siapkan 2 tabung reaksi, tambahkan Minyak Kelapa 1ml

Tabung pertama tambahkan 0.5ml aquadest


Tabung kedua tambahkan 0,5ml Na2CO3 1%

G. Percobaan 7 : Uji Salkowski

Kedua tabung reaksi ditambahkan Vortex


Amati !! Perubahan dan Bau yang terjadi

Larutkan Kuning Telur sebanyak 0.5ml dengan 1ml


Kloroform. Masukkan kedalam tabung reaksi

Vortex tabung reaksi dan tambahkan 1ml H2SO4


Amati !!! Perubahan yang terjadi
V. HASIL PENGAMATAN
1.Uji Kelarutan Lipid Pada Beberapa Macam Pelarut
No. Perlakuan Sebelum Sesudah Gambar
1 1 mL minyak goreng +
1 mL kloroform

Sampel minyak goreng Pelarut kloroform Sampel+kloform


Minyak larut dalam
kloroform
(larutan kuning bening)

2 1 mL minyak goreng
+ 1 mL eter

Sampel minyak Pelarut eter Sampel+kloform


goreng Minyak larut dalam
kloroform
(larutan kuning bening)
3 1 mL minyak goreng
+ 1 mL aquadest

Sampel minyak Pelarut aquadest Sampel+aquadest


goreng Minyak tidak larut dalam
aquadest
(terdapat lapisan pertama
larutan minyak dan lapisan
kedua aquadest)

4 1 mL minyak goreng
+ 1 mL NaOH 1 N

Sampel minyak Pelarut NaOH 1 N Sampel+NaOH 1N


goreng Minyak tidak larut dalam
NaOH 1 N
(terdapat lapisan pertama
larutan minyak dan lapisan
kedua NaOH 1 N)

5 1 mL minyak goreng +
1 mL alkohol 96%
Sampel minyak Pelarut alkohol 96% Sampel+ alkohol 96%
goreng Minyak tidak larut dalam
alkohol 96%
(terdapat lapisan pertama
larutan minyak dan lapisan
kedua alkohol 96%)

6 1 mL minyak goreng
+ 1 mL bensin

Sampel minyak Pelarut bensin Minyak goreng+bensin


goreng Minyak larut dalam bensin
(larutan kuning bening)

No. Perlakuan Sebelum Sesudah Gambar


1 1 mL mentega + 1 mL
kloroform

Sampel mentega Pelarut kloroform Sampel+ kloroform


mentega larut dalam
kloroform
(larutan kuning)
2 1 mL mentega + 1 mL
eter

Sampel mentega Pelarut eter Sampel+ eter


Mentega tidak larut dalam
eter
(terdapat lapisan pertama
larutan eter dan lapisan
kedua mentega)

3 1 mL mentega + 1 mL
aquadest

Sampel mentega Pelarut aquadest Sampel+ aquadest


Mentega tidak larut dalam
aquadest
(terdapat lapisan pertama
larutan mentega dan
lapisan kedua aquadest)
4 1 mL mentega + 1 mL
NaOH 1 N

Sampel mentega Pelarut NaOH 1 N Sampel+ NaOH 1 N


Mentega tidak larut dalam
NaOH 1 N
(terdapat lapisan pertama
larutan mentega dan
lapisan kedua NaOH 1 N)

5 1 mL mentega + 1 mL
alkohol 96%

Sampel mentega Pelarut alkohol 96% Sampel+ alkohol 96%


Mentega tidak larut dalam
alkohol 96%
(terdapat lapisan pertama
larutan alkohol 96% dan
lapisan kedua mentega)

6 1 mL mentega + 1 mL
bensin

Sampel mentega Pelarut bensin Sampel+ bensin


Mentega tidak larut dalam
bensin
(terdapat lapisan pertama
larutan bensin dan lapisan
kedua mentega)

2.Uji Derajat Ketidakjenuhan Asam Lemak

No Perlakuan Sebelum Sesudah Gambar


.
1 2.5mL campuran
kloroform &
reagen Hubl + 2 tetes
minyak zaitun

Sampel minyak zaitun Kloroform+reagen Kloroform+reagen hubl+


hubl+ minyak zaitun 2 minyak zaitun setelah
tetes (warna merah) diteteskan 15 tetes
minyak zaitun (warna
bening)

2 2.5 mL campuran
kloroform & reagen
Hubl + 2 tetes
minyak kelapa
sampel minyak Kloroform+reagen Kloroform+reagen hubl+
kelapa hubl+ minyak kelapa minyak kelapa setelah
(warna merah) diteteskan 2 tetes minyak
kelapa (warna bening)

3.Uji Adanya Lemak Dalam Suatu Larutan

No. Perlakuan Sebelum Sesudah Gambar


1 2 mL minyak goreng Sampel Sesudah ditambahkan
+ 2 mL eter eter

2 2 mL minyak zaitun Sampel Sesudah ditambahkan


+ 2 mL eter eter
3 2 mL mentega + 2 Sampel Sesudah ditambahkan
mL eter eter

4.Uji Penyabunan

No. Perlakuan Sebelum Sesudah Gambar


1 1 mL minyak kelapa + Minyak Kelapa Minyak kelapa + NaOH Setelah dipanaskan +
1 mL NaOH + 1 mL + Alkohol Nacl Jenuh
alkohol 96% + 2 mL
NaCl jenuh

2 1 mL minyak kelapa Minyak Kelapa Minyak kelapa + Setelah dipanaskan +


+ 1 mL aquadest + 1 Aquadest + Alkohol Nacl Jenuh
mL alkohol 96% + 2
mL NaCl jenuh

5.Uji Adanya Gliserol


No. Perlakuan Sebelum Sesudah Gambar
1 1 mL minyak kelapa + Sampel Setelah ditambahkan Setelah dipanaskan, timbul
Kristal KHSO4, uap putih dan berbau
sedikit kristal KHSO4
terdapat endapan tengik.
dan dipanaskan hingga coklat.
terjadi uap putih dan
amati bau yang terjadi.

6.Uji Menunjukan Sifat Sabun Sebagai Emulgator

No. Perlakuan Sebelum Sesudah Gambar


1 1 mL minyak kelapa + Sampel Setelah ditambahkan Setelah divortex, Minyak
aquadest dan aquadest terpisah.
0.5 mL aquadest

2 1 mL minyak kelapa Sampel Setelah ditambahkan Setelah divortex, muncul


+ 0.5 mL Na2CO3 Na2CO3 1% warna putih yang disertai
1% bau tengik.

6.Uji Salkowski

No. Perlakuan Sebelum Sesudah Gambar


1 0.5 mL kuning telur + Sampel berwarna Setelah Penambahan Setelah Penambahan
1 ml kloroform + 1 kuning Kloroform H2SO4
mL H2SO4

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui beberapa sifat lipid


dan cara mengidentifikasi lipid dilakukan 5 pengujian terhadap 5 sampel
yaitu minyak goreng, minyak zaitun, mentega, kuning telur, dan bensin.
Pada uji kelarutan lipid pada beberapa macam pelarut untuk melihat sifat
kelarutan lipid dengan menggunakan dua sampel yaitu minyak goreng dan
mentega dengan menggunakan pelarut kloroform,eter,aquadest,NaOH
1N ,alkohol 96% dan bensin. Minyak goreng digunakan pada percobaan
sebagai sumber lipid.Minyak goreng dikenal memiliki kandungan lemak
tinggi, termasuk lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh
ganda.pada percobaan ini didapatkan hasil untuk uji kelarutan
menggunakan sampel minyak goreng terdapat 3 sampel yang larut yaitu
sampel dengan menggunakan pelarut kloroform enter dan bensin
sedangkan pada pelarut aquadest,NaOH 1N dan alkohol 96% tidak larut
dan terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan minyak dan pelarut.pada percobaan
menggunakan sampel mentega larut pada pelarut kloroform sedangkan
pada pelarut eter,aquadest,NaOH 1N ,alkohol 96% dan bensin. Hal ini
sesuai dengan sifat lipid yaitu molekul non-polar yang hanya dapat larut
dalam pelarut non-polar (khloroform, eter,bensin) sehingga bila dilarutkan
dalam pelarut polar lipid tidak akan homogen dengan larutan tersebut.
Derajat kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat
larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Tingkat polaritas
berkaitan dengan polaritas dari pelarut tersebut. Senyawa yang memiliki
kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik / terlarut dengan pelarut
yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Hal ini sesuai dengan prinsip
uji kelarutan yaitu berdasarkan pada kaidah “like dissolves like” yang
mana senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan sebaliknya.
Kelarutan lipid baik lemak maupun minyak dapat diuji dengan berbagai
jenis pelarut untuk mengetahui derajat kelarutannya (hidayanto,2017).

Uji ketidakjenuhan lipid Asam-asam lemak yang ada di dalam


lemak hewan selalu jenuh, sedangkan asam asam lemak di dalam minyak
tumbuhan mengandung satu atau beberapa ikatan rangkap. Uji ini dapat
dilakukan untuk identifikasi larutan yang tergolong ke dalam asam lemak
jenuh atau tidak jenuh. Dalam percobaan ini digunakan sampel minyak
zaitun dan minyak kelapa dengan menggunakan campuran antara larutan
kloroform dengan reangen hubl diperoleh hasil untuk sampel minyak
zaitun dan minyak kelapa berwarna merah setelah penambahan kloroform
dan reagen hubl hal ini menandakan bahwa larutan kedua sampel tersebut
adalah larutan asam lemah jenuh. Setelah penambahan 15 tetes minyak
zaitun larutan sampel berubah menjadi bening sedangkan pada sampel
minyak kelapa dengan penambahan 2 tetes minyak kelapa larutan sampel
berubah menjadi bening menandakan larutan berubah menjadi asam lemak
tidak jenuh , Hal ini sesuai dengan tujuan Uji ketidakjenuhan berfungsi
untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak
jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod hubl. Pada uji
ketidakjenuhan, pereaksi Iod hubl akan mengoksidasi asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal.
Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam
lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod hubl.Sehingga dapat diambil
kesimpulan minyak kelapa mempunyai asam lemak tidak jenuh yang lebih
besar dibandingkan dengan minyak zaitun.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Das, Salirawati,2007. Belajar Kimia Secara Menarik untuk SMA/MA Kelas XI,
Jakarta: Grasindo,

Fessenden, RJ dan Joan F. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.


Pramarsh. 2008. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Murray, R.K., Bender, D.A., Botham, K.M., Kennelly, P.J., Rodwell, V.W. and
Weil, P.A., 2012,Alih Bahasa Manurung, L.M. dan Mandera, L.I.,
Biokimia Harper, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hidayanto, A. P .2017. Biokimia. Jakarta. Universitas Esa Unggul
Zuhra, E. A., & Amalia, M. 2017.Sifat Fisik Cairan. Departemen Biokimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian
Bogor

Anda mungkin juga menyukai