LIPIDA
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
LIPIDA
I. TUJUAN
1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
2. Mengetahui sifat ketidak jenuhan minyak atau lemak
3. Mengetahui reaksi uji lemak pada pemeriksaan kelarutan lemak.
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap
berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya
lipid tersbuttidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar
sehingga hanyaakan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Garjito,1980)
2.2. Bahan
1. Etanol
2. Indikator PP
3. Sampel minyak goreng sawit
4. Larutan NaOH 0,1 N
5. Hydroxide solution 20%
6. Coconat oil
7. Common salt
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan penentuan asam lemak bebas dalam minyak dan
hidrolisismentega. Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang tekandung dalam
minyak goreng sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan
rendemen minyak turun. Metode yang digunakan untuk menganalisis asam lemak bebas
adalah titrasi asam basa dengan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Analisa
kuantitatif dengan metode alkalimetri yaitu menggunakan indikator fenolftalein dengan
pH 8,0 sampai 9,6. Alkohol dengan kadar 95% digunakan sebagai pelarut karena minyak
dan lemak dapat larut dalam pelarut organik yang memiliki kecendrungan non polar,
misalnya etanol, alkohol, ether maupun kloroform dan ketidak larutannya dalam air.
Minyak yang digunakan dalam proses penggorengan memiliki resiko besar dalam
terbentuknya asam lemak bebas karena adanya perlakuan panas dengan temperatur yang
tinggi yang menyebabkan meningkatnya kandungan asam lemak bebas. Pemanasan
minyak goreng yang berulang kali (lebih dari 2 kali) pada suhu tinggi (160ºC sampai
dengan 180ºC) akan mengakibatkan hidrolisis lemak menjadi asam lemak bebas yang
mudah teroksidasi, sehingga minyak menjadi tengik dan membentuk asam lemak trans
yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Oksidasi minyak akan menghasilkan
senyawa aldehida,keton,hidrokarbon, alkohol, lakton serta senyawa aromatis yang tidak
enak,pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena reaksi
polimerisasi, adisi dari asam lemak tidak jenuh, hal ini terbukti dengan terbentuknya
bahan menyerupai gum (gelembung) yang mengendap didasar tempat penggorengan.
Minyak yang dipanaskan secara berulang akan menyebabkan kualitas minyak menurun
karena saat dipanaskan, peristiwa hidrolisa akan menyebabkan kerusakan padaminyak
karena terdapat sejumlah air dalam minyak dan peristiwa oksidasi akan menyebabkan
bau tengik pada minyak tersebut. Pada proses ini terjadi pemutusan rantai triglesirida
menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
Keberadaan asam lemak trans di dalam minyak goreng dapat disebabkan karena
adanya proses pemanasan dalam pengolahan minyak (refinery). Asam lemak trans juga
dapat terbentuk selama proses penggorengan pada suhu tinggi. Menurut Sartika (2007),
proses menggoreng dengan cara deep frying akan menyebabkan perubahan asam lemak
tidak jenuh bentuk cis menjadi bentuk trans. Peningkatan asam lemak tidak jenuh trans
ini sebanding dengan penurunan asam lemak tidak jenuh cis (asam oleat
Percobaan ini dilakukan untuk menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam
suatulemak. Reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium.
Iodiumakanmemutus ikatan rangkapyang terdapat molekul zat, kemudian
iodiumtersebut akan menggantikan posisi dariikatan rangkap tersebut melalui reaksi
adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalammolekul zat akan berkurang atau menjadi
tidak ada sama sekali (jika teradisisemuanya oleh iodium). Dengan adanya reaksi ini,
maka warna larutan iodiumakan hilang.Minyak mengandung triasil gliserol dengan
80-85 % asam lemak jenuh.Asam lemak utama yang terdapat dalam minyak adalah asam
laurat dan asammiristat (merupakanasam lemak dengan bobot molekul rendah dan
memilikibilangan penyabunan yang tinggi). Selain itu, minyak kelapa juga mengandung
asamkaprilat, asam kaprat, dan asam oleat.Margarin merupakan salah satu produk
makanan konsumsi sehari-hari yang dibuatdenganmenggunakan bahan baku lemak
nabati. Margarin dibuat melalui proseshidrogenasi asam lemak tak jenuh yang bersumber
dari tanaman. Margarin adalahemulsi air dalam minyak yang berbentuk padat.
Umumnya zat yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun
tidak dapat larut dalam pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan
adanya momen dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi
dengan sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol,
sehingga tidak bisa berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut.
Reaksi antara minyak nabati dan larutan natrium hidroksida bersifat eksotermis
karena panas dibebaskan selama reaksi. Suspensi putih yang terbentuk terdiri dari sabun
dan gliserol. Proses pembentukan sabun disebut saponifikasi. Pengujian menggunakan
kertas lakmus merah dan biru menunjukkan bahwa suspensi sabun bersifat basa dan tidak
bersifat asam. Proses pengendapan sabun dari suspensi disebut salting out.
VII. KESIMPULAN
1. Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia
2. Lipid tidak larut dalam air (pelarut polar) tetapi larut dalam pelarut nonpolar
3. Kelarutan lipid merupakan kelarutan yang bersifat nonpolar dan hanya dapat larut
sempurna pada larutan lain yang sifatnya nonpolar. Sedangkan pada larutan polar seperti
NaOH akan terjadi pengendapan atau penyabunan karena mengalami kestabilan emulsi
total.
DAFTAR PUSTAKA
Budha, K. (1981). Kelapa dan Hasil Pengolahannya. Denpasar: Fakultas Teknologi dan
Pertanian Universitas Udayana.
Sartika. (2005). Gambaran Penggunaan Pelaksanaan ADP di Bagian Produksi non Penicilin di
PT. Alphafarma . Depok : UI.
Trilaksani, W. (2013). Antioksidan Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja, dan Peran Terhadap
Kesehatan. Bogor: IPB.
LAMPIRAN
I. Data pengamatan
https://www.youtube.com/watch?v=VmQV3Qs9Qzk&t=93s
https://www.youtube.com/watch?v=qhjPrqFM5TA
Asisten,
(Aqsadina Khulda)
II. PERHITUNGAN
Dik. Volume NaOH untuk titrasi (mL) = 0,7 mL
Normalitas NaOH hasil standarisasi = 0,101 N
Bobot sampel (gram) = 10,0483 gram
Jawab :
25,6 × V × N
Asam lemak bebas =
` W
25,6 × 0,7 × 0,101
=
10,0483
= 0,18%