KIMIA ORGANIK
Disusun Oleh :
Kelompok II (A2)
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2018
ABSTRAK
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak
terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis
dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Tingginya asam lemak
bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Dalam percobaan ini digunakan
untuk mengetahui kelayakan mi8nyak untuk dikonsumsi. Tujuan dari praktikum
ini yaitu untuk menentukan kadar asam lemak bebas (FFA). Percobaan ini
dilakukan dengan metode titrasi dengan sampel minyak VCO 20gram
ditambahkan alkohol 30ml lalu dipanaskan dan ditambahkan 3 tetes indikator pp
kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Volume titrasi NaOH yang terpakai 4 ml
dan warna campuran menjadi merah muda.Dalam percobaan, kadar asam lemak
yang diproleh sesuai dengan kadar standar asam lemak bebas yaitu untuk FFA
asam palmitic 0,23%, FFA asam oleic 0,3525 %, dan FFA untuk asam lauric
0,25%.Semakin besarnya persen kadar yang didapat maka semakin besar kadar
asam lemak bebas yang terkandung didalamnya.
Kata Kunci :asam lemak bebas, minyak kelapa sawit, dan titrasi.
BAB I
PENDAHULUAN
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Minyak VCO
2. Larutan NaOH 0,1 N (Natrium hidroksida)
3. Larutan metanol
4. Indikator PP (Fenolphtalein)
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum ini dapat diperoleh hasil pengamatan antara lain:
Tabel 4.1Hasil percobaan menentukan kadar asam dari minyak kelapa sawit.
4.2 Pembahasan
Percobaan tentang menentukan kadar asam dari minyak kelapa/kelapa
sawit, dapat diketahui pada saat dimasukkan 20 gr minyak ditambahkan 30 ml
etanol, minyak dan metanol tidak bercampur dan terdapat dua lapisan yaitu,
lapisan atas terdapat etanol dan lapisan bawah terdapat minyak VCO. Hal ini
terjadi karena minyak/lipid berada pada bagian bawah larutan karena massa jenis
etanol lebih kecil dari pada massa jenis minyak. Jadi etanol merupakan pelarut
polar sehingga lipid (minyak VCO) tidak dapat larut. Pada saat dipanaskan,
campuran tetap terdapat dua lapisan dan pada saat sudah mendidih dan mencapai
titik didih paling tinggi minyak menjadi pecah
Setelah ituditambahkan 3 tetes larutan PPlarutan yang awalnya berwarna
putih menjadi keruh. Karena larutan PP adalah salah satu indikator untuk
menentukan tingkat keasaman larutan. Fungsi penambahan indikator PP untuk
mengetahui terjadinya suatu titik ekuivalen dalam proses titrasi dengan terjadinya
perubahan warna pada larutan. Sehingga minyak dan etanol yang sudah
dipanaskan dan ditetesi indikator PP tejadi perubahan warna.
Setelah itu larutan di titrasi dengan menggunakan larutan standar NaOH
0,1 N. Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang digunakan
untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Dalam titrasi, titik akhir dari titrasu
adalah titik pada saat pH hampir mencapai 7 dan ditandai dengan perubahan
warna. NaOH 0,1 N yang digunakan termasuk basa kuat sehingga volume titrasi
mencapai 2,5 ml mengakibatkan larutan yang awalnya keruh berubah menjadi
merah muda. Hal ini menandakan titik ekuivalen titrasi telah tepat, sehingga
proses titrasi dihentikan. Jumlah volume yang digunakan untuk titrasi sampel
digunakan dalam proses penentuan asam lemak bebas. Dan pada saat didiamkan
larutan mengendap, dan yang mengendap itu adalah asam lemak bebas yang
terdapat dalam larutan tersebut.
Dari percobaan ini, didapat kadar FFA asam palmitic sebesar 0,32%, kadar
FFA asam Oleic sebesar 0,3525% dan kadar FFA asam lauric sebesar 0,25%.
Sehingga kadar FFA yang paling banyak didapat pada asam oleic sebesar
0,3525%. Semakin besarnya persen kadar yang didapat maka semakin besar kadar
asam lemak bebas yang terkandung didalamnya. Besar kecilnya kadar FFA
menunjukkan kelayakan minyak tersebut dapat dikonsumsi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam praktikum ini, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Minyak bersifat non polar sehingga sukar bereaksi dengan pelarut yang
bersifat polar.
2. Pada saat melakukan titrasi, volume titran yang digunakan adalah 2,5ml.
3. FFA% asam palmitic adalah sebesar 0,32%.
4. FFA% asam oleic adalah sebesar 0,3525%.
5. FFA% asam lauric adalah sebesar 0,25%.
6. Kadar FFA asam lemak bebas yang paling banyak terdapat pada kadar
FFA asam oleic sebesar 0,3525%.
5.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan ini, kita harus benar-benar teliti saat
melakukan penimbangan minyak, mencampurkan larutan, memanaskan, dan
mentitrasi. Karena harus diamati perubahan warna, dan bentuk kedua larutan
menjadi menyatu atau tidak. Dan gunakan peralatan dan bahan yang masih dalam
kondisi baik agar percobaan mendapatkan hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Dik : N = 0,02%
: V = 4,2 ml
: W = 20 ml
Dit : a. FFA % sebagai asam palmitic?
b. FFA % sebagai asam oleic?
c. FFA % sebagai asam lauric?
25,6× N ×V 25,6× 0,02 ml x 4,2ml
Jawab : a. ¿ ¿
W 20 ml
¿ 0,10 %
1. Buat rumus bangun minyak yang terhidrolisis oleh air dan hasil reaksinya!
2. Apa penyebab minyak makan berbau tengik?
3. Sebutkan sifat–sifat fisik dan kimia dari minyak khusus minyak nabati!
Jawaban :
1. CH2 O C R CH2 OH
O O
CH2 O C R3 CH OH ASB
Fliserol
No Alat Fungsi
1. Gelas ukur
Untuk mengukur volume
larutan
2. Corong
Digunakan untuk memasuk
kan dan memindahkan
larutan
3. Hot plate
Untuk memanaskan larutan.
4. Neraca analik
untuk menimbang sejumlah
bahan dalam ukuran
miligram