I. TUJUAN PERCOBAAN
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu
minyak atau lemak.
2.6. Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa
ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan
termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol memiliki rumus kimia (C2H5OH), etanol memiliki pKa sekitar 16 dan
termasuk asam yang sangat lemah dan tidak dapat mengubah warna pada lakmus biru
(Handanu, 2019), seperti alkohol lain, etanol mudah terbakar, mudah bercampur dengan
air, pada suhu ruang berwujud cair dan memiliki titik didih 78℃, Sulpahmi dalam dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa etanol bersifat semipolar yaitu dapat bereaksi dengan
larutan polar maupun nonpolar. Setelah minyak direaksikan dengan etanol dapat dilihat
reaksinya yaitu terbentuk 2 fase dimana etanol berada dilapisan atas. Etanol hanya dapat
bereaksi / larut sebagian dengan minyak karena sifat semipolarnya.
VI. PERHITUNGAN
6.1. Standarisasi NaOH
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑉 C2H2O4 × N C2H2O4
𝑉 C2H2O4 × N C2H2O4
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 =
V NaOH
10,7 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = = 0,107
10 𝑚𝐿
Dilakukan perhitungan yang sama dengan standarisasi ke-2
6.2. Penetapan kadar asam lemak bebas
25,6 × 𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
% 𝐴𝐿𝐵 =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
25,6 × 2,1 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁
% 𝐴𝐿𝐵 = = 0,538 %
10,001 𝑔
Dilakukan perhitungan yang sama dengan data minyak goreng bekas
VII. PEMBAHASAN
Asam lemak adalah komponen utama penyusun lemak. Asam lemak esensial
merupakan jenis asam lemak yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, namun
sangat dibutuhkan. Minyak merupakan sumber asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh,
95% masyarakat Indonesia menggunakan minyak nabati yaitu minyak yang dihasilkan
dari tumbuhan, kebanyakan minyak nabati yang digunakan oleh masyarakat adalah
minyak yang berasal dari kelapa sawit.
Salah satu syarat mutu yang ditetapkan dalam SNI 7709:2012 yaitu kadar asam
lemak bebas pada minyak goreng sawit adalah maksimal 0,3%. Tingginya kadar asam
lemak bebas pada minyak kelapa sawit dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya
pengolahan kelapa sawit yang tidak tepat mulai dari penyimpanan dan proses pengolahan
kelapa sawit itu sendiri hingga menjadi minyak yang siap pakai, disisi lain penggunaan
minyak kelapa sawit berulang juga mengakibatkan kadar asam lemak bebas meningkat
hal ini disebabkan oleh adanya kontak dengan udara dan air pada proses penggorengan
yang mengakibatkan terjadinya reaksi degradasi yang komplek dalam minyak dan
menghasilkan berbagai senyawa hasil reaksi.
Selain mengurangi kualitas dari produk minyak goreng itu sendiri kandungan
asam lemak bebas juga menimbulkan berbagai masalah kesehatan diantaranya
meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dalam darah yang merupakan
kolesterol jahat (Adrian, 2005) yang merupakan akar dari penyakit jantung, stroke,
obesitas dan lain-lain.
Praktikum kali ini bertujuan untuk menetapkan kadar asam lemak bebas pada
sampel minyak. Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar asam lemak bebas dalam
minyak goreng, minyak yang diujikan dalam dua kondisi yaitu baru dan bekas. Metode
yang digunakan untuk menetapkan kadar asam lemak bebas pada minyak adalah
alkalimetri, alkalimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-
senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa.
Gambar 7.1 Bahan yang digunakan
Praktikum diawali dengan standarisasi NaOH, tujuan dilakukannya standarisasi
larutan adalah mengetahui secara tepat konsentrasi dari NaOH, karena diketahui bahwa
larutan NaOH merupakan larutan yang kurang stabil dan mudah mengalami perubahan
konsentrasi akibat lingkungan sekitar. Standarisasi dilakukan dengan larutan H2C2O4 0,1
N yang bersifat lebih stabil. Pada akhir standarisasi didapat nilai rata-rata normalitas
larutan NaOH adalah 0,1053 N.
Setelah distandarisasi, larutan NaOH digunakan untuk menetapkan kadar asam
lemak bebas pada minyak goreng. Pertama disiapkan sampel minyak sebanyak 10 g
kemudian ditambahkan pada sampel minyak tersebut etanol hangat sebanyak 50 mL yang
telah dinetralkan pH nya dengan NaOH sebelumnya, tujuan penambahan etanol adalah
agar minyak goreng dapat larut kemudian ditambahkan indikator fenolftaelin, tujuan
penambahan indikator adalah untuk memberikan warna saar titik akhir alkalimetri telah
dicapai, Indikator fenolftaelin tidak berwarna dalam larutan asam dan netral, tetapi
berwarna merah muda dalam larutan basa (Chang, 2005).
Gambar 7.2 Penimbangan sampel minyak
Pada akhir penetapan kadar asam lemak bebas diperoleh larutan berwarna merah
muda seperti yang ditunjukan pada gambar 7.3, dan diperoleh volume rata-rata NaOH
yang digunakan dalam penetapan kadar asam lemak sebanyak 1,55 mL untuk minyak
baru dan 5,95 mL untuk minyak bekas, data tersebut digunakan untuk menghitung kadar
asam lemak bebas dalam minyak, setelah dilakukan perhitungan didapat kadar asam
lemak bebas pada minyak baru adalah 0,397% dan kadar asam lemak bebas pada minyak
bekas adalah 1,521%.
VIII. KESIMPULAN
Dari dilakukannya praktikum ini dapat disimpulkan bahwa kadar asam lemak
bebas pada minyak baru adalah 0,397% dan kadar asam lemak bebas pada minyak bekas
adalah 1,521%.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Adrian, S. 2005. Pemeriksaan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng Yang
Beredar. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan
Ali S.F. dkk. 2014. The Effect Storage Time of Chopped Oil Palm Fruit Bunches on The
Palm Oil Quality. Agriculture and Agriculture Science Procedia. Vol.2 166-172.
Almatseir. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Ambarita Y.P. dkk. 2015. PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI PELEPAH
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) MELALUI REAKSI OKSIDASI ASAM
NITRAT . Jurnal Teknik Kimia USU, Vol.4, No.4 Hlm.46
Ami S. 2014. Praktikum Lemak dan Minyak (Online), diakses 3 Desember 2020.
(http://sulpahmiami3314.blogspot.com/2014/10/peraktikum-lemak-dan-
minyak.html)
Anonim. 2012. Minyak Goreng Sawit. Jakarta: BSN
Anonim. 2019. Sodium Hydroxide via Diaphragm Process - Cost Analysis - Sodium
Hydroxide E12A. Intratec
Anonim. Asam Oksalat (Online), diakses 3 desember 2020,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oksalat)
Anonim. Etanol (Online), diakses 3 Desember 2020,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Etanol)
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga
Gandjar I.G. dkk. 2012. Kimia Farmasi Analis. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Maimun T. dkk. 2017. PENGHAMBATAN PENINGKATAN KADAR ASAM
LEMAK BEBAS (FREE FATTY ACID) PADA BUAH KELAPA SAWIT
DENGAN MENGGUNAKAN ASAP CAIR. Jurnal Teknologi dan Indistri
pertanian
Oxtoby, dkk. 2012. Principles of Modern Chemistry. Belmont: Brooks/Cole.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Yustinah. 2011. Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari Sabut
Kelapa. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia. Yogyakarta