DISUSUN OLEH :
NIM : 2003078
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puju syukur bagi Tuhan yang Maha Esa atas berkat kesehatan dan
Rahmat-nya, usaha penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ Uji Kualitas Minyak Mentah dan Minyak Dari Produk Oleokimia “ .
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Oleokimia.
Tugas makalah ini telah disusun dengan maksimal dan dengan ketelitian
terlepas dari itu semua kami menyadari adanya banyak kekurangan dari tugas
makalah yang telah kami susun masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasa
Maka dari itu kami sangat menerima kritik dan saran, semoga tugas makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah wawasan bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih.
( Penulis )
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4
1.3. Tujuan............................................................................................
1.4. Manfaat..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami, baik
tumbuhan maupun hewani. Bidang keahlian teknologi oleokimia merupakan salah satu
bidang keahlian yang mempunyai prospek yang baik dan penting dalam teknik kimia.
Pada saat ini dan pada waktu yang akan datang, produk oleokimia diperkirakan akan
semakin banyak berperan menggantikan produk-produk turunan minyak bumi
(petrokimia). Pada saat ini, permintaan akan produk oleokimia semakin meningkat. Hal
ini dapat dimaklumi karena produk oleokimia mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapat diperbaharui dan
produk yang ramah lingkungan (Tambun, 2006). Bahan dasar oleokimia diproduksi dari
reaksi pemecahan atau pemisahan dan reaksi lebih lanjut dari minyak atau lemak yaitu:
asam lemak, gliserol, metil ester asam lemak, alkohol asam lemak, dan amina. Dua bahan
dasar terakhir merupakan bahan dasar yang utama karena memegang peranan penting
dalam pembuatan turunannya
Kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak nabati dapat menjadi
salah satu parameter penentu kualitas minyak tersebut. Besarnya asam lemak bebas dalam
minyak ditunjukan dengan nilai angka asam. Angka asam yang tinggi mengindikasikan
bahwa asam lemak bebas yang ada di dalam minyak nabati juga tinggi sehingga kualitas
minyak justru semakin rendah (Winarno, 2004).
Asam lemak bebas atau free fatty acid (FFA) adalah asam lemak yang berada
sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. FFA dihasilkan oleh proses
hidrolisis dan oksidasi. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya dan air yang
terkandung dalam bahan pangan yang digoreng menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis
antara air dan minyak goreng. Semakin tinggi frekuensi pemakaian minyak goreng maka
kadar asam lemak bebas semakin meningkat.
4
2. Apakah pengaruh dari bilangan peroksida terhadap kualitas minyak
1.3.Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh bilangan asam, bilangan peroksida, asam lemak
bebas dan kadar air terhadap kualitas minyak
1.4. Manfaat
Mengetahui kualitas minyak berdasarkan parameter kadar asam lemak bebas,
bilangan asam, bilangan peroksida, dan kadar air pada minyak
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
adsorben untuk menyerap kotoran dalam CPO.
2.3 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami
oksidasi. Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak.
Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen
yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yang sering digunakan untuk
menentukan angka peroksida adalah dengan metoda titrasi iodometri. Kerusakan minyak
akan mempengaruhi kualitas dan nilai gizi makanan yang digoreng. Pemanasan minyak
goreng dengan suhu yang sangat tinggi akan menyebabkan sebagian minyak teroksidasi.
Minyak yang rusak akibat proses oksidasi akan menghasilkan makanan berwarna kurang
menarik dan rasa yang tidak enak, serta kerusakan beberapa vitamin dan asam lemak
esensial di dalam minyak. Proses oksidasi tersebut terjadi saat minyak tersebut mengalami
kontak dengan sejumlah oksigen.
Reaksi oksidasi juga akan menimbulkan bau tengik pada minyak dan lemak (Ketaren, S.
1986). Selain menimbulkan bau tengik, radikal bebas juga dapat terbentuk akibat oksidasi
yang mempunyai dampak merusak sel dan jaringan tubuh. Hal ini disebabkan radikal bebas
bersifat sangat reaktif (Retno, G, 1995).
2.4 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan
asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam
minyak atau lemak. Caranya adalah dengan jalan melarutkan minyak atau lemak dalam
alkohol-eter yang diberi indikator phenolphtalein. Kemudian dititrasi dengan
larutan KOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna merah lembayung. Besarnya
bilangan asam tergantung dari kemurnian dan unsur dari minyak atau lemak tadi
(Ketaren, 1996). Minyak dan lemak dalam alkohol eter dan diberi indikator, dititrasi dengan
larutan standar. Perubahan warna merah jambu yang tetap. Besarnya bilangan asam dari
kemurnian dan lama produksi dari minyak atau lemak tadi. Minyak atau lemak dengan
pemurnian yang baik dan masa produksi yang masih baru bilangan asamnya rendah dimana
belum terkontaminasi. (Ketaren. 2008) Angka asam besar menunjukkan asam lemak yang
baik yang berasal dari hidrolisis minyak. Makin tinggi angka asam maka makin rendah
7
kualitasnya. (Tambun, 2006).
2.5 Kadar Air
Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan basah,
misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gr bahan disebut kadar air berat basah. Berat
bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu
sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses pengeringan air yang terkandung dalam
bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan.
Beberapa cara untuk menetapkan kadar air suatu bahan makanan misalnya dengan
metode pemanasan langsung dan dengan metode destilasi (Azeotroph). Metode destilasi
menggunakan pelarut yang tidak bercampur dalam air dan mempunyai titik didih sedikit
diatas titik didih air, sehingga ketika dilakukan destilasi, air akan terkumpul dan jatuh dalam
tabung Aufhauser. Hal ini dapat terjadi karena berat jenis air lebih besar dari pada berat jenis
pelarut
2.6 Asam Lemak Bebas
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai estertrigliserida /lemak baik
yang berasal dari hewan maupun tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang
mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum RCOOH. Dimana R adalah rantai
karbon yang jenuh/tidak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon
yang jenuh adalah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap sedangkan yang
mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon yang tidak jenuh. Pada umumnya asam
lemak mempunyai jumlah atom karbon genap. (Poedjiadi,A.,1994)
Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama
pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar yang
lebih besar dari 0,2 % dari berat lemak akan mengakibatkan flavor yang tidak diinginkan
dan dapat juga meracuni tubuh. Dengan proses netralisasi minyak sebelum digunakan dalam
bahan pangan, maka jumlah asam lemak bebas dalam dalam lemak dapat dikurangi sampai
kadar maksimum 0,2 %. (Ketaren,1986) Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan
rendemen minyak turun. Kenaikan kadar asam lemak bebas ditentukan mulai dari dipanen
sampai diolah. Hasil reaksi asam lemak bebas ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa
pada minyak. Reaksi ini dipercepat dengan adanya faktor – faktor seperti : panas, air,
keasaman, dan katalisator (enzim). Semakin lama reaksi berlangsung maka semakin tinggi
8
kadar asam lemak bebas yang terbentuk. (Tim Penulis, PS.,1997)
BAB III
9
DAFTAR PUSTAKA
Asri Sulistijowati Suroso, 2013, Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau dari
Bilangan Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air, Kemenkes RI
Densi Selpia Sopianti, 2017, PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA
MINYAK GORENG, Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu : Bengkulu
Siahaan, Margaretha Rinita, 2018, Penentuan Bilangan Asam dan Asam Lemak Bebas
(ALB) dari Minyak Kacang Kedelai, Universitas Sumatera Utara : Medan
Yustinah, 2014, Pengaruh Lama Proses Adsorbsi Pada Penurunan ALB dan Kadar
Peroksida, Universitas Muhammadiyah Jakarta : Jakarta
10