dalam minyak tertentu. Demikian asam lemak bebas sebagai berikut ini dipakai Tabel 2.1
Jenis-Jenis Asam Lemak Bebas Sumber Minyak Asam Lemak Terbanyak Bobot Molekul
Kelapa Sawit Palmitat ( C16H32O2 ) 256 Kelapa, Inti sawit Laurat ( C12H34O2 ) 200
Susu Oleat ( C18H34O2 ) 282 Jagung Kedelai Linoleat ( C18H32O2 ) 278 Sumber :
Suhardi, Bambang dan Slamet, 1997 Hubungan kadar asam lemak (%FFA) dengan angka
asam dapat dituliskan sebagai berikut: = . /
%
9. 5 Angka asam Faktor konversi untuk Oleat Faktor konversi untuk Palmitat Faktor
konversi untuk Laurat Faktor konversi untuk Linoleat = Faktor konversi x % FFA =1,99
=2,19 = 2,80 =2,01 2.6 Penentuan Angka Penyabunan Angka penyabunan (Saponification
Value) menunjukkan secara relatif besar kecilnya molekul asam-asam lemak yang
terkandung dalam gliserida. Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya mg KOH
yang dibutuhkan untuk menyabunkan minyak secara sempurna dari 1 gram minyak
tersebut. 2.7 Tebu (Sugar Cane) Tabel 2.2 Komposisi Kimia Ampas Tebu Komposisi Kimia
% Kandungan Abu Lignin Pentosa Sari (Alkohol, Benzena) Selulosa Kelarutan dalam
panas air 0,79 12,70 27,90 2,00 44,70 3,70 Sumber: Balai Besar Penelitian &
PengembanganIndustri Selulosa, 1986 Selama ini pemanfaatan ampas tebu (sugar cane
bagasse) yang dihasilkan masih terbatas untuk makanan ternak, bahan baku pembuatan
pupuk, pulp, particle board, dan untuk bahan bakar boiler di pabrik gula. Di samping
terbatas, nilai ekonomi yang diperoleh juga belum tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
adanya pengembangan proses teknologi sehingga terjadi diversifikasi pemanfaatan
limbah pertanian yang ada. 2.8 Absorpsi Absorpsi atau penyerapan, dalam kimia, adalah
suatu fenomena fisik atau kimiawi atau suatu proses sewaktu atom, molekul, atau ion
memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang bisa berupa gas, cairan, ataupun padatan.
Proses ini berbeda dengan adsorpsi karena pengikatan molekul dilakukan melalui volume
dan bukan permukaan. Salah satu contoh penyerapan lainnya adalah penukaran ion di
mana terjadi proses pertukaran ion antara duaelektrolit atau antara larutan elektrolit dan
senyawa kompleks.
Oksigen, semakin sering minyak terpapar oksigen, minyak akan sering teroksidasi.
2.
Suhu, semakin tinggi suhu minyak kala digunakan, proses oksidasi minyak akan semakin cepat terjadi.
1.
Cahaya merupakan katalis terjadinya oksidasi. Ini berarti semakin sering minyak terpapar cahaya,
semakin cepat oksidasi berlangsung.
Adsorbsi fisik dapat dilakukan dengan penambahan karbon aktiv yang dapat
dibuat dari batok kelapa, kayu, sekam, biji salak dll. Selain karbon aktiv, bentonit
ataupun bleaching earth juga bisa digunakan untuk menjernihkan minyak.
Adsorbsi fisik merupakan cara menjernihan minyak yang paling banyak
dilakukan jika disbanding dengan metode lain. Adsorbsi fisik dilakukan dengan
memanaskan minyak secara constant pada suhu 60-80 C dan kemudian
ditambahkan karbon aktiv, diamkan selama 10-30 menit dan saring.
o
Adsorbsi kimiawi dapat dilakukan dengan cara menambahan bahan kimia pada
minyak. Bahan kimia yang bisa digunakan antara lain : natrium klorida, hydrogen
peroksida, natrium hiperklorat, natrium perpirofosfat, kalium permanganate,
asam hidroklorat dan natrium dikromat.
1.
Oksidasi, merupakan metode yang banyak digunakan oleh industry sabun. Oksidasi ini dilakukan
dengan merombak warna minyak jelantah menjadi lebih jernih.
2.
3.
Hidrogenasi dilakukan dengan menambahan gas H2 yang bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap
pada minyak, sehingga ikatan rangkap kerotena akan terisi atom H dan menyebabkan warna lebih
pucat.