Disusun oleh :
Femmy Muthia Rahayu. H 3116025
Suci Rahmadani 3116084
Cepi Haikal 3116055
Pengaruh cahaya:
Cahaya merupakan akselerator terhadap timbulnya ketengikan.
Kombinasi oksigen dan cahaya dapat mempercepat proses oksidasi. Sebagai
contoh, lemak yang disimpan tanpa udara (O2) tetapi dikenai cahaya maka
menjadi tengik. Hal ini disebabkan terjadinya dekomposisi peroksida secara
alamiah telah terjadi di dalam lemak, dan cahaya bepengaruh sebagai
akselerator proses oksidasi senyawa tidak jenuh dalam lemak tersebut.
Menghindarkan lemak dan minyak dari pengaruh cahaya, yaitu dengan
membungkusnya menggunakan wadah bewarna yang tidak dapat ditembus
cahaya atau yang mampu mengabsorpsi sinar UV dan sinar biru, misalnya
cellophan bewarna biru tua, hijau tua, coklat tua, merah tua. Atau
mengunakan pelapis kertas timah, atau menggunakan botol berwarna
tersebut.
Bahan kimia:
Bahan kimia sebagai akselerator proses oksidasi terhadap lemak atau
minyak.
Bahan-bahan kimia tersebut adalah:
1. Peroksida
2. Ozon
3. Kalium permanganat (KMnO4)
4. Asam perasetat dan perbenzoat
5. Logam
6. Enzim pengoksidasi
Fraksi non-urea adduct ini pada dosis 2,5% dalam makanan mampu
mengakibatkan keracunan akut pada tikus setelah 7 hari, sedangkan
peroksida dan persenyawaan karbonil menyebabkan keracunan kronis
dalam aktivitas biologisnya.
Dekomposisi minyak oleh adanya udara dapat terjadi pada suhu lebih
rendah (190°C) dibanding tanpa udara (pada suhu 240 – 260°C). Reaksi
yang terjadi berbeda pada bagian permukaan dengan bagian tengah
minyak yang digoreng, juga bentuk penggorengan berpengaruh terhadap
kecepatan penguraian minyak. Minyak goreng mengandung sejumlah
besar asam-asam lemak tidak jenuh i dalam molekul trigliseridanya.
Reaksi-reaksi tdegradasi selama proses penggorengan didasarkan atas
reaksi penguraia asam lemak, dan produk yang dihasilkan dapat
diklasifikasikan menjadi 2 golongan utama:
1. Autooksidasi
2. Thermal polimerisasi
3. Oksidasi thermal
1. alkohol,
2. ester,
3. lakton aldehid keton,
4. senyawa aromatik
Pereaksi:
a. Pasir kwarsa atau pasir laut
Cara penetapan:
1. Pasir kwarsa atau pasir laut yang murni di pijarkan, kemudian di
dinginkan.
2. Cawan petri diisi dengan pasir, kemudian bersama pengaduk pendek
di keringkan dalam oven suhu 105 derajat celcius selama 1 jam
3. Dinginkan dalam desikator dan di timbang
4. Kedalam cawan tersebut di timbang seksama 5-10 gram (berat di
sesuaikan hingga seluruh permukaan pasir telah dibasahi oleh
minyak) dan diaduk, kemudian di timbang
5. Di keringkan dalam oven 105 derajat celciusselama 1 jam, dinginkan
dalam desikator dan ditimbang
6. Pekerjaan di uang sampai di peroleh bobot tetap
Cara perhitungan :
Bilangan peroksida :
Bilangan peroksida adalah banyaknya peroksida yang terdapat dalam100
gram minyak, di hitung sebagai milligram oksigen.
Prinsip penetapan :
Bilangan asam dalam minyak di tentukan dengan cara menambahkan KI
dalam suasana asam kedalam minyak, kemudian di titrasi dengan larutan
natrium thiosulfat.
Alat:
a. Labu Erlenmeyer bertutup asah 250-300 mL
b. Gelas ukur 50 mL , 100 mL
c. Buret mikro
Pereksi :
a. Asamasetat
b. Alkohol 96%
c. Chloroform
d. KI
e. Larutan natrium thiosulfat 0,02 N
f. Amilum 0,5%
Cara penetapan :
1. Ditimbang seksama kurang lebih 5 gram minyak, masukan kedalam
Erlenmeyer
2. Ditambahkan 30 mL campuran pelarut (terdiri campuran : 20mL asam
asetat, 20mL alkohol 96%, 55mL CHCl3). Goyangkan Erlenmeyer sampai
semua minyak melarut
3. Di tambahkan kurang lebih 1 gram KI, dibiarkan 30 menit di tempat gelap
sambil sering di goyang
4. Ditambahkan 50 mL aquadest + 1 mL amilum, di titrasi dengan larutan Na
thiosulfat 0,025 N (buretmikro) titrasi kuranglebih 1-5 mL dengan indicator
amilum
5. Dilakukan penetapan blanko, dengan aquadest sebagai ganti contoh
Cara perhitungan :
Hitung bilangan peroksida dalam minyak dengan rumus :
Prinsip penetapan :
Minyak atau lemak di larutkan dalam alcohol kemudian di tirasi dengan
larutan basa (KOH atauNaOH 0,1 N) dengan indicator pp.
Alat:
a. Labu Erlenmeyer bertutupasah 250-300 mL
b. Gelas ukur 50 mL, 100 mL
c. Buret mikro
Pereaksi :
a. Alkohol 95 %
b. Petroleum eter (eter minyak tanah) yang telah di netralkan atau
campuran (70 mL alkoholditambah 30 mL benzene) yang telah di
netralkan
c. Indicator pp
d. Larutan KOH atauNaOH 0,1 N
Cara penetapan :
1. Di timbang seksamakuranglebih 10 gram minyak atau lemak, masukan
kedalam Erlenmeyer bertutupasah
2. Ditambahkan campuran 50 mL alkohol 95% dan 25 mL eter minyak tanah
(petroleum eter) netral (atau campuran 70 mL alcohol dan 30 mL benzene)
kocok sampai minyak atau lemak larut.
3. Di tambahkan indicator pp 5 tetes
4. Dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N sampai timbul warna merah jambu
yang tetap dalam waktu 1 menit
Cara perhitungan :
1. Hitung bilangan asam yang terdapat dalam minyak atau lemak dengan
rumus :
2. Hitung % asam lemak bebas (%FFA) dalam minyak atau lemak dengan
rumus :
%FFA = mL KOH ( NaOH ) x 0,1 N x Mr x 100
Gram contoh
Catatan :
Mr adalah bobot molekul asam lemak :
Mr = 200 bagi asam laurat
Mr= 282 bagi asam oleat
Mr = 205 bagi minyak atau lemak dari minyak kelapa
Mr = 263 bagi minyak atau lemak dari minyak sawit
Bilangan Iod
Bilangan iod adalah jumlah mg iod yang dapat di ikat oleh 100 gram
minyak atau lemak. Bilangan iod adalah ukuran untuk mengetahui banyaknya
ketidakjenuhan asam-asam lemak
Alat:
a. Labu Erlenmeyer bertutupasah 250-300 mL
b. Pipet volume 25 mL,
c. Bulb atau pipet filler
d. Gelas ukur 50 mL
e. Buret mikro
Pereaksi :
a. CCl4
b. LarutanWijs (larutan iod monoklorida dalam asetat glacial)
c. Larutan KI 20%
d. Larutan Na thiosulfate 0,1 N
e. Amilum 0,5 %
Cara penetapan :
1. Ditimbang seksama minyak atau lemak sebanyak 0,1-2,5 gram
(tergantung jenis minyak atau lemak), masukan kedalam Erlenmeyer
tutupasah
2. Ditambahkan 15mL CCl4, kocok sampai minyak larut
3. Ditambahkan 25 mL larutan Wijs (jangan di isap dengan mulut!)
4. Di goyangkan dan didiamkan dalam tempat gelap selama 1 jam
5. Di tambahkan 10 mL larutan KI 20% dan 100 mL air
6. Di titrasi dengan larutan Na thiosulfate dengan 1 mL indicator amilum
7. Dilakukan penetapan blanko dengan aquadest sebagai ganti contoh
Cara perhitungan :
Hitung bilangan iod minyak atau lemak dengan rumus :
Dimana :
a = mL Na thiosulfate yang diperlukan untuk titrasi blanko
b = mL Na thiosulfate yang diperlukan untuk titrasicontoh
keterangan penimbangan :
Minyak kacang jangan lebih dari 0,2 gram
Minyak kelapa jangan lebih dari 2 gram
Minyak sawit jangan lebih dari 2,5 gram
Minyak sapi jangan lebih dari 2,4 gram
Minyak zaitun jangan lebih dari 0,3 gram
Minyak kapas jangan lebih dari 0,2 gram
Bilangan penyabunan
Bilangan penyabunan adalah banyaknya mg KOH yang di butuhkan untuk
menyabunkan 1 gram lemak atau minyak secara sempurna .
Prinsip penetapan :
Minyak atau lemak di larutkan dalam alkohol, kemudian di tambah KOH
berlebih dan disabunkan dengan pemanasan. Kelebihan KOH di titrasi kembali
dengan larutan baku HCl
Alat :
a. Labu Erlenmeyer bertutupasah 250-300 mL
b. Pendingin alir balik
c. Bulb atau pipet filler
d. Gelas ukur 100 mL
e. Buret mikro
Pereaksi :
a. Larutan KOH dalam alkohol (40 gram KOH dilarutkan dalam 1 liter
alkohol)
b. Indikator pp
c. Larutan HCl 0,5 N
Cara penetapan :
1. Ditimbang seksama minyak atau lemak sebanyak 1,5-5 gram,
masukan kedalam Erlenmeyer tutupasah
2. Ditambahkan 50,0 mL larutan KOH, kocok homogen
3. Hubungkan Erlenmeyer dengan pendingin alirbalik. Didihkan dengan
hati-hati selama 30 menit
4. Dinginkan, tambahkan indicator pp beberapatetes
5. Di titrasi kelebihan KOH dengan baku HCl 0,5 N
6. Dilakukan blanko dengan aquadest sebagai ganti minyak atau lemak
Cara perhitungan:
Hitung bilangan penyabunan minyak atau lemak dengan rumus :
Dimana :
Vb = mL HCl yang di perlukan untuk titrasi blanko
Vs = mL HCl yang di perlukan untuk titrasi contoh
BE KOH = 56,1
Pereaksi :
a. Alkohol
b. Larutan KOH (3:2)
Cara kerja :
1. Masukan kedalam Erlenmeyer kurang lebih 1 mL minyak atau lemak
cair, tambahkan 1 mL larutan KOH (3:2) dan 25 mL alkohol
2. Hubungkan Erlenmeyer dengan pendingin balik, sekali-kali di goyang
sampai tersabunkan sempurna ( kurang lebih 5 menit)
3. Tambahkan 25 mL air, campurkan
4. Larutan menjadi keruh apabila terdapat minyak mineral lebih dari 0,5%
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, saran khususnya bagi penulis adalah
untuk lebih memahami lagi tentang materi yang akan ditulis, dan lebih
mempelajari lagi mengenai bahasan atau materi yang belum dipahami .
DAFTAR PUSTAKA
http://inueds.blogspot.co.id/2012/10/kerusakan-minyak-dan-lemak.html