Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.         LATAR BELAKANG
            Di Indonesia, harga sembako yang semakin melambung membuat banyak
keluarga kalangan ekonomi menengah kebawah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Jangankan berhura-hura untuk makan saja mereka merasa kesulitan. Hal
inilah yang membuat banyak ibu rumah tangga tidak mampu membeli minyak goreng
yang lebih berkualitas. Sehingga mereka menggunakan minyak jelantah (bekas).
Namun ironisnya, banyak oknum jahat yang menggunakan keadaan ini sebagai
kesempatan untuk meraup untung sebanyak – banyaknya dengan menyulap minyak
jelantah yang kehitaman menjadi minyak yang sedap dipandang seperti minyak
kemasan pada umumnya menggunakan zat kimia yang berbahaya.  Lalu dijual dengan
harga yang sangat murah. Padahal seperti yang kita tahu, minyak jelantah sendiri
sudah banyak mengandung banyak asam lemak trans, asam lemak tak jenuh dan
alfatoksin yang dapat mengganggu fungsi hati dan zat kasinogen lainnya. Sudah dapat
dipastikan mengkonsumsi minyak seperti ini dapat mendatangkan berbagai macam
penyakit berbahaya stadium tingkat tinggi seperti kolesterol, jantung koroner, hingga
jangka panjang yaitu kematian.
           Oleh karena itu, kami kelompok karya ilmiah akan membuat penjernihan minyak
jelantah secara alami yaitu dengan menggunakan arang kayu. Arang kayu adalah hasil
pengolahan sampah kayu yang dibakar dan kemudian dikeringkan mengandung salah
satu jenis karbon dan zat-zat yang lain yang dapat membunuh toksin (alfatoksin) dan
senyawa karsinogenik yang ada pada minyak jelantah. Arang kayu mampu mengikat
senyawa karsinogenik dan alfatoksin .Sehingga minyak jelantah dapat digunakan
dengan aman. Selain itu, kami juga akan membuat pemanfaatan minyak jelantah yang
telah dijernihkan menjadi sabun cuci piring.

1.2.        RUMUSAN MASALAH
         Apakah minyak jelantah bisa dijernihkan menggunakan arang kayu?
         Apakah setelah dijernihkan minyak jelantah dapat digunakan secara aman?
         Bagaimana cara penggunaan atau pemanfaatan minyak jelantah selain di gunakan
kembali?
         Bagaimana cara membuat sabun cuci piring dari minyak jelantah yang telah di
jernihkan?

1.3.        TUJUAN PENELITIAN
         Untuk mengetahui aman atau tidaknya minyak jelantah setelah di jernihkan.
         Untuk mengetahui pemanfaatan minyak jelantah yang telah dijernihkan selain
digunakan kembali.
         Untuk mengetahui cara pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah yang telah
dijernihkan.

1.4.        MANFAAT PENELITIAN
         Bagi peneliti dapat menambah wawasan baru tentang cara pembuatan sabun dan
lotion anti nyamuk.
         Bagi khalayak umum dapat menjadi sebuah pilihan sebagai upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi limbah rumah tangga yaitu minyak jelantah.

1.5.        BATASAN MASALAH
         Metode pengumpulan data
Metode penelitian data yang kami lakukan hanya sebatas data yang diperoleh dari dua
perlakuan berbeda terhadap piring kotor
         Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya sebatas daerah Bojonegoro

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1         Minyak Goreng
2.1.1.    Pengertian Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan
yang dimurnikan dan berbentuk  cairan dalam suhu kamar dan biasanya digunakan
untuk menggoreng bahan makanan (Wikipedia, 2009). Minyak goring berfungsi sebagai
pengantar panas, penambah rasa gurih, dan penambahan nilai kalori bahan pangan.

2.1.2.    Jenis-Jenis Minyak Goreng


Minyak goreng dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan (Ketaren,
2005) yaitu :
2.1.2.1.  Berdasarkan sifat fisiknya, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.  Minyak tidak mongering (non drying oil)
a.  Tipe minyak zaitun, yaitu minyak zaitun, minyak buah persik, inti peach dan minyak
kacang.
b.  Tipe minyak rape, yaitu minyak biji rape, dan minyak biji mustard
c.   Tipe minyak hewani, yaitu minyak babi, minyak ikan paus, salmon, sarden, menhaden
jap, herring, shark, dog, fish, ikan lumba-lumba, dan minyak purpoise.
2.  Minyak nabati setengah mongering (semi drying oil), minyak biji kapas, minyak biji
bunga matahari, kapok, gandum, croton, jagung, dan urgen
3.  Minyak nabati mongering (drying oil), misalnya minyak kacang kedelai, biji karet,
safflower, argemone, hemp, walnut, biji poppy, biji karet, pirilla, tung, linseed dan candle
nut.
2.1.2.2.  Berdasarkan sumber dari tanaman. Diklasifikasikan sebagai berikut :
a.    Biji-biji palawiji, yaitu minyak jagung, biji kapas, kacang, rape seed, wijen, kedelai, dan
bunga matahari.
b.    Kulit buah tanaman tahunan, yaitu minyak zaitun dan kelapa sawit.
c.    Biji-bijian dari tanaman tahunan, yaitu kelapa, cokelat, inti sawit, cohume.
2.1.2.3.  Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan ganda dalam struktur molekunya, yakni :
a.  Minyak dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acids)
Asam lemak jenuh antara lain terdapat pada air susu ibu (asam laurat) dan minyak
kelapa. Sifatnya stabil dan tidak mudah berkreasi/berubah menjadi asam lemak jenis
lain.
b.  Minyak dengan asam lemak tak jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acids/MUFA)
maupun majemuk (poly-unsaturated fatty acids)
Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan atom karbon rangkap yang mudah terurai dan
bereaksi dengan senyawa lain, sampai mendapatkan komposisi yang stabil berupa
asam lemak jenuh. Semakin banyak jumlah ikatan rangkap itu (polli-unsaturated),
semakin mudah bereaksi/berubah minyak tersebut.
c.   Minyak dengan asam lemak trans (trans fatty acid)
Asam  lemak trans banyak terdapat pada lemak hewan, margarin, mentega, minyak
terhidrogenesis, dan terbentuk dari proses penggorengan.  Lemak trans meningkatkan
kadar kolesterol jahat, menurunkan kadar kolesterol baik, dan menyebabkan bayi-bayi
lahir premature.

2.1.3.    Sifat-sifat Minyak Goreng


Sifat-sifat minyak goreng dibagi ke sifat fisik dan sifat kimia (Ketaren, 2005),
yakni:
2.1.3.1. Sifat Fisik
1.    Warna
Terdiri dari 2 golongan, golongan pertama yaitu zat warna alamiah, yaitu secara ilmiah
terdapat dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak
pada proses ekstrasi. Zat warna tersebut antara lain  dan β karoten (warna kuning),
xantofil (warna kuning kecoklatan), klorofil (warna kehijauan) dan antosyanin (warna
kemerahan). Golongan kedua yaitu zat warna dari hasil degradasi zar warna alamiah,
yaitu warna gelap disebabkan oleh proses oksidasi terhadap tokoferol (vitamin E),
warna cokelat disebabkan oleh bahan untuk membuat minyak yang telah busuk atau
rusak, warna kuning umumnya terjadi pada minyak tak jenuh.
2.    Odor dan flavor, terdapat secara alami dalam minyak dan juga terjadi karena
pembentukan asam-asam yang berantai sangat pendek.
3.    Kelarutan, minyak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (castor olil), dan sedikit larut
dalam alcohol, etil, eter, karbon disulfide dan pelarut-pelarut halogen.
4.    Titik cair dan polymorphism, minyak tidak mencair dengan tepat pada suatu nilai
temperature tertentu. Polymorphism adalah keadaan dimana terdapat lebih dari satu
bentuk Kristal.
5.    Titik didih (boiling point), titik didih akan semakin meningkat dengan bertambah
panjanganya rantai karbon asam lemak tersebut.
6.    Titik lunak (softening point), dimaksudkan untuk identifikasi minyak tersebut.
7.    Sliping point, digunakan untuk pengenalan minyak serta pengaruh kehadiran
komponen-komponennya.
8.    Shot melting point, yaitu temperature pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak
atau lemak.
9.    Bobot jenis, biayasanya ditentukan pada temperature 250C, dan juga perlu dilakukan
pengukuran pada temperature 400C.
10. Titik asap, titik nyala dan titik api, dapat dilakukan apabila minyak dipanaskan.
Merupakan kriteria mutu yang penting dalam hubungannya dengan minyak yang akan
digunakan untuk menggoreng.
11. Titik kekeruhan (turbidity point), ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran
minyak dengan pelarut lemak.
2.1.3.2. Sifat Kimia
1. Hidrolisa, dalam reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan
gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat menyebabkan kerusakan minyak atau lemak
terjadi karena terdapat sejumlahnya air dalam minyak tersebut.
2. Oksidasi, proses oksidasi berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi akan  mengakibatkan bau tengik pada
minyak dan lemak.
3. Hidrogenesi, proses hidrogenasi bertujuan untuk menumbuhkan ikatan rangkap dari
rantai karbon asam lemak dan minyak.
4. Esterifikasi, proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari
trigliserida dalam bentuk ester. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini hidrokarbon
rantai pendek dalam asam lemak yang menyebabkan bau tidak enak, dapat ditukar
dengan rantai panjang yang bersifat tidak menguap.

2.1.4.    Mutu Minyak Goreng


Tabel. 2.1 Syarat Mutu Minyak Goreng
KRITERIA UJI SATUAN SYARAT
Keadaan bau, warna
- Normal
dan rasa
Air % b/b Maks 0.30
Asam lemak bebas
(dihitung sebagai asam % b/b Maks 0.30
laurat)
Bahan Makanan Sesuai SNI. 022-M dan  Permenkes No.
Tambahan 722/Menkes/Per/IX/88
Cemaran Logam :

        Besi (Fe) Mg/kg Maks 1.5


        Tembaga (Cu) Mg/kg Maks 0.1
        Raksa (Hg) Mg/kg Maks 0.1
        Timbal (Pb) Mg/kg Maks 40.0
        Timah (Sn) Mg/kg Maks 0.005
        Seng (Zn) Mg/kg Maks 40.0/250.0)*
Arsen (As) % b/b Maks 0.1

Angka Peroksida % mg 02/gr Maks 1


Sumber : Departemen Perindustrian (SNI 01-3741-1995)
   *) Dalam kemasan kaleng

2.1.5.    Komposisi Minyak Goreng


Semua minyak tersusun atas unit-unit asam lemak. Jumlah asam lemak alami
yang telah diketahui ada dua puluh jenis asam lemak yang berbeda. Tidak ada satupun
minyak atau lemak tersusun atas satu jenis asam lemak, jadi selalu dalam bentuk
campuran dari banyak asam lemak. Proporsi campuran perbedaan asam-asam lemak
tersebut menyebabkan lemak dapat berbentuk cair atau padat, bersifat sehat atau
membahayakan kesehatan, tahan simpan, atau mudah tengik.

Tabel 2.2. Komposisi Beberapa Asam Lemak dalam Tiga Minyak Nabati
Minyak Minyak
Jumlah Minyak Sawit
Asam Lemak Inti Kelapa
Atom C (%)
Sawit (%)
Asam Lemak
Jenuh
Oktanoat 8 - 2-4 8

Dekanoat 10 - 3-7 7

Laurat 12 1 41-55 48

Miristat 14 1-2 14-19 17

Palmitat 16 32-47 6-10 9

Stearat 18 4-10 1-4 2


Asam Lemak
Tidak  Jenuh
Oleat 18 38-50 10-20 6

Linoleat 18 5-14 1-5 3

Linilemat 18 1 1-5 -
Sumber : Majalah Sasaran No. 4, 1996
2.1.6.    Faktor-Faktor Pemanasan yang Dapat Menyebabkan Kerusakan Minyak
1.    Lamanya minyak kontak dengan panas
2.    Suhu
3.    Akselerator Oksidasi

1.2.       Minyak Goreng Berulang Kali


1.2.1.   Pengertian Minyak Goreng Berulang Kali
Minyak goreng berulang kali atau lebih dikenal dengan minyak jelantah adalah
minyak limbah yang berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya  minyak
jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya,  minyak ini merupakan minyak
bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat di gunakan kembali untuk
keperluan kuliner, akan tetapi bila ditinjau dari komposisi  kimianya, minyak jelantah
mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses
penggorengan. (Wikipedia, 2009)
Dan bila dilihat dari segi bahaya penggunaannya, menurut penelitian yang
dilakukan oleh Artika tahun 2009 menyebutkan bahwa minyak goreng berulang kali
supaya tidak digunakan lebih dari 2 kali. Hal ini berkaitan dengan peningkatan
kandungan asam lemak trans yang mulai mengalami peningkatan pada saat
penggunaan yang kedua.
1.2.2.   Akibat Penggunaan Minyak Goreng Berulang-kali
Menurut Ketaren (2005), tanda awal dari  kerusakan minyak goreng adalah
terbentuknya akrolein pada minyak goreng. Akrolein ini menyebabkan rasa gatal pada
tenggorokan pada saat mengkonsumsi makanan yang digoreng menggunakan minyak
goreng berulang kali. Akrolein terbentik dari hidrasi gliserol yang membentuk aldehida
tidak jenuh atau akrolein.
Skema proses terbentuknya akrolein :
                        H                                                         H
           
            H         C         OH                                          C         O

            H         C         OH                              C         O                     + H2O

            H         C         OH                              H         C

                        H                                                         H
            Minyak Goreng                                       Akrolein               Air
                 (Gliserol)
Minyak goreng sangat mudah untuk mengalami oksidasi (Ketaren, 2005). Maka
minyak goreng berulang kali atau yang disebut minyak jelantah telah mengalami
penguraian molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun drastic, dan bila disimpan
dapat menyebabkan minyak menjadi berbau tengik. Bau tengik dapat terjadi karena
penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu menyebabkan pecahnya ikatan
trigliserida menjadi gliserol dan FFA (Free Fatty Acid) atau asam lemah jenuh.  Selain
itu, minyak goreng ini juga sangat disukai oleh jamur aflatoksin. Jamur ini dapat
menghasilkan racun aflatoksin yang dapat  menyebabkan penyakit pada hati (Aprilio,
2010).
Akibat dari penggunaan minyak goreng yang berulang kali dapat dijelaskan
melalui penelitian yang dilakukan oleh Rukmini (2007) tentang regenerasi minyak
goreng bekas dengan arang sekam menekan kerusakan organ tubuh. Hasil penelitian
pada tikus wistar yang diberi pakan mengandung minyak goreng bekas yang sudah
tidak layak pakai terjadi kerusakan pada sel hepar (liver), jantung, pembuluh darah
maupun ginjal.
Penggunaan minyak goreng jelantah secara berulang-ulang dapat
membahayakan kesehatan tubuh. Hal tersebut dikarenakan pada saat pemanasan
akan terjadi proses degradasi, oksidasi dan dehedrasi dari minyak goreng. Proses
tersebut terdapat dapat membentuk radikal bebas dan senyawa toksik yang bersifat
racun. (Rukmini, 2007)
Menurut Ketaren yang dikutip dari Ayu (2009) tingginya kandungan asam lemak
tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak oleh proses penggorengan (deep frying),
karena selama proses menggoreng minyak akan dipanaskan secara terus menerus
pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan oksigen dari udara dari luar yang
memudahkan terjadinya reaksi oksidasi pada minyak.
Hal ini juga di perjelas memalui penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2009)
tentang pengaruh suhu dan lama proses menggoreng (deep frying) terhadap
pembentukan asam lemak trans. Asam lemak trans (elaidat) baru terbentuk setelah
proses menggoreng (deep frying) setelah penggulangan ke-2, dan kadarnya akan
semakin meningkat sejalan dengan penggunaan minyak.
Menurut Ayu (2007) asam lemak trans dapat meningkatkan kolesterol low
density lipoprotein (K-LDL) dan menurunkan kolesterol high density lipoprotein (K-HDL),
akibatnya akan menyebabkan displidemia dan arterosklerosis yang ditandai dengan
adanya timbunan atau endapan lemak pada pembuluh darah. Timbunan lemak ini akan
menyumbat  aliran darah pada beberapa bagian tubuh seperti jantung dan otak. Bila
penyumbatan terjai dijantung akan menyebabkan jantung koroner dan bila
penyumbatan terjadi di otak akan menyebabkan stroke.
1.3.    Arang Kayu
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan
menghilangkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau tumbuhan. Arang
umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda lain. Arang
yang hitam, ringan, mudah hancur, dan meyerupai batu bara ini terdiri dari 85% sampai
98% karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya.
Arang kayu adalah arang yang terbuat dari bahan dasar kayu. Arang kayu paling
banyak digunakan untuk pekerluan memasak seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Sedangkan penggunaan arang kayu yang lainnya adalah sebagai penjernih air,
penggunaan dalam bidang kesehatan, dan masih banyak lagi. Bahan kayu yang
digunakan untuk dibuat arang kayu adalah kayu yang masih sehat, dalam hal ini kayu
belun membusuk. Batu arang lazim dipakai untuk membakar makanan di luar ruangan
dan pada saat berkemah. Di beberapa negara Afrika, arang digunakan oleh sebagian
besar masyarakat sebagai alat memasak sehari-hari. Pemakaian arang untuk memasak
makanan di dalam ruangan memiliki risiko berbahaya terhadap kesehatan,
karena karbon monoksida yang dihasilkan. Sebelum Revolusi Industri, arang digunakan
sebagai bahan bakar industri metalurgi. Arang juga dapat digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor. Arang atau kayu dibakar di dalam generator gas kayu untuk
menggerakan mobil dan bus. Di Perancis pada saat Perang Dunia II, produksi kayu dan
arang untuk kendaraan bermotor meningkat dari 50.000 ton sebelum perang menjadi
500.000 ton pada tahun 1943.
1.4.  Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang
disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga
telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu
permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah
dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan
sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam
lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan
dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui
suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan
adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun
dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu Penelitian
            Penelitian dilakukan mulai tanggal 24 Januari – 05 Maret 2013.
3.2. Tempat Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di rumah kami Jl.Pande Besi no.91 Ds. Kedaton,
Bojonegoro
3.3. Metode Penelitian
            3.3.1. Jenis Penelitian        : Penelitian Eksperimen
            3.3.2. Alat dan Bahan
1.    Alat :
1)    Sendok plastik
2)    Botol plastik
3)    Panci
4)    Kompor kecil

2.    Bahan :
1)    Jelantah        : ± 100 ml
2)    Arang Kayu   : ± 1 gr
3)    Soda Api        : ± 5 gr
4)    Air                   : ± 100 ml
3.3.3. Prosedur Penelitian
1.    Uji coba penjernihan minyak jelantah dengan arang kayu
1)  Menaruh jelantah kedalam botol
2)  Menghancurkan arang kayu menjadi butiran halus dengan kayu atau palu
3)  Memasukkan butiran halus arang kayu ke dalam botol
4)  Kemudian botol di kocok-kocok dan didiamkan selama ± 5 menit
5)  Saring dengan kain bersih
2.    Uji coba pembuatan sabun cuci piring
1)  Memanaskan ± 100 ml minyak jelantah yang telah di jernihkan
2)  Membuat larutan soda api dalam air dengan melarutkan ± 5 gram soda api dalam ± 100
ml air
3)  Menuangkan larutan soda api dalam minyak panas sambil diaduk
4)  Setelah beberapa saat akan terbentuk gumpalan sabun
5)  Ambil gumpalan tersebut sedikit, lalu kocok-kocok dengan air

3.    Uji coba sabun cuci piring biasa terhadap piring kotor


1)  Siapkan piring kotor
2)  Cuci piring kotor dengan sabun cuci piring biasa
3)  Bilas dengan air bersih
4)  Keringkan piring dan amati piringnya

4.    Uji coba sabun minyak jelantah terhadap piring kotor


1)  Siapkan piring kotor
2)  Cuci piring kotor dengan sabun cuci piring biasa
3)  Bilas dengan air bersih
4)  Keringkan piring dan amati piringnya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan
            Untuk mengetahui efektif atau tidaknya penjernihan minyak jelantah dengan
menggunakan arang kayu, kami melakukan pengujian pada tanggal 25 Maret 2013.
Kami melakukan perbandingan secara fisik antara minyak goreng yang baru dengan
minyak goreng bekas penggorengan atau minyak jelantah yang sudah dijernihkan
menggunakan arang kayu. Berikut gambarnya:

Gambar 1.1 merupakan gambar minyak goreng yang baru


Gambar 1.2 merupakan gambar minyak bekas penggorengan atau miyak jelantah.

Gambar 1.3 merupakan gambar minyak jelantah yang sudah dijernihkan menggunakan arang kayu
Dari gambar-gambar hasil penelitian kami, menyatakan bahwa penjernihan
minyak jelantah menggunakan arang kayu sangat efektif dan efisien. Hal ini diebabkan
karena arang kayu mengandung salah satu senyawa karbon yang dapat membunuh
alfatoksin, zat karsinogenik dalam minyak jelantah. Senyawa karbon yang ada pada
arang kayu mampu mengikat senyawa karsinogenik dan alfatoksin pada minyak
jelantah dan mampu menghilangkan warna hitam pada minyak jelantah. Selain itu,
arang kayu juga bisa digunakan untuk penjernihan air.
            Minyak jelantah yang sudah dijernihkan menggunakan arang kayu bisa
digunakan lagi karena senyawa karinogenik dan alfatoksin yang ada pada minyak
jelantah sudah diikat oleh arang kayu. Tetapi alangkah baiknya jika minyak tersebut
dimanfaatkan untuk kebutuhan lain selain digunakan kembali karena alasan kesehatan
yang lain. Lebih baik minyak jelantah tersebut digunakan untuk membuat sabun cuci
piring.
            Minyak jelantah yang sudah dijernihkan selain dapat digunakan kembali juga
dapat digunakan untuk membuat sabun cuci piring. Bahan utama dari pembuatan
sabun adalah minyak kelapa dan minyak goreng sawit. Kami akan membuat pengujian
yang baru dengan membuat sabun cuci piring dengan berbahan dasar minyak jelantah
yang sudah dijernihkan.
            Kami melakukan pembuatan sabun cuci piring pada tanggal 5 April 2013.
Dengan menggunakan soda api yang dicampurkan dengan minyak jelantah yang sudah
dijernihkan menggunakan arang kayu dan dipanaskan diatas api yang kcil kemudian
ditunggu beberapa saat dan akan membentuk gumpalan-gumpalan. Kemudian kami
siram menggunakan air secara pelan-pelan. Dan kami berhasil membuat sabun cuci
piring dari minyak jelantah yang sudah dijernihkan
            Untuk menguji keefektifan sabun cuci piring dari minyak jelantah yang sudah
dijernihkan. Kami melakukan perbandingan antara sabun cuci piring biasa dan sabun
cuci piring dari minyak jelantah yang sudah di jernihkan.
1.    Kelompok I : Sabun cuci piring biasa
Sabun cuci piring dilarutkan dalam air, larutan sabun digunakan untuk membersihkan
piring yang kotor

Sabun cuci piring dari minyak jelantah yang sudah dijernihkan dilarutkan dalam air,
larutan sabun tersebut digunakan untuk mencuci piring yang kotor.
4.2.     Analisis Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian dan pengamatan kami, minyak jelantah dapat dijernihkan
menggunakan arang kayu. Selain dapat digunakan kembali minyak jelantah juga dapat
digunakan untuk membuat sabun cuci piring secara efektif dan efisien. Berikut data-
data nilai sabun cuci piring secara ekonomis.
a.    Sabun cuci piring biasa harga      : Rp. 6500,00 (per liter)
@ ±100ml                                          : Rp. 650,00

b.    Sabun minyak jelantah                  


1.    Minyak Jelantah ±100 ml         : Rp. 100,00
2.    Arang Kayu ±1 gram                 : Rp.    50,00
3.    Soda Api ±5 gram                      : Rp.    75,00
4.    Bahan Bakar Kompor ±1 ml     : Rp.    15,00
  +
Jumlah Total                              : Rp. 340,00
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa harga sabun minyak jelantah lebih
murah dari pada harga sabun cuci biasa. Hal tersebut membuktikan bahwa sabun
minyak jelantah lebih efektif dan efisien baik di lihat dari segi pembuatannya maupun
segi ekonomisnya. Hasil pencucian piring kotor menggunakan sabun minyak jelantah
juga tidak kalah bersih dari sabun cuci biasa.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Minyak jelantah mengandung senyawa karsinogenik dan alfatoksin yang dapat
meyebabkan kanker. Selain itu minyak jelantah juga mengandung asam lemak jenuh
yang dapat menyebabkan jantung koroner. Minyak jelantah dapat dijernihkan
menggunakan arang kayu. Karena arang kayu mengandung senyawa karbon yang
dapat mengikat senyawa karsinogenik, alfatoksin, serta zat-zat lain yang berbahaya
dapat merusak tubuh manusia.
Minyak jelantah yang sudah dijernihkan dapat digunakan kembali, selain itu  juga
bisa digunakan untuk membuat sabun cuci piring. Harga sabun cuci piring minyak
jelantah dengan sabun cuci piring biasa lebih ekonomis karena juga bisa dibuat sendiri
oleh masyarakat.

5.2 Saran
         Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan atau ekonominya menengah kebawah.
Bisa menjernihkan minyak jelantah menggunakan arang kayu. Agar pengeluaran untuk
membeli minyak dapat ditekan dan juga bisa hidup sehat.
         Sebaiknya masyarakat yang mempunyai kesadaran akan minyak jelantah bisa
mengolah kembali minyak jelantah yang sudah tidak dipakai lagi contohnya menjadi
sabun cuci piring. Agar sampah akan minyak jelantah tidak menumpuk dan tidak
mengotori lingkungan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. minyakgoreng.http://id.wikipedia.org/wiki/.23maret2013
Anonim.2012. minyakjelantah.http://id.wikipedia.org/wiki/.23maret2013
Permanasari, Anna dan Bibin Rubini (2008). Kimia Dalam Kehidupan Kita. Penerbit: CV. IPA
Abong, Jakarta
Anonim.2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas.23maret2013
kerabat penpal's
Senin, 19 Desember 2011

(LOMBA KTI BULAN NOVEMBER 2010 SAINS


BAHASA INDONESIA)MEMANFAATKAN MINYAK
GORENG BEKAS UNTUK DIJADIKAN BAHAN BAKU
SABUN

KARYA TULIS ILMIAH REMAJA


SUB BIDANG BAHASA INDONESIA
Karya Ilmiah    :

“MEMANFAATKAN MINYAK GORENG BEKAS UNTUK DIJADIKAN BAHAN BAKU


SABUN”
Disusun Oleh   :

NAMA                        : SATRIA JULIER MANPAKI

KELAS           : XI IPA 2 ( XI SCIENCE 2B)

KARYA TULIS ILMIAH REMAJA


SUB BIDANG BAHASA INDONESIA
Karya ilmiah    :

“MEMANFAATKAN MINYAK GORENG BEKAS UNTUK DIJADIKAN BAHAN BAKU


SABUN”
Disusun oleh    :

NAMA            : SATRIA JULIER MANPAKI

KELAS           : XI IPA 2 ( XI SCIENCE 2B)

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Ilmiah       :

“Memanfaatkan Minyak Goreng Bekas Sebagai Bahan Baku Pembuatan


Sabun”

Disusun Oleh :

Satria julier manpaki


Telah disahkan pada

Hari : selasa

Tanggal : 5 april,2011

Kepala Sekolah, Guru Pembimbing,

MUSTAFA LUFTI ,S.Pd,M.Pd SARDEWI   ILIANTI, S.Pd

NIP.19660212 198901 1 002 NIP.19750327 200502 2 001

                                                                                                 

                                                                                   

                                                                

                                                                                              

KATA PENGANTAR
Pertama tama kami ingin mengucapkan puji syukur ke hadapan Tuhan yangMaha Esa yang

telah memberikan rahmat dan kekuatan kepada kami sehinggakarya tulis ini dapat

terselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasihkepada seluruh pihak yang telah

mendukung kami dalam menyelesaikan karyatulis ini dan berbagai sumber yang telah

kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.Kami mengakui bahwa kami adalah manusia

yang mempunyai keterbatasandalam berbagai hal, oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan

dengansempurna begitu juga dengan karya tulis ini.   Kami ti dak dapat

mendeskripsikansemua  hal  dengan  sempurna  dalam  karya  tulis  ini.

 Kami  melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di

mana kami jugamemiliki keterbatasan kemampuan.Pada  penulisan  ini  dan  karya-karya  kami

selanjutnya,  kami  bersediamenerima kritik dan saran. Kami akan menerima semua kritik dan saran

tersebut s e b a g a i b a t u l o n c a t a n y a n g d a p a t m e m p e r b a i k i k a r y a t u l i s k a m i d i m a s a

y a n g a k a n d a ti n g . S e m o g a k a r y a t u l i s k a m i b e r i k u t n y a d a n k a r y a t u l i s l a i n

d a p a t diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. H a r a p a n k a m i d e n g a n a d a n y a k a r y a t u l i s

i n i d a p a t m e n g u r a n g i d a m p a k   negati f limbah yang dihasilkan oleh jutaan rumah

tangga seti ap harinya dengan mendaur ulang kembali menjadi sesuatu yang berguna.
Kesehatan masyarakat dankebersihan  lingkungan  akan  lebih  terjaga  sehingga  kita  bisa

membangunmasyarakat yang sehat dan bebas dari berbagai macam penyakit

Manna,5 april 2011

Satria julier manpaki


DAFTAR ISI

Halaman pengesahan……………………………………………………………….       i

Kata pengantar……………………………………………………………………..        ii

Daftar isi……………………………………………………………………………       iii

Motto……………………………………………………………………………….       iv

Halaman persembahan……………………………………………………………...       v

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………       1

      1.1. Latar belakang masalah……………………………………………………        1

      1.2. Rumusan masalah………………………………………………………….       9

      1.3. Tujuan masalah……………………………………………………………        9

      1.4. Metode penelitian………………………………………………………….       9

      1.5. Manfaat penelitian………………………………………………………....       10

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………..       11

      2.1. Minyak dan lemak……………………………………………….………...       12

      2.2. Sabun…………………………………….………………………………..        14

      2.3. Titanium hidroksida………….……………………………………………        15

      2.4. EDTA……….……………………………………………………………..       16

      2.5. Bilangan penyabunan……………………..……………………………….        17

BAB III METODE PENELITIAN PERCOBAAN……………………………….      18

      3.1. Jenis percobaan……….………………………………..…………………..       18

      3.2. Persiapan eksperimen…..………………………………………………….        18

      3.3. Eksperimen…….…………………………………………………………..       19

          3.3.1. Alat dan bahan…………………………………………………...       19

                  3.3.2. Langkah percobaan…………………………….…………………      20


                  3.3.3. Hasil percobaan………………………………………………….        21

BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………….      22

      4.1. Definisi sabun………………………………………………………………      22

      4.2. Sejarah pembuatan sabun…………………………………………………..       23

      4.3. Bagaimana sabun di buat…………………………………………………..       27

      4.4. Tujuan pengolahan limbah minyak jelantah……………………………….        32

BAB V PENUTUP…………………………………………………………………      33

      5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………      33

      5.2. Saran……………………………………………………………………….       33

Daftar pustaka………………………………………………………………………      34

Lampiran …………………………………………………………………………...       35

MOTTO

Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan

untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.


Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah

dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.

Berjuang dan teruslah berusaha dengan keras demi mencapai apapun yang engkau ingini dan jangan

pernah takut untuk bermimpi, yakinlah Allah akan mengabulkan mimpi baikmu.

HALAMAN PERSEMBAHAN
Assaslammualaikum warahmatullahiwabartakatuh.

           

Saya,satria julier manpaki selaku penulis karya tulis ilmiah ini mengucapkan banyak terima kasih kepada

siapa saja yang telah membantu saya dalam menyelesaikan karya ini.oleh kartena itu,saya ingin

mempersembahkan karya ini kepada :


  Allah swt.yang telah mendengarkan seluruh do’a-do’a ku dalam penyelesainnya,tanpanya,saya tak

sanggup untuk menyelesaikan karya tulis ini.

  Orang tua ku,(junaidi dan eri afrida ) beserta adiku-adikku (laras pratiwie dan marcellio abelio swarezz)

karena berkat merekalah saqya termotivasi dalam penyelesaiinya.

  Kepada saudara-saudaraku ( insane arian danu sufajar,dominicue estiofano cuirls,dan resintha

alfernhtia ) karena mereka yang selalu berada di sasmpingku saat pengerjaannya.

  Kepada guru pembimbingku (sardewi ilianti ,S.Pd) karena belialuah yang menfdorongku dan memberikan

tugas ini dengan penuh perhatian dan kasih sayang)

  Kepada seluruhg guru-guru SMAN 1 BENGKULU SELATAN beserta staf tata usaha yang saya banggakan.

  Teman-teman beserta adik-adik kelas yang mendukungku selama ini.

Hanya itu persembahan dari saya,demikanlah,terima kasih.

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

H a s i l p e n e l i ti a n d a n u j i l a b o r a t o r i u m , p a d a m i n y a k g o r e n g b e k a s

i n i ternyata menunjukkan bahwa minyak  goreng  bekas mengandung “senyawa benzena

pemicu kanker” (yang populer dengan isti lah karsinogen) yang sangatti nggi. Senyawa

benzena ini dapat menimbulkan dampak yang sedemikian fatal dan sangat mengerikan sekali

bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Dampak y a n g d i ti m b u l k a n a n t a r a l a i n d a p a t

m e m i c u p e n y a k i t k a n k e r s e r t a b e r p o t e n s i menyebabkan penyakit-penyakit berat yang

lain.Pada masyarakat golongan menengah keatas yang mengkonsumsi minyak  goreng

kemasan mungkin ti dak menjadi masalah, akan tetapi untuk golongan menengah kebawah

yang nota bene memang mengkonsumsi minyak goreng curahmenjadi hal yang sangat

merisaukan.S e p i n t a s dari penampilan antara minyak goreng bekas dengan

m i n y a k   g o r e n g c u r a h y a n g a s l i h a m p i r ti d a k b i s a d i b e d a k a n . D i ti n j a u d a r i s i s i

w a r n a , aroma dan ti ngkat kejernihannya sulit dibedakan, anda akan dapat

membedakansetelah minyak goreng tersebut digunakan.Umumnya minyak goreng curah (asli)

akan terjadi perubahan warna yang drastis (coklat tua) setelah 2-3 kali digunakan, namun pada

minyak goreng bekasperubahan warna drastis akan terjadi hanya dalam satu kali penggunaan.

Hasilnyaakan lebih jelas lagi bila dilakukan melalui uji lab dan dapat dilihat banyak sekaliperbedaan

terutama dari kandungan racun dan bahan-bahan kimia yang berbahayab a g i k e s e h a t a n t u b u h ,

d a r i m i n y a k g o r e n g c u r a h a s l i d e n g a n m i n y a k g o r e n g bekas.
Minyak goreng bekas atau yang biasa kita sebut juga minyak jelantah,merupakan suatu

penjemuan minyak goreng yang telah di prosesi berulang uolang-ulang kali yang menimbulkan suatru

zat benzoate yang begitu bertbahaya bagi tubuh makhluk hidup.senyawa  ini memicu berkembangnya

suatu zat karsigoanetik didalam larutan adheid tersebut,sehingga menimbulkasn warna yang kecokjlat-

kehitam hitaman.apabila suatu zat tersebut merasauk pada sel tubuh manusia,maka akan mereplikasi

dengan luar biasa cepat.

Konsumen selama ini hanya mengenal bahaya formalin yang sempat dicampur ke dalam bahan

makanan sebagai pengawet. Namun jarang diketahui minyak jelantah, yang tak kalah bahayanya dengan

formalin karena sama-sama menyebabkan kanker pada manusia. Minyak goreng bekas yang sudah

dipakai 3-4 kali ini (jelantah) belakangan ini cenderung dipakai menggoreng makanan seperti kerupuk

atau ayam sari laut karena harganya lebih murah ketimbang minyak goreng biasa.

Bukti yang sekarang dapat di literasi adalah sebagaimana maraknya penggunaan minyak

jelantah,terutama di provinsi bali.Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia cabang Bali, Drs. Made

Sukada, mengatakan hal itu Jumat (12/5) lalu di Denpasar. ''Masyarakat selama ini tak menyadari

bahaya minyak jelantah. Biasanya gejala setelah makan, kerongkongan gatal atau serak-serak. Lama-

kelamaan kalau dibiarkan akan menjadi kanker,'' kata Sukada yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai

Ketua PKP Indonesia cabang Bali.

Sesuai hasil penelitian, minyak jelantah mengandung gugusan benzena yang bisa menyebabkan

munculnya kanker. Senyawa ini mengandung dioksin yang masuk melalui sel-sel tubuh. ''Pedagang sari

laut atau kerupuk goreng kalau ketahuan memakai menyak jelantah, pasti izinnya dicabut,'' katanya.
Persoalannya, pengawasan oleh lembaga terkait atas penggunaan minyak jelantah di lapangan sangat

lemah sehingga konsumen tak mendapatkan perlindungan semestinya. ''Jangankan pengawasan,

sosialisasi mengenai pemanfaatan minyak jelantah masih sangat kurang,'' tegasnya.

Sebenarnya minyak goreng bekas ini sudah tak layak dipakai untuk menggoreng jika sudah 3-4

kali digunakan. Namun lantaran harganya murah, para pedagang menggunakan lagi untuk menggoreng

makan camilan seperti kerupuk. Minyak jelantah cukup mudah dikenali karena warnanya lebih hitam

dibandingkan minyak goreng yang baru dipakai 1-2 kali.

Meski belum ada angka pasti, dia menduga di Bali sangat banyak dihasilkan minyak jelantah

terutama dari hotel-hotel atau makanan siap saji. Sebagai gambaran, restoran siap saji seperti KFC atau

MC di Bali berdrum-drum menghasilkan minyak jelantah. Namun, tak banyak yang mengamati ke mana

penyalurannya. Kemungkinan besar minyak jelantah ini dijual kepada pedagang lain yang memerlukan.

Alasannya saderhana ketimbang dibuang dan membahayakan lingkungan, lebih baik dijual kendati

harganya murah.

Sebaiknya lembaga konsumen atau dinas terkait perlu mewaspadai pendistribusiannya karena

bisa membahayakan konsumen. Minyak jelantah, menurutnya, harus didaur ulang menjadi biodisel.

Sebab kalau dibuang begitu saja ke lingkungan juga membahayakan. Saat ini daur ulang minyak tersebut

mulai dilakukan koperasi langit biru di Jalan Tulip. ''Kami juga bekerja sama dengan Unud

mengembangkan jarak untuk menghasilkan biodisel sebagai bahan bakar pengganti BBM,'' kata mantan

Damdim Timor Tengah Utara ini.


            Kita dapat menggunakan minyak goreng yang kita pakai, tetapi maksimal hanya 3 kali pemakaian.

Minyak jelantah yang masih bisa digunakan adalah minyak jelantah yang masih jernih atau bening,

berwarna kuning muda, dengan aroma masih segar khas minyak goreng. Minyak jelantah yang berwarna

kental atau pekat dan aroma tengik sudah tidak layak digunakan sebagai miyak goreng. Minyak jelantah

berwarna pekat sudah mengalami proses degradasi dan oksidasi yang menjadikan minyak tersebut

bersifat toksik (beracun bagi tubuh manusia).

Jika minyak jelantah sudah tidak bisa digunakan karena sudah berwarna pekat, lalu apa yang

masih bisa kita lakukan agar minyak jelantah masih bisa dimanfaatkan. Sebagian dari kita mungkin

merasa sayang untuk membuangnya begitu saja. Berdasarkan pandangan dari Safriadi dari Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), minyak jelantah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar

alternatif untuk kompor yang ramah lingkungan, karena termasuk dalam kelompok sumber energi

nabati. Limbah minyak goreng berpotensi menjadi alternatif bahan bakar nabati yang ramah lingkungan

dan mampu menurunkan 100% emisi gas buangan sulfur dan CO2 serta CO sampai 50%. Di kalangan

orang tua jaman dulu pun, ada sebagian orang yang menggunakan lampu dengan minyak jelantah ini

serta juga dalam pemb ahasan karya ilmiah saya ini yang membahas “penggunaan minyak jelantah

sebagai bahan baku sabun “.

Sebagai bukti,Coba kita lihat tukang gorengan di sepanjang jalan. Warna minyaknya yang

mendidih selalu berwarna hitam pekat. Semakin pekat warnanya konon akan semakin gurih rasa

gorengannya. Ya, itulah minyak jelantah yang sudah digunakan berulang kali. Demi alasan penghematan,

minyak jelantah digunakan terus-menerus. Alhasil, kesehatan tubuh yang memakan gorengan lah yang
menjadi korbannya. Jika Anda menyukai gorengan, waspadalah terhadap gorengan berwarna gelap dan

bertekstur lebih keras dari biasanya karena mungkin minyak yang digunakan adalah minyak jelantah.

Tidak jauh dari perilaku itu, kita pun kadang merasa sayang membuang minyak jelantah dari dapur kita.

Minyak jelantah masih saja kita gunakan meski kita tahu bahwa minyak itu sudah tidak layak dipakai.

Padahal kita tahu, minyak jelantah telah mengalami perubahan struktur kimiawinya akibat

proses penggorengan. Minyak jelantah mengandung asam lemak jenuh yang tinggi yang berbahaya bagi

tubuh. Kandungan kolesterol baik (HDL) semakin berkurang sementara kolesterol buruk (LDL) semakin

meningkat. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit seperti hipertensi, penyumbatan peredaran darah,

penyakit jantung, dan stroke. Bahkan lebih dari itu, minyak jelantah dapat menyababkan kanker colon

pada usus besar.

Minyak jelantah pun dapat merusak nutrisi baik yang dikandung makanan. Contohnya ikan salmon yang

mengandung Omega-3, nutrisi yang bermanfaat untuk menurunkan kolesterol dalam darah, akan hilang

khasiatnya jika digoreng dengan minyak jelantah karena komposisi ikatan rangkapnya menjadi rusak.

            Adapun bahaya-bahaya akibat dari pengkonsumsi minyak jelantah,yaitu :

      Kolesterol tinggi

      Stroke

      Penyakit jantung

      Hipertensi
      Arteriosklerosis

      Penyembatan saluran darah

      Obesitas

      Overfat

       Lambannya fungsinal gerak system tubuh,terutama system gerak.

Minyak jelantah (bahasa Inggris: waste cooking oil) adalah minyak limbah yang bisa

berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan

sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat

di gunakan kembali untuk keperluaran kuliner  akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak

jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses

penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak

kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi

kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini

dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan.

Minyak jelantah kalau dipakai berkali-kali akan meningkatkan asam lemak bebas, dan hal ini

akan mengakibatkan ketengikan. Selain itu, yang lebih berbahaya adalah pemakaian minyak jelantah

yang berulang-ulang akan meningkatkan gugus radikal peroksida yang mengikat oksigen, sehingga

mengakibatkan oksidasi terhadap jaringan sel tubuh manusia. Dan kalau hal ini terus berlanjut, niscaya

akan mengakibatkan kanker. Jadi penggunaan minyak jelantah yang berulang-ulang itu tidak thoyyib dari
sisi agama. Maka tentu harus dihindarkan. Demikian peringatan yang diberikan   dalam penjelasan

tentang efek negatif penggunaan minyak jelantah yang berulang-kali.

Dijelaskan pula, yang dimaksud dengan minyak jelantah dan menghindarkan penggunaannya

yang berulang-ulang adalah minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng bahan makanan, dalam satu

proses penggorengan bahan makanan gorengan, lalu disimpan beberapa waktu. Dilakukan dalam skala

rumah-tangga maupun dalam usaha restoran, rumah makan, hotel, industri pengolahan pangan, dll.

Minyak yang digunakan pun bermacam-macam, ada yang terbuat dari kelapa, kelapa sawit, jagung, dll.

Namun pada hakikatnya sebagian besar minyak goreng terbuat dari tumbuhan atau bahan nabati, dan

yang paling banyak digunakan adalah minyak goreng yang terbuat dari kelapa sawit. Minyak goreng

yang sudah dipakai itulah yang disebut minyak jelantah.

Pemakaian minyak jelantah sampai tiga kali, masih dapat ditoleransi dan dianggap baik, atau tidak

membahayakan bagi kesehatan manusia. Tapi jika lebih dari tiga kali, apalagi kalau warnanya sudah

berubah menjadi kehitam-hitaman, maka itu sebagai indikasi tidak baik dan harus dihindarkan.

Secara kimia, minyak jelantah sangat berbeda dengan minyak sawit yang belum digunakan

untuk menggoreng. Pada minyak sawit terdapat sekitar 45,5 persen asam lemak jenuh yang didominasi

oleh asam lemak palmitat dan sekitar 54,1 persen asam lemak tak jenuh yang didominasi oleh asam

lemak oleat. Sedangkan pada minyak jelantah, angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada angka

asam lemak tidak jenuhnya. Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat memicu

berbagai penyakit penyebab kematian, seperti penyakit jantung dan stroke.


Pada proses penggorengan pertama, minyak memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang

tinggi. Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun dengan semakin seringnya minyak

dipakai secara berulang, sedangkan kadar asam lemak jenuhnya meningkat. Minyak goreng yang

digunakan lebih dari empat kali akan mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi tersebut akan

membentuk gugus peroksida dan monomer siklik. Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan

gugus peroksida dalam dosis yang besar dapat merangsang terjadinya kanker kolon. Selain itu,

penggunaan minyak jelantah dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan diare.

Sebagai media transfer panas, saat proses penggorengan berlangsung, dengan pemanasan yang

tinggi (3000C -3500C), minyak goreng akan teradsorbsi pada makanan masuk mengisi ruang-ruang

kosong pada makanan sehingga hasil penggorengan mengandung 5-40% minyak. Dengan demikian mau

tidak mau minyak goreng ikut terkonsumsi dan masuk ke dalam tubuh. Hal ini tidak menjadi masalah

selama minyak yang digunakan untuk menggoreng tidak rusak. Akan tetapi masyarakat kebanyakan

tidak mengetahui hal tersebut dan terus menggunakan minyak goreng itu berkali-kali, hingga menjadi

rusak. Sehingga minyak goreng yang digunakan dan dikonsumsi pun sudah tidak sehat lagi. Penyebabnya

sangat bervariasi di antaranya adalah faktor ekonomi, rasa sayang dan merasa rugi jika minyak goreng

itu tidak digunakan karena harus dibuang, dan diganti dengan yang baru. Walaupun minyak tersebut

jelas sudah rusak dan tidak layak konsumsi dari sisi kesehatan.

Kerusakan minyak goreng terjadi atau berlangsung selama proses penggorengan, dan itu

mengakibatkan penurunan nilai gizi terhadap makanan yang digoreng. Minyak goreng yang rusak akan

menyebabkan tekstur, penampilan, cita rasa dan bau yang kurang enak pada makanan. Dengan
pemanasan minyak yang tinggi dan berulang-ulang, juga dapat terbentuk akrolein, di mana akrolein

adalah sejenis aldehida yang dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan, membuat batuk

konsumen dan yang tak kalah bahaya adalah dapat mengakibatkan pertumbuhan kanker dalam hati dan

pembengkakan organ, khususnya hati dan ginjal.

            Selain itu minyak goreng yang rusak bila dikonsumsi akan dapat menyebabkan berbagai macam

penyakit, seperti pengendapan lemak dalam pembuluh darah (Artherosclerosis) dan penurunan nilai

cerna lemak. Berdasarkan penelitian juga disebutkan bahwa kemungkinan adanya senyawa karsinogenik

dalam minyak yang dipanaskan, terbukti dengan adanya bahan pangan berlemak teroksidasi yang dapat

mengakibatkan pertumbuhan kanker hati. Terbentuknya akrolein saat penggorengan juga sangat

berbahaya karena akrolein yang terbentuk itu sendiri bersifat racun dan menimbulkan rasa gatal pada

tenggorokkan.

Minyak goreng bekas atau minyak jelantah yang dipergunakan berulang-ulang juga bisa

menyebabkan penyakit jantung koroner. Walaupun minyak jelantah yang didapat sudah disaring

beberapa kali hingga hilang penampilan warna gelapnya, namun proses penyaringan itu tidak dapat

menghilangkan kemungkinan timbulnya zat asam lemak trans yang terjadi setelah minyak goreng

dipanaskan dengan suhu tinggi berulang kali. Zat ini akan mempengaruhi metabolisme profil lipid darah

yakni HDL kolesterol, LDL kolesterol dan total kolesterol. Memang, dampaknya tidak langsung terjadi

begitu saja. Tapi biasanya dari proses penumpukan atau akumulasi karena penggunaan yang terus-

menerus, lalu terjadi efek berupa penyumbatan pembuluh darah yang kemudian disebut sebagai

penyakit jantung koroner.


Dengan resiko bahaya yang sedemikian itu, maka sekali lagi kita diingatkan bahwa penggunaan

minyak jelantah yang berulang-kali harus dihindarkan. Hal ini sangat penting untuk mencegah efek

negatif yang dapat timbul dari penggunaan minyak jelantah yang demikian itu. Dalam kaidah agama

dijelaskan, walaupun halal, namun kalau menimbulkan mudharat, tentu tidak baik dan harus

dihindarkan. Apalagi kalau jelas membahayakan kesehatan, maka jadi terlarang dan harus ditinggalkan.

1.2  Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

      “Apakah minyak goreng bekasdapat digunakan sebagai bahan baku sabun?”

      “mengapa minyak goring bekas dapat di jadikan sebagai bahan baku sabun”?

      “apa keuntungan dengan menjadikan minyak goring bekas sebagai bahan baku sabun”?

      “bagaimanakah sejarah asal-usul ide pengelolaan sabun dari minyak jelantah”?

1.3 Tujuan Penelitian

      Mengolah kembali atau mendaur ulang limbah minyak goreng bekas sehingga

bisadimanfaatkan kembali

      2.Menggunakan limbah minyak goreng bekas sebagai bahan baku pembuatan sabun
1.4 Metode Penelitian

Kami melakukan eksperimen untuk mencari tahu tentang pengolahanlimbah minyak goreng

bekas menjadi sabun yang berkualitas.metode yang digunakan adalah :

      Angket

      Observasi

1.5 Manfaat

   Menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan.

      M e n d a p a t k a n tambahan penghasilan. Hasil pengolahan limbah tersebut pada

a k h i r n y a dapat djual untuk mendapatkan keuntungan.

      M e n y a d a r k a n m a s y a r a k a t a k a n p e n ti n g n y a m e n g o l a h k e m b a l i l i m b a h r u m a h

t a n g g a y a n g telah mereka hasilkan.

      M a m p u menjaga kesehatan dan kebersihan dalam masyarakat


BAB II

LANDASAN TEORI

Sabun mandi merupakan garam logam alkali (biasanya disebut

g a r a m natrium) dari asam lemak. Sabun yang telah berkembang sejak zaman Mesir kunoberfungsi

sebagai  alat  pembersih.  Keberadaan  sabun yang hanya  berfungsis e b a g a i a l a t p e m b e r s i h

d i r a s a k u r a n g , m e n g i n g a t p e m a s a r a n d a n p e r m i n t a a n masyarakat akan nilai lebih dari

sabun mandi.Oleh karena itu, ti dak ada salahnya jika dikembangkan lagi sabun mandi yang

mempunyai nilai lebih, seperti pelembut kulit, antioksidan, mencegah gatal-g a t a l d a n p e m u ti h

d e n g a n p e n a m p i l a n ( b e n t u k , a r o m a , w a r n a ) y a n g m e n a r i k . Perkembangan tersebut

disesuaikan dengan perkembangan zat-zat aditi f yangtelah ada. Selain itu, perlu

ditambahkan zat pengisi (fi lter) untuk menekan biaya supaya lebih murah.Adanya perbedaan

komposisi pada lemak dan minyak menyebabkan sifatf isik berbeda dan hasil lemak serta

sabun berbeda pula. Untuk itu, perlu upaya mencoba pembuatan sabun dengan penambahan zat

aditif berupa TiO2 dan EDTAdengan bahan dasar minyak kemasan, dibandingkan dengan

campuran minyak kelapa dan minyak goreng gurah tanpa kemasan dengan prosedur yang berbeda.
2.1 Minyak dan lemak 

Pada dasarnya, lemak dan minyak dihasilkan oleh alam yang bersumber  dari hewan

dan tanaman. Sedangkan berdasarkan pada sumbernya, minyak dan l e m a k dapat

d i k l a s i fi k a s i k a n a t a s h e w a n d a n t u m b u h a n . P e r b e d a a n m e n d a s a r   daripada lemak

hewani dan lemak nabati adalah: 1) lemak hewani mengandung kolesterol, sedangkan lemak

nabati mengandung fitosterol, 2) kadar lemak jenuhd a l a m l e m a k h e w a n i l e b i h k e c i l

d a r i p a d a l e m a k n a b a ti , d a n 3 ) l e m a k h e w a n i mempunyai bilangan Reicher-Meiss lebih

besar dan bilangan Polenshe lebih kecildibanding dengan minyak nabati (Ketaren, 1986).A d a

b e b e r a p a s i f a t fi s i k d a r i m i n y a k d a n l e m a k y a n g d a p a t d i l i h a t d a r i minyak dan

lemak, antara lain: warna, bau amis, odor dan fl avor, kelarutan, ti ti k  cair dan polymerism,

ti ti k didih, splitti ng point, ti ti k lunak, shot melti ng point, berat jenis, indeks bias dan

kekeruhan.Zat warna dibedakan menjadi dua, yaitu warna alamiah dan warna akibat oksidasi

dan degradasi komponen kimia yang terdapat dalam minyak. Zat warnaalamiah terdapat secara alamiah

dalam bahan yang mengandung minyak dan ikutterekstraksi bersama minyak bersama dalam proses

ekstraksi. Zat warna tersebuta n t a r a l a i n a l f a d a n b e t a k a r o t e n , x a n t h o fi l d a n

anthosianin. Zat warna i n i menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning

kecoklatan, kehijau-hijauan dankemerah-merahan.Sedangkan, warna akibat oksidasi dan


degradasi komponen kimia yang terdapat pada minyak antara lain: warna gelap disebabkan oleh

oksidasi terhadapt o k o f e r o l ( v i t a m i n E ) . W a r n a c o k l a t t e r d a p a t p a d a m i n y a k a t a u

m i n y a k y a n g berasal dari bahan busuk atau memar.Bau amis pada minyak atau lemak

disebabkan oleh interaksi trimeti l aminoksida dengan ikatan rangkap dari minyak tak

jenuh. Mekanisme pembentukan t r i m e t r i amin dari l e s i s ti n bersumber dari

p e m e c a h a n i k a t a n C - N d a r i c h o l i n d a l a m m o l e k u l l e s i ti n . I k a t a n C - N i n i d a p a t

d i u r a i k a n o l e h z a t p e n g o k s i d a s i seperti gugus peroksida dalam lemak, sehingga menghasilkan

trimetil-amin.Odor dan fl avor dalam minyak, selain terdapat secara alami juga terjadi karena

pembentukan asam-asam lemak berantai pendek sebagai hasil penguraianpada kerusakan minyak atau

lemak. Akan tetapi, odor atau flavor pada umumnyadisebabkan oleh komponen bukan minyak. Sebagai

contoh, bau khas dari minyak kelapa sawait disebabkan karena beta-ionone, sedangkan bau

khas dari minyak kelapa disebabkan oleh nonyl methylketon (Ketaren, 1986).Adapun sifat kimia

dari lemak dan minyak antara lain: hidrolisa, oksidasi,hidrogenasi, esterifi kasi, dan

pembentukan keton. Hidrolisa minyak atau lemak  akan  asam-asam  lemak  bebes  dan  gliserol.

Reaksi  hidrolisa  yang  dapatmenyebabkan kerusakan pada minyak atau lemak karena

terdapatnya air dalamminyak tersebut. Reaksi ini akan menyebabkan flavor dan bau tengik pada

minyak tersebut (Ketaren, 1986).Pengujian minyak atau lemak berdasarkan pada peneliti an

dan penetapanbagian tertentu dari komponen kimia lemak dan minyak. Metode tersebut

antaralain: total minyak atau lemak, bilangan penyabun, bilangan Iod, dan bilangan  asam.
2.2 Sabun mandi

Saat ini, telah ditemukan berbagai macam jenis dari daun-daun,

a k a r , kacang-kacangan atau biji-bijian yang bisa digunakan untuk membentuk sabun y a n g

m u d a h l a r u t d a n m e m b a w a k o t o r a n d a r i p a k a i a n . U n t u k s e k a r a n g , k i t a memakai

dasar  material  yang  disebut  sebagai  saponin  yang  mengandungpentasiklis triterpena asam

karboksilat, seperti asam oleonat atau asam ursolat, zatkimia berkombinasi dengan molekul gula.

Asam ini juga terlihat dalam keadaan tanpa kombinasi. Saponin lebih dikenal sebagai

“sabun”.Sabun mandi merupakan garam logam alkali (Na) dengan asam lemak dan minyak

dari bahan alam yang disebut trigliserida. Lemak dan minyak mempunyaidua jenis ikatan, yaitu ikatan

jenuh dan ikatan tak jenuh dengan atom karbon 8-12yang diberikatan ester dengan gliserin. Secara

umum, reaksi antara kaustik dengangliserol menghasilkan gliserol dan sabun yang disebut dengan

saponifikasi.
Seti ap minyak dan lemak mengandung asam-asam lemak yang berbeda-beda. Perbedaan

tersebut menyebabkan sabun yang terbentuk mempunyai sifatyang berbeda. Minyak

dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatantak jenuh akan menghasilkan

sabun cair. Sedangkan rantai panjang dan jenuh mengahasilkan sabun yang tak larut pada suhu

kamar.Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau l e m a k

a l a m i . S u r f a k t a n m e m p u n y a i s t r u k t u r b i p o l a r . B a g i a n k e p a l a b e r s i f a t hidrofi lik

dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampumengangkat kotoran

(biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada larutan,  surfaktan  akan

menggerombol  membentuk  misel  setelah  melewatikonsentrasi tertentu yang disebut

Konsentrasi Kriti k Misel (KKM) (Lehninger, 1982).Dalam Encyclopedia of Chemical

Tehnology, Kirk-Othmer menyebutkanbahwa minyak kelapa mengandung: caprylic (7%),

capric (6%), lauric (50%), myristic (18%), palmitic (8,5%), stearic (3%), oleic (6%), linoleic (1%),

linolenic(0,5%).Untuk kualitas sabun, salah satunya ditentukan oleh pengotor yang terdapatp a d a

l e m a k a t a u m i n y a k y a n g d i p a k a i . P e n g o t o r i t u a n t a r a l a i n b e r u p a h a s i l samping

hidrilis minyak atau lemak, protein, partikulat, vitamin, pigmen, senyawafosfat dan sterol. Selain

itu, hasil degradasi minyak selama penyimpanan akan mempengaruhi bau dan warna sabun.

Salah satu kelemahan sabun adalah pada air keras sabun akan mengendap sebagai lard. Air keras adalah

air yang mengandungion dari Mg, Ca dan Fe.Namun kelemahan ini bisa diatasi dengan

menambahkan ion fosfat atau karbonat sehingga ion-ion ini akan mengikat Ca dan Mg pembentuk

garam. Untuk memperoleh sabun yang berfungsi khusus, perlu ditambahkan zat aditi f,
antaralain: asam lemak bebas, gliserol, pewarna, aroma, pengkelat dan

anti oksidan,penghalus, serta aditif kulit (skin aditif).

2.3 Titanium dioksida (TiO2)

Titanium dioksida (TiO2) ditambahkan ke dalam sabun berfungsi sebagaipemuti h

sabun dan kulit. TiO2 ada dalam ti ga bentuk kristal: anatase, brookite,dan ruti le. Biasanya

diperoleh secara sinteti k. Ruti le adalah bentuk yang stabilterhadap perubahan suhu

apabila diperoleh secara luas sebagai monokristal yangtransparan. Titanium dioksida

digunakan dalam elektrolit, plasti k dan industrikeramik karena sifat listriknya. Selain itu,

ia sangat stabil terhadap perubahansuhu dan resisten terhadap serangan kimia. Ia

tereduksi sebagian oleh hydrogen d a n karbon monoksida. Pada 20000 dan

v a k u m , i a t e r e d u k s i o l e h k a r b o n membentuk titanium karbida. Jika ada agen pereduksi, ia

akan terklorinasi.Titanium  oksida  murni  dipreparasi  dari  titanium  tetraklorida  yangdimurnikan

dengan destilasi ulang. Kegunaan titanium dioksida antara lain dalam vitreus enamel, industri elektronik,

katalis dan pigmen zat warna. TiO2 adalah zatwarna putih yang dominan di usaha karena mempunyai

sifat: indek refraksi tinggi,tidak menyerap sinar tampak, mudah diproduksi sesuai keinginan, stabilitas

tinggidan non toksik.

2.4 EDTA
EDTA ditambahkan dalam sabun untuk membentuk kompleks (pengkelat)ion besi yang

mengkatalis proses degradasi oksidati f. Degradasi oksidati f akanmemutuskan ikatan

rangkap pada asam lemak membentuk rantai lebih pendek, aldehid dan keton yang berbau

tidak enak.EDTA adalah reagen yang bagus, selain membentuk kelat dengan semua kation,

kelat ini juga cukup stabil untuk metode titrimetil. Untuk titrasi ini, Reilleyd a n Barnard

m e n e m u k a n 2 0 0 s e n y a w a o r g a n i k s e b a g a i l o g a m d a l a m ti t r a s i b e r w a r n a d e n g a n

i o n l o g a m y a n g r a n g e k o n s e n t r a s i p M . K o m p l e k s n y a j u g a berwarna intensif dan dapat

dilihat mata pada konsentrasi 10-6 – 10-7 M.

2.5 Bilangan Penyabunan

Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu

gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak  atau lemak disabunkan dengan

larutan KOH berlebih dalam alcohol, maka KOHakan bereaksi dengan trigliserida, yaitu
ti ga molekul KOH bereaksi dengan satumolekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang

terti nggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.
BAB III

METODE PENELITIAN PERCOBAAN

3.1 Jenis Percobaan

Jenis  percobaan  yang  akan  kami  lakukan  adalah  dengan  melakukanpercobaan  langsung

terhadap  limbah  minyak  goreng.  Yakni  dengan  caramengumpulkan berbagai macam data yang

diperlukan dan berbagai metode yangbisa digunakan untuk mengubah minyak goreng bekas

menjadi sebuah sabunmandi yang berkualitas.

3.2 Persiapan Eksperimen

Percobaan dimulai dengan mengumpulkan minyak goreng bekas sesuai dengan

takaran  dan  menyiapkan  bahan  bahan  yang  diperlukan.  Untuk m e m p e r o l e h h a s i l y a n g b a i k

minyak goreng bekas harus dijernihkan terlebih d a h u l u d e n g a n a r a n g k a y u .

A m b i l a r a n g k a y u l a l u t u m b u k s a m p a i h a l u s . Masukkan gerusan arang kayu itu

pada minyak jelantah.  Ukuran pemakaian, 2k e p a l a r a n g k a y u u n t u k s a t u k i l o g r a m

m i n y a k j e l a n t a h .   A d u k s a m p a i r a t a , tunggu sampai 5 menit lalu saring dengan kain bersih.

Cara ini menjadi alternatif terakhir bila memang ingin menghemat biaya. Setelah itu kita bisa

melakukaneksperimen untuk mengubah minyak goreng bekas tersebut menjadi sabun.N a O H / K O H

adalah salah satu kunci dalam produksi sabun.  NaOHb a n y a k d i j u a l d i t o k o

b a h a n b a n g u n a n s e b a g a i b a h a n k i m i a a n ti m a m p a t , s e d a n g k a n K O H d i b e l i

d i t o k o b a h a n k i m i a .   N a O H / K O H h a r u s d i t a n g a n i dengan hati -hati . Kalau ti dak


akan menyebabkan bahaya baik bagi anda maupun orang lain. Kalau terlanjur kecipratan cairan

NaOH / KOH harus  langsung dicucid e n g a n a i r y a n g b a n y a k , T a p i j i k a d i t a n g a n i d e n g a n

b e n a r ti d a k a d a m a s a l a h . Langkah aman menangani NaOH / KOH:

      Jangan menuang air ke atas NaOH / KOH. Selalu untuk menuangkan /mencampurkan NaOH / KOH ke

dalam air, dengan pelan-pelan.

      H a ti - h a ti , j a n g a n s a m p a i m e n c i p r a t t e r u t a m a k e b a d a n , k u l i t       a t a u p u n mata.

Lebih baik pakai kacamata.

        Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan juga binatang peliharaan.

        Selalu memakai sarung tangan karet selama bekerja dengannya.

      Pakai masker selama membuat larutan NaOH / KOH dengan air.

3.3 Eksperimen

3.3.1 Alat dan Bahan

Bahan

 Minyak goreng bekas yang telah disaring. 100 ml

     N a O H a t a u s o d a k a u s ti k 4 0 % .     5 0

m l
 A i r s e c u k u p n y a

   Gliserin atau TiO  ( s e b a g a i p e l e m b u t ) .     3 0 m l

  P e w a r n a ( b i s a m e n g g u n a k a n p e w a r n a s e c u k u p n y a makanan).

  E s s e n ti a l d a n f r a g r a n c e o i l s ( s e b a g a i s e c u k u p n y a pengharum).

Alat

 Masker dan kacamata sebagai pelindung wajah.

  S e n d o k s t a i n l e s s s t e e l d a n s a r u n g t a n g a n k a r e t .

  Wadah stainless steel dan wadah plastik poli-propilene. (jika tidak punya bisa pake wadahdari stainless

steel).

 B l e n d e r  

 Kain sebagai penyaring.

  Cetakan (sebaiknya di beri lapisan plasti k atau lilin di dalamnya).


3.3.2 Langkah Percobaan

  S i a p k a n c e t a k a n .   C e t a k a n b i s a a p a s a j a . B i s a l o y a n g y a n g d i m i n y a k i , b a k i

p l a s ti k y a n g dialasi  plastik  tipis  atau  pipa  PVC  yang  diminyaki.  Siapkan  cetakan  yang  cukup

untuk menampung semua hasil pembuatan sabun.

  2.T i m b a n g a i r d a n N a O H / K O H .   L a r u t k a n N a O H / K O H k e d a l a m a i r s e j u k /

dingin(Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas

p y r e x a t a u p l a s ti k - poliproplen).   Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH.  Tuangkan

NaOH / KOH ke dalam air  sedikit demi sedikit.  Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas

dan berwarna keputihan.Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan

sampai suhu ruangan. Akandidapatkan larutan yang jernih. (Jika ingin lebih praktis bisa dengan

menggunakan larutan NaOH40%)

  T i m b a n g m i n y a k s e s u a i d e n g a n t a k a r a n

  T u a n g k a n m i n y a k y a n g s u d a h d i ti m b a n g k e d a l a m b l e n d e r .

  Dengan Hati hati, tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.

  Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan

prosespada putaran terendah.  Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda.
  H e n ti k a n b l e n d e r d a n p e r i k s a s a b u n u n t u k m e l i h a t t a h a p “ t r a c e ” .   “ T r a c e ”

adalah k o n d i s i dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses

pengadukan. Tandanya adalahketi ka campuran sabun mulai mengental. Apabila di sentuh

dengan sendok, maka beberap deti k  bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa

dinamakan “trace”.

  P a d a s a a t “ t r a c e ” t a d i a n d a b i s a m e n a m b a h k a n p e n g h a r u m , p e w a r n a

a t a u a d i ti f . A d u k   beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.

  Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan(sebelum itu peras airnya dengan kain).

Tutupd e n g a n k a i n u n t u k i n s u l a s i . S i m p a n s a b u n d a l a m c e t a k a n t a d i s e l a m a s a t u

h i n g g a d u a h a r i . Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan

sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.

3.3.3 Hasil Percobaan

Sabun yang telah diproses memerlukan waktu 1-2 minggu untuk proses “curing”.

Sehingga didapat sabun dengan mutu dan kualitas lebih baik. Selain itu,agar senyawa alkali dalam sabun

bisa dihilangkan
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 defenisi sabun

Sabun mandi  merupakan  garam  logam  alkali  (biasanya natrium  ataukalium) dari

asam lemak.

Pengertian Saponifikasi (saponification)  adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak

dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan

Gliserin.

Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin

yang artinya soap / sabun.

Dalam sejarah pembuatan sabun, masing — masing negara memiliki sejarah sendiri – sendiri

serta teknik pembuatannya. Namun dari sekian banyak versi penemuan, saya akan mengambil satu

contoh penemuan sabun yang ditemukan oleh bangsa Romawi kuno.

Nama Sapo/soap/sabun menurut legenda Romawi kuno (2800 SM) berasal dari Gunung Sapo, di mana

binatang dikorbankan untuk acara keagamaan. Lemak yang berasal dari binatang tersebut (kambing)

dicampur dengan abu kayu untuk menghasilkan sabun atau sapo, pada masa itu.
Ketika hujan, sisa lemak dan abu kayu tersebut mengalir ke Sungai Tiber yang berada di bawah Gunung

Sapo. Ketika orang – orang mencuci pakaian di sungai Tiber mereka mendapati air tersebut berbusa dan

pakaian mereka lebih bersih. Sejak saat itulah asal usul sabun dimulai.

4.2 sejarah pembuatan sabun

Asal dari kebersihan pribadi kembali ke zaman prasejarah. Sejak air menjadi bagian yang penting

untuk kehidupan, orang pertama hidup dekat air dan tahu sesuatu apa itu properti kebersihan -

sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tangan mereka.

Benda mirip sabun ditemukan dalam bentuk tabung saat penggalian di Babilonia Kuno adalah

fakta tentang pembuatan sabun diketahui pada tahun 2800 SM. Persembahan di tabung mengatakan

bahwa lemak direbus dengan abu, dimana adalah metoda membuat sabun, tetapi tidak mengenai

kegunaan sabun itu. Beberapa bahan terakhir digunakan untuk penggaya rambut.

Catatan memperlihatkan bahwa orang Mesir Kuno mandi biasa. Papirus Eber, dokumen

kesehatan dar sekitar tahun 1500 SM, mendeskripsikan kombinasi minyak hewani dan nabati dengan

garam alkali untuk membuat bahan sejenis sabun untuk menyembuhkan penyakit kulit, juga untuk

membersihkan.
Di waktu yang sama, Musa memberi orang Israel peraturan pemerintah kebersihan pribadi. Dia

juga menghubungkan kebersihan untuk kesehatan dan penyucian agama. Laporan Injil mengusulkan

bahwa orang Israel tahu bahwa campuran abu dan produk minyak adalah jenis dari gel rambut.

Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan estetik dan rupanya tidak menggunakan sabun.

Malahan, mereka membersihkan tubuh mereka dengan balok lilin, pasir, batu apung dan abu, juga

meminyaki tubuh dengan minyak, menggesek minyak dan kotoran dengan peralatan metal yang disebut

strigil. Mereka juga menggunakan minyak dengan abu. Baju dicuci tanpa sabun di sungai.

Sabun mendapatkan nama, diantara legenda Romawi Kuno, dari Gunung Sapo, dimana binatang

dikorbankan. Hujan membersihkan campuran dari lemak hewani mencair, atau lemak dan abu kayu

dibawah menjadi lilin di sepanjang Sungai Tiber. Para wanita menemukan bahwa campuran lilin

membuat pembersih mereka dengan lebih kurang usaha.

Orang Jerman Kuno dan Gaul juga memasukkan dengan memjelajahi sesuatu bernama sabun,

terbuat dari lemak dan abu, digunakan untuk mewarnai rambut mereka menjadi merah.

Ketika peradaban Romawi maju, jadi selalu mandi. Tempat mandi Romawi terkenal pertama,

terdapat dengan air dari saluran air, dibangun sekitar tahun 312 SM. Mandi sangatlah mewah, dan

mandi menjadi populer. Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk

pengobatan dan pembersih.

Setelah musim gugur di Roma di 467 Masehi dan hasilnya kebiasaan mandi menurun, lebih

banyak di lakan Eropa pengaruh yang kuat di kesehatan publik berganti-berganti. Menurunnya


kebersihan pribadi dan berhubungan kondisi kehidupan tanpa sanitasi menambah

beratnya wabah besar di Abad Pertengahan, dan khususnya Kematian Hitam di abad ke-14. Itu tidak

sampai abad ke-17 bahwa kebersihan dan mandi memulai untuk kembali ke kebiasaan di banyak tempat

di Eropa. Masih sudah di mana tempat di pertengahan dunia dimana kebersihan pribadi tersisa penting

di pertengahan dunia. Mandi harian adalah adat yang biasa di Jepang saat Abad Pertengahan. Dan,

di Islandia, kolam hangat dengan air dari mata air panas adalah perkumpulan populer di Sabtu sore.

Zaman Pertengahan

Pembuatan sabun adalah keahlian yang umum di Eropa di abad ke-17. Pembuat sabun serikat

pekerja terlindungi perdagangan rahasia mereka ditutup. Minyak nabati dan hewani digunakan

dengan arang tanaman, terus dengan pewangi. Secara berangsur-angsur jenis sabun yang lebih banyak

lagi menjadi tersedia untuk mencukur dan mencuci rambut, juga mandi dan mencuci.

Italia, Spanyol dan Perancis adalah pusat manufaktur pertama sabun, seharusnya mereka siap

menyediakan bahan mentah seperti minyak pohon zaitun. Orang Inggris mulai membuat sabun

saat abad ke 12. Bisnis sabun sangat baik pada tahun 1622, Raja James I mengabulkan monopoli kepada

pembuat sabun untuk $100.000 setahun. Baik ke abad ke-19, sabun adalah pajak tertinggi sehingga

menjadi barang mewah di beberapa negara. Ketika pajak dihapuskan, sabun menjadi tersedia untuk

orang biasa, dan standar kebersihan meningkat.


Pembuatan sabun komersial di Amerika kolonial dimulai pada tahun 1608 dengan datangnya

beberapa pembuat sabun di kapal kedua dari Inggris untuk mencapai Jamestown, Virginia.

Bagaimanapun, untuk beberapa tahun, pembuatan sabun pada dasarnya tinggal pekerjaan rumah

tangga. Akhirnya, pembuat sabun profesional mulai biasa mengumpulkan pemborosan lemak dari

rumah tangga, di perubahan untuk beberapa sabun.

Langkah utama terhadap pembuatan sabun komersial skala besar terjadi pada

tahun 1791 ketika kimiawan Perancis, Nicholas Leblanc, mematenkan proses untuk membuat abu soda,

atau sodium karbonat, dari garam biasa. Abu soda adalah alkali terdapat dari abu bahwa kombinasi dari

lemak ke bentuk sabun. Leblanc memproses hasil kuantitas dari kualitas baik, abu soda murah.

Sains dari pembuatan sabun modern lahir 20 tahun kemudian dengan pemjelajahan oleh Michel

Eugene Chevreul, kimiawan Perancis lainnya, dari kimia alam and lemak yang terkait, gliserin dan asam

lemak. Penelitiannya menjadi dasar untuk lemak dan bahan kimia sabun.

Juga penting kepada kemajuan dari teknologi sabun di pertengahan 1800-an penemuan oleh

kimiawan Belgia, Ernest Solvay, dari proses amonia, di mana juga menggunakan garam meja biasa,

atau sodium klorida, untuk membuat abu soda. Proses Solvay lebih lanjut dikurangi harga dari

mendapat alkali, dan menambah kualitas dan kuantitas dari abu soda tersedia untuk manufaktur sabun.

Penjelajahan sains ini, bersama dengan pembangunan dari kekuatan untuk mengoperasikan

pabrik, membuat satu pembuatan sabun di pertunbuhan cepat industri Amerika di tahun 1850. Di waktu

yang sama, ketersediaan luas mengubah sabun dari barang mewah ke kebutuhan sehari-hari. Dengan

penggunaan tersebar luas ini menjadi perkembangan dari sabun yang lebih lembut untuki mandi dan
sabun untuk digunakan di dalam mesin cuci itu sudah tersedia untuk konsumen dengan pergantian

abad.

Zaman modern

Bahan kimia dari manufaktur sabun dasarnya tinggal sama sampai tahun 1916,

ketika deterjen sintetik pertama berkembang di Jerman di jawaban ke Perang Dunia I - berkaitan

kekurangan lemak untuk membuat sabun. Diketahui sekarang dengan sederhana deterjen, deterjen

sintetis adalah pembersih non-sabun dan produk pembersih itu adalah menjadi satu atau mengambil

bersama dari jenis bahan mentah. Penjelajahan dari deterjen juga diterbangkan oleh kebutuhan untuk

alat kebersihan itu, tidak seperti sabun, tidak akan dikombinasi dengan garam mineral di air untuk

membentuk sesuatu yang tidak dapat dipecahkan diketahui itu adalah dadih sabun.

Produksi deterjen rumah tangga di Amerika Serikat dimulai di awal tahun 1930-an, tetapi tidak

benar-benar membuka sampai akhir Perang Dunia II. Waktu perang berhentinya

persediaan lemak dan minyak juga militer membutuhkan untuk alat kebersihan itu akan bekerja di

air laut kaya mineral dan di air dingin mempunyai lebih lanjut merangsang meneliti di deterjen.

Deterjen pertama digunakan terutama untuk mencuci piring dan mencuci baju bahan lembut.

Penerobosan di perkembangan dari detergen untuk mencuci baju serba guna digunakan muncul pada

tahun 1946, ketika deterjen pembangun (berisi surfaktan/kombinasi pembangun)dikenalkan di Amerika

Serikat. Surfaktan adalah produk deterjen bahan pembersih dasar, saat pembangun membantu
surfaktan untuk bekerja lebih efisien. Senyawa fosfat digunakan sebagai pembangun di detergen ini

sangat meningkat perfomanya, membuat mereka cocok untuk mencuci baju dengan tingkat kekotoran

berat.

Di tahun 1953, penjualan deterjen di negara ini memiliki itu melebihi sabun. Kini, detergen

memiliki semua tetapi menggantikan produk dengan dasar sabun untuk mencuci baju, mencuci piring

dan pembersih rumah tangga. Deterjen (sendiri atau berkombinasi dengan sabun) adalah juga

penemuan di banyak dari penggunaan batangan dan cair untuk pembersih pribadi.

4.3Bagaimana Sabun Dibuat

Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan  m i n y a k

a t a u l e m a k . M e l a l u i r e a k s i k i m i a , N a O H / K O H m e n g u b a h M i n y a k / Lemak menjadi

Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.

Bagaimana Sabun Bisa Membersihkan

Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau l e m a k

a l a m i . S u r f a k t a n m e m p u n y a i s t r u k t u r b i p o l a r . B a g i a n k e p a l a b e r s i f a t hidrofi lik

dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampumengangkat kotoran

(biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada larutan,  surfaktan  akan

menggerombol  membentuk  misel  setelah  melewatikonsentrasi tertentu yang disebut

Konsentrasi Kriti k Misel (KKM) (Lehninger, 1 9 8 2 ) . S a b u n b u a t a n s e n d i r i b u k a n h a n y a


m e m b e r s i h k a n , j u g a m e n g a n d u n g sekitar  25%  gliserin.  Gliserin  bisa  melembabkan  dan

melembutkan  kulit,menyejukan dan meminyaki sel-sel kulit juga.

Cara pemurnian ( distilasi ) minyak goring bekas agar dapat digunakan padaq tahap pembuatan 

                                       

Menurut pakar gizi, minyak yang telah digunakan untuk menggoreng yang biasa disebut

dengan minyak jelantah, tidak baik digunakan untuk memasak kembali. Di samping makanan yang

dihasilkan juga kurang baik. Reaksi yang ditimbulkan akibat panas yang tinggi ketika berada di atas

perapian dapat mengganggu fungsi hati, ginjal, bahkan diduga dapat menyebabkan kanker.

Minyak jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti

halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya. Minyak jelantah merupakan minyak

bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga. Yang pada umumnya, dapat di gunakan kembali untuk

keperluaran kuliner. Dan jika ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-

senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa

pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan

penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.
Oleh sebab itu, jika ingin menggunakan minyak jelantah lagi, lakukanlah penyegaran terlebih dahulu.

Cara menjernihkan minyak jelantah adalah [menurut suatu penelitian] : Dengan mencampur

minyak tersebut dengan 1% arang sekam, lalu memanaskannya dalam suhu 80 derajat Celcius selama

tiga puluh menit. Minyak jelantah akan kembali segar dan jernih.

Langkah – langkah cara pembuatan sabun dari distilasi minyak jelantah :

A.campuran dengan pemadatan minyak

1.      Panaskan terlebih dahulu 10 mL air dalam Erlenmeyer 50 mL dan pada saat mendidih, tambahkan 5

gram soda kaustik.

2.      Sambil diaduk, sebanyak 50 mL minyak Bimoli dituangkan secara pelan-pelan dengan menggunakan api

yang kecil.

3.      Setelah terbentuk padatan, lalu tambahkan 25 mL aquades serta terus menerus diaduk sambil

dipanaskan sehingga terbentuk seperti susu.

4.       Selanjutnya, 1 gram garam halus dimasukkan, diaduk kira-kira 20 menit dengan api dimatikan.

5.      Masukkan sebanyak 1 gram campuran EDTA dan TiO2 , diaduk hingga merata.

6.      Mendiamkan selama 20 menit dan memasukkan parfum orange dan diaduk.


7.      Menuangkan dalam cetakan dan ditunggu selama 24 jam.

B. Campuran Minyak Curah dan Minyak Kelapa

-          Sebanyak 25 mL minyak curah dicampurkan dengan 25 mL minyak kelapa dalam Erlenmeyer  250 mL.

-          Lalu tambahkan 25 gram soda kaustik dan etanol.

-          Larutan dipanaskan pada suhu 70 – 80 0C selama 20 menit.

-          Lapisan dipisahkan, yang dipakai larutan bawah.

-          Selanjutnya, tambahkan sebayak 1 gram TiO2 dan 1 gram EDTA, 2 mL larutan jenuh NaCl sambil diaduk

dan dipanaskan sampai terbentuk jonjot-jonjot putih dan disaring serta direkristalisasi dengan air panas.

Dari kedua cara diatas, nantinya dapat disimpulkan bahwa bahan dasar pembuatan sangat

berpengaruh pada sabun yang dihasilkan. Jika dipakai minyak dengan kandungan asam tak jenuh dan

rantai pendek, maka akan menghasilkan sabun cair. Sedangkan bila dipakai minyak dengan kandungan

asam lemak jenuh dan berantai panjang, maka akan dihasilkan sabun yang tak larut pada suhu kamar

(sabun padat).

Apakah minyak goreng bekas dapat dijadikan bahan baku sabun?

Pada dasarnya, lemak dan minyak dihasilkan oleh alam yang bersumber  dari hewan

dan tanaman. Sedangkan berdasarkan pada sumbernya, minyak dan l e m a k dapat


d i k l a s i fi k a s i k a n a t a s h e w a n d a n t u m b u h a n . P e r b e d a a n m e n d a s a r   daripada lemak

hewani dan lemak nabati adalah: 1) lemak hewani mengandung kolesterol, sedangkan lemak

nabati mengandung fitosterol, 2) kadar lemak jenuhd a l a m l e m a k h e w a n i l e b i h k e c i l

d a r i p a d a l e m a k n a b a ti , d a n 3 ) l e m a k h e w a n i mempunyai bilangan Reicher-Meiss lebih

besar dan bilangan Polenshe lebih kecildibanding dengan minyak nabati (Ketaren, 1986).A d a

b e b e r a p a s i f a t fi s i k d a r i m i n y a k d a n l e m a k y a n g d a p a t d i l i h a t d a r i minyak dan

lemak, antara lain: warna, bau amis, odor dan fl avor, kelarutan, ti ti k  cair dan polymerism,

ti ti k didih, splitti ng point, ti ti k lunak, shot melti ng point, berat jenis, indeks bias dan

kekeruhan.Zat warna dibedakan menjadi dua, yaitu warna alamiah dan warna akibat oksidasi

dan degradasi komponen kimia yang terdapat dalam minyak. Zat warnaalamiah terdapat secara alamiah

dalam bahan yang mengandung minyak dan ikutterekstraksi bersama minyak bersama dalam proses

ekstraksi. Zat warna tersebuta n t a r a l a i n a l f a d a n b e t a k a r o t e n , x a n t h o fi l d a n

anthosianin. Zat warna i n i menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning

kecoklatan, kehijau-hijauan dankemerah-merahan.Sedangkan, warna akibat oksidasi dan

degradasi komponen kimia yang terdapat pada minyak antara lain: warna gelap disebabkan oleh

oksidasi terhadapt o k o f e r o l ( v i t a m i n E ) . W a r n a c o k l a t t e r d a p a t p a d a m i n y a k a t a u

m i n y a k y a n g berasal dari bahan busuk atau memar.Bau amis pada minyak atau lemak

disebabkan oleh interaksi trimeti l aminoksida dengan ikatan rangkap dari minyak tak

jenuh. Mekanisme pembentukan t r i m e t r i amin dari l e s i s ti n bersumber dari

p e m e c a h a n i k a t a n C - N d a r i c h o l i n d a l a m m o l e k u l l e s i ti n . I k a t a n C - N i n i d a p a t

d i u r a i k a n o l e h z a t p e n g o k s i d a s i seperti gugus peroksida dalam lemak, sehingga menghasilkan


trimetil-amin.Odor dan fl avor dalam minyak, selain terdapat secara alami juga terjadi karena

pembentukan asam-asam lemak berantai pendek sebagai hasil penguraianpada kerusakan minyak atau

lemak. Akan tetapi, odor atau flavor pada umumnyadisebabkan oleh komponen bukan minyak. Sebagai

contoh, bau khas dari minyak kelapa sawait disebabkan karena beta-ionone, sedangkan bau

khas dari minyak kelapa disebabkan oleh nonyl methylketon (Ketaren, 1986).Adapun sifat kimia

dari lemak dan minyak antara lain: hidrolisa, oksidasi,hidrogenasi, esterifi kasi, dan

pembentukan keton. Hidrolisa minyak atau lemak  akan  asam-asam  lemak  bebes  dan  gliserol.

Reaksi  hidrolisa  yang  dapatmenyebabkan kerusakan pada minyak atau lemak karena

terdapatnya air dalamminyak tersebut. Reaksi ini akan menyebabkan flavor dan bau tengik pada

minyak tersebut (Ketaren, 1986).Pengujian minyak atau lemak berdasarkan pada peneliti an

dan penetapanbagian tertentu dari komponen kimia lemak dan minyak. Metode tersebut

antaralain: total minyak atau lemak, bilangan penyabun, bilangan Iod, dan bilangan  asam.

Karena penyerapan dari bilangan asam benzene dan setelah pemurnian(distilasi ) dari minyak

jelntah tersebut,maka minyak jelantah dapat di gunakan dasar pembuatan sdabun.sudah

diketahui,bahwa bahan pembuat sabun yang utasma adalah minmyak,namun,apakah minyak jelantah

dapat di gunakan dalam proses pendaurulangan sebagai bahan baku sabun ?.tentu saja bias,cara-cara

dalam pemurnian dan langhkah-langkah pembuatan sabun telah di uraikan di atas.hal ini juga

dimaksudkan untuk mengurangi dampak dari minyak jelantah tersabut.

Apakah keuntungan pendaurulangan minyak goring bekas di jadikan sabun?

            Adapun beberapa keuntungannya,antara lain :          


 Menyadarkan masyarakat akan bahaya limbah industri.

  M e l a k u k a n   e k s p e r i m e n terus menerus dalam mengatasi permasalahan dalam

p e n g o l a h a n limbah.

   Memanfaatkan limbah sebagai “side income” yang memberikan keuntungan lebih.

  H a s i l keuntungan bisa dimanfaatkan untuk membangun sistem pengolahan

l i m b a h y a n g lebih baik.

  Meningkatkan kesehatan di masyarakat dengan membuat sabun yang berkualitas

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian di atas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

  •Minyak jelantah dapat dimanfaat sebagai sebagai sabun yang memiliki kualitas yang tidak kalah dengan

sabun bermerk.

  •Untuk menghilangkan zat zat berbahaya pada minyak jelantah kita perlu untuk melakukanpenyaringan

dan penjernihan pada minyak jelantah tersebut sebelum di didaur ulang menjadi sabun.

  Kita  dapat  mengambil  keuntungan  dari  proses  pendaur  ulangan  limbah  untuk dimanfaatkan dalam

pembuatan sistem pengolahan limbah yang lebih baik lagi.

5.2 Saran

Berdasarkan  kesimpulan  dan  keseluruhan  makalah  ini  kami  inginmemberikan kesimpulan

sebagai berikut:

  Masyarakat harus lebih jeli dalam memanfaatkan limbah rumah tangga yang mereka hasilkan.

  Kesadaran dari masyarakat dapat membantu terwujudnya sistem pengolahan limbah yang lebih

baik
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

  Http://id.wikipedia.org 

  Http://heniez.multiply.com

  Http://sumbertips.wordpr ess.com

  Http://insidewinme.blogspot.com

  Http://bioalami.blogspot.com

  Http://answer.yahoo.com

  Http://www.google.co.id

  Http://food4healthy.blogspot.com
LAMPIRAN

PROSES PEMBUATAN SABUN :

                        

                                   
                     

                           
Diposting oleh abang satria di 04.04 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Label: karya tulis ilmiah

6 komentar:
1.

Unknown13 Mei 2017 20.37

Kami perusahan yang bergerak dibidang pengelolaan limbah yang berfokus pada minyak
jelantah/ used cooking oil.
Berdiri lebih dari 10 tahun dan Perusahaan kami sudah memiliki ijin yang diperlukan
untuk mengelolah limbah tsb, legalitas dan kewenangannya pun sudah kami miliki.
jika memilik stock minyak jelantah/ minyak goreng bekas/ used cooking oil dengan spek
yang kami butuhkan bisa menghubungi saya untuk seluruh Indonesia.
CP: 082225220969(WA) 08113325200(call)
email: yohan.purchasinguco@arthametrooil.co.id
website : http://www.arthametrooil.co.id
Balas

2.

jendela23 Maret 2018 18.21

sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar
Slot Terpercaya
sundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli |
Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya
IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website
Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya,
Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang
bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service
online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda
agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan
online apa saja sesuai keinginan anda.
Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet

Balas

3.

jendela23 Maret 2018 18.21

jasa seo
jasa seo indonesia
jasa seo terpercaya
seo indonesia
jasa seo web judi
jasa buat website
jasa pembuatan website

situs poker
agen poker terbaik
agen poker terpercaya
poker uang asli
situs bandarq
situs dominobet qq

LK21

agen bola terpercaya


judi bola online
abandar bola terpercaya
taruhan bola online
agen judi online
Balas

4.

jendela23 Maret 2018 18.22


situs judi online
poker online
agen judi bola
agen judi terpercaya dan terlengkap
judi online

liveskor
livescore
hasil pertandingan
skor pertandingan

bandar judi online


taruhan bola sbobet
agen casino indonesia
judi online
bandar taruhan bola online
Balas

5.

jendela23 Maret 2018 18.22

Jadual bola malam ini


Agen bola
Judi Online
Agen Bola Online

casino online terbaik


casino online
judi online
agen casino online
judi live casino

agen judi
agen bola
situs judi
judi bola
judi online
bandar bola
bandar judi
situs taruhan
taruhan bola
taruhan online
situs judi bola
situs judi online
situs judi terpercaya
agen bola terpercaya
agen judi online
judi online terpercaya
agen judi terpercaya
bandar judi online
bandar bola terpercaya
judi bola online
agen piala dunia 2018
bandar piala dunia 2018
situs taruhan piala dunia 2018
situs judi piala dunia 2018
agen resmi piala dunia 2018
Balas

6.

jendela23 Maret 2018 18.24

Agen togel
judi togel
bandar togel online
bandar togel
togel singapura
togel online
bandar judi togel
agen togel online
judi togel online
togel sydney
togel hongkong

Agen togel
judi togel
bandar togel
bandar togel online
togel singapura
togel online
bandar judi togel
agen togel online
judi togel online
togel sydney
togel hongkong
agen poker
agen poker terbaik
agen poker terpercaya
poker uang asli
situs poker

JUDI BOLA
SBOBET
AGEN BOLA TERPERCAYA

agen bola
judi bola terpercaya
Balas

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog

 ►  2012 (1)
 ▼  2011 (4)
o ▼  Desember (4)
 setapak jalan lurus !!

 (LOMBA KTI BULAN NOVEMBER 2010 SAINS BAHASA INDONE...


 (NOMINASI LOMBA KIR FOSI 2011)PENGOBATAN HERBAL BE...

 (LOMBA SAINS KIMIA MGMP KIMIA 2010)TRAYEK pH BERBA...


Mengenai Saya

abang satria
saya hanya orang
biasa,yang hidup
didunia untuk
belajar menuntut
ilmu dan
memperbanyak
amal serta
ibadah
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai