Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS ILMIAH

SESAJEN (SABUN SEHAT MINYAK JELANTAH)


“UPAYA KREATIF PEMANFAATAN
LIMBAH MINYAK JELANTAH”

TIM PERPUSTAKAAN LONTARA RUMBIA


SMK NEGERI 2 JENEPONTO
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat dan menyusun karya tulis
ini dengan lancar, tanpa suatu hambatan berarti. Tak lupa shalawat serta salam
kami haturkan kepada Rasulullah Muhammad S.A.W. yang telah memberikan
teladan mulia bagi seluruh umat manusia di dunia.
Minyak goreng adalah bahan yang sering digunakan oleh masyarakat, mulai
dari kalangan industri hingga rumah tangga. Maraknya penggunaan minyak
goreng menjadi sebab peningkatan kuantitas limbah minyak goreng yang
dihasilkan. Limbah minyak goreng, atau minyak jelantah, yang tersisa jelas tidak
layak untuk dikonsumsi. Begitu pula jika dibuang di sembarang tempat, justru
akan merusak kondisi lingkungan.
Karya tulis ini menyajikan hasil eksperimen dalam upaya memanfaatkan
limbah minyak jelantah menjadi suatu barang yang berguna, yakni sabun sehat
minyak jelantah (Sesajen). Sesajen merupakan produk yang ekonomis dan ramah
lingkungan, sekaligus mampu mengurangi tingkat pencemaran limbah minyak
jelantah di lingkungan sekitar. Inovasi ini diharapkan mampu menumbuhkan
kesadaran akan bahaya konsumsi minyak jelantah, sekaligus melahirkan produk
sabun sehat yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Tak ada gading yang tak retak. Maka dari itu kami mohon maaf apabila
dalam pembuatan proposal ini terdapat banyak kesalahan. Kritik yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan guna pengembangan karya ini lebih lanjut.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL...................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................2
D. Manfaat...............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
A. Minyak Jelantah…..............................................................................3
B. Sabun Mandi Padat….........................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................5
A. Metode Penelitian...............................................................................5
B. Tempat dan Waktu…..........................................................................5
C. Bahan dan Alat...................................................................................5
D. Rancangan Percobaan.........................................................................6
E. Tahapan Percobaan.............................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................8
A. Penampakan Fisik...............................................................................8
B. Lama Reaksi Saponifikasi..................................................................8
C. Uji Karakteristik Sabun......................................................................9
BAB V PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................10
B. Saran...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11

iii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1. Penampakan fisik minyak jelantah................................................3


Gambar 2. Penampakan fisik sabun mandi padat...........................................4
Gambar 3. Alur percobaan pembuatan sabun minyak jelantah.......................6
Gambar 4. Penampakan fisik sabun hasil eksperimen....................................8
Tabel 1. Lama reaksi saponifikasi....................................................................8
Tabel 2. Uji karakteristik sabun.......................................................................9

vi
Abstrak

Maraknya pemakaian minyak goreng dalam konsumsi rumah tangga maupun


industri menjadi penyebab melimpahnya limbah minyak yang dihasilkan. Limbah
minyak goreng, atau yang biasa disebut minyak jelantah, dapat memberikan efek
buruk bagi kesehatan apabila dikonsumsi. Selain itu, limbah minyak jelantah akan
mendatangkan dampak yang fatal bagi lingkungan jila dibiarkan terbuang di
sembarang tempat. Maka dari itu dibutuhkan suatu upaya kreatif yang mampu
memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi suatu produk yang lebih bernilai.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan minyak jelantah menjadi Sesajen
(sabun sehat minyak jelantah) yang ekonomis dan ramah lingkungan. Manfaat
produk ini di antaranya mampu memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi
suatu produk yang berguna, sekaligus dapat mengurangi pencemaran lingkungan
akibat limbah minyak jelantah. Cara pembuatan Sesajen melalui reaksi
saponifikasi minyak jelantah dengan larutan basa NaOH, pewarna alami, dan
pengharum dengan takaran tertentu, yang kemudian dicetak menjadi sabun padat.
Sabun Sesajen yang terbentuk diharapkan mampu memenuhi beberapa standar
kriteria dasar sabun padat. Sesajen nantinya akan tersedia dalam beberapa varian
warna dan aroma. Kesempurnaan produk diharapkan mampu dicapai dengan
adanya beberapa penelitian lanjutan dan uji kelayakan konsumsi.

Kata Kunci: minyak jelantah, sabun mandi padat, saponifikasi.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Minyak goreng adalah salah satu bahan pokok yang dibutuhkan oleh
banyak masyarakat untuk menggoreng bahan makanan. Minyak goreng
diproduksi dari bahan-bahan nabati seperti kelapa sawit, kedelai, jagung atau
biji zaitun yang telah dimurnikan melalui serangkaian proses kimiawi
(Ketaren, 1986).
Maraknya pemakaian minyak goreng menyebabkan melimpahnya
limbah yang dihasilkan. Limbah tersebut biasa disebut minyak jelantah.
Minyak jelantah tidak layak dikonsumsi, karena dapat menimbulkan efek
buruk bagi kesehatan konsumen (Rona, 1992). Selain itu minyak jelantah
juga akan mendatangkan dampak buruk bagi lingkungan bila dibuang di
sembarang tempat.
Dampak-dampak buruk konsumsi minyak jelantah di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Hasil makanan yang digoreng dengan minyak jelantah menjadi tidak enak,
berbau tengik, dan berwarna gelap.
2. Konsumsi minyak jelantah memicu pengendapan lemak dalam pembuluh
darah dan penurunan nilai cerna lemak pada sistem pencernaan manusia.
3. Minyak jelantah yang dibuang di sembarang tempat akan memberikan
dampak negatif bagi lingkungan.
Maka dari itu, perlu adanya pengolahan minyak jelantah agar dapat
mengurangi kuantitas limbah serta dampak akibatnya (Wijana, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan minyak jelantah menjadi bahan
baku pembuatan sabun padat Sesajen (sabun sehat minyak jelantah) yang
memiliki kegunaan dan nilai ekonomi yang lebih tinggi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah proses pembuatan sabun padat
2

Sesajen (sabun sehat minyak jelantah) dengan menggunakan bahan baku


minyak jelantah?

C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan cara pembuatan
sabun padat Sesajen (sabun sehat minyak jelantah) dengan menggunakan
bahan baku minyak jelantah.

D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan dengan proposal ini tim penulis akan semakin giat
melakukan penelitian lanjutan mengenai upaya pemanfaatan limbah
menjadi suatu produk yang lebih berguna. Selain itu, diharapkan mampu
meningkatkan semangat meneliti di kalangan rekan-rekan SMKN 2
Jeneponto.

2. Manfaat Bagi Masyarakat


Inovasi Sesajen (sabun sehat minyak jelantah) diharapkan dapat
menjadi upaya alternatif dalam mengurangi konsumsi limbah minyak
jelantah. Selain itu, inovasi ini juga diproyeksikan untuk diaplikasikan
sendiri oleh masyarakat lantaran proses yang sederhana dan ketersediaan
minyak jelantah yang pasti ada di setiap keluarga. Sehingga nantinya
masyarakat mampu memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi sabun
padat secara mandiri.

3. Manfaat Bagi Pemerintah


Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi limbah minyak jelantah
sekaligus meningkatkan produktivitas masyarakat. Sesajen menjadi
peluang usaha ramah lingkungan yang minim modal bagi masyarakat.
Sehingga akan memicu peningkatan kualitas sosial dan ekonomi
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Minyak Jelantah
Minyak goreng merupakan lemak nabati yang terdiri dari berbagai
senyawa kompleks. Komposisi terbanyak dari minyak goreng adalah asam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh yang terkandung
dalam minyak goreng di antaranya asam miristat, asam palmitat, asam laurat,
dan asam kaprat. Sedangkan asam lemak tak jenuhnya adalah asam oleat dan
asam linoleat (Djatmiko, 1984).
Minyak goreng yang telah digunakan lebih dari sekali, atau minyak
goreng bekas, kerap disebut sebagai minyak jelantah (waste cooking oil).
Yakni limbah minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur,
minyak samin, dan sebagainya (Djatmiko, 1984). Kadar kebeningan minyak
jelantah semakin jauh dari minyak goreng asalnya.
Umumnya, minyak jelantah masih digunakan kembali oleh khalayak
ramai untuk keperluan kuliner rumah tangga. Padahal bila ditinjau dari
komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa racun
karsinogenik akibat proses pemanasan seperti keton, aldehid, hidrokarbon,
alkohol, lakton, dan polimer (Yuliana, 2007). Hal inilah yang menyebabkan
konsumsi minyak jelantah yang berkelanjutan dapat memicu pengendapan
lemak dalam pembuluh darah (artherosclerosis), kanker dan mengurangi
tingkat kecerdasan. Sehingga diperlukan upaya kreatif agar limbah minyak
jelantah tidak menimbulkan kerugian bagi kesehatan dan lingkungan.

Gambar 1. Penampakan fisik minyak jelantah.


Sumber: infoedukasi.net (2012)
4

B. Sabun Mandi Padat


Sabun mandi menjadi salah satu produk kebutuhan primer dalam
kehidupan masyarakat masa kini. Sabun mandi padat merupakan campuran
senyawa basa natrium atau basa kalium (basa kuat) dengan asam lemak dari
minyak nabati atau lemak hewani, yang dicetak berbentuk padat, lunak, atau
cair, serta berbusa sebagai sarana pembersih badan. Dengan menambahkan
zat pewangi dan bahan lainnya yang tidak membahayakan kesehatan, sabun
mandi padat menjadi produk pembersih yang sehat dan ramah lingkungan.
Sabun dihasilkan melalui proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak
menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa
yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun padat adalah basa kuat natrium
hidroksida NaOH (Camarata, 1993). Asam lemak yang berikatan dengan
natrium inilah yang menjadi sabun. Hasil samping dari reaksi saponifikasi
adalah gliserol dan gugus asam karboksilat.
Asam lemak yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida. Sehingga trigliserida yang terkandung juga dalam minyak
jelantah dapat dijadikan bahan baku pembuatan sabun mandi padat.

Gambar 2. Penampakan fisik sabun mandi padat.


Sumber: soapmakersdiary.wordpress.com (2012)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium, yakni
melalui pemanfaatan reaksi saponifikasi dalam pembuatan sabun mandi
padat. Reaksi saponifikasi dilakukan dengan variasi tambahan zat pewarna
dan pengharum. Data kemudian dianalisis untuk mendapatkan langkah-
langkah pembuatan sabun mandi padat dari minyak jelantah yang efektif dan
efisien. Hasil pembuatan sabun kemudian diukur nilai pH-nya serta dilakukan
uji organoleptik.

B. Tempat dan Waktu


Penelitian pembuatan sabun dari minyak jelantah ini dilaksanakan di
SMK Negeri 2 Jeneponto selama kurang lebih kurang lebih 1 bulan lamanya,
selama proses pembelajaran IPAS materi Makhluk Hidup dan Lingkungannya
di bulan Agustus.

C. Bahan dan Alat


Bahan yang dibutuhkan antara lain:
1. Minyak jelantah
2. NaOH
3. H2O2
4. H2O (akuades)
5. Batu zeolit
6. Zat pengharum
7. Zat pewarna makanan
Alat yang dibutuhkan antara lain:
1. Masker
2. Kacamata google
3. Sarung tangan latex
4. Wadah cetak
5. Spatula (sendok pengaduk)
6. Kain penyaring
6

7. Kertas penyaring
8. Corong
9. Gelas ukur
10. Neraca (timbangan)
11. Pipet
12. Kertas PH universal
13. Kantong plastik
14. Botol plastik

D. Rancangan Percobaan

Pemurnian Minyak Jelantah Pembuatan Larutan Basa

Proses Saponifikasi

Pencampuran Zat Tambahan

Pencetakan dan Penyimpanan

Analisis dan Uji Produk

Gambar 3. Alur percobaan pembuatan sabun minyak jelantah.

E. Tahapan Percobaan

1. Pemurnian Minyak Jelantah


Proses pemurnian minyak jelantah dilakukan untuk mendapatkan
minyak jelantah yang berwarna lebih jernih. Pertama-tama 200 mL minyak
jelantah disaring dengan menggunakan kain penyaring dan batuan zeolit
pengikat karbon. Kemudian hasil saringan dicampur dengan 3 sendok
7

makan H2O2 untuk mendapatkan minyak jelantah yang jernih. Pemurnian


ini dimaksudkan untuk mendapatkan tampilan sabun yang jernih sehingga
dapat dimodifikasi dengan zat pewarna dan pengharum.

2. Pembuatan Larutan Basa


Larutan basa yang digunakan adalah larutan NaOH, yang dibuat
melalui pencampuran basa kuat NaOH dan 100 mL akuades H2O.
Caranya, padatan NaOH dimasukkan ke dalam akuades secara perlahan
kemudian diaduk perlahan hingga larut seluruhnya. Jumlah basa NaOH
divariasikan, yakni 30 gram, 32 gram, 34 gram, dan 36 gram.

3. Proses Saponifikasi
Proses saponifikasi dilakukan dengan cara larutan basa yang berhasil
dibuat dan minyak jelantah hasil pemurnian dicampur menjadi satu dan
diaduk hingga kondisi sabun mulai kental terbentuk (trace). Kondisi trace
ditandai dengan larutan yang kental dan cukup elastis layaknya adonan
tepung terigu. Jumlah minyak jelantah 200 ml sebagai variabel konstan.

4. Pencampuran Zat Tambahan


Saat kondisi trace tercapai, zat pewarna dan pengharum dapat
ditambahkan secukupnya. Variasi pemberian pewarna dan pengharum
dilakukan, yakni 0:0, 1:1, 2:1, dan 1:2. Penambahan pewarna dan
pengharum ditujukan sebagai modifikasi sabun padat supaya lebih menarik
seperti sabun mandi komersial lainnya.

5. Pencetakan dan Penyimpanan


Terakhir, trace sabun dicetak dengan wadah dan disimpan selama
kurang lebih 3-7 hari hingga didapat sabun mandi yang padat.

6. Analisis dan Uji Organoleptik


Sabun yang dihasilkan kemudian dianalisis warna, nilai PH, serta uji
organoleptik atau uji pemakaian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pembuatan Sabun


Berikut adalah beberapa foto proses pembuatan sabun dari minyak jelantah
B. Penampakan Fisik
Sabun yang berhasil didapatkan disajikan dalam gambar 4 berikut.

Gambar 4. Penampakan fisik sabun hasil eksperimen.

C. Lama Reaksi Saponifikasi


Lama reaksi saponifikasi yakni waktu yang dibutuhkan mencapai
keadaan trace. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah basa kuat yang digunakan
untuk membuat larutan basa. Pada eksperimen ini divariasikan jumlah basa
NaOH yang digunakan, yakni 30 gram, 32 gram, 34 gram, dan 36 gram.

Tabel 1. Lama reaksi saponifikasi.

No. Minyak Jelantah (ml) NaOH (gram) waktu (menit)

1. 200 30 28

2. 200 32 19

3. 200 34 14

4. 200 36 7
9

D. Uji Karakteristik Sabun


Uji karakteristik sabun dilakukan usai sabun selesai dibuat. Secara
keseluruhan hasil pembuatan sabun dapat diamati melalui tabel 2 berikut,
meliputi warna, aroma, nilai pH, dan uji organoleptik.

Tabel 2. Uji karakteristik sabun.


Pewarna :
No. Jelantah (ml) NaOH (gram) pH Organoleptik
pengharum
1. 200 30 0:0 9 Mirip plastisin

2. 200 32 1:1 13 Plastisin-sabun

3. 200 34 2:1 13 Padat keras

4. 200 36 1:2 13 Padat keras

Dari tabel 2 didapatkan bahwa nilai pH sabun yang terbentuk


mengindikasikan basa (pH>7). Pada uji organoleptik, sabun pertama memiliki
bentuk yang padat namun cukup lembek seperti plastisin. Sabun kedua
bersifat padat layaknya sabun padat komersial lainnya. Sedangkan sabun
ketiga dan keempat berbentuk padat dan keras.
Dari uji karakteristik sabun ini dapat disimpulkan bahwa sabun kedua
merupakan komposisi yang mendekati ideal, yakni 200 ml jelantah, 32 gram
NaOH, pewarna:pengharum=1:1, walaupun waktu saponifikasinya cukup
lama, mencapai 19 menit.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya ilmiah ini di
antaranya adalah:
1. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sabun mandi
padat yang ekonomis dan ramah lingkungan.
2. Lama reaksi saponifikasi tercepat diperoleh pada variasi 200 ml jelantah
dan 36 gram NaOH, dengan waktu 7 menit.
3. Karakteristik sabun padat minyak jelantah ideal diperoleh dengan
komposisi 200 ml jelantah, 32 gram NaOH, pewarna:pengharum=1:1,
dengan waktu reaksi saponifikasinya mencapai 19 menit.

B. Saran
Demi penyempurnaan sabun mandi dari minyak jelantah ini masih
dibutuhkan beberapa penelitian lanjutan. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
untuk tetap mengutamakan keamanan di saat melakukan eksperimen,
terutama saat pembuatan larutan basa NaOH yang bersifat korosif. Inovasi
selanjutnya, peneliti akan mencoba bereksperimen memproduksi sabun
minyak jelantah dalam bentuk sabun cair. Semoga karya ilmiah ini semakin
memicu dan memacu karya-karya inovatif anak bangsa lainnya.
12

DAFTAR PUSTAKA

Camarata, Martin. 1993. Pemanfaatan Gliserin Anorganik dalam Pembuatan


Sabun Mandi. Bogor: Departemen THP Institut Pertanian Bogor.
Djatmiko, Budi. 1984. Teknologi Minyak dan Lemak Jurusan Teknik Industri
Pertanian IPB. Bogor: Agro Industri Press.
Ketaren, Sudibyo. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit UI Press.
Rona, Nainggolan. 1992. Pengaruh Pemakaian Minyak Goreng Bekas Berulang-
ulang Terhadap Stabilitas Minyak dan Mutu Bahan Gorengan. Medan:
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Wijana, Susinggih. 2005. Mengolah Minyak Goreng Bekas. Surabaya: Trubus.
Yuliana, Veronica. 2007. Minyak Goreng Bekas Dijernihkan Kembali. Bone:
Widyamandala.
http://www.infoedukasi.net diakses pada 20 April 2012.
http://www.soapmakersdiary.wordpress.com diakses pada 20 April 2012.

Anda mungkin juga menyukai