Anda di halaman 1dari 33

PEMANFAATAN ABU GOSOK DARI SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN

BAKU PENTALIGHT PENGGANTI SENYAWA NaOH

Disusun Oleh :

Nama Ketua : Nadhila Atika NIS : 204 Angkatan : 2018

Nama Anggota 1 : Nabilla ANS NIS: 203 Angkatan : 2018

Nama Anggota 2 : Anugrah AV NIS : 230 Angkatan : 2019

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 10 KAUR PENTAGON
KABUPATEN KAUR
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah yang berjudul “PEMANFAATAN ABU GOSOK SEBAGAI BAHAN
BAKU PENTALIGHT PENGGANTI SENYAWA NaOH”
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya karya ilmiah ini.
Dengan demikian, penulis mengharapkan semoga dari karya tulis tentang
pemanfaatan abu gosok sebagai bahan baku Pentalight pengganti senyawa
NaOH pada Pentlight dapat diambil hikmah serta manfaatnya sehingga dapat
membuka wawasan dan inspirasi terhadap pembaca.

Bintuhan, 30 Agustus 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .......................................................................................... 6
I.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
I.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
I.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sabun....................................................................................... 8
2.2 Sejarah Sabun ............................................................................................. 8
2.3 Jenis Sabun................................................................................................ 9
2.4 Abu Gosok ............................................................................................... 11
2.5 Manfaat Abu Gosok ................................................................................. 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 13
3.2.Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 13
3.3 Alat dan Bahan ........................................................................................ 14
3.4 Metode Pembuatan Produk ..................................................................... 14
3.5 Tahap Pengujian ...................................................................................... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 16
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 17
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 21
5.2 Saran........................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 23

3
4
PEMANFAATAN ABU GOSOK SEBAGAI BAHAN BAKU PENTALIGHT
PENGGANTI SENYAWA NaOH

Nadhila Atika
Nabilla Aprillia N.
Anugrah Adha V.
SMAN 10 Kaur (Pentagon)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuicara membuat sabun Pentalight


dengan bahan baku abu gosok. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah
eksperimen kualitatif. Yang dimaksud dengan eksperimen kualitatif pada
penelitian ini adalah pengujian terhadap sampel secara benar dan hasilnya
dipaparkan dalam bentuk deskriptif kualitatif. Penelitian diawali dengan survei
lapangan terhadap limbah abu gosok dari sekam padi di Kabupaten Kaur dan
perlakuan terhadap sampel. Sampel penelitianterdiri dari dua jenis, yaitu sampel
bahan berupaabu gosok pengganti NaOH yang dibuat menjadi Pentalight dan
sampel uji efektivitas berupa peralatan dapur yang kotor.Pengambilan sampel uji
efektivitas dilakukan secara acak (random sampling).Sampel uji efektivitas
berupa 2 lusin piring kotor yang dibagi menjadi 2 kelompok berbeda.1 lusin
kelompok eksperimen dan 1 lusin kelompok kontrol. Pembuatan sampel bahan
dilakukan dengan cara mencampurkan larutan abu gosok pengganti basa NaOH
dengan bahan-bahan Pentalight. Uji efektivitas dilakukan dengan cara
membandingkan hasil penggunaanPentalight berbahan dasar abu gosok dengan
Pentalightpada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji efektivitas
menunjukan bahwa pemakaian Pentalightberbahan dasar abu gosok dapat
menghilangkan noda (kotoran) pada peralatan dapur yang kotor dan membuat
peralatan dapur menjadi bersih lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan
Pentalight. Hal ini disebabkan oleh kandungan abu gosok mengandung Kalium
Hidroksida (KOH). Natrium Hidroksida (NaOH) bersifat basa yang mudah larut
dalam air dan mampu bereaksi terhadap kotoran dan dapat mengangkat noda pada
piring atau peralatan dapur yang kotor. Selain itu Natrium Hidroksida (NaOH)
lebih lunak daripada NaOH sehingga tampilannya lebih menarik dan lembut saat
digunakan.

Kata kunci: Abu gosok, Noda (kotoran), Pentalight

5
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Abu gosok merupakan limbah pembakaran atau abu dari tumbuhan yang
berasal dari sekam padi. Abu gosok digunakan untuk mencuci alat-alat rumah
tangga, terutama untuk menghilangkan noda hitam pada bagian bawah panci atau
wajan. Hal ini dimungkinkan karena abu gosok mengandung kalium, zat yang
terkandung dalam sabun cair.

Limbah abu gosok biasa digunakan oleh masyarakat sebagai bahan pencuci
piring. Namun, pada saat ini banyak sekali beredar sabun-sabun pencuci piring
yang lebih higenis dan lebih praktis. Sehingga, pemanfaatan limbah abu gosok
menurun walaupun masih ada masyarakat sekitar yang menggunakan limbah abu
gosok untuk membersihkan peralatan dapur. Abu gosok banyak ditemukan di
daerah Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Namun, masyarakat belum
memanfaatkan abu gosok secara optimal dan banyak dan menggunung tanpa
dimanfaatkan.

Abu gosok yang dibuang itu akhirnya menjadi limbah yang tidak
dimanfaatkan dan menjadi sampah yang menimbulkan polusi udara menyebabkan
penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Oleh karena itu, perlu
dilakukan sebuah terobosan terbaru untuk mengolah abu gosok yang tidak
digunakan menjadi hal yang berdaya guna dibidang perekonomian.
keseluruhan areal peruntukan lain (APL), luas lahan tersebut terbagi menjadi tiga
kategori yaitu, lahan yang produktif, lahan yang belum prosuktif dan lahan yang
tidak produktif, jika diukur maka luas lahan produktif 13.892 Ha, lahan belum
produktif seluas, 14.137 Ha dan 2.153 Ha (Malik, Hermen, 2015).

Melimpahnya abu gosok namun tidak diikuti oleh pemanfaatan yang


maksimal di Kabupaten Kaur, menggerakkan peneliti untuk melihat limbah
tersebut sebagai potensi sumber daya lokal yang perlu dikembangkan. Dari
literatur yang didapat, ternyata abu gosok mengandung senyawa KOH yang

6
merupakan basa kuat sama dengan senyawa NaOH. Oleh karena itu, penulis ingin
membuat inovasi baru dengan memanfaatkan abu gosok sebagai bahan baku
Pentalight pengganti senyawa NaOH. Produk diharapkan berguna bagi
Masyarakat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari masyarakat
Kabupaten Kaur. Pentalight sendiri merupakan sabun cair yang diproduksi di Lab
Kimia dan Nanoteknologi SMAN 10 Kaur (Pentagon), pembuatannya praktis dan
memiliki daya cuci yang lebih bersih.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana cara memanfaatkan abu gosok sebagai bahan baku Pentalight
pengganti NaOH?
b. Bagaimana efektivitas abu gosok sebagai pengganti NaOH pada
Pentalight?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui cara pemanfaatan abu gosok sebagai bahan baku pentalight
pengganti NaOH
b. Mengetahui efektivitas penggunaan abu gosok sebagai pengganti NaOH
pada Pentalight

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, dapat membuat sabun cuci Pentalight yang aman dan ramah
lingkungan.
b. Bagi pemerintah, sabun cuci ini dapat dijadikan produk subsidi alternatif
yang mudah dan murah bagi masyarakat:
c. Bagi akademisi, penelitian cairan pengoreksi dapat membantu
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya inovasi berbasis lingkungan.
d. Bagi masyarakat, dapat mengurangi pencemaran lingkungan dengan bahan
kimia.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sabun


Sabun yang menurut ilmu kimia dikenal dengan istilah garam alkali dari
asam lemak adalah merupakan surfaktan yang digunakan dengan air untuk
mencuci dan membersihkan. Sabun dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua
yaitu sabun cair dan sabun padat. Bentuk sabun tersebut tergantung pada bahan
yang digunakan pada pembuatannya. Pada dasarnya sabun dibuat dengan
mereaksikan minyak dan lemak dengan suatu larutan kaustik, reaksi yang terjadi
dinamakan reaksi saponifikasi. Sabun yang dibuat dengan bahan minyak dengan
kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatannya tak jenuh maka akan
didapat sabun dalam bentuk cair. Sedangkan sabun yang dibuat dengan bahan
minyak yang mempunyai rantai karbon panjang dan dengan ikatan jenuh maka
akan dihasilkan sabun yang tak larut pada suhu kamar atau berbentuk padat.
Selain dari jenis minyaknya jenis alkali yang digunakan juga menentukan bentuk
sabun. Sabun cair biasanya menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai
alkalinya sedangkan sabun Pentalight menggunakan natrium hidroksida (NaOH)
sebagai alkalinya.

2.2 Sejarah Sabun


Sabun pertama kali di buat oleh orang orang bangsa Mesir kuno,sekitar
masuknya tahun ke 600 SM sebelum masehi kemudian disebarkan oleh para
nelayan nelayan bangsa Phunisia ke laut Tengah, dan mengenalkan pada
penduduk cara membuat sabun yang mereka peroleh dari bangsa Mesir kuno
tersebut, saat itu sabun dibuat dari lemak kambing dan pohon''bek'' (abunya
diambil) inilah sabun terbaik pada abad ke I, saat itu menurut para ahli sejarah.
Kemudian sabun berkembang lagi,namun tetap dibuat dari lemak hewan hewan
(namun tidak hanya lemak kambing) namun tetap mencampur, abu pohon kayu
kayuan juga tidak terikat dengan abu pohon Bek saja, hingga akhir pada abad ke
XVIII.

8
Gambar 1. contoh sabun keras

saat ini sabun sudah dibuat dari berbagai sumber baik yang dari kimiawi maupun
sabun sabun yang dibuat dari bahan bahan alami, dengan segala keperluan dan
kebutuhannya
.
2.3 Jenis Sabun
Ada beberapa jenis sabun berdasarkan bentuk fisik dan fungsinya, antara lain:

a. Sabun batang, terbuat dari lemak netral yang padat dan dikeraskan melalui
proses hidrogenasi. Jenis alkali yang digunakan adalah natrium hidroksida dan
sukar larut dalam air

b. Shower gel, sabun dengan kandungan emulsi berupa cocamide DEA,


lauramide DEA, linoleamide DEA, dan oleamide DEA ini berfungsi sebagai
substansi pengental untuk mendapatkan tekstur gel. Sabun jenis ini memang
belum terlalu populer dan biasanya lebih sering digunakan oleh wanita yang hobi
berendam karena menghasilkan busa yang cenderung lebih banyak.

c. Sabun antiseptik, mengandung bahan aktif antibacterial, seperti triclosan,


triclocarban / trichlorocarbamide, yang berguna untuk membantu membunuh
bakteri dan mikroba, namun tidak efektif untuk menonaktifkan virus.

9
d. Sabun cair
Sabun adalah surfaktan yang terdiri dari gabungan antara air sebagai pencuci
dan pembersih yang terdapat pada sabun batang dan dalam bentuk sabun cair.
Secara kimia, sabun adalah garam dari asam lemak. Secara tradisional, sabun
merupakan hasil reaksi dari lemak dan sodium hidroksida, potassium hidroksida
dan sodium karbonat. Reaksi kimia pada pembuatan sabun dikenal dengan
saponifikasi (Hangga, 2009)

2.3.1 Formulasi Sabun Cair


Secara garis besar, bahan-bahan pembuat sabun terdiri dari bahan dasar dan
bahan tambahan. Bahan dasar merupakan pelarut atau tempat dasar bahan lain
sehingga umumnya menempati volume yang lebih besar dari bahan lainnya.
Bahan tambahan merupakan bahan yang berfungsi untuk memberikan efek-efek
tertentu yang diinginkan oleh konsumen (Wasitaatmadja, 1997 dalam Hangga
2009). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memformulasikan sabun cair
antara lain karakteristik pembusaan yang baik, tidak mengiritasi mata, membrane
mukosa dan kulit, mempunyai daya bersih optimal dan tidak memberikan efek
yang dapat merusak kulit serta memiliki bau yang segar dan menarik
(Fahmitasari, 2004 dalam Hangga 2009). Dalam memformulasikan sabun cair
terdapat dua jenis bahan,yaitu bahan dasar dan bahan tambahan. Bahan dasar
sabun adalah bahan yang memiliki sifat utama sabun yaitu membersihkan dan
menurunkan tegangan permukaan air. Sedangkan bahan tambahan berfungsi
untuk memberikan efek-efek tertentu yang diinginkan konsumen seperti
melembutkan kulit, aseptic, harum dan sebagainya (Suryani, et al.2002).

2.3.2 Senyawa Alkali


Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,
KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamine. NaOH atau yang biasa dikenal dengan
soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam
pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu
soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan
asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).

10
Ethanolamine merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa
tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak.Sabun yang
dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan
kesadahan air. Sabun yang terbuat dari ethanolamin dan minyak kelapa
menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan
sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah
tangga.Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun
dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

2.4 Abu Gosok


Abu gosok merupakan limbah pembakaran atau abu dari tumbuhan, biasanya
berasal dari sekam padi. Abu gosok banyak digunakan untuk mencuci alat-alat
rumah tangga, terutama untuk menghilangkan noda hitam pada bagian bawah
panci atau wajan. Hal ini dimungkinkan karena abu gosok mengandung kalium,
zat yang terkandung dalam sabun. Komposisi abu sekam padi tercantum pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 komposisi abu sekam sekam padi.
SiO2 : 86,90 – 97,30
K2O : 0,58 – 2,50
Na2O :0,00 – 1,75
CaO : 0,20 – 1,50
MgO :0,12 – 1,96
Fe2O3 : 0,00 – 0,54
P2O5 : 0,20 – 2,84
SO3 : 0,10 – 1,13
Cl : 0,00 – 0,42
Sesuai dengan Kandungan yang terdapat pada abu gosok seperti kalium
mempunyai peranan penting dalam membersihkan noda-noda hitam pada panci
dan wajan serta peralatan dapur lainnya.seperti kalium yang bereaksi dengan air
menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi
terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar.

11
2.5 Manfaat Abu Gosok
Di Kaur, ada beberapa manfaat abu gosok, antara lain sebagai:
1.Pembersih alat-alat dapur.
2. Pembersih mebel berpelitur seperti meja, kursi, dan lemari yang terkena noda
panas
3. Pembersih kaca .
4. Menjadikan bibit tanaman menjadi tahan lama dan tidak mudah diserang hama
5. Taburkan abu pada pangkal pohon dan daun daun pada tanaman pot maka
tanaman akan terhindar dari ulat.

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.


Penelitian dilaksanakan dari 20 Juli - 27 Agustus 2019 di Laboratorium
kimia dan Nanoteknologi SMA Negeri 10 Kaur ( Pentagon) Provinsi Bengkulu .

3.2 Teknik dan Pengumpulan data


a. Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan “penelitian untuk menguji suatu ide, praktik,
atau prosedur untuk menentukan pengaruh hasil atau variabel dependen”
(Cresswell, 2012). Artinya, hubungan antara variabel dependen dan variabel
independen benar-benar diamati oleh peneliti agar hipotesis tercapai. Penulis
melakukan pengumpulan data menggunakan metode eksperimen atau percobaan
terhadap produk sabun cair berbahan abu gosok . Eksperimen dilakukan dengan
membagi dua sampel menjadi kelompok yaitu 1 lusin kelompok eksperimen dan
1 lusin kelompok kontrol. Percobaan ini bisa menjadi pembanding sabun
pentalight yang dicampur dengan abu gosok atau sabun pentalight dengan bahan
dasar NaOH.

b.Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat.Observasi
dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat
melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat kejadian yang terjadi
pada saat penelitian. Obsevasi dilakukan selama proses pembuatan pentalight
dengan basa abu gosok . Dalam proses observasi, peneliti mengamati takaran
yang pas untuk setiap komponen, sehingga didapat hasil yang memuaskan.

13
3.3. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan:

3.3.1. Alat
Tabel 3.1 Alat yang digunakan
Nama Jumlah
Baskom 1
Pengaduk 2
Neraca analitik 1
Gelas kimia 50 mL 12

3.3.2. Bahan:
Tabel 3.1 Bahan yang digunakan

Nama Bahan Jumlah


SLESH 20 gram
Sodium sulfat 5 gram
LABSA 5 gram
Citric acid 1,25 gram
Compulandy 2,5 gram
Foam booster 2,5 Ml
Natrium klorida 3,75 gram
Abu gosok 1,25 gram
Pewarna Secukupnya
Parfum Secukupnya
EDTA 0,25 gram

Benzoat 0,25 gram

14
3.4 Metode Pembuatan Produk

1. Masukkan SLESH sebanyak 25 gram kedalam baskom


2. Masukkan sodium sulfat 5 gram kedalam baskom diaduk perlahan
3. Masukkan LABSA sebanyak 5 gram, aduk sampai berwarna putih
4. Tambahkan 150 mL air sedikit demi sedikit
5. Tambahkan juga 1,25 gram citrid acid sambil diaduk
6. Setelah semua bahan tercampur tambahkan 50 mL air.
7. Lalu tambahkan compulandy sebanyak 2,5 gram.8. Selanjutnya masukkan 3,75
gram natrium klorida sedikit demi sedikit.
9. Masukkan 2,5 mL foam booster dan abu gosok sebanyak 1,25 gram
10. Tambahkan abu gosok sebanyak 1,25 gram lalu aduk sampai rata.
11. Lalu larutkan EDTA kedalam 5 mL air.
12. Campurkan benzoat ke dalam campuran.
13. Pengemasan dalam ke dalam botol kosong

3.5 Tahap Pengujian


1. Eksperimen kualitatif.
a. Sampel penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu sampel bahan berupa abu gosok
pengganti NaOH yang dibuat menjadi Pentalight dan sampel uji efektivitas
berupa peralatan dapur yang kotor. Pengambilan sampel uji efektivitas dilakukan
secara acak (random sampling). Sampel uji efektivitas berupa 2 lusin piring kotor
yang dibagi menjadi 2 kelompok berbeda. 1 lusin kelompok eksperimen dan 1
lusin kelompok kontrol. Pembuatan sampel bahan dilakukan dengan cara
mencampurkan larutan abu gosok pengganti basa NaOH dengan bahan-bahan
Pentalight. Uji efektivitas dilakukan dengan cara membandingkan hasil
penggunaan Pentalight berbahan dasar abu gosok dengan Pentalight pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Pembuatan Sabun Pentalight Dengan Bahan Baku Abu Gosok
Penelitian ini membuat sabun Pentalight dengan bahan baku abu gosok
berbahan dasar abu gosok. Abu gosok diperoleh dari limbah pembakaran sekam
padi. Bahan penyusun sabun terdiri zat pembersih, zat pengikat dan zat aditif.

Tabel 4.1 Tabel hasil pengamatan


Komposisi
Sampel Sodium Asam Foam
Basa SLESH LABSA Comperlen NaCl EDTA Benzoat Air
sulfat sitrat booster

20 g 5g 5g 1,25 2,5 g 2,5 g 3,75 0,25 0,25g 205

eksperimen Abu
g g g mL

Gosok
20 g 5g 5g 1,25 2,5 g 2,5 g 3,75 0,25 0,25g 205
kontrol
NaOH
g g g mL

Gambar 2. Pentalight dengan basa NaOH

16
4.1.2 Hasil Pengujian Pentalight

Gambar peralatan sebelum dicuci Gambar peralatan setelah dicuci dengan


pentalight dengan bahan baku abu
gosok.
Dalam hasil uji ini untuk masing-masing sampel Pentalight telah diuji
untuk seluruh parameter. Pengujian ini menggunakan Pentalight kontrol sebagai
pembanding kualitas. Dalam uji ini pun dicari Pentalight eksperimen mana yang
paling mendekati dengan Pentalight kontrol. Uji dilakukan dengan
membandingkan hasil dari Pentalight eksperimen dengan Pentalight kontrol .
Data yang telah didapatkan dianalisis dengan menggunakan analisis data
deskriptif, yaitu menghitung skor rata-rata dari setiap aspek yang dinilai dan
mengubah skor rata-rata menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria kategori
penilaian. Jadi secara keseluruhan berdasarkan pengujian yang dilakukan
diperoleh hasil bahwa Pentalight yang paling mendekati adalah Pentalight
dengan komposisi SLESH 20 gram, Sodium sulfat 5 gram, LABSA 5 gram,
Citric acid 1,25 gram, Compulandy 2,5 gram, Foam booster 2,5 mL, Natrium
klorida 3,75 gram, Abu gosok 1,25 gram, Pewarna secukupnya, Parfum
secukupnya, EDTA 0,25 gram, dan Benzoat 0,25 gram

17
Gambar 3. Pentalight dengan bahan baku abu gosok
 Uji Efektivitas
Hasil uji efektivitas pemakaian pentalight dengan bahan baku abu gosok
dengan membandingkan hasil penggunaan kelompok uji efektivitas yang berupa
1 lusin kelompok kontrol dan 1 lusin kelompok eksperimen. Uji efektivitas ini
menunjukkan bahwa pentalight berbahan dasar abu gosok dapat menghilangkan
noda(kotoran) pada peralatan dapur yang kotor dan membuat peralatan dapur
menjadi bersih lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan pentalight.
pentalight berbahan dasar abu gosok dapat menurunkan kadar kotoran pada
peralatan dapur. Dengan semakin meningkatnya kadar abu gosok, tingkat
kebersihan akan semakin meningkat dan pada kadar 2.% menunjukkan tidak
adanya pertumbuhan mikroorganisme pada media.
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini yang menjadi sampel kontrol adalah Pentalight yang
menggunakan bahan baku NaOH yang akan dijadikan sebagai pembanding
sampel eksperimen nantinya, sampel eksperimen disini adalah pentalight yang
menggunakan bahan baku basa abu gosok yang nantinya akan dibandingkan
dengan sampel kontrol dan dilihat perbandingannya apakah abu gosok dapat
dijadikan sebagai bahan baku pentalight. Penelitian ini membuat sabun dengan
komposisi bahan baku yang berbeda, masing masing komposisi untuk membuat
sampel eksperimen.

18
Untuk membuat sampel kontrol dengan bahan baku NaOH Jadi perbedaan
pembuatan sabun cair ini adalah penggantian NaOH dengan abu gosok, setelah
itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kualitas sabun. Pengujian yang
dilakukan pada penelitian ini adalah uji efektifitas untuk mengetahui tingkat
kebersihan dalam penggunaan sabun Pentalight untuk membersihkan peralatan
dapur yang kotor. Sebagai perbandingan maka dilakukan pula uji pada
penggunaan Pentalight berbahan dasar abu gosok dengan Pentalight pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pentalight kontrol yang
digunakan sebagai perbandingan dalam Pentalight eksperimen. Pentalight
kontrol karena memilki kualitas Pentalight yang baik.
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dilakukan dengan
membandingkan hasil pentalight eksperimen dengan Pentalight kontrol. Tingkat
kebersihan dan kekentalan merupakan dua diantara faktor-faktor penting yang
dapat mempengaruhi kualitas hasil Pentalight karena dapat mengatur daya
kental dan daya bersih. Data yang telah didapatkan dianalisis dengan
menggunakan analisis data deskriptif, yaitu menghitung skor rata-rata dari setiap
aspek yang dinilai dan mengubah skor rata-rata menjadi nilai kualitatif sesuai
dengan kriteria kategori penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa Pentalight
dengan bahan dasar abu gosok memiliki perbedaan antara pentalight yang
berbahan dasar NaOH dengan Pentalight yang berbahan dasar abu gosok
disebabkan oleh komposisi dari bahan dasar yang digunakan. Penggunaan abu
gosok sebagai pengganti basa sehingga dalam Pentalight tersebut dapat
membersihkan peralatan dapur yang kotor dengan baik.
Abu gosok memiliki kandungan yang sama dengan basa NaOH yang
digunakan dalam pembuatan sabun Pentalight yang mana basa pada sabun
pentalight berperan dalam menghilangkan noda atau kotoran pada peralatan
dapur, abu gosok yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah padi yang tidak
mempunyai manfaat ternyata memiliki banyak manfaat diantaranya dapat
dijadikan sebagai bahan baku Pentalight dengan cara mengganti basa NaOH di
Pentalight dengan abu gosok, abu gosok yang sudah disaring halus yang
digunakan dalam pembuatan sabun Pentalight dengan bahan baku abu gosok,
pada saat dilakukan percobaan ternyata hasil menunjukan bahwa abu gosok dapat

19
digunakan sebagai pengganti basa NaOH pada Pentalight. Sabun Pentalight
menggunakan basa NaOH yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun cair,
dalam pembuatan sabun cair ini NaOH yang digunakan dengan mencampurkan
NaOH 20 gr dan dalam pembuatan sabun Pentalight dengan basa abu gosok
dengan mencampurkan 20 gr abu gosok pada campuran bahan lainnya.
Hasil uji efektivitas pemakaian Pentalight dengan bahan baku abu gosok
menunjukan bahwa abu gosok dapat digunakan dalam menggantikan abu NaOH
sebagai basa pada Pentalight. Abu gosok mengandung basa yang efektif dalam
menghilangkan noda atau kotoran dan dibuktikan dengan hasil dari penggunaan
abu gosok sebagai basa Pentalight yang dapat menurunkan kadar kotoran atau
noda pada peralatan dapur. Untuk mengetahui perbedaan efetivitas yang
dihasilkan Pentalight dengan basa abu gosok yaitu dengan membandingkan
peralatan dapur yang dicuci dengan Pentalight kontrol atau yang dicuci dengan
Pentalight berbahan dasar basa NaOH dengan peralatan dapur yang dicuci dengan
Pentalight eksperimen atau yang dicuci dengan pentalight berbahan dasar abu
gosok. Berdasarkan hasil dari percobaan ini didapatkan bahwa hasil dari basa abu
gosok dapat menurunkan kadar kotoran yang terdapat pada peralatan dapur dan
hampir sama dengan peralatan dapur yang dicuci dengan Pentalight dengan basa
NaOH.
Tabel Uji Efektivitas
Percobaan ke Sampel Hasil
Pengamatan
I Piring Bersih
NaOH (1 lusin)
II Piring Lebih Bersih
Abu Gosok (1 lusin) dari
Sebelumnya

20
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Abu gosok mengandung basa KOH dapat dimanfaatkan untuk mengganti
basa NaOH dapat dimanfaatkan dengan cara mengganti NaOH dengan bau
gosok sebagai bahan baku Pentalight
2. Abu gosok dalam pembuatan sabun cair Pentalight efektif dalam
membersihkan noda di peralatan dapur yang kotor dan ramah lingkungan,
membandingkan peralatan dapur yang dicuci dengan Pentalight berbahan
dasar NaOH dengan peralatan dapur yang dicuci dengan Pentalight
berbahan dasar abu gosok.

5.2 Saran
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang perbabandingan tingkat
konsentrasi abu gosok dan melakukan percobaan berulang kali agar hasil
yang didapat lebih maksimal .
2. Perlu dilakukukan bahan alternatif lain agar dapat membuat inovasi baru.

21
DAFTAR PUSTAKA
Hermen Malik, Fajar Kebangkitan PendidikanDaerah Tertinggal (Catatan
Pengalaman Kabupaten Kaur, Bengkulu) Penerbit LP3ES, Jakarta, 2015.
Lesmayati, Susi dkk. 2014. Pengaruh lama pemeraman telur asin terhadap
tingkat kesukaan konsumen. 6-7 Agustus 2014 Jakarta: Prosiding
Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”.
Megalia Hartatik dan Ratih Indriyani. 2013. Pengelolahan dan Pengenbangan
aspek Aspek Sumber Daya Manusia Pada Usaha Pembuatan Sabun Krim
di Perusahaan Keluarga UD. Airmas. Program Manajemen Bisnis,
Program Studi Manajemen. Vol. Hal. 1
Novia, D dkk, 2011. Evaluasi Total Koloni Bakteri dan Cita Rasa Telur Asin
dengan Perlakuan Perendaman Ekstrak Kulit Bawang (Allium
ascalonicum). Jurnal Peternakan Indonesia, Vol. 13(2). Hal 92.
Tjahyadi, Morries dan Djatikusuma, Edin S. OKE SOAP (Perencanaan
Pengembangan Usaha Sabun Cair).
Vincentud Suproyono. 1993. Variasi Campuran Deterjen dan Abu Gosok Dalam
Menurunkan Angka Kuman. Studi Tentang Proses Pencucian Alat
Makan Piring di Rumah Sakit Umum Dati II Kabupaten Magetan. Vol.
10 Hal. 17
Yuniati, Heru. 2013. Efek penggunaan abu gosok dan serbuk bata merah. Pusat
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan,
Kemenkes RI. 131-137.

22
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Dokumentasi Penelitian

a.Bahan

1.1 SLESH 1.2 Sodium Sulfat 1.3 LABSA

1.4 Asam Sitrat 1.5 Compulandy 1.6 Foam


Booster

1.7 Natrium klorida 1.8 Abu gosok 1.9 Pewarna

1.10 Parfum 1.11 EDTA 1.12 Benzoat

23
b. Alat

1.13 Baskom 1.14 Pengaduk 1.15 Neraca


Analitik

1.13 Baskom 1.14 Pengaduk 1.15 Neraca Analitik

1.16 Gelas Kimia 50 mL

b. Tahap Pembuatan pentalight dengan bahan baku abu gosok

2.1 Dimasukkan SLESH 2.2 Dimasukkan Sodium Sulfat

24
2.3 Dimasukkan LABSA 2.4 Dimasukkan citric acid

2.5 Dimasukkan compulandy 2.6 Ditambahkan Aquades

2.7 Dimasukkan NaCl 2.8 Dimasukkan Foam Booster

25
2.9 Dimasukkan Abu Gosok 2.10 Diaduk hingga merata

26
BIODATA
PEMBIMBING, KETUA DAN ANGGOTA

BIODATA PEMBIMBING

A. Identitas Diri
Nama : Hj. Welly Julita M.TPd
Tempat Tanggal Lahir: Bintuhan, 19 Juli 1980
No.Telp dan Email : welly.julita@gmail.com/081381932699
Alamat Lengkap : Desa Pahlawan Ratu, Kec Kaur Selatan, Kab Kaur

B. Prestasi yang telah diraih (Akademik maupun non akademik)

No Jenis prestasi Institut pemberi Tahun


penghargaan
1
2
3

C. Karya ilmiah yang dihasilkan

No Nama perlombaan Judul karya ilmiah Waktu dan


tempat
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantumkan dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pendaftaran Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2019.

Bintuhan, 30 Agustus 2019


Pembimbing

Hj. Welly Julita M.TPd


NIP: 1980719 200502 2002

27
BIODATA ANGGOTA

A. Identitas Diri
Nama : Nabilla Aprillia Nur Suandi
Tempat Tanggal Lahir: Sleman,7 April 2004
No.Telp dan Email : 085273227968/ nabillasuandi@gmail.com
Alamat Lengkap : Jl.Gedung Sako II Kec. Kaur Selatan Kab. Kaur
Prov. Bengkulu

B. Prestasi yang telah diraih (Akademik maupun non akademik)

No Jenis prestasi Institut pemberi Tahun


penghargaan
1
2
3

C. Karya ilmiah yang dihasilkan

No Nama perlombaan Judul karya ilmiah Waktu dan


tempat
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantumkan dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pendaftaran Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2019.

Bintuhan, 30 Agustus 2019


Anggota

Nabilla Aprillia N.S


NISN: 0040253341

28
BIODATA KETUA

A. Identitas Diri
Nama : Nadhila Atika
Tempat Tanggal Lahir: Tanjung Menang,24 Maret 2004
No.Telp dan Email : 082281067224
Alamat Lengkap : Jl.Gedung Sako II Kec. Kaur Selatan Kab. Kaur
Prov. Bengkulu

B. Prestasi yang telah diraih (Akademik maupun non akademik)

No Jenis prestasi Institut pemberi Tahun


penghargaan
1
2

C. Karya ilmiah yang dihasilkan

No Nama perlombaan Judul karya ilmiah Waktu dan


tempat
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantumkan dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pendaftaran Lomba Karya Tulis Ilmiah 2019.

Bintuhan, 30 Agustus 2019


Ketua

Nadhila Atika
NISN: 0045522187

29
BIODATA ANGGOTA

A. Identitas Diri
Nama : Anugrah Adha Vebson
Tempat Tanggal Lahir: Sukarami, 1 Februari 2005
No.Telp dan Email : 082280893399
Alamat Lengkap : Jl.Gedung Sako II Kec. Kaur Selatan Kab. Kaur
Prov. Bengkulu

B. Prestasi yang telah diraih (Akademik maupun non akademik)

No Jenis prestasi Institut pemberi Tahun


penghargaan
1
2
3

C. Karya ilmiah yang dihasilkan

No Nama perlombaan Judul karya ilmiah Waktu dan


tempat
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantumkan dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pendaftaran Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2019.

Bintuhan, 30 Agustus 2019


Anggota

Anugrah AdhaVebson
NISN:

30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai