Anda di halaman 1dari 8

1.

Latar Belakang
Bencana alam merupakan suatu penomena yang sudah tidak asing lagi bagi setiap kalangan,
baik penduduk didunia maupun di Indonesia. Namun hal ini tidak banyak memberikan
perhatian yang lebih serius dari badan-badan yang khusus bergerak dalam bidang konservatif
lingkungan.
Bencana yang terjadi saat ini disebabkan oleh keadaan lingkungan yang tidak bersih terutama
dari banyaknya timbunan sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Hal ini
disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap dampak dari timbunan sampah.
Jika hal ini terus dibiarkan, akan menyebabkan dampak yang lebih parah bagi lingkungan.
Masyarakat saat ini seharusnya dibekali dengan pengetahuan terhadap pengelolaan dan
pemanfaat sampah. Namun hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama dengan
badan-badan yang bergerak dalam bidang konservatif lingkungan.
Salah satu sampah yang sering kita temukan dilingkungan saat ini yaitu sampah dari kulit
durian yang sering terlihat menumpuk atau bahkan berserakan di sekitar aliran sungai. Hal ini
sangat mengganggu terhadap kebrsihan lingkungan misalnya aroma kulit durian yang
menyengat sehingga menimbulkan bau yang menyengat. Hal ini perlu disikapi dengan
mencari cara untuk mengolah sampah kulit durian menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Selain sampah kulit durian, sering juga ditemukan sampah aki kering (batu baterai) yang
berserakan. Sampah aki kering (batu baterai) merupakan salah satu sampah yang tidak bisa
diurai sehingga apabila aki kering (batu baterai) bekas ini terus dibiarkan akan terjadi
penumpukan dan pencemaran lingkungan.
Semua jenis baterai bekas seperti baterai remote, mainan, jam tangan, telepon seluler, kamera
digital maupun baterai yang bisa dicharge (rechargeable) termasuk limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun).
Bila dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan logam berat dan zat-zat
berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya
membahayakan tubuh manusia.
Terlepas dari hal itu penyusun merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang
pengolahan sampah kulit durian dan aki kering (batu baterai) menjadi sesuatu yang
bermanfaat.

2. Rumusan Masalah
1. Mengapa kulit durian dapat digunakan sebagai energi pengganti batu baterai?
2. Bagian mana dari kulit durian yang dapat digunakan sebagai energi pengganti pada
batu baterai?
3. Bagaimana proses pengolahan kulit durian menjadi energi pengganti batu baterai?
4. Berapa lama energi yang dihasilkan oleh kulit durian dapat digunakan?
5. Apakah tingkat kehalusan dari hasil tumbukan kulit durian berpengaruh terhadap
energi yang dihasilkan?
3. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, kami memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Tujuan umum
Memanfaatkan sampah kulit durian dan batu baterai menjadi sumber energi.
Mengatasi masalah volume sampah kulit durian dan batu baterai kering yang tinggi
dengan meningkatkan nilai tambah bagi sampah kulit durian dan sampah batu baterai
sehingga dapat termanfaatkan.
b. Tujuan khusus
1) Mengetahui zat apa saja yang terkandung dalam kulit durian sehingga dapat digunakan
sebagai energi pengganti batu baterai.
2) Mengetahui bagian dari kulit durian yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti energi
batu baterai.
3) Mengetahui proses pengolahan kulit durian menjadi energi pengganti batu baterai.
4) Mengetahui berapa lama energi pengganti dari kulit durian dapat digunakan.
5) Mengetahui pengaruh tingkat kehalusan tumbukan kulit durian terhadap energi yang
dihasilkan.
4. Manfaaat Penelitian
Diharapkan penelitian yang kami lakukan dapat membantu menanggulangi pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh sampah kulit durian dan batu baterai.
5. Landasan Teoritis
Durian merupakan tanaman buah liar berupa pohon yang berasal dari hutan
Malaysia,Sumatera dan Kalimantan. Buah durian ini sudah dikenal di Asia Tenggara sejak
abad tujuh Masehi. Sebutan durian diduga berasal dari istilah melayu yaitu dari kata duri
yang diberiakhiran an sehingga menjadi durian. Kata ini dipergunakan untuk menyebut
buah yang kulitnya berduri tajam. (Andri Wijaya,2007).
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Hal
inimenyebabkan Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang lebat dan tanah subur sehingga
cocok untuk ditanami berbagai jenis tumbuhan, salah satunya adalah durian. Di beberapa
daerah di Indonesia, buah ini dikenal dengan nama tersendiri. Nama terbanyak di temukan di
Kalimantan, hal ini dikarenakan penamaan durian di Kalimantan mengacu pada berbagai
varietas dan spesies yang berbeda. Di Jawa, durian dikenal dengan nama duren (bahasa jawa,
bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera di kenal sebagai durian dan duren
(bahasa gayo). Di Sulawesi orang Manado menyebut buah ini dengan sebutan duriang ,
sementara orang Toraja menyebutnya duliang. Sedangkan di Pulau Seram bagian timur, buah
durian disebut dengan rulen.
Kulit Durian memiliki kandungan zat kalium dan natrium tinggi yang bisa digunakan untuk
mengalirkan ion positif dan negatif. Kandungan dua zat inilah yang kemudian menciptakan
aliran listrik.
Ternyata, di dalam kulit Durian mengandung unsur kalium dan natrium tinggi yang bisa
digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Dengan sejumlah proses, kulit Durian
ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 1,25 volt. Tegangan ini cukup untuk
menghidupkan kembali aliran listrik baterai yang sudah mati.
Elemen kering atau baterai adalah sumber tegangan yang dapat lebih lama mengalirkan arus
listrik daripada elemen Volta. Elemen kering dibuat pertama kali pada tahun 1866, kimiawan
Perancis oleh George Leclanche. Elemen kering ini terdiri atas Zn yang berbentuk bejana dan
logam dalam Zn ini dilapisi karbon (batang arang). Karena batang arang memiliki potensial
lebih tinggi daripada Zn, maka batang arang sebagai anoda, sedangkan Zn sebagai katoda. Di
bagian dalam elemen kering ini terdapat campuran antara salmiak atau amonium klorida
(NH4Cl) serbuk arang dan batu kawi atau mangan dioksida (MnO2). Campuran ini berbentuk
pasta yang kering. Karena elemen ini menggunakan larutan elektrolit berbentuk pasta yang
kering maka disebut elemen kering. Pada elemen kering, NH4Cl sebagai larutan elektrolit
dan MnO2 sebagai depolarisator. Kegunaan dispolarisator yaitu dapat meniadakan polarisasi.
Sehingga arus listrik pada elemen kering dapat mengalir lebih lama sebab tidak ada
gelembung-gelembung gas.
Arus listrik pada baterai mengalir searah dan terjadi bila kutub positif dihubungkan dengan
kutub negatif. Oleh sebab itu aliran baterai dinamakan Direct Current (DC). Untuk
menambah tegangan listrik baterai dapat disusun secara seri, yaitu disusun berurutan dengan
kutub positif-negatif dengan berselang-seling. Misalnya 3 buah baterai mempunyai tegangan
1,5 volt yang disusun seri akan mempunyai tegangan 4,5 volt. Susunan seperti ini sering kita
jumpai pada alat-alat listrik sederhana seperti senter dan walkman. Adapun pasangan paralel
adalah jika masing-masing kutub baterai yang sama saling dihubungkan, tegangan listrik
yang didapat bertambah, tetapi arus yang mengalir akan menjadi lebih besar. Baterai isi ulang
Saat ini, pemakaian baterai isi ulang semakin meluas, seiring semakin banyaknya alat
komunikasi dan alat elektronik lainnya yang bersifat portable (mudah dibawa dan dipindah-
pindahkan), misalnya komputer laptop, telepon genggam, Personal Digital Assistant (PDA),
kamera digital, dan kamera genggam. Umumnya jenis baterai yang digunakan adalah nikel-
kadmium (Ni-Cd), yang memakai bahan nikel hidroksida serta kadmium sebagai
elektrodanya, dan kalium hidroksida sebagai elektrolit. Akan tetapi, baterai isi ulang juga ada
yang menggunakan bahan litium sebagai elektrodanya, sehingga mempunyai daya tahan yang
lama.

6. Rancangan Penelitian
Penelitian ini melewati beberapa tahapan yaitu :
1. Menentukan jenis limbah yang akan diolah
2. Menentukan produk yang akan dibuat
3. Melakukan survei ketempat yang terdapat limbah tersebut
4. Menyusun proposal penelitian
5. Mempresentasikan proposal penelitian
6. Melakukan penelitian
a. Alat
1. Pisau
2. Alat tumbuk
3. Alas penumbukan
4. Plastik
5. Pinset
6. Kabel
7. Lampu bohlam kecil
b. Bahan
1. Kulit durian
2. Batu Baterai bekas
c. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Membuang kulit bagian luar (yang berduri) dengan menggunakan pisau.
3) Memotong kecil-kecil kulit durian yang sudah dibuang durinya
4) Menumbuk kulit durian dengan menggunakan alat penumbuk
5) Sambil menunggu kulit durian hasil tumbukan sedikit mengering, batu baterai bekas diolah
dengan cara dibuka kaleng luar kemudian plastik pembungkus bagian dalam baterai
dilepaskan kemudian membuka dan mencabut bagian elektrolit yang menancap kebagian
dalam baterai.
6) Kemudian mengambil pasta yang berwarna hitam yang terdapat di dalam baterai dengan
menggunakan pinset sampai habis.
7) Memasukan tumbukan kulit durian kedalam baterai kemudian memasang kembali karbon
konduktor ke dalam baterai dan tutup kembali.
8) Baterai kulit durian sudah siap di uji coba.
7. Mengumpulkan data-data hasil penelitian
8. Menyusun laporan penelitian
9. Mempresentasikan laporan penelitian dan produk penelitian

10. Hipotesa
Durian mempunyai aroma yang khas seperti halnya bawang, aroma khas yang dimiliki oleh
durian ini disebabkan oleh adanya kandungan minyak atsiri. Diduga minyak atsiri ini yang
dapat memberikan energi sebagai pengganti energi batu baterai, selain itu, durian juga
memiliki kandungan kalium dan natrium yang tinggi, dan ini juga sama dimiliki oleh energi
yang dikeluarkan batu baterai.
Kandungan yang dimiliki oleh durian ini banyak terdapat pada kulit durian bagian dalam,
karena tekstur yang dimiliki oleh kulit durian bagian dalam ini memilki banyak kandungan
air.
Kulit durian yang memilki kandungan air yang banyak ini diolah dengan cara menumbuk
kulit durian bagian dalam dengan tujuan untuk merangsang keluarnya kandungan yang
terdapat dalam kulit durian tersebut, setelah zat yang ada dalam kulit durian ini keluar maka
untuk mengikat energinya dengan cara menjemur kulit durian tersebut.
Untuk menguji kekuatan daya yang dapat dipakai dari hasil olahan kulit durian ini dapat
digunakan perlakuan yang berbeda, misal dengan cara memberikan interfal waktu
penjemuran yang berbeda. memberikan hasil yang berbeda untuk lamanya daya yang dapat
dipakai oleh olahan kulit durian tersebut. Selain penjemuran, hasil tumbukan dari kulit durian
juga diduga akan mempengaruhi lamanya daya yang dapat dimiliki oleh olahan kulit durian.

11. Waktu dan Tempat
a. Waktu
Penelitian ini akan mulai dilaksanakan dari hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2011 sampai hari
jumat tanggal 7 Oktober 2011

b. Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di lingkungan sekitar Universitas Siliwangi Tasikmalaya

12. DAFTAR PUSTAKA
blog.beswandjarum.com/.../07/.../memanfaatkan-kulit-durian/
arisnb.nulis.web.id/manfaat-kulit-durian.html
setiawan21.blogspot.com/.../kulit-durian-bisa-menjadi-energi.html

Anda mungkin juga menyukai