Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ELEKTRO

EKSPERIMEN SERTA IDENTIFIKASI SEL ACCU DAN BATERAI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kima Elektro

Dosen Pengampu : Dr. IGM Sanjaya, M.Si.

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Risma Jamilatul Inayah 14030234022


2. Bareta Bunga Arom 14030234005
3. Dea Sawitri F 14030234024
4. Raga Agung Perdana P 14030234020
5. Vahemas Aditya Pamila Putra 14030234038

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2016

I. JUDUL PERCOBAAN : Identifikasi Sel Accu dan Baterai


II. TANGGAL PERCOBAAN : 26 Februari 2016
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam sel accu dan
baterai.
2. Untuk mengetahui anoda, katoda, elektrolit, reaksi, dan voltase
dalam sel accu dan baterai.
IV. DASAR TEORI :
Accumulator atau sering disebut aki, adalah salah satu
komponen utama dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau motor,
semua memerlukan aki untuk dapat menghidupkan mesin mobil
(mencatu arus pada dinamo stater kendaraan). Aki mampu
mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Di pasaran saat ini
sangat beragam jumlah dan jenis aki yang dapat ditemui. Aki untuk
mobil biasanya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan
untuk motor ada tiga jenis yaitu, dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan
ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga dapat ditemukan
pula aki yang khusus untuk menyalakan tape atau radio dengan
tegangan juga yang dapat diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt.
Tentu saja aki jenis ini dapat dimuati kembali (recharge) apabila
muatannya telah berkurang atau habis. Dikenal dua jenis elemen
yang merupakan sumber arus searah (DC) dari proses kimiawi, yaitu
elemen primer dan elemen sekunder. Elemen primer terdiri dari
elemen basah dan elemen kering.
Reaksi kimia pada elemen primer yang menyebabkan elektron
mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif (anoda)
tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika muatannya habis, maka
elemen primer tidak dapat dimuati kembali dan memerlukan
penggantian bahan pereaksinya (elemen kering). Sehingga dilihat
dari sisi ekonomis elemen primer dapat dikatakan cukup boros.
Contoh elemen primer adalah batu baterai (dry cells). Allesandro
Volta, seorang ilmuwan fisika mengetahui, gaya gerak listrik (ggl)
dapat dibangkitkan dua logam yang berbeda dan dipisahkan larutan
elektrolit. Volta mendapatkan pasangan logam tembaga (Cu) dan
seng (Zn) dapat membangkitkan ggl yang lebih besar dibandingkan
pasangan logam lainnya (kelak disebut elemen Volta). Hal ini menjadi
prinsip dasar bagi pembuatan dan penggunaan elemen sekunder.
Elemen sekunder harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum
digunakan, yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik melaluinya
(secara umum dikenal dengan istilah disetrum). Akan tetapi, tidak
seperti elemen primer, elemen sekunder dapat dimuati kembali
berulang kali. Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan aki.
Dalam sebuah aki berlangsung proses elektrokimia yang reversibel
(bolak-balik) dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan
proses elektrokimia reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai
berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik
(discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses
tenaga listrik menjadi tenaga kimia (charging).
Jenis aki yang umum digunakan adalah accumulator timbal.
Secara fisik aki ini terdiri dari dua kumpulan pelat yang dimasukkan
pada larutan asam sulfat encer (H2SO4). Larutan elektrolit itu
ditempatkan pada wadah atau bejana aki yang terbuat dari bahan
ebonit atau gelas. Kedua belah pelat terbuat dari timbal (Pb), dan
ketika pertama kali dimuati maka akan terbentuk lapisan timbal
dioksida (Pb02) pada pelat positif. Letak pelat positif dan negatif
sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak saling menyentuh
dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator
(bahan penyekat).

Aki yang ada di pasaran ada 2 jenis yaitu aki basah dan aki
kering. Aki basah media penyimpan arus listrik ini merupakan jenis
paling umum digunakan. Aki jenis ini masih perlu diberi air aki yang
dikenal dengan sebutan accu zuur. Sedangkan aki kering merupakan
jenis aki yang tidak memakai cairan, mirip seperti baterai telepon
selular. Aki ini tahan terhadap getaran dan suhu rendah.
Gambar Sel Accu
Dalam aki terdapat elemen dan sel untuk penyimpan arus
yang mengandung asam sulfat (H2SO4). Tiap sel berisikan pelat
positif dan pelat negatif. Pada pelat positif terkandung oksid timbal
coklat (Pb02), sedangkan pelat negatif mengandung timbal (Pb).
Pelat-pelat ditempatkan pada batang penghubung. Pemisah atau
separator menjadi isolasi diantara pelat itu, dibuat agar baterai acid
mudah beredar disekeliling pelat. Bila ketiga unsur kimia ini
berinteraksi, muncullah arus listrik.
Aki memiliki 2 kutub/terminal, kutub positif dan kutub negatif .
Biasanya kutub positif (+) lebih besar atau lebih tebal dari kutub
negatif (-), untuk menghindarkan kelalaian bila aki hendak
dihubungkan dengan kabel-kabelnya. Pada aki terdapat batas
minimum dan maksimum tinggi permukaan air aki untuk masing-
masing sel. Bila permukaan air aki di bawah level minimum akan
merusak fungsi sel aki. Jika air aki melebihi level maksimum,
mengakibatkan air aki menjadi panas dan meluap keluar melalui
tutup sel.

Pada saat aki digunakan, tiap molekul asam sulfat (H 2SO4)


pecah menjadi dua ion hidrogen yang bermuatan positif (2H +) dan ion
sulfat yang bermuatan negatif (S04). Tiap ion SO4 yang berada dekat
lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni (Pb)
menjadi timbal sulfat (PbSO4) sambil melepaskan dua elektron.
Sedang sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng timbal
dioksida (PbO2), mengambil dua elektron dan bersatu dengan satu
atom oksigen membentuk molekul air (H20). Dari proses ini terjadi
pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi positif)
dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi
negatif), yang mengakibatkan adanya beda potensial listrik di antara
dua kutub tersebut. Proses tersebut terjadi secara simultan, reaksi
secara kimia dinyatakan sebagai berikut :
PbO2 + Pb + 2H2SO4  2PbSO4 + 2H2O .........................................
(1)
Di atas ditunjukkan terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan
(discharging). Keadaan ini akan mengurangi reaktivitas dari cairan
elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer), sehingga tahanan
antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis. Sementara
proses kimia selama pengisian aki (charging) terjadi setelah aki
melemah (tidak dapat memasok arus listrik pada saat kendaraan
hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat dikembalikan pada keadaan
semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan
dengan arus yang terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap
molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen yang dekat dengan
lempeng negatif bersatu dengan ion S04 pada lempeng negatif
membentuk molekul asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas
bersatu dengan tiap atom Pb pada lempeng positif membentuk Pb02.
Reaksi kimia yang terjadi adalah :
2PbSO4 + 2H2O  PbO2 + Pb + 2H2SO2 ................................... ( 2 )

Aki kendaraan bermotor modern memiliki komposisi antara lain boks


PP (polypropylen), plate (grid dan paste), kutub (poles), penghubung
(bridges) dan separator PP sebagai penyekat antara plat positif dan
negatif (gambar 2.4). Paste terdiri dari Pb, PbO2 dan PbSO4. Tipe aki
kendaraan bermotor yang lama memiliki boks yang terbuat dari karet
keras serta separator PVC (polyvinylchloride) dan PP selain boks.
Gambar Design Accu

Komposisi material dari aki beragam tergantung pada tipe aki, ukuran
dan desainnya. Komponen dari aki yang memiliki kandungan timbal
ditunjukkan pada gambar berikut :

Grid untuk aki tipe


Gambar lama memiliki kandungan
Komposisi Antimon (Sb)
Gb. Komposisi yangyang
Accu lebih
tinggi (~ 4 %) Accu Mengandung
daripada aki modern (~ 2 %), dimana selainTimbal
itu masih
ditambahkan Kalsium (Ca) pada paduan grid sebesar < 0,5 %.
Larutan elektrolit dalam accu yaitu cairan pada baterai merupakan
campuran antara asam sulfat (H2SO4) dan air (H2O). Secara kimia,
campuran tersebut bereaksi dengan bahan aktif pada plat baterai
untuk menghasilkan listrik. Baterai yang terisi penuh mempunyai
kadar 36% asam sulfat dan 64% air. Larutan elektrolit
mempunyai berat jenis (specific gravity) 1,270 pada 200C (680F) saat
baterai terisi penuh. Berat jenis merupakan perbandingan antara
massa cairan pada volume tertentu dengan massa air pada volume
yang sama. Makin tinggi berat jenis, makin kental zat cair tersebut.
Berat jenis air adalah 1 dan berat jenis asam sulfat adalah 1,835.
Dengan campuran 36% asam dan 64% air, maka berat jenis larutan
elektrolit pada baterai sekitar 1,270.

Baterai adalah perangkat yang mengandung sel listrik yang


dapat menyimpan energi yang dapat dikonversi menjadi daya.
Baterai menghasilkan listrik melalui proses kimia. Baterai atau
akkumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan)
dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan reaksi
elektrokimia reversibel adalah didalam baterai dapat berlangsung
proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses
pengosongan) dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga
kimia (proses pengisian) dengan cara proses regenerasi dari
elektroda - elektroda yang dipakai yaitu dengan melewatkan arus
listrik dalam arah polaritas yang berlawanan didalam sel.
Gambar baterai dan komponennya
Baterai terdiri dari dua jenis yaitu, baterai primer dan baterai
sekunder. Baterai primer merupakan baterai yang hanya dapat
dipergunakan sekali pemakaian saja dan tidak dapat diisi ulang. Hal
ini terjadi karena reaksi kimia material aktifnya tidak dapat
dikembalikan. Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang, karena
material aktifnya didalam dapat diputar kembali. Kelebihan dari pada
baterai sekunder adalah harganya lebih efisien untuk penggunaan
jangka waktu yang panjang. Jenis – jenis baterai :

1. Baterai Asam (Lead Acid Storage Acid)


Baterai asam yang bahan elektrolitnya adalah larutan asam
belerang (sulfuric acid = H2SO4). Didalam baterai asam, elektroda
– elektroda nya terdiri dari plat – plat timah peroksida PbO 2 (Lead
Peroxide) sebagai anoda (kutub positif) dan timah murni Pb (lead
sponge) sebagai katoda (kutub negatif). Ciri – ciri umumnya :

a. Tegangan nominal per sel 2 volt

b. Ukuran baterai per sel lebih besar dibandingkan dengan baterai alkali.

c. Nilai berat jenis elektrolit sebanding dengan kapasitas baterai.


d. Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap nilai berat jenis elektrolit,
semakin tinggi suhu elektrolit semakin rendah berat jenis dan sebaliknya.
e. Nilai jenis berat standart elektrolit tergantung dari pabrik pembuatnya.
f. Umur baterai tergantung pada operasi dan pemeliharaan biasanya bisa
mencapai 10 – 15 tahun.

g. Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk operasi dan
pemeliharahan dari pabrik pembuat.

2. Baterai Basa / Alkali (Alkaline Storage Battery)


Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali ( Potassium
Hydroxide ) yang terdiri dari :
a. Nickel iron alkaline battery Ni-Fe Battery.
b. Nickel cadmium alkaline battery Ni Cd Battery
Pada umumnya yang paling banyak digunakan adalah baterai
alkali admium ( Ni-Cd ) Ciri- ciri umum ( tergantung pabrik
pembuat ) adalah sebagai berikut :
a. Tegangan nominal per sel adalah 1,2 volt
b. Nilai jenis berat elektroit tidak sebanding dengan kapasitas
baterai.
c. Umur baterai tergantung pada penggunaan dan perawatan,
biasanya dapat mencapai 15 - 20 tahun.
d. Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk
operasi dan pemeliharahan dari pabrik pembuat.

Prinsip kerja baterai alkalin : Baterai Alkalin menggunakan Kalium


Hidroksida sebagai elektrolit, selama proses pengosongan
(Discharging) dan pengisian (Charging) dari sel baterai alkali.
Reaksi yang terjadi :
Anoda Zn (-) : Zn → Zn2+ + 2e–
Katoda C (+) : 2MnO2 + H2O + 2e- → Mn2O3 + 2OH–
Reaksi total : Zn + 2MnO2 + H2O → Zn2+ + Mn2O3 +
2OH–

3. Baterai Nikel – Kadmium


Baterai Nikel Kadmium (NiCd) pertama kali ditemukan di
Swedia, oleh Waldmar Jungner pada tahun 1899. Namun baru
diproduksi secara masal pada tahun 1960an. Baterai jenis ini
memiliki tegangan sel sebesar 1,2 Volt dengan kerapatan energi
dua kali lipat dari baterai asam timbal. Baterai NiCd termasuk
golongan baterai yang dapat diisi ulang (rechargeable battery).

Baterai NiCd menggunakan nikel untuk elektroda positif dan


kadmium untuk negative. Baterai nikel kadmium memiliki nilai
hambatan intenal yang kecil dan memungkinkan untuk di charge
dan discharge dengan rate yang tinggi. Umumnya baterai jenis ini
memiliki waktu siklus hingga lebih dari 500 siklus. Selain itu,
baterai nikel kadmium juga sangat sensitif terhadap kelebihan
pengisian, sehingga perlu perhatian khusus pada saat pengisian
muatan listrik pada baterai. Dengan kata lain, pengisian ulang
harus dilakukan pada saat daya baterai benar-benar habis. Karena
baterai NiCD memiliki memory effect, semakin lama kapasitasnya
akan menurun jika pengisian belum benar-benar kosong.
Cadmium memiliki energi potensial reduksi standar (E ored)
sebesar -0.40 V, sedangkan Eored Nikel sebesar -0.25 V (Daftar
Eored beberapa zat terlampir). Oleh karena Eored Nikel lebih besar
(lebih mendekati positif, yang berarti kecenderungan mengalami
reduksi lebih besar), maka dalam sistem baterai NiCd, yang
menggunakan Nikel dan Cadmium sebagai elektroda, elektroda
Nikel akan mengalami reduksi (di sebut sebagai katoda),
sedangkan elektroda Cadmium mengalami oksidasi (disebut
sebagai anoda), selama reaksi spontan yang menghasilkan listrik
(discharge).
Selanjutnya, elektroda Nikel akan disebut sebagai elektroda
positif, sementara elektroda Cadmium disebut sebagai elektroda
negatif. Reaksi kimia yang berlangsung di dalam baterai NiCd
melibatkan air dan zat elektrolit KOH, serta bersifat dapat balik
(reversible). Oleh karena itu, baterai dapat ‘diisi ulang’
ataurechargeable, dengan membalik reaksi yang semula
mengubah energi kimia menjadi energi listrik, kepada reaksi
balikan yakni, mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Pada
reaksi balikan, elektroda yang semula mengalami reduksi akan
mengalami oksidasi, begitupun sebaliknya untuk elektroda yang
semua mengalami oksidasi akan mengalami reduksi. Sehingga,
katoda dan anoda berubah pada reaksi kebalikan.
Selama penggunaan baterai sebagai sumber energi listrik bagi
berbagai alat elektronik, baterai NiCd melakukan reaksi kimia.
Adapun prinsip Elektrokimia yang bekerja adalah bahwa pada
baterai terjadi reaksi oksidasi dan reduksi yang menyebabkan
pergerakan elektron, sehingga dihasilkan arus listrik. Berikut ini
adalah reaksi kimia yang terjadi selama penggunaan baterai
(discharge) :
Positif (reduksi) : 2NiOOH + 2H2O + 2e-  2Ni(OH)2 +
2OH-

Negatif (oksidasi) : Cd + 2OH-  Cd(OH)2 + 2e-

Reaksi total : 2NiOOH + 2H2O + Cd  2Ni(OH)2 +


Cd(OH)2

Kapasitas baterai merupakan kemampuan baterai menyimpan daya listrik atau


besarnya energi yang dapat disimpan dan dikeluarkan oleh baterai. Besarnya
kapasitas, tergantung dari banyaknya bahan aktif pada plat positif maupun plat
negatif yang bereaksi, dipengaruhi oleh jumlah plat tiap-tiap sel, ukuran, dan tebal
plat, kualitas elektrolit serta umur baterai. Kapasitas energi suatu baterai
dinyatakan dalam ampere jam (Ah), misalkan kapasitas baterai 100 Ah 12 volt
artinya secara ideal arus yang dapat dikeluarkan sebesar 5 ampere selama 20 jam
pemakaian.
Besar kecilnya tegangan baterai ditentukan oleh besar / banyak sedikitnya sel
baterai yang ada di dalamnya. Sekalipun demikian, arus hanya akan mengalir bila
ada konduktor dan beban yang dihubungkan ke baterai. Kapasitas baterai juga
menunjukan kemampuan baterai untuk mengeluarkan arus (discharging) selama
waktu tertentu, dinyatakan dalam Ah (Ampere – hour). Berarti sebuah baterai dapat
memberikan arus yang kecil untuk waktu yang lama atau arus yang besar untuk
waktu yang pendek. Pada saat baterai diisi (charging), terjadilah penimbunan
muatan listrik. Jumlah maksimum muatan listrik yang dapat ditampung oleh baterai
disebut kapasitas baterai dan dinyatakan dalam ampere jam (Ampere - hour),
muatan inilah yang akan dikeluarkan untuk menyuplai beban ke pelanggan.
Kapasitas baterai dapat dinyatakan dengan persamaan dibawah ini :
Ah = Kuat Arus (ampere) x waktu (hours)
Dimana : Ah = kapasitas baterai aki
I = kuat arus (ampere)
t = waktu (jam/sekon)

V. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Obeng 2 buah
- Palu 2 buah
- Cutter 5 buah
Bahan :
- Accu basah 1 buah
- Accu kering 1 buah
- Baterai lithium 1 buah
- Baterai ABC 1 buah
- Baterai Hp 1 buah

VI. CARA KERJA

Accu Baterai

Dibongkar Dibongkar
Diidentifikasi isi dan komponen dari accu
Diidentifikasi isi dan komponen dari baterai
Diamati Diamati

Komponen accu Komponen baterai


VII. HASIL PENGAMATAN

No.
Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc.
Sebelum : - Komponen yang
1. Sel Aki
Accu - Aki kering terdapat dalam
Anoda : sel accu antara
Dibongkar lain :
Pb(s) + SO42-(aq)  PbSO4(s) + 2e
Diidentifikasi isi dan komponen dari accu 1. Plat positif
Diamati Katoda : dan negatif.

Komponen accu PbO2(s) + SO42-(aq) + 4H+(aq)  2. Separator dan


PbSO4(s) + 2H2O lapisan serat

Reaksi Sel : gelas.


3. Elektrolit
Sesudah : Pb(s) + PbO2(s) + 2SO42-(aq) + 4H+
yang berupa
(aq)  2PbSO4(s) + 2H2O
larutan asam
Sel Baterai sulfat encer.

Anoda (C) : 2Li+(aq) + 2e-  4. Penghubung


2Li(s) antara sel dan
terminal.
Katoda (LiCoO2) :
5. Sumbat.
LiCoO2(s) + 2H2O(l) + 2e  2 6. Perekat bak
LiCoO(OH)(s) + 2OH-
dan tutup
- Katoda yang
Reaksi Sel :
terdapat dalam
2Li(s) + LiCoO2(s) + 2H2O(l)  sel aki adalah
2Li+(aq) + 2 LiCoO(OH)(s) + 2OH- PbO2
Larutan elektrolit dalam baterai - Anoda dalam
litium : campuran LiPF6, EC, sel aki adalah
DEM, dan EMC.
logam Pb.
- Komponen

Sel aki kering dalam sel


- Larutan elektrolit dalam sel aki kering : baterai adalah :
larutan H2SO4 dan H2O 1. Tutup baja
Sebelum :
- Sel aki basah 2. Tabung
kertas
laminasi
atau isolator
3. Pasta
4. Gel pemisah
5. Karbon dan
air
6. Elektrolit
Sesudah : dari lapisan
- Sel aki basah
kanji
7. Bungkus
kaleng seng
8. Dasar kertas
laminasi
atau
insolator
9. Logam Zn
10. Batang
grafit atau
karbon
- Katoda dalam
sel baterai
adalah LiCoO2.
- Anoda dalam
sel baterai
adalah litium.
Plat sel aki basah
- Larutan elektrolit di dalam sel aki basah :
accu zuur (H2SO4)
Sebelum :

Sesudah :
Baterai

Dibongkar
Diidentifikasi isi dan komponen dar
Diamati

Komponen baterai

Jenis baterai Litium


Analisis

Pada percobaan pertama aki kering yang ada dibongkar dengan cara membuka penutup
bagian atas dengan obeng minus secara paksa namun harus hati hati. Kemudian diamati isi
dan komponen dari aki kering tersebut. Setelah diamati terdapat beberapa komponen dalam
aki kering tersebut diantaranya yaitu plat positif dan negatif, separator dan lapisan serat gelas,
elektrolit yang berupa larutan asam sulfat encer, penghubung antara sel dan terminal, sumbat,
perekat bak dan tutup, Anodanya terbuat dari logam timbal atau timah hitam(Pb) dan
katodanya terbuat dari logam timbal yang dilapisi PbO2. Dengan persamaan reaksi sebagai
berikut:

Sel Aki
Anoda :
Pb(s) + SO42-(aq)  PbSO4(s) + 2e
Katoda :
PbO2(s) + SO42-(aq) + 4H+(aq)  PbSO4(s) + 2H2O
Reaksi Sel :
Pb(s) + PbO2(s) + 2SO42-(aq) + 4H+(aq)  2PbSO4(s) + 2H2O
Voltase yang dihasilkan aki kering yaitu sebesar .... kemudian memiliki voltase efektif
sebesar ... kemudian memilki elektroda Pb dan PbO, dalam larutan asam sulfat yang
berfungsi sebagai elektrolit.

Plot output
negatif
Plot output
positif

Dinding
pemisah sel-
sel baterai
Penghubung
plat plat

Plat
timbal

Blok
baterai
Pada percobaan kedua aki basah yang ada, dibongkar dengan cara membuka penutup bagian
atas dengan obeng minus secara hati hati. Kemudian diamati isi dan komponen dari aki basah
tersebut. Setelah diamati terdapat beberapa komponen dalam aki basah hapir sama dengan aki
kering namun yang membedakan adalah elektoda pada aki basah berupa cairan sedangkan
pada aki kering berupa gel. Sedangkan untuk voltase yang dihasilkan aki kering yaitu sebesar
.... kemudian memiliki voltase efektif sebesar ...

Kutub
negatif

Kutub
positif

Batang
penghubun
g

Plat Plat
elektroda elektroda
positif negatif

Pada percobaan ketiga baterai Lithium yang ada dibuka dengan cara menyileti bagian tubuh
baterai secara paksa hingga diperoleh serbuk karbon. Kemudian diamati isi dan komponen
dari baterai tersebut. Setelah diamati terdapat beberapa komponen dalam baterai tersebut
diantaranya yaitu tutup baja, tabung kertas laminasi atau isolator, pasta, gel pemisah, karbon
dan air, elektrolit dari lapisan kanji, bungkus kaleng seng, dasar kertas laminasi atau insolator,
logam Zn, dan batang grafit atau karbon. Katoda dalam sel baterai adalah LiCoO2,
sedangkan Anoda dalam sel baterai adalah litium. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

Sel Baterai
Anoda (C) : 2Li+(aq) + 2e-  2Li(s)
Katoda (LiCoO2) :
LiCoO2(s) + 2H2O(l) + 2e  2 LiCoO(OH)(s) + 2OH-

Voltase yang dihasilkan


Reaksi Sel :
baterai litium yaitu sebesar
2Li(s) + LiCoO2(s) + 2H2O(l)  2Li+(aq) + 2 LiCoO(OH)(s) + 2OH-
.... kemudian memiliki
voltase efektif sebesar ... kemudian memiliki elektroda ..., sedangkan larutan elektrolitnya
yaitu campuran LiPF6, EC, DEM, dan EMC. Pemisah
(separator)

Serbuk
karbon

Lempeng alumunium (foil


punch)
Voltase efektif : besarnya arus efektif telah diketahui maka besarnya tegangan tiap-tiap
komponen dapat dicari

Digunakan untuk mengukur besarnya tegangan dan kuat arus listrik bolak balik (AC
=Alternating Current) digunakan nilai efektif

Nilai efektif arus dan tegangan bolak balik yaitu nilai arus dan tegangan bolak-balik yang
setara dengan arus searah yang dalam waktu yang sama jika mengalir dalam hambatan yang
sama akan menghasilkan kalor yang sama.

Anda mungkin juga menyukai