Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KIMIA

Aplikasi sifat koligatif larutan

1. Penurunan Tekanan Uap


 Laut Mati
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang
tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat
panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat
terlarutnya semakin tinggi. Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena
konsentrasi zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai
sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat
kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung.

 Menjemur Pakaian
Pakaian basah menjadi kering ketika dijemur karena air menguap. Meskipun demikian, pakaian
basah tidak akan kering jika ditempatkan dalam ruangan tertutup karena ruangan itu akan
menjadi jenuh dengan uap air. Pada keadaan jenuh, proses penguapan tetap berlangsung, tetapi
pada saat yang sama terjadi pengembunan dengan laju yang sama. Dengan kata lain terdapat
kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan uap jenuhnya. Tekanan yang ditimbulkan oleh
uap jenuh suatu zat disebut tekanan uap zat itu.
2. Kenaikan Titik Didih
 Jika kita memasak air tentu akan mendidih pada suhu 100°C, namun jika kita masukkan garam
ke dalamnya terjadi perubahan suhu mendidihnya. Dalam hal ini tentunya akan terjadi
penambahan energi tidak hanya untuk meningkatkan suhu air, namun juga untuk meningkatkan
suhu garam.
 Garam juga berguna di daerah bersalju, karena garam bisa mencairkan salju dan es. Itu terjadi
karena tercampurnya zat pelarut dan zat terlarut tidak hanya mengubah sifat kimia tetapi juga
mengubah sifat fisika.Sifat-sifat ini muncul karena keberadaan partikel-partikel zat terlarut.
 Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku pada Radiator Coolant* Pada kehidupan
sehari-hari manusia sulit lepas dari penggunaan kendaraan bermotor. Rupanya mesin dari
kendaraan tersebut juga tidak lepas pula dari fungsi radiator untuk mentranformasikan panas
mesin ke lingkungan agar kerja mesin tidak terganggu atau rusak karena “over heat” atau
kelebihan panas. Tapi biasanya radiator digunakan pada kendaraan yang memiliki kapasitas
silinder yang cukup besar dengan memberikan pipa atau saluran pada badan mesin sehingga
cairan pendingin dapat melewati dengan baik menggunakan bantuan pompa radiator. Cairan
pendingin pada radiator ini mempunyai peran yang sangat penting dalam metransformasikan
panas mesin ke lingkungan, agar mesin dapat tetap bekerja pada suhu yang optimal. Air
sebenarnya dapat digunakan sebagai cairan pendingin, namun air dengan titik didih 100oC dan
titik beku 0oC memerlukan perhatian dan pemeliharaan yang terlalu sering, yang lebih
berbahaya bila kendaraan atau mesin digunakan didaerah yang beriklim cukup ekstrim baik
dingin maupun panas. Untuk mengatasi masalah tersebut dibuatlah cairan pendingin pada
radiator yang biasa dikenal dengan nama “Radiator Coolant”. Radiator Coolant dibuat dengan
mencampurkan cairan etilen glikol atau 1,2-etanadiol dengan aquadestilata dengan perbandingan
tertentu tergantung pada kebutuhan dan situasi/iklim dimana kendaraan bermotor atau mesin
tersebut digunakan. Karena etilen glikol seperti halnya air dapat membentuk ikatan hidrogen,
maka etilen glikol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan. Campuran etilen
glikol dalam air sangat berperan dalam meningkatkan titik didih. Karena jumlah etilen glikol
yang ada dalam larutan akan sangat menurunkan tekanan uap larutan yang terjadi, hal ini selain
Thoriq Surya B. (32)
disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antara molekul air dan molekul etilen glikol, secara
kuatitatif molekul etilen glikol akan menghalangi proses penguapan pelarut air, sehingga titik
didih larutan akan meningkat. Campuran ini juga dapat digunakan sebagai cairan anti beku pada
kendaraan bermotor yang digunakan di daerah beriklim dingin atau panas. Kesimpulan Sifat
Koligatif larutan terutama kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dapat dimanfaatkan
dalam pembuatan Radiator Coolant yang tahan lama dan dapat meningkatkan perfomace mesin
kendaraan bermotor.
Kesimpulan: Bercampurnya zat terlarut dengan pelarut tidak hanya memberikan perubahan sifat
kimia namun juga perubahan sifat fisika.
3. Penurunan titik beku
 Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0 derajat Celcius.
Cairan pendingin digunakan pada -pabrik Es, juga digunakan untuk membuat es putar.Cairan
pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air. Pada pembuatan Es
Putar, Cairan pendingan dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan Es batu
dalam sebuah bejana berlapis kayu, Oada pencampuran itu, es batu akan mencair sementara
suhu turun . Selanjutnya, campuran bahan pembuat es putar dimasukan ke dalam cairan
pendingin, sambil terus-menerusdiaduk sehingga campuran membeku.
 Antibeku
Antibeku adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu cairan untuk menurunkan titik bekunya.
Antibeku mencegah pembekuan cairan yang digunakan sebagai pendingin, misalnya dalam
pesawat terbang dan kendaraan bermotor. Zat anti beku yang ideal adalah zat yang dapat larut
dalam cairan pendingin sendiri, mempunyai viskositas dan konduktivitas listrik yang rendah,
titik didih tingggi, tidak korosif, dan mempunyai daya hantar panas yang baik. Antibeku yang
banyak digunakan dalam kendaraan bermotor berupa etinglikol. Selain menurunkan titik beku,
antibeku juga menaikan titik didih, sehingga mengurangi penguapan.
 Pencairan Salju di Jalan Raya
Lapisan salju di jalan raya dapat membuat kendaraan tergelincir atau selip, sehingga perlu
disingkirkan. Lapisan salju tersebut sebagian besar dapat disingkirkan dengan buldoser, namun
untuk membersihkana digunakan garam dapur atau urea. Prinsip dasar dari proses ini juga
berdasarkan penurunan titik beku.
 Penentuan Massa Molekul Relatif Pengukuran sifat koligatif dapat digunakan untuk
menentukan massa molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif
bergantung pada konsentrasi zat terlarut (jumlah zat). Contohnya dengan mengetahui massa zat
terlarut serta nilai penurunan titik bekunya ., maka massa molekul relatif zat terlarut dapat
ditentukan
4. Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan, yaitu tekanan osmosis dalam
cairan infus.
 Tekanan osmosis cairan infus harus sesuai dengan tekanan osmotik darah. Jika tekanan dalam
sel darah merah lenin besar dari tekanan cairan infus (hipertonik), cairan hipertonik akan
menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Sebaliknya, jika
tekanan dalam sel darah merah lebih kecil dari tekanan cairan infus (hipotonik), maka cairan
hipotonik akan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar menuju jaringan di sekitarnya.
Kesimpulan: Sifat koligatif tekanan osmotik sangat berguna dalam kehidupan terutama di
bidding medis.

Thoriq Surya B. (32)


 Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik
Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangat terbatas dan
di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Sedangkan kita mengetahui bahwa sebenarnya
sumber air asin itu begitu melimpah. Untuk itu manusia telah mengembangkan sistem
pengolahan air asin/payau dengan teknologi membran semipermeabel. Teknologi ini
menerapkan sistem osmosis yang dibalik yaitu dengan memberikan tekanan yang lebih besar
dari tekanan osmosis air asin/payau. Air asin/payau tersebut ditekan supaya melewati membran
yang bersifat semi permeabel, molekul yang mempunyai diameter lebih besar dari air akan
tersaring. Kesimpulan: Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar
daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni
melalui selaput permeabel untuk air tapi tidak untuk ion ion garam dalam air laut.
Proses Osmosis pada Wortel
Sifat koligatif larutan dalam kehidupan sejari-hari dapat terlihat pada sayuran wortel. Hal ini
dapat dibuktikan jika wortel dibiarkan di ruang terbuka dengan waktu yang cukup lama,wortel
akan menjadi lunak. Wortel tersebut akan tampak segar kembali jika direndam di dalam
air.Wortel tersebut akan menyerap kembali kandungan air yang hilang karena menguap.
Kesimpulan: Wortel tersebut dapat menjadi segar kembali dikarenakan terjadinya proses
osmosis ketika wortel direndam dalam air. Pelarut(H20) memiliki konsentrasi yang lebih rendah
dibandingkan dengan zat-zat yang terkandung di dalam wortel yang memiliki konsentrasi
tinggi.Sehingga,molekul-molekul pelarut(H20) berpindah dari larutan encer ke larutan yang
lebih pekat(di dalam wortel) melalui membran semipermeabel.
Sumber : http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/radiator-coolant.html
Sumber: http://indonesiakutercinta.wordpress.com/2010/08/13/penggunaan-sifat-koligatif-
larutan/ http://restomesin.wordpress.com/2009/04/06/dibalik-lembutnya-es-krim/
Sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html
Sumber : kimia.upi.edu/staf/nurul/web2010/0800012/osmosis.docx

Nama : Thoriq Surya B.


Kelas : XII MIA 5
No. : 32

Thoriq Surya B. (32)

Anda mungkin juga menyukai