Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cut Annisa Shalsabila

Kelas : XII-MIPA-3

PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF DALAM KEHIDUPAN

SEHARI-HARI

Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik.

A. PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP

Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat
terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah
gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga
konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat
terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan
atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita temui di
beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung.

B. PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU


1.                Membuat Campuran Pendingin

          Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0 oC.
Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan
pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.

          Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur
dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu
akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es
putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini
kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga
campuran membeku.
2.                Antibeku pada Radiator Mobil

Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol.
Etilen Glikol adalah suatu dialkohol (glikol : CH 2OH-CH2OH). Dengan penambahan etilen
glikol ke dalam air radiator, maka senyawa ini akan mudah menurunkan titik beku.
Sehingga dalam keadaan dingin pun cairan radiator tidak membeku. Selain itu, cairan beku ini
juga menaikkan titik didih, sehingga mengurangi penguapan yang terjadi pada radiator.

Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan,
maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air
radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah
membeku

3.                Antibeku dalam Tubuh Hewan

Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub,


memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah
ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga
0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai
1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam
jaringan dan selnya.

Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga ,
ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi
mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan
trihalose.

4.                Antibeku untuk Mencairkan Salju

Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es
salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan
bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl 2. Penaburan garam tersebut dapat
mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju
yang mencair.
5.                Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)

Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul
relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi
zat terlarut.
Penentuan massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa dapat melalui pengukuran sifat
koligatif larutan atau kenaikan titik didih. Hal tersebut berdasarkan pada persamaan:

∧ Tf= m.Kf
∧ Tb= m.Kb
Berdasarkan persamaan tersebut, jika massa senyawa telah diketahui, dan nilai
penurunan titik beku atau kenaikan titik didih juga diketahui, maka massa molekul relatif
dapat diketahui.

C. PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS

1.                Mengontrol Bentuk Sel

  Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik.


Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut
hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi
daripada larutan lain disebut hipertonik.

Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan
infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun
ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.

2.                Mesin Cuci Darah

Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan
metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran
semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus
oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.

3.                Pengawetan Makanan

Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur


digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab
makanan busuk yang berada di permukaan makanan.
4.                Membasmi Lintah

Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang
ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga
lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.

5.                Penyerapan Air oleh Akar Tanaman

Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman
melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi
daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.

6.                Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik

Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan
yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan
diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi
tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa
untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air
tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan
akan merembes dari air murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air
limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.

D. APLIKASI KENAIKAN TITIK DIDIH


Didunia industri, kenaikan titik didih sangat penting dipelajari dan dipahami karena
pada suatu proses bahan industri perlu diketahui kenaikan titikdidihnya, contohnya adalah
proses distilasi. Dalam proses distilasi kitaharus mengetahui titik didih tiap senyawa yang
dicampur agar waktu yangdiperlukan, kecepatan menguap pada campuran tersebut dapat
diketahui. Kenaikan titik didih juga digunakan untuk mengklasifikasikan bahanbakar yang
digunakan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai