Anda di halaman 1dari 5

KIMIA

“APLIKASI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

OLEH

NAMA : AT-THAHIRAH NURASLISA HIDAYATI

KELAS : XI IPA 1

SMA NEGERI 1 BUKITTINGGI

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


Aplikasi Sifat Koligatif Larutan Dalam Kehidupan Sehari-hari

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya ditentukan atau dipengaruhi oleh
jumlah partikdl zat terlarut. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku,
kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan
osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah penjelasan
selengkapnya penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari.
A. APLIKASI PENURUNAN TEKANAN UAP
1. Kolam Apung
Contoh dari penurunan tekanan uap yaitu terdapat pada Laut Mati. Laut Mati
terletak di daerah gurun yang sangat panas dan juga kering, yaitu antara Yordania dan
Palestina serta tidak berhubungan dengan laut bebas.
Laut Mati memiliki kadar garam sangat tinggi, yaitu 32% sementara kadar garam rata-rata air
laut hanya 3%. Kosentrasi zat terlarut di dalamnya semakin tinggi hingga sulit menguap.
Akibatnya, terjadilah penurunan tekanan uap.
Jika seseorang berenang di Laut Mati tidak akan tenggelam karena kosentrasi zat
terlarutnya sangatlah tinggi.
Penerapan prinsip yang sama dengan Laut Mati juga dapat kita temui di beberapa
tempat wisata di Indonesia berupa kolam apung. Misal kolam apung Atlantis Water
Adventure di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.

2. Mendapatkan Benzena Murni


Bahan bakar untuk pesawat terbang yaitu bernama avgas (aviation gasoline) atau
yang lebih dikenal dengan nama bensol. Nama lain dari bensol ialah benzena. Benzena
merupakan kandungan alami dari minyak bumi. Benzena biasanya tercampur dengan
toluena yang akan membentuk larutan benzena-toluena.
Untuk mendapatkan benzena murni yaitu menggunakan pemisahan campuran
dengan cara distilasi bertingkat, mengguakan prinsip berbedaan tekanan uap antara zat
pelarut dengan zat terlarut.

B. APLIKASI PENURUNAN TITIK BEKU


1. Membuat Campuran Pendingin sebagai Bahan Pembuat Es Putar
Campuran pendingin adalah larutan yang memiliki titik beku jauh di bawah 0 derajat
Celcius. Campuran pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es
puter. Campuran pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai garam ke dalam air.
Sebagai contoh, campuran pendingin dalam pembuatan es krim dibuat dari
campuran garam dapur dengan kepingan es batu dalam bejana. Pada campuran tersebut, es
batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun.

2. Membuat Zat Anti Beku pada Radiator Mobil


Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan,
maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air
radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, atau air tidak mudah membeku.
3. Mencairkan Salju di Jalan Raya
Di daerah yang mengalami musim salju, setiap terjadi hujan salju maka jalanan akan
dipenuhi es salju. Lapisan salju di jalan raya tersebut dapat mengakibatkan kendaraan
tergelincir sehingga perlu dibersihkan. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut
ditaburi campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan
salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, semakin banyak pula salju yang mencair.

4. Antibeku dalam Tubuh Hewan


Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub
memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku untuk bertahan
hidup.
Darah ikan-ikan laut mengandung zat antibeku yang mampu menurunkan titik beku
air hingga 0,8 derajat Celcius. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan pada musim dingin
yang suhunya mencapai 1,9 derajat Celcius. Zat antibeku dalam tubuh ikan tersebut dapat
mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya.
Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga,
ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi
mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan
trihalose.

5. Penambahan Antibeku Pada Minyak Kelapa


Jika kita membuat minyak kelapa tradisional, minyak yang dihasilkan akan akan
cepat membeku. Pada pagi hari minyak kelapa akan membeku karena memiliki titik beku
yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada minyak kelapa ditambahkan garam-
garaman atau vitamin E agar terjadi penurunan titik beku, sehingga minyak kelapa tidak
mudah membeku pada suhu rendah.

C. PENERAPAN KENAIKAN TITIK DIDIH


1. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa
molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada
konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai kenaikan titik
didihnya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.

2. Penggunaan Panci Presto


Secara teori, air akan mendidih pada suhu 100°C pada tekanan 1 atm, karena panci
presto terbuat dari bahan stainless yang tebal dan kuat serta mempunyai tutup yang rapat,
maka uap air yang dihasilkan saat proses pendidihan tidak mungkin keluar dan hanya
terkumpul dalam panci presto. Air yang terkumpul inilah yang membuat tekanan air dalam
panci presto naik, yang menyebabkan temperatur didihnya juga naik menjadi lebih dari
100°C.
Oleh karena itu, panci presto mampu melunakkan daging maupun tulang (atau duri)
yang sedang dimasak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebagai pengaman, maka pada
panci presto terdapat katup pengaman yang berfungsi untuk melepaskan tekanan uap pada
saat berlebihan, hal ini karena panci presto menggunakan tutup yang rapat, sehingga uap air
tidak dapat keluar. Pada waktu tertentu alat ini mencapai ambang batas atau standar
dimulainya perhitungan lama pemasakan, yang ditandai bunyi berdesis karena uap air
melewati savety valve.

3. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara
pendidihan. Larutan yang akan dipisahkan dengan zat terlarutnya, suhunya dinaikkan secara
perlahan agar zat terlarut menguap dan dapat dipisahkan dengan pelarutnya.
Jadi sangat penting sekali mengetahui titik didih zat terlarut agar waktu yang
diperlukan untuk mendidihkan larutan tersebut dapat diketahui. Kenaikan titik didih juga
digunakan untuk mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.

D. APLIKASI TEKANAN OSMOTIK


1. Membuat Cairan Fisiologis
Larutan-larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama disebut isotonik. Larutan-
larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik.
Sementara itu, larutan-larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi daripada larutan
lain disebut hipertonik.
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan
infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmotik, baik ke dalam ataupun
ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.

2. Membasmi Lintah
Cara paling ampuh untuk membasmi lintah atau pacet adalah dengan menaburkan
sejumlah garam dapur (NaCl) ke permukaan tubuh lintah atau pacet. Pembasmian lintah
dengan garam dapur merupakan penerapan dari tekanan osmosis. Garam dapur mampu
menyerap air yang ada di dalam tubuh lintah, sehingga lintah akan kekudarangan air dan
pada akhirnya akan mati.

3. Pembuat Obat Tetes Mata


Cairan obat tetes mata dibuat hingga mendekati isotonis terhadap cairan mata. Hal
ini agar obat tetes mata dapat diterima oleh mata tanpa rasa nyeri dan tidak menyebabkan
keluarnya air mata yang dapat mencuci keluar obat tersebut dari mata. Beberapa larutan
obat mata perlu dibuat hipertonik terhadap cairan mata untuk meningkatkan daya serap
sehingga mempercepat efek obat.

4. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman


Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Bagaimana caranya agar air bisa
sampai ke seluruh bagian tanaman? Air yang ada di dalam tanah akan diserap oleh akar.
Bagaimana bisa? Dalam tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih
tinggi daripada air yang ada di dalam tanah. Karena tanaman hipertonik maka air dalam
tanah dapat diserap oleh tanaman dan diedarkan ke seluruh bagian tanaman.

5. Mesin Cuci Darah


Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah (hemodialisis)
dengan menggunakan mesin dialisis. Mesin mesin dialisis ini menggunakan prinsip tekanan
osmosis larutan. Terapi pada hemodialisis menggunakan metode dialisis, yaitu proses
perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea dari dalam sel darah melalui membran
semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus
oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.

6. Pengawetan Selai
Industri makanan ringan sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada
pengawetan selai. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam proses
pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan
botulisme. Botulisme merupakan kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun yang
dihasilkan bakteri Clostridium botulinum. Bila sel bakteri berada dalam larutan gula
hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak keluar dari sel bakteri
ke larutan yang lebih pekat. Proses ini yang disebut krenasi (crenation), menyebabkan sel
bakteri tersebut mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi.

7. Pembuat Obat Tetes Mata


Cairan obat tetes mata dibuat hingga mendekati isotonis terhadap cairan mata. Hal
ini agar obat tetes mata dapat diterima oleh mata tanpa rasa nyeri dan tidak menyebabkan
keluarnya air mata yang dapat mencuci keluar obat tersebut dari mata. Beberapa larutan
obat mata perlu dibuat hipertonik terhadap cairan mata untuk meningkatkan daya serap
sehingga mempercepat efek obat.

8. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik


Seiring perkembangan masusia yang pesat, sulit untuk akan mencari sumber air
bersih secara alami. Apalagi era sekarang, beberapa negara dibelahan dunia sulit
mendapatkan air bersih. Untuk itu manusia mencoba memanfaatkan laut sebagai sumber air
bersih dengan metode osmosis balik. Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan
ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik
terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan
pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk
merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi
tidak untuk ion-ion dalam air laut.

9. Pengolahan Air Limbah


Air limbah yang mengandung zat-zat pencemar lingkungan dihubungkan dengan
cairan hipertonis melalui membran semipermebel. Akibatnya, kandungan air dalam air
limbah mengalami osmosis ke cairan hipertonis. Dengan demikian, zat-zat pengotor yang
mulanya terlarut dalam air limbah tertinggal dan dapat diolah lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai