2. Kolam Apung
Kolam apung Atlantis Water Adventure yang berada di Taman Impian jaya Ancol
Jakarta merupakan contoh terjadinya penurunan tekanan uap pelarut. Air yang
berada di kolam apung ini memiliki kadar garam yang sangat tinggi, bahkan 10
kali lipat tingginya dibandingkan kadar garam rata-rata dilautan. Air atau pelarut
yang ada dikolam apung ini sulit menguap karena tekanan uap pelarut menurun
disebabkan karena konsentrasi kadar garam yang sangat tinggi. Semakin banyak
jumlah zat terlarut, maka pelarut semakin sukar menguap. Dengan kata lain,
adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap cairan. Karena memiliki
konsentrasi zat terlarut sangat tinggi, maka pada saat kita berenang di sini akan
mengapung atau tidak tenggelam.
1. Distilasi
Dalam proses distilasi kita harus mengetahui titik didih tiap senyawa yang
dicampur agar waktu yang diperlukan, kecepatan menguap pada campuran tersebut
dapat diketahui. Kenaikan titik didih juga digunakan untuk mengklasifikasikan
bahan bakar yang digunakan sehari-hari.
2. Cairan Antibeku
Ethylene glycol atau cairan antibeku ditambahkan pada air di radiator kendaraan.
Selain mencegah pembekuan air di mesin pada daerah dingin, antobeku juga
berguna meningkatkan titik didih air. Dengan menaikkan titik didih, cairan ini akan
melindungi air di mesin mobil dari mendidih ketika mesin panas sehingga tidak
membuat mesin cepat rusak.
3. Memasak
Menambahkan garam ke air sebelum atau saat pemanasan akan meningkatkan titik
didihnya, sehingga suhu air saat mendidih akan menjadi lebih panas daripada yang
seharusnya. Dengan demikian, pemasakan dapat dilakukan lebih lama dan pada
suhu lebih tinggi agar makanan bisa lebih merata matangnya dan lebih lunak. Ini
berguna untuk memasak makanan yang awalnya keras tapi harus dimasak lunak
seperti daging atau pasta.
Peningkatan titik didih tergantung pada jenis pelarut dan konsentrasi partikel
terlarut Akibatnya, titik didih elevasi dapat digunakan untuk menentukan massa
molar zat terlarut. Ini bisa digunakan untuk menghitung misalnya, massa garam
atau partikel lain yang terlarut di air.
5. Penyulingan gula
Ketika tebu telah dipanen dan sari tebu diekstraksi, sari kni harus disuling untuk
menghasilkan gula kristal yang dapat dikonsumsi. Pada tahap penyulingan gula,
sari tebu akan direbus, dan suhu di mana larutan sari tebu mendidih akan
tergantung pada konsentrasi gula. Sehingga ini bisa digunakan untuk memantau
tingkat kejenuhan larutan dan kadar gula dalam larutan dan kemudian bisa
dilakukan penambahan sari tebu bila kadar di dalam larutan terlalu rendah kadar
gulanya.
3. Contoh Penerapan Sifat Koligatif Larutan Penurunan Titik Beku
1. Penggunaan garam dapur untuk mencairkan salju
2. Penambahan etilen glikol pada radiator mobil
3. Penggunaan garam dapur dalam pembuatan es putar
4. Anti beku pada tubuh hewan
5. Penambahan antibeku pada minyak kelapa
3. Pengawetan Selai
Industri makanan ringan sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada
pengawetan selai. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam proses
pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan
botulisme. Botulisme merupakan kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh
racun yang dihasilkan bakteriClostridium botulinum. Bila sel bakteri berada dalam
larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak
keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini yang disebut krenasi
(crenation), menyebabkan sel bakteri tersebut mengerut dan akhirnya tidak
berfungsi lagi.
4. Membasmi Lintah
Cara paling ampuh untuk membasmi lintah atau pacet adalah dengan menaburkan
sejumlah garam dapur (NaCl) ke permukaan tubuh lintah atau pacet. Pembasmian
lintah dengan garam dapur merupakan penerapan dari tekanan osmosis. Garam
dapur mampu menyerap air yang ada di dalam tubuh lintah, sehingga lintah akan
kekudarangan air dan pada akhirnya akan mati.