Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KESETIMBANGAN PEGAS
Mata Kuliah Mekanika Teknik

Dibuat Oleh :
KEL 04
Adinda Rosmalia 211151005
Bayu Tri Samudra 201151021

TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini kami
beri judul “Studi Karakteristikmekanik kawat bronjong untuk untuk menahan sedimen”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami
sebagai penulis dan bagi para pembaca.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rizky Fajar
Ramdhani,S.S.T.,M.T., selaku dosen pengampu dan Bapak Indera Gumelar,S.si.M.T., selaku
dosen wali. Tidak lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan
makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka dari
itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

2
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH …………………………………………………………….. 1


KATA PENGANTAR …………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………… 5
2.1 Kesetimbangan Pegas …………………………………………… 5
2.2 Fungsi Pegas ……………………………………………………... 6
2.3 Contoh benda yang memiliki gaya pegas ………………………… 6
2.4 Rumus ……………………………………………………………. 7
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………. 14
3.1 Daftar Pustaka ……………………………………………………. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegas atau per (er seperti dalam kata ember) adalah benda yang bersifat elastis yang


digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas biasanya terbuat dari berbagai macam
logam, namun umumnya terbuat dari baja. Ada beberapa rancangan pegas. dalam pemakaian
sehari-hari, istilah ini mengacu pada coil springs. Pegas juga ditemukan di
sistem suspensi mobil dan suspensi motor. Pegas ini memiliki fungsi untuk menyerap kejut
dari jalanan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Selain
itu, pegas juga berguna untuk menambah daya cengkeram ban terhadap permukaan jalan.

Bila pegas konvensional, tanpa fitur variabilitas kekakuan, ditekan atau ditarik dari posisi
bebasnya, akan menggunakan gaya yang berlawanan kira-kira sebanding dengan perubahan
panjangnya (perkiraan ini akan bebeda pada defleksi yang lebih besar). Laju pegas atau
konstanta pegas adalah perubahan gaya yang diberikannya, dibagi dengan perubahan defleksi
pegas. Artinya, ini adalah gradien gaya versus kurva defleksi. Tingkat peregangan ataupun
tingkat kompresi pegas dinyatakan dalam satuan gaya yang dibagi dengan jarak,
misalnya N/m atau (dalam sistem satuan imperial) lbf/in. Sebuah pegas torsi adalah pegas
yang bekerja pada putaran; saat diputar di sekitar porosnya dengan sudut tertentu, ia akan
menghasilkan torsi yang sebanding dengan sudut. Tingkat pegas torsi adalah dalam satuan
torsi dibagi dengan sudut, seperti N·m/rad atau N·m/derajat atau ft·lbf/derajat. Kebalikan
dari tingkat kompresi pegas adalah kompliansi, yaitu: jika pegas memiliki tingkat 10 N/mm,
ia memiliki kompliansi 0,1 mm/N. Kekakuan (atau tingkat) pegas secara paralel adalah aditif,
seperti kompliansi pegas secara seri.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pegas

Gaya pegas sering disebut dengan gaya elastis atau karet karena gaya pegas memiliki bentuk
yang dapat berubah menjadi lebih panjang dari bentuk semula. Padahal kenyataanya, pegas
dihasilkan dari benda dengan bahan logam dan tidak memiliki kelenturan. Hanya saja karena
adanya gaya yang dihasilkan itulah, benda berbahan logam menjadi bersifat elastis.

Dalam ilmu fisika, gaya pegas disebut dengan istilah Hukum Hooke.

Hukum Hooke merupakan sebuah ilmu yang mengkaji jumlah gaya maksimum yang
diberikan pada sebuah benda yang bersifat elastis (sifat elastis sering dimiliki oleg pegas)
agar tidak dapat melewati batas elasitas yang dapat menyebabkan benda tersebut kehilangan
sifat elasisnya.

Bunyi Hukum Hooke

“Jika gaya tarik yang diberikan pada sebuah benda pegas tidak melebihi batas elastisnya,
maka pertambahan panjang benda yang terjadi menjadi sebanding dengan gaya tarik yang
diberikan”.

Pegas mempunyai panjang alami, dimana pegas tidak memberikan gaya pada benda. Posisi
benda pada titik tersebut disebut setimbang. Jika pegas direntangkan ke kanan, pegas akan
memberikan gaya pada benda yang bekerja dalam arah mengembalikan massa ke posisi
setimbang. Gaya ini disebut gaya pemulih, yang besarnya berbanding lurus dengan
simpangannya.

Sekarang kita perhatikan apa yang terjadi ketika pegas yang awalnya ditarik sejauh x, seperti
pada gambar diatas bagian b, kemudian dilepaskan. Bagaimanakah gerakan benda pada ujung
pegas tersebut?

Berdasarkan Hukum Hooke, pegas memberikan gaya pada massa yang menariknya ke posisi
setimbang Karena massa dipercepat oleh gaya pemulih, maka massa akan melewati posisi

5
setimbang dengan kecepatan cukup tinggi. Pada saat melewati titik kesetimbangan, gaya
yang bekerja pada massa sama dengan nol, karena x = 0, sehingga F = 0, tetapi kecepatan
benda terus bergerak ke kiri, gaya pemulih berubah arah ke kanan dan memperlambat laju
benda tersebut dan menjadi nol ketika melewati titik setimbang dan berhenti sesaat di x = A.
Selanjutnya, benda bergerak ke kiri dan seterusnya bergerak bolak-balik melalui titik
setimbang secara simetris antara x = A dan x = -A.

2.2 Fungsi Pegas

Pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan getaran roda-roda agar tidak diteruskan ke body
kendaraan secara langsung. Selain itu juga berfungsi untuk menambah kemampuan cangkeraman ban
terhadap permukaan jalan.   Pegas dapat menjalankan fungsi ini karena sifat elastisitasnya untuk
menahan kejutan-kejutan yang diterima oleh jalan.

2.3 Contoh Benda Yang Memiliki Gaya Pegas

Prinsip gaya pegas ini telah diaplikasikan pada alat-alat tertentu, contohnya seperti di bawah
ini :

 Teleskop, yang fungsinya untuk melihat benda-benda jauh di luar angkasa agar
tampak dekat.
 Alat yang digunakan untuk mengukur percepatan gravitasi bumi.
 Jam yang memkai peer untuk mengatur waktu.
 Mikroskop, yang berfungsi untuk melihat jasad renik yang sangat kecil dan tidak
bisa Nampak bila hanya menggunakan mata telanjang.
 Sambungan tongkat-tongkat persneling di suatu kendaraan.
 Ayunan yang menggunakan pegas.
 Kronometer atau jam kasa yang digunakan unutk mengetahui posisi kapal yang
berada di tengah laut.

6
2.4 Rumus Pegas

Gaya pegas didefinisikan dalam hukum hooke. Hukum hooke juga dihitung dan mendapat
angka untuk mendefinisikan gaya tersebut. Berikut ini penulisan sistematis rumus gaya
pegas:

F = k.x

Keterangan:
F = gaya yang diberikan pada suatu pegas (N)
k = konstanta yang dimiliki pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas akibat dari gaya (m)

Konstanta Pegas

Konstanta pegas merupakan sebuah karakteristik dari pegas yang di definisikan sebagai rasio
dari gaya yang bekerja pada pegas terhadap perubahan pegas yang dihasilkan.

Selain dengan rumus pegas diatas, berikut ini fenomena-fenomena dari pegas yang secara
sistematis ditulisakan dengan berbagai rumus dibawah ini:

7
1. Tegangan

Tegangan adalah keadaan dimana sebuah benda mengalami pertambahan panjang akibat gaya
yang diberikan pasa salah satu ujungnya. Berikut rumus yang digunakan:

σ = F/Ab

Keterangan:

F : gaya (N)

σ : tegangan (N/m2 atau Pa)

A :luas penampang (m2)

2. Modus Elastisitas

Perbedaan antara regangan dan tegangan yang dialami sebuah benda yang disebut dengan
modus elastisitas. Rumus yang digunakan yaitu:

E = σ/e

Keterangan:
σ = tegangan (N/m2 atau Pa)
E = modulus elastisitas (N/m)
e = regangan

8
3. Regangan

Perbandingan antar panjang awal benda dengan pertambahan panjang disebut dengan
Regangan. Hal ini terjadi karena gaya yang diberikan atau dihilangkan pada sebuah benda.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:

e = ΔL/ Lo

Keterangan:

e = regangan

Lo = panjang mula-mula (m)

ΔL = pertambahan panjang (m)

4. Mampatan
Mampatan hampir sama dengan regangan yang membedakan adalah arah perpindahan
molekul benda.

Bila regangan arah perpindahan molekulnya akan terdorong keluar, sedang pada
mampatan arah perpindahan molekulnya terdorong ke dalam, sehingga disebut
memapat.

5. Hubungan Gaya Tarik Dengan Modulus Young


Hubungan antara gaya Tarik dan modulus young juga bisa dituliskan secara matematis
sebagai berikut :

E = σ/e

E = (F/A)/( ∆L/L ) o

9
E = F/A = E ∆L/ L o

Dimana

 E = modulus elastisitas (N/m)


 e = regangan
 σ = tegangan (N/m2 atau Pa)
 A = luas penampang (m2)
 ∆L = pertambahan panjang (m)
 Lo  = panjan awal (m)

Energi Potensial Pegas


Pegas yang diberi gaya tarik atau gaya tekan akan memiliki energi potensial. Sifat elastis
pada pegas membuat energi potensial bergantung pada besar gaya yang diberikan untuk
meregangkan sebuah benda.

Perhatikan pada gambar dibawah ini. Usaha yang dilakukan pada Gaya F untuk menarik
sebuah pegas sehingga bertambah panjang sebesar X besarnya sama dengan perubahan energi
potensial dari pegas.

Bagian gambar yang terarsir merupakan usaha sama dengan perubahan energi potensial. Maka rumus
yang digunakan untuk menghitung energi potensial adalah sebagai berikut:

Ep = ½ k Δx2

10
Keterangan :
K = konstanta pegas (N/m)
Ep = energi potensial pegas (J)
Δx = pertambahan panjang pegas (m)

Rangkaian Pegas
Pegas juga memiliki rangkaian yang disebut dengan rangkaian pegas. Bentuk dari rangkaian
pegas akan menentukan nilai konstanta pegas total yang nantikan dapat menentukan nilai dari
gaya pegas itu sendiri. Pegas memiliki 2 model rangkaian yaitu Rangkaian Pegas Seri dan
Rangkaian Pegas paralel, berikut penjelasannya:

Susunan Pegas Seri


Dari sebuah pegas yang disusun secara seri kita dapat menghitung besar konstanta total pegas
pada susunan pegas seri tersebut menggunakan Rumus Susunan Pegas Seri berikut:

Keterangan:
ks = Jumlah konstanta pegas seri
k1 = konstanta pegas 1
k2 = konstanta pegas 2
k.. = konstanta pegas ke ...

Mengapa pada susunan pegas seri besar konstanta pegas semakin mengecil? Hal tersebut
karena pegas yang tersusun secara seri mengakibatkan gaya yang diterima oleh semua pegas.

11
Sehingga besar pegas yang tidak terbagi menyebabkan konstanta pegas pengganti pada
susunan seri bernilai lebih kecil.

Rumus Susunan Pegas Paralel

Susunan pegas paralel merupakan susunan pegas yang disusun secara berjajar sehingga
terlihat seperti bercabang, berikut merupakan Rumus Susunan Pegas Paralel:

Keterangan:
kp = Jumlah konstanta pegas paralel
k1 = konstanta pegas 1
k2 = konstanta pegas 2
k.. = konstanta pegas ke ...

Ketika pegas yang disusun secara paralel atau sejajar maka besar jumlah konstanta pegas
penggati pada susunan paralel memiliki nilai konstanta pegas yang besar.
Hal tersebut karena gaya yang diterima oleh pegas terbagi-bagi oleh pegas lain yang sejajar.

Contoh Soal Gaya Pegas


Setelah diberi gaya sebuah pegas memiliki panjang 25 cm. bila pegas tersebut memiliki
kontanta sebesar 400 N.m-1. Maka berapa gaya yang diberikan pada pegas ?

Pembahasan
Diketahui
x = 25 cm = 0,25 m
12
k = 400 N.m-1

Penyelesaian

F = k.x
F = 400 N.m-1 x (0,25 m)
F = 100 N

13
DAFTAR PUSTAKA

https://ipa.pelajaran.co.id/gaya-pegas/
https://www.tugassains.com/2022/02/rumus-susunan-pegas-seri-dan-paralel.html
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/14/105442469/gaya-pegas-pengertian-hukum-
hooke-dan-rumusnya?page=all

14

Anda mungkin juga menyukai