Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMBUATAN PARFUM

Dibuat untuk memenuhi tugas proses industri kimia

Oleh:

Amalia Anugrah Mahallany 3335180074


Diana Alfi Jayanti 3335180008
Resita Nurambya 3335180025
Syifa Fauziah 3335180056
Ullaya Syarifah 3335180082

Teknik Kimia
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

            Tercatat pembuat parfum original pertama adalah seorang wanita Mesopotamia yang
bernama Tapputi pada SM milinium ke-2. Parfum hasil ciptaannya disebut tablet runcing.
Parfum ini adalah hasil penyulingan dari bunga, minyak dan calamusdengan aromatic lain yang
dilakukan beberapa kali.

Ahli kimia Arab yang bernama Al-Kindi menuliskan sebuah buku mengenai parfum
original yang diberi nama Buku Kimia dan Penyulingan Parfum (Book of the Chemistry of
Perfume and Distillations). Buku ini dibuat pada abad ke-9.Buku ini berisi lebih dari 100 resep
minyak wangi, salep, aromatik cair dan obat.Selain resep, buku ini juga menggambarkan 107
metode dan resep untuk pembuatan parfum serta alat yang dibutuhkan.

Persia pun tidak ketinggalan. Alhli kimia Persia yang bernama Ibnu Sina
memperkenalkan proses ekstraksi minyak dari bunga dengan distilasi atau penyulingan yang
digunakan hingga sekarang. Sebelum ada penemuan ini, kebanyakan parfum original aroma
bunga dibuat dengan memasukan kelopak bunga yang sudah dihancurkan / ditumbuk.

Pada tahun 2005, para arkeolog menemukan parfum original yang dianggap sebagai
parfum tertua di dunia di daerah Pyrgos, Cyprus.Para arkeolog yakin bahwa parfum ini dibuat
pada 4.000 tahun silam.Dari parfum ini, para arkeolog menemukan bahwa parfum zaman dulu
dibuat dengan menggunanan herba dan rempah rempah sebelum.

Seni pembuatan parfum original akhirnya dikenal oleh negara negara Eropa barat pada
tahun 1221.Pada tahun ini, para biarawati dari Santa Maria delle Vigne atau Santa Maria Novella
di Florence, Italia berhasil membuat resep parfum.Di timur, negara Hungaria memproduksi
parfum dengan campuran alkohol atas perintah Ratu Elizabeth Hungaria pada tahun 1370.
Parfum ini kemudian dikenal sebagaiHungary Water atau air Hungaria.

Pada abad ke-16, semua seni pembuatan parfum original Italia dibawah ke Perancis oleh
pembuat parfum Catherine de Medici yang bernama Rene (Renato il fiorentino). Rene kemudian
meneliti dan membuat parfum untuk negara Perancis berdasarkan bahan dan resep yang dibawa
dari Italia.Dia kemudian membangun jalan rahasia yang menghubungkan laboratorium dengan
apartemennya sehingga tidak ada resep yang bisa dicuri selama perjalanan pulang pergi. Berkat
Rene, Perancis dengan cepat menjadi pusat penghasil parfum dan kosmetik. Dikarena parfum
original menjadi salah satu mata pencarian utama bagi Perancis maka budidaya bunga sebagai
esensi parfum pun dimulai pada abad ke-14.Pembudidayaan ini dilakukan pada bagian selatan
negara Perancis.Antara abad 16-17, parfum original banyak digunakan oleh orang kaya untuk
menutupi bau badan akibat jarang mandi.
Di negara Jerman, seorang tukang cukur berkebangsaan italia yang bernama Giovanni
Paolo Feminis berhasil menciptakan parfum original cair yang dinamai Aqua Admirabilis pada
tahun 1732. Sekarang Aqua Admirabilis dikenal dengan nama Eau de Cologne.
BAB II
ISI

2.1 PENGERTIAN PARFUM DAN MINYAK ATSIRI

            Parfum adalah ekstrak atau esense yang mengandung sebagian minyak yang telah
disuling dalam alkohol dan tidak jarang air pun digunakan.Parfum merupakan minyak hasil
ekstraksi dari tumbuh-tumbuhan yang dipadukan dengan beberapa zat kimia serta ai, yang
diracik sehingga mengeluarkan wewangian. Parfum berasal dari bahasa Latin, yaitu per fumus
yang berarti melalui asap (through smoke). Seni membuat parfum pertama kali dimulai sejak era
Mesopotamia dan mesi kuno yang kemudian disempurnakan oleh bangsa Romawi dan
Persia.Meskipun parfum dan wewangian juga dapat ditemukan di Insia, namun kebanyakkan
parfum dan wewangian tersebut berbentuk dupa bukannya parfum cair.
            Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak
esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil),
adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun
mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar
dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami.Di dalam perdagangan,
hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder yang biasanya berperan
sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia
untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup.
Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari
beberapa musangatau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak
digolongkan sebagai minyak atsiri.

2.2 CIRI – CIRI MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah.Selain itu, susunan


senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga
seringkali memberikan efek psikologis tertentu.Setiap senyawa penyusun memiliki efek
tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.Karena pengaruh psikologis
ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-
kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan
pelarut polar lainnya.Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya alkohol.Dalam tradisi
timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa,
namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu.Sebagian
besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang
bersifat larut dalam minyak (lipofil).

  2.3 SUMBER DAN MANFAAT MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah,
biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome.Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau
tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk
diolah menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk
dikembangkan.Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak
atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri
secara komersil.
Minyak atsiri biasanya dinamakan menurut sumber utamanya, seperti
·         Minyak adas (fennel/foeniculi oil)
·         Minyak cendana sandalwood oil)
·         Minyak bunga cengkeh (eugenol oil) dan minyak daun cengkeh (leaf clove oil)
·         Minyak kayu putih (cajuput oil)
·         Minyak bunga kenanga (ylang-ylang oil)
·         Minyak lawang
·         Minyak mawar
·         Minyak nilam
·         Minyak serai
Selain itu dikenal pula beberapa minyak atau berbentuk salep yang merupakan kombinasi
antara beberapa jenis minyak atsiri.Contohnya :
1. Minyak Telon
2. Minyak Tawon
3. Minyak Angin
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan dasar kosmetik, parfum, aromatherapy, obat,
suplemen dan makanan.Penggunaan minyak atsiri sebagai obat dan suplemen semakin diminati
masyarakat seiring berkembangnya produk-produk herbal.

2.4  PEMBAGIAN DARI PARFUM


1. Eau de perfume: Parfum ini kandungan alkoholnya rendah dengan kadar essence yang
paling tinggi diantara jenis parfum yang lain, tapi aromanya kuat dan dapat bertahan
cukup lama. Cocok digunakan untuk pesta atau acara pada malam hari.
2. Eau de Toilette: Jenis ini kadar alkoholnya tinggi dengan kadar essence yang sesuai
untuk aromanya yang ringan, tidak terlalu tanjam dan awet. Cocok untuk digunakan pada
setiap kesempatan.
3. Eau de Cologne: Wewangian ini jenis wewangian yang ringan dan standar dengan kadar
alkohol yang paling banyak diantara jenis parfum diatas. Jenis wewangian ini memiliki
kadar essence yang rendah juga dan biasa digunakan setelah habis mandi untuk
menyagarkan tubuh.

2.5 KOMPOSISI PARFUM

1. Alcohol 96% deodorized: alcohol yang sudah dihilangkan baunya sehingga parfum yg di
racik lebih tajam tanpa ada bau sampingan dari alcohol.
2. Aquadest:  air hasil destilasi.
3. MPG/Mono Propylene Glycol: pelembab, karena apabila kita hanya memakai pelarut
parfum, kulit bisa menjadi kering.
4. Fixolite: solubilizer pada  campuran air, minyak & alcohol, fungsinya agar mendapatkan
hasil yg bening.
5. Pearl fix: untuk memperpanjang daya long lasting dari parfum, sehingga baunya bisa
tahan lama, untuk semua bahan baku, belilah yang COSMETIC/PHARMACEUTICAL
GRADE, sehingga aman untuk kulit.
6. Vitri ini pengawet bau yg paling baik tapi biasanya parfum refill pada umumnya
memakai FISATIVE seperti gliserin atau Propilin glikol.
7. Minyak atsiri :: minyak yang mudah menguap
8. Etanol 70%

2.6  CARA MEMPRODUKSI MINYAK ATSIRI

1. Destilasi ( penguapan)

a.  Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik
yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah
berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang
dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak
akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak
dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya
saja.Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan
melati. Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan
sistem enfleurasi, bukan destilasi.
Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless
steel, tembaga atau besi berlapis aluminium. 

b. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini
sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak
bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.
Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode
kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator
masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air.
Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain,
sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa
terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu
dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap
langsung (Direct Steam Distillation).
Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas
yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.

c. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun
hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja
metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut
dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari
ketel dihubungkan dengan kondensor.Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan
air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan
metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada
proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.

2. Ekstraksi (pemisahan dua zat yang berbeda antara zat pelarut dan terlarut)

i. Ekstraksi dengan pelarut menguap

Prinsip metode ekstraksi dengan pelarut menguap adalah melarutkan minyak


atsiri di dalam bahan pelarut organik yang mudah menguap.Pelarut yang dapat digunakan
di antaranya alkohol, heksana, benzena, dan toluena. Selain itu, dapat juga menggunakan
pelarut non-polar seperti metanol, etanol, kloroform, aseton, petroleum eter, dan etilasetat
dengan kadar 96%.

ii. Ekstraksi dengan lemak padat

Prinsip metode ekstraksi dengan lemak padat adalah penyerapan senyawa minyak
atsiri dengan lemak. Dalam melakukan ekstraksi dengan lemak padat, jenis lemak yang
digunakan perlu diperhatikan.Syarat lemak yang dapat digunakan haruslah lemak yang
tidak berbau dan mempunyai konsistensi tertentu.  Lemak yang berbau dapat mencemari
minyak yang dihasilkan. Bau lemak dapat dihilangkan dengan proses deodorisasi.
BAB III
KESIMPULAN

Berikut adalah kesimpulan yang dapat diperoleh pada makalah ini.


a. Parfum adalah ekstrak/ esense yang mengandung sebagian minyak yang telah disuling
dalam alcohol dan tak jarang air pun digunakan.
b. Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap yang digunakan sebagai bahan dasar
parfum.
c. Komposisi dari parfum
i. Alkohol 96% deodorized
ii. Aquadest
iii. Etanol 70%
iv. Minyak atsiri
v.  Fixolite
d. Pembagian parfum
i. Eau de Perfume
ii. Eau de toilette
iii. Eau de cologne
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28318612/PARFUM.pptx

http://ocw.usu.ac.id/course/download/8170000044-teknologi-formulasi-sediaan-
steril/fkc_232_slide_kosmetologi_parfum.pdf

Anda mungkin juga menyukai