Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN BUNGA CEMPAKA SEBAGAI BAHAN DASAR

PEMBUATAN PARFUM

1.1 Latar belakang


Perkembangan industri parfum dalam kurun waktu dua dekade terakhir terjadi
peningkatan produksi yang cukup pesat. Di Indonesia sendiri industri parfum
diperkirakan memperoleh hasil penjualan sebesar 25-30 juta USD per tahun. Angka
ini tidak dapat dikatakan kecil dikarenakan penggunanya terus bertambah dari tahun
ke tahun. Kebutuhan parfum sendiri sudah menjadi barang tersier bagi masyarakat
Indonesia karena menjadi modal penting dalam menunjang setiap aktivitas. Hal ini
mendorong para pengusaha untuk memproduksi parfum dengan kualitas yang baik
dengan biaya produksi murah.(Pramudono, 2015)
Parfum merupakan produk yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat,
varian aroma parfum yang ditawarkan juga kini semakin beragam. Para produsen kini
mencoba membuat pafrum dengan aroma unik yang khas sehingga dapat
menggambarkan karakter si penggunanya. Bahan dasar yang digunakan dalam
pembuatan parfum juga semakin banyak dan unik, salah satunya yaitu dengan ekstrak
bunga cempaka. Bunga cempaka merupakan tanaman yang mudah ditemui di Asia
Tenggara dan Aceh.(Iswara, Rubiyanto, & Julianto, 2014)
Ekstrak bunga cempaka merupakan ekstrak yang diperoleh dari hasil
penyulingan sederhana bunga cempaka yaitu penyulingan dengan uap dan air (water
and steam destilation). Kandungan kimia dari ekstrak bunga cempaka sendiri yaitu
asid benzoik, cineol, benzaldehid, alkaloid, isoeugonel, p-kresol metir eter, minyak,
dan alkohol benzil. Kandungan bahan kimia dalam minyak buga cempaka juga
banyak sekali yang berguna untuk menghilangkan bau badan seperti indol, benzil
asetat, oksimes, eter metil kresol, metil palmitat, metil linoleat, geraniol, ionon,
cineol, alfa iononalkohol benzil, linalol, betaionon, isoeugenol, 2-feninletanol, 2-
feniletil asetat, dan lain-lain.(Wangi & Wangi, n.d.) (Kuning, 2017)
Bahan yang digunakan dalam ektraksi ini yaitu kelopak bunga cempaka dan
peralatan untuk pemrosesan berupa seperangkat destilator yang menggunakan sistem
uap dan air dengan kapasitas 10 kg bahan baku. Peralatan utama terdiri dari tiga
bagian yaitu destilator, kondensor dan bak penampung air dingin. Bahan baku
ditempatkan di atas dan air yang dipanaskan berada di bagian bawah. Setelah
dipanaskan steam akan melewati tumpukan bunga cempaka dan membawa ekstrak
minyak yang terdapat pada bunga cempaka. Steam yang membawa ekstrak minyak
tersebut kemudian di dinginkan yang terjadi di dalam kondensor. Steam yang telah
didinginkan kemudian keluar sebagai kondensat lalu dipisahkan dari ekstrak bunga
cempaka dengan menggunakan corong pemisah. Hal ini dilakukan hingga kondensat
yang keluar tidak lagi mengandung ektrak bunga cempaka.(Pasaribu & Komarayati,
2014)
Setelah bunga cempaka berhasil diekstraksi kemudian dilakukan pengemasan
dengan menggunakan botol dengan tutup oles dan tutup spray. Komposisi parfum
bunga cempaka sendiri teridiri atas ekstrak bunga cempaka, aquades dan alkohol atau
etanol. Pemilihan bunga cempaka sebagai bahan utama pembuatan parfum karena
tanaman ini banyak tumbuh di Asia Tenggara dan sudah sangat dekat dengan
kehidupan masyarakat Aceh. Tanaman ini juga sering digunakan sebagai pengobatan
alternatif atau masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Bungong Jeumpa.
Selain digunakan untuk pengobatan tradisional bunga ini juga memiliki wangi yang
khas sehingga banyak orang yang menyukainya. Kandungan minyak atsiri yang ada
didalamnya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan parfum (Kuning, 2017).

1.2 Segmentasi Pasar


Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli
yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah (Kotler dan
Armstrong, 2008:225). Dalam usaha jual beli parfum bunga cempaka sendiri dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok besar yaitu; kelompok pelajar SMA dengan rentang
usia 16-18 tahun. Kelompok mahasiswa dengan rentang usia antara 18-24 tahun dan
kelompok pekerja dengan rentang usia 24-45 tahun. Adapun metode dalam penentuan
segmentasi pasar yang digunakan yaitu segmentasi psikografis.
Segmentasi psikografis merupakan segmentasi yang didasarkan pada gaya
hidup dan kepribadian manusia. Gaya hidup mencerminkan bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya dalam aktivitas kesehariannya,minat dan opini-
opininya (Kasali, 2005:91).

1.3 Bechmarking/competitor
David Kearns (CEO dari Xerox), mengartikan benchmarking sebagai suatu
proses pengukuran terus-menerus atas produk, jasa dan tata cara yang dilakukan
sebuah perusahaan terhadap pesaing yang terkuat atau badan usaha lain yang dikenal
sebagai yang terbaik. Bechmarking/competitor dari bunga cempaka sebagai bahan
dasar pembuatan parfum antara lain parfum bunga sedap malam, parfum bunga
mawar dan parfum bunga melati.
a. Parfum Bunga Sedap Malam

Bunga sedap malam atau Polynthes tuberose merupakan bunga harum/wangi


yang berasal dari Meksiko. Nama sedap malam diambil karena bunga ini akan
mengeluarkan bau yang sangat harum pada malam hari. Pada bagian bunga inilah
biasanya minyak atsirinya diambil untuk bahan parfum atau kosmetik. Bunganya
akan diekstrak dan diambil sari minyak atsirinya. Kandungan yang terdapat di
minyak bunga sedap malam antara lain methyl anthranilate, methyl benzoate, methyl
salicylate, benzyl benzoate, ketone dan benzoil acid. Minyak ini sering digunakan
untuk parfum yang bertipe oriental karena wanginya yang sangat kuat.
b. Parfum Bunga Mawar

Bunga mawar atau yang dikenal dengan rose sp ini memang selalu menjadi
bunga yang mengeluarkan bau yang harum. Minyak atsiri dihasilkan dari ekstrak
kelopak bunga mawar. Dari 1 kg tangkai bunga mawar dapat dihasilkan 1 gram
minyak atsiri murni. Parfum ini memiliki keunggulan dengan sensasi wangi yang
menyegarkan dan tahan lama serta menjaga kelembutan dan kehalusan kulit.

c. Parfum Bunga Melati

Bunga melati yang sering dijadikan wewangian alami. Beberapa jenis bunga
melati yang sering diambil minyak atsirinya antara lain jasminum nitidum, jasminum
sambac, J grandiflorum dan J. Officinal. Minyak yang dihasilkan dari si putih suci
yang sederhana ini sering digunakan untuk bahan dasar sabun dan minyak wangi.
Kelebihan dari parfum ini yaitu memiliki keharuman yang sangat eksotis dan sensual
dimana membuat wanita merasa seksi dan cantik ketika menggunakan parfum dengan
aroma melati ini.

1.4 Kelebihan Produk


Kelebihan produk dari parfum bunga cempaka yaitu wanginya disebut begitu
berkelas, aromanya yang manis, segar berpadu dan tahan lama menjadikan aromanya
sangat berenergi dengan sensasi harum yang berbeda sangat pas untuk digunakan
sehari-hari, sehingga sangat cocok untuk setiap kalangan umur. Hadir dengan
packaging mewah dan elegan melalui sentuhan gold dan pita berwarna kuning
dibagian tengah dan botol transparan menyelimuti aroma menyegarkan di dalamnya
dari bahan bunga-bungaan cempaka yang minimalis dan simpel berbentuk kotak
dengan tutup berwarna biru membuat produk ini menarik saat pertama kali dilihat
dan pastinya dengan harga yang terjangkau. Produk parfum bunga cempaka sangat
mudah didapatkan dipasaran, produk ini juga memiliki standar dalam proses
produksinya dan diterjamin kehalalannya.
Kelebihan parfum dari bunga sedap malam yaitu memiliki keharuman yang
sangat lembut, parfum ini juga memiliki daya tahan keharuman yang lama,
memberikan sensasi keharuman yang menenangkan serta kemasan praktis dan mudah
dibawa kemana-mana.
Kelebihan parfum dari bunga mawar yaitu memiliki wangi yang menyegarkan
dan memiliki daya tahan yang lama, parfum ini juga mampu menjaga kehalusan dan
kelembutan kulit sehingga dengan memakai parfum ini para penggunanya akan
merasa percaya diri sepanjang hari.
Kelebihan parfum dari bunga melati yaitu memiliki keharuman yang eksotis
dan sensual sehingga membuat wanita yang memakainya merasa seksi dan cantik
ketika menggunakannya, produk ini juga memiliki kemasan yang elegan sehingga
memberikan kesan mahal pada produknya.
1.5 Alat dan Bahan Produksi
Alat :
Peralatan utama terdiri dari tiga bagian yaitu destilator, kondensor dan bak
penampung air dingin, dan peralatan pendukung antara lain mangkok, 2 cangkir air
suling, panci aluminium, mesin blender (mesin penghancur bahan), alat penyulingan
(destilasi) kompor sebagai sumber panas, botol parfum dan suntik sebagai media
proses terakhir untuk memasukkan bibit parfum ke dalam botol kemasan.
Bahan Produksi :
Bahan yang digunakan dalam ektraksi ini yaitu kelopak bunga cempaka dan
peralatan untuk pemrosesan berupa seperangkat destilator yang menggunakan sistem
uap dan air dengan kapasitas 10 kg bahan baku bunga cempaka, mineral oil (phenyl
ether alkohol), fixative.

1.6 Proses produksi/bisnis


Proses produksi pemanfaatan bunga cempaka sebagai bahan dasar pembuatan
parfum dapat juga dilakukan dengan cara bahan dasar bunga cempaka terlebih
dahulu dihancurkan menjadi kecil-kecil menggunakan blender. Masukkan bahan
dasar yang sudah hancur tadi kedalam mesin penyulingan yang telah berisi air bersih.
Selanjutnya adalah proses penyulingan (destilasi) yaitu dengan merebusnya sampai
diperoleh uap (embun) hasil sulingan di dalam pipa kondensor, Uap (embun) hasil
sulingan tersebut adalah sari minyak wangi (bibit parfum). Campurkan Uap (embun)
hasil sulingan dengan mineral oil (phenyl ether alkohol) dan fixative untuk
memperoleh bibit parfum yang awet dan tahan lama. Proses terakhir adalah
memasukkan bibit parfum ke dalam botol kemasan dengan menggunakan suntikan.

Anda mungkin juga menyukai