Anda di halaman 1dari 9

MENYUSUN KRITIK SASTRA

“ CINTA BERTABUR DILANGIT MEKKAH”

Judul : Cinta Bertabur Dilangit Mekkah


Pengarang : Rosidah
Penerbit : Esensi Erlangga
Tahun terbit : 2009
Jumlah halaman : 220
Jenis buku : Fiksi

Sinopsis

Dihari keberangkatan Rhada ke tanah suci, Rhada mengirimkan


pesan singkat pada Osman, teman masa kecil yang menjadi cinta
pertamanya selama 14 tahun. Dihari keberangkatan Rhada ke tanah
suci, Rhada mengirimkan pesan singkat pada Osman, teman masa
kecil Rhada yang menjadi cinta pertamanya selama 14 tahun. Setelah
Osman membalasnya, kemudian Rhada berangkat ke Madinah
menggunakan pesawat bersama dengan rombongannya di kloter 5.
Sesampainya di Madinah, rombongan jemaah haji tersebut menuju
maktab bernama hotel Ashraf. Ketika tiba di maktab, Rhada menuju
kamarnya yang ditempati oleh 6 orang, 4 orang ibu dan seorang gadis
bernama Mutia.
Diwaktu yang sama, Yusuf, jemaah haji asal Jakarta yang bergabung
dengan kloter 9 juga telah tiba di maktab. Kemudian Yusuf pergi
menemui makam nabi Muhammad saw. Bersama kenalannya.
Saat ini, Rhada dan rombongan haji lainnya melakukan napak tilas di
Jabal Rahmah dan Jabal Uhud. Setelah dari kedua tempat itu, Rhada
pergi ke pasar dekat masjid Nabawi untuk berbelanja. Karena Rhada
membawa banyak belanjaan membuatnya hampir terjatuh. Tapi, ia
ditolong oleh seseorang, yaitu Yusuf. Disinilah awal pertemuan
mereka.
Setelah kejadian beberapa waktu lalu, Rhada dan Yusuf menjadi
sering bertemu. Yusuf selalu membantu Rhada dan orang tuanya
ketika mereka memiliki kesulitan, dan itu membuat mereka semakin
dekat.
Setelah beberapa hari di Madinah, rombongan haji Rhada akhirnya
tiba di Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, yang  pertama mereka
lakukan adalah melakukan ubadah tawaf dan sa’i.
Di Masjidil Haram, Rhada mampir ke pasar di sekitar sana, dan ia
bertemu dengan Rudi, teman SMA Rhada yang dulu pernah
menyatakan cinta padanya, namu Rhada justru lari dari Rudi. Setelah
saling menyapa, Rhada menyadari, sepertinya Rudi masih memiliki
perasaan padanya.
Sejak SMP cinta Rhada hanya untuk Osman. Tetapi Osman tak
mengetahui itu, Rhada masih tetap seperti dulu, gadis dusun yang
sederhana. Di suatu saat, Osman menelepon Rhada, menanyai kabar
Rhada. Setelah percakapan mereka berakhir, kini Hendar, rekan kerja
yang juga mencintai Rhada, menghubungi Rhada . Rhada memilih
untuk segera pergi ke pasar Mekkah, untuk berbelanja kebutuhan.
Radha dan rombongannya akan melakukan wukuf  9 dzulhijah di
Arafah. Setelah dari Arafah, mereka menuju Musdalifah, untuk
singgah beberapa saat sambil mengumpulkan kerikil untuk lempar
jumrah di Mina nanti. Disini, kekaguman Rhada kepada Yusuf kian
menjadi lantaran melihat sikap baik Yusuf.

Mereka melakukan kegiatan lempar jumrah di malam hari. Beberapa


saat sebelumya, Rhada mendapat telepon dari Desi, sahabatnya.
Mereka terlibat perbincangan cukup lama karena Desi membahas
tentang Hendar dan Osman.
Rhada dan rombongan baru kembali dari kegiatan melempar jumrah.
Tiba-tiba Rhada mengingat masalah Hendar dan Osman, dia pun
mulai mencoba menelepon Osman, tapi nomernya tidak aktif. Padahal
Rhada ingin menjelaskan kesalahpahamannya dengan Hendar, tentang
kata Desi, teman Rhada yang meneleponnya tempo hari dan berkata
bahwa Hendar mengaku bahwa Rhada telah menjadi tunangannya
pada Osman. Saat hendak mengambil wudhu, tiba-tiba Rudi menemui
Rhada, ia menanyakan tentang pernyataannya beberapa waktu yang
lalu, bahwa Rudi menyatakan cintanya lagi kepada Rhada. Tapi
jawabannya sama, Rhada kembali menolaknya. Rhada meminta maaf
pada Rudi atas penolakannya lagi.

Ketika Rhada hendak menuju bus, Rhada melihat Mutia sedang


berbincang dengan Rudi. Ternyata, Rudi adalah teman SD Mutia.
Setelah bertemu keduanya, Rhada dan rombongan haji lainnya
meninggalkan tempat tersebut.
Di Mekkah, Rhada dan orang tuanya pergi membeli souvenir untuk
oleh-oleh. Rhada membeli sepasang cincin berwarna merah dan
sepatu berwarna kuning terang.
Rombongan haji kembali menuju Masjidil Haram untuk melakukan
tawaf wada’. Seusai melakukan tawaf, ketika Rhada dan
rombongannya sedang istirahat, mereka dikejutkan dengan
kedatangan pak Husni, ketua kloter. Pak Husni mengumukan bahwa
Mutia akan segera menikah dengan Rudi. Hal tersebut sontak
membuat mereka berseru bahagia, apalagi Rhada, ia senang Rudi
dapat cepat melupakannya.
Malamnya, Rudi dan Mutia akhirnya menikah di Mekkah. Mereka
melakukan akad nikah seadanya. Setelah melakukan ijab Kabul,
orang-orang disana mulai memberikan selamat pada Mutia dan Rudi.
Tapi, tiba-tiba bu Amiyah, ibunda Rhada mendatanginya.
Beliau menyatakan bahwa Yusuf baru saja melamar Rhada dihadapan
ayahnya. Rhada sebenanya kaget, namun ia juga sangat senang karena
ternyata Yusuf juga mengaguminya. Dan akhirnya mereka sepakat
akan menikah di Indonesia.
Disaat yang bersamaan, Hendar menghubungi Rhada, guna
menyatakan perasaanya. Sebelum Hendar mengatakannya, Rhada
telah memotong ucapan Hendar dengan berkata Rhada telah dilamar
di Mekkah.

Pagi ini, rombongan haji pergi ke Jeddah. Mereka mengunjungi


masjid Qishas dan laut merah. Saat Rhada hendak turun dari bus di
laut merah, Osman menghubunginya. Dan Osman menyatakan
perasaannya pada Rhada, meskipun gadis itu sudah berkata bahwa
Yusuf telah melamarnya. Tapi, Osman meminta Rhada untuk
memikirkannya. Rhada dibuat bingung oleh Osman, dia tidak tahu
harus menjawab apa. Beberapa kali Osman kembali menghunginya ,
tapi Rhada malah mematikan sambungannya.
Hari ini mereka akan kembali ke Indonesia. Saat di bandara, Osman
menghubungi Rhada. Saat diangkat, Osman menanyakan jawaban
dari pertanyaannya, dan Rhada menolaknya. Saat ini, Rhada telah
mencintai Yusuf dan yakin bahwa Yusuflah yang akan menikahinya.
 Pengenalan : Namaku Rhada
 Pemunculan masalah
‘’Rhada seorang gadis yang sedang mengalami konflik batin
yang mendalam karena perasaan cintaya kepada Osman
selama 14 tahun tidak terbalas ‘’.
 Konfilk Memuncak(Klimaks)
‘’Ketika akhirnya Rhada dilamar oleh Yusuf, sementara itu
Rhada dihubungi oleh Osman juga akhirnya mau melamar
Rhada. Dipinang dua orang yang teramat dikagumi dan
dicintainya, berarti akan melukai salah satunya. Menabur
duka yang teroreh selama dalam hidup pihak tersakiti’’.
 Konflik Menurun( anti klimaks)
‘’Dengan hati yang sudah tidak tahan lagi dan kecamuk pikiran
Rhada mengangkat telepon dari Osman dan meminta maaf
dengan berat hat harus menolak lamaran dari Osman’’.
 Penyelesaian :
‘’Rhada sudah meyakini Yusuflah yang sekarang ini bisa
mencuri hati Rhada dan sudah melewati proses lamaran di
Mekkah dengan tabura cinta jema’ah haji dan gemintang
langit Mekkah yang menjadi saksi lamaran Yusuf’’.

 Menganalisis

a. Unsur Intrinsik
-Tema : Pernikahan di Mekkah
-Perwatakan dan tokoh:
1. Rhada : Jemaah haji asal padang.
2. Yusuf : Jemaah haji asal Jakarta, yang akhirnya menikah
dengan Rhada.
3. Osman : Teman masa kecil Rhada yang telah dicintainya
selama 14 tahun.
4. Rudi : Teman SMA Rhada yang sempat menyatakan
cintanya pada Rhada.
5. Hendar : Rekann kerja Rhada yang juga menyukai
Rhada.
6. Mutia : Teman sekamar Rhada dan teman SD.
7. Pak Huni : Ketua kloter
8. Pak Syamsu : Ayah Mutia.
 Latar Tempat :
1. Mekkah : Sampai di maktab Mekkah barang – barang akan
diletakkan (Hal:60)
2. Madinah : Udara Madinah menyambut Rhada dengan
ramahnya (Hal:4)
3. Mina : Cuaca di Mina berbeda dengan Mekkah, cerah dan
sejuk (Hal:111)
4. Musdalifah : Begitu sampai dari Musdalifah dari tadi pagi
(Hal:111)
5. Pasar : Rhada menyempatkan diri ke pasar untuk membeli
beberapa bahan makanan ( Hal:111)

 Latar Waktu :
 Pagi : Begitu sampai dari Muzdalifah tadi pagi,rombongan
Rhada menikmati istirahat ( Hal 111)
 Siang : Beberapa menit usai shalat dzuhur berjamaah,
Rhada sempat terpekur lama ( Hal 117)
 Sore : 1 jam lagi adzan magrib akan berkumandang ( Hal
9)
 Malam : Semua jamaah sibuk dngan makan malam
mereka ( Hal 104)
 Latar Suasana
 Sedih : “Disinilah air mata lelaki pemuda itu
menetes. Beban hidup telah dilalui dan terkadang
menimbulkan pedih.” (Hal 14)
 Senang : “Setelah beberapa menit berjalan
akhirnya wajah Rhada terlihat kian cerah. Ya,dia
menemukan tas berisi kamera itu.” (Hal 45)
 Marah : “Ah! Dasar otak dungu! Sungut
Rudi,memaki diri sendiri dalam hati.” (Hal 76).
 Sudut Pandang
- Orang ketiga Tunggal : “Jawaban Yusuf itu sebenarnya
sangat menyentil Rhada, terutama pada kalimat
terakhirnya. Jelas saja, Osman belum tentu lebih baik
dari Yusuf.”
- Orang Pertama : “Pengalaman yang menakjubkan, ya....
iya, aku kange kamu. Lagi pula... sebenarnya ada yang
sangat ingin aku sampaikan. Aku bingung apa sebaiknya
bicara sekarang atau nanti saja setelah kamu pulang ke
Indonesia.” (Hal 113)
 Alur Cerita : Alur yang ada dalam novel ini merupakan alur
maju.”Ditanah suci,Rhada menemukan kehidupan baru dalam
kehidupannya, kehidupan yang diharapkannya tak akan lagi
Rhada jalani sendiri, melainkan dengan seorang pasangan
jiwa.
 Amanat : Melawan hawa nafsu,mencintai sesuatu karena
Allah,mematuhi yang diperintahkan kedua orang tua meski itu
sangat berat.
B. Unsur Ekstrinsik
 Latar belakang pengarang
Perempuan kelahiran Padang, 6 April 1975 ini sangat
aktif menulis, baik dalam bentuk artikel, fiksi bahkan puisi.
Tulisannya telah banyak dimuat diberbagai media daerah
maupun nasional. Dia pernnah tercatat sebagai Wakil
Pimpinan Redaksi Majalah Tasbih Sumbar (2005-2006) dan
Korespon Majalah Alkisah-Grup Aneka Yess! Jakarta untuk
wilayah Sumbar (2004-sekarang).
-Nilai yang terkandung
1. Nilai Agama : Mencintai sesuatu karena Allah.
2. Nilai Moral : Rasa tanggung jawab dengan keimanan
berbakti kepada orang tua.
3. Nilai Sosial : Pengaruh kedekatan satu bangsa dengan
sikap tolong menolong.
 Menafsir
1. Kekurangan : konflik yang kurang digaraf dengan detail
dan konflik batin yang kurang dikembangkan.
2. Kelebihan : Dengan peradaban zaman sekarang dengan
liberalisme,kisah seperti Rhada sudah sangat jarang. Cerita
ini tidak hanya mengutamakan segi romansa tetapi dengan
bumbu-bumbu nuansa islam. Sehingga menjadi suatu
komponen cerita yang menarik dan asik untuk dibaca.

 Menilai : Buku ini layak dibaca karena banyak mengandung


nilai agama,moral,dan sosial. Gaya bahasa yang digunakan
mudah dipahami.
 Menyimpulkan : Buku ini bermanfaat dan layak untuk dibaca
karena banyak mengajarkan tentang kebijaksanaan dan
mematuhi perintah orang tua.

Anda mungkin juga menyukai