Anda di halaman 1dari 5

Laporan KIMIA

Uji Coba pH Asam-Basa

Kelompok: 6
1. Aulia Savira Hidayah
2. M. Hanif Ar-robbani
3. Syahrial Fitrachman
Judul: Pengujian pH menggunakan Larutan Universal (indikator warna) dan menguji bahan
alami sebagai indikator asam-basa.

Dasar Teori:

Hingga saat ini, telah berkembang beberapa teori mengenai asam-basa. Teori asam-basa
pertama kali dikemukakan oleh Lavoisier. Ia menyatakan bahwa asam adalah zat yang
mengandung oksigen. Teori ini dianggap masih kurang sehingga Arrhenius ikut
mengemukakan teori. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air
akan terurai menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai menjadi ion OH.

Teori selanjutnya dikemukakan oleh Brownsted-Lowry yang menghubungkan asam-basa


dengan serah-terima proton. Asam adalah senyawa yang memberikan proton, sementara
basa adalah senyawa yang menerima proton. Teori terakhir adalah teori dari Lewis.
Menurutnya, asam adalah senyawa yang menerima pasangan elektron dan basa adalah
senyawa yang memberi pasangan elektron.

Derajat keasaman adalah banyaknya konsentrasi ion H dalam suatu senyawa. Derajat
keasaman atau sering disebut pH memiliki nilai dalam kisaran 1-14. Nilai pH 1-6.9 bersifat
asam, 7 netral, dan 7.1-14 bersifat basa.

Untuk mengetahui pH dari suatu larutan, bisa menggunakan indikator universal misalnya
metil merah atau fenolftalein. Setiap indikator memiliki trayek pH tersendiri. Untuk
mendapatkan nilai pH yang lebih akurat, kita perlu menguji suatu larutan dengan beberapa
indikator.

Berikut trayek pH beberapa indikator.

Indikator Perubahan warna Trayek pH

Bromtimol Biru Kuning-Biru 6,0 – 7,6


fenolftalein Tak berwarna-Pink 8,3 – 10
Metil Jingga Merah-Kuning 3,1 – 4,4
Metil Merah Merah-Kuning 4,4 – 6,2

Selain itu, mengukur pH dapat menggunakan Indikator alami yakni bahan-bahan alam yang
dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral.

Tujuan:

 Menguji pH larutan yang tidak diketahui dengan indikator warna, yaitu bromtimol biru,
fenolftalein, metil merah, dan metil orange.
 Menguji bahan alami yang dapat digunakan sebagai Indikator asam dan basa.
Alat & Bahan
Percobaan Pertama : Menentukan rentang pH suatu larutan.

1. Larutan C
2. Plat Tetes
3. Pipet
4. Larutan Metil Oranye
5. Larutan Metil Red
6. Larutan Bromtinol Biru
7. Larutan PP (Fenolftalein)
Percobaan Kedua : Menentukan rentang pH yang mengubah warna indikator alami.
1. Manggis sebagai indikator alami
2. Gelas Ukur
3. Lumpang & Alu
4. Plat Tetes
5. Larutan Dengan pH 0 - 14
6. Pipet

Cara Kerja
Percobaan Pertama : Menentukan rentang pH suatu larutan.

1. Ambil larutan C, kemudian teteskan larutan tersebut ke plat tetes.


2. Teteskan larutan Metil Oranye, Metil Red, Bromtinol Biru, dan PP ke larutan C
yang sudah diteteskan pada plat tetes.
3. Amati perubahan warna pada larutan C dan catat rentang kemungkinan pH
sesuai dengan rentang indikator.
Percobaan Kedua : Menentukan rentang pH yang mengubah warna indikator alami.
1. Haluskan manggis yang dipilih mengunakan lumpang & alu.
2. Tambahkan sedikit air dari gelas ukur agar cairan yang ada pada indikator
keluar.
3. Ambil cairan dari indikator alami, kemudian teteskan pada plat tetes
mengunakan pipet.
4. Teteskan larutan pH 0 - 14 pada cairan indikator alami yang sudah diteteskan.
5. Amati perubahan warna pada masing-masing pH yang diuji.
Hasil Pengamatan
Percobaan Pertama : Menentukan rentang pH suatu larutan.

Larutan Metil Larutan Metil Larutan


Larutan PP
Oranye Red Bromtinol Biru
Perubahan
Jingga Kuning Biru Pink tua
warna Larutan C
 Saat ditetesi metil jingga, larutan C menjadi warna jingga, maka pH> 4,4
 Saat ditetesi metil red, larutan C menjadi warna kuning, maka pH > 6,3
 Saat ditetesi Bromtimol biru, larutan C menjadi warna biru, maka pH > 7,6
 Saat ditetesi Fenolftalein, larutan C menjadi warna pink tua, maka pH> 10

Maka pH larutan C : 10 < pH < 14. Dengan demikian, larutan C bersifat basa.

Percobaan Kedua : Menentukan rentang pH yang mengubah warna indikator alami.

pH Larutan Yang Diujikan


Larutan pH pH pH pH pH pH pH pH pH pH
Manggis 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perubah
Memerah

Memerah

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap
an
Warna

Dari data tabel diatas maka bisa diperolah rentang kulit manggis sebagai berikut :

Indikator Perubahan Warna Trayek pH


Kulit manggis Merah muda - Kehitaman 1 – 14
Simpulan

Dari data dapat disimpulkan bahwa :

1. Rentang pH larutan pada uji coba pertama yakni larutan C adalah 10 < pH < 14.
Dengan demikian, larutan C bersifat basa.
2. Rentang pH dari larutan kulit manggis sangat besar sehingga kemungkinan indikator
ini tidak terlalu baik digunakan sebagai indikator alami untuk asam-basa.
3. Kemungkinan ada kesalahan dalam metode sehingga rentang pH-nya terlalu besar
seperti terlalu banyak dalam menambahkan air.

Anda mungkin juga menyukai