Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

MEMPERKIRAKAN pH DENGAN BERBAGAI INDIKATOR

Disusun Oleh:
Nabilla Fachriza
XI IPA 2
A. Tujuan
Peserta didik dapat memperkiran pH larutan dengan berbagai indicator.

B. Kajian Pustaka
Dalam praktikum kali ini, larutan indicator yang digunakan adalah:
1) Fenolftalin (PP), biasanya digunakan sebagai indikator keadaan suatu zat yang bersifat
lebih asam atau lebih basa. Fenolftalein tidak akan berwarna (bening) dalam keadaan
zat yang asam atau netral, namun akan berwarna kemerahan dalam keadaan zat yang
basa. Tepatnya pada titik pH di bawah 8,0 fenolftalein tidak berwarna, namun jika
mulai melewati 8,0 maka warna merah muda yang semakin kemerahan akan muncul.
Semakin basa maka warna yang ditimbulkan akan semakin merah.
2) Metil Orange (MO), indikator pH yang sering digunakan dalam titrasi karena
perubahan warnanya yang jelas dan kontras. Oleh karena ia berubah warna pada pH
sedikit asam, maka biasa digunakan dalam titrasi asam. Dalam larutan yang agak asam,
metil jingga berubah dari merah menjadi jingga dan akhirnya menjadi kuning, dan
sebaliknya jika keasaman larutan bertambah. Seluruh perubahan warna terjadi dalam
kondisi asam. Dalam kondisi asam berwarna merah, dan dalam kondisi basa berwarna
kuning.
3) Metil Merah (MR), merupakan salah satu indikator kimia umum yang digunakan di
laboratorium untuk menentukan transisi pH dalam kisaran tertentu. Metil merah paling
efektif antara pH 4,4 dan pH 6,2. Jika tingkat pH di bawah 4,4 warnanya merah, dan
jika di atas 6,2 warnanya berubah menjadi kuning. Jika pH berada di antara dua batas
ini, warnanya oranye.
4) Bromtimol Biru (BTB), Senyawa ini banyak digunakan dalam aplikasi yang
memerlukan pengukuran zat yang memiliki pH relatif netral (dekat 7). Senyawa ini
umum digunakan untuk mengukur kehadiran asam karbonat dalam cairan. Senyawa
ini biasanya dijual dalam bentuk padatan seperti garam natrium pada indikator asam.
menghasilkan warna kuning atau biru, masing-masing. Senyawa ini berwarna biru laut
terang dengan sendirinya, dan biru kehijauan dalam larutan netral. Deprotonasi dalam
bentuk netral menghasilkan struktur yang sangat terkonjugasi, berperan pada
munculnya perbedaan warna.

C. Alat dan Bahan


1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes
3) Larutan A-F
4) Indikator fenolftalin, metil orange, metil merah, dan, bromotimol biru
D. Cara Kerja
1) Masukkan larutan A kedalam 4 tabung reaksi
Tabung 1 berisi larutan PP sebanyak 2 tetes
Tabung 2 berisi larutan MO sebanyak 2 tetes
Tabung 3 berisi larutan MR sebanyak 2 tetes
Tabung 4 berisi larutan BTB sebanyak 2 tetes
2) Lakukan hal serupa pada larutan B, C, D, E, dam F
3) Data pengamatan:

LARUTAN INDIKATOR PERKIRAAN


PP MO MR BTB pH
A Merah Merah Kuning Biru pH ≥10
≥ 10 ≤ 3,1 ≥ 6,3 ≥ 7,6
B TBW Merah Merah Kuning 3,1≤pH
≤8 ≤ 3,1 ≤ 4,2 ≤ 6,0
C TBW Merah Merah Kuning 3,1≤pH
≤8 ≤ 3,1 ≤ 4,2 ≤ 6,0
D TBW Kuning Kuning Kuning 6,3≤pH
≤8 ≥ 4,4 ≥ 6,3 ≤ 6,0
E Merah Kuning Kuning Biru pH ≥10
≥ 10 ≥ 4,4 ≥ 6,3 ≥ 7,6
F TBW Merah Merah Kuning 3,1≤pH
≤8 ≤ 3,1 ≤ 4,2 ≤ 6,0

E. Kesimpulan
1) Larutan A memiliki pH ≥10
2) Larutan B memiliki 3,1≤pH
3) Larutan C memiliki 3,1≤pH
4) Larutan D memiliki 6,3≤pH
5) Larutan E memiliki pH ≥10
6) Larutan F memiliki 3,1≤pH

Anda mungkin juga menyukai