Anda di halaman 1dari 8

KLIPING

PAHLAWAN-PAHLAWAN NEGARA INDONESIA

OLEH:

Nur Fitriatush Sholihah (23)


Puspo Palupi Yekti Hangujiwat (24)

XII MIA 5
I. Tujuan
- Mengetahui indikator asam basa buatan
- Menentukan sifat larutan dengan indikator buatan

II. Dasar Teori


Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda
dalam suasana yang berbeda, misalnya lakmus yang dalam suasana asam berwarna
merah sedangkan dalam suasana basa berwarna biru.
Di sekitar kita, terdapat beberapa zat warna alami yang dapat digunakan
sebagai indikator, seperti kunyit, ekstrak daun mahkota bunga berwarna, dengan
syarat dapat mengalami perubahan warna dalam suasana yang berbeda.
Dengan indikator, kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa,
atau netral. Dengan indikator universal kita dapat menentukan pH suatu larutan.
Indikator universal adalah campuran dari beberapa macam indikator yang telah
distandarisasi warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna
indikator universal dalam suatu larutan dengan warna standart, kita dapat
memperkirakan pH larutan tersebut.
Di laboratorium, terdapat beberapa indikator misalnya phenolptalien (PP),
brom timol biru (BTB), metil merah (MM), metil jingga (MJ) dengan trayek
perubahan tertentu.
Warna indikator berubah secara gradual. Indikator lakmus berwarna merah
dalam larutan yang memiliki pH sampai dengan 5,5 dan berwarna biru dalam larutan
yang memiliki pH lebih dari 8, sedangkan dalam larutan yang pH-nya antara 5,5-8,
warna lakmus adalah kombinasi dari kedua warna tersebut, yaitu berubah dari merah
menjadi ungu kemudian menjadi biru. Batas-batas pH ketika indikator mengalami
perubahan warna, kita sebut dengan trayek perubahan warna indikator, dan dengan
memperhatikan trayek pH perubahan warna indikator tersebut, kita dapat
memperkirakan harga pH suatu larutan.
Beberapa indikator beserta trayek pH-nya

Indikator Warna pH

Phenolptalein Tak Berwarna Merah 8,0 9,6


Brom timol biru Kuning Biru 6,0 7,6

Metil Merah Merah Kuning 4,4 6,2

Metil Jingga Merah Kuning 3,1 4,4

Indikator asam basa kebanyakan dianggap sebagai asam lemah dengan


reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
HIn(aq) <=> H+(aq) + In(aq)
Warna HIn berbeda dengan warna In. Jika indikator ini ditambahkan asam
atau basa , maka akan terjadi pergeseran letak kesetimbangan indikator, sehingga
warna indikator akan berubah. Titik perubahan warna pada indikator terjadi jika:
[HIn] = [In]
Jadi ketika terjadi penambahan atau pengurangan keasaman, maka akan
terjadi pergeseran kesetimbangan yang juga akan menyebabkan perubahan warna.
Misalkan pada indikator lakmus yang apabila ditambah konsentrasi H+,
kesetimbangan reaksinya akan bergeser ke kiri atau ke HIn sehingga lakmus berwarna
merah, sedangkan apabila konsentrasi H+ dikurangi, atau ditambah dengan senyawa
basa, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau ke In, sehingga lakmus
berubah warna menjadi biru.

III. Alat dan bahan

Alat dan bahan Ukuran / Satuan Jumlah / Volume

Tabung reaksi/rak Biasa 16/1

Pipet tetes - 4

Larutan elektrolit A, B, C, D - 20 mL

Kertas lakmus merah dan biru - 4 / 4 helai

Metil jingga

Metil merah

Bromtimol biru

Fenolftalin
IV. Langkah-langkah
1. Menjatuhkan setetes elektrolit A pada
a. Kertas lakmus merah
b. Kertas lakmus biru
Melakukan pemeriksaan yang setara terhadap larutan elektrolit yang lain
2. Menuangkan larutan elektrolit A ke dalam 4 tabung reaksi masing-masing 5 mL
dan menambahkan 3 tetes larutan indikator pada setiap tabung yaitu:
a. Metil jingga pada tabung 1
b. Metil merah pada tabung 2
c. Bromtimol pada tabung 3
d. Fenolftalin pada tabung 4
3. Melakukan pemeriksaan yang sama terhadap larutan yang lain B, C, D. Mencatat
pengamatana dan memperkirakan pH-nya.

V. Data percobaan dan hasil pengamatan


Tabel 1
Kertas Lakmus Merah Kertas Lakmus Biru
No. Larutan
Warna Perkiraan pH Warna Perkiraan pH
1. A Biru 7 Biru 7
2. B Biru 7 Biru 7
3. C Merah 7 Merah 7
4. D Biru 7 Biru 7

Tabel 2
Larutan Metil jingga Metil merah Bromtimol Fenolftalin Perkiraan pH
Warna Kuning Kuning Biru Tak berwarna
A
pH 4,4 6,2 7,6 8,0 7,6-8
Warna Kuning Kuning Biru Merah
B
pH 4,4 6,2 7,6 9,6 9,6
C Warna Merah Merah Kuning Tak berwarna
pH 3,1 4,2 6,0 8,0 3,1
D Warna Kuning Kuning Biru Merah
pH 4,4 6,2 7,6 9,6 9,6

VI. Pembahasan
a. Larutan A
Berdasarkan hasil praktikum, saat diuji dengan kertas lakmus. Larutan A
menyebabkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru dan lakmus biru tetap
menjadi biru. Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan A bersifat basa.
Untuk mengetahui perkiraan harga pH larutan A digunakan indikator seperti
metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein sehingga diperoleh
hasil berikut.
Metil jingga : 4,4
Metil merah : 6,2
Bromtimol : 7,6
Fenolftalin : 8,0
Jadi perkiran pH larutan A adalah 7,6 8

b. Larutan B
Berdasarkan hasil praktikum, saat diuji dengan kertas lakmus. Larutan B
menyebabkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru dan lakmus biru tetap
menjadi biru. Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan B bersifat basa.
Untuk mengetahui perkiraan harga pH larutan B digunakan indikator seperti
metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein sehingga diperoleh
hasil berikut.
Metil jingga : 4,4
Metil merah : 6,2
Bromtimol : 7,6
Fenolftalin : 9,6
Jadi perkiran pH larutan A adalah 9,6

c. Larutan C
Berdasarkan hasil praktikum, saat diuji dengan kertas lakmus. Larutan C
menyebabkan kertas lakmus merah tetap menjadi merah dan lakmus biru tetap
menjadi biru. Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan C bersifat asam.
Untuk mengetahui perkiraan harga pH larutan C digunakan indikator seperti
metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein sehingga diperoleh
hasil berikut.
Metil jingga : 3,1
Metil merah : 4,2
Bromtimol : 6,0
Fenolftalin : 8,0
Jadi perkiran pH larutan C adalah 3,1
d. Larutan D
Berdasarkan hasil praktikum, saat diuji dengan kertas lakmus. Larutan D
menyebabkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru dan lakmus biru tetap
menjadi biru. Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan D bersifat basa.
Untuk mengetahui perkiraan harga pH larutan D digunakan indikator seperti
metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein sehingga diperoleh
hasil berikut.
Metil jingga : 4,4
Metil merah : 6,2
Bromtimol : 7,6
Fenolftalin : 9,6
Jadi perkiran pH larutan A adalah 9,6

VII. Kesimpulan
1. Setelah larutan diperiksa dengan lakmus indikatoryang sebetulnya tidak digunakan
dalam pemeriksaan lebih lanjut terhadap:
a. Larutan A : Metil Merah dan Metil Jingga.
Karena harga pH pada indikator Metil Merah dan Metil Jingga
termasuk asam, jadi tidak bisa dijadikan acuan perkiraan harga pH
larutan A yang merupakan basa setelah diperiksa dengan lakmus.
b. Larutan B : Metil Merah dan Metil Jingga.
Karena harga pH pada indikator Metil Merah dan Metil Jingga
termasuk asam, jadi tidak bisa dijadikan acuan perkiraan harga pH
larutan B yang merupakan basa setelah diperiksa dengan lakmus.
c. Larutan C : Fenolftalein.
Karena harga pH pada indikator fenolftalein sudah termasuk basa,
jadi tidak bisa dijadikan sebagai acuan perkiraan harga pH larutan C
yang merupakan asam setelah diperiksa dengan lakmus.
d. Larutan D : Metil Merah dan Metil Jingga.
Karena harga pH pada indikator Metil Merah dan Metil Jingga
termasuk asam, jadi tidak bisa dijadikan acuan perkiraan harga pH
larutan D yang merupakan basa setelah diperiksa dengan lakmus

2. Sifat larutan
Larutan A :
- Larut dalam air dan menghasilkan ion OH-
- pH 7
- Rasa pahit
- Membirukan kertas lakmus merah
- Kaustik
Larutan B :
- Larut dalam air dan menghasilkan ion OH-
- pH 7
- Rasa pahit
- Membirukan kertas lakmus merah
- Kaustik

Larutan C :
- Larut dalam air dan menghasilkan ion H+
- pH 7
- Rasa masam
- Memerahkan kertas lakmus biru
- Korosif
Larutan D :
- Larut dalam air dan menghasilkan ion OH-
- pH 7
- Rasa pahit
- Membirukan kertas lakmus merah
- Kaustik

Dari percobaan diatas, dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa cara untuk
memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil
pengamatan trayek perubahan berbagai indikator yaitu:
a. Kertas lakmus. Dengan kertas lakmus dapat mengetahui apakah larutan yang diuji
termasuk asam atau basa. Dan diperoleh data pada tabel data pengamatan 1.
b. Indikator Metil Merah, Metil Jingga, Bromtimol Biru, Fenolftalein. Dengan
keempat indikator tersebut dapat mengetahui perkiraan harga pH larutan yang
diuji. Dan diperoleh data seperti pada tabel pengamatan 2.

Anda mungkin juga menyukai