Anda di halaman 1dari 26

Bab !

9 - Penulisan laporan
penelitian

Sudigdo Sasffoasmoro, Muslim A Nathin, Yani A Kasim

enulisan laporan penelitian merupakan hal yang tak


terpisahkan dalam rangkaian proses penelitian, yakni
sebagai laporan kepada pemberi dana, untuk diajukan
sebagai disertai atau tesis, atau untuk dipublikasikan dalam
jurnal ilmiah. Pada umumnya para peneliti telah belajar secara
intuitif cara penulisan dalam bentuk makalah untuk jurnal ilmiafu
namun kurang terbiasa dengan penulisan laporan untuk pihak
sponsor, tesis, atau disertasi. Dalam bab ini akan dibahas hal-hal
penting yang harus diingat oleh peneliti dalam penulisan hasil
penelitiannya. Pertama dibahas secara ringkas format laporan
penelitian berdasarkan target pembacanya. Uraian kemudian
difokuskan pada penulisan makalah untuk jurnal ilmiah; akhirnya
disinggung penulisan tesis dan disertasi.

UNTUT SIAPA LAPoRAN PENELITIAN


DITUIUKAN
Hal yang kadang luput dari perhatian penulis laporan penelitian
adalah target utama pembaca, kepada siapa laporan penelitian
tersebut hendak ditujukan. Terdapat tiga kategori besar kepada
siapa laporan penelitian ditujukan, yaitu (1) untuk masyarakat

il

.*
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 393

akademik, (2) untuk pihak sponsor penelitian, dan (3) untuk


masyarakat umum. Ketiga target pembaca tersebut mengharuskan
pembuat laporan untuk membedakan cara penyajian hasil, baik
dalam hal format, rincian, maupun kedalamannya. Tulisan dengan
sasaran pembaca yang berbeda tersebut masing-masing harus
mempunyai karakteristik tersendiri. Tidak mungkin dibuat satu
format laporan penelitian yang sekaligus dapat memenuhi kriteria
dan persyaratan untuk tim penguji suatu institusi pendidikan,
untuk jurnal ilmiah, dan untuk masyarakat umum.

1 PnxuusnN FIASIL pENELTTTAN UNTuK


MASYARAKAT AKADEMIK

Laporan hasil penelitian untuk masyarakat akademik dapat berupa


salah satu atau lebih dari hal-hal berikut:
o Skripsi (untuk prasarjana), tesis (untuk program magister
atau sejenis), dan disertasi (untuk program Doktor)
o Makalah untuk jurnal kedokteran
o Monogram atau buku tersendiri
Tiap hasil penelitian ilmiah harus dilaporkan kepada masyarakat
ilmiah; untuk ini dikenal pemeo larna "publish or perish", artinya
publikasikan hasil penelitian And4 apabila tidak ia akan menjadi
sampah. Pada penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, karena fujuannya
mempertanggungjawabkan penelitian kepada tim penguji yang
ditetapkan institut atau universitas, maka target pembaca yang
utama adalah tim penguji tersebut. Karena itu format laporan dan
pelbagai segi lainnya harus disesuaikan dengan aturan yang berlaku
di institusi setempat, yang dapat sangat perbeda antara satu institusi
dengan yang lain. Pada umumnya format untuk tesis atau disertasi
lebih rinci, lebih tebal, seringkali dapat menjawab lebih banyak
pertanyaan penelitian dan pembahasannya lebih mendalam dan
melebar dibandingkan format untuk jurnal. Namun jangan timbul
persepsi bahwa makin tebal sebuah tesis atau disertasi, makin tinggi
pula mutunya.

{l

ll -4'
394 P enulisan lap or an p enelitian

Bila hasil penelitian akan dipublikasi di jurnal ilmiah, masalah


yang dibahas hendaklah dibatasi, jangan terlampau luas. Rincian
prosedur perlu diuraikan rinci, namun dalam bentuk seringkas-
ringkasnya. Bila penelitian menghasilkan temuan prosedur yang
benar-benar baru yang perlu dikemukakan, mungkin dapat disusun
menjadi makalah tersendiri yang dapat dipublikasi dalam jurnal
yang terpisah. Mungkin satu penelitian yang besar dapat dilaporkan
dalam beberapa makalah untuk jurnal; sepanjang tidak bersifat
tumpang tinditu hal tersebut dapat dibenarkan.
Kadang peneliti ingin membukukan hasil penelitiannya menjadi
buku atau monogram tersendiri. Untuk ini kaidah-kaidah yang
biasa digunakan dalam pembuatan buku harus diperhatikan.

2 PnluusaN LApoRAN UNTUK spoNSoR pENELmAN


Format laporan untuk pihak sponsor, misal Departemen Kesehatan,
WHO, Bank Dunia, dan lain-lain sangat berbeda dengan format
untuk masyarakat akademik. Masing-masing organisasi penyandang
dana mempunyai format khusus laporan yang harus diperhatikan
oleh peneliti. Pada umumnya penulisan laporan tersebut tidak
menjadi masalah sepanjang komunikasi di antara peneliti dan
sponsor sebelum, selama, dan setelah penelitian berlangsung
dengan baik. Biasanya sponsor menginginkan hasil yang dapat
dijadikan landasan untuk pelbagai aktivitas atau program, sesuai
dengan visi dan misi organisasi. Pembicaraan pendahuluan dengan
pihak sponsor perlu dilakukan sejak sebelum penelitian dimulai,
sehinggahasil yang diharapkan dapat dipenuhi seoptimal mungkin.
Berbe{a dengan penulisan untuk masyarakat akademik, dalam
laporari untuk pihak sponsor penelitian, aspek administratif dan
pertanggungjawaban keuangan dan fasilitas yAlg digunakan
menduduki tempat yang sangat penting.
Setelah laporan kepada pihak sponsor dilaksanakan, peneliti
berhak untuk melaporkan hasil penelitiannya untuk masyarakat
akademik, misalnyi di jurnal ilmiah. Tidai< jarang satu proyek
penelitian yang cukup besar yang dibiayai sponsor dapat ditulis
dalam beberapa makalah ilmiah.

&

.t
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 395

3 PunnnrsAN HASrL PENELruAN UNTUK


MASYARAKAT UMUM

Hasil akhir penelitian adalah laporan ilmiah untuk memperkaya


khazanah, yang bermuara pada pemanfaan hasil penelitian untuk
kesejahteraan manusia. Oleh karena itu sebagian hasil penelitian
yar.g dirasakan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dapat
dipublikasi dalam pelbagai media umum/ baik sebagai artikel
dalam surat kabar, majalalt, atau buku. Penulisan jenis ini, disebut
sebagai penulisan ilmiah popular, memerlukan kiat sendiri, agar
masyarakat dapat mengambil manfaatnya sebagai pengetahuan,
tanpa harus terganggu oleh teknik prosedur penelitian dan jargon-
jargon ilmiah yang sulit dimengerti.

BnNrur UMUM LAPoRAN ILMIAH


Pada umumnya sistematika laporan ilmiah sama dengan sitematika
usulan penelitian yang telah dibahas dalam Bab 3, namun terdapat
perbedaan yang mendasar. Bila dalam usulan dituliskan hal yang
akan dilakukan, maka dalam laporan hasil penelitian dituliskan
hal yang telah dilakukan. Pembahasan yang rinci dapat dibaca pada
berbagai monogram, misalnya monogram Sastroasmoro (2008).
Meski terdapat perbedaan format antara jumal ilmiah kedokteran
yang satu dengan yang lairy pada umumnya komponen-komponen
laporan penelitian untuk jurnal (disebut sebagai artikel asli atau
origlnal article) mencakup hal-hal berikut:
. Jridul penelitian
o Nama pengarang serta institusi
o Abstrak dan kata kunci
o Isi laporan: Pendahuluan, Metode, Hasil, dan Diskusi
o Ucapan terima kasih
o Daftar pustaka
o Conflict of interest, Peran penulis, Lampiran

&

.;rl
396 P enulis an lap or an p eneliti an

L |uour LAPoRAN rENELTTTAN


Judul merupakan komponen pertama yang dibaca, karenanya
harus dapat menarik minat pembaca untuk membaca seluruh
karangan. Judul laporan penelitian harus jelas, lugas, mewakili isi
penelitian, dan tidak mengandung singkatan kecuali yang baku.

2 Nenae PENGARANG DAN INSTITUSI


Nama pengarang dan institusi tempat peneliti melaksanakan
penelitian seringkali dipakai sebagai jaminan mutu isi laporan
penelitian. Meskipun hal tersebut tidak sepenuhnya salatu namun
menduga mutu karangan semata-mata dari nama pengarang dan
institusi bukanlah hal yang bijaksana. Kriteria siapa yang menjadi
penulis utama dan penulis pembantu makalah dapat menjadi
bahan diskusi yang berkepanjangan. International Committe of
M e ili c al J o urn al E dit o r s ( ICMJE ) dalam Unif orm Re q uir ement s f o r
Submitting Manuscripts of Biomedical Journals memberi batasan
sebagai berikut. Yang dapat dimasukkan sebagai pengarang laporan
penelitian adalah mereka yang memenuhi kriteria:
. memberikan kontribusi substantif dalam konsepsi desain,
atau pengumpulan data, atau analisis dan interpretasi data;
o membuat draft manuskrip atau melakukan revisi secara
kritis muatan ilmiahnya;
. memberi persetujuan final makalah yang akan diterbitkan.
Setiap penulis harus memenuhi ketiga kriteria tersebut. Meski
batasan tersebut cukup jelas, namun masih tersisa pertanyaan:
siapakah yang menjadi penulis utama (principal author)? Secara
logis mudah diterima bahwa peneliti yang mempunyai andil terbesar
dalam ide, persiapar; pelaksanaary serta penulisan hasil penelitian
berhak menjadi penulis utama. Namun karena hal tersebut dapat
bersifat subyektif, maka musyawarah untuk mufakat merupakan
cara terbaik untuk menentukan urutan penulis makalatr, dan hal
ini sebaiknya disepakati sejak persiapan penelitian.

Jl
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 397

3 Ansrner DAN KATA KUNCr


Hampir semua jurnal kedokteran mencantumkan abstrak pada
awal makalah. Abstrak merupakan bentuk mini karangan, dan
harus mencakup komponen-komponen yang tersusun sebagai
IMRAD (Intr o ilu cti o n, M eth o il s, Re sult s, an d D i s cus si on). Abstrak
biasanya tidak lebih dari 200-250 kata, dan untuk laporan pendek
diperas menjadi 150 kata. Abstrak harus mencakup komponen-
komponen berikut:
Introduction : Alasan utama penelitian dilakukan
Methods : Bagaimana penelitian dilakukan
Results : Hasil utama yang diperoleh
Discussion : Simpulan utama penelitian
Saat ini dikenal 2 jenis abstrak, yakni abstrak satu-paragraf
(one-paragraph abstract) dan abstrak terstruktur (structured
absfuact). Pada kedua jenis abstrak tersebut keempat komponen
isi laporan penelitian dikemukakan dengan jelas dan ringkas. pada
abstrak satu-paragraf dituliskan secara naratif alasan penelitian
dilakukar; apa yang dikerjakan, hasil yang diperoleh, dan simpulan
utama penelitian, yang harus dituliskan dengan sekuens yang logis
dan dengan kalimat pengantar yang lancar.
Pada jenis abstrak terstruktur, isi abstrak dituliskan di bawah
subjudul seperti Background, Setting, Methods, Main Results,
Conclusions. Sebagian besar jurnal ilmiah kedokteran saat ini
menggunakan abstrak terstruktur; abstrak satu paragraf makin
ditinggalkan. Keuntungan abstrak terstruktur ini adalah, karena
menggunakan subjudul, mempermudah pembaca memahami.
Kekurangannya, penulisan abstrak terstrukfur lebih sulit membatasi
jumlah kata; oleh karena itu tidak jarang batasan paling banyak
250 kata dilanggar. Perhatikan contoh abstrak terstruktur berikut,
Kata kunci (keywords) sebanyak 4-8 kata atau istilah disertakan
setelah abstrak. Kata kunci inilah yang dimasukkan dalam MeSH
(medical subjectheadings) misalnya dalam Index Medicus sehingga
dapat digunakan untuk pencarian makalah.

il

t
398 P enulis an lap or an p enelittan

Abstrqct

Obieclives To qssess whether children with outism ore more


likely to hove o history of gostrointestinol disorders thon those
without oulism.
Design Nested cose-control study.
Setling UK Generol Proctice Reseqrch Dqtqbose.
Subiects Children born ofter 1 Jonuory l98B qnd registered
with fte Generql Proctice Reseorch Dqtqbose within 6 months
of birth.
Oulcome meqsures Chronic inflommotion of the gostrointestinql
troct, coelioc diseose, food intoleronce, ond recurrent gostroin-
lestinol symptoms recorded by the generol procfitioner.
Results 9 of 96 (97o) children with o diognosis of outism (coses) ond
41 of 449 (9%) children withouf outism (motched controls) hod o
history of gostrointestinol disorders before lhe index dote (the dote
of first recorded diognosis of qutism in lhe coses qnd the sqme dote
for controls). The estimoted odds rotio for o history of gostrointestinol
disorders omong children wilh outism compored wiltr children wihout
ontism wqs 1.O (95% confidence intervql O.5 lo 2.21.
Conclusions No evidence wqs found thqt children with outism
were more likely thon children without outism to hove hqd defined
gostrointestinql disorders ot ony fime before their diognosis of
qutism.

BMJ. 2002;3252419'21

4 PnxoernnuaN
Pendahuluan hendaklah ditulis secara ringkas namun jelas,
biasanya terdiri atas2paragraf atau 1 ParcSraf dengan 2 bagian. Isi
bagian ini adalah alasan atau pembenaran mengaPa penelitian perlu
dilakukan, dan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang akan
dijawab beserta desain yang dipakai. Berbeda dengan pada usulan

i
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 399

penelitian yang penulisan hipotesis dan tujuan penelitian dibuat


dalam subjudul terpisah, dalam makalah jurnal harus dituliskan
dalam bentuk kalimat naratif yang tersusun dalam urutan yang
logis dan merupakan bagian dari paragraf. Pendahuluan harus
didukung oleh rujukan yang kuat namun uraian yang rinci tidak
dibenarkary sehingga seluruhnya tidak lebih dari satu halaman.
Hal-hal penting dari pustaka yang harus dikemukakan dapat ditulis
dalam bab Pembahasan, tidak dalam Pendahuluan. Perhatit'<an
penulisan Pendahuluan yang ringkas dan padat berikut ini.

Bockground
Hip frocture is o public heolth concern, becouse it is ossociqted
wifh increosed mortolity, morbidity. reduced quolity of life, ond
incurs significqnt economic qnd sociol costs [ ]. Bone minerql
densily (BMD), q meosure of bone sirength, is o strong predictor
of hip frocture risk [2], ond is used os q surrogqte meosure of
the severity of osteoporosis [3], the mechonism of BMD-hip
frqcture relotionship isnot well understood. Body weight is
strongly relqted to bone minerol density, such thot higher weight
is qssocioted with both higher BMD V-n, qnd reduced f rocture
risk [8,9]. Body weight is the sum of leqn ond fqt moss, ond the
relqtive importonce of eoch component to hip frocture risk is
contenfious IO-14]. Lower fqt mqss wos ossociqted with qn
increose in the risk of hip frocture ofter odiusting for body
weight ond oge [ 5], but it is not cleor whether the significont
relotionship is independent of BMD.

Cenlrql qbdominol fot, which con be derived from duolenergy


X-roy obsorptiometry (DXA) scons, is highly correlqted with, ond
hqs been suggested to be q surrogote meosure of body fot
[16]. Therefore, it is hypothesized thot the BMD-frocture
relotionship moy be portly medioted by fot moss, represented
by centrol obdominol fot. The oim of this study wos to test this
hypothesis.in o somple of elderly men qnd women of Cqucosion
bockground.

BMC l{iusculoskeletsl Disorders 2O05, 6:l I

i
400 P enulis qn I ap or an p enelitian

5 MnropE
Maksud utama penulisan bagian ini adalah menjelaskan bagaimana
peneliti melaksanakan penelitiannya. Penulis harus menguraikan
dengan rinci apa yang telah dilakukan dalam penelitiary sehingga
apabila ada orang yang ingin mengulanginya dapat melakukannya
dengan tepat. Karenanya Metode tidak jarang merupakan bagian
yang terpanjang dalam laporan jurnal, kadang juga ditulis dengan
ukuran huruf yang lebih kecil ketimbang ukuran huruf pada badan
laporan. Persyaratan yang tampaknya sederhana ini (menulis Metode
dengan lengkap dan rinci) dalam praktik mungkin tidak terpenuhi,
apabila penulis tidak berhati-hati melakukannya. Tidak jarang
bagian ini ditulis dengan amat ringkas, seolah menganggap bahwa
pembaca melihat sendiri apa yang dilakukan oleh peneliti; akibatnya
jangankan pembaca memperoleh informasi untuk dapat mengulang
penelitian, mengikuti jalan pikiran peneliti pun sulit. Di lain sisi kadang
penulis mencapur-adukan Cara Kerja dan Diskusi.
Sebagian jurnal masih menggunakan istilah Materials anil
Methods atau Bahan dan Cara Kerja. Hal ini dianggap kurang
manusiawi, kecuali bila hal yang diteliti adalah bahan kimia, alat,
atau mesin. Oleh karena penelitian klinis memakai manusia sebagai
subyek, maka dianjurkan untuk menggunakan istilah Subjects and
Methoils (Subyek dan Cara Keria), Patients anil Methods (Pasien
dan Cara Kerja) atau cukup Methods (Cara Kerja) saja.
Pada umumnya Cara Keria mencakup uraian sebagai berikut:
o Desain penelitian
r Tempat dan waktu penelitian
o Sumber data: primer atau sekunder
r Populasi target dan terjangkau, sampel, cara pemilihan
sampel (sampling method), besar sampel
o Kriteria pemilihan (inklusi dan eksklusi)
o Keterangan khusus sesuai dengan desain yang dipakai
o Teknik pengukuran (pemeriksaan), termasuk pemeriksa,
apakah pengukuran dilakukan tersamar, apakah dilakukan

.r
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 401

penilaian kesahihan dan keandalan pengukuran, apakah


sebelumnya telah diuji.coba, alat dan obat yang dipakai,
pembuat alat atau obaf persefujuan subyek, dan sebagainya.
o Analisis yang dilakukan (uji hipotesis, batas kemaknaan,
poLner statistika, interval kepercayaan): Seperti halnya cara
pengukurarr, cara analisis yang sudah jamak dipakai tidak
perlu dijelaskan, namun apabila dipakai teknik uji hipotesis
atau statistika tertentu yang baru ataupun yang jarang
dipakai, perlu dijelaskan atau diberi rujukan. Nama program
komputer yang dipakai perlu disebutkan, dengan tetap
menyebutkan uji hipotesis yang digunakan.
Bergantung kepada materi penelitiary Metode ini cukup ditulis
dalam beberapa paragraf, namun dapat pula beberapa halaman.
Untuk tiap desain diperlukan keterangan yang relevan" misalnya:
o Survai: apakah survai bersifat retrospektif atau prospektif,
besar sampel
o Studi kasus-kontrol:cara pemilihan kasus dan kontrol,
apakah dengan matching atau tanpa matching dengan
alasannya, besar sampel
r Studi kohort: apakah dilakukan randomisasi, teknik
randomisasi, apakah dilakukan penyamararr, caranya,
apakah direncanakan analisis interim, besar sampel,
intervensi, dosis obat, monitor efek samping, dan sebagainya
. Uji diagnostik: outcome yang dinilai, baku emas
o Suroiaal analysisz kriteria inklusi, efek yang diteliti

6 Hesn
a Teknik penulisan
Hasil merupakan bagian yang sentral pada laporan penelitian,
namun tidak jarang merupakan bagian yang paling pendek. Ia
biasanya disajikan dalam bentuk narasi yang dapat diperjelas dengan
tabel dan I atau gambar. Hal-hal berikut perlu diperhatikan:

ll .A'
402 P enulis an lap or an p enelitian

Dalam Hasil tidak perlu diberi ulasan atau komentar, kecuali


untuk makalah pendek yang menggabungkan bagian hasil dan
pembahasan dengan judul Hasil dan Pembahasan. Untuk ini
kalimat pengantar yang sesuai mutlak diperlukan agar terjaga
alur pemikiran yang mudah diikuti.
Perlu ditekankan untuk tidak mengulang {alam nas hal-hal yang
telah disajikan dalam tabel atau gambar, kbcuali menyebut
sebagian untuk memberi garis bawah atau penekanan, misalnya
yang paling mencolok, kontroversial, dan lain-lain.

b Bagian deskriptif
Meski yang dilaporkan merupakan penelitian analitik, namun laporan
tentang hasil penelitian selalu didahului dengan penyajian deskriptif
tentang pasien yang diteliti. Karena itu Tabel 1 pada makalah
biasanya berisi deskripsi pasien serta karakteristiknya. Variabel yang
diteliti dijelaskan paling rinci. Deskripsi data klinis biasanya
mencakup jenis kelamin, umur, variabel lainnya yang relevan.
Rincian dapat diperjelas dengan tabel, grafik, ataupun gambar.
Bila penelitian merupakan perbandingary misalnya uji klinis,
akan sangat bermanfaat bila dilakukan tabulasi variabel sebelum
intervensi antara kelompok yang diperbandingkar; apakah kedua
kelompok memang sebanding. Hal ini tetap dianjurkan meski telah
dilakukan randomisasi, sebab randomisasi tidak menjamin kedua
kelompok mempunyai karakteristik yar.g seimbang. Dalam
perbandingan itu tidak perlu disertakan nilai uji hipotesis (nilai
p); dengan menyajikan secara deskriptif umumnya pembaca tahu
apakah ada ketidak seimbangan yang serius antar kelompok.
Penyertaan nlIai p untuk menunjukkan bahwa pada awal penelitian
tidak ada beda yang bermakna antara kedua kelompok adalah keliru,
sebab (1) dari awal tidak dinyatakan akan dilakukan uji hipotesis
sebelum intervensi; estimasi besar sampel adalah untuk uji hipotesis
setelah intervensi; (2) perhitungan nilai p harus selalu menyertakan
nilai p dan besar sampel. Bila jumlah subyek hanya sedikig maka nilai
p > 0.05 tidak berarti apa-apa. Sebaliknya bila jumlah subyek sangat
banyak, perbedaan yang minimal dapat bermakna secara statistika.

i
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 403

Sebagai contoh, padapadauji klinis besar untuk menilai manfaat


aspirin guna mencegah penyakit jantung koroner yang dilakukan
secara multisenter dengan peserta 20.000 per kelompok, pada akhir
penelitian diperoleh rerata usia subyek kelompok eksperimental
dan kontrol berturut-turut adalah 42,0 (standard error 0,01) tahun
dan 42,7 (standard error 0.02) tahun. Bila dilakukan uji hipotesis
perbedaan yang klinis tidak penting tersebut bermakna secara
statistika (p <0.01). Apakah kita katakan bahwa kedua kelompok
tidak seimbang sehingga penelitian tidak sahih? Jadi yang dinilai
adalah kesetaraan klinis, bukan kemaknaan statistika; dalam contoh
ini apakahbeda usia 42,0 tahun dengan 42,7 tahttntersebut penting
untuk respons seseorang terhadap aspirin. Hal yang sebaliknya
dapat terjadi; bila subyek hanya beberapa puluh, perbedaan usia
yar.g secara klinis penting pada uji hipotesis mungkin secara
statistika tidak bermakna.

c Bagian analitik
Bagian analitik hasil juga harus dikemukakan dengan sekuens yang
logis. Analisis yang bersifat lebih umum dikemukakan lebih dahulu,
disusul dengan analisis yang lebih rinci. Telah menjadi kebiasaan
untuk menulis hasil yang akan dianalisis dalam bentuk tabel,
misalnya tabel2x2 untuk ujix2, tabel uji diagnostik, studi kohort,
kasus kontrol, dan seterusnya.

il'Cara penulisan bilangan


Penulisan bilangan perlu diperhatikary mengingat hasil penelitian
tersebut dinyatakan dalam bilangan. Beberapa patokan yang lazim
adalah sebagai berikut:
r Bilangan yang,terdiri atas satu digit (angka9 alau kurang)
yang tidak diikuti oleh satuan, dapat ditulis dengan huruf.
Efek samping ruam kulit ditemukan pada tujuh pasien
o Bilangan satu digit yang diikuti dengan unit ditulis dengan
angka.
Rerata kadar hemoglobin adalah 6 gdL.

jl
404 P enulis an lap or an p enelitian

Bilanganyang terdiri atas dua digit atau lebih ditulis dengan


angka.
Penelitian ini melibatkan 54 pasien meningitis bakterial.

o Bilangan pada awal kalimat tidak ditulis dengan angka,


melainkan dengan huruf.
Tujuh persen penduduk berpenghasilan kurang dari 400
dolar per kapita per tahun.

e Statistika
Ketepatannumerik
Ketepatan numerik yang terlalu rinci (misalnya 27.334%;2560.346
gram) tidak menambah informasi, tidak meningkatkan kualitas
makalah, bahkan mungkin dapat menyebabkan makalah tidak
nyaman untuk dibaca. Hasil yang diperoleh dari kalkulator atau
komputer biasanya perlu dibulatkan.
Beberapa patokan:
o Dalam menyajikan nilai rerata, simpang baku (standard
deaiation), dan statistik lain harus diperhatikan ketepatan
pada data aslinya. Umumnya nilai rerata hanya perlu diberi
satu desimal lebih dari nilai pada data aslinya.
Contoh:
Bila data asli:234 gramt 273 gram,406 gram, ... dst., maka
nilai rerata adalah 303.7 gram.
Bila data asli 0,34 mg,0,72 mg, 0,54 m& ... dst., maka nilai
rerata adalah 0.493 mg
o Standard deaiation (SD) dan standard error (SE) cukup ditulis
dengan satu desimal lebih dari nilai aslinya
Rerata 2568 gram, SD = 213,7 gram (atau 213 gram).
o Nilai t, r hanya memerlukan dua desimal
x2, dar.
o Pada penulisan persentase jarang diperlukan lebih dari satu
desimal, kecualibila jumlah subyek sangatbesar. Bila jumlah

i
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 405

subyek kurang dari 100 maka tidak diperlukan desimal,


dan bila jumah subyek sangat sedikit (< 40), penulisan dalam
persen tidak diperkenankan, cukup ditulis angka yang
diobservasi saja.
Contoh:
. 23219650 = 2,86o/o
. tetapi 5I dituli skan 14,29"/o, cukup 14o/",
42 tid,ak perlu
. 8ll9 tidak perlu diubah meniadi persentase, tuliskan
saja 8/19
. 1 dari 2 pasien meninggal tidak ditulis mortalitas 507o

Nilai p
o Nilai p sering diperlukan dalam penulisan hasil penelitian
yang bersifat analitik.
o Notasi p ditulis pelbagai cara, P, P, p, p) perhatikan in-house
style (gaya selingkung) jurnal apabila kita akan mengirim
manuskrip ke jurnal. Yang penting lakukanlah penulisan
tersebut dengan taat-asas (konsisten).
r Dalam menyajikan hasil uji hipotesis perlu dicantumkan
nilai uji statistik (misal t, xz) jangan hanya nilai p saja.
o Nilai p secara konvensional ditulis sebagai <0,05, <0,01 atau
<0,001. Dengan adanya komputer lebih baik dicantumkan
nllai p berdasarkan perhitungan, misalnya 0,07 atau 0,02
tetapi bila nilai p lebih kecil daripada 0,0001 tidak perlu
ditulis angkanya, tuliskan saja p <0,0001. Hindarkan
penulisan p = 0.0000, tuliskanlah p <0,000L, karena tidak
mungkin probabilitas untuk terjadinya hasil semata-mata
akibat peluang adalah 0.
o Nilai p yangsudah dituliskan pada tabel tidak perlu diulang-
ulang dalam nas.

Penulisan SD (stan hrd fuv i ati on) dan SE (stan fu rd err o r)


Nilai rerata seringkali diikuti oleh SD (standard deoiation, simpang
baku) atau SE (standard error), bergantungpada maksud penulis.

..f
406 P enulis nn I ap or an p eneliti an

Bila penulis ingin memberi gambaran bagaimana penyebaran nilai


di sekitar rerata digunakan SB, bila ingin menunjukkan bagaimana
tepatnilai rerata itu dalam populasiyang diwakili oleh sampel maka
digunakan SE. Telah menjadi kebiasaan pula untuk menuliskan
SD atau SE tersebut dengan tanda +. Kebiasaan yang telah lama
berlangsung ini dapat membingungkan pembaca, terutama apabila
berhubungan dengan nilai negatif, misalnya suhu di bawah 0. Oleh
karenanya dalam penulisan SB dan SE sangat disarankan untuk
menghindarkan penggunaan notasi + dan menggantikanhya
dengan tanda kurung sebagai berikut:
o Nilai rerata berat lahir bayi = 3108 (SD 285) gram, atau

o Nilai rerata berat lahir bayi = 3108 (SE 30) gram


o Rerata suhu yang diperlukan adalah -20 (SD 2)'C.

Penulisan interval kepercayaan (confifunce intentals)


Dewasa ini penyertaan nilai interval (IK) kepercayaan banyak
dianjurkan, bahkan disyaratkan, selain nllai p. IK merupakan
rentang nilai parameter yang diperoleh dari suatu statistik bila
siimpling dilakukan berulang-kali. Dalam penulisan rentang IK
tanda + pun sebaiknya dihindarkan antara lain karena sulit bila
rentang tersebut melibatkan bilangan negatif.
Jangan dituliskan:
Nilai rerata dan interval kepercayaan 95% adalah 8 lzmgldL
melainkan
Nilai reratanya adalah 8 (IK95% 6;1:0l mgldL,
atau
Nilai reratanya adalah 8 (IK95% 5 sampai 10)mg/dl

Tabel
Tabel dapat diperlukan di semua bagian makalah, namun tersering
digrrnakan pada Hasil. Dalam penulisan tabel perlu dipertimbangkan:

il

:l
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 407

o Tabel kurang disukai oleh editor oleh karena sulit dan mahal;
karenanya harus dibatasi untuk yang penting saja. Sebagai
patokan kasar yang dianggap layak, adalah 1 tabel untuk
tiap 1,000 kata. Jadi untuk makalah sepanjang B-10 halaman
(kertas kuarto, karakter Times New Roman 12 pt.1,5 spasi)
3 atau 4 tabel cukup memadai.
o gambar) dimaksudkan untuk memperjelas isi
Tabe_1.,(j.uga
makalah: Bila data dapat disajikan dalam kalimat dengan
jelas, tidak perlu dibueit'tabel. Jangan sampai angka-angka
dalam nas tidak sesuai dengan yang ada dalam tabel.
o Tabel yang sangat rumit sering tidak memperjelas penyajian
bahkan membingungkan. Upayakan untuk memecah tabel
yang rumit atau panjang menjadi dua tabel atau lebih.
Kecuali dalam keadaan tertentu, penulisan tabel yang
bersambung ke halaman berikut harus dihindarkan.
o Keberadaan tabel harus ditulis dalam nas; jangan ada'tabel
liar', yakni tabel yang tidak ditunjukkan keberadaannya
dalam nas, seperti yang sering kita lihat di majalah popular.
Diingatkan lagi untuk tidak menulis ulang dengan lengkap hasil
yang telah disajikan dalam tabel. Cukup dikutip hasil yang penting
sebagai pengantar.

Teknikpenulisantabel
o Judul tabel dapat ditulis dengan huruf kecif atau seluruhnya
huruf besar bergantung kepada gaya selingkung jurnal
o Judul tabel tidak diakhiri dengan titik
r Hilangkan garis vertikal dan garis horisontal-dalam (aertical
and inner horizontal lines). Lihat Contoh.
o Catatan-kaki dituliskan segera di bawah tabel, dengan tanda
seperlunya. Bila terdapat singkatan dalam tabel, maka
kepanjangan singkatan harus disertakan dalam catatan kaki.

Penulisan tabel berikut ini tidak tepat karena menyertakan garis


vertikal dan garis horizontal-dalam.

{r

J|
408 P enulis an I ap or an p eneliti an

Derclol penyokit Sembuh Meninggol Jumlqh

I 65 l5 80

il 55 20 75

ill 28 12 40

Jumloh 148 47 t95

Penulisanyang benar adalah sebagai berikut:

Deroiot penyokit Sembuh Meninggol Jumlqh

I 65 l5 80
ll 55 20 75
llt 28 12 40

Jumloh 148 t95

Irusrnasl
Sama halnya dengan tabel, jumlah ilustrasi juga seringkali dibatasi
oleh editor. Sebagian kecil jurnal menerima ilustrasi berwarna,
sebagian besar hanya menerima gambar atau foto hitam-putih.
Perhatikan persyaratan tiap jurnal yang dapat dilihat pad alnstuction
to Authors. Pada umumnya editor menghendaki agar ilustrasi yang
dikirim sudah digambar secara profesional dan siap untuk dicetak;
sungguh tidak layak untuk'menyuruh' atalt mengharapkan editor
menggambar ulang. Cropping, tanda-tanda, huruf, singkatan, dan
legenda harus diperhatikan dengan cermat. Jangan sampai terdapat
ketidaksesuaian data atau pengertian antara apa yang terfulis dalam
nas dengan yang ada di gambar, sehingga ilustrasi yang seharusnya
memperjelas makalah bahkan membuat pembaca menjadi bingung.
Legenda gambar harus ringkas namun informatif.

4R

t
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 409

7 Drcrusr
Dalam makalah hasil penelitian untuk dipublikasi di jurnal, Diskusi
biasanya mencakup pula simpulan penelitian dan saran. Dalam
bagian ini peneliti mengemukakan atau menganalisis makna
penemuan penelitian yang telah dinyatakan dalam Hasil dan
menghubungkannya dengan pertanyaan penelitian. Ini dilakukan
dengan: (1) membandingkan hasil dengan pengetahuan saat ini,
yakni dengan membandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya
apakah memperkuat, membantatr, atau memang sama sekali baru,
dan (2) untuk penelitian klinis dihubungkan dengan praktik klinis.
Tiap pemyataan harus dijelaskan, dan didukung oleh pustaka yang
memadai.
Dalam Diskusi perlu dikemukakan keterbatasan penelitian,
baik dalam desain maupun dalam eksekusinya. Tidak jarang desain
penelitian secara inheren mengandung kelemahan, atau penelitian
tidak sesuai dengan yang direncanakan, misalnya banyak loss to
follow-up. Hal-hal tersebut harus dinyatakan dengan jujur dan dibahas
dampaknya terhadap hasil. Peneliti harus juiur; bila ia mengetahui
kelemahan dalam penelitiannya iaharus menyebut dan membahas,
bukan mendiamkan kekurangan tersebut dengan harapan orang
tidak melihatnya. Bila penulis menganggap terdapat kekuatan yang
penting dalam penelitian yang dilaporkary hal tersebut dapat pula
dikemukakan secara wajar.
Dalam Diskusi hendaknya penulis secara wajar menunjukkan
makna hasil penelitiannya; dalam penelitian klinis harus dikaitkan
dengan manfaat dalam praktik. Perlu dihindarkan penggunaan
kalimat-kalimat yang menunjukkan seolah penemuan penelitian
sangat luar biasa dengan berulang-ulang menulis kalimat:
Data kami dengan meyakinkan menunjukkan bahwa......
atau
Hasil yang kami peroleh telah dengan amat jelas.........

Keraguan tersebut telah terhapus oleh data kami........

jf
410 P enulisan lap or an p enelitian

Perlu diingat bahwa ilmu kedokteran dibangun dari rangkaian


panjang bukti yang melibatkan banyak pasien, bukan dengan
beberapa puluh pasien saja. Sebaliknya jangan menulis pembahasan
yang memberi kesan bahwa peneliti ragu akan datanya sendiri,
misalnya dengan kalimat:
Bila data kami sahih, maka .....
Data kami yang tidak lazim ini, mungkin .....

Pada akhir karangan harus dibuat simpulan yang diperoleh dari


penelitian dan relevansinya dengan ilmu pengetahuary praktik, dan
manfaatnya untuk penelitian yang akan datang. Biasanya simpulan
ditulis dalam 1 atau 2 pdragraf terakhir dari Diskusi dan tidak
memerlukan subjudul tersendiri.

Kesalahan yangsering dilakukan dalam Diskusi


Kesalahan-kesalahan berikut seringkali ditemukan dalam Diskusi:
o Diskusi terlalu banyak mengulang-ulang apa yang telah
dikemukakan dalam Hasil. Hal ini tidak tepaf tidak perlu
diulang hal-hal yang telah disajikan dalam Hasil kecuali
untuk menggarisbawahi aspek-aspek yang penting atau
sebagai kalimat pengantar pembahasan.
o Tidak dilakukan pembahasan yang adekuat terhadap apa
yang ditemukan pada Hasil. Hal ini amat disayangkary oleh
karena data tetap dibiarkan sebagai data, tidak dimaknai
dengan menghubungkan dengan ilmu yang sudah ada dan
tidak dihubungkan dengan praktik sehari-hari.
o Simpulan tidak mengacu pada pertanyaan penelitian.
Tujuan penelitian adalah menjawab pertanyaan penelitian.
Karenanya harus ada alur yang jelas antara pertanyaan
penelitiary metode, hasil, dan simpulan.
o Simpulan tidak didukung oleh data. Meskipun pengarang
diberi hak yang seluas-luasnya untuk mengajukan pendapat
dalam Diskusi ini, namun simpulan harus benar-benar
didukung oleh data penelitian. Tidak jareing terjadi simpulan

il

t .1
t
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 411

yang diajukan bukan berdasarkan pada data penelitian


sendiri melainkan dari pustaka; ini tidak dibenarkan.
o Penulis menyimpulkan sesuatu yang tidak dipertanyakan
dalam Pendahuluarl atau dengan kata lain menyimpulkan
sesuatu yang tidak dirancang sebelumnya. Bila terdapat hasil
tambahan yang penting yang diperoleh dalam penelitian,
hal tersebut dapat dilaporkan sebagai hasil tambaharu bukan
sebagai simpulan. Hasil tambahan tersebut perlu dikonfirmasi
dalam penelitian lain yang memang dirancang untuk tujuan
tersebut.
Sarary usul atau dugaan dapat saja dikemukakan, tetapi bukan
sebagai simpulan. Bila cukup alasan untuk menganjurkan pembaca
unfuk melakukan atau untuk tidik melakukan sesuatu, hal tersebut
harus dikemukakan dengan wajar. Bila masih terdapat hal yang
kontroversiaf dapat disarankan penelitian lanjutan. Kemampuan
peneliti untuk menyatakan makna penemuannya tidak kalah penting
dengan kemampuannya merancang dan melaksanakan penelitian.

8 UcnpnN TERTMA KASrH

Ucapan terima kasih perlu diberikan kepada orang atau institusi


yang telah memberi bantuan atau nasihat substansial kepada
peneliti. Sponsor juga perlu diberi ucapan terima kasih, namun
sekretaris atau teknisi tidak perlu. Kalimat penghargaan harus
dibuat secara wajar, tidak berlebihan. Jangan pula, dengan maksud
untuk menaikkan kualitas penelitian, penulis mencantumkan
nama-nama terkenal yang tidak secara langsung terlibat dalam
proses penelitiary apalagi bila yang bersangkutan tidak mengetahui
pencantuman nama tersebut.

. 9 Coxrrtcr oF rArrEREsr
Akhir-akhir ini makin banyak jurnal yang mensyaratkan adanya
pernyataan conflict of interestbaik secara individual (penulis artikel)
maupun institusional (institusi afiliasi para peneliti). Misalnya salah
satu peneliti adalah penasihat medis perusahaan farmasi tertentu,

.rl
412 P enulis an lap or an penelitian

maka ia harus menyatakannya. Demikian pula halnya bila institusi


afiliasi peneliti memiliki hubungan dengan institusi lain yang patut
diduga dapat menimbulkan conflict of interest, hal tersebut harus
dinyatakan. Bila para peneliti yakin tidak memillki conflict of interest,
dapat dihrliskan: tidak ada. Kadang pemyataan konflik kepentingan
ini menurut ukuran kita cukup "ekstrem". Misalnya dalam artikel
"Use of randomisation in the Medical Research Council's clinicnl trial
of streptomycin in pulmonary tuberculosis in the 1940s" (BMI
1998;317 :1220-3,penulisny4 Yoshioka, menyatakan dalam Competing
interest: Merck proaided seoeral hundred photocopies free of charge.

10 PrnaN TrAP PENULTs


Fenomena lain yang makin banyak tampak adalah elaborasi masing-
masing kontributor dalam penelitian dan pelaporan. Perlu atau
tidaknya hal ini dikemukakan tergantung dariin-house style masing-
masing jurnal. Contoh:
EM membuat desain dan menulis usulan penelitian awal. PR
merupakan pemimpin proyek. GR bertanggung jawab
dalam analisis statistika. Semua penulis memberi kontribusi
yang sama dalam penulisan makalah.
Catatan: EM, PR, dan GR adalah inisiql nama penulis.

1'I., Darran PUSTAKA

Penulisan daftar pustaka dilakukan dengan cermaf sesuai dengan


sistem yang dianut; untuk ini lihatlah sistem yang digunakan oleh
jurnal yang kita tuju. Pada saa? ini sistem penulisan da{tar pustaka
yang paling banyak dianut adalah sistem Vancouver. IJraian cara
penulisan kutipan dan daftar pustaka dapat dilihat pada Bab.L9.
Banyak pakar yang berpendapat bahwa kecermatan penulisan
rujukan merupakan salah satu tolok ukur kecermatan peneliti.
Penulisan daftar pustaka yang tidak cermat akan wajar menimbulkan
keraguan terhadap kecermatan peneliti secara keseluruhan.

dr

i
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 413

12 Leuprnax
Penyertaan lampiran jarang diperlukan dalam jurnal. Bila
diperlukan (dan diperkenankan oleh editor), rumus statistika tabel
prosedur, dan lain-lain yang relevan dapat disertakan. Daftar nama
subyek penelitian, baik inisial maupun nomor rekam medis tidak
boleh dipublikasikan.

PaNpuAN PETAPORAN PELBAGAI IENIS


PENELITIAN

Selama puluhan tahun pelaporan hasil penelitian sangat bervariasi,


sehingga meskipun desain dan pelaksanaan penelitian sama, hasil
yang dilaporkan dapat berbeda. Hal ini ditengarai oleh para editor,
antara lain yang tergabung dalam International Committee of Medical
lournal Editors (ICMIE). Pada pertemuan di Vancouver, Bristish
Columbia, Kanada, pada tahun 1978 kelompok ini menerbitkan
dokumen penting yang bertajuk "Unioersal Requirements Uniform
Requirements for Manuscripts Submitteil to Biomeilical lournals:
Writing anil Eiliting for Biomedical Publicatiott ". Dokumen tersebut
selalu direvisi setiap 2 tahun. Kelompok juga menerbitkan panduan
yang rinci untuk pelaporan pelbagai jenis penelitiarL antara lain:
CONSORT - Consolidated Standards of Reporting Trials
QUOROM - Quality of Reporting of Meta-analysis
STARDT - Standard of Reporting Diagnotic Test
MOOSE - Meta-analysis of Observational Studies in
Epidemiology

PnNuusAN sKRIpsI, TESIS, DAN DISERTASI


Pada umumnya format skripsi, tesis, atau disertasi sangatbervariasi
dari satu institusi ke institusi lainnya. Namun demikian sebenarnya

il

ll -;b '
414 P enulis an lap or an p enelitian

prinsip penulisannya sama dengan penulisan makalah untuk


jurnal, yakni menguraikan alasan penelitian, cara penelitian,
mengemukakan hasil, dan membahas hasil untuk kemudian
sampai pada simpulan.
Skripsi, tesis, atau disertasi ditulis dalam format yang lebih panjang
daripada laporan untuk jumal. Karena tidak adanya batas berapa
panjang tesis atau disertasi, maka peneliti dapat dengan bebas
mencantumkan lebih banyak tabel (sampai berpuluh-puluh),
diagram, atau ilustrasi dalam tulisannya. Demikian pula tinjauan
pustaka yang biasanya merupakan bab terpisatr" dapat dibuat amat
panjang dan lengkap, disertai dengan puluhan tabel dan gambar,
dan dengan sistematika seperti membuat buku ujar. Apakah hal
tersebut dibenarkan atau diperlukan?
Dalam tesis, lebih-lebih dalam disertasi, peneliti dituntut untuk
membuat diskusi yang luas dan mendalam. Namun hal itu tidak
berarti bahwa ia perlu menulis seluruh aspek (penyakit) yang
diteliti. Prinsip bahwa laporan ilmiah harus ringkas dan bernas
juga berlaku untuk penulisan tesis dan disertasi. Penulisan pelbagai
aspek teori yang dapat dibaca di buku ajar tidak seyogyanya
dilakukan. Istilah luas dan dalam harus diartikan sebatas ia
menyangkut substansi penelitiannya, dan bukan seluruh aspek
penyakit atau kelainan yang diteliti. Seorang pakar mengemukakan,
bahwa hampir semua tesis atau disertasi sepanjang 200 halaman yang
diperiksany4 hanya sekitar 50 halaman yang mengandung nilai ilmiah
yang relevan; selebihnya hanya merupakan rincian'tetek-bengek' yang
dengan mudah dapat ditemukan dalam buku ajar standar. Dengan
demikian bukan ketebalan tesis atau disertai yang membuatnya
berbobot, tetapi substansi, desairy serta kedalaman dan ketajaman
peneliti dalam melakukan interpretasi terhadap hasil penelitiannya.

BEnsnaPA cATATAN
Menulis bukanlah hal yang mudah, karenanya diperlukan latihan.
Dalam penulisan makalah ilmiah perlu diperhatikan kaidah-kaidah
yang lazim, sementara alur logika sang peneliti harus tergambar

il

.a
Sudigdo Sastroasmoro dkk. 415

dengan jelas dalam keseluruhan makalah. Antara fudul,


Pendahuluan, Metode, Hasil, Diskusi harus memperlihatkan
kesinambungan yang jelas dan logis. Berikut ini adalah beberapa
contoh buruk akibat kurang cermatnya penulisan:
r Dalam Metode disebutkan desain deskriptif, namun dalam
Hasil dilakukan uji hipotesis, kadang sangat banyak
r Dilakukan banyak uji hipotesis yang tidak direncanakan
yang sering disebut sebagai fishing expedition atau data
dredging
o Kadang data yang sudah susah payah dikumpulkan tidak
dikemas dengan memadai, sehingga data tersebut tinggal
sebagai data. Berkaitan dengan hal ini ada kutipan yang
bagus:

"Science is made of facts, as a house is made of stones.


But a bulk of facts is not necessarily a science,
as a pile of stones is definitely not a house'.

Revisi terhadap manuskrip harus dilakukan berulang-ulang.


Kami selalu menganjurkan semua penulis (baik pemula maupun
yang telah berpengalaman) untuk minta orang lain (senior, rekan
sebaya, atau bahkan yunior) untuk membaca hasil penulisan
laporan penelitian sebelum dikirimkan kepada editor. Mengapa?
Karena tidak jarang kalimat atau frase yang menurut penulis sudah
jelas, namun bagi orang lain kurang atau bahkan tidak jelas sama
sekali, padahal seorang penulis menulis untuk dibaca oleh orang
lain. Dengan demikian maka kalimat yang kurang jelas maknanya,
alur logika yang melompat, ejaan yang salah atau tidak taat asas,
serta tata bahasa yang kurang tepat dapat diperbaiki; demikian
pula tabel dan ilustrasi yang kurang informatif atau
membingungkan. Bila makalah ditulis dalam bahasa asing,
misalnya bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, revisi berulang
dan konsultasi dengan orang yang kita nilai lebih mampu menjadi
lebih diperlukan.

i
416 P enulisan lapor an p enelitian

Dnrrnn PUSTAKA
Browner WS. Publishing and presenting clinical research. Pennsylvania:
Williams & Wilkins; 1999.
pgle DW. lgblsning ygur medical research paper. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 1998.
PuyF. $ow !o write and publlsh a scientific papers. Edisi ke-3. Cambridge:
Cambridge University Press,1989.
Huth E]. How to write and publish papers in the medical science. Edisi ke-2.
Baltimore: Williams & Wilkins,1990.
International Committee of Medical Journal editors. Uniform requirements
for manuscript submitted to biomedical journal;1,997
Sastroasmoro S. Panduan penulisan makalah ilmiah kedokteran. Jakarta:
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia,1999.
Sastro-asmoro S. Mengurai dan merajut disertasi dan tesis. Jakarta: Sagung
Seto,2010.

i A
Sudigdo Ssstroasmoro dkk. 417

d..
ffi#*g
ffi$ffie^ *#*,**e
# F4ffidffiffiffiffi

Tugos okhir peneliti dolam rongkoion proses penelition odaloh


membuot loporon penel ition.

Loporan dopot ditujukon kepodo masyorokot ilmioh, loporon


untuk sponsor, serto penulison untuk mosyorakot owom.
Sebog ion b esar p eneliti menargatkon untu k mempu b Ii kos i kon
hosil penelitionnyo di jurnol ilmioh.

Formot loporon penelition untuk setiop jurnol bervoriosi,


nomun umumnya mencokup komponen IMRAD (Introduction,
Methods, Resu lts, D iscuss i on).
Dolam Introduction dikemukokon olason serto tujuon
penelition, dalom Methods diuroikon secaro rinci bogoimono
penelition dilokukon, dolam Results disojikon hosilyong
diperoleh (deskriptif don onolitik), don dolom Discussion
dibohas mokno penemuon penelifian. Podo okhir pembohoson
dituliskon kesimpulon.
Keseluruhan bagion mokaloh horus merupokon rongkoion
yqng mengolir don logis, ditulis dolom bohqsa yang boik don
benor, dan mudoh dimengerti.

Mokoloh ditutup dengan doftor pustoko yang ditulis dangon


sistem yong ditetopkon oleh jurnol.

.r|

Anda mungkin juga menyukai