Anda di halaman 1dari 16

Ramadhanisa Dwi P

25000118130188

C 2018 – FKM UNDIP

Tugas Resume Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Materi : Hormonal Disease

PENYAKIT HORMONAL

A. Definisi
Hormon adalah zat kimia yang membantu membawa sinyal dari satu sel ke sel
lainnya. Berbagai kelenjar di hormon mensekresi dalam tubuh, dan memainkan peran
penting dalam menjaga mekanisme kerja dalam metabolisme tubuh individu. Eksresi vs
eksresi. Sistem Endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensintesis dan mensekresi
zat-zat yang disebut hormone. Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus/saluran, oleh
karena itu sekresi hormon secara terus menerus ke dalam aliran darah.
B. Fungsi :
Mengontrol fungsi tubuh dalam berbagai cara. Merangsang atau menghambat
pelepasan hormone lain untuk mengontrol fungsi sistem tubuh seperti sistem kekebalan
tubuh, sistem pencernaan, system reproduksi, sistem saraf, dll. Menentukan tingkat
metabolisme, status kesehatan dan perilaku keseluruhan individu.
Endokrinologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang
hormon beserta sistem endokrin, serta bagian-bagian dan fungsinya, juga mempelajari
gangguan endokrin dan upaya pencegahan serta pengobatannya.
C. Jenis gangguan pada kelenjar endokrin :
Gangguan kelenjar hipofisis
Gangguan kelenjar tiroid
Gangguan hipersekresi adrenal
Insufisiensi adrenal
Pankreas; metabolisme glukosa dan Diabetes mellitus
D. Penyebab :
Genetik, Trauma/luka, Infeksi, dan Ketidak seimbangan hormone
E. Hormon kelenjar hipofisis
Kelenjar utama, dengan fungsi sebagai hormon Trof/hormone perangsang yang
akan menginduksi hormon lain masuk ke dalam aliran darah
Dibagi atas :
a. Adenohipofisis /Anterior pituitary : FSH, LH, hormone
adrenokortikotrof (ACTH),
b. Neurohipofisis/Posterior pytuitary : oksitosin, ADH, GH, prolaktin, TSH
Jenis jenis hormon hipotalamus :
a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon
b. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
c. TRH : Tyroid Releasing Hormpn
d. TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
e. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
f. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
g. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
h. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
i. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
j. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
k. GRH : Growth Releasing Hormon
l. GIH : Growth Inhibiting Hormon
m. MRH : Melanosit Releasing Hormon
n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
1) Contoh : beberapa gangguan pada Kelenjar Hipofisis
Gigantisme
Akromegali
Hipotuitarisme
2) Adenoma pada Hormon Pertumbuhan (growth Hormone)
Hipersekresi hormon pertumbuhan, disertai dengan keadaan Akromegali
pada orang dewasa atau Gigantisme pada anak-anak.
Tanda dan gejala :
Gigantisme ditandai oleh peningkatan ukuran tubuh secara menyeluruh
dengan lengan dan tungkai yang memanjang secara tidak proporsional.
Jika peningkatan GH terjadi pada orang dewasa, yang timbul adalah
akromegali dengan pembesaran kepala, tangan, kaki, rahang, lidah, dan jaringan
lunak.
F. Kelenjar Adrenal
Kelenjar ini terletak di superior ginjal.
Gangguan Kelenjar Adrenal.
 Sindrom cushing
 Hiper Aldosteronisme, syndrom Conn’s
 Adreno Genital Sindrom : Hirsutisme
 Hipo Adrenal : penyakit Addison
 Feokromositoma
a. Tiga kelompok Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal :
1) mineralokortikoid, yaitu aldosteron.
Efek aldosteron adalah meningkatkan jumlah natrium (retensi Na) dan
menurunkan jumlah kalium dalam cairan ekstraseluler, selama proses
pembentukan urine.
2) glukokortikoid, yaitu kortisol.
Peran kortisol:
 Mengontrol metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
 Membantu menolak efek destruktif dari stres mental dan fisik.
3) hormon seks adrenal (androgen dan estrogen) yang identic dengan yang
dihasilkan gonad.
androgen dan estrogen adrenal menimbulkan efek maskulinitas dan
feminitas.
b. Efek berlebihnya kadar aldosteron:
 Menyebabkan hipokalemia, yaitu keadaan menurunnya konsentrasi
kalium dalam plasma darah sampai di bawah nilai normal.
 Penderita mengalami kelemahan otot yang berat.
 Efek rendahnya kadar aldosteron:
 Konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstraseluler meningkat sampai
jauh di atas nilai normal.
 Peningkatan 60 – 100% dari nilai normal menyebabkan keracunan
jantung. Peningkatan di atas itu, menyebabkan gagal jantung.
c. Kortisol yang berlebih menyebabkan timbulnya sindrom
Cushing yang ditandai oleh:
 Meningkatkan kadar glukosa darah (hiperglikemia), menurunnya
protein, dan meningkatnya timbunan lemak.
 Glukosa tercampur dalam urine (glukosuria), mirip dengan DM sehingga
disebut ‘Diabetes Adrenal’.
 Sebagian glukosa diendapkan sebagai lemak tubuh di atas bahu dan
wajah, sehingga disebut ‘punuk kerbau’ (buffalo hump) dan ‘muka
bulan’ (moon face).
d. Beberapa kelainan terkait dengan meningkatnya androgen Adrenal.
1) Maskulinitas pada wanita dewasa, tanda-tanda:
 Hirsutisme yaitu mengalami pola pertumbuhan rambut tubuh pria.
 Suara berat
 Otot lengan dan tungkai berkembang
 Payudara mengecil
 Menstruasi mungkin terhenti
2) Pseudohermafroditisme pada bayi perempuan yang ditandai dengan
pertumbuhan genetalia eksternal pria.
3) Pubertas prekoks pada anak laki-laki pra-pubertas.
 Sekresi androgen adrenal tidak disertai dengan pembentukan sperma
atau aktivitas gonad karena testis masih berada dalam status pra-
pubertas non-fungsional.
 Gejala pubertas prekoks (dini), antara lain:
Suara menjadi berat
Tumbuh jenggot
Penis membesar
e. Penyakit addison (hipoadrenalisme )
Penyebab :
 30% penderita, kelenjar adrenal mengalami kerusakan akibat kanker,
amiloidosis, infeksi (misalnya tuberkulosis), dan penyakit lainnya.
 70% penderita lainnya, penyebabnya tidak diketahui tetapi para ahli
menduga bahwa kelenjar adrenal mengalami kerusakan akibat reaksi
autoimun.
 Penekanan kelenjar adrenal juga terjadi pada orang-orang yang
mengkonsumsi kortikosteroid (misalnya prednison).
 Untuk mengkompensasi kekurangan kortikosteroid, kelenjar hipofisa
menghasilkan lebih banyak kortikotropin (hormon yang dalam keadaan
normal merangsang kelenjar adrenal).
Karena kortikotropin juga mempengaruhi pembentukan melanin,
maka kulit dan lapisan mulut penderita Penyakit Addison seringkali
menjadi lebih gelap. Pigmentasi yang berlebihan ini biasanya terdapat
dalam bentuk bercak-bercak.
f. Gejala penyakit Addison
 Segera setelah terjadinya Penyakit Addison penderita akan merasakan
lemah, lesu, dan pusing jika bangkit dari duduk atau berbaring.
 Kulit menjadi lebih gelap; bintik-bintik hitam bisa timbul di kening,
wajah dan bahu; pewarnaan hitam kebiruan bias muncul disekitar , bibir,
mulut, rektum, kantung zakar atau vagina.
 mengalami penurunan berat badan, mengalami dehidrasi, nafsu makan
hilang, sakit otot, mual, muntah dan diare.
 Banyak penderita yang menjadi tidak tahan cuaca dingin. Jika
penyakitnya tidak terlalu berat, gejalanya cenderung timbul hanya pada
saat penderita mengalami stres.
 Jika penyakit ini tidak diobati bisa terjadi nyeri perut yang hebat,
kelemahan yang luar biasa, tekanan darah yang sangat rendah, gagal
ginjal, dan syok terutama jika penderita mengalami stres (cedera,
pembedahan, atau infeksi berat).
g. Diagnosa penyakit Addison
Pemeriksaan darah menunjukkan adanya kekurangan kortikosteroid
(terutama kortisol), kadar natrium yang rendah dan kadar kalium yang rendah.
Penilaian fungsi ginjal (misalnya pemeriksaan darah untuk nitrogen dan
kreatinin), biasanya menunjukkan bahwa ginjal tidak bekerja dengan baik.
Rontgen dan CT scan perut bisa menunjukkan adanya pengapuran pada kelenjar
adrenal.
h. Diagnosis
 mengukur kadar cortisol yang mungkin rendah, dan kadar corticotropin
yang mungkin tinggi.
 perlu ditegaskan diagnosanya dengan mengukur kadar cortisol terlebih
dahulu setelah pemberian satu injeksi corticotropin.
 Jika kadar cortisol rendah, tes lebih jauh diperlukan untuk memutuskan
jika masalah adalah penyakit Addison atau kekurangan adrenal
sekunder.
i. Pengobatan
Apapun penyebabnya, Penyakit Addison bisa berakibat fatal dan harus
diobati dengan kortikosteroid. Biasanya pengobatan bias dimulai dengan
pemberian prednison per-oral (ditelan). Jika sakitnya sangat berat, pada awalnya
diberikan kortisol intravena kemudian dilanjutkan dengan tablet prednison.

Sebagian besar penderita juga harus mengkonsumsi 1-2 tablet


fludrokortison/hari untuk membantu mengembalikan ekskresi natrium dan
kalium yang normal. Pada akhirnya pemberian fludrokortison bisa dikurangi
atau dihentikan, diganti dengan prednison yang diberikan setiap hari sepanjang
hidup penderita.

Jika tubuh mengalami stres (terutama karena penyakit), mungkin


diperlukan dosis prednison yang lebih tinggi. Pengobatan harus terus dilakukan
sepanjang hidup penderita, tetapi prognosisnya baik.

j. Gangguan kelenjar tiroid


Hypertiroid : penyakit Grave, penyakit gondok, goiter
Hypothyroid
k. Anatomi
Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah kedua sisi laring, sebelah anterior
trakea, yaitu posisi yang tepat untuk pemasangan dasi kupu-kupu.
G. Hormon Tiroid
Hormon tiroid berperan dalam mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh
(meningkatkan kecepatan reaksi kimia di hampir seluruh sel tubuh).
Sel-sel dalam kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang dapat dibedakan
atas:
1) Tetraiodotironin (T4)
Tersusun atas 4 atom iodium.
Seringkali disebut dengan ‘Tiroksin’.
2) Triiodotironin (T3)
Tersusun atas 3 atom iodium.

Kelenjar tiroid mensekresikan 93% tiroksin dan 7% triiodotironin.

Tiroksin maupun triiodotironin mempunyai peran dan kualitas yang sama.

Perbedaan tiroksin dan triiodotironin:

 Triidotironin mempunyai kecepatan dan intensitas kerja yang 4 kali lebih


kuat dari tiroksin.
 Jumlah triiodotironin jauh lebih sedikit dari tiroksin.
 Keberadaan triiodotironin dalam darah jauh lebih singkat dibanding
tiroksin.
a. Fungsi Hormon Tiroid
 Meningkatkan transkripsi sejumlah besar gen melalui aktivasi reseptor
inti sel.
 Meningkatkan aktivitas metabolisme selular melalui peningkatan jumlah
dan aktivitas sel mitokondria dan peningkatan transport aktif ion-ion
melalui membrane sel (Na+-K+-ATPase).
 Berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan.
 Efek-efek spesifik: Meningkatkan metabolisme karbohidrat dan
pengangkutan lemak; menurunkan konsentrasi kolestrol, fosfolipid, dan
trigliserida dalam darah namun meningkatkan asam lemak bebas;
meningkatkan kebutuhan vitamin karena meningkatkan jumlah berbagai
enzim tubuh; meningkatkan laju metabolism basal hingga 60-100% di
atas nilai normal; menurunkan berat badan.
 Kardiovaskuler: Meningkatkan aliran darah dan curah jantung, frekuensi
denyut jantung, kekuatan denyut jantung akibat timbulnya katabolisme,
menormalkan tekanan arteri.
 Meningkatkan pernapasan.
 Merangsang sistem saraf pusat
 Menimbulkan reaksi otot dan tremor otot.
 Membuat sulit tidur tapi menyebabkan kelelahan.
 Meningkatkan kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain.
 Menstabilkan / menormalkan fungsi seksual.
b. Hipotiroidisme
1) Penyebab:
Autoimunitas terhadap kelenjar tiroid yang justru menyebabkan
peradangan pada kelenjar tiroid (tiroiditis).
2) Dampak
 Hipotiroidisme berdampak pada timbulnya ‘goiter tiroid’
(pembengkakan kelenjar tiroid).
 Gejala goiter tiroid
Rasa lelah dan mengantuk yang sangat sehingga penderita tidur
selama 12 – 14 jam dalam sehari.
Kelemahan otot yang ekstrem
Kecepatan denyut jantung menurun
Berkurangnya volume darah
Kadangkala diikuti kenaikan berat badan
Konstipasi
 Dampak dari goiter tiroid adalah miksedema dan kretinisme.
c. Hipertiroidisme
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang
terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon
tiroid yang beredar dalam darah.
Penyebab :
Adenoma tiroid, yaitu suatu tumor yang tumbuh di dalam jaringan tiroid
dan mensekresikan banyak sekali hormon tiroid.
Gejala-Gejala Hipertiroid :
Gejala-gejala biasanya berkaitan dengan suatu peningkatan kecepatan
metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum termasuk:
1) Keringat berlebihan
2) Ketidaktoleranan panas
3) Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat
4) Gemetaran
5) Kegelisahan; agitasi
6) Denyut jantung yang cepat
7) Kehilangan berat badan
8) Kelelahan
9) Konsentrasi yang berkurang
10) Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit
11) Pada pasien-pasien yang lebih tua, irama-irama jantung
12) yang tidak teratur dan gagal jantung dapat terjadi. Pada
13) bentuk yang paling parahnya, hipertiroid yang tidak
14) dirawat mungkin berakibat pada "thyroid storm," suatu
15) kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi, demam, dan
16) gagal jantung. Perubahan-perubahan mental.

Diagnosis : kadar T4 dan FT4 yang tinggi

Gangguan Kelenjar Pankreas

Contoh : Penyakit Diabetes Mellitus

Hormon yang dihasilkan oleh sel pankreas :

Sel-sel beta (60%) 🡪 hormon insulin

Sel-sel alpha (25%) hormon glucagon

Sel-sel D (10%) 🡪 somatostatin

Sel-sel F atau PP 🡪 Pancreatic polypeptide (parakrin)

FUNGSI INSULIN

1) Menaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel-sel sebagian besar


jaringan.
2) Menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif
3) Menaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan juga dalam
otot dan mencegah penguraian glikogen,
4) Menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa.
H. GLUKAGON
Glucagon memiliki peran utama dalam mempertahankan konsentrasi normal
glukosa dalam darah, dan sering digambarkan mempunyai efek berlawanan dengan
insulin. Yakni, glukagon meningkatkan kadar glukosa darah
Efek utama glukagon ialah menstimulir peningkatan konsentrasi glukosa dalam
darah
Glukagon menstimulir pemecahan glikogen yang tersimpan di hati
Glukagon mengaktifkan hepatic gluconeogenesis
I. SOMATOSTATIN
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta, tersusun dari polipeptida
mini dari 14 asam amino.
Sekresinya dirangsang oleh peningkatan glukosa, asam amino atau asam lemak
darah post prandial (setelah makan).

Efek lokal didalam pulau langerhans adalah menghambat dan menurunkan


kecepatan sekresi insulin atau glukagon.
Efek jauhnya adalah mengurangi mobilitas lambung, usus dan kantung empedu.
Efek sekresi umumnya untuk memperlambat masuknya nutrien dari makanan
dan membuat produk asimilasi tersedia untuk waktu yang lebih lama.
Somatostatin juga dihasilkan oleh sel – sel di hipotalamus, yang berfungsi untuk
mengurangi sekresi hormone penumbuh oleh somatotrof dari hipofisis anterior.
J. Sel f (pankreatik polipeptida)
Sangat sedikit jumlahnya dalam pulau langerhans, menghasilkan polipeptidase
pankreatik.
Hingga kini belum banyak diketahui tentang fungsinya atau yang
mengendalikan sekresinya.
K. Hiperglikemia
1) Diabetes Melitus
Adalah suatu penyakit yang disebabkan gangguan hormonal (hormon
insulin yang dihasilkan pankreas)& melibatkan metabolisme karbohidrat,
dimana seseorang tidak dapat cukup memproduksi insulin atau tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik.
Diagnosa :
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).
Contoh Gangguan Sistem Reproduksi
Wanita : Gangguan menstruasi, Kanker genitalia, endometriosis,
Fertilisasi
Laki-laki : Hipogonadisme, kriptorkidisme
L. Gangguan pada reproduksi wanita
1) Gangguan Menstruasi
a. Amenore
Ada dua jenis amenore:
- Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun,
dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder.
Patologi :
Disfungsi hipotalamus, disfungsi hipofisis, kegagalan ovarium.
- Amenore sekunder berarti tidak terjadi.menstruasi selama 3 bulan atau
lebih pada orang mengalami siklus menstruasi.
Patologi :
Disfungsi endometrium, disfungsi ovarium, disfungsi hipotalamus, disfungsi
hipofisis
Diagnosa:
Mengukur FSH serum, pemeriksaan radiogram, CT scan dll.
Terapi:
* hormon untuk merangsang ovulasi:
- Clomiphen: merangsang hypotalamus.
- Gonadotrophin sebagai substitusi terapi.
* iradiasi dari ovarium.
* kesehatan umum harus diperbaiki.
b. Sindrom Pramenstruasi
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah gabungan dari gejala-gejala fisik
dan psikologis yang terjadi selama fase sebelum memnstruasi dan
menghilang setelah mens truasi dimulai.
Gejala fisik: perut kembung, jerawat, payudara membesar dan
lunak, diare, sakit kepala, dan berat badan bertambah.
Gejala emosional dan mental: kecemasan, depresi, letih, terus ingin
makan, tidak dapat berkonsentrasi, insomia, mudah tersinggungg, sering
panik dan lelah.
Penyebab PMS tidak diketahui. Untuk pengobatannya dapat
menggunakan obat-obat penghilang rasa nyeri.
2) Infeksi Organ Reproduksi
1. Endometritis
Endometritis adalah infeksi atau radang pada endometrium (rahim),
miometrium (otot rahim) yang dapat menjalar ke jaringan parametrium.
Umumnya penyebabnya akibat adanya infeksi pada saluran reproduksi
bagian bawah. Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada
serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim.
Gejala:
- Demam.
- keluar fluor.
- terjadi peradangan.
Terapi:
- istirahat.
- antibiotika.
- endometritis perlu dikuret
3) Hormon-Hormon Pada Reproduksi Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh hormon-hormon :
o Testoteron : Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di
antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan
sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan
meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
o LH (Luteinizing Hormone) : LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
o FSH (Follicle Stimulating Hormone) : FSH juga disekresi oleh sel-sel
kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli.
Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi)
tidak akan terjadi.
o Estrogen : Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh
FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen
yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke
dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
o Hormon Pertumbuhan : Hormon pertumbuhan diperlukan untuk
mengatur fungsi metabolisme testis.
o Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal
pada spermatogenesis.
M. Hipogonadisme
Definisi : Penurunan abnormal dari aktivitas fungsional testis. Dibagi menjadi
dua, hipogonadisme primer dan sekunder. Hipogonadisme primer karena disfungsi sel-
sel leydig sedangkan sekunder dari disfungsi unit hipotalamus-hipofisis.
Etiologi : Hipogonadisme primer atau kegagalan testis terjadi akibat penyakit
sisitemik , gagal ginjal dan serosis.orkitis , radioterapi gonad atau obat-obat sistemik
anti kanker(jarang terjadi ) , adanya sindrom knilfelter(kariotipeXXY) , terjadi 1 pada
1000 kelahiran.
Hipogonadisme sekunder dapat disebabkan oleh penyakit berat atau malnutrisi,
penyakit hipofisis, hiperprolaktinemia, Sindrom Kallmann (sindrom genetic terkait
kromosom X yang menyebabkan kegagalan hypothalamus mensekresikan
Gonadotropin Releasiing Hormon).
Patofisiologi : Hipogonadisme primer terjadi ketika disfungsi testis, sedangkan
hipogonadisme sekunder ketika ptituary – hipotalamus disfungsi.
Manifestasi Klinis : Hipogonadisme primer dapat dicurigai saat lahir jika testis
dan penis kecil. Hal ini belum disadari sampai saat mencapai pubertas ciri kelamin
sekunder belum berkembang. Penis dan skrotum tetap infantile dan mungkin hampir
tersembunyikan oleh lemak.
Diagnosis : Penegakkan diagnosis hipogonadisme dilakukan berdasarkan
Anamnesa, pemeriksaan fisik.
Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti dengan memperhatikan
perubahan keadaan hormonal.
Gejala klinis yang timbul. Gangguan ereksi, lemah syahwat, suara
melengking, badan tinggi dengan tidak disertai tulang kuat.
Penilaian laboratorium
- Kadar testosterone serum (nilai normal serum : 3-10 ng /ml).
- Kadar gonadotropin serum.
- Kadar FSH dan LH.
- Stimulasi Klomifen. Klomifen merupakan senyawa non steroid yang
bila berikatan dengan estrogen akan meningkatkan sekresi hormon
LH dan FSH. Apabila LH tidak terbentuk, maka terjadi gangguan
ptituary.

SOAL :

1. Suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu
jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah
yaitu
a. Amenore
b. Hipotiroid
c. Hipertiroid
d. Hipoadrenalisme
e. Hiperadrenalisme
Jawab : C
2. Hormone FSH, LH, dan ACTH dihasilkan oleh
a. Anterior
b. Posterior
c. Intermedia
d. Neurohipofisis
e. Hipotalamus
Jawaban : A
3. Zat kimia yang membantu membawa sinyal dari satu sel ke sel lainnya adalah
a. Enzim
b. Hormone
c. Neurotransmitter
d. Cairan ekstraseluler
e. Darah
Jawab : B
4. Hormone dari hipotalamus yang memacu sekresi growth hormone
a. GnRH
b. GIH
c. GRH
d. GnIH
e. ACTH
Jawab : C
5. Dibawah ini merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel pancreas, kecuali :
a. hormon insulin
b. hormon glucagon
c. somatostatin
d. Pancreatic polypeptide (parakrin)
e. Hormone ADH
Jawab : E

Anda mungkin juga menyukai