ENDOKRIN
Edison Harianja
ENDOKRINOLOGI
GANGGUAN PADA KELENJAR ENDOKRIN :
Follicle-stimulating
Ovary and testis Control of reproductive function
hormone
Penyebab :
• Pada 30% penderita, kelenjar adrenal mengalami
kerusakan akibat kanker, amiloidosis, infeksi
(misalnya tuberkulosis), dan penyakit lainnya.
Pada 70% penderita lainnya, penyebabnya tidak
diketahui tetapi para ahli menduga bahwa
kelenjar adrenal mengalami kerusakan
akibat reaksi autoimun.
• Penekanan kelenjar adrenal juga terjadi pada
orang-orang yang mengkonsumsi kortikosteroid
(misalnya prednison).
• Untuk mengkompensasi kekurangan
kortikosteroid, kelenjar hipofisa menghasilkan
lebih banyak kortikotropin (hormon yang dalam
keadaan normal merangsang kelenjar adrenal).
Karena kortikotropin juga mempengaruhi
pembentukan melanin, maka kulit dan lapisan
mulut penderita Penyakit Addison seringkali
menjadi lebih gelap. Pigmentasi yang berlebihan
ini biasanya terdapat dalam bentuk bercak-
bercak.
Bercak kulit pada addison
Gejala penyakit Addison
• Segera setelah terjadinya Penyakit Addison penderita akan merasakan
lemah, lesu, dan pusing jika bangkit dari duduk atau berbaring.
• Kulit menjadi lebih gelap; bintik-bintik hitam bisa timbul di kening, wajah
dan bahu; pewarnaan hitam kebiruan bias muncul disekitar , bibir, mulut,
rektum, kantung zakar atau vagina.
• mengalami penurunan berat badan, mengalami dehidrasi, nafsu makan
hilang, sakit otot, mual, muntah dan diare.
• Banyak penderita yang menjadi tidak tahan cuaca dingin. Jika penyakitnya
tidak terlalu berat, gejalanya cenderung timbul hanya pada saat penderita
mengalami stres.
Jika penyakit ini tidak diobati bisa terjadi nyeri perut yang hebat,
kelemahan yang luar biasa, tekanan darah yang sangat rendah, gagal
ginjal, dan syok terutama jika penderita mengalami stres (cedera,
pembedahan, atau infeksi berat).
Diagnosa penyakit addison
• Pemeriksaan darah menunjukkan adanya
kekurangan kortikosteroid (terutama kortisol),
kadar natrium yang rendah dan kadar kalium
yang rendah.
• Penilaian fungsi ginjal (misalnya pemeriksaan
darah untuk nitrogen dan kreatinin), biasanya
menunjukkan bahwa ginjal tidak bekerja dengan
baik. Rontgen dan CT scan perut bisa
menunjukkan adanya pengapuran pada kelenjar
adrenal.
Diagnosanya...
• mengukur kadar cortisol yang mungkin rendah,
dan kadar corticotropin yang mungkin tinggi.
Tetapi, perlu ditegaskan diagnosanya dengan
mengukur kadar cortisol terlebih dahulu setelah
pemberian satu injeksi corticotropin.
Penyebab
Adenoma tiroid, yaitu suatu tumor yang tumbuh di
dalam jaringan tiroid dan mensekresikan banyak
sekali hormon tiroid.
Gejala-Gejala Hipertiroid
• Laki-laki :
– Hipogonadisme
– kriptorkidisme
Gangguan pada reproduksi wanita
I. Gangguan Menstruasi
a. Amenore
Ada dua jenis amenore:
- Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia
17 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder.
Patologi :
Disfungsi hipotalamus, disfungsi hipofisis, kegagalan ovarium.
- Amenore sekunder berarti tidak terjadi.menstruasi selama 3
bulan atau lebih pada orang mengalami siklus menstruasi.
Patologi :
Disfungsi endometrium, disfungsi ovarium, disfungsi
hipotalamus, disfungsi hipofisis
Diagnosa:
Mengukur FSH serum, pemeriksaan radiogram, CT scan dll.
Terapi:
* hormon untuk merangsang ovulasi:
- Clomiphen: merangsang hypotalamus.
- Gonadotrophin sebagai substitusi terapi.
* iradiasi dari ovarium.
* kesehatan umum harus diperbaiki.
b. Sindrom Pramenstruasi
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah gabungan dari
gejala-gejala fisik dan psikologis yang terjadi selama fase
sebelum memnstruasi dan menghilang setelah menstruasi
dimulai.
Gejala fisik: perut kembung, jerawat, payudara
membesar dan lunak, diare, sakit kepala, dan berat
badan bertambah.
Gejala emosional dan mental: kecemasan, depresi, letih,
terus ingin makan, tidak dapat berkonsentrasi, insomia, mudah
tersinggungg, sering panik dan lelah.
Gejala: - Demam.
- keluar fluor.
- terjadi peradangan.
Terapi: - istirahat.
- antibiotika.
- endometritis perlu dikuret
Hormon-Hormon Pada Reproduksi Pria
• Proses spermatogenesis distimulasi oleh hormon-hormon :
– Testoteron : Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara
tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel
germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk
membentuk spermatosit sekunder.
– LH (Luteinizing Hormone) : LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH
berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
– FSH (Follicle Stimulating Hormone) : FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar
hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi
ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
– Estrogen : Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH.
Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada
tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
– Hormon Pertumbuhan : Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur
fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.
Hipogonadisme
• Definisi : Penurunan abnormal dari aktivitas fungsional testis. Dibagi
menjadi dua, hipogonadisme primer dan sekunder. Hipogonadisme
primer karena disfungsi sel-sel leydig sedangkan sekuner dari disfungsi
unit hipotalamus-hipofisis.
• Etiologi :
– Hipogonadisme primer atau kegagalan testis terjadi akibat penyakit sisitemik , gagal
ginjal dan serosis.orkitis , radioterapi gonad atau obat-obat sistemik anti kanker(jarang
terjadi ) , adanya sindrom knilfelter(kariotipeXXY) , terjadi 1 pada 1000 kelahiran.
– Hipogonadisme sekunder dapat disebabkan oleh penyakit berat atau malnutrisi,
penyakit hipofisis, hiperprolaktinemia, Sindrom Kallmann (sindrom genetic terkait
kromosom X yang menyebabkan kegagalan hypothalamus mensekresikan
Gonadotropin Releasiing Hormon).
• Patofisiologi :
Hipogonadisme primer terjadi ketika disfungsi testis, sedangkan
hipogonadisme sekunder ketika ptituary – hipotalamus disfungsi.
• Manifestasi Klinis : Hipogonadisme primer dapat dicurigai saat lahir jika
testis dan penis kecil. Hal ini belum disadari sampai saat mencapai
pubertas ciri kelamin sekunder belum berkembang. Penis dan skrotum
tetap infantil dan mungkin hampir tersembunyikan oleh lemak.
• Diagnosis : Penegakkan diagnosis hipogonadisme dilakukan berdasarkan
– Anamnesa, pemeriksaan fisik. Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti
dengan memperhatikan perubahan keadaan hormonal.
– Gejala klinis yang timbul. Gangguan ereksi, lemah syahwat, suara melengking,
badan tinggi dengan tidak disertai tulang kuat.
– Penilaian laboratorium
• Kadar testosterone serum (nilai normal serum : 3-10 ng /ml).
• Kadar gonadotropin serum.
• Kadar FSH dan LH.
• Stimulasi Klomifen. Klomifen merupakan senyawa non steroid yang bila
berikatan dengan estrogen akan meningkatkan sekresi hormon LH dan
FSH. Apabila LH tidak terbentuk, maka terjadi gangguan ptituary.
Tugas Patofisiologi
sistem endokrin :
1. Gangguan kelenjar hipofisis
2. Gangguan kelenjar tiroid
3. Gangguan hipersekresi adrenal
4. Insufisiensi adrenal
5. Pankreas; metabolisme glukosa dan Diabetes melitus
6. Gangguan reproduksi wanita
7. Gangguan reproduksi laki-laki
Bahas tentang : beberapa penyakit yang berhubungan dengan
gangguan kelenjar diatas yaitu: