Eka Ayuningtyas
GANGGUAN PADA KELENJAR ENDOKRIN :
Follicle-stimulating
Ovary and testis Control of reproductive function
hormone
Penyebab
Adenoma tiroid, yaitu suatu tumor yang tumbuh di
dalam jaringan tiroid dan mensekresikan
banyak sekali hormon tiroid.
Gejala-gejala biasanya berkaitan dengan suatu peningkatan
kecepatan metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum termasuk:
Keringat berlebihan
Ketidaktoleranan panas
Gemetaran
Kegelisahan; agitasi
• Laki-laki :
– Hipogonadisme
– kriptorkidisme
I. Gangguan Menstruasi
a. Amenore
Ada dua jenis amenore:
- Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17
tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder.
Patologi :
Disfungsi hipotalamus, disfungsi hipofisis, kegagalan ovarium.
- Amenore sekunder berarti tidak terjadi.menstruasi selama 3 bulan
atau lebih pada orang mengalami siklus menstruasi.
Patologi :
Disfungsi endometrium, disfungsi ovarium, disfungsi hipotalamus,
disfungsi hipofisis
• Proses spermatogenesis distimulasi oleh hormon-hormon :
– Testoteron : Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di
antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan
sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan
meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
– LH (Luteinizing Hormone) : LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
– FSH (Follicle Stimulating Hormone) : FSH juga disekresi oleh sel-sel
kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli.
Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi)
tidak akan terjadi.
– Estrogen : Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh
FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen
yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke
dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
– Hormon Pertumbuhan : Hormon pertumbuhan diperlukan untuk
mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara
khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
• Definisi : Penurunan abnormal dari aktivitas fungsional testis.
Dibagi menjadi dua, hipogonadisme primer dan sekunder.
Hipogonadisme primer karena disfungsi sel-sel leydig sedangkan
sekuner dari disfungsi unit hipotalamus-hipofisis.
• Etiologi :
– Hipogonadisme primer atau kegagalan testis terjadi akibat penyakit sisitemik ,
gagal ginjal dan serosis.orkitis , radioterapi gonad atau obat-obat sistemik anti
kanker(jarang terjadi ) , adanya sindrom knilfelter(kariotipeXXY) , terjadi 1 pada
1000 kelahiran.
– Hipogonadisme sekunder dapat disebabkan oleh penyakit berat atau malnutrisi,
penyakit hipofisis, hiperprolaktinemia, Sindrom Kallmann (sindrom genetic
terkait kromosom X yang menyebabkan kegagalan hypothalamus mensekresikan
Gonadotropin Releasiing Hormon).
• Patofisiologi :
Hipogonadisme primer terjadi ketika disfungsi testis, sedangkan
hipogonadisme sekunder ketika ptituary – hipotalamus disfungsi.
Manifestasi Klinis : Hipogonadisme primer dapat dicurigai saat lahir
jika testis dan penis kecil. Hal ini belum disadari sampai saat
mencapai pubertas ciri kelamin sekunder belum berkembang. Penis
dan skrotum tetap infantil dan mungkin hampir tersembunyikan
oleh lemak.
Diagnosis : Penegakkan diagnosis hipogonadisme dilakukan
berdasarkan
Anamnesa, pemeriksaan fisik. Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang
teliti dengan memperhatikan perubahan keadaan hormonal.
Gejala klinis yang timbul. Gangguan ereksi, lemah syahwat, suara
melengking, badan tinggi dengan tidak disertai tulang kuat.
Penilaian laboratorium
Kadar testosterone serum (nilai normal serum : 3-10 ng /ml).