Anda di halaman 1dari 60

Vinci Mizranita, S.Farm., M.Pharm., Apt.

GANGGUAN PADA KELENJAR ENDOKRIN :

 Gangguan kelenjar hipofisis


 Gangguan kelenjar tiroid
 Gangguan hipersekresi adrenal
 Insufisiensi adrenal
 Pankreas; metabolisme glukosa dan Diabetes
melitus
• System endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar
yang mensintesis dan mensekresi zat-zat
yang disebut hormone
• Organ –organ endokrin yang seluruhnya
berhubungan dengan produksi hormone
adalah: hifofisis/Pituitari, adrenal, pankreas,
tiroid, ovari dan testis
• Kelenjar endokrin tidak memiliki
duktus/saluran, oleh karena itu ia akan
merembeskan hormon secara terus menerus
ke dalam aliran darah
 Merupakan kelenjar utama, karena berfungsi
sebagai hormon Trof/hormon perangsang dimana
kelenjar ini akan merembeskan sejumlah hormon
yang akan merangsang perembesan hormon lain
ke dalam darah
 Dibagi atas :
◦ Adenohipofisis /Anterior pituitary : FSH, LH,
hormon adrenokortikotrof (ACTH),
◦ Neurohipofisis/Posterior pytuitary : oksitosin, ADH,
GH, prolaktin, TSH
Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
 ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon
 ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
 TRH : Tyroid Releasing Hormpn
 TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
 GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
 GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
 PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
 PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
 PRH : Prolaktin Releasing Hormon
 PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
 GRH : Growth Releasing Hormon
 GIH : Growth Inhibiting Hormon
 MRH : Melanosit Releasing Hormon
 MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Hormone Major target organ(s) Major Physiologic Effects

Promotes growth (indirectly), control of


Growth hormone Liver, adipose tissue protein, lipid and carbohydrate
metabolism

Thyroid-stimulating Stimulates secretion of thyroid


Thyroid gland
hormone hormones
Anterior
Adrenocorticotropic
Pituitary Adrenal gland (cortex) Stimulates secretion of glucocorticoids
hormone

Prolactin Mammary gland Milk production

Luteinizing hormone Ovary and testis Control of reproductive function

Follicle-stimulating
Ovary and testis Control of reproductive function
hormone

Antidiuretic hormone Kidney Conservation of body water


Posterior
Pituitary Stimulates milk ejection and uterine
Oxytocin Ovary and testis
contractions
 Gigantisme
 Akromegali
 Hipotuitarisme
 dll
Adenoma pada Hormon Pertumbuhan
(growth Hormone)
 Suatu tumor yang disebabkan oleh
hipersekresi hormon pertumbuhan, disertai
dengan keadaan Akromegali pada orang
dewasa atau Gigantisme pada anak-anak.
gigantisme ditandai oleh peningkatan
ukuran tubuh secara menyeluruh dengan
lengan dan tungkai yang memanjang secara
tidak proporsional.
Jika peningkatan GH terjadi pada orang
dewasa, yang timbul adalah akromegali
dengan pembesaran kepala, tangan, kaki,
rahang, lidah, dan jaringan lunak.
Akromegali pada orang dewasa

Gigantisme pada
anak
Kelenjar ini terletak di superior ginjal.
Gangguan Kelenjar Adrenal
 Sindrom cushing
 Hiper Aldosteronisme, syndrom Conn’s
 Adreno Genital Sindrom : Hirsutisme
 Hipo Adrenal : penyakit Addison
 Feokromositoma
1. mineralokortikoid, yaitu aldosteron.
Efek aldosteron adalah meningkatkan jumlah
natrium (retensi Na) dan menurunkan jumlah kalium
dalam cairan ekstraseluler, selama proses
pembentukan urine.

2. glukokortikoid, yaitu kortisol.


Peran kortisol:
a. Mengontrol metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak.
b. Membantu menolak efek destruktif dari
stres mental dan fisik.
3. hormon seks adrenal (androgen dan estrogen) yang
identik dengan yang dihasilkan gonad.
androgen dan estrogen adrenal
menimbulkan efek maskulinitas dan
feminitas.
 Efek berlebihnya kadar aldosteron:
a. Menyebabkan hipokalemia, yaitu keadaan
menurunnya konsentrasi kalium dalam plasma darah
sampai di bawah nilai normal.
b. Penderita mengalami kelemahan otot yang berat.
 Efek rendahnya kadar aldosteron:
a. Konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstraseluler
meningkat sampai jauh di atas nilai normal.
b. Peningkatan 60 – 100% dari nilai normal
menyebabkan keracunan jantung. Peningkatan di
atas itu, menyebabkan gagal jantung.
◦ Kortisol yang berlebih menyebabkan timbulnya
sindrom Cushing yang ditandai oleh:
a. Meningkatkan kadar glukosa darah (hiperglikemia),
menurunnya protein, dan meningkatnya timbunan
lemak.
b. Glukosa tercampur dalam urine (glukosuria), mirip
dengan DM sehingga disebut ‘Diabetes Adrenal’.
c. Sebagian glukosa diendapkan sebagai lemak tubuh di
atas bahu dan wajah, sehingga disebut ‘punuk
kerbau’ (buffalo hump) dan ‘muka bulan’ (moon
face).
Beberapa kelainan terkait dengan meningkatnya
androgen adrenal.

a. Maskulinitas pada wanita dewasa, tanda-tanda:


1) Hirsutisme yaitu mengalami pola pertumbuhan rambut
tubuh pria.
2) Suara berat
3) Otot lengan dan tungkai berkembang
4) Payudara mengecil
5) Menstruasi mungkin terhenti
b. Pseudohermafroditisme pada bayi perempuan yang
ditandai dengan pertumbuhan genetalia eksternal pria.
c. Pubertas prekoks pada anak laki-laki pra-pubertas.
 Sekresi androgen adrenal tidak disertai
dengan pembentukan sperma atau aktivitas
gonad karena testis masih berada dalam
status pra-pubertas non-fungsional.
 Gejala pubertas prekoks, antara lain:
1) Suara menjadi berat
2) Tumbuh jenggot
3) Penis membesar
Penyebab :
• Pada 30% penderita, kelenjar adrenal mengalami
kerusakan akibat kanker, amiloidosis, infeksi
(misalnya tuberkulosis), dan penyakit lainnya.
Pada 70% penderita lainnya, penyebabnya tidak
diketahui tetapi para ahli menduga bahwa
kelenjar adrenal mengalami kerusakan
akibat reaksi autoimun.
• Penekanan kelenjar adrenal juga terjadi pada
orang-orang yang mengkonsumsi kortikosteroid
(misalnya prednison).
• Untuk mengkompensasi kekurangan
kortikosteroid, kelenjar hipofisa menghasilkan
lebih banyak kortikotropin (hormon yang dalam
keadaan normal merangsang kelenjar adrenal).

Karena kortikotropin juga mempengaruhi


pembentukan melanin, maka kulit dan lapisan
mulut penderita Penyakit Addison seringkali
menjadi lebih gelap. Pigmentasi yang berlebihan
ini biasanya terdapat dalam bentuk bercak-
bercak.
• Segera setelah terjadinya Penyakit Addison penderita akan
merasakan lemah, lesu, dan pusing jika bangkit dari duduk atau
berbaring.
• Kulit menjadi lebih gelap; bintik-bintik hitam bisa timbul di
kening, wajah dan bahu; pewarnaan hitam kebiruan bias muncul
disekitar , bibir, mulut, rektum, kantung zakar atau vagina.
• mengalami penurunan berat badan, mengalami dehidrasi, nafsu
makan hilang, sakit otot, mual, muntah dan diare.
• Banyak penderita yang menjadi tidak tahan cuaca dingin. Jika
penyakitnya tidak terlalu berat, gejalanya cenderung timbul
hanya pada saat penderita mengalami stres.
Jika penyakit ini tidak diobati bisa terjadi nyeri perut yang hebat,
kelemahan yang luar biasa, tekanan darah yang sangat
rendah, gagal ginjal, dan syok terutama jika penderita
mengalami stres (cedera, pembedahan, atau infeksi berat).
• Pemeriksaan darah menunjukkan adanya
kekurangan kortikosteroid (terutama
kortisol), kadar natrium yang rendah dan
kadar kalium yang rendah.
• Penilaian fungsi ginjal (misalnya pemeriksaan
darah untuk nitrogen dan kreatinin), biasanya
menunjukkan bahwa ginjal tidak bekerja
dengan baik. Rontgen dan CT scan perut bisa
menunjukkan adanya pengapuran pada
kelenjar adrenal.
• mengukur kadar cortisol yang mungkin
rendah, dan kadar corticotropin yang
mungkin tinggi. Tetapi, perlu ditegaskan
diagnosanya dengan mengukur kadar cortisol
terlebih dahulu setelah pemberian satu
injeksi corticotropin.

• Jika kadar cortisol rendah, tes lebih jauh


diperlukan untuk memutuskan jika masalah
adalah penyakit Addison atau kekurangan
adrenal sekunder.
• Apapun penyebabnya, Penyakit Addison bisa berakibat
fatal dan harus diobati dengan kortikosteroid. Biasanya
pengobatan bisa dimulai dengan
pemberian prednison per-oral (ditelan). Jika sakitnya
sangat berat, pada awalnya diberikan kortisol intravena
kemudian dilanjutkan dengan tablet prednison.
Sebagian besar penderita juga harus mengkonsumsi 1-
2 tablet fludrokortison/hari untuk membantu
mengembalikan ekskresi natrium dan kalium yang
normal. Pada akhirnya pemberian fludrokortison bisa
dikurangi atau dihentikan, diganti
dengan prednison yang diberikan setiap hari sepanjang
hidup penderita.
Jika tubuh mengalami stres (terutama karena penyakit),
mungkin diperlukan dosis prednison yang lebih tinggi.
Pengobatan harus terus dilakukan sepanjang hidup
penderita, tetapi prognosisnya baik.
 Hypertiroid, cth nya penyakit Grave, penyakit
gondok, goiter
 hypotyroid
Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah kedua
sisi laring, sebelah anterior trakea, yaitu
posisi yang tepat untuk pemasangan dasi
kupu-kupu.
 Hormon tiroid berperan dalam
mempengaruhi kecepatan metabolisme
tubuh (meningkatkan kecepatan reaksi kimia
di hampir seluruh sel tubuh).
 Sel-sel dalam kelenjar tiroid menghasilkan
hormon tiroid yang dapat dibedakan atas:
1. Tetraiodotironin (T4)
▪ Tersusun atas 4 atom iodium.
▪ Seringkali disebut dengan ‘Tiroksin’.
2. Triiodotironin (T3)
▪ Tersusun atas 3 atom iodium.
 Kelenjar tiroid mensekresikan 93% tiroksin
dan 7% triiodotironin.
 Tiroksin maupun triiodotironin mempunyai
peran dan kualitas yang sama.
 Perbedaan tiroksin dan triiodotironin:
 Triidotironin mempunyai kecepatan dan intensitas
kerja yang 4 kali lebih kuat dari tiroksin.
 Jumlah triiodotironin jauh lebih sedikit dari
tiroksin.
 Keberadaan triiodotironin dalam darah jauh lebih
singkat dibanding tiroksin.
 Meningkatkan transkripsi sejumlah besar gen melalui
aktivasi reseptor inti sel.
 Meningkatkan aktivitas metabolisme selular melalui
peningkatan jumlah dan aktivitas sel mitokondria dan
peningkatan transport aktif ion-ion melalui membrane
sel (Na+-K+-ATPase).
 Berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan.
 Efek-efek spesifik: Meningkatkan metabolisme
karbohidrat dan pengangkutan lemak; menurunkan
konsentrasi kolestrol, fosfolipid, dan trigliserida dalam
darah namun meningkatkan asam lemak bebas;
meningkatkan kebutuhan vitamin karena meningkatkan
jumlah berbagai enzim tubuh; meningkatkan laju
metabolism basal hingga 60-100% di atas nilai normal;
menurunkan berat badan.
 Kardiovaskuler: Meningkatkan aliran darah dan
curah jantung, frekuensi denyut jantung, kekuatan
denyut jantung akibat timbulnya katabolisme,
menormalkan tekanan arteri.
 Meningkatkan pernapasan.
 Merangsang sistem saraf pusat
 Menimbulkan reaksi otot dan tremor otot.
 Membuat sulit tidur tapi menyebabkan kelelahan.
 Meningkatkan kecepatan sekresi sebagian besar
kelenjar endokrin lain.
 Menstabilkan / menormalkan fungsi seksual.
 Penyebab:
Autoimunitas terhadap kelenjar tiroid yang justru
menyebabkan peradangan pada kelenjar tiroid (tiroiditis).
 Dampak
Hipotiroidisme berdampak pada timbulnya ‘goiter tiroid’
(pembengkakan kelenjar tiroid).
Gejala goiter tiroid
1. Rasa lelah dan mengantuk yang sangat sehingga
penderita tidur selama 12 – 14 jam dalam sehari.
2. Kelemahan otot yang ekstrem
3. Kecepatan denyut jantung menurun
4. Berkurangnya volume darah
5. Kadangkala diikuti kenaikan berat badan
6. Konstipasi
 Dampak dari goiter tiroid adalah miksedema dan
kretinisme.
 Biasanya diderita oleh orang dewasa.
 Ditandai dengan meningkatnya jumlah total
cairan interstisial pada tubuh (yang bersifat
seperti gel).
 Berat badan meningkat.
 Penderita terlihat gemuk tetapi tidak sintal.
 Kretinisme adalah suatu keadaan, dimana
individu mengalami hipotiroidisme yang
ekstrem selama kehidupan janin, bayi, dan
masa kanak-kanak.
 Tanda-tanda:
1. Tubuh cebol/kerdil
2. Retardasi mental
3. Gejala-gejala defisiensi tiroksin umum lainnya
 Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu
kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan
suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon
tiroid yang beredar dalam darah.

 Penyebab
Adenoma tiroid, yaitu suatu tumor yang tumbuh di
dalam jaringan tiroid dan mensekresikan banyak
sekali hormon tiroid.
Gejala-gejala biasanya berkaitan dengan suatu
peningkatan kecepatan metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum termasuk:
 Keringat berlebihan
 Ketidaktoleranan panas

 Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat

 Gemetaran

 Kegelisahan; agitasi

 Denyut jantung yang cepat


• Kehilangan berat badan
• Kelelahan
• Konsentrasi yang berkurang
• Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit
• Pada pasien-pasien yang lebih tua, irama-irama
jantung yang tidak teratur dan gagal jantung
dapat terjadi. Pada bentuk yang paling parahnya,
hipertiroid yang tidak dirawat mungkin berakibat
pada "thyroid storm," suatu kondisi yang
melibatkan tekanan darah tinggi, demam, dan
gagal jantung. Perubahan-perubahan mental,
Membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi
(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
 kadar T4 dan FT4 yang tinggi
 Contoh : Penyakit Diabetes Mellitus
Hormon yang dihasilkan oleh sel
pankreas :
Sel-sel beta (60%)  hormon insulin
Sel-sel alpha (25%) hormon
glukagon
Sel-sel D (10%)  somatostatin
Sel-sel F atau PP  Pancreatic
polypeptide (parakrin)
1. Menaikkan pengambilan glukosa ke dalam
sel-sel sebagian besar jaringan.
2. Menaikkan penguraian glukosa secara
oksidatif
3. Menaikkan pembentukan glikogen dalam
hati dan juga dalam otot dan mencegah
penguraian glikogen,
4. Menstimulasi pembentukan protein dan
lemak dari glukosa.`
Glucagon memiliki peran utama dalam
mempertahankan konsentrasi normal glukosa
dalam darah, dan sering digambarkan mempunyai
efek berlawanan dengan insulin. Yakni, glukagon
meningkatkan kadar glukosa darah
Efek utama glukagon ialah menstimulir peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah
Glukagon menstimulir pemecahan glikogen yang
tersimpan di hati
Glukagon mengaktifkan hepatic gluconeogenesis
 Merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel
beta, tersusun dari polipeptida mini dari 14
asam amino.

 Sekresinya dirangsang oleh peningkatan


glukosa, asam amino atau asam lemak
darah post prandial (setelah makan).
• Efek lokal didalam pulau langerhans adalah
menghambat dan menurunkan kecepatan
sekresi insulin atau glukagon.
• Efek jauhnya adalah mengurangi mobilitas
lambung, usus dan kantung empedu.
• Efek sekresi umumnya untuk memperlambat
masuknya nutrien dari makanan dan
membuat produk asimilasi tersedia untuk
waktu yang lebih lama.
• Somatostatin juga dihasilkan oleh sel – sel di
hipotalamus, yang berfungsi untuk
mengurangi sekresi hormon penumbuh oleh
somatotrof dari hipofisis anterior.
 Sangat sedikit jumlahnya dalam pulau
langerhans, menghasilkan polipeptidase
pankreatik.
 Hingga kini belum banyak diketahui tentang
fungsinya atau yang mengendalikan
sekresinya.
 Diabetes Melitus

Adalah suatu penyakit yang


disebabkan gangguan hormonal (hormon
insulin yang dihasilkan pankreas)&
melibatkan metabolisme karbohidrat, dimana
seseorang tidak dapat cukup memproduksi
insulin atau tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi dengan baik
 Pasien DM mengalami defisiensi insulin
menyebabkan glukagon meningkat sehingga
terjadi pemecahan gula baru (glukoneogenesis)
yang menyebabkan metabolisme lemak meningkat
sehingga terjadi proses pembentukan keton
(ketogenesis). Terjadi peningkatan keton didalam
plasama menyebabkan ketonuria (keton didalam
urin) sehingga kadar natrium dan PH serum
menurun yang menyebabkan asidosis.

 Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan


glukosa pada sel menurun sehingga kadar glukosa
darah tinggi pada plasma (hiperglikemia). Jika
parah dan melebihi ambang ginjal terjadi
glikosuria.
 Glikosuria dapat menyebabkan :
 Poliuri, pengeluaran air seni berlebih akibat
diuretik osmotik.
 Polidipsi, rasa haus yang berlebihan
sehingga terjadi dehidrasi.
 Polifagfi, keseimbangan kalori negatif
sehingga menimbulkan rasa lapar yang
berlebihan.
 Penggunaan glukosa oleh sel menurun
sehingga produksi metabolisme energi
menurun sehingga tubuh menjadi lemah.
 Hiperglikemia dapat mempengaruhi arteri
kecil sehingga suplai makanan dan oksigen
menjadi berkurang yang menyebabkan
infeksi, ganggren/ulkus dan luka menjadi
tidak sembuh – sembuh, pandangan menjadi
kabur.
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes
mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
 Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl
(11,1 mmol/L)
 Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8
mmol/L)
 Glukosa plasma dari sampel yang diambil
2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi
75 gr karbohidrat (2 jam post prandial
(pp) > 200 mg/dl).
• Wanita :
– Gangguan menstruasi
– Kanker genitalia
– endometriosis
– Fertilisasi

• Laki-laki :
– Hipogonadisme
– kriptorkidisme
I. Gangguan Menstruasi
a. Amenore
Ada dua jenis amenore:
- Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai
usia 17 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual
sekunder.
Patologi :
Disfungsi hipotalamus, disfungsi hipofisis, kegagalan ovarium.
- Amenore sekunder berarti tidak terjadi.menstruasi selama 3
bulan atau lebih pada orang mengalami siklus menstruasi.
Patologi :
Disfungsi endometrium, disfungsi ovarium, disfungsi
hipotalamus, disfungsi hipofisis
• Proses spermatogenesis distimulasi oleh hormon-hormon :
– Testoteron : Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di
antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan
sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan
meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
– LH (Luteinizing Hormone) : LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
– FSH (Follicle Stimulating Hormone) : FSH juga disekresi oleh sel-sel
kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli.
Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi)
tidak akan terjadi.
– Estrogen : Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh
FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang
mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
– Hormon Pertumbuhan : Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur
fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
• Definisi : Penurunan abnormal dari aktivitas fungsional
testis. Dibagi menjadi dua, hipogonadisme primer dan
sekunder. Hipogonadisme primer karena disfungsi sel-sel
leydig sedangkan sekuner dari disfungsi unit hipotalamus-
hipofisis.
• Etiologi :
– Hipogonadisme primer atau kegagalan testis terjadi akibat penyakit
sisitemik , gagal ginjal dan serosis.orkitis , radioterapi gonad atau obat-
obat sistemik anti kanker(jarang terjadi ) , adanya sindrom
knilfelter(kariotipeXXY) , terjadi 1 pada 1000 kelahiran.
– Hipogonadisme sekunder dapat disebabkan oleh penyakit berat atau
malnutrisi, penyakit hipofisis, hiperprolaktinemia, Sindrom Kallmann
(sindrom genetic terkait kromosom X yang menyebabkan kegagalan
hypothalamus mensekresikan Gonadotropin Releasiing Hormon).
• Patofisiologi :
Hipogonadisme primer terjadi ketika disfungsi testis,
sedangkan hipogonadisme sekunder ketika ptituary –
hipotalamus disfungsi.
 Manifestasi Klinis : Hipogonadisme primer dapat dicurigai
saat lahir jika testis dan penis kecil. Hal ini belum disadari
sampai saat mencapai pubertas ciri kelamin sekunder belum
berkembang. Penis dan skrotum tetap infantil dan mungkin
hampir tersembunyikan oleh lemak.
 Diagnosis : Penegakkan diagnosis hipogonadisme dilakukan
berdasarkan
◦ Anamnesa, pemeriksaan fisik. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
yang teliti dengan memperhatikan perubahan keadaan hormonal.
◦ Gejala klinis yang timbul. Gangguan ereksi, lemah syahwat, suara
melengking, badan tinggi dengan tidak disertai tulang kuat.
◦ Penilaian laboratorium
 Kadar testosterone serum (nilai normal serum : 3-10 ng /ml).
 Kadar gonadotropin serum.
 Kadar FSH dan LH.
 Stimulasi Klomifen. Klomifen merupakan senyawa non steroid
yang bila berikatan dengan estrogen akan meningkatkan sekresi
hormon LH dan FSH. Apabila LH tidak terbentuk, maka terjadi
gangguan ptituary.

Anda mungkin juga menyukai