Oleh :
Kls : XI MIA 8
No : 27
2015/2016
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Memperkirakan pH Larutan dengan Beberapa Indikator” tepat pada waktumya.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah selaku penanggung
jawab, guru pembimbing, orang tua, teman-teman, serta pihak-pihak lain yang telah bersedia memberikan
informasi sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari, karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap semoga karya ini
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari tanpa kita sadari, kita sudah sangat bergantung pada bahan
– bahan kimia, baik itu bahan kimia alami yang kita dapatkan langsung dari alam maupun bahan
kimia buatan. Bahan – bahan kimia sangat beragam jenisnya salah satunya adalah bahan kimia
yang berisfat asam dan basa. Karena banyaknya bahan kimi yang mengandung asam dan basa
kita sangat perlu untuk mempelajari karakterisitik asam dan basa, karena dengan begitu kita
dapat mengetahui bahan-bahan apa saja dalam kehidupan kita yang bersifat asam ataupun basa.
Kita dapat mengetahui sifat-sifat dari asam-basa tersebut sehingga kita dapat memanfaatkannya
dalam kehidupan sehari-hari dan juga kita dapat menghindari bahaya dari penggunaan asam-basa
tersebut, misalnya saja bahaya dari asam sulfat pekat yang bersifat sangat korosif. Kita dapat
mengatur pH dari asam lambung sehingga kita dapat meminimalisasikan dari penyakit lambung,
misalnya maag. Kita bisa tahu kalau sabun itu bersifat basa dan cuka bersifat asam sehingga bisa
digunakan sebagai penyedap masakan dan masih banyak lagi keuntungan dari kita mengetahui
tentang asam-basa dari suatu bahan. Oleh karena itu dengan dilakukanya percobaan ini
diharapkan kita dapat lebih mengetahui karakteristik asam dan basa juga perbedaanya.
B. Tujuan
Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek
perubahan warna berbagai indicator asam basa
C. Landasan teori
Alat Bahan
1. Plat tetes 1 buah 1. Larutan Elekterolit A, B, C, dan D
2. Pipet tetes 4 buah 2. Metil jingga (MJ)
3. Kertas lakmus merah / biru 3. Metil Merah (MM)
4. Fenolflatein (PP)
5. Bromtimol Biru (BTB)
E. Cara kerja
Cara Kerja : I
1. Pada Setengah plat tetes isi setengah lekukan larutan elektrolit A kemudian celubkan
a. Sepotong kertas lakmus merah
b. Sepotong kertas lakmus biru
c. Catat hasil pengamatan anda sesuai dengan table berikut
Cara kerja : II
Isilah setengah lekukan elektrolit A ke dalam masing – masing plat tetes dan tambahkan tiga
tetes larutan indicator pada setiap plat tetes, yaitu :
A. Hasil Pengamatan
Percobaan 1
No Larutan Indikator
Lakmus Merah Lakmus Biru
Warna lakmus Sifat Larutan Warna Sifat pH
Lakmus Larutan
1 A Biru Basa Biru Basa 11
2 B Biru Basa Biru Basa 14
3 C Merah Asam Merah Asam 2
4 D Merah Asam Merah Asam 0
5 Air Kolam Merah Netral Biru Netral
Percobaan II
Percobaan III
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa
kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.
Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat
lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu
asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika
dilarutkan dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan
untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat
tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi
larutan basa tersebut.
pH = −log [H+]
Percobaan I
Pada data Percobaan I dapat kita ketahui dari semua larutan yang diuji ada larutan yang
bersifat asam, basa dan netral, Kita dapt mengetahu sifat larutan dengan menguji larutan
menggunaka kertas lakmus dan juga Kertas pH lalu mencocokan hasil perubahan yang terlihat
pada alat uji dengan kakteristik asam dan basa.
1. Larutan A pada percobaan pertama dapat diketahui bersifat basa karena dapat mengubah
kertas lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru pH larutan A juga
menunjukan jika larutan A bersifat basa karena pH larutan A sebesar 11.
2. Larutan B pada percobaan pertama dapat diketahui bersifat basa karena dapat mengubah
kertas lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru pH larutan B juga
menunjukan jika larutan B bersifat basa karena pH larutan B sebesar 14.
3. Larutan C pada percobaan pertama dapat diketahui bersifat asam karena dapat mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah pH larutan C
juga menunjukan jika larutan C bersifat asam karena pH larutan C sebesar 2.
4. Larutan D pada percobaan pertama dapat diketahui bersifat asam karena dapat mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah, pH larutan D
juga menunjukan jika larutan D bersifat asam karena pH larutan C sebesar 0.
5. Air Kolam pada percobaan pertama dapat diketahui bersifat netral karena tidak dapat
mengubah warna kertas lakmus, kertas lakmus biru tetap berwarna biru, dan lakmus
merah tetap berwarna merah, pH air kolam juga menunjukan jika air kolam bersifat netal
karena pH larutan C sebesar 7.
Percobaan II
Pada data percobaan II dapat diketahui bahan - bahan alami juga dapat bersifat asam dan
basa, pengujian indicator alami dilakukan dengan cara pertama – tama menghaluskan indicator
alami lalu dicampurkan dengan dengan akuades agar terbentuk larutan setelah larutan terbentuk,
masing – masing larutan diteteskan dengan asam dan basa lalu melihat hasil perubahan warna
yang terlihat pada larutan, stelah itu cocokan perubahan yang terjadi dengan karakterisitik asam
dan basa, jika terjadi perubahan maka larutan dapat dijadikan indicator alami asam dan basa.
1. Larutan kunyit yang mula – mula berwarna kuning setelah diteteskan dengan
asam berubah warna menjadi oranye dan setelah diteskan dengan basa berubah
warna menjadi kuning, perubahan warna ini menunjukan bahwa kunyit dapat
dijadikan indicator alami asam dan basa
2. Larutan buah naga yang mula – mula berwarna merah bening setelah diteteskan
dengan asam berubah warna menjadi ungu tua dan setelah diteskan dengan basa
berubah warna menjadi merah muda, perubahan warna ini menunjukan bahwa
buah naga dapat dijadikan indicator alami asam dan basa
3. Larutan bunga teleng yang mula – mula berwarna biru hijau setelah diteteskan
dengan asam berubah warna menjadi hijau lumut dan setelah diteskan dengan
basa berubah warna menjadi merah tua, perubahan warna ini menunjukan bahwa
bunga teleng dapat dijadikan indicator alami asam dan basa
4. Larutan bungapacah yang mula – mula berwarna ungu setelah diteteskan dengan
asam berubah warna menjadi hijau tua dan setelah diteskan dengan basa berubah
warna menjadi merah muda, perubahan warna ini menunjukan bahwa bunga
pacah tidak terlalu baik dijadikan indicator alami asam dan basa
Percobaan III
Pada data percobaan II dapat diketahui setiap larutan yang telah ditambahakan indicator
memiliki pH yang berbeda – beda. Indikator asam – basa seperti : Metil Jingga, metil merah,
bromyimol biru, fenolflatein dapat digunakan untuk mengetahui pH suatu larutan dengan cara
melihat perubahan warna pada larutan setelah ditambahkan indicator.
1. Larutan A pada percobaan III setelah diteteskan indicator asam – basa seperti : metil
jingga larutan A berubah warna menjadi jingga dengan kesimpulan pH 4,4; metil merah
larutan A berubah warna menjadi kuning dengan kesimpulan pH 6,2; bromtimol biru
larutan A berubah warna menjadi biru dengan kesimpulan pH 7,6; fenolflatein, larutan A
berubah warna menjadi merah dengan keimpulan pH 10. Dari kesimpulan pH yang
didapatkan dari perubahan warna larutan terhadap indicator diperkirakan larutan A
memiliki pH ≥ 10
2. Larutan B pada percobaan III setelah diteteskan indicator asam – basa seperti : metil
jingga larutan B berubah warna menjadi jingga dengan kesimpulan pH 4,4; metil merah
larutan B berubah warna menjadi kuning dengan kesimpulan pH 6,2; bromtimol biru
larutan B berubah warna menjadi biru dengan kesimpulan pH 7,6; fenolflatein larutan B
berubah warna menjadi merah dengan kesimpulan pH 10. Dari kesimpulan pH yang
didapatkan dari perubahan warna larutan terhadap indicator diperkirakan larutan B
memiliki pH ≥ 10
3. Larutan C pada percobaan III setelah diteteskan indicator asam – basa seperti : metil
jingga larutan B berubah warna menjadi merah dengan kesimpulan pH 3,1; metil merah
larutan C berubah warna menjadi merah dengan kesimpulan pH 4,4; bromtimol biru
larutan C berubah warna menjadi kuning dengan kesimpulan pH 6; fenolflatein, larutan C
tetap berwarna bening dengan kesimpulan pH 8,3. Dari kesimpulan pH yang didapatkan
dari perubahan warna larutan terhadap indicator diperkirakan larutan B memiliki pH ≥ 10
4. Larutan D pada percobaan IV telah diteteskan indicator asam – basa seperti : metil jingga
larutan D berubah warna menjadi merah dengan kesimpulan pH 3,1; metil merah, larutan
D berubah warna menjadi merah dengan kesimpulan pH 4,4; bromtimol biru, larutan D
berubah warna menjadi kuning dengan kesimpulan pH 6; fenolflatein, larutan C tetap
berwarna bening dengan kesimpulan pH 8,3. Dari kesimpulan pH yang didapatkan dari
perubahan warna larutan terhadap indicator diperkirakan larutan B memiliki pH ≥ 10
C. Jawaban pertanyaan
1. A
2. indikator yang setulnya tidak perlu digunakan adalah metil merah. Harga pH yang diketahui dari
metil merah tidak ada yang menjadi acuan dalam penentuan perkiraan harga pH, karena jumlah
angka-angka harga pH dari metil merah selalu berada ditengah-tengah harga pH indikator yang
lain ketika ditentukan perkiraan pH-nya. jadi indikator metil merah tidak perlu digunakan, karena
harga pH perkiraan tidak akan berubah.
3. Pada percobaan tersebut yang termasuk variable bebas adalah metil jingga, metil merah,
bromtimol biru, dan fenolflatein, sedangkan yang termasuk variable terikat adalah larutan A,
larutan B, larutan C, Dan larutan D
4. Tujuan pengukuran pH larutan dengan beberapa indicator adalah untuk memperkirakan pH
larutan dengan lebih akurat. Semakin tepat Pengamatan warna larutan makaakan memberikan
perkiraan pH yang tepat pula
BAB III
Penutup
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai memperkirakan pH larutan dengan
beberapa indikatorgunabahasan dalam laporan praktikum ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang saya peroleh.
Sehubungan dengan laporan praktikum ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang
budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada saya demi sempurnanya laporan
praktikum ini. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi
para pembaca .
A. Simpulan
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa
kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.
Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat
lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Zat yang
bersifat asam akan memerahkan kertas lakmus.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air.Basa
adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat
dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan
basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan. Zat yang bersifat basa akan membirukan kertas
lakmus.
Zat yang bersifat asam-basa juga dapat berasal dari indicator alami misalnya kunyit, buah
naga, bunga teleng, sedangkan bunga pacah tidak dapat digunakan sebagai indicator alami
karena perubahan warna yang terjadi dalam bunga pacah sangat minim.
B. Saran
Dalam praktikum ini sebaiknya alat-alat yang akan digunakan terlebih dahulu
dicuci sampai bersih sehingga bekas-bekas zat sisa-sisa dari praktikum sebelumnya
hilang. Setelah dicuci keringkanlah semua alat-alat praktikum tersebut.
Selain itu juga di laboratorium kimia banyak alat-alat yang kondisinya sudah
tidak baik untuk digunakan lagi seperti pipet tetes.
Setelah praktikum juga semua alat yang dipakai haruslah dibersihkan kembali
kemudian dikeringkan dan semua sampah bekas praktikum buanglah di tempat yang telah
disediakan.
C. Daftar Pustaka
www.gede_ananda.blogspot.com/2016/01/perkiraan-pH-dari-larutan-asam-basa
www.wikipedia.com/pengertian-asam-basa