KELOMPOK 2
XI MIA 2
Anggota Kelompok:
Envidia Oktavia
Erghian Ranggata Apryanto
Farhan Dzaki Al-Faridi
Indra Rhamadan
Kusuma Dewi
Liendrie Patria Elsa
Natasya Safitri
Melin Anggraini
Muhamad Bintang
SMAN 1 MANGGAR
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
Landasan Teori
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab
yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Di alam, asam ditemukan
dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi
rasa limun yang tajam.
Asam secara umum merupakan senyawa yang rasanya asam dan memiliku
PH<7. Dalam definisi modern, Asam adalah suatu zat yang dapat memberi Proton (ion
H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron
bebas dari suatu basa. Basa biasanya memiliki PH>7, Suatu asam bereaksi dengan
suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Suatu larutan asam atau basa bisa diketahui menggunakan indikator yang biasa
disebut indikator asam basa. Salah satu indikator yang terkenal adalah kertas lakmus.
Asam akan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Basa akan mengubah kertas
lakmus merah menjadi biru. Selain itu juga ada indikator lain yaitu Metil Merah
(MR), Metil Orange (MO), Bromtimol Biru (BTB), dan Fenolfalein (PP). Indikator-
indikator ini biasa digunakan untuk memperkirakan rentang PH dari suatu larutan.
BAB II
Alat dan Bahan
Alat:
1.) Tabung reaksi 4 buah
2.) Pipet tetes
Bahan:
1.) Larutan A
2.) Larutan B
3.) Larutan C
4.) Larutan D
5.) Larutan E
6.) Metil Merah
7.) Metil Orange
8.) Bromtimol Biru
9.) Fenolfalein
BAB III
Cara Kerja
Fenolftalein (PP)
Fenolftalein (PP)
Larutan A
Metil Metil Perkiraan
Larutan BTB PP
Jingga Merah pH
Warna Tidak
Kuning Jingga Kuning
A Indikator Berwarna 4,4≤pH≤6,2
Nilai pH 4,4 6,2 6,0-7,6 8,3
Perkiraan 4,4 ≤pH≤6,0
Pada Larutan A, MO dan BTB nampak berwarna kuning, sedangkan MR berwarna orange
(foto pada lampiran mungkin berwarna kuning yang disebabkan oleh warna meja dan
pencahayaan yang tidak bagus, namun warna sebenarnya adalah orange). PP tidak berwarna.
Larutan B
Perkiraan 6,2≤pH≤7,6
MR dan MO tampak berwarna kuning. BTB berubah menjadi warna hijau, dan PP tak
berwarna.
Larutan C
Perkiraan 6,2≤pH≤7,6
Larutan C nampaknya memberikan hasil yang sama seperti larutan B. MO dan MR berwarna
orange, BTB berwarna hijau namun nampak lebih tua dibandingkan BTB Larutan B, dan PP
tak berwarna.
Larutan D
Perkiraan 6,2≤pH≤7,6
Warna dari MR dan MO adalah kuning. Kali ini btb nampal berwarna biru, dan PP
berwarna ungu.
Larutan E
Larutan E
Perkiraan 0≤pH≤3,1
Pada larutan E ternyata MR dan MO berwarna merah. BTB nampak berwarna kuning,
dan PP tak berwarna.
BAB V
Kesimpulan
Semua larutan menunjukan ekspresi yang berbeda-beda terhadap masing masing indikator
dalam percobaan ini. PH larutan tidak bisa benar benar di ukur, hanya bisa diperkirakan.
Salah satunya yaitu dengan percobaan di atas. MO, MR, BTB, dan PP bisa menjadi salah satu
pilihan untuk meperkirakan PH suatu larutan walaupun tidak seakurat alat ukur ph, namun
cara ini bisa dijadikan alternatif.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/07/210000523/apa-saja-penyebab-
pemanasan-global-
https://envihsa.fkm.ui.ac.id/2020/02/28/ehi-feb-march/#:~:text=Sampah%20yang
%20berasal%20dari%20aktivitas,pemanasan%20global%20(Global%20Warming)
https://investor.id/national/271239/sampah-kemasan-plastik-dinilai-salah-satu-
penyebab-utama-perubahan-iklim
https://www.agincourtresources.com/read-agincourt/waspada-ini-dampak-
pertambangan-ilegal/
LAMPIRAN