Anda di halaman 1dari 57

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

BLOK 9. DASAR PENYAKIT KONGENITAL & TUMOR


DAN BLOK 10. MUSKULOSKELETAL
SEMESTER 3 TAHUN II TA 2019/2020
ii l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

Penyunting:
Dr.Dra.Lilis Suryani,M.Kes

Kontributor:
dr. Indrayanti, Sp.PA
dr. Agus Suharto, Sp.PA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019-2020
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l iii

TATA TERTIB PRAKTIKUM


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SYARAT DAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


WAKTU PRAKTIKUM
1. Praktikum dimulai sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Mahasiswa hanya boleh pindah jadwal atau mengikuti inhal
di waktu lain hanya yang merupakan utusan prodi/fakultas/
universitas dengan diketahui kaprodi/dekan /rektor
3. Dalam hal-hal tertentu pindah jadwal atau mengikuti inhal di waktu
lain dengan diketahui PJ blok, DPA dan pembimbing penelitian.

PRETEST
1. Mengikuti pretest adalah syarat mahasiswa mengikuti kegiatan
praktikum.
2. Sebelum kegiatan belajar dimulai, dilaksanakan pretest.
3. Bagi mahasiswa yang terlambat namun pretest masih berlangsung,
diperbolehkan mengikuti pretest tanpa penambahan waktu.
Bagi mahasiswa yang terlambat namun pretest sudah selesai,
maka tidak diperkenankan mengikuti acara praktikum dan harus
mengikuti inhal praktikum.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum
bila nilai pretest < 40
5. Mahasiswa wajib mengerjakan pretest dengan jujur, bila melakukan
kecurangan (mencontek teman, bekerjasama, membuat dan
menggunakan contekan, dll) ataupun tindakan mencurigakan
yang lain (tengak-tengok, lirak-lirik, berbisik/berbicara dengan
teman, menggunakan HP, dll), maka asisten berhak memberikan
peringatan dan sanksi (pengurangan nilai, pembatalan pretest,
dan/atau mengeluarkan mahasiswa tsb). Tidak diperkenankan
mencoret jawaban, menggunakan tipex untuk mengganti jawaban
atau menggunakan pensil pada saat mengerjakan pretest.
iv l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

KETENTUAN PAKAIAN
1. Mahasiswa yang mengikuti praktikum wajib menggunakan jas
praktikum, dikancingkan rapi sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Jas panjang putih selutut. Jas praktikum bukan jas dokter.
b. Di bagian dada kanan terdapat badge nama mahasiswa tertulis
lengkap dan PD-FKIK UMY sebagai identitas diri pemilik jas
laboratorium.
c. Di bagian dada kiri terdapat badge logo UMY sebagai identitas
almamater pemilik jas laboratorium.
d. Terdapat dua kantong di sisi kanan dan kiri bawah depan jas
laboratorium.
2. Bagi mahasiswa yang tidak membawa jas praktikum sesuai
ketentuan, tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar.
3. Mahasiswa yang mengikuti praktikum wajib berpenampilan sopan
dan rapi serta berbusana sesuai dengan ketentuan yang berlaku :
Laki -laki :
a. Menggunakan atasan kemeja kain / kaos yang berkerah, tidak
berbahan jeans atau menyerupai jeans dan dikancingkan
rapi.
b. Menggunakan bawahan celana panjang kain, tidak berbahan
jeans atau menyerupai jeans.
c. Rambut pendek tersisir rapi, tidak menutupi telinga dan mata
serta tidak melebihi kerah baju.
d. Kumis dan jenggot dipotong pendek dan tertata rapi.
e. Tidak diperkenankan menggunakan peci atau penutup kepala
lainnya selama kegiatan belajar berlangsung.
f. Menggunakan sepatu tertutup dengan kaos kaki.
g. Tidak diperkenankan mengenakan perhiasan.

Perempuan :
a. Mengenakan jilbab tidak transparan dan menutupi rambut,
menutupi dada maksimal sampai lengan.
b. Mengenakan atasan atau baju terusan berbahan kain, tidak
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l v

berbahan jeans atau yang menyerupai jeans maupun kaos,


tidak ketat maupun transparan serta menutupi pergelangan
tangan.
c. Mengenakan bawahan berupa rok atau celana kain panjang
longgar, menutupi mata kaki tidak berbahan jeans atau
menyerupai jeans maupun kaos, tidak ketat maupun
transparan dengan atasan sepanjang kurang lebih 5 cm di
atas lutut.
d. Menggunakan sepatu yang menutupi kaki, diperbolehkan
menggunakan sepatu berhak tidak lebih dari 5 cm.
e. Kuku jari tangan dan kaki dipotong pendek rapi dan bersih

KETENTUAN SELAMA PRAKTIKUM


1. Selama praktikum berlangsung, dilarang :
a. Makan dan minum.
b. Membawa tas (penertiban loker mahasiswa).
c. Merokok.
d. Bersenda gurau yang berlebihan
2. Selama kegiatan praktikum berlangsung, tidak diperkenankan
menggunakan alat komunikasi elektronik. Mahasiswa
diperkenankan mengangkat telepon penting dengan ijin asisten
praktikum dan harus di luar ruangan.
3. Setelah praktikum berakhir, wajib merapikan dan dan
mengembalikan alat - alat yang telah digunakan. Apabila
merusakkan/menghilangkan/membawa pulang alat/bahan, akan
dikenakan sanksi (jika hilang atau merusak wajib mengganti).
4. Meninggalkan ruang praktikum, meja dan ruangan dalam keadaan
bersih dan rapi.
5. Melakukan kegiatan praktikum sesuai jadwal dan kelompok yang
telah ditentukan. Bagi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti
kegiatan praktikum pada waktu yang telah ditentukan, wajib
mengikuti inhal.
6. Jika menggunakan alat dan ruangan praktikum di luar jadwal,
harus seijin penanggungjawab praktikum .
vi l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

INHAL
1. Inhal bagi mahasiswa bila nilai pretest < 40
2. Inhal diperuntukkan bagi mahasiswa dengan alasan apapun tidak
mengikuti praktikum dan untuk mahasiswa yang inhal pretest.
3. Peserta inhal karena delegasi dan sakit harus menunjukkan surat
keterangan maksimal 1 minggu dari hari pelaksanaan praktikum.
4. Biaya inhal (tidak mengikuti praktikum ataupun inhal pretest)
sebesar Rp.40.000,-/topik dan dibayarkan dengan mengambil
formulir pembayaran di FO Dekanan FKIK UMY dan dibayarkan di
bank, kecuali peserta delegasi.
5. Mahasiswa utusan dari Prodi/Fakultas/Universitas wajib
menyerahkan surat keterangan/ijin delegasi Maksimal satu hari
sebelum dilaksanakan praktikum tersebut kepada admin Biomedik
dan wajib memberitahukan kepada koordinator departemen yang
dituju. Apabila mahasiswa tersebut tidak dapat meyerahkan surat
tersebut pada waktunya maka mahasiswa tersebut tetap terhitung
inhal non delegasi (membayar).
6. Inhal dilaksanakan pada blok yang sedang berjalan, sebelum
pelaksanaan responsi.
7. Nilai inhal pretest bagi mahasiswa hadir namun inhal dihitung dari
rata-rata nilai pretest praktikum awal dan pretest pada saat inhal.
8. Mahasiswa yang inhal karena ijin sakit maupun ijin dengan keterangan,
maka nilai inhal apa adanya, sedangkan mahasiswa yang tidak hadir
tanpa keterangan nilai inhal adalah 0 + nilai inhal dibagi 2.
9. Mahasiswa boleh mengikuti inhal maksimal 50% dari total topik
praktikum dalam 1 blok.

RESPONSI
1. Responsi berupa tentamen
2. Mahasiswa harus sudah mengikuti 100% acara praktikum tiap
blok.
3. Responsi dilaksanakan pada akhir blok bersangkutan, untuk
mengevaluasi kemampuan kognitif maupun attitude mahasiswa
pasca kegiatan praktikum .
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l vii

4. Mahasiswa dinyatakan lulus responsi dengan nilai ≥ 60.


5. Mahasiswa yang tidak lulus responsi wajib mengikuti remediasi
(CBT) sesuai jadwal yang telah ditentukan.
6. Bagi mahasiswa yang belum mengikuti responsi, harus mengikuti
responsi pada angkatan di bawahnya sesuai jadwal.

NILAI
1. Nilai praktikum dihitung dari nilai harian 50% dan nilai responsi
50%.
2. Bagi mahasiswa yang belum memenuhi nilai harian maka nilai
responsi ditahan, sampai telah menyelesaikan semua (100%)
kegiatan praktikum.

Demikian ketentuan tata tertib ini dibuat demi kelancaran dan


kesuksesan kegiatan praktikum PSPD FKIK UMY. Hal-hal lain yang
belum tercantum dalam ketentuan ini akan diatur kemudian sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada.

Yogyakarta, September 2019


Dekan FKIK UMY

Dr. dr. Wiwik Kusumawati, M.Kes


viii l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Alhamdulillaahirobbil’alamin,
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
hanya berkat nikmat dan inayahNya Buku Petunjuk Praktikum ini
berhasil disusun. Buku ini disusun untuk memudahkan mahasiswa
dalam pelaksanaan praktikum IT dan biomedis di semester Gasal
tahun II (blok 9, 10, 11), sebagai dasar untuk mempelajari ilmu-ilmu
kedokteran klinis.
Buku praktikum blok 9 ini berisi materi tentang fisiologi pengaturan
suhu tubuh, mikrobiologi meliputi morfologi bakteri dan pengecatan,
morfologi jamur dan pengecatan, tes potensial antibiotik dan tes
sensitivitas antibiotik, sterilisasi, patologi anatomi meliputi inflamasi
akut dan kronik dan farmakologi obat analgesik. Praktikum blok 10
berisi materi tentang tumor muskuloskeletal. Diharapkan mahasiswa
dapat melaksanakan seluruh tugas dalam acara praktikum (persiapan,
pretest, kegiatan praktikum, post test, dan penyusunan laporan
praktikum/tugas), sehingga dapat menambah kognitif yang sesuai
dengan kompetensi utama dalam bidang ilmu kedokteran dasar bahwa
seorang dokter harus mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuaan
biomedik yang relevan sebagai sumber keilmuan dan berbagai data
penunjang untuk diagnosis dan tindakan medik Kedokteran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada nara sumber yang
telah bersedia menyusun dan mengumpulkan bahan penyusunan
buku praktikum ini dan pihak-pahak yang membantu sehingga dapat
tersusun buku petunjuk praktikum dengan baik. Buku petunjuk
praktikum ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, saran dan
kritik kami harapkan untuk memperbaiki buku ini di waktu mendatang.
Akhirnya, ada pepatah yang indah bila didengar dan lebih indah lagi
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l ix

bila dilaksanakan “Seeing Once is Better than Hearing Many Times,


Doing Once is better than Seeing Many Times”. Semoga buku petunjuk
praktikum ini dapat membantu para praktikan dalam melaksanakan
praktikum sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta, Agustus 2019


Tim Penyusun
x l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

DAFTAR ISI

Tata Tertib...................................................................................... iii


Kata Pengantar ............................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................ x

Blok 9
DASAR PENYAKIT KONGENITAL & TUMOR
Praktikum Patologi Anatomi
1. Jejas & Regenerasi.................................................................. 2
2. Adaptasi & Retrogresi............................................................. 8
3. Neoplasma Benigna............................................................... 14
4. Neoplasma Maligna............................................................... 21

Blok 10
MUSKULOSKELETAL
Praktikum Patologi Anatomi.......................................................... 29
1. Tumor muskuloskeletal ......................................................... 30
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 1

BLOK 9
DASAR PENYAKIT KONGENITAL
DAN TUMOR
2 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

TOPIK : Praktikum Patologi Anatomi


PERTEMUAN KE : 1
SUB TOPIK : Jejas & Regenerasi

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:


Mahasiswa memahami perubahan patologis anatomi proses jejas dan
regenarasi

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:


Mahasiswa mampu mengamati dan mengidentifikasi perubahan
patologis anatomi proses jejas dan regenarasi sesuai dengan kasus
klinis

DASAR TEORI
1. DEGENERASI HIDROPIK
Pengertian umum :
Pembengkakan sel sebagai manifestasi pertama pada hampir semua
bentuk jejas pada sel, sebagai akibat pergeseran air dari ekstraseluler
ke dalam sel karena mekanisme gangguan pengaturan ion dan volume
disebabkan kehilangan ATP. Bersifat reversibel dan biasanya tanpa
dampak fungsional yang berarti. Dahulu disebut juga sebagai degenerasi
albuminosa / degenarasi parenchymatosa / degenarasi bengkak keruh
/ cloudy swelling. Secara makroskopis lebih tampak nyata pada seluruh
alat tubuh bila menyerang seluruh sel organ, menyebabkan organ
kepucatan, turgor dan berat organ bertambah.

SKENARIO 1
Wanita 25 tahun mengalami perdarahan pada permulaan kehamilan,
perbesaran uterus lebih cepat dari umur kehamilan, pada Ro tak
tampak janin, PP test +.

Diagnosis: Molla hidatidosa.


Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 3

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Terlihat villi Chorialis yang terdiri dari dua lapis sel, Sitotrofoblas dan
Sinsitiotrofoblas dengan degenerasi hidropik, yaitu stroma di dalam
villi mencair.

Diagnosis/proses yang terjadi : Degenerasi hidropik

2. PRODUKSI MUSIN BERLEBIH


Pengertian umum :
Pembentukan musin yaitu bahan tanpa struktur, jernih dan lekat yang
banyak.
Pembentukan lendir yang banyak ditemukan pada radang rektum,
selesma, dan kadang juga dibentuk oleh tumor ganas adenokarsinoma
disebut karsinoma berlendir (Mucinous Carsinoma).

SKENARIO 2
Laki-laki 65 tahun dengan keluhan 4 tahun sakit lambung, berat badan
turun, anoreksia dan tak ada respon terhadap pengobatan, keadaan
menjadi berat dengan terjadinya stenose pilorus. Dilakukan reseksi
ventrikulus.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Terdapat sel-sel yang mengandung vakuola dalam sitoplasma. Vacuola
ada yang masih kecil, kadang-kadang terlihat lebih dari satu vacuola
kecil-kecil tetapi banyak pula yang sudah besar sehingga mendesak
inti sel ke tepi. Vacuola tampak seperti kosong ini sebenarnya terisi
oleh bahan mukoid. Vakuola terus membesar oleh karena timbunan
mukoid makin lama makin membesar dan mendesak inti ke tepi,
sehingga sel-sel tersebut seperti cincin stempel (sign ring cell). Sel-
sel yang demikian ini akhirnya akan mati karena desakan dan bahan
mukoid di dalamnya akan tertimbun di sekitarnya.

Diagnosis/proses yang terjadi : Produksi musin berlebih


4 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

3. HIALINISASI
Pengertian umum :
Perubahan hialin dihubungkan dengan segala perubahan yang
dapat terjadi di dalam sel, diantara sel (ekstraseluler) dan lebih luas
sebagai hialinisasi jaringan. Istilah hialin menyatakan sifat setiap
bahan homogen, terang dan berwarna merah muda mngkilat pada
pengecatan rutin (HE).

SKENARIO 3
Wanita 25 tahun gravid 2 bulan dengan mioma besar di bagian bawah
uterus.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Jaringan uterus ada jaringan yang mengalami degenerasi hialin ialah
jaringan dengan inti sedikit.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Pada degenerasi hialin inti sedikit dan fusiform.

Diagnosis/proses yang terjadi : Hialinisasi

NEKROSIS
Pengertian Umum :
Terdapat dua pola morfologik kematian sel yaitu nekrosis dan
apoptosis.
Nekrosis berarti perubahan morfologi yang disebabkan proses
degradasi dari enzim intraseluler sehingga terjadi autolysis. Kematian
sel atau jaringan pada individu hidup disebabkan oleh jejas letal.
Nekrosis ditunjukkan oleh proses pencernaan sel oleh enzim dan
denaturasi protein.
Tanda jelas kematian sel terdapat pada inti yang :
1. Piknotis: Penggumpalan DNA menjadi masa solid, Pengisutan inti,
dan inti bertambah basofil.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 5

2. Karioreksis: Fragmentasi dari inti yang piknotis.


3. Kariolisis: Kromatin basofil menjadi pucat akibat aktivasi DNA-ase
pada penurunan PH sel.

Jenis nekrosis :
• Koagulativa
• Mencair
• Perkejuan
• Lemak
Terangkan mengenai apoptosis !

SKENARIO 4
Wanita 22 tahun, amenorea 2 bulan, terjatuh dari tangga, terdapata
perdarahan pervaginam disertai jaringan.

Makroskopis :
Jaringan tidak tampak segar dan keruh (opak) berwarna putih abu-
abu.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Tampak villi placenta perubahan dari villi normal menjadi villi yang
nekrotis. Pada jaringan yang nekrotis tampak tidak berstruktur dengan
inti yang piknotis, karioreksis, dan kariolisis.

Diagnosis/proses yang terjadi : Nekrosis

GRANULOMA BENDA ASING


Pengertian umum :
Merupakan tonjolan-tonjolan yang biasanya dalam dan sekitar sendi
bursa dan sering juga sekitar tulang rawan daun telinga. Merupakan
penyakit yang berhubungan dengan metabolisme purin, sehingga asam
6 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

urat meninggi dan terjadi pengendapan urat pada berbagai jaringan


yang disebut topus.

SKENARIO 5
Wanita 50 tahun, sendi pergelangan tangan bengkak, merah, panas
dan nyeri pada perabaan serta sakit bila digerakkan, kadar asam urat
darah meningkat.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Terlihat adanya serang-sarang bulat dan hampir bulat dengan bagian-
bagian yang merupakan bagian tidak berstruktur seluler dan di bagian
tepinya dikelilingi oleh suatu jaringan dengan sel-sel yang besar dan
kecil.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Bagian yang tak berstruktur ternyata adalah jaringan yang nekrotis
dan di antaranya terdapat bahan yang homogen. Semua ini dikelilingi
oleh jaringan yang terdiri atas sel-sel raksasa tipe benda asing. Bahan
homogen tersebut adalah timbunan natrium biurat yang semestinya
dalam bentuk kristal.

GINJAL POLIKISTIK KONGENITAL


Merupakan penyakit herediter, ditemukan pada 1 di antara 400-500
otopsi. Satu atau kedua ginjal mengandung sejumlah besar kista
dengan berbagai ukuran. Dua bentuk klinik yang paling sering adalah
jenis infantil dan jenis adultum. Jenis infantil, bersifat autosom resesif,
ditandai dengan adanya kista yang berkembang penuh pada waktu
lahir, biasanya bayi tidak hidup lama. Jenis adultum,bersifat autosom
dominan, tidak ada pada waktu lahir, berkembang lambat dari tahun
ke tahun, sampai kemudian gingal mencapai ukuran saangat besar,
dan mudah diraba sebagai masa di abdomen yang berlanjut ke daerah
pelvis. Kista berisi cairan jernih, keruh sampai hemoragis.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 7

Ginjal membesar, pada dinding luar tampak banyak mengandung tonjo­


lan  kistik kecil maupun besar yang transparan. Kista dapat berisi lendir
maupun urin. Kista terjadi dari tubulus kolektivus, tubulus proksimalis
maupun kapsul Bowman.

Scenario 6
Anak laki-laki 25 tahun dengan gejala bengkak, mulai
dari muka. Sering  pening.  Pada pemeriksaan tensi  meninggi 170/120
mmHg,  ada massa  tumor  di  perut  bawah  kanan kiri (pinggang).   Hasil
pemeriksaan   kimia darah menunjukkan kadar ureum darah yang
meninggi. Penderita dioperasi untuk transplantasi ginjal

Makroskopik:
Ginjal   membesar   berbenjol-benjol (kistik)   sebagian isi massa
keputihan sebagian kemerahan

Mikroskopik:
Nampak   sedikit adanya parenchym ginjal yang normal (glomerulus
dengan   tubulus).  Kista ukuran bervariasi. Yang kecil dilapisi epitel
kuboid, yang besar dilapisi epitel pipih.

Daftar Pustaka
Abbas,A.K.,Aster,J.C.,dan Kumar, V.2015. Buku Ajar Patologi Robbins.
Edisi 9. Singapura: Elsevier Saunders.
Sander, A.M., Dr. 2004. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 2. Edisi 1.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. p. 69-72.
Sabiston, D.C., Jr, M.D. 2004. Sabiston Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC.
p. 364-384.
8 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

TOPIK : Praktikum Patologi Anatomi


PERTEMUAN KE : 2
SUB TOPIK : Adaptasi & Retrogresi

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:


Mahasiswa memahami perubahan patologis anatomi proses adaptasi
dan retrogasi

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:


Mahasiswa mampu mengamati dan mengidentifikasi perubahan
patologis anatomi proses adaptasi dan retrogasi sesuai dengan kasus
klinis

DASAR TEORI
HIPERPLASI (Prostat)
Pengertian umum :
Hiperplasi adalah bertambahnya jumlah sel dalam suatu jaringan
atau alat tubuh. Hiperplasi prostat bersifat benigna, sering dijumpai
dan ditandai oleh nodul-nodul besar-besar yang letaknya agak jauh
satu sama lainnya dalam prostat. Mikroskopis didapatkan proliferasi
komponen kelenjar maupun fibromuskular prostat.
Sebutkan contoh hiperplasi organ lain !

SKENARIO 7
Laki-laki 60 tahun dengan retentio urine Pada pemeriksaan klinis,
prostat membesar berbenjol.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Tampak jaringan prostat, stroma miofibril proliferasi. Kelenjar prostat
dengan epitel hiperplasia.

Diagnosis/proses yang terjadi : Hiperplasia (prostat)


Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 9

METAPLASIA (Apokrin)
Pengertian umum :
Substitusi yang bersifat adaptif suatu macam sel dewasa atau sel yang
telah mengalami differensiasi penuh menjadi sel dewasa jenis lain.
Contoh sel kolumner menjadi skuamous, atau dalam kasus ini sel epitel
asinus/duktus kelenjar payudara menjadi sel yang menyerupai epitel
kelenjar apokrin.

SKENARIO 8
Wanita 35 tahun, dengan massa berdiameter 12 cm pada payudara kiri,
mudah digerakkan dari sekitarnya, batas tidak tegas. Seluruh benjolan
diangkat.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Tampak jaringan payudara dengan proliferasi duktuli kelenjar, sebagian
sampai papiler. Duktuli ada yang melebar kistik berisi masa merah
homogen. Tampak epitel duktus yang sel-selnya berubah menjadi
lebih besar. Bentuk poligonal / silindrik, sitoplasma eosinofil cukup. Sel
epitel ini yang mengalami metaplasi apokrin. Di antara tubuli kelenjar
dijumpai sebukan limfosit.

Diagnosis/proses yang terjadi : Metaplasia (apokrin)

DISPLASIA (dari epitel servik)


Pengertian umum :
Perubahan ke arah kemunduran pada sel dewasa. Hilangnya
keseragaman sel secara individual dan juga hilangnya orientasi sel
tersebut. Berhubungan erat dengan iritasi / radang kronik yang
berkepanjangan. Besifat memiliki potensi reversibel, meskipun
Displasia dikatakan merupakan bentuk celaka yang memiliki potensi
untuk mendatangkan kematian.
10 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

SKENARIO 9
Wanita, 70 tahun, dengan prolapsus uteri dan riwayat penyakit dahulu
leukorrhoe selama ± 2 tahun.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Epitel gepeng berlapis yang menebal, dengan proliferasi sel-sel basal
bervariasi sampai setengah tebal lapisan epitel tersebut.

Mikrokopis Perbesaran Kuat :


Perhatikan bentuk sel-sel basal, dengan inti relatif lebih besar dan
kromatin agak kasar, mitosis fisiologis pada beberapa sel.

Diagnosis/proses yang terjadi : Displasia

ANAPLASIA (dari epitel servik)


Pengertian umum :
Perubahan ke arah kemunduran. Terjadi pada sel dewasa yang
berubah menjadi sel yang bersifat lebih primitif. Sel anaplastik
memperlihatkan pleomorfisme nyata yaitu variasi nyata dalam bentuk
dan ukuran sel, yang lebih dari sel displastik. Merupakan ciri tumor
ganas, bersifat irreversibel. Perubahan terjadi dalam bentuk, ukuran ,
kualitas kromatin, jumlah mitosis dan orientasi sel-sel.

SKENARIO 10
Wanita, 70 tahun, dengan prolapsus uteri dan riwayat penyakit dahulu
leukorrhoe selama ± 5 tahun.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Tampak epitel berlapis di perubahan seluler di bawahnya terdapat
sarang sel polimorfi, atipi, sitoplasma sedikit sampai sedang, inti
vesikuler, anak inti jelas lebih dari satu.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 11

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Perhatikan pada inti vesikuler tampak kondensasi kromatin tak teratur,
mitosis cukup banyak.

Diagnosis/proses yang terjadi : Anaplasia

TROMBUS DAN ORGANISASI


Pengertian umum :
Trombus adalah bekuan darah intravaskular sewaktu masih hidup.
Dapat terjadi di semua tempat pada sistem kardiovaskular : ruang
jantung, arteri, vena, atau kapiler. Komposisi, ukuran dan bentuk
ditentukan oleh tempat asalnya. Trombus arteri bersifat kering,
rapuh, massa keabu-abuan disebut juga trombus putih / konglutinasi.
Trombus vena lebih kaya eritrosit (red trombus).
Organisasi merupakan proses pertumbuhan sel-sel otot polos endotel
dan sel-sel mesenkim ke dalam trombus fibrinosa.
Rekanalisasi merupakan proses saluran kapiler beranastomosis
membentuk jalan tembus dari satu ujung trombus keujung lain dimana
darah dapat mengalir.

SKENARIO 11
Laki-laki 38 tahun, dengan hemorrhoid eksterna.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Tampak jaringan anus dengan permukaan dilapisi epitel gepeng
berlapis, di bawah epitel tampak jaringan ikat yang sedikit sembab
mengandung banyak pembuluh darah (vena) yang dilatasi berisi
eritrosit dan sebagian berisi jaringan ikat fibrosa dengan kapiler kecil–
kecil.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Tampak sebagian pembuluh yang dilatasi berisi eritrosit, sebagian
berisi bekuan darah dan jaringan ikat, sedang bagian lain ditemukan
12 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

pembuluh yang dilatasi berisi jaringan ikat yang fibrous dengan


fibroblast-fibroblast dan banyak ditemukan kapiler-kapiler kecil (kapiler
baru) yang berisi eritrosit (rekanalisasi) yang terakhir ini merupakan
trombus dengan rekanalisasi.

Diagnosis/proses yang terjadi : Trombus dan organisasi

ATROFI (Endometrium)
Pengertian umum :
Pengisutan ukuran sel akibat kekurangan bahan sel. Merupakan bentuk
reaksi adaptasi yang disebabkan oleh :
1. Berkurangnya beban kerja.
2. Kehilangan persarafan.
3. Hilangnya rangsang hormon.
4. Berkurangnya perbekalan darah.
5. Nutrisi yang tidak memadai.

SKENARIO 12
Wanita umur 75 tahun dengan prolapsus uteri, tanpa gejala klinis lain.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Tampak dinding uterus dengan lapisan endometrium tipis, stroma agak
padat, dan asini kelenjar kecil-kecil.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Asini kelenjar dengan selapis sel silindrik rendah satu lapis.

Daftar Pustaka
Abbas,A.K.,Aster,J.C.,dan Kumar, V.2015. Buku Ajar Patologi Robbins.
Edisi 9. Singapura: Elsevier Saunders.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 13

Sander, A.M., Dr. 2004. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 2. Edisi 1.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. p. 69-72.
Sabiston, D.C., Jr, M.D. 2004. Sabiston Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC.
p. 364-384.
14 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

TOPIK : Praktikum Patologi Anatomi


PERTEMUAN KE : 3
SUB TOPIK : Neoplasma Benigna

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:


Mahasiswa memahami perubahan patologis anatomi neoplasma
benigna

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:


Mahasiswa mampu mengamati dan mengidentifikasi perubahan
patologis anatomi neoplasma benigna sesuai dengan kasus klinis

DASAR TEORI
A. NEOPLASMA BENIGNA
PAPILLOMA SEL SKUAMOSA
Pengertian umum :
Merupakan tumor jinak asal jaringan epitel yaitu epitel skuamosa,
bersimpai. Sering tumbuh pada kulit seperti juga terjadi pada mulut,
larynx dan permukaan ini dilapisi oleh epitel gepeng berlapis.

SKENARIO 13
Benjolan kecil bertangkai pada kulit leher.

Mikroskopis Perbesaran Lemah / Kuat :


Jaringan ikat fibrous tersusun papiler dilapisi epitel skuamus komplek,
membrana basalis utuh.

NEVUS PIGMENTOSUS
Pengertian umum :
Nevus ialah tanda disebut juga tahi lalat. Sering kali berupa tonjolan
abu-abu, coklat/hitam diatas kulit. Mengandung pigmen melanin.
Kadang-kadang berambut untuk jenis intradermal. Sering bersifat
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 15

kongenital, bukan merupakan proses neoplastik. Meskipun congenital


seringkali baru terlihat setelah penderita dewasa. Nevus dapat jadi
ganas terutama jenis junctional dan compound.

Tanda-tanda ganas :
• Nevus dikelilingi zone merah akibat radang.
• Cepat membesar
• Pigmentasi bertambah
• Gatal
Keganasan sering terjadi terutama pada kaki dan tangan, jari
terutama di bawah kuku, genitalia, anus dan tempat-tempat lain yang
memungkinkan nevus tersebut mengalami trauma dan iritasi terus
menerus.

SKENARIO 14
Penderita perempuan, 18 tahun dengan tahi lalat di lengan kirinya.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Terlihat di bawah epidermis sarang-sarang sel yang bulat dan poligonal
(sarang-sarang sel nevus yang mengadung pigmen melanin intra dan
ekstraselular). Terlihat nyata batas antara sarang sel dengan jaringan
di bawahnya.

POLIP ADENOMATOSA
Pengertian umum :
Polip merupakan istilah makroskopis untuk setiap lesi yang membuat
penonjolan di atas permukaan mukosa. Polip adenomatosa merupakan
neoplasma yang sifatnya jinak . Ada kecenderungan predisposisi genetik
pada polip adenomatosa oleh karena pada silsilah keluarga tertentu
ditemukan frekuensi yang tinggi untuk penyakit ini. Bagian distal usus
besar merupakan tempat utama untuk pertumbuhan polip pada usia
muda. Tapi dengan bertambahnya umur perkembangan polip sering
terjadi pada calon kanan sehingga pada usia tua ditemukan 40-45 %
16 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

ditemukan di daerah rektosigmoid dan relatif lebih sering ditemukan


dicolon kanan 25 %.

SKENARIO 15
Pria 25 tahun dengan keluhan sering keluar lendir dari anus, terutama
saat buang air besar. Pada pemeriksaan rectoskopi terlihat benjolan
di rectum putih kemerahan mengkilap, bertangkai. Dilakukan
pengambilan masa tersebut.

Makroskopis :
Jaringan bertangkai sembab licin, kenyal.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Jaringan sembab dilapisi epitel columnair selapis (sebagian besar telah
lepas). Didapatkan proliferasi kelenjar seromucinosa, sebagian lumen
dilatasi. Cukup banyak dijumpai sebukan sel radang menahun dan
lekosit.

KISTA DERMOID (TERATOMA)


Pengertian umum :
Teratoma merupakan tumor yang terdiri atas berbagai jenis jaringan
yang asalnya dari ketiga lapis benih. Terbanyak ditemukan pada
ovarium, testis, daerah presacral, precoccygeal, retroperitoneal
dan mediastinum. Atas dasar derajat diferensiasinya dikenal yang
berdiferensiasi baik sebagai teratoma maturus, kebanyakkan dijumpai
pada anak, mikroskopis terdiri dari unsur-unsur yang berdiferensiasi
baik misal saraf, otot, tulang rawan, lemak, epitel skuamosa dan
dinding usus. Pada teratoma immatur di antara jaringan terdapat unsur
serupa tetapi sel-selnya tidak berdiferensiasi sempurna dan mudah
dapat dikenal sebagai jaringan embrional, walau varian ini memiliki
sifat ganas, tetapi gambar sitologis tidak tampak tanda-tanda ganas.
Teratoma dengan perubahan keganasan, tampak satu komponen
lapisan atau lebih yang jelas ganas, biasanya terdiri dari karsinoma
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 17

sel skuamosa, adeno karsinoma musinosum atau sarkoma. Teratoma


Immatur dan Teratoma maligna lebih sering dijumpai pada individu
dewasa.

SKENARIO 16
Wanita 55 tahun dengan kista indung telur, unilokular, dengan isi massa
seperti bubur.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Dinding kista dilapisi epitel gepeng berlapis. Dibawahnya terlihat
jaringan yang berasal dari berbagai tipe jaringan, yaitu : jaringan ikat,
jaringan sebacea, jaringan lemak, kelenjar peluh, dan jaringan saraf,
tulang.

LIPOMA
Pengertian umum :
Merupakan tumor jinak asal jaringan mesoderm yang terdiri atas
jaringan lemak. Banyak ditemukan didaerah subcutis leher, bahu,
punggung, bokong. Lipoma bersimpai, tidak melekat pada kulit di
atasnya sehingga dapat digerakkan dengan bebas.

SKENARIO 17
Suatu benjolan dibawah kulit sebesar duku, mudah digerakan. Pada
operasi didapatkan tumor benigna di dalam sub-cutis. Penampang
berwarna kuning.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Terlihat adanya jaringan lemak dengan sel-sel lemak seperti pada
jaringan lemak normal. Mitosis atau polimorfi dari sel-sel lemak tidak
terdapat.
18 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

LEIOMYOMA
Pengertian umum :
Merupakan tumor jinak asal jaringan mesoderm yaitu dari otot
polos. Banyak terdapat pada uterus, dan biasanya timbul pada
masa reproduksi, tidak pernah timbul sebelum puber atau sesudah
menopouse. Bersimpai.

SKENARIO 18
Wanita 57 tahun, dengan uterus membesar, dilakukan histerektomi.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Sel-sel otot polos tersusun dalam berkas. Inti-inti yang memanjang
terlihat paralel. Ada bagian yang telah mengandung degenerasi hialin
sedikit.

OSTEOMA
Pengertian umum :
Merupakan tumor jinak asal dari jaringan mesoderm yaitu terdiri atas
jaringan tulang / osteoblast.
Menurut bentunya dibagi 2 jenis :
1. Osteoma durum = Osteoma compactum.
Jaringan osteoma tersebut padat dan keras. Misal pada tulang tengkorak
dan dapat menonjol ke dalam rongga tengkorak / orbita.
2. Osteoma spongiosum.
Yaitu osteoma yang lebih lunak dan berongga –rongga. Tumor ini
tidak mengganggu secara klinis dan diangkat berdasarkan alasan
kosmetik atau jika menyebabkan efek penekanan lokal.

SKENARIO 19
Laki-laki 25 tahun, dengan benjolan pada mandibula sejak 2 tahun
yang lalu. Dioperasi, hasil dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 19

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Tampak trabekula tulang kompakta dengan sedikit osteosit berwarna
kebiru-biruan.

FIBROADENOMA
Pengertian umum :
Merupakan tumor jinak yang terdiri atas epitel kelenjar dan jaringan
ikat yang terjadi pada kelenjar payudara. Bersimpai dengan permukaan
licin dan mudah digerakkan.

SKENARIO 20
Perempuan 20 tahun, Indonesia, sejak 6 bulan terdapat tumor
sebesar telur merpati pada mammae sinistra di atas papilla mammae.
Permukaan licin, lepas dari sekitarnya.

Makroskopis :
Yang diterima untuk diperiksa adalah 2 buah jaringan masing-masing
sebesar jagung dan kemiri. Simpai baik, penampang putih , konsistensi
keras.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Jaringan tumor berbentuk lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen
atau jaringan miksomatous, mengandung saluran-saluran berdinding
epitel. Saluran-saluran tersebut ada yang bulat (perikanalikuler),
ada yang berbentuk celah yang memanjang dan bercabang-cabang
(intrakanalikuler).

HEMANGIOMA
Pengertian umum ;
Merupakan tumor jinak asal jaringan mesoderm yaitu berasal dari
pembuluh darah, tidak bersimpai, bersifat conginetal. Pada prinsipnya
terdapat 2 jenis hemangioma ;
20 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

1. Hemangioma capillare
Tumor ini terdiri atas kapiler-kapiler baru yang berisi darah dan
membentuk suatu anyaman. Paling sering terjadi pada kulit,
tersering pada muka dan kepala. Walaupun dapat juga terjadi
pada selaput lendir, hidung, bibir, lidah, gusi, rectum. Pada
kulit merupakan bercak merah, batas tegas, tidak menonjol di
permukaan.
2. Hemangioma cavernosum
Terdiri atas ruang-ruang sinusoid yang dibatasi oleh sel endoteldan
berisi darah. Paling sering ditemukan pada hati, dapat juga
ditemukan pada kulit termasuk bibir. Biasanya merupakan tonjolan
yang timbul di permukaan, berwarna kebiruan dengan suhu yang
lebih tinggi dari jaringan sekitarnya.

SKENARIO 21
Penderita laki-laki, 3 bulan, dengan ‘toh’ di kulit wajah (dekat dengan
bibir), warna kebiruan.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Dibawah epidermis terdapat banyak pembuluh-pembuluh darah
kecil yang berisi erritrosit di antara jaringan ikat dengan hiperplasi
endotel.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Jaringan terdiri dari kapiler-kapiler dengan dinding sel-sel endotel yang
berproliferasi sedang.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 21

TOPIK : Praktikum Patologi Anatomi


PERTEMUAN KE : 4
SUB TOPIK : Neoplasma Maligna

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:


Mahasiswa memahami perubahan patologis anatomi neoplasma
maligna

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:


Mahasiswa mampu mengamati dan mengidentifikasi perubahan
patologis anatomi neoplasma maligna sesuai dengan kasus klinis

DASAR TEORI
MELANOMA MALIGNA
Pengertian umum :
Merupakan tumor ganas, berpigmen melanin berasal dari melanoblast
pada nevus yang terletak di kulit atau mata. Kadang secara klinis tak
didahului oleh nevus selain pada kulit seperti juga terjadi pada selaput
lendir rektum, hidug, selaput otak. Suatu nevus (jenis juntional dan
compond) baru jadi ganas setelah penderita dewasa. Kehamilan
berpengaruh pada Melanoma maligna.

SKENARIO 22
Penderita perempuan 70 tahun Indonesia. Sudah 7 bulan pada telapak
kaki kanan terdapat tahi lalat sebesar ujung ibi jari kaki. Kemudian
tidak beberapa lama tahi lalat ini pecah dan menjadi luka. Lama-
kelamaan menjadi benjolan yang makin lama makin besar dengan
warna kehitam-hitaman, keluar cairan yang mudah berdarah, berbau
busuk. Pada kelenjar getah bening inguinal terdapat benjolan-benjolan
dengan permukaan berbenjol-benjol, berwarna hitam.
22 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Tepat di bawah epidermis terdapat tumor yang terdiri atas sel-sel yang
poli morfi. Di dalam jaringan tumor tersebut terlihat adanya banyak
pigmen melanin . Ada bagian-bagian yang tidak mengandung pigmen.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Nyata sekali sel-sel tumor atipi, polimorfi, mengandung pigmen
melanin. Di samping sel-sel tumor tersebut ada jaringan sel-sel tumor
yang didalam sitoplasmanya tidak mengandung pigmen melanin. Inti
jernih dengan bentuk bulat, pada umumnya dengan nukleoli yang
jelas. Mitosis cukup banyak ditemukan.

KARSINOMA EPIDERMOID
Pengertian umum :
Merupakan tumor ganas yang terjadi pada tempat-tempat yang
diliputi sel epitel gepeng berlapis seperti pada kulit, mulut, lidah,
faring, servik uteri atau sel transisional seperti pada kandung kemih.
Paling sering pada wajah terutama bibir bawah dan leher. Biasanya
terjadi pada tempat yang mengalami rangsang menahun, misalnya
ulkus kronis. Tumor mula-mula tumbuh sebagai tonjolan kecil di kulit,
kemudian terjadi ulkus yang sulit sembuh, dengan tepi tebal dan keras.
Karsinoma epidermoid menyebar secara limfogenik sehingga kelenjar
getah bening regional menjadi besar. Penyebaran hematogen jarang
terjadi, hanya pada stadium akhir.

SKENARIO 23
Laki-laki 50 tahun. Ulkus di sudut mulut, pinggir keras, tidak rata dengan
dasar berbenjol-benjol, keras dan tertutup oleh pus. Sekitar ulkus ada
abses yang kecil-kecil yang mengeluarkan pus.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Terlihat epidermis menebal tak teratur. Pada suatu tempat epitel
menjalar ke dalam dengan susunan yang sudah lain dari pada normal.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 23

Dibawah epidermis terlihat sarang-sarang yang terdiri atas : terluar sel


yang basofil, semakin dalam semakin jernih, di bagian sentral tampak
kemerah-merahan dengan susunan yang konsentris yang menyerupai
mutiara. Terlihat jaringan ikat dengan sel-sel infiltrasi bulat dan kecil,
juga terlihat ruangan dengan berbagai bentuk.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Susunan lapisan basal tidak teratur kalau dibandingkan yang normal.
Terdapat sel-sel polomorfi, terlihat banyak mitosis, di lapisan atas
masih tampak intercellular bridge (jembatan antar sel). Terlihat bahwa
bentuk sel-sel ini dengan sel-sel basal dari epitel berlainan, terlihat
juga banyak mitosis.
Kedalam lagi : ada masa merah dengan susunan yang konsentris, sisa-
sisa dari inti, kadang-kadang masih terlihat bayang-bayang dari sel-sel.
Kedalam : sel-sel kurang membesar, sitoplasma jernih.
Stroma banyak sel-sel infiltrat terdiri atas sel-sel : lekosit eosinofil,
limfosit, lekosit polimorfonuklear.

ADENOKARSINOMA
Pengertian umum :
Merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel kelenjar lokasi tersering
pada lambung, usus besar, kandung empedu, pankreas, uterus,
prostat, payudara dan alat-alat tubuh lain yang punya struktur kelenjar.
Penyebarannya secara limfogen da hematogen. Adenocarsinoma pada
saluran cerna sering menonjol ke lumen seperti kembang kol dan
bertangkai, walaupun bisa juga ulseratif dan Infiltratif.

SKENARIO 24
Penderita laki-laki, 58 tahun, dengan keluhan sudah empat hari tidak
bisa buang air besar.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Lihat perubahan dari normal menjadi karsinoma. Tumor terdiri atas
24 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

jaringan epitel yang tersusun sebagai saluran-saluran yang bentuknya


tubular. Terlihat juga jaringan nekrotik. Tampak pertumbuhan infiltrat.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Dinding terdiri atas satu lapis sel-sel bulat sampai poligonal atau
barlapis- lapis hingga lumen mengecil, kadang-kadang hampir hilang.
Mitosis terlihat banyak.

KARSINOMA DUKTAL
SKENARIO 25
Penderita wanita 42 tahun dengan benjolan pada payudara kwadran
lateral atas, batas benjolan tidak tegas dan sulit digerakkan dari jaringan
sekitar. Dilakukan operasi.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Tampak jaringan payudara mengandung sarang tumor sebagian dengan
bagian tengah sarang tumor nekrotik (komedo).

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Sarang tumor tersusun atas sel-sel polimorfi, atipi, didapatkan mitosis
– patologis.

UNDIFFERENTIATED CARCINOMA
Pengertian umum :
Tumor ganas epitelial yang penyebabnya berhubungan dengan infeksi
virus Epstein Barr. Karena tumor ini berkaitan dengan padatnya limfosit
maka sering dipergunakan sinonim Limfoepitelioma.

SKENARIO 26
Penderita laki-laki 40 tahun dengan keluhan sering epistaksis, pada
pemeriksaan didapatkan masa tumor pada nasopharing.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 25

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Di antara jaringan ikat dan masa limfoid didapatkan serang-sarang
tumor dengan sel-sel relatif besar, sitoplasma sedikit sampai sedang,
inti vesikuler, kondensasi kromatin tak teratur, anak inti jelas lebih dari
satu, mitosis cukup banyak.

GIANT CELL TUMOR DARI TULANG


Pengertian umum :
Tumor ini mempunyai perjalanan klinis yang bervariasi. Beberapa
tumor meskipun secara histologi jinak tapi bermetastase secara dini
meskipun insidennya sangat kecil. Kebanyakan tumor ini tak agresif
dan dapat diobati dengan curetase tapi kira-kira 50 % akan kambuh
lagi, dapat menjadi lebih buruk, bahkan dapat bermetastase. Tumor
ini banyak mengandung sel raksasa. Usia penderita lebih 20 tahun, dan
insidennya lebih banyak pada wanita. Pertumbuhan tumor berawal
dari epifisis dan secara progresif meluas kearah luar, dapat mencapai
persendian meskipun tidak menimbulkan erosi. Oleh karena itu tumor
ini dapat menimbulkan deformitas seperti pentungan pada ujung
tulang panjang ( Club like deformaty). Lokasi tersering di ujung tulang
panjang terutama femur bagian bawah.

SKENARIO 27
Penderita laki-laki 32 tahun, Indonesia.
Anamnesa : adanya benjolan bawah lutut kiri sebelah samping luar,
yang terasa sesudah jatuh, sesudah jatuh lagi 2 bulan kemudian bagian
tersebut di atas membengkak dan memberi rasa nyeri.
Inspeksi : Benjolan sebesar telur ayam dengan batas tidak tegas, warna
kebiru-biruan.
Palpasi : Terasa lebih panas dan sekitarnya sakit tekanan.
Pada operasi ternyata ada pembengkakan pada ujung atas tibia yang
mengandung ruang berisi massa berwarna coklat dan abu-abu, kuat
dan rapuh dengan fokus perdarahan dan nekrosis.
26 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Yang kelihatan menyolok sekali adalah adanya sel-sel raksasa yang
banyak sekali. Sel-sel raksasa tersebut tidak sama besar dan bentuk,
mempunyai inti sedikit sampai banyak yang tersusun mengelompok
ditengah. Di antara sel-sel raksasa ini terdapat jaringan tumor dengan
banyak pembuluh darah kapiler dengan bagian-bagian yang mengalami
perdarahan.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Ternyata diantara sel-sel raksasa terdapat sel-sel bulat dengan inti
bulat, kira-kira sebesar inti sel raksasa. Di samping itu terdapat sel-sel
tumor berbentuk fusiform.

Mitosis tidak ditemukan.

ADENOID KISTIK KARSINOMA


Pengertian umum :
Tumorganasasalkelenjarliurdenganbentuk-bentukkelenjar-kelenjaryang
serba rata atau rangkaian sel yang saling berhubungan dan mengandung
sedikit sitoplasma dan terpisah oleh jaringan ikat berdegenerasi hialin.
Inti sel bulat dan vesikuler, mitosis jarang ditemukan.

SKENARIO 28
Penderita laki-laki 34 tahun, benjolan mudah berdarah dan rapuh pada
palatum molle. Diderita sejak 6 bulan yang lalu.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Sediaan menunjukkan tumor epitelial yang tersusun sebagian solid,
sebagian tersusun tubular, sebagian lagi tersusun kribiformis dalam
kelompok-kelompok yang dipisahkan oleh jaringan ikat fibrosa. Sel-
sel tumor atipi, polimorfi , sitoplasma eosinofil dan sedikit. Inti basofil
gelap dengan granula kromatin sangat tidak teratur . Lumen ada yang
berisi massa mukoid.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 27

DAFTAR PUSTAKA
Abbas,A.K.,Aster,J.C.,dan Kumar, V.2015. Buku Ajar Patologi Robbins.
Edisi 9. Singapura: Elsevier Saunders.
Sander, A.M., Dr. 2004. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 2. Edisi 1.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. p. 69-72.
Sabiston, D.C., Jr, M.D. 2004. Sabiston Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC.
p. 364-384.
28 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 29

BLOK 10
MUSKULOSKELETAL
30 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

TOPIK : Praktikum Patologi Anatomi


PERTEMUAN KE : 1
SUB TOPIK : Tumor Jaringan Lunak, Tulang, Dan Saraf
(Neuromuskuloskeletal)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan konsep dasar tumor
sebagai dasar diagnosis dan terapi
variasi kelainan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Pada akhir praktikum mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Pengertian,klinis, makroskopis dan mikroskopis tumor pada
jaringan lunak
2. Pengertian,klinis, makroskopis dan mikroskopis tumor pada
tulang
3. Pengertian,klinis, makroskopis dan mikroskopis tumor pada saraf

DASAR TEORI
Tumor Jaringan Lunak, Tulang, Dan Saraf (Neuromuskuloskeletal)

1. Lipoma
Pengertian umum: merupakan tumor jinak asal jaringan mesoderm
yang terdiri atas jaringan lemak. Banyak ditemukan didaerah subcutis
leher, bahu, punggung, bokong. Lipoma bersimpai, tidak melekat pada
kulit di atasnya sehingga dapat digerakkan dengan bebas.

Skenario
Suatu benjolan dibawah kulit sebesar duku, mudah digerakan. Pada
operasi didapatkan tumor benigna di dalam sub-cutis. Penampang
berwarna kuning.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat:


Terlihat adanya jaringan lemak dengan sel-sel lemak seperti pada
jaringan lemak normal. Mitosis atau polimorfi dari sel-sel lemak tidak
Mikrroskopis Peerbesaran Lemah
L dan
n Kuat:

mak seperti pada jaringgan lemak normal.


Terliihat adanya jaringan lemak dengann sel-sel lem n
Mitoosis atau pollimorfi dari sel-sel lem
mak Buku
tidak Petunjuk
terrdapat. Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 31

terdapat.

70

2. 22.Neurofibroma
Neurofib broma
Neurofibromatosis (biasa disingkat dengat NF) adalah kelainan
NNeurofibrom matosis (biasa disiingkat den ngat NF) adalah kkelainan genetik. g
genetik. Neurofibroma muncul pada kulit dan bagian tubuh lainnya.
Neurrofibroma muncul
m paada kulit ddan bagian tubuh lainnya. Neuurofibroma adalah
Neurofibroma adalah benjolan seperti daging yang lembut, yang berasal
benjoolan
dari sepertii saraf.
jaringan daging ya ang lembutt, yang merupakan
Neurofibroma berrasal dari jaringan sarraf. Neurofdari
pertumbuhan fibromasel
Schwann
meruupakan (penghasil
pertuumbuhan dselubung
ari sel Schw saraf
wann atau
(pengh hasil mielin)
selubu dan atsel
ung saraf lainnya
tau mielin) danyang
sel
mengelilingi mdan menyokong
lainnnya yang mengelilingi saraf-saraf
i dan menyyokong tepitep
sarraf-saraf (saraf
pi (sarafperifer,
peerifer, saraf yang
saraaf yang
berada
beradda didi
luarluar
otak otak
dan meddan medula
dula spinali spinalis).
is). Pertumb buhan iniPertumbuhan ini biasanya
biiasanya mullai muncul setelah
mulai muncul
masaa pubertas d setelah
dan masadibaw
bisa diraasakan pubertas
awah kulit se dan
ebagaibisa dirasakan
benjolan kecil. dibawah kulit
sebagai benjolan kecil.
Neurofibroma : Microscopic
Neurrofibroma : Microscop pic mediummedium
m power powersh
hows the shows
m the
mass mass
compr risingcomprising
man ny long
many
spinddlelong
cellsspindle
w
with cells
eosinop with
philic eosinophilic
cytopplasm lying g incytoplasm
paralleel andlying in parallel
mannifesting in and
n wavy
manifesting in wavy fashion. The
fashiion. The strooma is loose and myxoomatous. stroma is loose and myxomatous.
32 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

3. Schwannoma
Pengertian umum: merupakan tumor jinak yang berasal dari sel
schwan , berkapsul dan berbatas tegas, soliter. Letaknya eksentris pada
. Schwannoma
syaraf proksimal atau akar syaraf spinal. Schwannoma ditandai dengan
engertian umum: merupakan
daerah yang kaya akantumor jinak
sel yang yangdaerah
disebut berasal dariA.sel
antoni schwan
Dimana , berkapsul dan
dapat
erbatas tegas, soliter. Letaknya eksentris pada syaraf proksimal atau akar syaraf spinal
chwannoma ditandai dengan daerah yang kaya akan sel yang disebut daerah antoni A
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 33

dijumpai focus inti yang tersusun palisade berjajar seperti kipas yang
disebut badan verocay. Selain itu terdapat daerah yang miskin / sedikit
selnya disebut daerah antoni B dengan sel-sel yang tersusun lebih
longgar dengan sel-sel berbuih.

Skenario
Seorang perempuan 45 tahun, Indonesia, semenjak 1,5 tahun di regio
legan bawah terdapat benjolan sebesar biji kacang.

Makroskopis
Yang diterima untuk pemeriksaan adalah jaringan sebesar 3,5 x4,5x0,15
cm. Jaringan berwarna putih melendir, simpai jelas, konsistensi kenyal,
penampang putih mengkilat melendir dengan terlihat seperti serabut.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat


Terlihat adanya jaringan –jaringan tumor yang erdiri atas sel-sel
uniform, tersusun sebagai berkas-berkas dengan sedikit vaskularisasi
dengan inti berjajar seperti kipas (Antoni A). Berkas-berkas ini ada yang
dipotong melintang dan ada yang terpotong memanjang. Sel-sel tumor
berbentuk lain tersusun lebih longgar dengan sel-sel berbuih (Antoni B).
Beberapa tempat pada sediaan Mikroskopis ini menunjukkan edema.

4. Osteoma
Pengertian umum: merupakan tumor jinak asal dari jaringan mesoderm yaitu terdiri atas
jaringan tulang / osteoblast.

Menurut bentunya dibagi 2 jenis :


34 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

4. Osteoma
Pengertian umum: merupakan tumor jinak asal dari jaringan mesoderm
yaitu terdiri atas jaringan tulang / osteoblast.
Menurut bentunya dibagi 2 jenis :
1. Osteoma durum = Osteoma compactum.
Jaringan osteoma tersebut padat dan keras. Misal pada tulang
tengkorak dan dapat menonjol ke dalam rongga tengkorak /
orbita.
2. Osteoma spongiosum, yaitu osteoma yang lebih lunak dan
berongga-rongga.
Tumor ini tidak mengganggu secara klinis dan diangkat berdasarkan
alasan kosmetik atau jika menyebabkan efek penekanan lokal.

Skenario
Laki-laki 25 tahun, dengan benjolan pada mandibula sejak 2 tahun
yang lalu. Dioperasi, hasil dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat


Tampak trabekula tulang kompakta dengan sedikit osteosit berwarna
kebiru-biruan.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 35
36 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

5. Osteosarcoma
Clinical information:
A 17 year- old male suffered from left distal femur bone’s destruction,
after getting accident 2 weeks ago. He felt pain and swelling of the
affected region and the larger tumor cause limitation of motion of the
nearby joints. The patient had a weight loss and anemia.
The blood examination results strong alkaline phosphatase activity.

Radiographic examination:
There is evidence of bone destruction with penetration of the cortex,
subperiosteal elevation (Codman’s triangle), and infiltration of adjacent
soft tissue.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 37

Macroscopic examination:
The tumor appears a large necrotic and hemorrhagic area. The tumor
beginning in the metaphysis of the long bone and invade the adjacent
cortex.

Microscopic picture:
Tumor consists of very cellular stoma cells with quite a lot of osteoid and
bone formation (produced directly by the tumor). The typical osteoid
is recognized by its eosinophilic-staining quality, its glassy appearance,
irregular contour and it is surrounded by a rim of osteoblasts.
The stoma shows bizarre and pleomorphic cells with hyperchromatic,
irregular nuclei and abundant mitoses. Multinucleated giant cells are
seen most often near the zones of necrosis and calcification. There are
numerous vessels and sometimes with a dilated appearance.
38 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

Coarse, lacelike pattern of neoplastic bone produced by anaplastic


tumor cells. Note the mitotic figure.

6. Giant Cell Tumor Dari Tulang
Pengertian umum: Tumor ini mempunyai perjalanan klinis yang
bervariasi. Beberapa tumor meskipun secara histologi jinak tapi
bermetastase secara dini meskipun insidennya sangat kecil. Kebanyakan
tumor ini tak agresif dan dapat diobati dengan curetase tapi kira-kira
50 % akan kambuh lagi, dapat menjadi lebih buruk, bahkan dapat
bermetastase. Tumor ini banyak mengandung sel raksasa. Usia
penderita lebih 20 tahun, dan insidennya lebih banyak pada wanita.
Pertumbuhan tumor berawal dari epifisis dan secara progresif meluas
kearah luar, dapat mencapai persendian meskipun tidak menimbulkan
erosi. Oleh karena itu tumor ini dapat menimbulkan deformitas seperti
pentungan pada ujung tulang panjang ( Club like deformaty). Lokasi
tersering di ujung tulang panjang terutama femur bagian bawah.

Skenario
Seorang laki-laki 32 tahun, Indonesia.
Anamnesis : adanya benjolan bawah lutut kiri sebelah samping luar,
yang terasa sesudah jatuh, sesudah jatuh lagi 2 bulan kemudian bagian
tersebut di atas membengkak dan memberi rasa nyeri.
Inspeksi : Benjolan sebesar telur ayam dengan batas tidak tegas, warna
kebiru-biruan.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 39

Palpasi : Terasa lebih panas dan sekitarnya sakit tekanan.


Pada operasi ternyata ada pembengkakan pada ujung atas tibia yang
mengandung ruang berisi massa berwarna coklat dan abu-abu, kuat
dan rapuh dengan fokus perdarahan dan nekrosis.

Mikroskopis Perbesaran Lemah :


Yang kelihatan menyolok sekali adalah adanya sel-sel raksasa yang
banyak sekali. Sel-sel raksasa tersebut tidak sama besar dan bentuk,
mempunyai inti sedikit sampai banyak yang tersusun mengelompok
ditengah. Di antara sel-sel raksasa ini terdapat jaringan tumor dengan
banyak pembuluh darah kapiler dengan bagian-bagian yang mengalami
perdarahan.

Mikroskopis Perbesaran Kuat :


Ternyata diantara sel-sel raksasa terdapat sel-sel bulat dengan inti
bulat, kira-kira sebesar inti sel raksasa. Di samping itu terdapat sel-sel
tumor berbentuk fusiform.
Mitosis tidak ditemukan.
40 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

7. Giant Cell Tumor Of Tendon Sheath


A 35 years- old female because of large, firm, multinodular masses in
the left elbow, since 1 year ago. She felt pain and tenderness in the
affected lesion.

Radiographically, a soft mass is evident and accompanied by


osteoporosis, widening of the joint space, and cortical erosion of
adjacent bone.
Macroscopically, the lesion has multinodular appearance with
variegated color.
Microscopic picture:
The tumor is not surrounded by mature collagenous capsule, but
instead it grows in expansive sheets, which are interrupted by cleft-
like or pseudoglandular spaces. Many of the spaces represent
synovial membrane. The predominant cells are rounded or polygonal.
Its cytoplasm may be clear or deeply brown when ladened with
hemosiderin. Multinucleated giant cells and chronic inflammatory cells
are intermingled so that the net effect is that of a highly polymorphic
population cells.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 41
42 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

8. Ganglion
Pengertian umum: Ganglion merupakan sebuah benjolan kecil dan
keras di atas tendon atau di dalam kapsul yang menutupi sebuah sendi.
Ganglion biasanya juga disebut hernia sinovial atau kista sinovial.
Ganglion adalah sebuah kista non-kanker yang berisi cairan tebal yang
mirip jelly. Ganglion dapat berkembang pada atau di dekat permukaan
kulit dan biasanya muncul di antara usia 20 dan 40 tahun. Kebanyakan
ganglion tumbuh di tangan atau pergelangan tangan. Kondisi ini biasa
dialami oleh orang-orang yang bermain bowling, bola tangan, bulu
tangkit, kasti atau tenis. Pelari dan atlet lompat, ski atau sepak bola
biasanya muncul ganglion di kakinya.

Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat :


Sediaan menunjukkan jaringan ikat dengan pseudokista berisi massa
amorf miksoid. Stroma jaringan ikat dengan fokus-fokus pseudokista (
‘multiloculated’ ) karena degenerasi miksoid dan perlunakan jaringan
ikat.
Tidak didapatkan tanda ganas.

9. Osteomyelitis
AnOsteomyelitis
9. 18 year-old male was admitted to the hospital because of swelling,
pain
An 18 and redness
year-old of admitted
male was the skin overlying
to the the leftof distal
hospital because femur.
swelling, Fever,
pain and redness of the
malaise,
skin andtheleucocytosis
overlying were
left distal femur. present.
Fever, malaise, Radiographic
and leucocytosis finding showed
were present. Radiographic
diffuse irregular areas of radiolucency of the distal femur.
finding showed diffuse irregular areas of radiolucency of the distal femur.

Microscopic picture:

The changes of osteomyelitis are represented by an admixture of inflammatory cells including


Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 43

Microscopic picture:
The changes of osteomyelitis are represented by an admixture of
inflammatory cells including neutrophils, lymphocytes and plasma
cells, fibrosis, bone necrosis and new bone formation. Chronic
osteomyelitis persists as long as infected dead bone remains. The dead
bone is surrounded by granulation tissue that attack the sequester,
making it pitted on the surface next to the marrow cavity.

10. Synovial Sarcoma


Clinical information:
A 34 year-old male with a deep swelling of the left foot in the dorsal
aspect was admitted to the hospital. The swelling is a painful lump
and was noted since half a year ago. Clinically could be neoplastic,
operation was carried out, and the specimen was sent to the laboratory
of surgical pathology.
Gross pathology:
Cross section of the foot showed a poorly defined multilobulated, tan
color of tumor adherent to fascia, synovia, and aponeurosis.
44 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

Microscopic:
Synovial sarcoma, biphasic type, with epithelial lining gland containing
amorphous eosinophilic mass is found. In the other part hyalinized
background with spindle cells in groups of fascicles were noted in
darker and lighter areas. Mitotic figure can be shown.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 45

11. Fibrous dysplasia


A 25 year- old female, in the tibia there is a lobulated, sharply delimited
lesion of the shaft. The lesion has a multilocular appearance because
of endosteal cortical scalloping. Grossly, the tissue cuts with a gritty
consistency and grayish yellow in color. The cortical bone is often
thinned and expanded.

Microscopically, narrow, curved and misshaped bone trabeculae,


often having a characteristic fishhook configuration, are interspersed
with fibrous tissue of variable cellularity. Coarse fiber (woven) bone
never becomes transformed to lamellar bone, suggesting that fibrous
dysplasia represents a maturation defect so that the process of bone
formation is arrested at an early stage resembling membranous
ossification.

http://www.nufaceclinicmumbai.com/images/examples/cyst/big3.jpg
http:/
//www.nufaaceclinicmum
mbai.com/im
mages/exam
mples/cyst/bbig3.jpg
46 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II

12. Chondroma
A 23 year-old male presents with a solid, 1cm, well demarcated
mass in the right thumb, since 5 years ago. Radiographycally shows
radiolucency with radiopaque foci. The lesion begin in the spongiosa of
the diaphysis, from which they expand and thin the cortex

Microscopic picture
Chondroma is composed of mature lobules of hyaline cartilage with
normal chondrocytes. Sometimes foci of myxoid, degeneration, and
calcification may also be present.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 9 & 10 Tahun II l 47

torium Biom
medik FKIK Universitas Muhammad
diyah Yogya
akarta

Anda mungkin juga menyukai