Penyunting:
dr. Imaniar Ranti, M.Sc
Kontributor:
dr. Mahendra Priya Adi
Dr. dr. Sagiran, Sp.B
Dr. SN. Nurul Makiyah, S.Si, M.Kes
Dra. Idiani Darmawati, M.Sc
Dr. dr. Ikhlas Muhammad Jenie, M.Med, Sc.
dr. Ratna Indriawati, M.Kes
Dra. Yoni Astuti, M.Kes, PhD.
dr. Ardi Pramono, Sp. An
dr. Indrayanti, Sp.PA
dr. Risal Andy Kusnomo
dr. Dirwan Suryo Soularto, Sp. F,M.Sc
Yuningtyaswari, S.Si, M.Kes
dr. Sherly Usman, M.Sc
Dr. Tri Pitara Mahanggoro, S.Si, M.Kes
drh. Zulkhah Noor, M.Kes
dr. Ika Setyawati, M.Sc.
dr. Nur Shani Meida, Sp.M, M.kes
dr. Agus Suharto, Sp.PA
TATA TERTIB
PRAKTIKUM BIOMEDIK FKIK UMY
KETENTUAN PAKAIAN
1. Mahasiswa yang mengikuti praktikum wajib menggunakan jas
praktikum, dikancingkan rapi sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Jas panjang putih selutut. Jas praktikum bukan jas dokter.
b. Di bagian dada kanan terdapat badge nama mahasiswa tertulis
lengkap dan PD-FKIK UMY sebagai identitas diri pemilik jas
laboratorium.
c. Di bagian dada kiri terdapat badge logo UMY sebagai identitas
almamater pemilik jas laboratorium.
d. Terdapat dua kantong di sisi kanan dan kiri bawah depan jas
laboratorium.
2. Bagi mahasiswa yang tidak membawa jas praktikum sesuai
ketentuan, tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar.
3. Mahasiswa yang mengikuti praktikum wajib berpenampilan sopan
dan rapi serta berbusana sesuai dengan ketentuan yang berlaku :
Laki -laki :
a. Menggunakan atasan kemeja kain / kaos yang berkerah, tidak
berbahan jeans atau menyerupai jeans dan dikancingkan
rapi.
iv l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
PRETEST
1. Mengikuti pretest adalah syarat mahasiswa mengikuti kegiatan
praktikum.
2. Sebelum kegiatan belajar dimulai, dilaksanakan pretest.
3. Bagi mahasiswa yang terlambat namun pretest masih berlangsung,
diperbolehkan mengikuti pretest tanpa penambahan waktu.
Bagi mahasiswa yang terlambat namun pretest sudah selesai,
maka tidak diperkenankan mengikuti acara praktikum dan harus
mengikuti inhal praktikum.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum
bila nilai pretest < 40
5. Mahasiswa wajib mengerjakan pretest dengan jujur, bila melakukan
kecurangan (mencontek teman, bekerjasama, membuat dan
menggunakan contekan, dll) ataupun tindakan mencurigakan
yang lain (tengak-tengok, lirak-lirik, berbisik/berbicara dengan
teman, menggunakan HP, dll), maka asisten berhak memberikan
peringatan dan sanksi (pengurangan nilai, pembatalan pretest,
dan/atau mengeluarkan mahasiswa tsb). Tidak diperkenankan
mencoret jawaban, menggunakan tipex untuk mengganti jawaban
atau menggunakan pensil pada saat mengerjakan pretest.
vi l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
INHAL
1. Inhal bagi mahasiswa bila nilai pretest < 40.
2. Inhal diperuntukkan bagi mahasiswa dengan alasan apapun tidak
mengikuti praktikum dan untuk mahasiswa yang inhal pretest.
3. Peserta inhal karena delegasi dan sakit harus menunjukkan surat
keterangan maksimal 1 minggu dari hari pelaksanaan praktikum.
4. Biaya inhal (tidak mengikuti praktikum ataupun inhal pretest)
sebesar Rp.100.000,-/topik dan dibayarkan dengan mengambil
formulir pembayaran di FO Dekanan FKIK UMY dan dibayarkan di
bank, kecuali peserta delegasi. Bukti pembayaran inhal diserahkan
ke administrasi lab.biomedik satu hari sebelum pelaksanaan
inhal.
5. Mahasiswa utusan dari Prodi/Fakultas/Universitas wajib
menyerahkan surat keterangan/ijin delegasi Maksimal satu hari
sebelum dilaksanakan praktikum tersebut kepada admin Biomedik
dan wajib memberitahukan kepada koordinator departemen yang
dituju. Apabila mahasiswa tersebut tidak dapat meyerahkan surat
tersebut pada waktunya maka mahasiswa tersebut tetap terhitung
inhal non delegasi (membayar).
6. Inhal dilaksanakan pada blok yang sedang berjalan, sebelum
pelaksanaan responsi. Mahasiswa bisa mengikuti inhal dengan
menunjukkan surat keterangan inhal yang telah ditandatangani
administrasi lab.biomedik.
7. Nilai inhal pretest bagi mahasiswa hadir namun inhal dihitung dari
rata-rata nilai pretest praktikum awal dan pretest pada saat inhal.
8. Mahasiswa yang inhal karena ijin sakit maupun ijin dengan
keterangan, maka nilai inhal apa adanya, sedangkan mahasiswa
yang tidak hadir tanpa keterangan nilai inhal adalah 0 + nilai inhal
dibagi 2.
9. Mahasiswa boleh mengikuti inhal maksimal 50% dari total topik
praktikum dalam 1 blok.
10. Mahasiswa yang inhal lebih dari 50% dari total acara praktikum
dalam 1 blok dinyatakan gugur praktikum dan harus mengulang
praktikum tahun berikutnya pada praktikum regular.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l vii
RESPONSI
1. Responsi berupa tentamen
2. Mahasiswa harus sudah mengikuti 100% acara praktikum tiap
blok.
3. Responsi dilaksanakan pada akhir blok bersangkutan, untuk
mengevaluasi kemampuan kognitif maupun attitude mahasiswa
pasca kegiatan praktikum .
4. Mahasiswa dinyatakan lulus responsi dengan nilai ≥ 60.
5. Mahasiswa yang tidak lulus responsi wajib mengikuti remediasi
(CBT) sesuai jadwal yang telah ditentukan.
6. Bagi mahasiswa yang belum mengikuti responsi, harus mengikuti
responsi pada angkatan di bawahnya sesuai jadwal.
NILAI
1. Nilai praktikum dihitung dari nilai harian 50% dan nilai responsi
50%.
2. Bagi mahasiswa yang belum memenuhi nilai harian maka nilai
responsi ditahan, sampai telah menyelesaikan semua (100%)
kegiatan praktikum.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’alamin,
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
hanya berkat nikmat dan inayahNya Buku Petunjuk Praktikum ini
berhasil disusun. Buku ini disusun untuk memudahkan mahasiswa
dalam pelaksanaan praktikum Biomedik blok 7 sebagai dasar untuk
mempelajari ilmu-ilmu kedokteran klinis.
Buku praktikum blok 7 ini berisi materi praktikum Anatomi, Fisiologi,
Biokimia dan Histologi. Diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan
seluruh tugas dalam acara praktikum (persiapan, pretest, kegiatan
praktikum, post test, dan penyusunan laporan praktikum/tugas),
sehingga dapat menambah kognitif yang sesuai dengan kompetensi
utama dalam bidang ilmu kedokteran dasar bahwa seorang dokter
harus mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuaan biomedik yang
relevan sebagai sumber keilmuan dan berbagai data penunjang untuk
diagnosis dan tindakan medik Kedokteran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada nara sumber yang
telah bersedia menyusun dan mengumpulkan bahan penyusunan
buku praktikum ini dan pihak-pahak yang membantu sehingga dapat
tersusun buku petunjuk praktikum dengan baik. Buku petunjuk
praktikum ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, saran dan
kritik kami harapkan untuk memperbaiki buku ini di waktu mendatang.
Akhirnya, ada pepatah yang indah bila didengar dan lebih indah lagi
bila dilaksanakan “Seeing Once is Better than Hearing Many Times,
Doing Once is better than Seeing Many Times”. Semoga buku petunjuk
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l ix
DAFTAR ISI
Tata Tertib...................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................ vii
Praktikum Fisiologi
1. Deteksi Ovulasi dan Tes Kehamilan HCG................................ 24
2. Uji Fungsi Ekskresi Ginjal........................................................ 32
Praktikum Biokimia
1. Biokimia Urine........................................................................ 38
Praktikum Histologi
1. Histologi Systema Uropoetica................................................ 44
2. Histologi Genitalia Feminina.................................................. 50
3. Histologi Genitalia Masculina................................................. 66
4. Perkembangan Zigot.............................................................. 72
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l xi
Topik Praktikum
1. Anatomi Dinding Pelvis dan Anatomi
Perineum
2. Sistema Urinaria dan Organa
Genitalia Masculina
3. Organa Genitalia Feminina
Blok 7 1. Deteksi Ovulasi dan Tes Kehamilan Fisiologi
Urinaria & Reproduksi HCG
2. Uji Fungsi Ekskresi Ginjal
1. Biokimia Urine Biokimia
1. Histologi Systema Uropoetica Histologi
2. Histologi Genitalia Feminina
3. Histologi Genitalia Masculina
4. Perkembangan Zigot
xii l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 1
Blok 7
Urinaria & Reproduksi
2 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Dasar Teori
Pelvis merupakan bagian tubuh yang terletak di bagian inferior
abdomen.Istilah pelvis jarang digunakan untuk menyatakan regio
dimana tubuh dan ekstremitas inferiornya bertemu yang lebih tepat
digunakan pada rongga yaitu gelang panggul atau tulang pelvis.Pelvis
tersusun atas dinding pelvis yang terdiri dari penyusun tulang pelvis
dan musculi dinding pelvis.
Perineum merupakan bagian di bawah diafragma pelvis yang
dibatasi oleh ramus inferior ossis pubis dan ramus inferior ossis ischii
kanan dan kiri dan kedua lig.Sacrotuberosum. Perineum terbagi
menjadi 2 regio yang dibatasi oleh tepi dorsal septum transversum
perinei menjadi :regio urogenitalis dan regio analis.
Petunjuk Identifikasi
DINDING PELVIS
1. Anatomi permukaan :
a. Crista iliaca
b. Spina iliaca anterior superior
c. Spina iliaca posterior superior
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 3
d. Tuberculum pubicum
e. Symphysis pubis
2. Tulang :
a. Os sacrum
b. Os coxae
c. Os coxcygeus
d. Vertebrae lumbal V
3. Otot :
Otot dinding pelvis :
a. m. obturatorius internus
b. m. levator ani :
- m. pubococygeus
- m. ileococygeus
- m. puborectalis
c. m. cocygeus
REGIO PERINEUM
- merupakan bagian di bawah diafragma pelvis yang dibatasi oleh
ramus inferior ossis pubis dan ramus inferior ossis ischii kanan dan
kiri dan kedua lig. sacrotuberosum
- terdapat centrum tendineum perinei = corpus perinealis (antara
canalis analis dan diafragma urogenitale), raphe perinealis
- terbagi menjadi 2 regio lagi yang dibatasi oleh tepi dorsal septum
transversum perinei menjadi :
1. Regio Urogenitalis
Susunan bangunan pada regio ini dari luar ke dalam:
a. Kulit
b. Fascia perinei superficialis
c. Fascia perinei profunda
d. Spatium perinei superficialis, berisi :
- vasa scrotalis/labialis posterior
- nn. scrorales/labiales posterior
- m. transversus perinei superficialis
- m. ischiocavernosus
- m. bulbocavernosus/bulbospongiosus
e. Fascia diafragma urogenitalis inferior (membrana perinealis +
lig. triangulare)
f. Spatium perinei profunda, berisi :
- glandula bulbourethralis
- vasa pudenda interna
- n. pudendus
- m. transversus perinei profunda
- m. spinchter urethrae membranaceae
g. Fascia diafragma urogenitalis superior
Bangunan lain yang terdapat pada regio urogenitalis :
- trigonum urogenitalis, terdiri atas :
- fascia diafragma urogenitalis superior,
- m. transversus perinei profundus,
- fascia diafragma perinei inferior
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 5
Vascularisasi
Arteri Dinding Pelvis
Mendapatkan aliran darah dari percabangan a.illiaca communis pada
pintu atas panggul dan didepan articulatio sacroiliaca bercabang
menjadi a.iliaca externa dan a.iliaca interna
1. a.iliaca externa berjalan sepanjang pinggir medial m.psoas, dan
mempercabangkan a.epigastrica inferior dan a.circumflexa ilium
profundus.
2. a. iliaca interna
a. iIlaca interna (a. hypogastrica) dipercabangkan dari a. iliaca
communis setinggi articulatio sacroiliaca.
A.iliaca interna dibagi menjadi 2 devisi, devisi anterior dan
posterior.
Cabang - cabang divisi anterior :
- A. obturatoria, berjalan bersama n. obturatoria melalui
foramen obturatorium menuju membrum inferior.
- A. pudenda interna, meninggalkan pelvis melalui foramen
infrapiriformis menuju regio perinealis dan regio pudendalis.
Cabang - cabangnya :
- a. clitoridis / a. penis, mempercabangkan a. bulbi vestibuli
/ a. bulbi penis, a. urethralis, a.profunda clitoridis / a.
profunda penis dan sebagai cabang terminalnya adalah
a. dorsalis clitoridis / a. dorsalis penis.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 7
- a. hemorrhoidalis inferior
- a. perinealis, berlanjut menjadi a. labialis posterior / a.
scrotalis posterior
- A. glutealis inferior, keluar dari pelvis melalui foramen
infrapiriformis menuju ke dareah glutea.
- A. umbilicalis ( a. vesicalis superior ), sebelum mencapai vesica
urinaria membentuk lig. Umbilicale laterale.
- A. vesicalis inferior
- A. uterina pada wanita mempercabangkan a. vaginalis ,r.
ovaricus dan r tubarius.
- A. rectalis media.
Cabang - cabang divisi posterior ;
- a. iliolumbalis
- a. sacralis lateralis
- a. glutea superior, keluar dari pelvis melalui foramen
suprapiriformis.
Vena Dinding Pelvis
- Cabang – cabang a. ilaca interna pada umumnya berjalan
bersama dengan venanya dan mempunyai nama yang sama
kecuali v. dorsalis clitoridis superficiale.
- Plexus venosus pudendalis bermuara ke vv. Vesicalis ,
kemudian masuk ke v. ilaca interna.
- V. ovarica sinistra /v. spermatica interna sinistra masuk ke v.
renalis sinistra
- V. ovarica dextra / v. spermatica interna dextra bermuara ke v.
cava inferior.
- V. spermatica externa masuk ke v. epigastrica inferior.
INERVASI / PERSARAFAN
a. Plexus sacralis, dibentuk oleh rr. Anterior nn. Lumbales IV dan V
dan rr. Anterior nn. Sacrales I-III ,mempercabangkan saraf - saraf
di membrum inferior sebelah dorsal
b. Truncus lumbosacralis
c. N. obturatorius, meninggalkan pelvis bersama a. obturatoria
melalui foramen obturatoria menuju ke regio femoris.
8 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
d. N. cocygeus.
Saraf yang lain :
Plexus Pudendus
Plexus pudendusdibentuk oleh rr. Anterior nn.Sacrales I - IV.
Cabang – cabangnya:
a. rr. muscularis untuk m. levator ani dan m. cocygeus
b. rr. viscerales
c. n. pudendus, meninggalkan pelvis melalui foramen
infrapiriformis disebelah lateral a. pudenda interna. Cabang
- cabangnya :
- n. hemorrhoidali inferior
- n. perinealis, berlanjut menjadi n .scrotalis posterior
- n. dorsalis penis / n. dorsalis clitoridis
DAFTAR PUSTAKA
Kanagasuntheran,R., Krisnamurti,A., Sikanandasingham,P., 1980, A
New Approach to Dissection od The Human Body, 2nd Edition,
JBW Printers and Binders Pte. Ltd., Singapore
Moore, K.L., 1990, Clinically Oriented Anatomy, 3nd Edition, Williams
and Wilkins, Baltimore, London.
Snell, R.S., 1997, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa kedokteran, Ed.3,
EGC, Jakarta.
Williams,PL., etc, 1989, Gray’s Anatomy, 27th Edition, Churchill
Livingstone, London.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 9
Dasar Teori
Sistema urinaria berfungsi terutama untuk membersihkan
darah dari sisa metabolisme dan membuangnya dalam bentuk urin.
Sistem urinaria terdiri atas 6 organ yaitu : ginjal berjumlah dua, uterer
berjumlah dua, vesica urinaria berjumlah satu , dan urethrae.
Organa genitalia masculina secara topografi terbagi atas organa
genitalia interna dan organa genitalia externa.Adapun secara
fungsional terbagi atas organ yang memproduksi gamet dan hormon
serta organ transportasi, organ kopulasi dan pengembangan juga
kelenjar aksesoris. Pada organa genitalia masculina apparatus urinarius
dan genitalis berhubungan dekat secara topografis dan fungsional:
urethra berjalan menembus prostate yang secara embrional berasal
dari epitel urethra. Seluruh kelenjar aksesoris (prostate, gl. vesiculosa,
gll.bulbourethrales) akhirnya mengeluarkan sekretnya ke urethrae.
(pustaka : atlas prometheus )
10 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Skenario:
Kasus :
Pak Kromo (45 tahun) seorang sopir bis AKAP yang tinggal di
Wonosari, datang ke UGD dalam keadaan kesakitan. Nyeri
dirasakan di perut kanan seperti diremas-remas dan menjalar
sampai ke lipat paha kanan.Sebelumnya Pak Karta sering merasa
pegal-pegal di pinggang.Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
ketok costovertebra (+) dan pada x photo abdomen didapatkan
gambaran batu di ginjal kanan. Menurut dokter UGD ada batu
ginjal yang turun dan tersangkut di ureter.
Pertanyaan:
1. Ginjal (ren) termasuk dalam systema urinaria, sebutkan organ
penyusun systema urinaria lainnya !
2. Jalaskan topographi ginjal !
3. Jelaskan bangunan dari ren mulai dari tempat filtrasi darah
sampai saluran pembuangan urin !
4. Pada kasus diatas terdapat batu yang tersangkut diureter,
dimana sering terjadi hal demikian ?
5. Jelaskan aspek anatomis hubungan antara tersangkutnya
batu di ureter dan nyeri seperti diremas-remas dan menjalar
sampai ke lipat paha !
Petunjuk Identifikasi
SISTEMA URINARIA
1. REN
- terletak retroperitoneal pada bagian superior sulcus para vertebralis
- bentuknya seperti kacang buncis dengan ukuran 10x5x2,5 cm,
- ren sinister biasanya lebih panjang
- pembungkus ren (dari luar - dalam) : fascia renalis membungkus
ren dan glandula suprarenalis – capsula adiposa renalis – capsula
fibrosa renalis
- capsula fibrosa melanjutkan diri sebagai dinding calices renalis
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 11
Vaskularisasi :
- a. renalis bercabang cabang secara berurutan :
– a. segmentalis – a. lobaris – a. interlobaris – a. arquata ( diantara
cortex dan medulla) – a. interlobularis – a. glomerularis
2. URETER
Ureter terbagi menjadi 2 bagian :
1. Pars abdominal , panjangnya12,5 cm, retroperitoneal, terletak di
sepanjang m. psoas dan berjalan secara vertikal
2. Pars pelvina, berjalan pada dinding lateral pelvis. Brmuara ke
vesica urinaria di sebelah superior tuberculum pubicum
- pada laki-laki : berjalan di dalam plica sacrogenitale dan lig.
vesicale laterale
12 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
3. VESICAE URINARIA
Berbentuk piramid dengan 3 sisi yang terletak di sebelah kranial
prostata.
Dinding vesicae urinaria tersusun atas :
1. tunica fibrosa dan tunica serosa
2. tuica muscularis
- m. detrusor vesicae
- m. trigonalis (lanjutan dari stratum longitudinale ureter)
- m. spinchter vesicae (di keliling ostium urethrae internum)
- m. pubovesicalis (lanjutan m. spinchter vesicae ke os pubis)
- m. rectovesicalis (dari fundus ke rectum)
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 13
3. tunica mucosa
- dapat digerakkan dari tunica muscularis kecuali pada trigonum
vesicae
4. URETHRA
Pada Perempuan :
- panjangnya hanya 3-4 cm
- dindingnya tersusun atas tunica muscularis dan tunica mucosa
- pada tunica mucosanya terdapat plicae longitudinales
- ke dalamnya bermuara glandula urethrales
- bangunan : ostium urethae internum, ostium urethrae externum,
crista urethralis
Pada laki-laki :
Urethraenya terbagi atas :
1. Pars prostatica urethrae, pada waktu urethrae menembus glandula
prostata. Bangunannya:
- ostium urethrae internum (ostium vesicae), disekelilingnya
terdapat m. sphinchter urethrae internum
- crista urethralis (lanjutan dari uvula vesicae)
- colliculus seminalis (lanjutan dari crista urethralis), merupakan
muara ductus ejaculatorius
- sinus prostaticus (sebelah lateral crista urethralis dan colliculus
seminalis), merupakan muara ductus glandula prostata
2. Pars membranacea urethrae, pada waktu urethrae melalui
trigonum urogenitale
- plicae longitudinale
- di sekelilingnya terdapat m. sphinchter urethrae externum
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 15
Arteria :
- a. vesicalis inferior
- a. rectalis media
- a. bulbi penis (laki-laki)
- a. urethralis
- a. profunda penis (laki-laki)
- a. dorsalis penis (laki-laki)
Vena : ke plexus venosus prostaticus dan v. pudenda interna
Inervasi : plexus prostaticus (nn. cavernosi penis dan n. pudendus)
SCROTUM
- berbentuk kantong yang berisi testis, epididymis, funiculus
spermaticus dan selubungnya
- dinding :kulit
fascia superficialis : m. dartos (tunica dartos)
- septum scroti (diantara kedua testis)
- raphe scroti berlanjut menjadi raphe penis dan raphe perinea
Arteria :
- kulit dan m. dartos : r. perinealis a. pudenda interna, r. pudenda
extera a. femoralis, r. cremastericus a. epigastrica inferior
Aliran vena mengikuti arteria. V. pudenda externa v. saphena
magna
Aliran limpha : ke lnn. inguinales superficialis
Inervasi :
- r. scrotalis n. ilioinguinalis (anterior)
- r. genitalis n. genitofemoralis (sensoris ke permukaan anterior dan
posterior)
- r. scrotalis medialis dan lateralis (n. perinealis)
- r. perinealis n. pudendus (posterior)
- r. perinealis n. cutaneus femoris posterior (inferior)
PENIS
Penis terbagi atas :
1. Pars fixa = radix penis
- melekat pada pelvis dalam spatium perinei superficialis,
terdiri atas :
a. 2 crura penis, melekat pada ramus inferior ossis pubis
dan berlanjut menjadi corpus cavernosum penis
b. bulbus penis, melekat pada fascia diafragma urogenital
inferior ditembus oleh urethrae. Berlanjut sebagai corpus
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 17
spongiosum penis
2. Pars libera
- bagian yang menggantung bebas yang terdiri atas : corpus
penis dan glans penis
- corpus penis berbentuk batang, terdapat : raphe penis,
dorsum penis (facies dorsalis), facies urethralis
- glans penis berbentuk kerucut yang melekat pada ujung
corpus penis, dengan bangunan : corona glandis, collum
glandis, preputium penis, frenulum preputii
Penggantung penis :
1. lig. Fundiforme penis, mengelilingi penis dan berlanjut menjadi
septum scroti
2. lig. Suspensorium penis, dari symphisis pubis ke fascia penis
profunda
18 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Inervasi :
- n. dorsalis penis
- r. profundus n. perinealis
- n. ilioinguinalis
- nn. cavernosi penis
TESTIS
- berbentuk bulat panjang, terdapat dalam scrotum
- penghasil spermatozoa (oleh tubuli seminiferi) dan hormon
testoteron (oleh sel interstitial / sel dari Leydig)
- di dalamnya terdapat septula testis, lobuli testis, mediastinum
testis
Bangunan-bangunannya :
- Extremitas superior
- Extremitas inferior
- Margo anterior
- Margo posterior
- Facies lateralis
- Facies medialis
EPIDIDYMIDIS
- merupakan tempat pematangan spermatozoa,
- yang menempel pada margo posterior testis, menutupi facies
lateralis
Terdiri atas :
- caput epididymidis : ductus epididymidis, appendix epididymidis
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 19
- corpus epididymidis
- cauda epididymidis, berlanjut ke ductus deferens
Bangunan lainnya : organon dari Geraldes (paradidymis)
Saluran sperma :
- ductuli eferentes testis, ductus abberans ductus epididymidis
ductus deferens
Penghubung epididymidis dengan testis :
- lig. epididymidis superior
- lig. epididymidis inferior
Vaskularisasi testis dan epididymidis:
a. testicularis, a. ductus deferentisa. spermatica externa
Aliran vena : ke plexus pampiniformis
Aliran limpha : mengikuti vasa testiculares ke lnn. lumbales (aortici)
Inervasi : plexus testicularis, n. genitofemoralis dan n. scrotales
posterior
DUCTUS DEFERENS
- mulai dari cauda epididymidis sampai ductus ejaculatorius
- dikelilingi oleh plexus pampiniformis membentuk funiculus
spermaticus
- bagian distal melebar :ampula ductus deferentis
DUCTUS EJACULATORIUS
- mulai dari caudal ampula ductus deferens, sampai setelah ductus
excretorius vesicula seminalis bermuara ke dalamnya
- bermuara pada colliculus seminalis pada urethrae pars prostatica
Vaskularisasi :
- a. ductus deferentis anastomosis dengan a. testicularis
- a. vesicalis inferior
- a. rectalis (hemorrhoidalis) media
Aliran vena : ke plexus venosus prostaticus dan ke plexus venosus
vesicalis
Inervasi :
- plexus hypogastricus superior plexus hypogastricus inferior dan
plexus prostaticus
FUNICULUS SPERMATICUS
- merupakan bangunan-bangunan yang menuju dan meninggalkan
testis
- mulai dari annulus inguinalis profundus – canalis inguinalis –
annulus inguinalis superficialis - sampai margo posterior testis
GLANDULA PROSTATA
- tersusun oleh substansia fibromusculare yang berbentuk conus,
yang terletak di sebelah inferior vesicae urinaria,
- menghasilkan getah alkalis, dengan 2 ductus excretorius yang
bermuara ke dalam sinus prostaticus
- ditembus oleh pars prostata urethrae
- fascia prostatae (pembungkus prostata) :
- ke anterior menjadi lig. puboprostaticum mediale – m.
puboprostaticus
- lig. puboprostaticum laterale
- m.levator prostatae
Vaskularisasi berasal dari : a. vesicalis inferior dan a. rectalis superior
Aliran vena menuju ke :
- plexus venosus prostaticus, plexus venosus vesicalis, dan v.
iliaca interna
Aliran limpha menuju ke : nnll. iliaci interni, nnll. iliaci externi, nnll.
sacrales
Inervasi : plexus prostaticus
GLANDULA BULBOURETHRALIS
- terletak di dalam trigonum urogenitale, di antara m. spinchter
urethrae membranaceae (m. spinchter urethrae externum)
- bermuara ke fossa infrabulbaris pada pars cavernosa urethrae
- mengeluarkan getah agak alkalis yang berfungsi membersihkan
urethrae dari sisa urine
22 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
ASPEK KLINIS
- Phimosis ;para phimosis, adalah proses peradangan pada glans
penis akibat tertimbunnya kotoran (smegma) pada bagian sebelah
dalam preputium penis.
- Cryptochirmus merupakan testis yang tidak mengalami penurunan
ke scrotum (tidak mengalami decencus testiculorum).
DAFTAR PUSTAKA
Kanagasuntheran,R., Krisnamurti,A., Sikanandasingham,P., 1980, A
New Approach to Dissection od The Human Body, 2nd Edition,
JBW Printers and Binders Pte. Ltd., Singapore
Moore, K.L., 1990, Clinically Oriented Anatomy, 3nd Edition, Williams
and Wilkins, Baltimore, London.
Snell, R.S., 1997, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa kedokteran, Ed.3,
EGC, Jakarta.
Williams,PL., etc, 1989, Gray’s Anatomy, 27th Edition, Churchill
Livingstone, London.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 23
Dasar Teori
Seperti halnya organa genitalia masculina, organa genitalia
feminina juga diklasifikasikan menurut kriteria-kriteria yang berbeda
yaitu secara topografis terbagi atas organa genitalia interna dan
organa genitalia externa. Adapun secara fungsional terbagi atas organ
yang memproduksi gamet dan hormon serta organ transportasi, organ
kopulasi dan pengembangan juga kelenjar aksesoris. Pada organa
genitalia feminina apparatus urinarius dan genitalis secara fungsional
terpisah sama sekali. Namun , secara topografis, dinding depan uterus
berdekatan dengan vesicae urinaria. Di daerah genital luar juga didapati
kedekatan hubungan topografis antara saluran urin (ostium urethrae
externum) dan saluran genital
(vagina). Untuk organ-organ seksual luar wanita (pudendum
femininum) yang secara klinis dinamakan vulva. (pustaka : Prometheus
hal: 310 )
24 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Skenario
Seorang wanita, 25 tahun, hamil 2 bulan, mengeluh nyeri perut kiri
bawah.Rasa nyeri makin lama makin hebat dan meluas ke seluruh
perut bagian bawah disertai rasa penuh di daerah rektum.Oleh
dokter yang memeriksanya, dia dinyatakan mengalami Kehamilan
Ektopik Terganggu, yaitu kehamilan di luar cavum uteri dengan
ruptura tuba uterina sinistra dan terjadi pengumpulan darah di
cavum Douglasi.
Pertanyaan:
1. Terangkan organ-organ yang terlibat dalam proses kehamilan
normal!
2. Di mana posisi anatomi tuba uterina?
3. Di mana posisi anatomi cavum Douglasi?
4. Jelaskan sistem vascularisasi organa genitalia feminina
interna!
5. mengapa timbul nyeri perut kiri bawah yang makin hebat dan
meluas disertai rasa penuh di rectum?
Petunjuk Identifikasi
Organa Genitalia Feminina Externa
1. Mons Pubis : peninggian membulat jaringan lemak didepan
symphisis pubis. Pada gadis dewasa ditumbuhi pubes (
rambut kemaluan ) yang merupakan salah satu tanda kelamin
sekunder.
2. Labium majus:
- Ada 2 kanan dan kiri, keduanya membatasi celah rima
pudendi.
- Di depan dihubungkan oleh commisura labiorum anterior.
- Di belakang dihubungkan oleh commisura labiorum
posterior.
- Mengandung akhiran ligamentum teres uteri , otot polos,
saraf dan lemak.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 25
3. Labium minus :
- Ke dorsocaudal kedua labium minus dihubungkan oleh
frenulum labiorum minorum.
- Ke ventrocranial kedua labium minus berhubungan dan
membentuk preputium clitoridis dan frenulum clitoridis.
4. Vestibulum vaginae: yaitu ruangan yang sebelah lateral
dibatasi oleh labium minus, sebelah ventrocranial oleh
frenulum clitoridis dan dorsocaudal oleh frenulum labiorum
pudendi. Disini terdapat lubang - lubang :
- ostium urethrae externum
- ostium vaginae
- muara gld. Vestibularis major, di kanan kiri ostium vaginae
- muara gld. Vestibularis minor, diantara ostium urethrae
externum dan ostium vaginae.
- muara gld. Paraurethralis, di kanan kiri ostium urethrae
externum.
Dibagian bawah terdapat cekungan fossa vestibuli / fossa
navicularis.
5. Clitoris, homolog dengan penis, mengandung jaringan
erektil.
6. Bulbus vestibuli, jaringan erektil pada sisi ostium vagina dan
ditutup oleh m. bulbospongiosus. Homolog dengan bulbus
penis pada pria.
7. Glandula vestibularis major (Gld. Bartholini), dibelakang
bulbus vestibuli.
Vascularisasi :
- a. pudenda externa
- a. pudenda interna
- a. profunda clitoridis dan a. dorsalis clitoridis
- a. vaginalis anterior.
Aliran limfe : menuju ke nnll. inguinalis superficialis.
Inervasi :
- n. ilioinguinalis, n. pudendus, n. dorsalis clitoridis dan plexus
uterovaginalis.
26 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
APLIKASI KLINIS
- Pada kehamilan ektopik terganggu (KET) terjadi perdarahan pada
cavum Douglass, pemeriksaannya melalui fornix posterior.
- Bangunan apa yang dilakukan tindakan pada tubektomi ?
- Uterus akan mengalami perubahan besar pada waktu seorang
wanita hamil sampai melahirkan, misalnya dinidng uterus, cervix
uteri atau portio vaginalis-nya.
30 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
DAFTAR PUSTAKA
Kanagasuntheran,R., Krisnamurti,A., Sikanandasingham,P., 1980, A
New Approach to Dissection od The Human Body, 2nd Edition,
JBW Printers and Binders Pte. Ltd., Singapore
Moore, K.L., 1990, Clinically Oriented Anatomy, 3nd Edition, Williams
and Wilkins, Baltimore, London.
Snell, R.S., 1997, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa kedokteran, Ed.3,
EGC, Jakarta.
Williams,PL., etc, 1989, Gray’s Anatomy, 27th Edition, Churchill
Livingstone, London.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 31
DASAR TEORI
Pubertas dan terjadinya siklus menstruasi seorang perempuan
akan dimulai jika GnRH dari hipotalamus disekresi. Selanjutnya akan
terjadi tahapan proses fisiologi reproduksi sebagai berikut:
1. GnRH merangsang sekresi FSH dan LH oleh hipofisis (FSH lebih
banyak/dominan)
2. FSH merangsang pertumbuhan folikel primordial ovary berkembang
menjadi matang (folikel deGraaf) dan mensekresikan hormone
estrogen dan progesterone. Pada tahap ini sekresi estrogen lebih
banyak/dominan dibandingkan progesterone)
3. Estrogen merangsang uterus dan berkembang hingga membentuk
endometrium yang tebal dan pertumbuhan/perkembangan seks
sekunder (mamae, rambut aksila, rambut pubes, dll)
4. Kadar estrogen sangat tinggi pada saat folikel telah matang (folikel
deGraaf), kadar estrogen tinggi ini berefek umpan balik positif
merangsang surge LH FSH oleh hipofisis.
5. Surge LH menginisiasi ovulasi, sehingga deteksi ovulasi dapat
ditentukan dengan deteksi LH puncak
32 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Dua hal penting yang perlu dideteksi selama siklus menstruasi adalah
waktu ovulasi dan adanya kehamilan. Ovulasi diatur oleh elevasi
hormon luteinizing manusia (hLH). Dalam siklus menstruasi, hLH tetap
pada tingkat basal (biasanya di bawah 20 mIU / ml). Biasanya, sekitar 14
hari sebelum perkiraan menstruasi yang akan datang, hLH meningkat
pesat dengan signifikan, disebut “LH surge”. Gelombang hLH memicu
pelepasan telur dari ovarium. Statistik nunjukkan konsepsi yang paling
mungkin terjadi dalam 36 jam setelah LH surge. Tingkat hLH kembali ke
garis basal 2 sampai 3 hari setelah ovulasi. Gelombang hLH merupakan
indikator yang ideal untuk memprediksi ovulasi. Lonjakan hLH terbukti
telah berhasil digunakan sebagai bantuan dalam memprediksi ovulasi
dan juga akan membantu dalam penentuan waktu inseminasi.
Deteksi adanya hCG sangat penting untuk mendiagnosa kehamilan
secara dini. Dengan teknik tes kehamilan immunologic, yakni
berprinsip pada ikatan antigen-antibodi, hCG sudah dapat dideteksi
sebelum datang menstruasi berikutnya. Namun kadang-kadang hCG
urin belum dapat terdeteksi secara dini, karena kadar hCG dalam urin
belum mencapai kadar yang dapat dideteksi oleh alat tes. Konsentrasi
hCG terus meningkat sampai mencapai puncaknya kira-kira 60-80 hari
(minggu ke 10) dari hari pertama menstruasi.
Human Luteinizing Hormon dan hCG adalah hormon glikoprotein.
Hormon ini terdiri atas dua subunit yaitu subunit α dan subunit β.
Subunit α -hCG mempunyai struktur dan sifat sama dengan subunit-α
semua hormon glikoprotein (FSH, LH, TSH), sehingga tidak spesifik
terhadap salah satu hormon glikoprotein dan dapat menimbulkan reaksi
silang antar hormon-hormon tersebut. Subunit β-hCG menunjukkan
spesifisitas secara immunologik maupun aktivitas biologik untuk
hormon hCG, demikian halnya dengan subunit-α dari hormon
glikoprotein lainnya. Oleh karena itu, dalam mendeteksi adanya suatu
hormon glikoprotein, dilakukan deteksi/pengukuran terhadap subunit
β-nya. Demikian halnya untuk hLH.
34 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
2. Cara Kerja
a. Tentukan fase siklus menstruasi praktikan perempuan anggota
kelompok dengan metode kalender
b. Siapkan sampel urin dari perempuan dalam fase menjelang
ovulasi dan hamil/diduga hamil,
c. Batasan optimal suhu ruangan adalah (18-30)oC
d. Letakkan sampel urin dalam pot plastik/kaca kecil
e. Ambil stik tes dan celupkan ke dalam urin sampai gatis batas.
Pastikan stik tes masih dalam standar waktu pemakaian
f. Amati hingga terbentuk perubahan warna berbentuk gatis
pada area tes stik
g. Penilaian:
1) Terbentuk satu garis= negatif (-)
2) Terbentuk dua garis = positif (+)
INTENDED USE
‘ACCU-TELL’ One Step Cassette hCG Pregnancy Test is a rapid
chromatographic immunoassay for the qualitative detection of human
chorionic gonadotropin (hCG) inurine, as an aid for the early detection
of pregnancy.
PRINCIPLE
The hCG One Step Pregnancy Test is a qualitative, solid phase, two-
site sandwich immunoassay for the detection of human chorionic
gonadotropin (hCG) in urine. The membrane is pre-coated with anti-
hCG antibodies on the test line region and anti-hCG antibodies on the
control line region. During test, the urine sample reacts with the dye
conjugate which has been pre-coated in the test device. The mixture
migrates upward on the membrane chromatographically by capillary
action to react with anti-hCG antibodies on the membrane and generate
a red line. Presence of this red line indicates a positive result, while
its absence indicates a negative result. Regardless of the presence of
hCG as the mixture continues to migrate across the membrane to the
immobilized goat anti-mouse region, a red fine at the control ine region
will always appear. The presence of this red line serves as verification
38 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
for sufficient sample volume and proper flow and as a contorl for the
reagents
SPECIMEN COLLECTION
The urine specimen must be collected in a clean and dry plastic or
glass container without any preservatives. The first morning urine is
preferred since it generally contains few highest concentration of hCGH.
However, urine collected at any time of day may be used. Urine samples
exhibiting visible precipitates should be centrifuged, filtered, or allowed
to settle to obtain clear supernatant for testing. Urine specimens may
be storet at 2 8 °C for up to 48 hours piror to assay. Urine containing
excessive bacterial contamination should not be used as this may cause
spurious results.
TEST PROCEDURE
Read the entire procedure carefuly prior to performing any tests. Allow
test deice and urine samples to equilibrate to room temperature (18 –
30 °C) prior to testing.
1. Remove the hCG test device from foil pouch. Use device as
soon as within 1 hour after removal from pouch specially if the
room temperature is more than 30 °C and in high humidity
environment.
2. Place the test device on a clean and level surface. Holding the
dropper, dispense six full drops of urine (0.2 ml) without air bubbles
into the sample well of the test device.
3. Wait for red lines to appear. The test should be readin approximately
1-5 minutes. Do not interpret results after 10 minutes.
INTERPRETATION OF RESULTS
POSITIVE Two distinct red lines will appear, one in the test region
(T) and another in the control region (C).
NEGATIVE Only a single red line appears in die control region (C). No
apparent red or pink line appears in the test region (T).
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 39
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C. & Hall, J.E. 1996. Texbook of Medical Physiology. W.B.
Saunders Company. USA.
McPhee, S.J Lingappa, V.R.; Ganong W.F.; Lange J.D. 1995.
Pathophysiology of disease. International Ed. Apleton and Lange
A Simon and Schuster Company. USA.
Greenspan F.S. 991. Basic and Clinical Endocrinology. 3 th Ed. Apeton
and Lange A Publishing division of Prentice Hall. USA.
Manual Chemidex-Indirect Pregnancy test.
Manual Direct Pregnancy test.
40 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
LEMBAR KERJA
TES KEHAMILAN HCG
Golongan :
Nama praktikan :
No. Mahasiswa :
Jenis Kelamin :
Tanggal Praktikum :
Jam :
Nama pasien :
Umur :
Tanggal terakhir menstruasi :
A. HASIL PEMERIKSAAN :
1. Siklus menstruasi praktikan perempuan
a. Praktikan 1..........................
1) Panjang siklus :..................
2) Tanggal hari 1 menstruasi terakhir : .................
3) Perkiraan tanggal menstruasi yang akan
datang:....................
4) Perkiraan tanggal ovulasi :.....................
5) Perkitaan waktu subur :.......................
b. Praktikan 2...................
2. Deteksi Ovulasi
3. Tes kehamilan
B. PEMBAHASAN
C. KESIMPULAN
D. DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta,
Tanda Tangan Asisten Tanda Tangan Praktikan
( …………………………..) (…………………………)
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 41
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Nama : .............................................................................
NIM : .............................................................................
Yogyakarta,
Yang menyatakan
(....................................)
42 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
DASAR TEORI
Ginjal memiliki berbagai fungsi penting bagi tubuh, antara lain:
Pertama, ginjal mengatur kadar air dalam tubuh. Kalau kadar air tubuh
berkurang, ginjal menahan agar air tidak keluar dari tubuh. Sebaliknya,
kalau berlebih, ginjal akan mengeluarkan air tersebut. Ini yang dikenal
dengan fungsi eksresi ginjal. Kedua, ginjal akan menyaring hasil/ sisa
metabolisme tubuh untuk kemudian dikeluarkan. Ketiga, memproduksi
serta mengatur sejumlah hormon penting dalam tubuh seperti hormon
eritropoitin pembentuk sel darah merah, hormon renin yang mengatur
tekanan darah serta hormon yang berperan untuk mengaktifkan
vitamin D (metabolisme tulang). Kemudian, ginjal mengatur sejumlah
proses kimia dalam tubuh meliputi menjaga keseimbangan garam, air,
asam basa, serta mineral.
Prinsip pengaturan homeostasis air tubuh adalah keseimbangan
intake air dengan kehilangan air. Dalam keadaan normal, total intake
rata-rata perhari adalah 2100 ml dan air metabolit sebanyak 200
ml. Kehilangan air tubuh melalui urin rata-rata adalah 1400 ml,
keringat sebanyak 100 ml, penguapan insensibel kulit sebesar 350 ml,
pernafasan sebesar 350 ml, dan melelui defekasi sebesar 100 ml.
Pusat pengaturan cairan tubuh adalah osmoreseptor di n.preoptik
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 43
TUGAS PRAKTIKAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Air minum hipotonis, isotonis
2. Alat ukur volume urin
3. Alat ukur BJ urin (urinometer)
4. Pispot
5. termometer
B. PROSEDUR PRAKTIKUM
Praktikum ini membutuhkan 4 probandus masing-masing
mendapat perlakuan sebagai berikut:
1. Minum Air Tawar (cairan hipotonis)
Untuk percobaan ini diperlukan seorang sukarelawan/wati
sebagai probandus. Probandus berpuasa sekurang-kurangnya 12
jam sebelum percobaan dilakukan. Makanan terakhir mengandung
air tidak lebih dari 200 ml.
Contoh untuk Praktikum jam 07.30:
44 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Jika>suhu
Jika suhu urin urin > 20ditambah.
20oC koreksinya o
C koreksinya ditambah.
Jika suhu urin < 20oC koreksi dengan dikurangi.
Jika suhu urin < 20oC koreksi dengan dikurangi.
Volume urin sedikit
Volume urin sedikit
a. Jika volume urin tidak mencapai 2/3 tabung pengukur BJ,
a. Jika volumemaka perlu
urin tidak ditambahkan
mencapai air.
2/3 tabung pengukur BJ, maka perlu ditambahkan air.
b. Ukur b.
BJ airUkur
terlebihBJdahulu.
air terlebih dahulu.
c. Gunakan
c. rumus sebagai rumus
Gunakan berikut sebagai berikut
SC.VC – SA.VA
______________
SU =– SA.VA
SC.VC
VU
SU =_________________
Keterangan
VU
SU= BJ urin
KeteranganSC= BJ campuran urin dan air
SU= BJ urin
VC= volume campuran urin dan air
SC= BJ campuran urin dan air
VC= volumeSA=campuran
BJ air urin dan air
SA= BJ airVA= volume air yang ditambahkan
VA= volume air yang ditambahkan
VU= volume urin sebelum dicampur air
VU= volume urin sebelum dicampur air
Catatan:
nilai BJ yang
Catatan: nilaidimasukkan
BJ yang rumus adalah BJ yang
dimasukkan rumustelahadalah
terkoreksiBJsuhu.
yang telah
terkoreksi suhu.
Daftar
Daftar PustakaPustaka
Guyton, A.C dan Hall, JE. (2008). Textbook of Medical Physiology, 11 th
Guyton, A.C dan Hall, JE. (2008). Textbook of Medical Physiology, 11 th Ed. Elsevier
Ed. Elsevier Saunders.
Saunders.
Manual Penggunaan Urinometer
Manual Penggunaan Urinometer
35
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 47
Golongan :
Nama Praktikan :
Jenis Kelamin :
Tanggal :
NO PROBANDUS AWAL 30 MENIT 60 MENIT 90 MENIT
VOL BJ VOL BJ VOL BJ VOL BJ
1 Tidak puasa
2 Puasa
PEMBAHASAN :
KESIMPULAN :
Yogyakarta,
Tanda Tangan Asisten Tanda Tangan Praktikan
( …………………………..) (…………………………)
48 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Nama : .............................................................................
NIM : .............................................................................
Yogyakarta,
Yang menyatakan
(....................................)
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 49
DASAR TEORI
Urine atau air seni merupakan cairan yang jernih, kekuning kuningan,
berbau khas, reaksinya asam, dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal.
Urea
Urea merupakan hasil akhir dari metabolisme nitrogen asam amino
(protein) dalam tubuh. Normal diekskresikan 25 gram urea tiap hari.
Urea merupakan jumlah terbesar senyawa nitrogen yang dikeluarkan
oleh tubuh lewat urine. Eksresi urea tergantung dari jumlah protein
yang dimakan, sedangkan senyawa nitrogen tidak dipengaruhi oleh
pemasukan protein.
Ammonia
Jumlah ammonia dalam urine dalam urine sangat sedikit, dibentuk
dan dikeluarkan langsung dari sel tubuli ginjal. Mengapa jumlah
ammonia urine hanya sedikit?
Kreatinine
Kreatinine adalah hasil pemecahan kreatin. Kreatin banyak
terdapat pada otot sebagai senyawa utama perantara energi bagi otot.
Pada penyakit otot, kreatin banyak dipecah hingga eksresi kreatinin
meningkat. Apa senyawa perantara energi lain di otot?
Asam urat
Asam urat adalah hasil oksidasi purin dalam tubuh, berasal dari
nukleo protein sel tubuh. Dalam air kelarutannya sangat kecil, tapi
larut dalam garam alkali. Bagaimana metabolisme purin dalam tubuh
sehingga dapat terbentuk purin dalam tubuh ?
Asam-asam amino
Dalam 24 jam orang dewasa mengeluarkan 15-200 mgram nitrogen
asam amino lewat urine. Pada bayi dikeluarkan 3 mgram asam amino/
kgram berat badan dan eksresinya turun berangsur-angsur sampai
umur 6 bulan.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 51
Alantoin
Alantoin adalah hasil oksidasi asam urat. Pada manusia tidak
ditemui alantoin dalam urine.
Klorida
Klorida dikeluarkan bersama Na dalam NaCl. Hampir seluruhnya
berasal dari NaCl makanan.
Sulfat
Sulfat dalam urine berasal dari metabolisme protein yang
mengandung S, yaitu sistein dan mentionin. Ada tiga bentuk sulfat
yaitu : Sulfat organik, Sulfat eterial dan Sulfat netral.
Fosfat
Fosfat dalam urine merupakan garam-garam Mg dan Ca. Fosfat
akan mengendap pada urine yang alkalis.
Oksalat
Oksalat terdapat sangat sedikit dalam urine. Senyawa kalsium
oksalat dapat merupakan penyebab masalah dalam klinik, mengapa?
Mineral
Dalam urine terdapat ion-ion Na+, K+, Mg+ dan Ca2+ yang merupakan
kation kation penting dalam tubuh, apa saja kepentingannya?
Hormon
Adanya senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan untuk
membantu mendiagnosis penyakit tertentu dan kehamilan. Amilase
dan sakaridase dapat meningkat pada pankreatitis. Hormon
khoriogonadotropin (HCG) terdapat pada urine wanita hamil.
52 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Glukosa
Dalam keadaan normal tidak lebih dari 1 mgram glukosa dieksresi
per hari. Bila diperiksa dengan reaksi benedict hasilnya negatif. Bila
kadarnya lebih tinggi disebut glukosoria, misalnya pada penyakit
diabetes militus.
Darah
Terdapatnya darah dalam urine disebabkan oleh penyakit-penyakit
tertentu. Keadaan ini disebut hematuria, misalnya pada radang ginja,
atau saluran kencing dibawahnya. Bila eritrosit pecah, hemoglobin
akan keluar. Adanya hemoglobin dalam urine disebut hemoglobinuria.
Adanya hemoglobin dalam urine dapat dibuktikan dengan tes
benzidin.
Indikan
Indikan adalah indosil sulfat, terdapat dalam urine sebagai garam
kalium. Obstipasi atau meningkatnya pembusukan (putrefeksi) triptofan
dalam protein dapat diubah menjadi indol kemudian diabsorbsi dan
dibentuklah indikan yang diekskresi bersama urine.
Porfirin
Porfirin diekskresi oleh orang dewasa kira-kira 60-200 mikrogram
per hari. Bila ekskresi naik disebut porfiria.
lebih tinggi dari 4%, urin harus diencerkan dengan air suling.
Pengenceran ini harus diperhitungkan kemudian.
Urin yang sudah disiapkan dimasukkan dalam tabung-tabung
esbach sampai U dan ditambah reagen esbach sampai tanda R.
Tabung di tutup dengan tutup karet dan digojog beberapa kali
untuk mencampur isinya.
Tabung dibiarkan selama 24 jam pada suhu kamar dalam
keadaan vertikal dalam tabung kayu dan kemudian dibaca
tingginya endapan protein pada skala, yang menyatakan kadar
protein dalam promil.
4. Asam urat
Ke dalam tabung berisi 3 ml urin ditambahkan 2 ml reagen folin
dan 2 ml Na2CO3 20% sehingga terjadi warna biru.
Daftar Pustaka
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009
58 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Dasar Teori
Sistema ini terdiri dari ren (ginjal), ureter, vesica urinaria dan
uretra. Sistem ini mempunyai tugas utama menghasilkan urine. cairan
yang membawa sisa-sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari
tubuh. Dengan demikian keseimbangan cairan tubuh dapat diatur
sebaik-baiknya
Struktur ginjal :
Capsula sebagai jaringan ikat padat membungkus ren, kecuali
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 59
A. CORTEX
Bagian sebelah luar, di bawah capsula, sampai mencapai basis
pyramidis, pada perbatasan dengan medulla. Cortex meluas ke
medulla di antara pyramis renalis sebagai columna renalis.
Cortex renalis penuh berisi unit-unit fungsional yaitu Nephronum,
jumlahnya ± 2 juta dalam setiap ginjal, masing-masing terdiri
atas:
podocytus.
Tonjolan dinamakan :
- cytotrabecula.
- cytorodium.
Kedua dinding saling dipisahkan oleh lumen cansulae
(spatium urinarium), yang akan mengumpulkan cairan
kencing yang tersaring.
2. tubuli nephroni.
Sistem pembuluh ini mulai pada corpusculum renale di polus
vascularis.
Berturut-turut dari proksimal ke distal adalah
a. tubulus contortus proximalis
- berkelok-kelok dalam cortex.
- dinding : epithelium simplex cuboideum atau
simplex columnare rendah, sel asidofil kuat, banyak
mengandung mitochondria.
Dengan mikroskop elektron sel bersifat epitheliocytus
microvillosus, sehingga dengan mikroskop optik deretan
microvilli tampak sebagai limbus disebut limbus Peni
ciliatus. Dasar sel juga menunjukkan gambaran bergaris
disebut limbus striatus basalis (ciri khas bagi sel yang
bertugas absorpsi).
b. tubulus attenatus, tubulus yang tidak berkelok-kelok
terdiri atas :
1. pars discendens bagian tebal, bagian yang lurus dari
tubulus proximalis turun ke arah medulla. Dinding
dilengkapi epithelicytus simplex cuboideum.
2. pars discendens bagian tipis, bagian yang lurus dari
pars descendens bagian tebal. Dinding dilengkapi
epitheliocytus simplex squamosum.
3. pars ascendens bagian tipis, bagian yang naik ke
pars acsendens bagian tebal. Dinding dilengkapi
epitheliocytus simplex squamosum.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 61
Pada apparatus :
Terdapat sel-sel berwarna pucat, dinamakan mesangiocytus
extra glumerularis. Membrana elastica interna arteriolae
menghilang pada daerah juxta glomerulocytus.
Juxtaglomerulocytus menghasilkan renin, yang dapat
mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. Jika
zat terakhir ini diubah menjadi angiotensin II maka sekresi
hormon aldosteron meningkat oleh cortex glandula adrenalis.
Dengan demikian reabsorpsi dan resorpsi natrium dan
khlorida dalam tubuli nephroni dapat diatur dan tensi darah
dapat dipengaruhi.
B. MEDULLA
Medulla terisi oleh pyramis medularis, 10-18 buah,, dengan :
- basis pyramidis menghadap ke arah cortex.
- apex pyramidis menjulang ke dalam sinus renalis.
Pada puncak apex, yang disebut papilla renalis, terdapat
daerah berlobang-lobang seperti tapisan : area cribrosa. Tiap
lobang, foramen papillare merupakan muara tubulus renalis
colligens.
Tubulus renalis colligens :
- lanjutan dari tubulus contortus distalis, epitel selapis kuboid.
- terdiri atas 2 bagian, yaitu
o ujung proksimal melengkung : tubulus renalis arcuatus.
o lanjutan yang lurus tubulus colligens rectus.
Ductus papillaris: lanjutan tubulus renalis colligens di
papilla renalis.
2. URETER
Dinding ureter disusun oleh Tunica mucosa :
- epthelium tansitionale di ureter 4-5 lapis.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 63
VESICA URINARIA
Dinding tersusun serupa dinding ureter. epithelium transitionale.
Di daerah trigonum vesicae :
- tunica mucosa memiliki glandula trigoni vesicae.
- berkas otot polos membentuk bangunan melingkar, menge
lilingi muara ostium urethrae internum, membentuk musculus
spincter internus. Di sebelah luar tunica muscularis dijumpai
tunica subserosa, tunica serosa atau tunica adventitia.
3. URETHRA
A. URETHRA FEMININA pada wanita
Tunica mucosa :
- epithelium pseudostratificatum, makin ke distal menjadi
epithelium stratificatum squamosum.
- lamina propria : jaringan ikat longgar dilengkapi dengan
glandula urethralis dan lacuna urethrales, serabut elastis.
Karena bagian ini ditempati oleh plexus venosus, maka
disebut juga stratum spongiosum.
64 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
PETUNJUK PRAKTIKUM
1. REN
Sediaan : SU-1; H E
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat :
a. capsula fibrosa
b. cortex dan medulla
c. nephronum, sebagai suatu sistem, tersusun oleh komponen-
komponen :
1. corpusculum renale, terdiri atas
- glomerulus
- capsula glomeruli, terdiri atas :
- pars externa
- pars interna
- lumen capsulae
Perhatikan bentuk sel-sel penyusun epithelium di situ.
2. tubuli. Ini sesuai dengan wilayahnya terdiri atas :
- pars proximalis, tersusun oleh
- pars convolutus : berkelok
- pars-rectus : lurus
Sel epitel dilengkapi dengan limbus peniciliatus
(perhatikan pada sediaan demonstrasi terpulas
khusus untuk memperagakan fosfatase alkalis).
Bangunan ini tampak hitam intensif. Bandingkan
dengan ansa nephroni dan pars distalis yang tidak
terpulas hitam karena tidak mempunyai limbus
peniciliatus.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 65
2. URETER
Sediaan : SU-2; H E
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat
= Dinding
- tunica mucosa : berlipat-lipat membujur, dilengkapi
* epithelium transitionale
* membrana basalis
* lamina propria : jaringan ikat longgar.
- tunica muscularis : otot polos di sela jaringan ikat
longgar.
Tersusun 3 lapis :
* stratum longitudinale internum
* stratum circulare
* stratum longitudinale externum.
- tunica adventitia : jaringan ikat longgar
= Lumen : pada penampang melintang tampak kosong,
berbentuk bintang.
3. VESICA URINARIA
Sediaan : SU-3; H E
Perhatikan :
- Tunica mucosa
66 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Daftar Pustaka
Geneser, Finn. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Geneser, Finn. 2007. Atlas Berwarna Histologi. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Junquiera, L. C., dan Jose, C.. 1997. Basic Histology Text Atlas; Tenth
Edition. New York: McGrawHill.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 67
Dasar Teori
1. Ovarium.
Organ ini merupakan gonad. Tersusun oleh folikel-folikel yang
mempromosikan perkembangan telur (ovum) yang dikandungnya.
Ovarium juga memproduksi estrogen. Setelah folikel masak,
ovum dilepaskan sedang komponen folikel yang masih tertinggal
membentuk corpus luteum yang memproduksi estrogen dan
progesterone.
2. Tuba uterine.
Oviduct menjaring ovum yang telah lepas, bertindak sebagai
tempat utama fertilisasi, dan membawa ovum ke uterus, baik ovum
yang telah mengalami fertilisasi maupun yang belum mengalami
fertilisasi.
3. Uterus.
Uterus dilapisi oleh mukosa (endometrium), yang mengalami
perubahan struktur berkala yang dikendalikan oleh hormon
ovarium. Perubahan-perubahan ini mempersiapkan uterus, karena
peranannya, sebagai tempat implantasi dan pemberian makanan
ovum yang telah mengalami fertilisasi.
4. Vagina.
Organ serupa-tabung ini membantu mendorong sperma mela
lui cervix, pintu sempit pada dasar uterus. Cairan di dalam lumen
68 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
B. PERUBAHAN-PERUBAHAN BERKALA
Di antara menarche (proses menstruasi pertama kali) dan me
nopause, terjadi perubahan perubahan berkala, umumnya setiap
28 hari, dalam struktur dan kegiatan organ, terutama ovarium dan
uterus.
Koordinasi waktu dari perubahan-perubahan ini, sangat
penting untuk fungsi normal, reproduksi dikendalikan terutama
oleh gonadotropin hypophysis ialah FSH dan LH.
Hormon ini langsung berpengaruh pada ovarium, menyesuai
kan pertumbuhan dan perkembangan folikel demikian juga pro
duksi hormon ovarium. Hormon ovarium (ialah estrogen dan
progesteron) mengendalikan siklus menstruasi (ialah perubahan
berkala yang terjadi di dalam pelapis uterus) dan mempengaruhi
produksi gonadotropin hypophysis lewat umpan balik negatif
(“negative feedback”).
D. GLANDULA MAMMAE.
Oleh karena glandula mammae juga mengalami perubahan-
perubahan histologik dalam kaitannya dengan siklus reproduksi,
kehamilan, hormon hypophysis dan ovarium, maka glandula
mammae dimasukkan dalam bab ini.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 69
OVARIUM
A. ORGANISASI UMUM.
Organ ini terdapat sepasang, bentuknya menyerupai buah-
badan (“almond-shaped”), berukuran 3X1,5X1 cm yang dilekatkan
oleh mesovarium pada ligamentum mayor. Ovarium terletak di
dalam cavum pelvis.
1. Selubung. Meskipun bagian paling luar ovarium ditutupi/
diselubungi epithelium germinativum, namun epithelium
germinativum ini tidaklah memproduksi oocytus, karena
namanya tersebut. Selubung ini terdiri atas selapis epitel
kuboid yang berasal dari peritoneum. Pelapis bagian dalam,
tunica albumin, terdiri atas lapisan jaringan ikat padat yang
terletak di antara epithelium germinativum dan cortex ovarii.
2. Struktur internal. Setiap ovarium, terbagi-bagi menjadi cortex
di bagian perifer, dan medulla di bagian tengah. Cortex dihuni
oleh sebagian besar folikel-folikel ovarium berisi oocytus yang
terdapat di dalam stroma jaringan ikat. Medulla tersusun oleh
stroma yang berisi penuh hamparan vaskularisasi.
B. FOLLICULUS OVARII.
Setiap folikel terdiri atas oocytus yang diselubungi oleh
selapis atau berlapis-lapis sel granulosum (folikuler). Cortex ovarii
mengandung folikel-folikel dari berbagai stadium perkembangan,
ialah :
1. Folliculus Primordialis. Stadium awal perkembangan folikel,
dan folikel ini merupakan folikel, yang tidak aktif dan
merupakan satu-satunya. folikel yang sudah ada sebelum
pubertas, dan merupakan penyusun ovarium selanjutnya.
Setiap folikel mengandung oocytus primarius (sebagian besar
dalam stadium diplotene pada profase meiosis I), di kelilingi
oleh selapis sel folikuler berbentuk pipih.
2. Pertumbuhan follikel. Pertumbuhan folikel distimulasi oleh
hormon FSH dari hypophysis, oocytusnya membesar mencapai
ukuran maksimum antara 125-150 mikron. Epitel folikuler
70 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
D. OVULASI
Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke 14 dari siklus menstruasi
yang ideal 28 hari. Ovulasi melibatkan robeknya/rupturnya
folliculus maturus dan pelepasan ovum. ovulasi terjadi dengan
didahului dan stimulasi sentakan dalam produksi hormon LH
oleh hypophysis. Volume liquor folliculi di dalam anthrum folliculi
bertambah. ovum beserta corona radiata yang menyelubunginya
memisahkan diri dari cumulus oophorus dan mengapung di dalam
anthrum folliculi. Stromanya menipis mungkin disebabkan aktivitas
kolagenase, dan menjadi iskhemia di antara follikel preovulasi dan
permukaan ovarium, yang menunjukkan tempat ambang pintu
ruptura atau disebut stigma. Selama ruptura, ovum beserta corona
radiata tetap intak, dikeluarkan oleh ovarium dan ditangkap oleh
tuba uterina. Apabila ovum tidak mengalami fertilisasi dalam 24
jam, ovum mengalami degenerasi.
E. CORPUS LUTEUM
Kelenjar endokrin sementara ini dibentuk oleh sisa-sisa folikel
setelah ovulasi.
1. Pembentukan copus luteum. Setelah ovulasi, folikel menjadi
kolaps dan sel-sel granulosum yang melapisinya menjadi
melipat-lipat. Perdarahan sedikit dari tempat ruptura dapat
menjendal di bagian tengah. Sel di dalam lapisan granulosa
dan theca folliculi interna membesar dan memperlihatkan
atau berpenampilan sebagai sel penghasil hormon steroid. Sel
granulosa lutein merupakan sel berukuran besar, pucat dan
sebagai sel penghasil progesteron, berasal dari sel granulosum.
Sel theca lutein, yang mensekresi estrogen, ukurannya lebih
kecil, tercat kuat dan berasal dari theca folliculi interna.
2. Corpus luteum menstruaticum. Apabila fertilisasi tidak terjadi,
maka corpus luteum mengalami degenerasi kira-kira setelah
14 hari.
3. Corpus luteum aravidarum. Apabila terjadi fertilisasi, corpus
luteum membesar. Corpus luteum ini dipertahankan selama 6
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 73
TUBA UTERINA
Sering disebut oviduct dan tuba fallopii. Terdapat sepasang,
merupakan silinder masculer panjang kira-kira 12 cm. Lumen setiap
tubanya di sebelah proksimalnya berlanjut dengan cavum uteri. Setiap
tuba melebar dari arah uterus ke ovarium, dengan ujung distalnya
terbuka ke arah cavum peritonii di dekat ovarum.
74 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
A. FUNGSI.
Tuba uterina bergerak menutup ovarium setelah ovulasi dan
menangkap ovum setelah ovulasi. Tuba uterina menyediakan
lingkungan yang cocok untuk dan merupakan tempat fertilisasi
dan transportasi zygot (atau ovulasi yang tidak terfertilisasi) ke
uterus.
UTERUS
Organ muskular berbentuk buah-pir (“pear-shaped organ”)
yang terdapat di dalam cavum pelvis. Organ ini merupakan tempat
implantasi dan perkembangan embryo awal.
A. BAGIAN-BAGIAN UTERUS.
Uterus secara anatomik terbagi-bagi menjadi 3 daerah, ialah:
1. badan = “body” atau corpus. Merupakan bagian terbesar,
berbentuk bulat dan letak di bagian tengah.
2. Fundus merupakan perluasan corpus di atas pintu masuknya
tuba uterina.
3. Cervix atau leher, sempit, merupakan perluasan uterus ke
arah bawah masuk ke dalam canalis vaginalis.
- endometrium, dan
- tunica serosa atau adventitialis
1. Myometrium.
Tunica muscularis uterus ini paling tebal, terdiri atas
4 lapis otot polos yang tidak jelas batas-batasnya. Lapisan
tengah mengandung sejumlah besar arteria yang melengkung
(arteria arcuata) yang memvascularisasi endometrium. Otot
polos myometrium tumbuh pesat selama kehamilan, baik
hipertrofi maupun hiperplasia. Pada saat melahirkan hormon
oksitosin dari hypophysis merangsang kontraksi dengan
kuatnya dan bertanggung jawab terhadap keluarnya janin.
2. Endometrium.
Mukosa uterus terdiri atas selapis epitel kolumner
ditopang oleh lamina propria. Glandula tubuler simplex meluas
dari permukaan ke dalam lamina propria; sel pelapisnya
berlanjut dengan permukaan. Endometrium yang menerima
vascularisasi ganda, terbagi menjadi dua daerah, ialah :
a. Stratum functionale. Disebut juga Pars functionalis,
merupakan lapisan superfisial temporer. Sangat responsif
terhadap hormon ovarium dan mengalami siklus
penebalan dan pengelupasan. Lapisan ini kemudian
terbagi-bagi menjadi zona compacta (di bagian superfisial)
dan di sebelah dalam zona spongiosa.
b. Stratum basale. Lapisan Ini lebih tipis, letak di sebelah
dalam, dan merupakan lapisan permanen mengandung
bagian basal kelenjar endometrial dan dipertahankan
selama menstruasi. Stratum basale ini merupakan epitel
pelapis kelenjar yang membelah dan menyelubungi
permukaan yang kasar terkupas selama menstruasi.
c. Vascularisasi. Sepasang arteria uterina bercabang-
cabang membentuk arteria arcuata ini memberikan
dua set arteria ialah arteria recta ke stratum basale dan
arteria convolata menuju pars functionalis. Vascularisasi
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 77
C. SIKLUS MENSTRUASI.
Endometrium mengalami perubahan- perubahan berkala
yang dikendalikan oleh hormon ovarium, ialah estrogen dan
progesteron. Sebaliknya, produksi hormon ovarium dikendalikan
oleh hormon FSH dan LH dari hypophysis dan berkaitan dengan
pertumbuhan folikel untuk proses ovulasi, pembentukan dan
degenerasi corpus luteum. Rata-rata siklus menstruasi berkisar
antara 28 hari, diperkirakan dapat dilukiskan dalam 3 fase.
Permulaan perdarahan menstruasi umumnya merupakan hari
pertama dari siklus.
1. Fase-menstruasi. Fase menempati 3-5 hari pertama dari siklus.
a. Perubahan-perubahan endometrium. Berkurangnya
produksi corpus luteum menstruaticum menyebabkan
kontraksi sebentar-sebentar arteria convoluta. Hal ini
menyebabkan ischemia, degenerasi dan mengelupasnya
pars functionalis.
Fragmen jaringan pars functionalis bersama-sama
darah dan jaringan uterus dibuang ke vagina sebagai
cairan menstruasi. Oleh karena arteria recta yang
memvascularisasi lamina basalis tidak bereaksi dengan
perubahan-perubahan hormonal, maka lamina basalis
tetap utuh.
b. Perubahan-Perubahan yang berhubungan dengan
ovarium. Tidak adanya chorionic gonadotropin dari
embrio, corpus luteum mengalami degenerasi dan
produksi progesteron terhenti.
78 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
D. CERVIX UTERI.
Permukaan eksternal cervix uteri menonjol ke dalam lumen
vagina. Dindingnya terutama terdiri atas jaringan ikat padat dan
hanya sedikit mengandung otot polos. Mukosanya terdiri atas
epitel kolumner selapis dan banyak sekali kelenjar cervicalis yang
melapisi permukaan internal cervix (canalis cervicalis). Sedangkan
pelapis cervix uteri bagian permukaan eksternal dilapisi epithelium
stratificatum squamosum (bagian permukaan vaginal). Meskipun
mukosa cervix tidak mengelupas pada saat menstruasi, perubahan-
perubahan berkala terjadi di dalam jumlah dan viskositas sekret.
Misalnya pada selama ovulasi, sekret yang mengandung air
mempermudah penetrasi oleh sperma; sedang fase luteal dan
selama kehamilan, sekretnya berlimpah dan bersifat viskus.
Dilatasi cervix yang mendahului persalinan disebabkan oleh
aktivitas kolagen yang kuat di dalam dinding cervix uteri.
FERTILISASI
Fertilisasi terjadi pada “ampullaristhmic junction” dalam tuba
uterina, bilamana sperma menembus corona radiata, terus menembus
zona pellucida. Hanya satu kepala sperma mengadakan fusi dengan
membrana plasma ovum (oolemma). Kejadian ini merangsang
penyelesaian pembelahan meiosis kedua ovum, dan “polar body”
terbuang. Akhirnya, haploid laki-laki dan perempuan pronuclei bersatu
membentuk nucleus zygote menjadi diploid.
PERKEMBANGAN PRA-IMPLANTASI.
Zygote mengalami beberapa kali pembelahan mitosis menjadi
sel padat berbentuk bola disebut morula, bergerak sepanjang oviduct
menuju uterus. Suatu ruang atau cavum terbentuk pada bagian tengah
ovum, dan sekarang disebut blastocystus. Pada stadium ini (hari ke 4
setelah fertilisasi), embryo masuk ke dalam uterus. Sel-sel blastocystus
(blastomer) membentuk 2 lapisan: trofoblast perifer, yang akan
membentuk pars foetalis placentae, dan sel berbentuk discus (masa
sel sebelah dalam), yang akan membentuk embryo, menonjol ke dalam
80 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
IMPLANTASI
A. REAKSI DESIDUAL.
Pada saat implantasi, penetrasi embryo stadium awal ke
dalam epitel uterus, endometrium mengalami perubahan-
perubahan, menandakan adanya reaksi decidua (endometrium
pada saat kehamilan disebut sebagai decidua). Selama reaksi ini,
endometrium menebal dan sel-sel stromanya membesar menjadi
sel decidual, yang memproduksi Prolaktin. Reaksi decidua. ini
membantu mencegah invasi trofoblast ke dalam endometrium,
(kondisi ini disebut Placenta increta atau percreta). Decidua sendiri
ada tiga bagian, ialah :
1. Decidua basalis, bagian yang letaknya di bawah tempat
implantasi dan membentuk pars materna placenta.
2. Decidua capsularis, merupakan bagian yang terdapat di atas
implantasi embryo dan memisahkannya dari cavum uteri,
dan
3. Decidua varientalis, merupakan sisa endometrium, ialah
bagian yang tidak mengadakan kontak langsung dengan
embryo.
B. AKTIVITAS BLASTOCYSTUS
1. Trofoblast = trophoblastus. Sel trofoblast melekat pada
endometrium, membelah secara cepat, dan mengadakan
diferensiasi menjadi dua lapis, ialah :
a. syncytiotrophoblastus, lapisan terluar yang sangat invasif,
terdiri atas sel besar multinuklear. Sel ini terbentuk
dengan cara fusi beberapa sel mono-nuklear di bawah
lapisan.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 81
PLACENTA
Merupakan organ sementara yang pembentukannya dimulai
selama implantasi. Placenta tersusun oleh jaringan embryo (chorion
frondusum) dan jaringan ibu (decidua basalis). Placenta mengangkut
sari makanan dari ibu dan oksigen ke embryo, membersihkan darah
dan mensekresi hormon.
82 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
A. LANGKAH-LANGKAH PLACENTA.
1. Lacuna. Syncytiotrophoblastus menyelubungi dan membentuk
sejumlah besar pulau-pulau jaringan endometrium yang berisi
pembuluh darah . Enzim disekresi oleh syncytiotrophoblastus
melisis jaringan ibu, meninggalkan ruang-ruang (lacuna) dan
pembuluh darah yang rusak. Pembuluh darah yang rusak
mengisi lacuna dengan darah ibu.
2. Villi primarius. Villi primarius merupakan alur-alur solid/
mampat yang tumbuh masuk ke lacuna. Villi primarius ini
tersusun oleh syncytiotrophoblastus dan cytotrophoblastus.
3. villi secundarius. Mesenkim di bawah ekstra embryonal
membanjiri villi primarius, membentuk villi secundarius,
tersusun oleh syncytiotrophoblastus, cytotrophoblastus, dan
inti mesenkim ekstraembryonal.
4. Villi tertius. Mesenkim ekstra embryonal di dalam villi
secundarius mengadakan diferensiasi di dalam pembuluh
darah yang kemudian akan membentuk hubungan dengan
pembuluh umbilicalis. Villi tertius ini tersusun oleh
syncytiotrophoblastus, cytotrophoblastus, dan mesenkim
ekstra embryonal villi secundarius, dan pembuluh darah di
tengahnya.
B. FUNGSI PLACENTA
1. Memindah-tempatkan sari makanan dan zat tidak berguna.
Hari ke 23 kehamilan, pembuluh darah foetus mulai
bersirkulasi melalui villi tertius. Sari makanan dari darah ibu
dalam lacuna mencapai sirkulasi foetalis dengan melewati
syncytiotrophoblastus. Cytotrophoblastus yang kemudian
menghilang setelah semua sel mengadakan fusi dengan
syncytiotrophoblastus, lamina basalis trophoblastus;
mesenkim ekstra embryonal; membrana basalis sel endothelial
pembuluh darah di dalam villi tertius; dan endothelial foetalis.
Ke enam lapis tersebut membentuk sawar placenta/placental
barrier yang hanya mengijinkan substansi terpilih menembus
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 83
VAGINA
Merupakan tabung/silinder musculer yang meluas dari cervix uteri
ke genitalia externa. Dindingnya tanpa kelenjar, dan pelumasan vagina
mengikut-sertakan sekresi yang dihasilkan oleh glandula cervicalis
dan glandula Bartholini dan glandula mucosa kecil-kecil di dalam
vestibulum. Dinding vagina memiliki tiga lapis :
a. TUNICA MUCOSA.
Lapisan ini terdiri atas epithelium stratificatum squamosum, kaya
akan glikogen dan ditopang oleh lamina propria yang mengandung
sejumlah besar serabut elastis. Metabolisme bakterial glikogen
dari pengelupasan sel pelapis masuk ke dalam lumen vagina
mengakibatkan penimbunan asam laktat dan menyebabkan
vagina ber-pH rendah/asam. Pleksus kapilaris yang banyak sekali
dijumpai pada lamina propria merupakan sumber cairan yang
melimpah yang merembes ke dalam lumen selama stimulasi
seksual. Mukosa vagina hanya mengandung sedikit ujung-ujung
syaraf sensoris.
b. TUNICA MUSCULARIS.
Terutama terdiri atas otot polos longitudinal. Tunica muscularis
ini mencakup beberapa serabut sirkuler di dekat mukosa.
c. TUNICA ADVENTITIA.
Selubung terluar jaringan ikat padat vagina. Kaya akan serabut
elastis dan mengandung sejumlah besar plexus venosus; berkas-
berkas serabut syaraf dan kelompok neuron juga ada.
84 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
PETUNJUK PRAKTIKUM
1. OVARIUM
Ovarium lengkap dengan folliculus ovaricus
Sediaan : SG-7a; H E
Perhatikan pada :
a. Ovarium lengkap :
- Epithelium superficialis : sel kuboid selapis.
- Tunica albuginea :
jaringan ikat fibroelastis padat, kurang teratur, terletak di
bawah epitel.
- Cortex:
* sel serupa sel otot
* folliculi ovarici dengan berbagai tahap
perkembangan
- medulla : jaringan ikat fibromuskuler dengan pembuluh
darah.
b. Folliculi ovarici.
Coba temu-tunjukkan :
1. folliculus ovaricus primordialis dengan ovogonium
epithelium squamosum simplex
2. folliculus ovaricus primarius dengan
- ovogonium
- epithelium cuboideum simplex
3. folliculus ovaricus secundarius dengan ovocytus stratum
granulosum : dinding tersusun oleh cellulae granulosae
berlapis-lapis theca folliculi interna, theca folliculi externa
liquor
4. folliculus ovaricus maturus (GRAAF) dengan
- cumulus oophorus, terdiri atas ovocytus zona
pellucida corona radiata
- antrum folliculare berisi liquor follicularis
stratum granulosum theca folliculi : jaringan ikat
fibrovaskuler
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 87
6. PLACENTA
Sediaan : SG-17; H E
Perhatikan pada :
a. pars materna endometrium basale dengan cellulae
idecidualis
b. pars fetalis villi chorialis
- dilapisi epithelium tersusun oleh 2 jenis sel :
<> cytotrophoblastus : di sebelah dalam,
<> syn(cytio) trophoblastus : di sebelah luar
- berisi :
<> jaringan mesenchym
<> pembuluh darah
c. septum intervillosum : darah ibu mengisi celah antara pars
fetalis dan pars maternalis.
Perhatikan juga bangunan berasal dari trophoblastus
- cellula gigantica : sel raksasa
- substantia fibronoidea sebagai hasil degenerasi.
Daftar Pustaka
Geneser, Finn. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Geneser, Finn. 2007. Atlas Berwarna Histologi. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Junquiera, L. C., dan Jose, C.. 1997. Basic Histology Text Atlas; Tenth
Edition. New York: McGrawHill.
90 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Dasar Teori
Sistema genitalia masculina dibedakan atas :
a. Organa genitalia masculina interna :
Testis, ductus deferens, vesicula seminalis, glandula prostata dan
glandula bulbouretralis
b. Organa genitalia masculina externa, terdiri atas : penis, dan
uretra
B. DUCTUS DEFERENS
Tunica mucosa, melipat-lipat membentuk plicae mucosae, dengan:
- epithelium pseudostratificatum; di ampula stereocilia sudah tidak
tampak lagi.
- lamina propria mengandung serabut-serabut elastis.
Tunica muscularis, kuat, mencolok sekali, mempunyai 3 lapisan :
- stratum longitudinale internum,
- stratum circulare, tebal dan
- stratum longitudinale externum.
Tunica adventitia, jaringan ikat longgar, elastis, mengandung pembuluh
darah, lympha, syaraf, dan otot seran lintang (musculus cremaster).
Pada bagian ampulla :
- lumen melebar,
- tunica muscularis menipis, dan
- mucosa sangat melipat-lipat seperti pada vesicula seminalis.
94 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
C. KELENJAR PENUNJANG
Fungsi kelenjar penunjang menghasilkan sekret yang berguna
sebagai sarana untuk aktivasi gerak.
1. vesicula (glandula) seminalis
Sebenarnya alat ini berupa ductus yang amat berkelok-kelok.
Struktur dan fungsi alat ini diawasi oleh hormon. Tunica mucosa,
melipat-lipat sehingga dapat meningkatkan luas permukaan. yang
mengandung sel sekretorik dan dapat mekar jika penuh sekret.
Memiliki:
- epithelium pseudostratificatum columnare dengan sel-sel
kecil yang memproduksi sekret, melapisi tunica mucosa.
- lamina propria. Sekret tebal, kekuning-kuningan dan dicurah
kan ke dalam ductus ejaculatorius pada waktu ejaculatio,
ejakulat.
Tunica muscularis, tidak setebal pada. ductus deferens, Terdiri dari
2 lapis :
* stratum circulare di sebelah dalam.
* stratum longitudinale di sebelah luar.
Tunica adventitia.
2. Glandula Prostata
Capsula Prostatica.
Sebagai jaringan ikat yang mengandung otot polos
membungkus kelenjar ini. Kelenjar tersusun oleh banyak kesatuan
dengan banyak saluran yang bermuara. ke dalam urethra.
Ada tiga kelompok kesatuan kelenjar, yaitu :
a. glandula mucosa, terkecil, periurethral. Bagian ini sering
membesar (hipertrofi) pada. usia lanjut dan dinamakan
nodulus adenomatosus.
b. glandula submucosa, di sebelah luar glandula mucosa.
c. glandula Principalis, terluar, menghasilkan bahan baku sekret.
Prostata oleh lintasan ductus ejaculatorius terbagi menjadi
3 lobus. Tiap lobus terbagi lagi menjadi lobuli. Dalam lobuli
ductus bercabang-cabang menjadi kesatuan sekretorik yang
berbentuk tubulo-alveolus.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 95
3. Glandula bulbourethralis
Tubuloalveolar dengan diameter 3-5 mm, dilapisi epithelium
cuboideum mensekresikan mucus ke dalam urethra.
Tunica mucosa :
- epithelium simplex columnare. Sel columnare merendah
sebelum masuk urethra. Sering sekret dinamakan concretio
Prostatica (corpora amylacea).
- lamina propria, jaringan ikat fibrosa dengan kapiler. Sekret
tipis keruh, mengandung enzim fosfatase asam. Jika enzim
ini didapatkan dalam darah, maka kemungkinan pada orang
tersebut dijumpai tumor ganas prostata; prevalensinya
meningkat pada pria berusia lebih dari 50 tahun.
* Tunica mucosa
- dilapisi epithelium transitionale, pseudostratificatum,
stratificatum columnare (bagian terbesar).
- lamina propria tersusun oleh jaringan ikat fibroelastis
* Tunica muscularis
- stratum longitudinale
- stratum circulare
2. pars membranacea :
Tunica mucosa dilapisi epithelium pseudostratificatum; lamina
propria terdiri atas otot polos dan seran lintang (musculus spincter
erethrae).
3. pars spongiosa/pars cavernosa :
Tunica mucosa terdiri atas epithelium pseudostratificatum dan
columnare stratificatum; Lamina propria. Dekat ujung penis,
lumen urethra melebar membentuk fossa navicularis yang dilapisi
epithelium squamosum stratificatum dengan sel piala; berfungsi
sebagai barier terhadap bakteri (benda asing).
PETUNJUK PRAKTIKUM
1. TESTIS
Sediaan : SG-2; H E
Perhatikan pada perbesaran lemah
- capsula testis : berkumpul pada mediastinum testis
- tunica albuginea textus connectivus fibrosus tebal
- tunica vasculosa di bawah tunica albuginea, penuh pembuluh
darah
- tubulus seminifer convolutus
- ductuli efferentes : lumen penuh spermatozoa
- interstitium : di antara tubulus seminifer convolutus
Perhatikan pada perbesaran kuat :
1. Tubulus seminifer convolutus Pada dindingnya dapat dibeda
kan 2 jenis sel
a. gametocyti; sesuai dengan tahap, perkembangannya di
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 97
2. DUCTUS DEFERENS
Sediaan : SG-3; H E
Perhatikan :
- tunica mucosa : melipat-lipat membentuk plicae mucosae
- epithelium pseodostratificatum
- tunica muscularis : perhatikan betapa tebal lapisan otot polos
ini :
- stratum longitudinale internum.
- stratum circulare
- stratum longitudinale externum
- tunica adventitia : tipis dengan pembuluh darah
GLANDULA PROSTATA
Sediaan : SG-4; H E
Perhatikan typus kelenjar : tubulu alveolaris composita.
- capsula :
* membentuk septa
* mengandung :
> jaringan ikat padat
> otot seran lintang
- alveolus : Perhatikan di sini :
- tunica mucosa:
98 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Daftar Pustaka
Geneser, Finn. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Geneser, Finn. 2007. Atlas Berwarna Histologi. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Junquiera, L. C., dan Jose, C.. 1997. Basic Histology Text Atlas; Tenth
Edition. New York: McGrawHill.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 99
Dasar Teori
Setelah ovum mengalami pembuahan oleh sperma maka
terbentuklah zigot. Zigot pada awal pembentukannya masih terdiri dari
1 sel. Serentetan pembelahan mitosis yang dibagi menjadi beberapa
fase pertumbuhan mengantarkan perkembangan zigot menjadi
individu.Bagian awal proses perkembangan ini disebut pembelahan
(cleavage atau segmentation). Proses ini berlangsung amat singkat
sesudah pembuahan (fertilisasi). Telur yang telah dibuahi membagi
diri dengan mitosis menjadi dua sel, selanjutnya masing-masing
membelah lagi, dan proses ini terus berlanjut, dengan jumlah sel yang
selalu bertambah. Sel-sel anak hasil pembelahan itu disebut blastomer.
Selanjutnya akan diikuti dengan pembelahan blastula dan kemudian
grastula.
PEMBELAHAN
Pembelahan atau cleavage atau juga disebut segmentasi, terjadi
setelah pembuahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri
dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomere.Pembelahan itu bisa
meliputi seluruh bagian, bisa pula hanya pada sebagian kecil zigot.
Pada umumnya pembelahan itu secara mitosis.Meski sewaktu-waktu
dapat juga disertai oleh adanya pembelahan inti yang terus menerus
tanpa diikuti sitoplasma.
100 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Bidang pembelahan
Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika zigot
mengalami mitosis terus menerus menjadi banyak sel, disebut bidang
pembelahan.
Ada 4 macam bidang pembelahan (Gb. 8) :
1. Bidang meridian, melewati poros kutub animal-vegetal.
2. Bidang vertikal, lewat tegak sejak kutub animal sampai vegetal.
Bedanya dengan meridian, tidak melewati poros kutub animal-vegetal
zigot.Bidang vertikal sejajar dengan atau mungkin juga melintang
bidang meridian.
3. Bidang ekuator, tegak lurus terhadap poros kutub animal-vegetal
dan di pertengahan antara kedua kutub.
4. Bidang latitudinal, sejajar dengan bidang ekuator.
Gambar 8
Bidang pembelahan
Gambar 8
Bidang
A. equator B. latitudinal C. pembelahan
meridian D. vertikal
KA = kutub animal KV = kutub vegetal
Sifat pembelahan :
equator B.1. latitudinal C. meridian
Daerah deutoplasma D. vertikal
yang padat (lapisan yolk) sukar dilewati
pembelahan. Karena itu pembelahan hanya berlangsung di daerah
A = kutub animal KV =disc
germinal kutub
padavegetal
telur megalecithal.
2. Bidang ekuator serat gelendong tiap pembelahan selalu terletak di
at pembelahan :pertengahan dan tegak lurus pada poros (memanjang) sel induk.
3. Habis pembelahan kedua sel anak yang terjadi sama besar.
Daerah deutoplasma yang padat (lapisan yolk) sukar dilewati pembelahan. Karena
pembelahan hanya berlangsung di daerah germinal disc pada telur megalecithal.
Bidang ekuator serat gelendong tiap pembelahan selalu terletak di pertengahan dan teg
lurus pada poros (memanjang) sel induk.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 101
Macam Pembelahan
Ada 3 macam pembelahan (Gb. 9) :
1. Holoblastik, pembelahan mengenai seluruh daerah zigot. Terdapat
pada telur homolecithal dan medio lecithal.
Holoblastik dibedakan atas :
a. Holoblastik teratur
Terdapat pada bintang laut (Asterias), Amphioxus dan katak
Anura).Disebut teratur karena pembelahan berlangsung
secara teratur dilihat dari bidang pembelahan maupun tahap-
tahap pembelahan itu.
b. Holoblastik tak teratur
Terdapat pada mammalia (Metatheria dan Eutheria). Bidang
dan waktu tahap-tahap pembelahan tak sama dan tak
serentak terjadi pada berbagai daerah zigot
2. Meroblastik, pembelahan hanya pada sebagian zigot, yakni di
daerah germinal
Pembelahan perantaraan disc. meroblastik,
holo- dan Terdapat padapembelahan
telur megalecithal.
yang tak seluruhnya menca
3. Pembelahan perantaraan holo- dan meroblastik, pembelahan
ujung daerah kutub vegetal. Terdapat pada telur megalecithal yang berlapisan yang yolk ya
tak seluruhnya mencapai ujung daerah kutub vegetal. Terdapat
tebalnya sedang, terdapat pada Ganoid dan Dipnoi.
pada telur megalecithal yang berlapisan yolk yang tebalnya
sedang, terdapat pada Ganoid dan Dipnoi.
Gambar 9
Macam pembelahan
oloblastik
Yang teratur
102 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Holoblastik
a. Yang teratur
Terdapat pada Asterias (bintang laut), Amphioxus dan aura
(katak) .(Gb. 10).
Pembelahan pertama lewat bidang meridian, yang kedua lewat
bidang meridian juga tapi tegak lurus pada bidang pembelahan
pertama. Terbentuklah 4 sel yang sama besar. Pembelahan ketiga
lewat bidang latitudinal, sedikit saja di atas bidang ekuator.
Terbentuklah 8 sel, 4 sel sebelah atas lebih kecil disebut micromere,
dan 4 sel sebelah bawah disebut macromere.
Pembelahan keempat lewat bidang-bidang meridian, yang
serentak membagi dua ke delapan sel. Terbentuklan 16 sel yang
terdiri dari 8 micromere dan 8 macromere.
Pembelahan kelima lewat bidang latitudinal, atas dan bawah
bidang ekuator.Pada katak, berhubung dengan adanya lapisan
yolk yang sedang tebalnya, pembelahan pada macromere lama
baru mencapai ujung kutuib vegetal.Akhirnya pada pembelahan
kelima ini terbentuklah blastomere yang terdiri dari 32 sel. Sel-sel
micromere dan macromere kini terdiri dari 2 lapis masing-masing.
Sel-sel macromere lapis bawah lebih besar daripada yang lapis
atas.
Pembelahan keenam lewat bidang-bidang meridian,
serentak untuk semua sel yang 32 buah, sehingga terbentuklah
64 sel. Pembelahan ketujuh dan kedelapan sukar diikuti. Di akhir
pembelahan kedelapan gumpalan sel-sel itu membesar, yang
terdiri dari sekitar 70 sel, berbentuk seperti buah pir disebut
morula.Morula yang masif, artinya bagian dalamnya buta, tak
berongga.
Pada katak tak jelas adanya blastomere bentuk morula itu.
Karena blastomere terdiri dari berpuluh-puluh sel secara berangsur
terbentuk rongga di bagian tengah yang makin lama makin besar.
Rongga itu berisi cairan.
Pada katak tak jelas adanya blastomere bentuk morula itu.Karena blastomere terdiri d
puluh-puluh sel secara berangsur terbentuk rongga di bagian tengah yang makin lama mak
ar.Rongga itu berisi cairan.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 103
Gambar 10
Pembelahan
Gambar pada
10 katak
Pembelahan pada katak
b. Yang tak teratur
Terdapat pada Eutheria, seperti kelinci, babi, kera, orang.
Yang tak teraturPembelahan pertama lewat latitudinal, sedikit di atas bidang
ekuator.Membagi zigot menjadi 2 sel yang satu sebelah kutub
Terdapat pada animal
Eutheria, seperti
lebih kelinci, babi,kedua
kecil.Pembelahan kera,lewat bidang meridian,pertama lew
orang.Pembelahan
tudinal, sedikit ditapi
atas bidang
hanya ekuator.Membagi
berlangsung zigot menjadi
pada micromere 2 sel yang satu sebelah kut
kutub vegetal.Terjadilah
tingkat 3 sel. kedua
mal lebih kecil.Pembelahan Kemudianlewatmenyusul
bidang meridian,
micromere,tapi hanya
lewat berlangsung pa
bidang
meridian juga.Terbentuklah tingkat 4 sel.
cromere kutub vegetal.Terjadilah tingkat 3 sel. Kemudian menyusul micromere, lewat bida
ridian juga.Terbentuklah Pembelahan berikutnya berlangsung pada salah satu
tingkat 4 sel.
macromere sehingga terbentuk tingkat 5 sel. Kemudian disusul
sel setangganya,
Pembelahan berikutnya terbentuklah
berlangsung pada salahtingkat
satu 6macromere
sel. Berikutnya lagi salah
sehingga terbentuk tingka
satu sel micromere membelah, terbentuklah tingkat 7 sel.
. Kemudian disusul sel setangganya, terbentuklah tingkat 6 sel. Berikutnya lagi salah satuLalu
micromere satu lagi, terbentuklah tingkat 8 sel.
cromere membelah, terbentuklah tingkat 7 sel. Lalu micromere satu lagi, terbentuklah ting
Pembelahan selanjutnya lebih sukar diikuti dan tetap tak
el. serentak.Akhirnya terbentuk blastomere yang terdiri dari 60-70
sel, berupa gumpalan yang masif, disebut morula.
Pembelahan selanjutnya lebih sukar diikuti dan tetap tak serentak.Akhirnya terbent
stomere yang terdiri dari 60-70 sel, berupa gumpalan yang masif, disebut morula.
BLASTULA
Sementara sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus,
ASTULA
terbentuklah rongga di tengah, atau pada ayam di bawah germinal disc.
Sementara sel-sel
Rongga morulalama
ini makin mengalami pembelahan
makin besar, terus-menerus,
berisi cairan.Embrio terbentuklah rongga
yang memiliki
gah, atau pada ayam di bawah germinal disc.Rongga ini makin lama makin besar, ber
ran.Embrio yang memiliki rongga itu kini disebut blastula, rongganya disebut blastoco
oses pembentukan blastula disebut pemblastulaan atau blastulasi.
104 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Coeloblastula
Macam-macam blastula
Bentuk bola,
Melihat padadisebut jugasusunan
bentuk dan blastulablastomerenya
bundar.Berasal daridibagi
blastula teluratas
homolecithal
mediolecithal. Yang
3 macam : homolecithal ialah yang mengalami pembelahan secara holobla
1. Coeloblastula
teratur (Amphioxus).
Bentuk bola, disebut juga blastula bundar.Berasal dari telur
Discoblastula homolecithal dan mediolecithal. Yang homolecithal ialah yang
Bentuk mengalami pembelahan
cakram, disebut secara holoblastik
juga blastula teratur (Amphioxus).
gepeng, berasal dari telur homolecithal y
2. Discoblastula
mengalami pembelahan holoblastik tak teratur, dan telur megalecithal yang membe
Bentuk cakram, disebut juga blastula gepeng, berasal dari telur
secara meroblastik.Blastula berada
homolecithal yang di atas
mengalami yolk atauholoblastik
pembelahan jaringan tak
penyalur
teratur, makanan. P
Pisces, Reptilia,
danAves
telurdan Monotremata
megalecithal yang blastula
membelah disebut
secaragerminal disc.
meroblastik.Blastula
berada di atas yolk atau jaringan penyalur makanan. Pada Pisces,
Blastomere terdiri dari 2Aves
Reptilia, bagian :
dan Monotremata blastula disebut germinal disc.
Blastomere terdiri dari 2 bagian :
a. Jaringan embrio ialah yang
a. Jaringan tumbuh
embrio ialahjadi
yangembrio.
tumbuh jadi embrio.
b. Jaringan periblast
b. Jaringan periblast yangmakanan
yang menyalurkan dari yolk
menyalurkan di bawah
makanan dari (Gb.
yolk 11).
di
bawah (Gb. 11).
Gambar 11
Discoblastula
Gambar 11
Keterangan:
A. irisan median B. tampak atasDiscoblastula
ao = area opaca ap = area pellucida
eterangan: blc = blastocoel bld = blastoderm per = periblast to = yolk
irisan median B. tampak atas ao = area opaca ap = area pellucida blc = blastocoel
d = blastoderm per = periblast to = yolk
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 105
Gambar 12
Stereoblastula
Gambar 12
Stereoblastula
Daerah bakal pembentuk alat
Blastula memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal
pembentuk alat. Pada embriogenesis berikutnya daerah-daerah
erah bakal pembentuk alat menyusun diri untuk menjadi lapisan-lapisan atau
itu akan bergerak
Blastulajejeran sel tersendiri.
memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal pembentuk alat. Pa
briogenesis berikutnya daerah-daerah itu akan bergerak menyusun diri untuk menjadi lapis
Dikenal 5 daerah bakal pembentuk alat :
isan atau jejeran sel tersendiri.
1. Bakal ectoderm epidermis.
kenal 5 daerah bakal pembentuk alat :
Contoh
Pada katak, epiblast akan meliputi daerah-daerah bakal ectoderm
epidermis dan saraf, mesoderm dan notochord. Sedangkam hypoblast
akan menjadi daerah bakal endoderm.
Bakal ectoderm epidermis mengisi sebagian besar daerah epiblast
berbentuk sabit yang luas.Bakal ectoderm saraf dan notochord berupa
sabit juga, keduanya berdempetan, bakal ectoderm daraf terletak
sebelah atas. Bakal mesoderm terletak di samping sabit notochord,
yang nanti akan menentukan daerahkiri kanan embrio. Bakal endoderm
mengisi seluruh hypoblast di paling bawah blastula (Gb. 13)
Gambar 13
Daerah bakal pembentuk alat blastula katak
Gambar 13
A. tampak samping B. tampak depan C. irisan A
Daerah bakal pembentuk alat blastula katak
A. tampak samping
Totipotent B. tampak depan C. irisan A
Blastula awal memiliki sifattotipotent, yakni kemampuan
tipotent menumbuhkan segala macam bakal pembentuk alat (disebut juga pluri
Blastula awal memiliki sifattotipotent, yakni kemampuan menumbuhkan segala mac
kal pembentuk alat (disebut juga pluri potent). Oleh proses differensiasi maka kemampu
elompok sel bertotipotent akan menurun, sampai sama sekali hanya menumbuhkan seje
ngan tertentu. Pada akhir blastula atau awal grastula (lihat bab berikut) terbentuklah sel-
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 107
Kembar
Adanya embrio kembar berhubungan erat dengan sifat totipotent
dan pusat organisasi.
Dikenal 2 jenis kembar :
1. Kembar fraternal
Ialah dua atau lebih embrio tumbuh dari ovum sendiri-sendiri dan
dibuahi sendiri-sendiri pula oleh spermatozoa yang berbeda.
Pada orang, anak kembar yang lahir bisa berbeda banyak dalam
karakter, termasuk jenis kelamin.
2. Kembar identik
Ialah dua atau lebih embrio tumbuh dalam satu zigot.
Anak kembar yang lahir sangat banyak memiliki persamaan
karakter, jenis kelamin dan susunan genetis.
GASTRULA
Gastrula
Pertumbuhan mengiringi tingkat blastula ialah gastrulasi atau
penggastrulaan, dan embrio yang terjadi disebut dalam tingkat
108 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Lapis benih
Pada blastula terbentuk 2 lapis benih : epiblast (sebagian besar
bakal jadi ectoderm) dan hypoblast (bakal jadi endoderm). Pada
gastrula 2 lapis benih ini menjadi 3 lapis : ectoderm, endoderm dan
mesoderm.
Inilah lapis benih yang lengkap.Ectoderm lapis benih luar,
endoderm sebelah dalam dan mesoderm di tengah.
Gerakan Gastrulasi
Dalam proses gastrulasi dan penggastrulaan di samping terus
menerus terjadi pembelahan dan perbanyakkan sel, terjadi pula
berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menderetkan
mereka sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari species
bersangkutan.
Gambar 14
Epiboli embrio 14
Gambar katak
Epiboli
A. awal proses epiboli B. embrio= blastocoel ep
akhir blc katak = epiblast
hy = hypoblast
A. awal proses epiboli B.Tanda
akhirpanahblc = blastocoel
ialah ep = epiblast hy = hypoblast
arah gerakan epiboli
Ini menyertai gerakan epiboli di sebelah luar, sedangkan extensi gerakan di sebelah da
110 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
Gambar 15
Gambar gastrulasi
Gerakan-gerakan 15
Gerakan-gerakan gastrulasi
Tanda panah arah gerakan : A dan B ialah urutan proses. Tanda panah
Tanda panah arah gerakan putus-putus : gerakan
: A dan B ialah di dalam
urutan embrio.
proses. Tanda panah putus-putus :
Ep =
gerakan di dalam embrio.epiblast ; epl = epiboli ; ex = extensi (di dalam embrio)
1. Gastrula Contoh
bundar. gastrula pada katak
Epiboli berlangsung pada ectoderm serentak dengan terjadinya
2. Gastrula gepeng.
berbagai proses emboli, sehingga ectoderm selalu menyelaputi seluruh
embrio. Sementara itu bakal ectoderm saraf meluas terbatas pada
daerah dorso-median embrio, sepanjang poros anterior-posterior,
Contoh gastrula pada katak
berbentuk perisai, disebut keping neural atau keping saraf.
Invaginasi hypoblast
Epiboli berlangsung di celah
pada ectoderm yang terbentuk
serentak pada awal
dengan terjadinya proses.proses emboli
berbagai
Celah itu terletak di dorsal, disebut bibir dorsal blastopore.Bibir
sehingga ectoderm selalu menyelaputi seluruh embrio. Sementara itu bakal ventral
ectoderm sara
terletak di sebelah berlawanan.Blastopore sendiri berbentuk bundar,
meluas terbatas pada daerah dorso-median embrio, sepanjang poros anterior-posterior, berbentu
ditutupi sebagian besar oleh yolk plug (sumbat yolk).
perisai, disebut keping neural atau keping saraf.
Invaginasi hypoblast di celah yang terbentuk pada awal proses.Celah itu terletak d
dorsal, disebut bibir dorsal blastopore.Bibir ventral terletak di sebelah berlawanan.Blastopor
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I l 111
Gambar 16
Gastrulasi
Gambarkatak
16
Gastrulasi katak
A,B,C urutan gastrulasi. Tanda panah pada B ialah arah rotasi beberapa puluh derajat embri
ehingga jadi terletak seperti pada gambar C. D embrio tampak atas, setelah ectoderm sara
iangkat, memperlihatkan mesoderm sebagai sayap kiri-kanan notochord dan pre-chorda. E,
112 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 7 Tahun I
A,B,C urutan gastrulasi. Tanda panah pada B ialah arah rotasi beberapa
puluh derajat embrio sehingga jadi terletak seperti pada gambar C. D
embrio tampak atas, setelah ectoderm saraf diangkat, memperlihatkan
mesoderm sebagai sayap kiri-kanan notochord dan pre-chorda. E, F
susunan sel dalam embrio pada akhir gastrulasi : E irisan memanjang, F
irisan lintang. bd = bibir dorsal; blc = blastocoel (sisa); blp = blastopore;
bv = bibir ventral; ece = ectoderm epidermis; ecs = ectoderm saraf; en
= endoderm; gas = gastrocoel; in = invaginasi gastrulasi awal; mes =
mesoderm; no = notochord; yp = yolk plug. Ciri daerah-daerah pada A,
B, C, D seperti gambar-gambar sebelumnya.
Gambar 17
Gastrula katak
Daftar Pustaka
Geneser, Finn. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Geneser, Finn. 2007. Atlas Berwarna Histologi. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Junquiera, L. C., dan Jose, C.. 1997. Basic Histology Text Atlas; Tenth
Edition. New York: McGrawHill.