Anda di halaman 1dari 120

BUKU PANDUAN

PRAKTIKUM BIOMEDIS

BLOK HPK 1.2


HUMAN BODY AND LOCOMOTOR
SYSTEM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019
i
2018
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM BIOMEDIS

BLOK 1.2 HUMAN BODY AND LOCOMOTOR SYSTEM


Disusun Oleh:

Dra. Sri Herawati Gerson


Hikmah Fitriani, S.Si.,M.Si.Med.
dr.Ade Yusuf.,MM
dr, Ruri Eka MM.,MM.,M.Biomed
dr. Niklah Zaidah
Amanah, S.Si.,M.Si.Med
dr.Atik Sutisna, Sp.An.
dr.Yandri Naldi, M.H.M.KM
dr. Ouve Rahadiani P.,MH.,Kes
dr.Tiar M Pratamawati M.Biomed
dr.Herry Nurhendriyana.,M.K.M
dr. Aliya Amila Fitrie Sp.PA
dr.Dindin Hadi G, Sp.R.M.
dr.Sutara, M.H.
dr. Frista Martha Rahayu, Sp.DV
dr.Bambang Wibisono, M.HKes
dr. Ariestya Indah Permata Sari, M.Sc., M.Si.Med
dr. Witri Pratiwi, M.Kes
dr. Rian Damayanti
dr. Aprilyan Laras Cantika
dr. Moh. Irwan Dharmansyah
dr. Kartika A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019

2
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI

VISI

Terwujudnya Fakultas Kedokteran Unswagati yang unggul di


bidang pendidikan kedokteran berbasis masyarakat yang
bereputasi nasional dan berjejaring global pada tahun 2025.

MISI

1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan kedokteran yang


berbasis masyarakat berdasarkan kearifan lokal.

2. Menyelenggarakan penelitian kedokteran berbasis


masyarakat bertaraf nasional maupun internasional.

3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat berlandaskan


pendidikan kedokteran berbasis masyarakat.

4. Menyelenggarakan kerjasama dengan berbagai nstitusi di


dalam dan luar negeri dalam rangka mengembangkan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.

5. Menyelenggarakan tata kelola Fakultas yang berdasarkan


Good Faculty Governance.

3
TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOMEDIS BAGI MAHASISWA
1. Menggunakan pakaian rapi dengan baju kemeja dan dilarang menggunakan kaos
atau baju kaos
2. Wajib menggunakan sepatu tertutup, tidak diperkenankan memakai sandal atau
sepatu sandal.
3. Wajib menggunakan jas laboratorium tertutup
4. Bagi yang berambut panjang, rambut harus diikat rapi
5. Membawa perlengkapan praktikum sendiri/Laboratory kit yang diperlukan
secara lengkap (seperti : Handscoen, Masker, Alat suntik)
6. Pelaksanaan Pretest sebelum praktikum berlangsung, dengan minimal nilai 50.
Jika kurang dari 50, maka harus dilakukan tes ulang selama 3x. Jika gagal
memenuhi nilai tersebut Wajib mengerjakan tugas tambahan dari instruktur.
7. Datang 15 menit sebelum praktikum dimulai, toleransi waktu 10 menit. Apabila
melebihi waktu yang ditentukan maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum
8. Tugas dari instruktur praktikum harus sudah diselesaikan dan diserahkan kepada
asisten praktikum sebelum praktikum dimulai
9. Apabila ada alat atau preparat yang rusak harus diganti sesuai dengan aslinya,
dan bila pada praktikum berikutnya belum mengganti, dilarang mengikuti
praktikum selanjutnya.
10. Membersihkan dan merapihkan kembali alat-alat praktikum yang sudah
digunakan
11. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium
12. Dilarang meninggalkan ruang praktikum tanpa seizin dosen yang bersangkutan
13. Mahasiswa yang berhak mengikuti ujian praktikum adalah mahasiswa yang telah
mengumpulkan semua tugas praktikum dan kehadiran praktikum sebanyak
minimal 75%.
14. Mematikan Handphone dan alat elektronik lainnya di luar kegiatan praktikum

Kepala Laboratorium Biomedis

4
SYARAT PRAKTIKUM BIOLOGI
1. Menggunakan jas lab
2. Wajib mengikuti pretest minimal penilaian 50, kesempatan mengikuti pretest
sebanyak 2kali , jika tidak lulus pretest maka nilai pretest dianggap “0”
3. Saat pelaksaan praktikum wajib membawa sampel praktikum
4. Wajib mengerjakan tugas sesuai jadwal yang ditetapkan oleh instruktur
Wajib membawa pensil warna dan buku gambar sesuai format yang diberikan

Syarat Praktikum Histologi


1. Menggunakan jas lab
2. Wajib Membawa atlas histologi
3. Wajib mengerjakan tugas atau tiket masuk sebelum praktikum (tugas buku
gambar)
4. Wajib mengikuti pretest minimal penilaian 50, kesempatan mengikuti pretest
sebanyak 2kali, jika tidak lulus pretest maka nilai pretest dianggap “0”
5. Saat pelaksaan ujian wajib membawa papan jalan
6. Wajib membawa pensil warna dan buku gambar sesuai format yang
diberikan.

Syarat Praktikum Anatomi


1. Mahasiswa berpakaian rapi dan sopan (laki-laki: baju kemeja dan celana
panjang; perempuan: baju kemeja dan rok), dengan tidak menggunakan bahan
kaos dan jeans.
2. Mahasiswa wajib menggunakan sepatu tertutup, tidak diperkenankan memakai
sandal atau sepatu sandal.
3. Mahasiswi yang berambut panjang, rambut harus diikat rapi.
4. Mahasiswa wajib menggunakan jas lab selama kegiatan praktikum.
5. Mahasiswa dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
6. Mahasiswa wajib mematikan handphone dan alat elektronik lainnya selama
kegiatan praktikum.
7. Mahasiswa wajib datang tepat waktu dan membawa atlas anatomi. Mahasiswa
yang tidak membawa atlas anatomi tidak diperkenankan untuk mengikuti
kegiatan praktikum.
8. Mahasiswa wajib membawa tugas yang telah ditentukan sebagai tiket masuk.
Mahasiswa yang tidak membawa tugas tidak dapat mengikuti kegiatan
praktikum.

5
Apabila tugas tidak dikerjakan sesuai instruksi, mahasiswa wajib mengerjakan
revisi tugas yang dikumpulkan 1 hari setelah praktikum (jam 08.00 pagi) di ruang
dosen. Bagi mahasiwa yang tidak mengumpulkan revisi maka dianggap tidak
mengikuti praktikum tersebut.
9. Mahasiswa wajib mengikuti Pre-test dengan minimal penilaian 50. Bagi
mahasiwa yang nilainya tidak mencapai 50, diberikan Pre-test kedua. Jika tidak
lulus pada Pretest kedua, mahasiswa tetap dapat mengikuti praktikum dengan
nilai Pre-test “0”.
10. Mahasiswa menggunakan sarana dan prasarana praktikum dengan
bertanggungjawab. Apabila ada alat atau preparat yang rusak harus diganti
sesuai dengan aslinya, dan bila pada praktikum berikutnya belum diganti,
dilarang mengikuti praktikum selanjutnya.
11. Setelah selesai kegiatn praktikum, mahasiswa membersihkan dan merapihkan
kembali alat-alat praktikum yang sudah digunakan.
12. Mahasiswa dilarang meninggalkan ruang praktikum tanpa seizin instruktur
yang bersangkutan.
13. Mahasiswa wajib membawa papan jalan saat pelaksanaan tentamen dan ujian
praktikum.
14. Mahasiswa yang berhak mengikuti ujian praktikum adalah mahasiswa yang
telah mengumpulkan semua tugas praktikum dan kehadiran praktikum
sebanyak minimal 75%.

6
Presentase penilaian
Biologi Histologi Anatomi
Pretest/ post test 20% Pretest/ post test 10 % Pretest/ post test 10 %
Tentamen 30% Tentamen 40%
Ujian akhir 50% Ujian akhir 40% Ujian akhir 50%
Tugas 20%
Tugas 30%

Komponen Penilaian Praktikum Biomedis Blok HPK 1.2

-Biologi : 33.3%
-Anatomi : 33.3%
-Histologi : 33.3%

7
DAFTAR ISI

Visi dan Misi FK....................................................................................................... iii


Tata Tertib Praktikum Biomedis........................................................................... iv
Daftar Isi..................................................................................................................... v
Praktikum Biologi
Pemakaian Mikroskop............................................................................................. 6
Analisis Semen........................................................................................................... 11
Praktikum Anatomi
Osteologi..................................................................................................................... 19
Myologi Et Topografi (Ekstremitas Superior et
Inferior.......................................................................................................................... 26
Praktikum Histologi
Epitel, Jaringan, dan
Saraf............................................................................................................................. 44
Komponen Penilaian
Praktikum................................................................................................................... 70

8
PRAKTIKUM BIOLOGI
PEMAKAIAN MIKROSKOP
Tim Instruktur Praktikum

Mikroskop merupakan alat yang dipergunakan untuk mengamati benda (objek)


yang diameternya kurang dari 0,1 mm. Mikroskop terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Bagian mekanik: statik, tubus, revolver, meja benda, sekrup pengatur kondensor,
dan sekrup-sekrup penggerak meja benda
b. Bagian optik: lensa okuler, lensa objektif, kondensor, dan cermin pengatur cahaya
atau lampu mikroskop.

OBJEKTIF
Lensa objektif di dalam tubus mikroskop membentuk bayangan nyata dari
preparat (benda). Bayangan nyata ini selanjutnya diperbesar oleh lensa okuler. Untuk
memperoleh objektif yang baik, perlu diperhatikan perbesaran dan daya pisah.
1. Perbesaran
Makin pendek jarak titik api suatu lensa makin kuat perbesarannya. Misalnya
objektif yang mempunyai perbesaran minimal (1x) mempunyai jarak titik api 55 mm,
sedangkan objektif yang mempunyai perbesaran maksimal (120x) mempunyai jarak
titik api 1,5 mm
2. Daya pisah
Daya pisah adalah kemampuan suatu objektif untuk memisahkan dua buah titik
yang sangat berdekatan di dalam struktur pada suatu objek. Jadi makin besar
kemampuan suatu objek, makin kecil jarak dua buah titik yang berdekatan yang
dapat dilihat secara terpisah dengan mikroskop itu.
Daya pisah dinyatakan dengan  rumus :

λ : panjang gelombang cahaya yang 2A masuk ke dalam objektif


A : Apertur Numerik

Makin kecil nilai berarti makin kuat kemampuan lensa untuk



memisahkan dua buah titik yang berdekatan supaya dapat
2 A dilihat dengan jelas. Pada umumnya daya pisah yang dapat
dilihat dengan jelas oleh suatu mikroskop adalah

0,6
2A

Daya pisah dapat diperkuat dengan memperbesar indeks bias dan atau dengan
menggunakan cahaya yang mempunyai λ pendek. Indeks bias dapat diperbesar
dengan menggunakan minyak imersi. Sinar yang mempunyai λ pendek dan banyak
digunakan adalah sinar ultra violet dan sinar elektron. Lensa-lensa objektif yang
banyak digunakan di dalam laboratorium adalah:

9
Apertur numerik Jarak 2 titik
terdekat yang
tampak terpisah
1. Lensa Pembesaran 0,25 0,94 mikron
Lemah
2. Lensa Pembesaran 0,65 0,28 mikron
Sedang
3. Lensa Pembesaran 1,25 0,19 mikron
Kuat (imersi)

OKULER
Lensa okuler adalah lensa yang berfungsi untuk membuat bayangan semu yang
terakhir, sehingga bayangan semu tersebut dapat dilihat langsung dengan mata.
Pembesaran normal (Mn) suatu mikroskop ditentukan oleh apertur numerik (A)
objektif dan apertur numerik mata.

A objektif (maksimum)

Mn =

A mata (maksimum)

Jika apertura numerik mata mendekati 1/250 maka rumus menjadi:

Mn = 250 x A objektif (maksimum)

Apertura numerik maksimum objektif dapat mencapai 1,6


Mn = 250 x 1,6 = 400 kali.
Dalam praktik pembesaran mikroskop diperoleh dari hasil kali perbesaran
objektif dengan perbesaran okuler yang dapat dibaca pada masing-masing objektif
dan okuler.

Kondensor
Kondensor berfungsi sebagai pengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam
mikroskop. Kondensor mempunyai dua bagian, yaitu:
a. Susunan lensa-lensa untuk mengumpulkan sinar-sinar sebelum masuk ke dalam
mikroskop.
b. Diafragma untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke dalam mikroskop.
Dengan adanya diafragma ini aberasi sferik, aberasi kromatik, dan aberasi
astigmatisma akan berkurang, karena diafragma dapat mengurangi sinar tepi
yang berlebihan.

10
Ada beberapa macam kondensor yang digunakan pada mikroskop, yaitu:
1. Kondensor untuk mikroskop biasa
2. Kondensor untuk mikroskop dengan bidang pemandangan gelap
3. Kondensor untuk mikroskop fase kontras

MACAM–MACAM MIKROSKOP
1. Mikroskop Ultraviolet
Mikroskop ini menggunakan sinar ultraviolet, dilengkapi dengan alat pemotret
sebagai alat pengamatannya. Oleh karena cahaya yang digunakan adalah sinar
ultraviolet yang memakai panjang gelombang lebih pendek daripada sinar biasa,
maka mikroskop ini mempunyai daya pisah yang lebih kuat.
2. Mikroskop Fase Kontras
Mikroskop ini dilengkapi dengan diafragma khusus, yaitu diafragma dengan
celah berbentuk cincin dan lensa objektifnya dilengkapi lempeng difraksi. Pada
mikroskop biasa perbedaan indeks bias yang sangat kecil pada objek yang tidak dapat
terlihat, tetapi dengan adanya lempeng difraksi pada susunan lensa objektif maka
perbedaan indeks bias yang kecil pada objek dapat terlihat dengan jelas. Hal ini
memungkinkan untuk membedakan perbedaan-perbedaan struktur dengan jelas.
3. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron menggunakan sinar elektron yang mempunyai panjang
gelombang sangat pendek. Dengan mikroskop biasa perbesaran yang dapat dicapai
kurang lebih 2000 kali. Dengan mikroskop ultraviolet perbesaran yang dapat dicapai
kurang lebih 3000 kali. Dengan mikroskop elektron perbesaran yang dapat dicapai
sedikitnya 10.0000–30.000 kali atau lebih, sehingga dapat dipakai untuk melihat
molekul-molekul protein, virus, bakteriophage, struktus dalam bakteri dan lain-lain.

Cara pemakaian mikroskop biasa


A. Perbesaran Lemah
1. Untuk mikroskop tipe tertentu tubus okuler perlu ditarik sampai tanda 17
(jarak tubus yang ditentukan oleh pabrik).
2. Lensa objektif 10 : 1 ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa
okuler (perbesaran lemah).
3. Tubus diturunkan dengan pengatur tubus (sekrup kasar) sampai terhenti.
4. Amati melalui okuler dan aturlah masuknya cahaya kedalam mikroskop
sehingga diperoleh pemandangan yang terang (merata) dengan cara
mengatur kedudukan cermin dan dengan mengatur diafragma kondensor.
5. Preparat diletakkan pada meja benda.
6. Dengan perlahan-lahan naikkan tubus dengan sekrup kasar sehingga
diperoleh bayangan objek. Untuk mendapatkan bayangan yang paling baik
tubus dinaik-turunkan (diatur) dengan hati-hati memakai pengatur tubus
(sekrup halus), sehingga diperoleh bayangan yang paling jelas.
Kedudukan bagian-bagian tertentu dari objek dapat ditentukan dengan
mengatur kedudukan preparat. Kedudukan preparat dapat diatur dengan
menggunakan sekrup-sekrup pengatur pada meja preparat.

11
B. Perbesaran Sedang
1. Mula-mula kerjakan seperti cara pemakaian mikroskop dengan perbesaran
lemah sampai diperoleh bayangan-bayangan yang dikehendaki (cara 1
sampai 7).
2. Kemudian lensa objektif 10:1 diganti dengan lensa objektif 4:1 (perbesaran
sedang).
3. Cahaya yang masuk ke dalam mikroskop diatur lagi dengan mengatur
kedudukan kondensor (biasanya dinaikan) serta mengatur diafragma.
4. Untuk mendapatkan bayangan akhir yang sebaik-baiknya, tubus diturunkan
dengan menggunakan pengatur tubus sekrup halus (jangan menggunakan
sekrup kasar).

C. Perbesaran Kuat
1. Seperti pada perbesaran sedang, cara kerja tersebut diulangi sampai
diperoleh bayangan yang paling kuat.
2. Setelah itu lensa objektif 45:1 diganti dengan lensa objektif 100:1 (perbesaran
kuat).
3. Tetesi gelas benda pada bagian yang akan diamati dengan minyak immersi.
4. Turunkan tubus dengan hati-hati sampai hampir menyentuh gelas benda,
sehingga antara lensa objektif dan gelas benda tertutup minyak immersi (lihat
dari samping).
5. Naikkan atau turunkan tubus dengan hati-hati dengan menggunakan sekrup
halus sampai didapatkan bayangan yang jelas.

Setelah menggunakan mikroskop dengan minyak immersi, bagian lensa objektif


yang terkena minyak immersi dibersihkan dengan xylol. Xylol diteteskan diatas
kertas lensa yang halus, kemudian diulaskan pada bagian yang terkena minyak
immersi satu-dua kali.

Gambar 1.1 Bagian-bagian mikroskop

12
PRAKTIKUM BIOLOGI
ANALISIS SEMEN
Tim Instruktur Praktikum

Praktikum analisis semen bertujuan untuk menambah pemahaman dan melatih


keterampilan mengenai materi yang telah disampaikan di ruang kuliah. Hal-hal yang
kurang dipahami mengenai cara-cara pemeriksaan sperma dan bentuk-bentuk
spermatozoa, diharapkan setelah praktikum ini akan menjadi lebih jelas.
Dalam praktikum ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Melatih keterampilan pemakaian mikroskop.
2. Pemeriksaan makroskopis sperma, meliputi: bau, warna, keasaman (pH),
viskositas dan volum.
3. Pemeriksaan mikroskopis:
a. mengenal bilik hitung dan luas tiap kotak
b. menghitung motilitas spermatozoa
c. menghitung jumlah seluruh spermatozoa
d. menghitung jumlah spermatozoa yang hidup
e. pemeriksaan morfologi spermatozoa
Sebelum praktikum, teliti dan perhatikan alat-alat dan bahan yang diperlukan,
meliputi :
- semen container - xylol - bak preparat
- mikroskop - deck glass (cover slip) - NaCl
- bilik hitung (Neubauer/makler chamber) - object glass - larutan George
- pipet Elliason - pH indikator - metanol
- pipet leukosit - gelas pengaduk
- karet penghisap - stopwatch
- minyak emersi - kertas penghisap
- semen

PEMAKAIAN MIKROSKOP
Perhatikan cara mengambil atau memindahkan mikroskop yaitu tangan kanan
memegang arm (lengan) mikroskop, sedangkan tangan kiri menyangga base (dasar)
mikroskop. Taruh slide (preparat apus) pada stage, fixer dengan clip. Pergunakan low
power objective dengan memutar revolving nosepiece. Dengan course adjustment,
turunkan lensa objective sedekat mungkin dengan slide (jangan sampai menyentuh).
Dengan mata terbuka, lihatkan dengan satu mata melalui lensa okuler (pada
mikroskop monokuler). Bila letak mikroskop terlalu rendah, aturlah dengan
inclination joint. Aturlah coarse dan fine adjustment, sehingga preparat yang diamati
tampak jelas. Bila belum nampak bayangan dengan terang, perhatikan keadaan
diafragma, posisi kondensor dan kebersihan lensa.

13
Preparat slide (preparat kering) membutuhkan penerangan yang banyak, jadi
kondensor harus diatur tinggi dan diafragma dibuka lebih lebar.
Untuk mendapatkan pembesaran yang lebih besar lagi, pergunakan high power
objective dan aturlah fine adjustment. Untuk pemakaian minyak imersi, teteskan
terlebih dahulu minyak imersi pada tempat yang akan diperiksa dan dijaga jangan
sampai lensa menyentuh preparat, kemudian atur coarse dan fine adjustment.
Bersihkan mikroskop setelah dipergunakan, terutama lensa-lensanya. Bersihkan
bekas minyak imersi pada lensa dengan menggunakan xylol.

Kegunaan Analisis Semen, antara lain:


1. Untuk mengetahui kesuburan seorang pria
2. Untuk melakukan kontrol pada kasus vasektomi
Merupakan cara kontrasepsi pada pria yang efektif (pemotongan vas deferens
kanan & kiri) → sperma tidak keluar
3. Untuk keperluan kedokteran kehakiman

Syarat-Syarat Pemeriksaan:
Untuk mendapat spesimen yang baik, maka:
1. Abstinentia sexualis
Penderita tidak boleh mengeluarkan sperma dengan cara apapun dalam 3–5 hari
sebelum pemeriksaan (kualitas paling baik, spermatogenesis).
2. Cara mengeluarkan sperma
- Paling baik dilakukan dengan cara masturbasi (air mani dikeluarkan secara
fisiologis saat ejakulasi).
- Tidak boleh pakai kondom (spermaticide)
- Dianjurkan dilakukan di kamar yang tenang
- Untuk vasektomi boleh menggunakan kondom tetapi kondom harus dicuci
dengan sabun.
3. Cara penampungan sperma
-Tempat penampung bersih dan kering
-Tempat bermulut lebar
-Tempat penampungan semen (semen container) tidak terbuat dari bahan yang
dapat mempengaruhi sperma
4. Cara Pengiriman
-Karena waktu hidup sperma terbatas, maka pemeriksaan harus segera dilakukan
-Sampai 2 jam masih bisa dilakukan pemeriksaan, makin cepat makin baik
-Tempat segera ditutup dan dibungkus rapi
-Tidak boleh tumpah, tidak dibolak-balik

Pengambilan Spesimen
-Pengambilan spesimen dilakukan sendiri oleh pasien
-Tampung cairan semen dalam botol bersih dan kering (tidak tercecer/tumpah)
-Segera bawa ke laboratorium sebelum 30 menit (catat jam keluarnya sperma)
-Catat identitas pasien atau berikan symbol/nomor identifikasi

14
-Catat waktu pengeluaran semen (time of ejaculation) dan waktu pemeriksaan (time of
analysis)
-Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan, dokter/analis yang akan melakukan
pemeriksaan harus mencuci tangan dan memeriksa dengan menggunakan sarung
tangan
-Biarkan spesimen agar mencair/Liquefaction, biasanya sekitar 15-30 menit (catat)
-Segera lakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
Liquifaksi : Diketahui dari waktu antara pengeluaran semen hingga pemeriksaan
dimulai. Waktu liquifaksi normal adalah 15 hingga 60 menit.
Bau : Perhatikan dan tulis bau cairan semen. Dalam keadaan normal, semen
mempunyai bau yang khas (seperti bunga akasia). Semen yang telah
lama (lebih dari 24 jam) atau dalam keadaan infeksi berat akan berbau
busuk.
Warna : Perhatikan dan tulislah warna semen. Dalam keadaan normal, semen
berwarna putih mutiara. Warna yang terlalu keruh atau kuning
menunjukkan kemungkinan ada infeksi pada saluran kelamin.
Keasaman : Dengan menggunakan pH indikator, celupkan ke dalam semen
kemudian cocokkan perubahan warna pada pH indikator dengan tabel
yang ada. Tulislah keasaman (pH) semen. Semen yang terlalu asam atau
terlalu basa akan mempengaruhi motilitas spermatozoa. Dalam keadaan
normal pH sperma antara 7,2–7,8.
Viskositas
(kekentalan) :Setelah sperma mengalami pengenceran (liquefaction) antara 15-30
menit, kemudian ukurlah viskositas semen dengan pipet Elliason yang
mempunyai volume 0,1 mL. Isaplah cairan semen dengan pipet
(pergunakan pula karet penghisap) sampai angka 0,1. Kemudian bagian
bawah pipet ditutup dengan jari agar semen tidak keluar lagi. Setelah
karet pengisap dilepas, ujung atas ditutup dengan jari dan ujung bawah
dibuka dan semen tetap tinggal dalam pipet.
Dalam posisi tegak lurus, dengan membuka ujung atas, semen dibiarkan
menetes dan bersamaan dengan itu, dengan menggunakan stopwatch
dicatat terjadinya tetesan yang pertama.
Tulislah viskositas semen dengan metode Elliason dalam detik. Pada
viskositas normal, tetesan pertama jatuh dalam waktu < 60 detik. Semen
yang terlalu kental seringkali menghambat pergerakan spermatozoa.
Volum : Ukurlah volum semen seluruhnya dengan menggunakan gelas
pengukur. Perhatikan dan tulislah volum semen. Nilai normal volum
semen antara 2–5 mL.

15
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
1. Mengenal Bilik Hitung
Tempatkan bilik hitung (Improved Neubauer chamber) pada stage mikroskop.
Dengan membesarkan objektif 10 kali (low power objective) perhatikan kotak-kotak
yang tampak. Perhatikan 9 kotak besar yang masing-masing mempunyai ukuran 1 x
1 mm = 1 mm².
Perhatikan kotak besar yang terdapat tepat di tengah (kotak no 5, pada gambar)
yang terbagi menjadi 25 kotak sedang (format 5 x 5). Masing-masing kotak sedang
terdiri dari 16 kotak kecil (format 4 x 4) yang masing-masing kotak kecil dibatasi oleh
3 buah garis tepi. Total jumah kotak kecil dalam 1 kotak besar tersebut adalah 400
buah kotak kecil yang masing-masing berukuran luas 1/20 X 1/20 mm = 1/400 mm².
Harus diingat bahwa karena tinggi (dalam) kotak adalah 0,1 mm, maka kotak
yang luasnya 1 mm² mempunyai volume sebesar 0,1 mm³ atau 0,0001 cc.

Gambar 2.1. Bilik Hitung Improved Neubauer

16
2. Menghitung Konsentrasi dan Jumlah Spermatozoa
Dengan pipet leukosit, isaplah semen yang telah diaduk homogen sampai angka
0,5 kemudian langsung digunakan untuk menghisap larutan pengencer George
sampai angka 10 (pengenceran 20 kali). Sediaan semen yang telah diencerkan tersebut
kemudian dikocok hingga homogen kemudian teteskan pada bilik hitung, tutup
dengan deck glass dan tempatkan di bawah mikroskop.
Tentukan jumlah kotak sedang yang akan dilakukan perhitungan spermatozoa.
Agar memudahkan dalam perhitungan spermatozoa, untuk menghitung
spermatozoa yang terdapat pada kotak 1 mm², maka caranya adalah dengan
menghitung spermatozoa yang terdapat dalam beberapa kotak sedang. Dengan
memperhatikan berapa kali pengenceran akan didapatkan konsentrasi spermatozoa
dalam juta/cc.

Rumus Menghitung Konsentrasi Sperma = N x 10.000 x faktor pengenceran_


(juta/cc)
Jumlah kotak sedang yang dihitung

= ________ N x 10.000 x 20________ (juta/cc)


Jumlah kotak sedang yang dihitung

Nilai 10.000 diperoleh dari volume hemositometer, yaitu panjang x lebar x tinggi atau
1 mm x 1 mm x 0,1 mm = 0,1 mm3 = 1/10.000ml = 1 x 10-4 ml

Jumlah sperma total dapat diperoleh dengan cara mengalikan konsentrasi sperma/cc
dengan volume ejakulat (dalam juta/ejakulat).

Rumus Menghitung Jumlah spermatozoa = Konsentrasi sperma x volume


ejakulat (semen).

3. Menilai Motilitas Spermatozoa


Suatu volum tertentu (10-15 mikroliter) diisap dengan bantuan pipet di atas
suatu kaca objek yang bersih kemudian ditutup dengan deck glass.
Sediaan kemudian diperiksa dengan pembesaran 400x. Lapangan pandang
diperiksa secara sistematik dan motilitas tiap sperma yang dijumpai dicatat. Pada
semen normal, terdapat 60% sperma motil. Dengan memakai alat hitung
laboratorium, ditentukan jenis motilitas sperma:

(a) Jika sperma bergerak cepat dan lurus ke muka


(b) Jika geraknya lambat lurus
(c) Jika tidak bergerak maju (berputar)
(d) Jika sperma tak bergerak

17
Periksa empat sampai enam lapangan pandangan untuk mendapatkan sejumlah
sperma secara berurutan yang kemudian diklasifikasikan sehingga menghasilkan
persentase setiap kategori motilitas.
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang dengan tetesan semen kedua
dan diperlakukan dengan cara sama. Jumlah spermatozoa dalam setiap kategori
dapat dicacah dengan alat pencacah laboratorium.

4. Pemeriksaan Morfologi Sperma


Tujuan pemeriksaan morfologi sperma adalah untuk mengetahui berapa
persentase sperma yang memiliki morfologi normal dan yang abnormal. Jika ternyata
persentase yang abnormal lebih tinggi, maka hal ini akan mengurangi kualitas semen.
Oleh karena itu, untuk pemeriksaan analisis semen rutin, perlu mengenal bentuk
sperma normal lebih dahulu. Hal ini penting karena morfologi sperma abnormal
banyak ragamnya. Sperma normal mempunyai bentuk kepala oval (panjang kepala
4,0 – 5,5 μm dan lebar 2,3 – 3,5 μm).

Gambar. 2.2 Sperma normal (WHO, 2010).

Terlebih dahulu buatlah preparat apus sperma. Caranya dengan meneteskan


semen pada object glass agak ke tepi, kemudian dengan menggunakan bagian tepi
object glass lain, dengan membuat sudut 30º dari object glass pertama, ratakan tetesan
tersebut. Kemudian keringkan kira-kira 5 menit. Setelah kering kemudian difiksasi
dengan menggunakan larutan metanol selama 5 menit. Kemudian diwarnai dengan
larutan Giemsa (yang telah diencerkan 20 kali) selama 30 menit. Preparat kemudian
dicuci dengan air kran dan dikeringkan. Kemudian periksa di bawah mikroskop
dengan pembesaran objektif 100 kali (dengan minyak imersi).
Perhatikan dan gambarlah spermatozoa normal yang berbentuk oval dengan
bagian ujung lebih terang dan pangkal lebih gelap. Perhatikan pula bentuk-bentuk
abnormal. Untuk itu perhatikan 10 lapangan pandang yang tampak. Gambar dan
cacah bentuk spermatozoa yang tampak. Laporkan hasil pengamatan sesuai dengan
contoh (halaman akhir).

Morfologi yang harus diamati:


a. Bentuk kepala abnormal, misal:
-Piriform: kepala seperti buah peer.
18
-Depteform : kepala pipih dan panjang.
-Termtoform : kepala bentuk tidak tentu.
-Kepala sperma besar dan atau kecil
-Kepala dua
-Leher besar atau double
-Ekor terpilin,ganda, tidak ada ekor.
-Kepala normal ukuran 3-6 um x 2-3 um.

Laporkan juga sel-sel yang tampak pada pemeriksaan sperma, seperti:


-Eritrosit
-Leukosit
-Sel epitel, dan lain-lain

Gambar 2.3.Cara membuat apusan

19
Gambar 2.4 Skema spermatozoa manusia

Gambar 2.5 Kelainan morfologi sperma (WHO, 2010)

20
Tabel 2.1 Kriteria Spermatozoa Normal Menurut WHO 2010

Volum ≥ 1,5 mL
pH ≥ 7,2
Warna putih-keabu-abuan / putih mutiara (grey-
opalescent)
Konsentrasi sperma ≥15 juta spermatozoa/mL
Jumlah sperma ≥39 juta spermatozoa/ejakulat
total/ejakulat
Motilitas Progressive motility (PR) ≥ 32%
Total motility ≥ 40%
Morfologi ≥ 4%
Viabilitas ≥ 58%
Viskositas ≤ 2 cm
Liquefaction 15-60 menit

Terminologi:
Dalam analisis semen terdapat berbagai istilah yang harus dipahami, di antaranya
adalah sebagai berikut:

Semen = Air mani


Spermatozoa = Sel-sel mani
Fertil = Subur
Infertil = Tidak subur
Steril = Mandul
Ejakulat = Semua jumlah air mani yang keluar waktu ejakulasi
Hipospermia = volum ejakulat < 2 mL
Hiperspermia = volum ejakulat > 6 mL
Polizoospermia = jumlah spermatozoa lebih tinggi dari normal
Highly fertile = 60 – 80 juta/mL
Fertile = 40 – 60 juta/mL
Sub Fertile = 20 – 40 juta/mL
Relative sub fertile = 10 – 20 juta/mL
Infertile = Kurang dari 10 juta/mL
Steril =0

Istilah Definisi
Normozoospermia Hasil lab normal seperti diatas
Oligozoospermia Jumlah total sperma (atau konsentrasi)
kurang dari batas bawah angka rujukan
Asthenozoospermia Sperma motil yang bergerak lurus ke
depan < 32%
Teratozoospermia Sperma dengan morfologi normal < 4%

21
Oligoasthenoteratozoospermia Jumlah total (Atau konsentrasi), morfologi
dan motilitas sperma kurang dari angka
rujukan
Nekrozoospermia Tidak ada sperma yang hidup/motil dalam
ejakulat
Azoospermia Tidak ada sperma dalam ejakulat
Aspermia Tidak ada ejakulat
Kriptozoospermia Tidak ditemukan sperma pada preparat
segar namun ditemukan pada palet
sentrifugasi

22
Komposisi Nilai :

Praktikum Biologi

Pretest/ post test 20%

Ujian akhir 50%

Tugas 30%

Referensi :

1. WHO. Laboratory Manual For The Eximination and Processing of Human


Semen: Fifth Edition. 2010
2. Guyton CA, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11 th .Ed. Rachman LY et
al. Jakarta. EGC;2007.
3. Dohle GR et al. Guidelines on Male Infertility: european Journal Association of
Urology.2010.

23
MATERI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1
1. Penerapan posisi, bidang dan regio anatomis
a) Mahasiswa mampu mendefinisikan dan memahami posisi, bidang, dan regio
anatomis.
2. Penggolongan tulang dan prinsip nutrisi
a) Mahasiswa mampu mendefinisikan dan mengidentifikasi penggolongan tulang. (tulang
panjang, tulang pendek, tulang pipih, tulang tidak beraturan dan tulang berongga).
b) Mahasiswa mampu memahami prinsip sistem nutrisi tulang
3. Istilah-istilah anatomica
a) Mahasiswa mampu mendefinisikan istilah untuk tonjolan, cekungan, ruangan, lubang,
saluran, permukaan, alur dan lain-lain.

Pertemuan 2
1. Morfologi ossa dan myologi ekstremitas superior
a) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur yang terdapat pada
ossa scapula, clavicula, humerus, radius, ulna, carpalia, metacarpalia dan phalages
(Ossa digitorum manus)
b) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan otot-otot yang beperan dalam
pergerakan ekstremitas superior
c) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan vaskularisasi dan persarafan
pada ekstremitas superior
2. Penggolongan sendi pada ektremitas superior
a) Mahasiswa mampu mengidentifikasi artikulasio pada ekstremitas superior dan tulang-
tulang penyusunnya.
b) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara struktur tulang
dan otot pada ekstremitas superior (origo dan insertio) dan gerakan yang dihasilkan.

Pertemuan 3
1. Morfologi ossa dan myologi ekstremitas inferior
a) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur yang terdapat pada
ossa panggul, femur, tibia, fibula, patella, tarsalia, metatarsalia, dan phalanges (Ossa
digitorum pedis).

24
b) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan otot-otot yang beperan dalam
pergerakan ekstremitas inferior
c) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan vaskularisasi dan persarafan
pada ekstremitas inferior
2. Penggolongan, vaskularisasi dan persarafan sendi pada ektremitas superior
a) Mahasiswa mampu mengidentifikasi artikulasio pada ekstremitas superior dan tulang-
tulang penyusunnya.
b) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara struktur tulang
dan otot pada ekstremitas superior (origo dan insertio) dan gerakan yang dihasilkan.

25
TIKET MASUK MENGIKUTI KEGIATAN PRAKTIKUM ANATOMI

Setiap mahasiswa wajib mengerjakan tugas sebagai tiket masuk/syarat mengikuti


kegiatan praktikum anatomi, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tugas dikerjakan di Buku Gambar yang disampul. Di bagian depan diberi Nama
dan NPM.
2. Setiap gambar diberi judul sesuai gambar yang dibuat pada bagian atas
halaman.
3. Setiap gambar dituliskan Referensi yang digunakan pada bagian bawah.
4. Setiap gambar dibubuhi tanda tangan dan nama pembuat gambar pada
bagian pojok kanan bawah.

Pertemuan 1:
a) Membuat daftar istilah anatomi berupa tonjolan, cekungan, ruangan, lubang,
saluran, permukaan, alur dan lain-lain sejumlah minimal 40, beserta artinya.
b) Membuat gambar yang menjelaskan mengenai posisi, bidang, dan regio
anatomis tubuh manusia.
c) Membuat daftar penggolongan tulang (tulang panjang, tulang pendek, tulang
pipih, tulang tidak beraturan dan tulang berongga) beserta contohnya.

Pertemuan 2:
a) Membuat gambar struktur ossa scapula, clavicula, humerus, radius, ulna,
carpalia, metacarpalia dan phalages (Ossa digitorum manus).
b) Membuat gambar otot-otot pada ekstremitas superior
c) Membuat gambar vaskularisasi dan persarafan pada ekstremitas superior,
termasuk Plexus Brachialis.
d) Membuat gambar persarafan pada ekstremitas superior

Pertemuan 3:
a) Membuat gambar struktur ossa panggul, femur, tibia, fibula, patella, tarsalia,
metatarsalia, dan phalanges (Ossa digitorum pedis).
b) Membuat gambar otot-otot pada ekstremitas inferior
c) Membuat gambar vaskularisasi dan persarafan pada ekstremitas inferior
d) Membuat gambar persarafan pada ekstremitas inferior

26
LESSON PLAN PRAKTIKUM ANATOMI

No Kegiatan Waktu
1 Pre-test (kesempatan 2 kali) dan pembahasan 30 menit
2 - Mahasiswa melakukan diskusi dan identifikasi struktur 30 menit
anatomi pada manekin secara mandiri sesuai kelompok
kecil.
- Instruktur praktikum menilai tiket masuk yang
dikumpulkan oleh mahasiswa dan memberikan
feedback.
3 - Instruktur memberikan feedback mengenai 45 menit
pembelajaran yang sudah dilakukan oleh mahasiswa.
4 Post-test dan pembahasan 15 menit

27
ISTILAH ANATOMICA DAN OSTEOLOGI

Dalam ilmu kedokteran, Bahasa Latin digunakan sebagai bahasa persatuan untuk
menyeragamkan nama-nama alat badan manusia dan penyakit-penyakit.

Istilah-istilah untuk menunjukkan kedudukan dan arah dari bagian-bagian tubuh.


Posisi anatomi adalah dimana tubuh dalam sikap berdiri tegak, kedua kaki rapat,
kedua lengan menggantung di sisi dan telapak tangan menghadap ke depan.

Pelajarilah kata–kata latin yang menyatakan arah dan tempat dengan rangka lengkap:
- Ventralis - Paramedianus - Externus
- Dorsalis - Transversalis - Internus
- Cranialis - Longitudinalis - Superficialis
- Caudalis - Frontalis - Profundus
- Proksimalis - Sagitalis - Ulnaris
- Distalis - Anterior - Radialis
- Medialis - Posterior - Volaris
- Lateralis - Superius - Palmaris
- Medianus - Inferius - Plantaris

Pelajarilah bidang-bidang dasar dalam anatomi:


- Bidang Sagital
- Bidang Frontal
- Bidang Transversal/ Horizontal

28
Gambar 1.1 Bidang Dasar Dalam Anatomi

Pelajarilah pembagian tubuh manusia:


- Regio Capitis
- Regio Colli
- Regio Thorax
- Region Abdomen
- Regio Ekstermitas Superior
- Regio Ekstermitas Inferior

29
Gambar 1.2. Regio Tubuh Manusia

30
Pelajarilah prinsip sistem nutrisi pada tulang:
- Kalsium
- Vitamin D
- Magnesium
- Vitamin K

Pelajarilah penggolongan dan ciri-ciri tulang :


- Tulang panjang (os longum)
- Tulang pendek (os breve)
- Tulang pipih (os planum)
- Tulang tidak tertur (os irregularis)

Gambar 1.3 Penggolongan Tulang Manusia

Pendarahan Pada Tulang


Berasal dari:
- Cabang-cabang periosteal, masuk ke dalam tulang melalui Canalis Volkman
- Cabang-cabang dari a. articulais ini untuk mendarahi bagian ujung yaitu
epiphysis, metaphysis dan capsula sendi.
- Arteri nutricia masuk melalui foramen nutricium terus ke canalis nutricium
ke cavum dullare untuk mendarahi substansia compacta bagian dalam,
substansia spongiosa, medulla ossium.

31
Persarafan
Terdapat 2 macam saraf:
- Saraf sensible terdapat pada periosteum
- Saraf autonom, masuk ke tulang bersama pembuluh darah

1. Ekstremitas Superior
a. Scapula
Perhatikanlah :
- Bentuknya
- Tepi – tepinya
- Sudut – sudutnya
- Taju – tajunya
- Lengkung sendi
Carilah margo superior, margo vertebralis, dan margo axilaris :
- Angulus medialis, angulus lateralis, angulus inferior
- Cavitas glenoidalis
- Collum scapulae
- Spina scapulae, trigonum spina scapulae
- Acromion
- Fossa supraspinata, Fossa infraspinata
- Processus coracoideus, Incisura scapulae, Fossa subscapularis
- Tuberositas supraglenoidalis
- Facies articularis clavicularis
- Facies articularis acromii

Gambar 1.4 Scapula

b. Clavicula
Perhatikan :
Bentuknya, ujung medialis, ujung lateralis.
Carilah :
32
Tuberositas costalis, tuberositas coracoideus, sulcus subclavius.
Pelajarilah letak clavicula terhadap scapula dan sternum.

Gambar 1.5 Clavicula

c. Humerus
Perhatikan letaknya humerus pada sceleton.
Carilah :
- Caput humeri - Collum anatomicum
- Collum chirurgicum - Tuberculum majus
- Tuberculum minus - Sulcus intertubercularis
- Crista tuberculi majoris - Crista tuberculi minoris
- Tuberositas deltoidea - Sulcus spiralis
- Sulcus nervi radialis - Epicondylus medialis
- Epicondylus lateralis - Sulcus nervi ulnaris
- Trochlea humeri - Capitulum humeri
- Fossa coronoidea - Fossa radialis
- Fossa olecrani

33
Gambar 1.6 Humerus

d. Radius dan Ulna


Perhatikan hubungan antara radius, ulna dan humerus.
Carilah bagian – bagian radius :
- Capitulum radii - Fovea capituli
- Circumferentia articularis - Collum radii
- Tuberositas radii - Crista interossea
- Processus styloideus - Incisura ulnaris
- Capitulum ulnae - Olecranon
Carilah bagian – bagian ulna :
- Incisura semilunaris
- Processus coronoideus
- Tuberositas ulnae
- Incisura radialis
- Crista interossea
- Processus styloideus

34
Perhatikan bahwa dataran dorsalis ujung distalis radius mempunyai alur – alur
untuk urat – urat yang menuju ke tangan.

e. Tulang – tulang tangan


Cari : ossa carpalis, ossa metacarpalis, phalanges.
Pelajarilah tulang – tulang pangkal tangan : ossa carpalis.
Berapakah jumlahnya?
Kenalilah :
- Os. Naviculare - Os. Lunatum
- Os. Triquetrum - Os. Pisiforme
- Os. Multangulum majus - Os. Multangulum minus
- Os. Capitatum - Os. Hamatum
Pahamkan hubungan antara tulang – tulang tersebut.

Cari beberapa tonjolan yang penting :


- Tuberculum ossis navicularis
- mTuberculum ossis multanguli majoris
- Hamulus ossis hamati

Apakah yang disebut sulcus carpi?


Pelajari bentuk dan bagian – bagian os. metacarpale :
- Basis ossis metacarpalium
- Diaphysis ossis metacarpalium
- Capitulum ossis metacrpalium

Perhatikan bentuk basis ossis metacarpalium I.


Apa bedanya dengan ossa metacarpalis lainnya?
Pelajarilah phalanges.
Berapakah jumlahnya?
Carilah processus unguicularis.
Ambillah kedelapan ossa carpalis dan letakkan dalam susunan yang sebenarnya.
Ambil tulang :
- Clavicula, Scapula, Humerus
- Ulna, Radius
- Dan tentukan apakah tulang – tulang ini bagian kanan atau kiri.

35
Gambar 1.7 Radius dan Ulna

2. Ekstremitas Inferior
a. Os. Coxae
Pelajari hubungan os.coxae dengan os.sacrum dan hubungan os.coxae kanan
dengan os.coxae kiri.
Perhatikan bahwa os.coxae itu terdiri atas 3 tulang yang melekat menjadi satu
(synostosis).

Gambar 1.8 Os. Coxae

36
Bayangkanlah batas – batas antara os.ilium, os.pubis dan os.ischii.
Cari :
- Acetabulum
- Incisura acetabuli
- Fossa acetabuli
- Facies lunata acetabuli

Os. Ilium :
- Ala ossis ilium
- Fossa iliaca
- Crista iliaca
- Labium internum cristae iliacae
- Linea intermedia cristae iliacae
- Labium externum cristae iliacae
- Spina iliaca anterior superior
- Spina iliaca posterior superior
- Linea glutea anterior
- Linea glutea posterior
- Linea glutea inferior
- Facies auricularis

Os. Ischium :
- Corpus ossis ischii - Ramus inferior ossis ischii
- Tuber ischiadicum - Spina ischiadica
- Incisura ischiadica major - Incisura ischiadica minor

Os. Pubis :
- Corpus ossis pubis - Ramus superior ossis pubis
- Ramus inferior ossis pubis - Tuberculum pubicum
- Eminentia iliopectinea - Pecten ossis pubis
- Foramen obturatorium - Membrana obturatoria
- Sulcus obturatorius

Ambil tulang panggul dan carilah :


1. Ukuran panggul
2. Pelvis major dan pelvis minor
Perhatikan perbedaan – perbedaan antara tulang panggul seorang lelaki dan
seorang wanita dewasa.

37
b. Os. Femur
Pelajari : bentuk, panjang dan beratnya.
Cari :
- Caput femoris - Collum femoris
- Fovea capitis - Trochanter minor
- Crista intertrochanterica - Linea intertrochanterica
- Fossa trochanterica - Linea aspera
- Labium mediale lineae asperae - Tuberositas gluteae
- Linea pectinea - Planum popliteum
- Condylus medialis - Epicondylus medialis
- Condylus lateralis - Epicondylus lateralis
- Fossa intercondyloidea - Linea intercondyloidea
- Facies patellaris

Gambar 1.9 Os. Femur

c. Patella
Cari : facies articularis, apex patellae, basis patellae
d. Tibia
Bagian tibia :
- Condylus medialis
- Condylus lateralis
- Facies articularis superior
- Eminentia intercondyloidea
- Tuberculum intercondyloideum mediale
38
- Tuberculum intercondyloideum laterale
- Fossa intercondyloidea anterior
- Fossa intercondyloidea posterior
- Margo infraglenoidalis
- Tuberositas tibiae
- Facies articularis fibularis
- Facies medialis tibiae
- Facies lateralis tibiae
- Crista anterior tibiae
- Margo medialis
- Crista interossea
- Linea poplitea
- Malleolus medialis
- Incisura fibularis
- Sulcus malleolaris

e. Fibula
Pelajari letaknya terhadap tibia dan bentuknya.
Bagian – bagiannya :
- Capitulum fibulae - Apex capituli fibulae
- Facies medialis - Facies lateralis
- Facies posterior - Crista anterior
- Crista medialis - Crista lateralis
- Crista interossea - Malleolus lateralis

39
Gambar 1.10 Os. Tibia Fibula

f. Ossa tarsalis
Ossa tarsalis ada 7 buah : talus, calcaneus, os. naviculare pedis, os. cuboideum, ossa
cuneiforme I, II, dan III.
Pelajarilah hubungannya dengan tibia dan fibula.
Talus
Pelajari bentuknya, hubungannya dengan tibia dan fibula serta ossa tarsalis
lainnya.

Cari :
- Corpus tali - Caput tali
- Collum tali - Trochlea tali
- Facies malleolaris medialis - Facies malleolaris lateralis
- Processus lateralis tali - Processus posterior tali
- Tuberculum mediale - Tuberculum laterale
- Sulcus musculi flexoris hallucis longi
- Facies articularis calcanea anterior
- Facies articularis calcanea media
- Facies articularis calcanea porsterior
- Sulcus tali

40
- Facies articularis navicularis pedis

Calcaneus
Pelajari bentuknya dan hubungannya dengan ossa tarsalis lainnya.
Cari :
- Facies articularis anterior
- Facies articularis media
- Facies articularis posterior
- Sulcus calcanei
- Sustentaculum tali
- Sulcus musculi flexoris hallucis longi
- Tuber calcanei
- Processus medialis tuberis calcanei
- Processus lateralis tuberis calcanei
- Processus trochlearis
- Sulcus musculi peronei longi
- Facies articularis cuboidea

Os. naviculare pedis


Pelajarilah bentuknya dan hubungannya dengan ossa tarsalis sekitarnya.
Cari : tuberositas ossis navicularis

Ossa cuneiformis I, II, III


Pelajari bentuknya dan cari perbedaan antara ketiga tulag kecil itu.

Os. cuboideum
Pelajari bentuknya dan hubungannya dengan calcaneus, os. metatarsale IV dan os.
metatarsale V; os. naviculare dan os. cuneiforme III.
Cari : tuberositas ossis cuboidei.

g. Ossa metatarsalis
Serupa dengan ossa metacarpalia.

h. Phalanges
Phalanges kaki relatif lebih kecil daripada phalanges tangan berhubung dengan
perbedaan fungsi tangan dengan kaki.
Ambillah tulang : femur, tibia, dan fibula dan tentukan apakah tulang ini bagian
kanan atau kiri.
Pelajarilah rangka kaki seluruhnya.

41
Susunlah tulang – tulangnya menurut letak yang sebenarnya.
Perhatikan :
- Lengkung kaki
- Sinus tarsi
- Garis Chopart ( batas talus, calcaneus dengan ossa tarsalia lainnya)
- Garis Lisfranc (batas ossa tarsalia dengan ossa metatarsalia)

42
MYOLOGI ET TOPOGRAFI
EKSTREMITAS SUPERIOR ET INFERIOR

Mengenal sebagian “surface anatomy” untuk orientasi :


- Processus spinosus vertebrae cervicalis VII
- Margo vertebralis scapulae
- Angulus inferior scapulae
- Spina scapulae
- Processus coracoideus
- Clavicula
- Acromion
- Sternum
- Epicondylus medialis humeri
- Epicondylus lateralis humeri
- Olecranon
- Processus styloideus radii
- Processus styloideus ulnae
- Fossa supraclavicularis minor
- Fossa supraclavicularis major
- Fossa suprasternalis
- Fossa axillaris
- Fossa cubiti
- Sulcus bicipitalis medialis
- Sulcus bicipitalis lateralis
- Tabatiere anatomicum
- Thenar
- Hypothenar

Tunjukkan regio berikut :


- Regio brachii : daerah lengan atas
- Regio antebrachii : daerah lengan bawah
- Regio cubiti : daerah siku depan
- Regio olecrani : daerah siku belakang
- Regio volaris manus : daerah telapak tangan
- Regio dorsalis manus : daerah punggung tangan
- Regio deltoidea : daerah bahu
- Regio axillaris : daerah ketiak
- Regio pectoralis : daerah dada
43
- Regio scapularis : daerah scapula
- Regio interscapularis : daerah antar scapula
- Regio mediana dorsi : daerah tulang belakang
- Regio nuchae : daerah tengkuk

Lapisan – lapisan kulit yang kita temui dari luar ke dalam:


- Cutis
- Subcutis
- Fascia
- Otot

Gambar 2.1 Ekstermitas Superior

A. Ekstremitas Superior
1. Regio Pectoralis
Otot yang berinsertio pada humerus :
- m.Pectoralis major
Otot yang berinsertio pada gelang bahu :
- m.Subclavius
- m.Pectoralis minor
- m.Serratus anterior
44
Perhatikan trigonum deltoideopectorale dari Mohrenheim yang dibatasi oleh :
- m.DeltoideusL
- m.Pectoralis major
- clavicula

Regio Dorsum (Punggung)


Otot – otot yang berinsertio pada gelang bahu :
- m.Trapezius
- m.Rhomboideus major
- m.Rhomboideus minor
- m.Levator scapulae
Otot yang berinsertio pada humerus :
- m.Latissimus dorsi
Dua otot kecil yang terletak antara otot punggung yang superficial dan profundal :
- m.Serratus posterior superior
- m.Serratur posterior inferior
Pelajari batas – batas dan dasar trigonum lumbale (petit).

Regio deltoidea
Mempunyai perlekatan pada humerus dan cingulum membri superioris. Kebanyakan
berorigo pada scapula kecuali m.Deltoideus yang juga berorigo pada clavicula.
- m.Deltoideus
- m.Supraspinatus
- m.Infraspinatus
- m.Teres major
- m.Teres minor
- m.Subscapularis
Pelajari trigonum auscultatoir yang dibatasi oleh :
- m.Trapezius
- m.Latissimus dorsi
- margo vertebralis scapulae
dasarnya : m.Rhomboideus major
Carilah : fissura axillaris medialis dan fissura axillaris lateralis.
Carilah tempat dimana : septum intermusculare brachii laterale dan septum
intermusculare brachii mediale.
Pelajari : lacertus fibrosus (aponeurosis m.Bicipitalis brachii)

45
46
Gambar 2.2 Musculus Pada Ekstremitas Superior

Nervi
Syaraf utama yang memberi innervasi extremitas superior berasal dari plexus
brachialis. Plexus brachialis adalah anyaman serabut saraf yang dibentuk oleh rami
primarii anteriores nervi cervicales V – VIII dan thoracalis I. Tetapi kadang juga
dibentuk mulai dari n.cervicalis IV – n. thoracalis II. Plexus brachialis ini terletak
dalam satu bungkus dengan a/v.axillaris dan pada tepi bawah lateral dari
m.pectoralis minor, plexus ini memberi cabang terminal.
47
Banyak variasi dari susunan serabut – serabut yang membentuk plexus tersebut,
tetapi yang paling banyak didapat adalah :
• Rami primarii anteriores dari nn.cervicales V – VI bersatu untuk membentuk
truncus superius.
• Ramus primarius n.cervicalis VII tetap tunggal untuk nantinya membentuk
truncus medius.
• Rami primarii anteriores dari n.cervicalis VIII dan n.thoracalis I bersatu
membentuk truncus inferius.

Tiap truncus kemudian akan terbagi ke dalam pars anterior dan posterior yang
masing – masing akan menuju ke bagian depan dan belakang dari extremitas
superior.
• Pars anterior dari truncus superius dan medius bersatu membentuk fasciculus
lateralis.
• Pars anterior truncus inferius tetap tunggal untuk nantinya membentuk fasciculus
medialis.
• Pars anterior dari ketiga truncus tersebut bersatu membentuk fasciculus posterior.

Ketiga fasciculi tersebut sebagian besar terdapat di belakang dari a.axillaris untuk
kemudian berada di bawahnya kemudian menempatkan diri di setiap sisi dari
a.axillaris sesuai dengan namanya.
Cabang – cabang dari plexus brachialis antara lain :
a. Cabang dari rami ventralis
- n. dorsalis scapulae
Saraf ini menginnervasi mm.rhomboidei, saraf ini berasal dari n. cervicalis V
kemudian membentuk m.scalenus medius dan berjalan di bawah m.levator
scapulae untuk nantinya masuk di bagian bawah dari mm.rhomboidei.
- n. thoracalis longus
Saraf ini berasal dari nn.cervicales VI –VII dan menginnervasi m.serratus
anterior.
- rami muscularis
Saraf ini menginnervasi mm.scaleni dan m.longus colli.
b. Cabang dari truncus
- rami muscularis
Serabut – serabut yang berasal dari truncus superius ini akan menuju ke
m.subclavius.
- n.suprascapularis

48
Nervus ini berasal dari truncus superius, terutama dari nn. Cervicales V – VI.
Saraf ini menginnervasi m.supraspinatus, m.infraspinatus, articulatio
acromioclavicularis dan articulatio humeri.
- n.pectoralis lateralis
Saraf ini berasal dari truncus superius dan bersama n.pectoralis medialis akan
menginnervasi m.pectoralis major dan m.pectoralis minor.
- n.pectoralis medialis
Saraf ini berasal dari truncus inferius.
c. Cabang dari fasciculus
Cabang dari fasciculus antara lain:
a. Fasciculus lateralis : n. pectoralis lateralis,
n.musculocutaneus, n. medianus (caput lateral)
b. Fasciculus posterior : n. subscapularis superior, n.
subscapularis inferior,n. thoracodorsalis, n.radialis, n.
axillaris, rami articulares.
c. Fasciculus medialis : n. pectoralis medialis, n.cutaneus
brachii medialis, n.cutaneus antebrachii medialis,
n.ulnaris, n. medianus (caput medial).

Dari semua cabang plecus brachialis tersebut yang penting adalah :


a. n.medianus
b. n.ulnaris
c. n.radialis
d. n.axillaris
e. n.musculocutaneus

Pelajarilah bagaimana nervus – nervus ini berjalan dan bangunan apa saja yang
diinnervasi.
Vasa darah
Vasa darah yang terdapat di sini antara lain :
- a. Axillaris
Vasa darah ini merupakan kelanjutan ke arah caudal dari a. Subclavia pada saat
vasa darah tersebut masuk ke dalam fossa axillaris A. Subclavia dextra
dipercabangkan oleh truncus brachiocephalicus atau a. Anonyma, sedangkan a.
Subclavia sinistra langsung dipercabangkan oleh arcus aorta.
Setinggi fossa axillaris, vasa darah ini akan disilangi oleh m.pectoralis minor sehingga
vasa darah tersebut terbagi ke dalam tiga bagian yang masing – masing terdapat di
sebelah atas, bawah, dan di belakangnya. Setelah vasa darah tersebut melewati dasar
dari fossa axillaris, vasa darah ini melanjutkan diri sebagai a.brachialis.

49
Cabang – cabang dari a.axillaris antara lain :
• a.thoracalis superior
• a.thoracalis lateralis
• a.thoracoacromialis
• a.subscapularis
• a.circumflexa humeri anterior
• a.circumflexa humeri posterior

Pelajari arteri – arteri ini dipercabangkan dan bangunan apa yang didarahinya.
- v. Axillaris
Vena ini mulai dari tepi bawah m.teres major, di daerah ini v.basilica akan
bermuara ke v.brachialis, kemudian akan melanjutkan diri ke v.axillaris. Vena ini
mendapat darah dari vena – vena yang bernama sama dengan cabang – cabang
a.axillaris, juga mendapat darah dari v.cephalica.
Kemudian vena ini meninggalkan fossa axillaris dan berlanjut sebagai
v.subclavia. Bersama v.jugularis interna, v.subclavia akan membentuk
v.anonyma (v.brachiocephalica). V.anonyma dexter dan sinister bermuara ke
v.cava superior dan akhirnya darah yang dibawanya tertampung di atrium
dextrum.

Articulationes
Articulatio yang terdapat di daerah bahu antara lain :
a. articulatio sternoclavicularis
b. articulatio acromioclavicularis
c. articulatio humeri

Pelajari bagian – bagian tulang yang membentuk articulatio tersebut, ligamentum


penguatnya, tipe gerakan dan innervasinya. Serta otot – otot apa yang ikut
berperan untuk gerakan tersebut.

2. Regio Brachium
Otot – otot ventral atau flexor lengan atas:
1. m.Biceps Brachii
2. m.Coracobrachialis
3. m.Brachialis

Perhatikan tendo capitis longi m.Bicipitis yang berjalan di antara ke2 tuberculi
humeri, dalam vagina mucosa intertubercularis.
Pelajari fossa axillaris : bentuk, batas, dan dasar.

50
Otot dorsal lengan atas :
m.Triceps brachii

Nervi
1. Nervus musculocutaneus
Nervus ini dipercabangkan oleh fasciculus lateralis plexus brachialis. Dalam
keadaan tertentu nervus ini berhubungan dengan nervus medianus atau bahkan
merupakan cabang daripada nervus medianus. Nervus ini berjalan melalui fossa
axillaris kemudian menembus m.coracobrachialis.
Nervus ini berjalan descenden di antara m.biceps dan m.brachialis,
menginnervasi :
- M.biceps brachii
- M.coracobrachialis
- M.brachialis
- Articulatio cubiti
Carilah cabang akhir nervus ini dan mensarafi apa.
2. Nervus medianus
Nervus ini dibentuk di sisi lateral dari n.axillaris sebagai persatuan dari cabang
– cabang fasciculus lateralis et medialis plexus brachialis.
Pelajari perjalanan saraf ini dan bangunan – bangunan apa saja yang
diinnervasinya.
3. Nervus ulnaris
Pelajari perjalanan nervus ini dan cabang – cabangnya, serta bangunan-
bangunan yang disarafi.
4. Nervus radialis
Nervus ini dipercabangkan oleh fasciculus posterior plexus brachialis, berjalan
di belakagn dari a.axillaris. Pelajari cabang – cabang dari saraf ini dan mensarafi
bangunan apa.

51
Gambar 2.3 Innervasi Ekstermitas Superior

Pelajari pula Plexus Brachialis!

52
Gambar 2.4 Plexus Brachialis

Vasa Darah
1. A.brachialis
Vasa darah ini merupakan lanjutan ke caudal dari a.axillaris mulai dari tepi
bawah m.teres major. Vasa darah ini kemudian berjalan dalam suatu sulcus yang
dikenal sebagai sulcus biciptalis medialis yang terdapat di depan dari septum
intermusculare mediale.
DI dalam sulcus ini n.medianus terdapat di sebelah lateralnya, n.radialis di
sebelah posterior, n.ulnaris dan n.cutaneus antebrachii medialis di sebelah
medialnya.
Setinggi articulatio cubiti a.brachialis akan terpecah menjadi dua sebagai
cabang terminal menjadi a.radialis dan a.ulnaris.
Cabang – cabang :
a. A.profunda brachii
b. A.collateralis ulnaris superior
c. A.collateralis ulnaris inferior
Pelajarilah arteri – arteri ini, cabang- cabangnya dan daerah yang didarahi.
2. Vena brachialis
Vena ini dimulai dari fossa cubiti, sebagai persatuan antara v,radialis dan
v.ulnaris. V.brachialis ini berjalan bersama – sama dengan a.brachialis di
dalam sulcus bicipitalis medialis.

53
Ke dalam vena ini akan menerima darah dari seluruh cabang vena di regio
brachium, juga menerima muara dari v.basilica. Muara v.basilica ini
umumnya terletak di pertengahan dari regio brachialis akan menjadi
v.axillaris
Pelajari Fossa cubiti : batas – batas, isi.
Pelajari articulatio yang terdapat setinggi cubiti : pembentuknya, tipe
gerakan, ligamentum penguat, innervasi, dan gerakannya termasuk otot –
otot yang terlibat dalam gerak tersebut.

Gambar 2.5 Vascularisasi pada Ekstremitas Superior

54
3. Regio Antebrachium
Otot – otot ventral lengan bawah, lapisan superficial:
Otot – otot ini mempunyai sebuah caput commune yang berorigo pada
epicondylus medialis humeri.
• m.Pronator teres
• Flexor carpi radialis
• m.Palmaris longus
• m.Flexor carpi ulnaris
• m.Flexor digitorum sublimis
Pelajari otot – otot tersebut diatas .
Tunjukkan fossa cubiti : bentuk, batas, dan dasar.
Tunjukkan dan pelajari otot di bawah ini dengan menyisihkan otot – otot
superficial
Otot ventral lengan bawah, lapisan profunda :
1. m.Flexor digitorum profundus
2. m.Flexor pollicis longus
3. m.Pronator quadratus, dapat ditemui di bagian bawah ventral lengan bawah.
Serabutnya mengarah transversal dari radius ke ulna.

Otot – otot radial lengan bawah, lapisan superficial :


1. m.Brachioradialis
2. m.Extensor carpi radialis longus
3. m.Extensor carpi radialis bervis

Otot radial lengan bawah, lapisan profundal :


- m.Supinator

Otot dorsal lengan bawah :


Tunjukkan dan pelajari otot lapisan superficial :
1. m.Anconeus
2. m.Extensor carpi ulnaris. (perhatikan letak otot – otot ini terhadap margo
dorsalis ulnae)
3. m.Extensor digitorum communis
4. m.Extensor digiti V proprius
Pelajari dan tunjukkan otot yang lebih dalam dengan menyisihkan otot yg superficial.
Otot – otot lapisan profunda :

55
1. m.Supinator
2. m.Abductor pollicis longus
3. m.Extensor pollicis brevis
4. m.Extensor pollicis longus
5. m.Extensor indicis proprius

Nervi
Nervi yang terdapat di regio antebrachium adalah :
1. N.medianus
2. M.ulnaris
3. N.radialis
Pelajari nervi – nervi ini dan cabang – cabangnya.

Vasa darah
1. A.radialis
Cabangnya : a.recurrents radialis, rr.musculares, r.palmaris superficialis, r.carpi
palmaris.
2. A.ulnaris
3. Cabangnya : a.interossea communis, r.carpi palmaris, r.carpi dorsalis
4. V.radialis
5. V.ulnaris

Pelajarilah vasa darah ini dan cabang- cabangnya.


Regio Manus
Tunjukkan di bawah kulit :
- Fascia dorsalis manus
- Aponeurosis palmaris
- Fasciculus transversi
- m.Palmaris brevis
- Lig. carpi volare
- Lig. carpi dorsale (retinaculum extensorum)

Tunjukkan di bawah aponeurosis palmaris (pada bagian proximal voler tangan) :


Lig. carpi transversum (retinaculum flexorum)
Lihat :
1. Vaginae fibrosae digitorum manus : pars annularis dan pars cruciformis.
2. Vaginae synoviale digitorum manus.
Otot – otot thenar :
1. m.Abductor pollicis brevis

56
2. m.Opponens pollicis
3. m.Flexor pollicis brevis
Otot – otot hypothenar :
1. m.Palmaris brevis
2. m.Abductor digiti quinti
3. m.Flexor digiti V. Brevis
4. m.Opponens digiti V.

Otot – otot profundal :


1. m.Abductor pollicis
2. mm.Lumbrisales
3. mm.Interossei palmares
4. mm.Interossei dorsales

Nervi
Nervi yang terdapat pada pada regio manus merupakan kelanjutan dari nervi yang
terdapat di regio antebrachium : n.medianus, n. ulnaris, n.radialis. Pelajarilah jalan
nervi ini di regio manus.

Vasa darah
1. A.radialis, cabang – cabangnya di regio manus : r.palmaris superficialis,r.carpi
palmaris, r.carpi dorsalis, aa. Digitales dorsalis, ss.policis principes, a.indicis
radialis.
2. A.ulnaris, cabang –cabangnya : r.carpi palmaris, r.carpi dorsalis, r.palmaris
profundus. Pelajari cabang- cabang arteri ini dan anastomose yang terbentuk.
3. Venae
Darah venous dari regio manus berjalan melaluli dua alur yaitu venae
superificialis dan venae profunda. Venae profunda berjalan bersama seluruh
pembuluh darah arterielnya, hanya saja arahnya berlawanan.

Articulationes
Articulatio yang terdapat pada regio manus :
1. Articulatio radioulnaris distalis
2. Articulatio radiocarpalis
3. Articulationes intercarpales
4. Articulationes carpometacarpales
5. Articulationes metacarpophalanges
6. Articulationes interphalanges

57
Pelajari pembentuknya, ligamentum penguatnya, tipe sendinya, gerakannya dan otot
yang terlibat dalam gerakan tersebut.

B. Ekstremitas Inferior
1. Articulationes et Ligamenta
Articulatio yang terdapat pada ekstremitas inferior terdiri dari :
a. Articulatio coxae
Pelajari tulang – tulang pembentuknya.
Ligamentum :
1. Iliofemorale
2. Pubofemorale
3. Ischiofemorale
4. Transversum acetabuli
5. Capitis femoris
Pelajari gerakan articulatio ini dan otot – otot yang terlibat.
b. Articulatio sacroiliaca
Pelajari tulang yang membentuknya.
Ligamentum yang terdapat pada articulatio ini antara lain :
1. Lig.sacroiliacum anterius
2. Lig.sacroiliacum posterior longum
3. Lig.sacroiliacum posterior breve
4. Lig.sacroiliacum interosseum
5. Lig.iliolumbale
c. Symphisis ossium pubis
Pelajari tipe sendinya dan ligamentum yang memperkuatnya.
d. Articulatio genu
Pelajari tipe sendinya dan ligamentum apa saja yang memperkuatnya.
Gerakan dari articulatio ini dan otot yang terlibat.
e. Articulatio tibiofibularis proximalis
f. Syndesmosis tibiofibularis
g. Articulatio talocruralis
h. Articulatio talocruralis
i. Articulatio tarsitransversa
j. Articulatio cuneonavicularis
k. Articulatiocuneiforme et articulatio cuneocuboidea
l. Articulatio tarsometatarsale
m. Articulationes intermetatarsales
n. Articulationes metatarsophalangeales
o. Articulationes interphalangeales

58
Pelajari tulang pembentuknya, tipe sendi dan ligamentum yang memperkuat.

2. Musculi et Fascia
Pelajarilah :
- Fascia lata
- Lig. inguinale
- Margo falciforme dengan cornu superius dan cornu inferius
- Fossa ovalis dengan fascia cribriformis
- Tractus iliiotibialis

Pelajarilah septum intermusculare laterale.


Tunjukkan dan Pelajari Trigonum Femorale Scarpae :
Batas :
- Lig. inguinale
- Sisi laterale m.Abductor longus
- Sisi mediale m.Sartorius

Dasar :
- m. Pectineus
- m. Adductor longus
- m. Iliopsoas
- m. Vastus medialis
Ditutupi oleh fascia lata.
Pelajari fossa iliopectinea, dengan batas :
- lig. inguinale
- m. Pectineus
- m. Iliopsoas

a. Otot – otot pangkal paha


Bagian dalam (depan) :
- m. Iliopsoas yang terdiri atas :
1. m. psoas major
2. m. psoas minor
3. m. Iliacus
Bagian luar (belakang) :
1. m. gluteus maximus
2. m. gluteus medius
3. m. gluteus minimus
4. m. piriformis

59
5. m. obturator internus
6. m. gemellus superior
7. m. gemellus inferior
8. m. quadratus femoris
9. m. obturator externus
10. m. tensor fascia latae
Tunjukkan :
1. Trochanter major
2. Tuber ischiadicum
3. Lig. sacrotuberosum
4. Lig. sacrospinosum
5. Foramen ischiadicum major
6. Foramen ischiadicum minor
7. Foramen suprapiriforme
8. Foramen infrapiriforme
Sebut batas – batas foramen ischiadicum major dan minor dan masing –
masing dilalui apa.

b. Otot – otot tungkai atas (paha)


Otot – otot ventral (otot – otot flexor) :
1. m. Sartorius
2. m. Quadriceps femoris
3. m. Rectus femoris
4. m. Vastus medialis
5. m. Vastus lateralis
6. m. Vastus intermedius
Otot – otot medial :
1. m. Pectineus
2. m. Abductor longus
3. m. Gracilis
4. m. Abductor brevis
5. m. Abductor magnus (NB : di antara bagian yang melekat pada linea
aspera dan bagian yang melekat pada condylus femoris terdapat suatu
celah : hiatus adductorius)
6. m. Abductor minimus

Pelajarilah canalis adductorius Hunteri yang menghubungkan fossa


iliopectinea (trigonum Pectorale) dengan fossa poplitea. Bagian mana yang
disebut : pars membranacea dan pars muscularis.Sebut batas – batasnya.

60
Pelajari gambar yang menunjukkan : lacuna musculorum dan lacuna
vasorum.
Otot – otot dorsal paha (otot – otot ekstensor) :
1. m. Semitendineus
2. m. Semimembranosus
3. m. Biceps femoris
Tunjukkan lagi dari aspek dorsal ini :
1. m. Gracilis
2. m. Adductor magnus
3. Tendo m. Sartorius
4. m. Adductor minimus (sebelah caudal m. Quadratus)

Gambar 2.6 Otot-Otot Tungkai Atas

61
c. Otot – otot tungkai bawah
Otot – otot ventral :
1. m. Tibialis anterior
2. m. Extensor digitorum longus
3. m. Peroneus tertius
4. m. Extensor hallucis longus

Otot – otot lateral :


1. m. Peroneus longus
2. m. Peroneus brevis

Pelajari fascia cruris ventralis dan fascia pedis dorsalis.


Tunjukkan :
1. Patella
2. Lig. patellae
3. Crista anterior tibiae
4. Capitulum fibulae
5. Pes anserinus
6. Lig. Transversum cruris (retinaculum mm. Extensorum superius)
7. Lig. Cruciatum cruris (retinaculum mm. Extensorum inferius)
8. Retinaculum mm. Peroneum (fibularis) inferius
9. Retinaculum mm. Peroneum (fibularis) superior

Tunjukkan septum intermusculare anterius cruris dan septum intermusculare


posterius cruris.
Otot – otot dorsal :
1. Lapisan superficial
- m. Gastrocnemius
- m. Soleus
- m. Plantaris
(ketiganya disebut m. Triceps surae)
2. Lapisan profundal
- m. Popliteus
- m. Flexor digitorum longus
- m. Flexor hallucis longus
- m. Tibialis posterior

Tunjukkan retinaculum flexorum (lig. laciniatum).


Tunjukkan fascia cruris dan fascia poplitea, untuk mempelajari :

62
1. m. Plantaris
2. m. Gastrocnemius
3. m. Soleus

Caput mediale m. Gastrocnemius harus disingkap untuk melihat otot di sebelah


profundalnya : m. Popliteus.

Sebutkan untuk fossa poplitea :


- bentuk
- batas
- dasar
- tutup
Mempunyai hubungan dengan canalis adductorius melalui hiatus tendineus.

d. Otot – otot kaki


Otot – otot bagian dorsal :
- m. Extensor hallucis brevis
- m. Extensor digitorum brevis
Otot – otot bagian plantar :
Pada sisi medial
- m. Abductor hallucis
- m. Flexor hallucis brevis
- m. Adductor hallucis
Pada sisi lateral
- m. Abductor digiti quinti
- m. Flexor digiti quinti brevis
- m. Opponens digiti quinti
Otot – otot di tengah :
- m. Flexor digitorum brevis
- m. Quadratus plantae
- m. Lumbricales
- mm. Interossei plantares dan mm. Interossei dorsales.

63
Gambar 2.7 Otot-Otot Kaki

3. Systema Vascularisasi, Nervosum et Lymphaticum


a. Vascularisasi
Arteri pada esktremitas inferior :
1. Regio glutealis divaskularisasi oleh a.glutea superior (melewati foramen
suprapiriforme) dan a.glutea inferior (melalui foramen infrapiriforme)
cabang a.hypogastrica/iliaca interna.
2. A.femoralis keluar dari cavum abdominiale melalui lacuna vasorum di
sebelah lateral dari v.femoralis. Arteri tersebut pergi ke distal melalui fossa
iliopectinea untuk masuk ke dalam canalis adductorius dan
meninggalkannya melalui hiatus adductorius. A.genu suprema
dipercabangkan oleh a.femoralis di dalam pars membranaceae canalis
adductorius. Cabang terakhirnya adalah r.saphenus.
3. A,circumflexa ilium superficialis cabnag dari a.femoralis yang pergi ke
spina iliaca anterior superior, sedangkan a.pudenda externa pergi ke regio
pudendalis.
4. A.poplitea ialah lanjutan dari a.femoralis setelah melalui hiatus
adductorius.
5. Yang membentuk rete patellae adalah a.genu superior medialis, a.genu
superior lateralis, a.genu inferior medialis, a.genu inferior lateralis
6. M.gastrocnemius divaskularisasi oleh aa.surales.
7. a.tibialis posterior adalah kelanjutan dari a.poplitea.
8. membrana interossea cruris ditembus oleh a.tibialis anterior.
9. Rete malleolare laterale dibentuk oleh a.malleolaris anterior lateralis dan
a.malleolaris posterior lateralis, sedangkan yang membentuk rete
64
malleolare mediale adalah a.malleolaris anterior medialis dan a.malleolaris
posterior medialis.
10.Rete calcaneum dibentuk oleh r.calcaneus medialis cabang a.tibialis dan
r.calcaneus lateralis lanjutan dari a.fibularis.
11.Arcus plantaris dibentuk oleh a.plantaris medialis dan a.plantaris lateralis.
Kedua arteri ini adalah cabang dari a.tibialis posterior.Arcus plantaris akan
mempercabangkan 5 aa. Metatarsales plantares.

Vena
Point penting untuk vena di ekstremitas inferior :
- Vena – vena berjalan mengikuti arteri.
- V.femoralis bermuara ke v.iliaca externa dan sebelumnya masuk ke cavum
abdominale melalui lacuna vasorum.
- V.saphena magna adalah vena superficial (diluar fascia lata) terbesar di
extremitas inferior dan bermuara ke v.femoralis setelah menembus fascia
cribrosa.Vena ini berjalan mengikuti kembali n.suralis, kemudian n.cutaneus
surae lateralis.

Gambar 2.8 Vena pada Ekstremitas Inferior

65
Gambar 2.9 Percabangan Arteri Pada Ekstermitas Inferior

b. Nervorum
Extremitas inferior sebagian besar mendapatkan persarafan dari cabang –
cabang plexus lumbalis dan plexu sacralis.
1. Plexus lumbalis, merupakan anyaman serabut – serabut saraf yang dibentuk
oleh rami primarii anteriores n.thoracalis XII dan nn.lumbales I – IV.
Cabang – cabangnya sebagai berikut :
• N. iliohypogastricus
• N. ilioinguinalis
• N.genitofemoralis
• N.cutaneus femoris lateralis
• N.obturatorius
• N.femoralis
Pelajari serabut saraf yang menyusun nervi tersebut, komponen sensorik
dan motoriknya mensarafi otot atau articulatio apa.
2. Plexus sacralis, merupakan anyaman serabut – serabut saraf yang dibentuk oleh
rami primarii anteriores nn.lumbales IV – V dan nn.sacrales I – IV.
Cabang – cabangnya sebagai berikut :
• N.gluteus superior
66
• N.gluteus inferior
• N.cutaneus femoris posterior
• N.ischiadicus, bercabang jadi dua : n.tibialis dan n. Peroneus communis
• N.cutaneus medius inferior
• N.splanchnicus pelvini
• N.pudendus
Pelajari serabut saraf yang menyusun nervi tersebut, komponen sensorik dan
motoriknya mensarafi otot atau articulatio apa.

Gambar 2.10 Vascularisasi Pada Ekstermitas Inferior


c. Lymphatica
Ada 3 nodus lymphaticus yang penting pada extremitas inferior, yaitu :
1. Nnll. inguinalis superficialis
2. Nnll. Inguinalis profundus
3. Nnll. Popliteus
Pelajarilah nnll.ini menerima aliran lymphe darimana dan dialirkan kemana.

67
4. Bangunan – bangunan penting
Pelajarilah bangunan – bangunan dan istilah di bawah ini:
- Foramen ischiadicum majus, Foramen ischiadicum minus
- Canalis obturatorius, Trigonum femorale
- Fossa ovalis atau hiatus saphenus
- Fossa iliopectinea, Canalis adductorius
- Fossa poplitea
- Lacuna vasorum et lacuna musculorum
- Annulus femoralis, Pes anserina
- Tendo achiles (tendo calcaneus)
- Kompartemen regio cruris : anterior, lateral, posterior pars profunda, posterior
pars superficialis
- Chiasma crurale
- Chiasma plantaris
- Eminentia plantaris medialis
- Eminentia plantaris lateralis
- Linea amputationes chopart
- Linea amputationes lisfranc
- Canalis tarsi
- Genu valgum dan genu varum
- Talipes atau pes
- Drop foot

68
PRAKTIKUM ANATOMI
OSTEOLOGI
Tim Instruktur Praktikum

Pelajarilah kata–kata latin yang menyatakan arah dan tempat dengan rangka lengkap:
- Ventralis - Paramedianus - Externus
- Dorsalis - Transversalis - Internus
- Cranialis - Longitudinalis - Superficialis
- Caudalis - Frontalis - Profundus
- Proksimalis - Sagitalis - Ulnaris
- Distalis - Anterior - Radialis
- Medialis - Posterior - Volaris
- Lateralis - Superius - Palmaris
- Medianus - Inferius - Plantaris
Pelajarilah susunan tulang panjang :
- Ambillah suatu tulang panjang : humerus atau femur
- Pelajarilah : diaphysis, epiphysis, caput, collum, foramen nutricium, periosteum,
cartilago
artikularis.

3. Ekstremitas Superior
f. Scapula
Perhatikanlah :
- Bentuknya
- Tepi – tepinya
- Sudut – sudutnya
- Taju – tajunya
- Lengkung sendi
Carilah margo superior, margo vertebralis, dan margo axilaris :
- Angulus medialis, angulus lateralis, angulus inferior
- Cavitas glenoidalis
- Collum scapulae
- Spina scapulae, trigonum spina scapulae
- Acromion
- Fossa supraspinata, Fossa infraspinata
- Processus coracoideus, Incisura scapulae, Fossa subscapularis
- Tuberositas supraglenoidalis
- Facies articularis clavicularis
69
- Facies articularis acromii
g. Clavicula
Perhatikan :
Bentuknya, ujung medialis, ujung lateralis.
Carilah :
Tuberositas costalis, tuberositas coracoideus, sulcus subclavius.
Pelajarilah letak clavicula terhadap scapula dan sternum.
h. Humerus
Perhatikan letaknya humerus pada sceleton.
Carilah :
- Caput humeri - Collum anatomicum
- Collum chirurgicum - Tuberculum majus
- Tuberculum minus - Sulcus intertubercularis
- Crista tuberculi majoris - Crista tuberculi minoris
- Tuberositas deltoidea - Sulcus spiralis
- Sulcus nervi radialis - Epicondylus medialis
- Epicondylus lateralis - Sulcus nervi ulnaris
- Trochlea humeri - Capitulum humeri
- Fossa coronoidea - Fossa radialis
- Fossa olecrani
i. Radius dan Ulna
Perhatikan hubungan antara radius, ulna dan humerus.
Carilah bagian – bagian radius :
- Capitulum radii - Fovea capituli
- Circumferentia articularis - Collum radii
- Tuberositas radii - Crista interossea
- Processus styloideus - Incisura ulnaris
- Capitulum ulnae - Olecranon
Carilah bagian – bagian ulna :
- Incisura semilunaris
- Processus coronoideus
- Tuberositas ulnae
- Incisura radialis
- Crista interossea
- Processus styloideus
Perhatikan bahwa dataran dorsalis ujung distalis radius mempunyai alur – alur
untuk urat – urat yang menuju ke tangan.
j. Tulang – tulang tangan
Cari : ossa carpalis, ossa metacarpalis, phalanges.

70
Pelajarilah tulang – tulang pangkal tangan : ossa carpalis.
Berapakah jumlahnya?
Kenalilah :
- Os. Naviculare - Os. Lunatum
- Os. Triquetrum - Os. Pisiforme
- Os. Multangulum majus - Os. Multangulum minus
- Os. Capitatum - Os. Hamatum
Pahamkan hubungan antara tulang – tulang itu.
Cari beberapa tonjolan yang penting :
- Tuberculum ossis navicularis
- mTuberculum ossis multanguli majoris
- Hamulus ossis hamati
Apakah yang disebut sulcus carpi?
Pelajari bentuk dan bagian – bagian os. metacarpale :
- Basis ossis metacarpalium
- Diaphysis ossis metacarpalium
- Capitulum ossis metacrpalium
Perhatikan bentuk basis ossis metacarpalium I.
Apa bedanya dengan ossa metacarpalis lainnya?
Pelajarilah phalanges.
Berapakah jumlahnya?
Carilah processus unguicularis.
Ambillah kedelapan ossa carpalis dan letakkan dalam susunan yang sebenarnya.
Ambil tulang :
- Clavicula, Scapula, Humerus
- Ulna, Radius
- Dan tentukan apakah tulang – tulang ini bagian kanan atau kiri.

4. Ekstremitas Inferior
i. Os. Coxae
Pelajari hubungan os.coxae dengan os.sacrum dan hubungan os.coxae kanan
dengan os.coxae kiri.
Perhatikan bahwa os.coxae itu terdiri atas 3 tulang yang melekat menjadi satu
(synostosis).

Bayangkanlah batas – batas antara os.ilium, os.pubis dan os.ischii.


Cari :
- Acetabulum
- Incisura acetabuli
71
- Fossa acetabuli
- Facies lunata acetabuli
Os. Ilium :
- Ala ossis ilium
- Fossa iliaca
- Crista iliaca
- Labium internum cristae iliacae
- Linea intermedia cristae iliacae
- Labium externum cristae iliacae
- Spina iliaca anterior superior
- Spina iliaca posterior superior
- Linea glutea anterior
- Linea glutea posterior
- Linea glutea inferior
- Facies auricularis
Os. Ischium :
- Corpus ossis ischii - Ramus inferior ossis ischii
- Tuber ischiadicum - Spina ischiadica
- Incisura ischiadica major - Incisura ischiadica minor
Os. Pubis :
- Corpus ossis pubis - Ramus superior ossis pubis
- Ramus inferior ossis pubis - Tuberculum pubicum
- Eminentia iliopectinea - Pecten ossis pubis
- Foramen obturatorium - Membrana obturatoria
- Sulcus obturatorius
Ambil tulang panggul dan carilah :
3. Ukuran panggul
4. Pelvis major dan pelvis minor
Perhatikan perbedaan – perbedaan antara tulang panggul seorang lelaki dan
seorang wanita dewasa.
j. Os. Femur
Pelajari : bentuk, panjang dan beratnya.
Cari :
- Caput femoris - Collum femoris
- Fovea capitis - Trochanter minor
- Crista intertrochanterica - Linea intertrochanterica
- Fossa trochanterica - Linea aspera
- Labium mediale lineae asperae - Tuberositas gluteae
- Linea pectinea - Planum popliteum

72
- Condylus medialis - Epicondylus medialis
- Condylus lateralis - Epicondylus lateralis
- Fossa intercondyloidea - Linea intercondyloidea
- Facies patellaris
k. Patella
Cari : facies articularis, apex patellae, basis patellae
l. Tibia
Bagian tibia :
- Condylus medialis
- Condylus lateralis
- Facies articularis superior
- Eminentia intercondyloidea
- Tuberculum intercondyloideum mediale
- Tuberculum intercondyloideum laterale
- Fossa intercondyloidea anterior
- Fossa intercondyloidea posterior
- Margo infraglenoidalis
- Tuberositas tibiae
- Facies articularis fibularis
- Facies medialis tibiae
- Facies lateralis tibiae
- Crista anterior tibiae
- Margo medialis
- Crista interossea
- Linea poplitea
- Malleolus medialis
- Incisura fibularis
- Sulcus malleolaris
m. Fibula
Pelajari letaknya terhadap tibia dan bentuknya.
Bagian – bagiannya :
- Capitulum fibulae - Apex capituli fibulae
- Facies medialis - Facies lateralis
- Facies posterior - Crista anterior
- Crista medialis - Crista lateralis
- Crista interossea - Malleolus lateralis
n. Ossa tarsalis
Ossa tarsalis ada 7 buah : talus, calcaneus, os. naviculare pedis, os. cuboideum, ossa
cuneiforme I, II, dan III.

73
Pelajarilah hubungannya dengan tibia dan fibula.
Talus
Pelajari bentuknya, hubungannya dengan tibia dan fibula serta ossa tarsalis
lainnya.
Cari :
- Corpus tali - Caput tali
- Collum tali - Trochlea tali
- Facies malleolaris medialis - Facies malleolaris lateralis
- Processus lateralis tali - Processus posterior tali
- Tuberculum mediale - Tuberculum laterale
- Sulcus musculi flexoris hallucis longi
- Facies articularis calcanea anterior
- Facies articularis calcanea media
- Facies articularis calcanea porsterior
- Sulcus tali
- Facies articularis navicularis pedis
Calcaneus
Pelajari bentuknya dan hubungannya dengan ossa tarsalis lainnya.
Cari :
- Facies articularis anterior
- Facies articularis media
- Facies articularis posterior
- Sulcus calcanei
- Sustentaculum tali
- Sulcus musculi flexoris hallucis longi
- Tuber calcanei
- Processus medialis tuberis calcanei
- Processus lateralis tuberis calcanei
- Processus trochlearis
- Sulcus musculi peronei longi
- Facies articularis cuboidea
Os. naviculare pedis
Pelajarilah bentuknya dan hubungannya dengan ossa tarsalis sekitarnya.
Cari : tuberositas ossis navicularis

Ossa cuneiformis I, II, III


Pelajari bentuknya dan cari perbedaan antara ketiga tulag kecil itu.
Os. cuboideum

74
Pelajari bentuknya dan hubungannya dengan calcaneus, os. metatarsale IV dan os.
metatarsale V; os. naviculare dan os. cuneiforme III.
Cari : tuberositas ossis cuboidei.
o. Ossa metatarsalis
Serupa dengan ossa metacarpalia.
p. Phalanges
Phalanges kaki relatif lebih kecil daripada phalanges tangan berhubung dengan
perbedaan fungsi tangan dengan kaki.
Ambillah tulang : femur, tibia, dan fibula dan tentukan apakah tulang ini bagian
kanan atau kiri.
Pelajarilah rangka kaki seluruhnya.
Susunlah tulang – tulangnya menurut letak yang sebenarnya.
Perhatikan :
- Lengkung kaki
- Sinus tarsi
- Garis Chopart ( batas talus, calcaneus dengan ossa tarsalia lainnya)
- Garis Lisfranc (batas ossa tarsalia dengan ossa metatarsalia)

75
PRAKTIKUM ANATOMI
MYOLOGI ET TOPOGRAFI
EKSTREMITAS SUPERIOR ET INFERIOR
Tim Instruktur Praktikum

Mengenal sebagian “surface anatomy” untuk orientasi :


- Processus spinosus vertebrae cervicalis VII
- Margo vertebralis scapulae
- Angulus inferior scapulae
- Spina scapulae
- Processus coracoideus
- Clavicula
- Acromion
- Sternum
- Epicondylus medialis humeri
- Epicondylus lateralis humeri
- Olecranon
- Processus styloideus radii
- Processus styloideus ulnae
- Fossa supraclavicularis minor
- Fossa supraclavicularis major
- Fossa suprasternalis
- Fossa axillaris
- Fossa cubiti
- Sulcus bicipitalis medialis
- Sulcus bicipitalis lateralis
- Tabatiere anatomicum
- Thenar
- Hypothenar

Tunjukkan regio berikut :


- Regio brachii : daerah lengan atas
- Regio antebrachii : daerah lengan bawah
- Regio cubiti : daerah siku depan
- Regio olecrani : daerah siku belakang
- Regio volaris manus : daerah telapak tangan
- Regio dorsalis manus : daerah punggung tangan
76
- Regio deltoidea : daerah bahu
- Regio axillaris : daerah ketiak
- Regio pectoralis : daerah dada
- Regio scapularis : daerah scapula
- Regio interscapularis : daerah antar scapula
- Regio mediana dorsi : daerah tulang belakang
- Regio nuchae : daerah tengkuk

Lapisan – lapisan kulit yang kita temui dari luar ke dalam:


- Cutis
- Subcutis
- Fascia
- Otot

C. Ekstremitas Superior
4. Regio Pectoralis
Otot yang berinsertio pada humerus :
- m.Pectoralis major
Otot yang berinsertio pada gelang bahu :
- m.Subclavius
- m.Pectoralis minor
- m.Serratus anterior
Perhatikan trigonum deltoideopectorale dari Mohrenheim yang dibatasi oleh :
- m.DeltoideusL
- m.Pectoralis major
- clavicula
Regio Dorsum (Punggung)
Otot – otot yang berinsertio pada gelang bahu :
- m.Trapezius
- m.Rhomboideus major
- m.Rhomboideus minor
- m.Levator scapulae
Otot yang berinsertio pada humerus :
- m.Latissimus dorsi
Dua otot kecil yang terletak antara otot punggung yang superficial dan
profundal :
- m.Serratus posterior superior
- m.Serratur posterior inferior
Pelajari batas – batas dan dasar trigonum lumbale (petit).

77
Regio deltoidea
Mempunyai perlekatan pada humerus dan cingulum membri superioris.
Kebanyakan berorigo pada scapula kecuali m.Deltoideus yang juga berorigo
pada clavicula.
- m.Deltoideus
- m.Supraspinatus
- m.Infraspinatus
- m.Teres major
- m.Teres minor
- m.Subscapularis
Pelajari trigonum auscultatoir yang dibatasi oleh :
- m.Trapezius
- m.Latissimus dorsi
- margo vertebralis scapulae
dasarnya : m.Rhomboideus major
Carilah : fissura axillaris medialis dan fissura axillaris lateralis.
Carilah tempat dimana : septum intermusculare brachii laterale dan septum
intermusculare brachii mediale.
Pelajari : lacertus fibrosus (aponeurosis m.Bicipitalis brachii)
Nervi
Syaraf utama yang memberi innervasi extremitas superior berasal dari plexus
brachialis. Plexus brachialis adalah anyaman serabut saraf yang dibentuk oleh
rami primarii anteriores nervi cervicales V – VIII dan thoracalis I. Tetapi kadang
juga dibentuk mulai dari n.cervicalis IV – n. thoracalis II. Plexus brachialis ini
terletak dalam satu bungkus dengan a/v.axillaris dan pada tepi bawah lateral
dari m.pectoralis minor, plexus ini memberi cabang terminal.
Banyak variasi dari susunan serabut – serabut yang membentuk plexus tersebut,
tetapi yang paling banyak didapat adalah :
- rami primarii anteriores dari nn.cervicales V – VI bersatu untuk membentuk
truncus superius.
- ramus primarius n.cervicalis VII tetap tunggal untuk nantinya membentuk
truncus medius.
- rami primarii anteriores dari n.cervicalis VIII dan n.thoracalis I bersatu
membentuk truncus inferius.
Tiap truncus kemudian akan terbagi ke dalam pars anterior dan posterior yang
masing – masing akan menuju ke bagian depan dan belakang dari extremitas
superior.
- Pars anterior dari truncus superius dan medius bersatu membentuk fasciculus
lateralis.

78
- Pars anterior truncus inferius tetap tunggal untuk nantinya membentuk
fasciculus medialis.
- Pars anterior dari ketiga truncus tersebut bersatu membentuk fasciculus
posterior.
Ketiga fasciculi tersebut sebagian besar terdapat di belakang dari a.axillaris
untuk kemudian berada di bawahnya kemudian menempatkan diri di setiap sisi
dari a.axillaris sesuai dengan namanya.
Cabang – cabang dari plexus brachialis antara lain :
d. Cabang dari rami ventralis
- n. dorsalis scapulae
saraf ini menginnervasi mm.rhomboidei, saraf ini berasal dari n. cervicalis
V kemudian membentuk m.scalenus medius dan berjalan di bawah
m.levator scapulae untuk nantinya masuk di bagian bawah dari
mm.rhomboidei.
- n. thoracalis longus
saraf ini berasal dari nn.cervicales VI –VII dan menginnervasi m.serratus
anterior.
- rami muscularis
saraf ini menginnervasi mm.scaleni dan m.longus colli.
e. Cabang dari truncus
- rami muscularis
serabut – serabut yang berasal dari truncus superius ini akan menuju ke
m.subclavius.
- n.suprascapularis
nervus ini berasal dari truncus superius, terutama dari nn. Cervicales V –
VI. Saraf ini menginnervasi m.supraspinatus, m.infraspinatus, articulatio
acromioclavicularis dan articulatio humeri.
- n.pectoralis lateralis
saraf ini berasal dari truncus superius dan bersama n.pectoralis medialis
akan menginnervasi m.pectoralis major dan m.pectoralis minor.
- n.pectoralis medialis
saraf ini berasal dari truncus inferius.
f. Cabang dari fasciculus
Cabang dari fasciculus antara lain:
d. Fasciculus lateralis : n. pectoralis lateralis, n.musculocutaneus, n.
medianus (caput lateral)
e. Fasciculus posterior : n. subscapularis superior, n. subscapularis inferior,n.
thoracodorsalis, n.radialis, n. axillaris, rami articulares.

79
f. Fasciculus medialis : n. pectoralis medialis, n.cutaneus brachii medialis,
n.cutaneus antebrachii medialis, n.ulnaris, n. medianus (caput medial).

Dari semua cabang plecus brachialis tersebut yang penting adalah :


f. n.medianus
g. n.ulnaris
h. n.radialis
i. n.axillaris
j. n.musculocutaneus
Pelajarilah bagaimana nervus – nervus ini berjalan dan bangunan apa saja yang
diinnervasi.
Vasa darah
Vasa darah yang terdapat di sini antara lain :
- a. Axillaris
Vasa darah ini merupakan kelanjutan ke arah caudal dari a. Subclavia pada
saat vasa darah tersebut masuk ke dalam fossa axillaris A. Subclavia dextra
dipercabangkan oleh truncus brachiocephalicus atau a. Anonyma, sedangkan
a. Subclavia sinistra langsung dipercabangkan oleh arcus aorta.
Setinggi fossa axillaris, vasa darah ini akan disilangi oleh m.pectoralis minor
sehingga vasa darah tersebut terbagi ke dalam tiga bagian yang masing –
masing terdapat di sebelah atas, bawah, dan di belakangnya. Setelah vasa
darah tersebut melewati dasar dari fossa axillaris, vasa darah ini melanjutkan
diri sebagai a.brachialis.
Cabang – cabang dari a.axillaris antara lain :
a. a.thoracalis superior
b. a.thoracalis lateralis
c. a.thoracoacromialis
d. a.subscapularis
e. a.circumflexa humeri anterior
f. a.circumflexa humeri posterior
Pelajari arteri – arteri ini dipercabangkan dan bangunan apa yang
didarahinya.
- v. Axillaris
Vena ini mulai dari tepi bawah m.teres major, di daerah ini v.basilica akan
bermuara ke v.brachialis, kemudian akan melanjutkan diri ke v.axillaris. Vena
ini mendapat darah dari vena – vena yang bernama sama dengan cabang –
cabang a.axillaris, juga mendapat darah dari v.cephalica.
Kemudian vena ini meninggalkan fossa axillaris dan berlanjut sebagai
v.subclavia. Bersama v.jugularis interna, v.subclavia akan membentuk

80
v.anonyma (v.brachiocephalica). V.anonyma dexter dan sinister bermuara ke
v.cava superior dan akhirnya darah yang dibawanya tertampung di atrium
dextrum.
Articulationes
Articulatio yang terdapat di daerah bahu antara lain :
d. articulatio sternoclavicularis
e. articulatio acromioclavicularis
f. articulatio humeri
Pelajari bagian – bagian tulang yang membentuk articulatio tersebut,
ligamentum penguatnya, tipe gerakan dan innervasinya. Serta otot – otot apa
yang ikut berperan untuk gerakan tersebut.
5. Regio Brachium
Otot – otot ventral atau flexor lengan atas:
4. m.Biceps Brachii
5. m.Coracobrachialis
6. m.Brachialis
Perhatikan tendo capitis longi m.Bicipitis yang berjalan di antara ke2 tuberculi
humeri, dalam vagina mucosa intertubercularis.
Pelajari fossa axillaris : bentuk, batas, dan dasar.
Otot dorsal lengan atas :
m.Triceps brachii
Nervi
5. Nervus musculocutaneus
Nervus ini dipercabangkan oleh fasciculus lateralis plexus brachialis. Dalam
keadaan tertentu nervus ini berhubungan dengan nervus medianus atau
bahkan merupakan cabang daripada nervus medianus. Nervus ini berjalan
melalui fossa axillaris kemudian menembus m.coracobrachialis.
Nervus ini berjalan descenden di antara m.biceps dan m.brachialis,
menginnervasi :
- M.biceps brachii
- M.coracobrachialis
- M.brachialis
- Articulatio cubiti
Carilah cabang akhir nervus ini dan mensarafi apa.
6. Nervus medianus
Nervus ini dibentuk di sisi lateral dari n.axillaris sebagai persatuan dari
cabang – cabang fasciculus lateralis et medialis plexus brachialis.
Pelajari perjalanan saraf ini dan bangunan – bangunan apa saja yang
diinnervasinya.

81
7. Nervus ulnaris
Pelajari perjalanan nervus ini dan cabang – cabangnya, serta bangunan-
bangunan yang disarafi.
8. Nervus radialis
Nervus ini dipercabangkan oleh fasciculus posterior plexus brachialis,
berjalan di belakagn dari a.axillaris. Pelajari cabang – cabang dari saraf ini
dan mensarafi bangunan apa.
Vasa Darah
3. A.brachialis
Vasa darah ini merupakan lanjutan ke caudal dari a.axillaris mulai dari tepi
bawah m.teres major. Vasa darah ini kemudian berjalan dalam suatu sulcus
yang dikenal sebagai sulcus biciptalis medialis yang terdapat di depan dari
septum intermusculare mediale.
DI dalam sulcus ini n.medianus terdapat di sebelah lateralnya, n.radialis di
sebelah posterior, n.ulnaris dan n.cutaneus antebrachii medialis di sebelah
medialnya.
Setinggi articulatio cubiti a.brachialis akan terpecah menjadi dua sebagai
cabang terminal menjadi a.radialis dan a.ulnaris.
Cabang – cabang :
d. A.profunda brachii
e. A.collateralis ulnaris superior
f. A.collateralis ulnaris inferior
Pelajarilah arteri – arteri ini, cabang- cabangnya dan daerah yang didarahi.
4. Vena brachialis
Vena ini dimulai dari fossa cubiti, sebagai persatuan antara v,radialis dan
v.ulnaris. V.brachialis ini berjalan bersama – sama dengan a.brachialis di
dalam sulcus bicipitalis medialis.
Ke dalam vena ini akan menerima darah dari seluruh cabang vena di regio
brachium, juga menerima muara dari v.basilica. Muara v.basilica ini
umumnya terletak di pertengahan dari regio brachialis akan menjadi
v.axillaris
Pelajari Fossa cubiti : batas – batas, isi.
Pelajari articulatio yang terdapat setinggi cubiti : pembentuknya, tipe
gerakan, ligamentum penguat, innervasi, dan gerakannya termasuk otot –
otot yang terlibat dalam gerak tersebut.

6. Regio Antebrachium
Otot – otot ventral lengan bawah, lapisan superficial:

82
Otot – otot ini mempunyai sebuah caput commune yang berorigo pada
epicondylus medialis humeri.
1. m.Pronator teres
2. Flexor carpi radialis
3. m.Palmaris longus
4. m.Flexor carpi ulnaris
5. m.Flexor digitorum sublimis
Pelajari otot – otot tersebut diatas .
Tunjukkan fossa cubiti : bentuk, batas, dan dasar.
Tunjukkan dan pelajari otot di bawah ini dengan menyisihkan otot – otot
superficial
Otot ventral lengan bawah, lapisan profunda :
4. m.Flexor digitorum profundus
5. m.Flexor pollicis longus
6. m.Pronator quadratus, dapat ditemui di bagian bawah ventral lengan
bawah. Serabutnya mengarah transversal dari radius ke ulna.
Otot – otot radial lengan bawah, lapisan superficial :
4. m.Brachioradialis
5. m.Extensor carpi radialis longus
6. m.Extensor carpi radialis bervis
Otot radial lengan bawah, lapisan profundal :
- m.Supinator
Otot dorsal lengan bawah :
Tunjukkan dan pelajari otot lapisan superficial :
5. m.Anconeus
6. m.Extensor carpi ulnaris
(perhatikan letak otot – otot ini terhadap margo dorsalis ulnae)
7. m.Extensor digitorum communis
8. m.Extensor digiti V proprius
Pelajari dan tunjukkan otot yang lebih dalam dengan menyisihkan otot yg
superficial.
Otot – otot lapisan profunda :
6. m.Supinator
7. m.Abductor pollicis longus
8. m.Extensor pollicis brevis
9. m.Extensor pollicis longus
10. m.Extensor indicis proprius
Nervi
Nervi yang terdapat di regio antebrachium adalah :

83
4. N.medianus
5. M.ulnaris
6. N.radialis
Pelajari nervi – nervi ini dan cabang – cabangnya.
Vasa darah
6. A.radialis
Cabangnya : a.recurrents radialis, rr.musculares, r.palmaris superficialis,
r.carpi palmaris.
7. A.ulnaris
8. Cabangnya : a.interossea communis, r.carpi palmaris, r.carpi dorsalis
9. V.radialis
10. V.ulnaris
Pelajarilah vasa darah ini dan cabang- cabangnya.
Regio Manus
Tunjukkan di bawah kulit :
- Fascia dorsalis manus
- Aponeurosis palmaris
- Fasciculus transversi
- m.Palmaris brevis
- Lig. carpi volare
- Lig. carpi dorsale (retinaculum extensorum)
Tunjukkan di bawah aponeurosis palmaris (pada bagian proximal voler
tangan) :
Lig. carpi transversum (retinaculum flexorum)
Lihat :
1. Vaginae fibrosae digitorum manus : pars annularis dan pars cruciformis.
2. Vaginae synoviale digitorum manus.
Otot – otot thenar :
4. m.Abductor pollicis brevis
5. m.Opponens pollicis
6. m.Flexor pollicis brevis
Otot – otot hypothenar :
5. m.Palmaris brevis
6. m.Abductor digiti quinti
7. m.Flexor digiti V. Brevis
8. m.Opponens digiti V.

Otot – otot profundal :


5. m.Abductor pollicis

84
6. mm.Lumbrisales
7. mm.Interossei palmares
8. mm.Interossei dorsales
Nervi
Nervi yang terdapat pada pada regio manus merupakan kelanjutan dari nervi
yang terdapat di regio antebrachium : n.medianus, n. ulnaris, n.radialis.
Pelajarilah jalan nervi ini di regio manus.
Vasa darah
4. A.radialis, cabang – cabangnya di regio manus : r.palmaris
superficialis,r.carpi palmaris, r.carpi dorsalis, aa. Digitales dorsalis,
ss.policis principes, a.indicis radialis.
5. A.ulnaris, cabang –cabangnya : r.carpi palmaris, r.carpi dorsalis, r.palmaris
profundus. Pelajari cabang- cabang arteri ini dan anastomose yang
terbentuk.
6. Venae
Darah venous dari regio manus berjalan melaluli dua alur yaitu venae
superificialis dan venae profunda. Venae profunda berjalan bersama seluruh
pembuluh darah arterielnya, hanya saja arahnya berlawanan.
Articulationes
Articulatio yang terdapat pada regio manus :
7. Articulatio radioulnaris distalis
8. Articulatio radiocarpalis
9. Articulationes intercarpales
10. Articulationes carpometacarpales
11. Articulationes metacarpophalanges
12. Articulationes interphalanges
Pelajari pembentuknya, ligamentum penguatnya, tipe sendinya, gerakannya
dan otot yang terlibat dalam gerakan tersebut.

D. Ekstremitas Inferior
5. Articulationes et Ligamenta
Articulatio yang terdapat pada ekstremitas inferior terdiri dari :
p. Articulatio coxae
Pelajari tulang – tulang pembentuknya.
Ligamentum :
6. Iliofemorale
7. Pubofemorale
8. Ischiofemorale
9. Transversum acetabuli
10. Capitis femoris
85
Pelajari gerakan articulatio ini dan otot – otot yang terlibat.
q. Articulatio sacroiliaca
Pelajari tulang yang membentuknya.
Ligamentum yang terdapat pada articulatio ini antara lain :
6. Lig.sacroiliacum anterius
7. Lig.sacroiliacum posterior longum
8. Lig.sacroiliacum posterior breve
9. Lig.sacroiliacum interosseum
10. Lig.iliolumbale
r. Symphisis ossium pubis
Pelajari tipe sendinya dan ligamentum yang memperkuatnya.
s. Articulatio genu
Pelajari tipe sendinya dan ligamentum apa saja yang memperkuatnya.
Gerakan dari articulatio ini dan otot yang terlibat.
t. Articulatio tibiofibularis proximalis
u. Syndesmosis tibiofibularis
v. Articulatio talocruralis
w. Articulatio talocruralis
x. Articulatio tarsitransversa
y. Articulatio cuneonavicularis
z. Articulatiocuneiforme et articulatio cuneocuboidea
aa. Articulatio tarsometatarsale
bb. Articulationes intermetatarsales
cc. Articulationes metatarsophalangeales
dd. Articulationes interphalangeales

Pelajari tulang pembentuknya, tipe sendi dan ligamentum yang memperkuat.

6. Musculi et Fascia
Pelajarilah :
- Fascia lata
- Lig. inguinale
- Margo falciforme dengan cornu superius dan cornu inferius
- Fossa ovalis dengan fascia cribriformis
- Tractus iliiotibialis

Pelajarilah septum intermusculare laterale.


Tunjukkan dan Pelajari Trigonum Femorale Scarpae :
Batas :

86
- Lig. inguinale
- Sisi laterale m.Abductor longus
- Sisi mediale m.Sartorius
Dasar :
- m. Pectineus
- m. Adductor longus
- m. Iliopsoas
- m. Vastus medialis
Ditutupi oleh fascia lata.
Pelajari fossa iliopectinea, dengan batas :
- lig. inguinale
- m. Pectineus
- m. Iliopsoas

e. Otot – otot pangkal paha


Bagian dalam (depan) :
- m. Iliopsoas yang terdiri atas :
1. m. psoas major
2. m. psoas minor
3. m. Iliacus
Bagian luar (belakang) :
11. m. gluteus maximus
12. m. gluteus medius
13. m. gluteus minimus
14. m. piriformis
15. m. obturator internus
16. m. gemellus superior
17. m. gemellus inferior
18. m. quadratus femoris
19. m. obturator externus
20. m. tensor fascia latae
Tunjukkan :
9. Trochanter major
10. Tuber ischiadicum
11. Lig. sacrotuberosum
12. Lig. sacrospinosum
13. Foramen ischiadicum major
14. Foramen ischiadicum minor
15. Foramen suprapiriforme

87
16. Foramen infrapiriforme
Sebut batas – batas foramen ischiadicum major dan minor dan masing –
masing dilalui apa.

f. Otot – otot tungkai atas (paha)


Otot – otot ventral (otot – otot flexor) :
7. m. Sartorius
8. m. Quadriceps femoris
9. m. Rectus femoris
10. m. Vastus medialis
11. m. Vastus lateralis
12. m. Vastus intermedius
Otot – otot medial :
7. m. Pectineus
8. m. Abductor longus
9. m. Gracilis
10. m. Abductor brevis
11. m. Abductor magnus (NB : di antara bagian yang melekat pada linea
aspera dan bagian yang melekat pada condylus femoris terdapat suatu
celah : hiatus adductorius)
12. m. Abductor minimus

Pelajarilah canalis adductorius Hunteri yang menghubungkan fossa


iliopectinea (trigonum Pectorale) dengan fossa poplitea. Bagian mana yang
disebut : pars membranacea dan pars muscularis.Sebut batas – batasnya.

Pelajari gambar yang menunjukkan : lacuna musculorum dan lacuna


vasorum.
Otot – otot dorsal paha (otot – otot ekstensor) :
4. m. Semitendineus
5. m. Semimembranosus
6. m. Biceps femoris

Tunjukkan lagi dari aspek dorsal ini :


5. m. Gracilis
6. m. Adductor magnus

88
7. Tendo m. Sartorius
8. m. Adductor minimus (sebelah caudal m. Quadratus)

g. Otot – otot tungkai bawah


Otot – otot ventral :
5. m. Tibialis anterior
6. m. Extensor digitorum longus
7. m. Peroneus tertius
8. m. Extensor hallucis longus
Otot – otot lateral :
3. m. Peroneus longus
4. m. Peroneus brevis
Pelajari fascia cruris ventralis dan fascia pedis dorsalis.
Tunjukkan :
10. Patella
11. Lig. patellae
12. Crista anterior tibiae
13. Capitulum fibulae
14. Pes anserinus
15. Lig. Transversum cruris (retinaculum mm. Extensorum superius)
16. Lig. Cruciatum cruris (retinaculum mm. Extensorum inferius)
17. Retinaculum mm. Peroneum (fibularis) inferius
18. Retinaculum mm. Peroneum (fibularis) superior
Tunjukkan septum intermusculare anterius cruris dan septum
intermusculare posterius cruris.
Otot – otot dorsal :
3. Lapisan superficial
- m. Gastrocnemius
- m. Soleus
- m. Plantaris
(ketiganya disebut m. Triceps surae)
4. Lapisan profundal
- m. Popliteus
- m. Flexor digitorum longus
- m. Flexor hallucis longus
- m. Tibialis posterior

Tunjukkan retinaculum flexorum (lig. laciniatum).


Tunjukkan fascia cruris dan fascia poplitea, untuk mempelajari :

89
4. m. Plantaris
5. m. Gastrocnemius
6. m. Soleus
Caput mediale m. Gastrocnemius harus disingkap untuk melihat otot di
sebelah profundalnya : m. Popliteus.
Sebutkan untuk fossa poplitea :
- bentuk
- batas
- dasar
- tutup
Mempunyai hubungan dengan canalis adductorius melalui hiatus
tendineus.

h. Otot – otot kaki


Otot – otot bagian dorsal :
- m. Extensor hallucis brevis
- m. Extensor digitorum brevis
Otot – otot bagian plantar :
Pada sisi medial
- m. Abductor hallucis
- m. Flexor hallucis brevis
- m. Adductor hallucis
Pada sisi lateral
- m. Abductor digiti quinti
- m. Flexor digiti quinti brevis
- m. Opponens digiti quinti
Otot – otot di tengah :
- m. Flexor digitorum brevis
- m. Quadratus plantae
- m. Lumbricales
- mm. Interossei plantares dan mm. Interossei dorsales.

7. Systema Vascularisasi, Nervosum et Lymphaticum


a. Vascularisasi
Arteri pada esktremitas inferior :
1. Regio glutealis divaskularisasi oleh a.glutea superior (melewati foramen
suprapiriforme) dan a.glutea inferior (melalui foramen infrapiriforme)
cabang a.hypogastrica/iliaca interna.

90
2. A.femoralis keluar dari cavum abdominiale melalui lacuna vasorum di
sebelah lateral dari v.femoralis. Arteri tersebut pergi ke distal melalui fossa
iliopectinea untuk masuk ke dalam canalis adductorius dan
meninggalkannya melalui hiatus adductorius. A.genu suprema
dipercabangkan oleh a.femoralis di dalam pars membranaceae canalis
adductorius. Cabang terakhirnya adalah r.saphenus.
3. A,circumflexa ilium superficialis cabnag dari a.femoralis yang pergi ke
spina iliaca anterior superior, sedangkan a.pudenda externa pergi ke regio
pudendalis.
4. A.poplitea ialah lanjutan dari a.femoralis setelah melalui hiatus
adductorius.
5. Yang membentuk rete patellae adalah a.genu superior medialis, a.genu
superior lateralis, a.genu inferior medialis, a.genu inferior lateralis
6. M.gastrocnemius divaskularisasi oleh aa.surales.
7. a.tibialis posterior adalah kelanjutan dari a.poplitea.
8. membrana interossea cruris ditembus oleh a.tibialis anterior.
9. Rete malleolare laterale dibentuk oleh a.malleolaris anterior lateralis dan
a.malleolaris posterior lateralis, sedangkan yang membentuk rete
malleolare mediale adalah a.malleolaris anterior medialis dan a.malleolaris
posterior medialis.
10.Rete calcaneum dibentuk oleh r.calcaneus medialis cabang a.tibialis dan
r.calcaneus lateralis lanjutan dari a.fibularis.
11.Arcus plantaris dibentuk oleh a.plantaris medialis dan a.plantaris lateralis.
Kedua arteri ini adalah cabang dari a.tibialis posterior.Arcus plantaris akan
mempercabangkan 5 aa. Metatarsales plantares.

Vena
Point penting untuk vena di ekstremitas inferior :
- Vena – vena berjalan mengikuti arteri.
- V.femoralis bermuara ke v.iliaca externa dan sebelumnya masuk ke
cavum abdominale melalui lacuna vasorum.
- V.saphena magna adalah vena superficial (diluar fascia lata) terbesar di
extremitas inferior dan bermuara ke v.femoralis setelah menembus fascia
cribrosa.Vena ini berjalan mengikuti kembali n.suralis, kemudian
n.cutaneus surae lateralis.

b. Nervorum
Extremitas inferior sebagian besar mendapatkan persarafan dari cabang –
cabang plexus lumbalis dan plexu sacralis.
91
1. Plexus lumbalis, merupakan anyaman serabut – serabut saraf yang
dibentuk oleh rami primarii anteriores n.thoracalis XII dan nn.lumbales I
– IV.
Cabang – cabangnya sebagai berikut :
- N. iliohypogastricus
- N. ilioinguinalis
- N.genitofemoralis
- N.cutaneus femoris lateralis
- N.obturatorius
- N.femoralis
Pelajari serabut saraf yang menyusun nervi tersebut, komponen sensorik
dan motoriknya mensarafi otot atau articulatio apa.
2. Plexus sacralis, merupakan anyaman serabut – serabut saraf yang
dibentuk oleh rami primarii anteriores nn.lumbales IV – V dan nn.sacrales
I – IV.
Cabang – cabangnya sebagai berikut :
- N.gluteus superior
- N.gluteus inferior
- N.cutaneus femoris posterior
- N.ischiadicus, bercabang jadi dua : n.tibialis dan n. Peroneus communis
- N.cutaneus medius inferior
- N.splanchnicus pelvini
- N.pudendus
Pelajari serabut saraf yang menyusun nervi tersebut, komponen sensorik
dan motoriknya mensarafi otot atau articulatio apa.

c. Lymphatica
Ada 3 nodus lymphaticus yang penting pada extremitas inferior, yaitu :
1. Nnll. inguinalis superficialis
2. Nnll. Inguinalis profundus
3. Nnll. Popliteus
Pelajarilah nnll.ini menerima aliran lymphe darimana dan dialirkan kemana.

8. Bangunan – bangunan penting


Pelajarilah bangunan – bangunan dan istilah di bawah ini:
- Foramen ischiadicum majus, Foramen ischiadicum minus
- Canalis obturatorius, Trigonum femorale
- Fossa ovalis atau hiatus saphenus
- Fossa iliopectinea, Canalis adductorius

92
- Fossa poplitea
- Lacuna vasorum et lacuna musculorum
- Annulus femoralis, Pes anserina
- Tendo achiles (tendo calcaneus)

- Kompartemen regio cruris : anterior, lateral, posterior pars profunda, posterior


pars superficialis
- Chiasma crurale
- Chiasma plantaris
- Eminentia plantaris medialis
- Eminentia plantaris lateralis
- Linea amputationes chopart
- Linea amputationes lisfranc
- Canalis tarsi
- Genu valgum dan genu varum
- Talipes atau pes
- Drop foot

93
PRAKTIKUM HISTOLOGI
EPITEL, JARINGAN, dan SARAF
Tim Instruktur Praktikum

1. Epitel Skuamus Simpleks/Epitel Gepeng Selapis


Kode Nama preparat Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat
1. ginjal (Kapsula HE 1. korteks medulla,
Bowman Pars 2. ciri khas dari badan
Parietalis) hasal (pusat degenerasi)
2. arteri/vena 3. sel retikulum
sedang

Epitel gepeng selapis terdiri dari selapis sel gepeng. Dalam tubuh epitel ini
membentuk membran atau selaput, membatasi ruangan atau meliputi bangunan atau
organ. Bentuk inti gepeng, menonjol kepermukaan dan berwarna biru, sitoplasma
berwarna merah, biasanya hanya terlihat sebagai garis yang menghubungkan inti sel
yang satu dengan yang lain disebelahnya.
a. Peritoneum
Pembesaran 100x
Pada penampang melintang usus tampak lapisan–lapisan:
- Mukosa (paling dalam)
- Sub mukosa
- Muskularis
- Serosa (paling luar)
Pada tunika serosa dijumpai adanya peritoneum viseralis yang merupakan lapisan
epitel skuamus simpleks.
Pembesaran 400x
Epitel squamus simpleks tersusun atas sel–sel pipih selapis.
Tampak intinya seperti garis–garis gepeng yang berwarna violet. Kadang-kadang
sel–sel epitel disini tampak bergelombang karena lapisan serosa tersebut melipat–
lipat pada waktu pembuatan preparat.

94
b. Ginjal
Pembesaran 100x
Pada ginjal di daerah korteks terdapat bangunan–bangunan bulat yang disebut
glomerulus. Glomerulus tersebut dibungkus oleh suatu membran yang disebut
Kapsula Bowman, yang terdiri dari 2 bagian, yaitu:
- Pars parietalis (lapisan luar)
- Pars viseralis (lapisan dalam)
Pembesaran 400x
Pada Kapsula Bowman pars parietalis tampak epitel skuamus simpleks dengan
sel–sel pipih yang tersusun selapis dan intinya gepeng berwarna violet.

c. Pembuluh darah/epitel gepeng selapis membatasi lumen pembuluh darah.

2. Epitel Kuboid Simpleks/Epitel Kuboid Selapis

Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:


preparat preparat
1. Tela HE 1. Epitel yang menjadi
Khoroidea batasan lumen duktus
2.Kelenjar sekretorius
Tiroid 2. Tubulus kontortus
3.Saluran distal
keluar 3. Dinding saluran yang
kelenjar terdapat pada ginjal yang
salivarius letaknya di Duktus
4. Ginjal koligens

95
Epitel ini terdiri dari selapis sel kuboid. Sel tampak berderet-deret
membentuk/melapisi ruangan/lumen atau meliputi permukaan organ. Inti sel bulat,
berwarna biru umumnya terletak di tengah. Sitoplasma tampak merah.
a. Tela Khoroidea
Pembesaran 100x
- Tampak rongga ventrikel otak
- Di tengahnya terlihat kelompok sel–sel yang tersusun seperti rantai/kalung
manik
Pembesaran 400x
- Gambaran rantai/kalung tersebut, dibentuk oleh sel kuboid selapis.
- Sel kuboid dengan inti bulat, letaknya di tengah dan warnanya lebih violet.
Sitoplasma berwarna merah jambu. Tampak pada dinding ventrikel dilapisi oleh
sel kuboid selapis. Sel kuboid ini disebut Sel Ependim.
b. Kelenjar Tiroid
Pembesaran 100x
- Tampak kelenjar–kelenjar dalam bentuk folikel–folikel.
- Folikel berisi massa koloid merah.
- Dinding folikel terdiri dari sel–sel kuboid selapis.
- Di luar folikel terdapat pembuluh darah dan jaringan ikat.

Pembesaran 400x
Tampak folikel berisi massa koloid merah jambu. Sel folikel/dinding kelenjar
terdiri dari sel kuboid selapis. Karena berupa kelenjar endokrin, banyak kapiler
dengan eritrosit di jaringan ikat di antara folikel–folikel.

96
3. Epitel Kolumner Simpleks/Epitel Silindris Selapis
Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
1. mukosa HE 1. epitel yang melapisis
intestinum lumen (Brush border)
2. Gaster 2. Epitel yang membatasi
fundus lumen
3. Jejunum 3. epitel pada mikrovili
dan sel goblet
Uraian :
Pembesaran 100x
Tampak lapisan usus pada permukaan dalamnya dengan vili–vili intestinalis, yang
dilapisi sel epitel kolumner simpleks. Sel–sel kolumner ini tampak seperti pagar rapat
berwarna merah jambu.
Pembesaran 400x
Tampak sel pembentuk vili intestinalis berupa sel kolumner dengan warna merah
jambu. Inti sel bentuknya oval (lonjong), letaknya lebih ke arah basal dan warnanya
violet. Batas sel terlihat seperti garis–garis sehingga vili terlihat seperti bulu ayam.
Epitel ini melapisi seluruh traktus digestivus mulai dari kardia sampai dengan
rectum. Mulai dari duodenum, terlihat pada epitel ini adanya sel goblet berupa
“vacuole” bulat inti ke arah basal, di sela–sela sel kolumner tersebut.

97
4. Epitel Skuamus Kompleks Berkeratin/Epitel Gepeng Berlapis dengan Lapisan
Keratin
Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
1. kulit HE 1. epidermis kulit
telapak kaki 2. lapisan keratin
2. Kulit jari
3.kulit tipis

Pembesaran 100x
Tampak epitel terdiri dari 5 lapisan :
- Lapisan paling atas, terlihat jaringan berwarna merah menyala tanpa sel yaitu
stratum korneum (lapisan tanduk). Pada lapisan ini kadang–kadang terlihat
sebagian terlepas yang disebut stratum disjunctum.
- Di bawahnya terdapat stratum lusidum (lapisan jernih). Ini tidak selalu
terlihat.
- Di bawahnya lagi terlihat sel–sel skuamus yang mengandung granula
keratohialin berwarna violet, yaitu stratum granulosum yang disusun oleh 2–
3 lapis sel skuamus.
- Di bawah lapisan granulosum adalah stratum spinosum. Lapisan ini disusun
oleh sel–sel kuboid yang berjarak agar berjauhan, dan sel–sel kuboid tersebut
terlihat mempunyai tonjolan (spina).
- Lapisan yang paling bawah disusun oleh selapis sel kolumner/silindris. Sesuai
dengan bentuk sel tersebut maka disebut stratum silindrikum. Oleh karena
letaknya di basal maka disebut juga stratum basale. Pada lapisan ini didapati
mitosis, untuk mengganti sel–sel di atasnya yang telah mati, sehingga lapisan
ini disebut stratum germinativum.
98
Epitel terdapat pada stratum korneum lapisan epidermis

5. Epitel Skuamus Kompleks Non Keratin/Epitel Gepeng Berlapis Tanpa Lapisan


Keratin
Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
1. Esofagus HE 1. Epitel yang membatasi
2. Vagina Lumen
Pembesaran 100x
Tampak penampang melintang esofagus dengan lapisan–lapisan dindingnya. Pada
permukaan lumennya terlihat lapisan epitel skuamus kompleks tak berkeratin
dengan sel tersusun padat/kompleks, dan lumen tersebut tampak bergelombang
seperti bintang.
Pembesaran 400x
Tampak epitel skuamus kompleks dengan sel skuamus di permukaan yang makin ke
bawah selnya berubah menjadi kuboid. Dan pada lapisan terbawah terdiri dari sel
kuboid/kolumner. Pada epitel ini susunan lapisan sel nya tidak sebagus pada epitel
kulit dan dipermukaannya tidak ada keratin.

99
Preparat vagina Esophagus

6. Epitel Transisional
Kode Nama preparat Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat
1. vesica HE 1. Epitel membatasi lumen
Urinaria
2.ureter
Pembesaran 100x
Epitel ini termasuk golongan epitel berlapis. Bentuk dan susunan sel di sini dapat
berubah–ubah sesuai dengan kondisi ruangan yang dilapisinya. Apabila ruangan
tersebut penuh, maka epitel tersebut tertekan dan selnya berbentuk lebih pipih.
Dan bila kosong, bentuk sel–selnya lebih tinggi.

Pembesaran 400x
Keistimewaan epitel ini adalah disamping bentuknya dapat berubah–ubah, juga
didapatkan adanya sel di permukaan yang berbentuk oval, bentuk ini kadang–
kadang bulat dan besar dengan inti 1 atau 2. Sel ini dapat pula mengadakan
penyesuaian diri dengan isi ruangan yaitu dapat berbentuk pipih, mencembung
atau bulat. Sel ini dinamakan sel payung karena melindungi lapisan di bawahnya
terhadap tekanan. Lapisan yang ada di bawahnya terdiri dari sel kuboid sampai
kolumner 3–5 lapis. Tetapi dalam keadaan tertekan (isi ruangan penuh) dapat
menjadai 1 atau 2 lapis saja.

100
Pembesaran 100x

Epitel
Transisional

Epitel transisional pada ureter

7. Epitel Kolumner Pseudokompleks Bersilia


Kode Nama preparat Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat
1. Trakea: Epitel HE 1. epitel pembatas lumen
kolumner duktus epididimis
pseudokompleks + 2.Epitel pembatas lumen
kinocilia. bronchus
2. Epididimis:
Epitel kolumner
pseudokompleks +
stereocilia.
3.Bronkus : Epitel
kolumner
pseudokompleks +
kinocilia
101
Trakea.
Pembesaran 100x
Tampak epitel yang dibentuk oleh susunan sel–sel seperti pagar yang rapat sekali. Di
bawahnya tampak daerah yang diisi dengan kelenjar–kelenjar dan tulang rawan dari
trakea (tulang rawan hialin).
Pembesaran 400x
Tampak epitel disusun oleh sel–sel kolumner yang tidak semuanya mencapai
permukaan, dengan inti yang tidak sama tinggi, sedangkan semua sel berdiri di atas
membran basalis, sehinga seolah–olah tampak seperti berlapis. Inti bentuknya oval,
berwarna violet sitoplasma warna merah jambu. Di permukaan epitel terlihat barisan
silia yang rapat berwarna pucat/bening. Ditemukan juga sel goblet di antara sel–sel
kolumner dengan warna lebih pucat dan isinya kosong.

Trachea
Pseudostratified columna
epithelium with stereo cilia-
Epididimis

Perbesaran 100 x

102
8. Jaringan Ikat Longgar
Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
Tela HE 1.Fibroblast
subkutanea, 2.Fibrosit sel adipose uni dan
omentum multi vacuolar
2. sel mast
3. sel perisit
Pembesaran 100x
Terlihat pada beberapa daerah kosong atau terang yang hanya dipenuhi oleh tebaran
sel–sel yang banyak berbentuk butir–butir berwarna violet, di beberapa daerah
tampak butir–butir berwarna merah, yang lebih besar, bentuk bulat/oval. Di
beberapa tempat juga terlihat serat–serat memanjang dan kadang–kadang
bergelombang yaitu serat–serat kolagen, juga sering terlihat adanya pembuluh–
pembuluh arteriol. Zat interselulernya berupa cairan agak kental yang tampak jernih,
yang berupa serabut–serabut kolagen dan elastis halus.
Pembesaran 400x
Pada jaringan ini terdapat sel–sel di bawah ini :
a. Sel mast (mastosit)
- Sel besar, bulat/oval
- Sitoplasma mengandung granula besar berwarna merah.
- Inti bulat, kadang-kadang oval yang tidak begitu padat, berwarna ungu.
- Fungsi: produksi histamin dan heparin.
b. Sel plasma
- Sel kecil-kecil yang sering bergerombol, sitoplasma sedikit, warna biru pucat,
kadang-kadang terlihat intinya saja.
- Inti dengan kromatin yang tercat gelap tersusun radier menempel ke dinding
inti, terlihat seperti roda pedati.
- Fungsi: produksi antibodi.
c. Fibroblas
- Sel ini dengan inti bulat panjang atau oval, berwarna violet muda dan kromatin
tersebar seperti debu tercat kurang gelap, sitoplasma sukar terlihat.
d. Fibrosit
- Bentuk aktif/tua dari fibroblast.
- Terlihat hanya inti seperti tanda seru/tongkat kecil padat violet.
e. Sel lemak
- Terlihat soliter/multiple
- Bentuk bulat/oval
- Inti di tepi, terdesak oleh tetesan lemak yang terlilhat kosong/pucat, hanya
terlihat dinding selnya saja sehingga seperti kawat kasa.

103
f. Histiosit/makrofag
Hanya terlihat inti saja berwarna violet dengan bagian tengahnya kosong, sehingga
memberi gambaran seperti cincin, fungsi: fagositosis benda asing. Undifferentiated
mesenchimal cell, eosinofil, sel pigmen sukar ditemukan.

Jaringan ikat longgar


Banyak sel, relatif lebih sedikit zat
Interselluler →
- Fibroblast.
- Sel plasma.
Susunan mikroskopis - Mast sel.
- Sel lemak.
Jaringan ikat longgar - Histiocyt (makrofag).
- Undefented mesenkimal sel.
- Sel eosinofil.
- Sel pigmen .

9. Jaringan Ikat Lemak


Kode Nama preparat Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat
Tela HE Sel adipose multivakuolar
Subkutanea, Sel adipose univakuolar
104
Interskapula
Rhodensia

a.Lemak Multi Vakuoler


Pembesaran 100x
Tampak jaringan seperti kawat kasa halus. Dalam sel kelihatan seperti ada kotoran di
tengah–tengah, ini sebenarnya vakuola–vakuola yang rapat sekali. Inti terletak di
tengah–tengah sel.

Pembesaran 400x
Tampak sel lemak dengan jala-jala di dalamnya, yang kadang-kadang tampaknya
kotor, batas kurang jelas. Ini adalah dinding vakuola yang banyak di dalam sel lemak
tersebut. Inti berada di tengah atau agak ke tengah. Sel ini terdapat pada manusia bila
dalam keadaan kelaparan berat.

b.Lemak Mono Vakuoler


Pembesaran 100x
Tampak jaringan seperti kawat kasa yang lebih besar dan tidak kotor di tengahnya,
sel bulat, dinding sel jelas sekali.

Pembesaran 400x
Bentuk sel bulat, dinding jelas, inti tergeser ke tepi (seperti cincin stempel). Lemak
tampak kosong karena larut waktu pembuatan preparat.

40 X

105
10. Jaringan Ikat Retikuler
Kode Nama preparat Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat
Limfonodi/hepar AgNO3 Serat retikulin
Pembesaran 100x
Kelihatan pada limfonodi, serat-serat berwarna hitam yang bercabang-cabang dari
kapsula sampai mengisi hampir semua ruangan organ. Di antara serat-serat hitam ini,
diisi oleh butir–butir halus dan hitam yaitu limfosit.

Sel reticuler di Limfa

Pembesaran 400x
Tampak serat retikuler hitam, bercabang-cabang ke segala arah. Tampak sel retikuler
di antara serat-serat retikuler. Sel besar, oval/bulat panjang, berwarna hitam, kadang
ada cabang-cabang sitoplasmanya. Dalam preparat biasanya yang tampak hanya
intinya saja. Sel yang paling banyak ditemukan yaitu sel limfosit terutama pada
daerah sentrum germinativum. Pada hepar, serat retikuler ini disebut Oitter Vassem,
dimana serat-serat ini terdapat di sela-sel sel hepar, sedang sel retikuler di sini disebut
sel kupfer.
Fungsi:
- Serat retikuler untuk kerangka/penguat
- Sel retikuler untuk fagositosis/makrofag

106
Sel retikuler di liver

11. Jaringan Ikat Embrional


Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
Embrio HE 1. Perikondrium
2. Kondroblast
3. Sel kondrogenik
kondrosit

Pembesaran 100x
Pada penampang memanjang embrio, terlihat di bagian dorsal kelompok-kelompok
padat yaitu potongan tulang belakang yang masih berbentuk tulang rawan yang
tumbuh. Potongan ini tampak berupa daerah yang bulat, padat dan tampak sel-selnya
tersusun berkelompok. Bulatan-bulatan ini tersusun berderet-deret dari kranial ke
kaudal. Pada daerah di sela-sela tulang rawan (di sebelah luarnya) merupakan daerah
longgar yaitu jaringan “mesenkim”.

Pembesaran 400x
Terlihat kelompok sel tulang rawan muda (kondroblas) seperti suatu bundaran
dengan sel yang besar dan berdekatan. Pada daerah longgar terlihat:
- Sel mesenkim yang berbentuk stelata (bintang)
- Daerah interselulernya kosong karena hilang waktu pembuatan preparat.

107
12. Jaringan Ikat Gelatinosa
Kode Nama preparat Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat
Funikulus HE
Umbilikalis/tali
pusat
Pembesaran 100x
Pada penampang melintang tali pusat, tampak di tengah–tengah 3 buah pembuluh
darah yaitu 2 arteri dan 1 vena. Arteri dindingnya lebih tebal, lumen lebih bulat,
kadang–kadang tak dijumpai eritrosit. Sedang vena lumennya oval/kolaps, dinding
tipis sering dijumpai eritrosit dalam lumennya. Di sebelah luar dari pembuluh darah
tampak daerah yang lebih terang dan bercak–bercak halus berwarna muda yaitu
jaringan ikat gelatinosa.

Pembesaran 400x
Daerah di sebelah luar pembuluh darah, terlihat sel–sel yang masih dalam bentuk tak
teratur, bersegi–segi kadang–kadang berbentuk stelata atau segitiga. Di sekitarnya
terlihat lembaran kolagen yang halus, zat interseluler tak tampak/kosong.
Keseluruhan ini disebut jaringan ikat gelatinosa yang berfungsi untuk isolasi
pembuluh darah umbilikalis, jaringan ini disebut juga Wharton jelly.

108
13. Jaringan Ikat Kolagen
Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
Tendon HE
Pembesaran 100x
Terlihat jaringan merupakan lembaran tipis yang berwarna agak pucat dengan sel–
sel fibroblas yang pipih terjepit di sela–sela lembaran tersebut. Sel ini disebut sel
sayap. Pada penampang melintang terlihat potongan bulat–bulat pucat, yaitu
potongan dari serat–serat kolagen dengan fibroblas/fibrosit di antaranya.

Pembesaran 400x
Tampak lembaran–lembaran sejajar dari serabut kolagen, warna pucat, di sela–
selanya tampak sel sayap (sel tendo). Sel ini pipih karena terjepit oleh lembaran–
lembaran kolagen.

109
14. Jaringan Ikat Elastis
Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
Ligamentum HE Serat elastin fibroblast
Nukae

Pembesaran 100x
Tampak serat–serat yang halus, merah mengkilat dan bergelombang dengan banyak
celah–celah di sekitar serat–seratnya. Celah–celah berisi butir–butir violet, yaitu sel
fibrosit. Pada penampang melintang tampak butir–butir merah mengkilat dengan sel
fibrosit di antaranya.

Pembesaran 400x
Serat bergelombang, bercabang–cabang celah–celah lebih longgar sehingga fibrosit
tak terjepit, sel fibrosit bentuk oval/bulat, kadang stelata. Penampang melintang
tampak serat–serat seperti butir–butir eritrosit yang berwarna merah mengkilat,
padat, yang tersebar seperti potongan sapu lidi.

Elastic fibres

15. Pembentukan Tulang Rawan Embrional


Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
Embrio HE Pulau tangan rawan,
perikondrium,
kondroblast
Pembesaran 100x
Pada penampang memanjang embrio, terlihat di bagian dorsal kelompok–kelompok
padat yaitu potongan tulang belakang yang masih dalam bentuk tulang rawan yang
sedang tumbuh. Kelompok ini tersusun berjajar dari kranial ke kaudal.

110
Pembesaran 400x
Terlihat kelompok sel tulang rawan muda (kondroblas) berkelompok seperti suatu
bundaran, selnya besar berdekatan dengan inti di tengah. Sebelah luar terlihat sel–sel
jaringan mesenkim berbentuk stelata.

Osteoclast Mesenchyme Newly formed


matrix
Osteoblast Osteocyte Bone Matrix

16. Tulang Rawan Hialin


Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
Trachea HE Matriks teritorium, matriks
interteritorium homogeny,
perikondrium, kondroblas,
cell nest

Pembesaran 100x
Tampak tulang rawan hialin dengan substansia interselulernya yang berwarna merah
kebiru–biruan, homogen. Sel–sel kondrosit dan isogen tersebar tak teratur.

Pembesaran 400x

111
Tampak tulang rawan dengan substansia interselulernya merah kebiru–biruan
homogen. Sel–sel kondrosit terlihat dalam lakuna (kapsul). Juga tampak sel
isogen/isogen grup dimana dalam 1 lakuna tampak lebih dari 1 sel kondrosit.
Tampak daerah teritorial matrix, yaitu daerah di sekitar lakuna dimana zat
interselulernya tercat lebih gelap karena mengandung lebih banyak kondroitin sulfat.
Sedangkan matrix di luar teritorial tadi warnanya lebih pucat disebut daerah
interteritorial matrix. Sebelah luar tampak jaringan ikat kolagen yaitu perikondrium
dengan sel–selnya yang pipih yaitu fibroblas dan di bawahnya dimana sel sudah agak
oval yaitu kondroblas yang tersusun berderet–deret sejajar dengan permukaan.

17. Tulang Rawan Elastis


Kode Nama preparat Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat
1 Aurikula / HE
epiglotis

Pembesaran 100x
Tampak kerangka dari aurikula/epiglotis di tengah-tengah yang terdiri dari tulang
rawan elastis.

Pembesaran 400x
- Susunan mikroskopis hampir sama dengan tulang rawan hialin, kecuali serat–serat
elastis yang tampak di sela–sela sel tulang rawan yang tersusun dengan arah yang tak
tentu.
- Sel tulang rawan/kondrosit dalam lakuna.
- Juga tampak sel isogen.
- Terlihat teritorial matrix dan interteritorial matrix.
- Tampak perikondrium dengan sel fibroblas di sebelah luar dan kondroblas di
permukaan dalam.

112
18. Tulang Rawan Fibrosa/Fibrokartilago
Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
1. Diskus HE Matriks teritorium
intervertebralis berserat, deretan
kondrosit mengitari
polposus

Pembesaran 100x
Pada preparat ini diskus intervertebralis berbentuk anulus fibrosus yang di tengah–
tengahnya terdapat nukleus pulposus. Anulus ini terdiri dari tulang rawan fibrosa
yang melingkar.

Pembesaran 400x
Serabut kolagen yang berjalan sejajar dan melingkar berwarna agak pucat. Di antara
serabut–serabut tadi terdapat sel–sel kondrosit yang tersusun berderet–deret ungu.
Bagian yang terbaik dilihat, yaitu di daerah lengkungan tersebut.

113
19. Tulang Pipa/Panjang
Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
Tulang HE
panjang
Preparat gosok
Pembesaran 100x
Pada preparat ini terlihat:
1. Periosteum di bagian luar
2. Endosteum di bagian dalam
3. Sistema Haversi: bangunan yang merupakan lingkaran–lingkaran hitam, tersusun
oleh sel–sel tulang yang konsentris melingkari kanalis Haversi.
4. Kanalis Haversi: lubang di tengah yang dikelilingi oleh lingkaran– lingkaran tadi,
berjalan sejajar sumbu panjang tulang.
5. Lamela:
- Generalis eksterna/sirkumferensialis eksterna: mengelilingi periosteum.
- Generalis interna: mengelilingi endosteum.
- Haversi: mengelilingi kanalis Haversi
- Interstitialis : terletak di antara sitema Haversi.
6. Di sebelah dalam dari tulang terdapat rongga kavum medulare, yang dikelilingi
endosteum.
7. Kanalis Volkman merupakan saluran hitam berjalan melintang sumbu panjang
tulang, menghubungkan antara kanalis Haversi.
Pembesaran 400x
Kanalis Haversi tampak sebagai lumen yang tertutup massa hitam dikelilingi
lakuna–lakuna yang konsentris, dengan kanalikuli–kanalikuli yang bercabang–
cabang saling beranastomose. Kanalis Volkman melintang berwarna hitam.
Pengecatan HE
Pembesaran 100x
Tampak bagian–bagian tulang:
- Periosteum di bagian luar, merupakan daerah padat berwarna merah muda.
- Endosteum di bagian dalam.
- Sistema Haversi yang merupakan bangunan bulat dengan kanalis Haversi di
bagian tengahnya yang merupakan lubang–lubang kosong, kadang–kadang
ada eritrosit di dalamnya.
- Sel–sel osteosit merupakan titik–titik violet yang membentuk saluran yang
menghubungkan kanalis Haversi.

114
Pembesaran 400x
Kanalis Haversi merupakan lumen bulat kosong yang dikelilingi oleh osteosit
dalam lakuna yang tersusun konsentris membentuk lamella Haversi. Kanalikuli
terlihat kabur.

20. Otot Polos


Kode Nama preparat Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat
Intestinum HE
(dinding)
Pembesaran 100x
Terlihat lapisan–lapisan intestinum dari dalam keluar:
a) Lapisan mukosa (epitel kolumner simpleks)
b) Sub mukosa
c) Lapisan muskularis (otot polos)
115
d) Lapisan serosa

Pembesaran 400x
Penampang lintang terlihat serabut–serabut otot berbentuk bulat/polygonal,
sebagian dengan inti di tengah–tengahnya dan sebagian tanpa inti. Juga
penampangnya berbeda–beda, ada yang kecil dan ada yang besar. Ini disebabkan
karena serabut–serabut tersebut terpotong pada tempat yang berbeda-beda. Pada
penampang memanjang terlihat serabut yang tersusun rapat sekali dimana kadang–
kadang sukar menentukan batas masing–masing sel/serabut. Inti terlihat di tengah–
tengah serabut, jumlahnya 1, bentuknya oval dan berwarna lebih violet dari
sitoplasma

21. Otot Seran Lintang


Kode Nama preparat Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat
Otot kerangka HE
(m.interkostalis)
Otot lidah
Pembesaran 100x
Tampak serabut otot merupakan petak–petak atau bidang segi empat, oval kadang–
kadang bulat dengan dibatasi sarkolema seperti selaput tipis. Inti letaknya di tepi,
melekat pada sarkolema dan jumlahnya lebih dari 1. Serabut–serabut otot tersebut
berkumpul membentuk satu berkas yang lebih besar. Inti warnanya violet, serabut–
serabut otot berwarna merah. Juga terlihat Cohnheim falderung (area Cohnheim)
dalam serabut–serabut otot tersebut.

116
Penampang 400x
Penampang lintang:

Terlihat inti di tepi, melekat pada sarkolema, jumlahnya lebih dari 1, warna
violet.Sarkolema tampak seperti selaput tipis. Miofibril terbagi–bagi atas kelompok
yang menggerombol yang disebut Area Cohnheim. Di antara berkas–berkas/bendel–
bendel besar terdapat juga pembuluh darah dan saraf. Kadang–kadang juga terlihat
“muscle spindle”.
Penampang memanjang:
Serabut otot seran lintang tersusun dalam berkas/kelompok. Dapat dilihat inti
letaknya di tepi. Seringkali inti terlihat seolah–olah berada di tengah–tengah, ini
disebabkan inti terletak di dinding depan/belakang serabut otot. Tapi letak inti tetap
di bagian tepi, tepat di bawah sarkolema.

22. Saraf Perifer Penampang Panjang


Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
N. HE
Ischiadicus

Pembesaran 100x
Pada sediaan N. Ischiadicus yang terpotong memanjang terlihat serat–serat saraf yang
terpotong memanjang pula.

117
Pembesaran 400x
Perhatikan:
- Axon
- Kadang–kadang Nodus Ranvier dan palang Ranvier dapat dilihat.
- Sel Schwan dengan intinya.

23. Saraf Perifer Penampang Lintang


Preparat No : 1 – 25
Pewarnaan : HE
Bahan : N. Ischiadicus
Pada sediaan N. Ischiadicus yang terpotong melintang terlihat serat–serat saraf yang
juga terpotong melintang.
Perhatikan:
- Axon
- Selubung myelin
- Sel Schwan dengan intinya
- Endo, peri dan epineurium

24. Sel Saraf Motorik


Kode Nama Pewarnaan Yang harus ditelaah:
preparat preparat
Medulla HE
spinalis
Pembesaran 100x
Di dalam sediaan medulla spinalis ini di dalam kornu anterior terdapat sel–sel saraf
motoris. Perhatikanlah bentuknya (multipoler) dan cobalah bedakan permulaan
118
dendrit dan neurit. Perhatikan substansia grisea, bedakan pengecatannya. Dengan
pembesaran kuat carilah Nissl bodies pada sel motorik (sitoplasma yang terdapat
bercak–bercak kebiruan) yang tersebar tidak merata. Tampak sel besar berbentuk
segitiga atau segi empat.
Perhatikan:
- Inti
- Substansia Nissl
- Axon Hillock

119
120

Anda mungkin juga menyukai