Anda di halaman 1dari 230

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

KETERAMPILAN MEDIK

SEMESTER I

LABORATORIUM KETERAMPILAN MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A.2023-2024
EDITOR:
MEU (Medical Education Unit)

PENYUSUN:
dr. Rosyadi Aziz Rahmat, MPd.Ked
dr. Siska Anggreni Lubis, Sp.KK, M.Pd.Ked
dr. Nondang Purnama Siregar, MSc
dr. Saadatur Rizqillah Pasaribu, M.Biomed
dr. Wan M.Ismail, M.Biomed
dr. Ira Cinta Lestari, MSc
dr. Indra Janis, MKT
dr. Sisca Devy, M.Biomed
dr. Jensen Lautan, M.Kes
dr. Ana Yusria, MSc
dr. Tezar Samekto Darungan, MMedEd
dr. Irmayanti Rangkuti, MSi, M.Biomed
dr. Dewi Pangestuti, M.Biomed
dr. Surya Akbar, MMedEd
KATA PENGANTAR DEKAN

Assalamu’alaikum .wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Saya ucapkan selamat kepada tim penyusun yang berkat kerja keras dengan
petunjuk dan ridha-Nya telah berhasil menyelesaikan Penuntun Praktikum Modul
Keterampilan Komunikasi dan Pembelajaran, Biomedik I, Biomedik II Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara.
Standard Pendidikan Profesi Dokter menuntut dunia pendidikan kedokteran
menghasilkan lulusan dokter dengan Standard Kompetensi Dokter sesuai SK-Mendiknas
No.045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis Kompetensi, sehingga
diharapkan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara akan menghasilkan
lulusan dokter muslim yang berakhlakul karimah dan dokter yang berkompeten.
Konsil Kedokteran Indonesia dengan keputusan No. 21A/KKI/KEP/IX/2006 dan
revisi SKDI no.11 tahun 2012 telah mensahkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012,
sesuai amanah Undang – Undang RI No.29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
Berdasarkan hal tersebut, berpedoman pada Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utarayang disesuaikan dengan visi dan misi
Universitas Islam Sumatera Utara maka tersusunlah Buku Panduan Praktikum Semester I ini
dengan segala ketidaksempurnaannya sehingga tetap terbuka untuk perbaikan di masa depan.
Insya Allah, kita dapat melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi di Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan Dirjen
Dikti RI dengan harapan berjalan sebagaimana mestinya.
Semoga Buku Panduan Praktikum Semester I ini bermanfaat buat kita semua
sehingga tercapai tujuan visi dan misi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
di masa depan. Amin.
Medan, Agustus 2023
Dekan

dr. Indra Janis, MKT

i
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, Tidak diizinkan


mengikuti kegiatan bila terlambat lebih dari 15 menit.
2. Mahasiswa harus mempersiapkan diri mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mempersiapkan diri tidak akan diperbolehkan
mengikuti kegiatan.
4. Mahasiswa diberikan quiz atau pertanyaan sebelum kegiatan praktikum dimulai.
5. Mahasiswa mengisi hasil praktikum yang didapat pada penuntun praktikum dan
meminta tandatangan pada instruktur yang bertugas di buku penuntun pada akhir
kegiatan praktikum.
6. Bila tidak ditandatangani oleh instruktur maka mahasiswa tersebut dianggap tidak
mengikuti kegiatan praktikum.
7. Mahasiswa harus memakai baju lab (putih lengan panjang dengan Lambang
UISU) dan papan nama mulai dari awal kegiatan sampai selesai.
8. Mahasiswa tidak dibenarkan memakai sandal, kaos oblong dan celana jeans
(dianggap tidak hadir pada perpratikuman itu), kuku tangan tidak boleh panjang.
9. Tidak mengaktifkan HP.
10. Kehadiran praktikum adalah 100% (wajib hadir).
11. Setiap mahasiswa harus membawa perlengkapan/ bahan yang sudah diumumkan
sebelum kegiatan.
12. Setiap mahasiswa harus membawa kain lap dan kain planel di setiap kegiatan.
13. Mahasiswa harus menjaga ketertiban selama kegiatan.
14. Peralatan yang rusak / hilang harus dilaporkan dan diganti oleh mahasiswa per
kelompok.
15. Mahasiswa tidak diperkenankan makan, minum atau merokok selama praktikum.
16. Tidak dibenarkan keluar dari ruangan kegiatan tanpa seizin Instruktur.

ii
PENILAIAN PRAKTIKUM

LULUS (L)
1. Telah mengikuti keseluruhan jadwal kegiatan praktikum
2. Lulus praktikum
Tunda
1. Mengikuti seluruh jadwal kegiatan praktikum tetapi tidak mengikuti Ujian
Tengah Semester (UTS) atau Ujian Akhir Semester (UAS)
2. Tidak wajib mengulang proses kegiatan praktikum tetapi hanya mengikuti Ujian
Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) sesuai KRS yang
diambil
Ujian Tengah Semester (UTS) Atau Ujian Akhir Semester (UAS)
1. Hanya boleh diikuti oleh mahasiswa yang telah mengikuti seluruh jadwal kegiatan
praktikum 100% (wajib hadir)
2. Mahasiswa yang memiliki absen < 4 dan telah mengikuti kegiatan remedial absen
praktikum dapat mengikuti ujian.
3. Apabila mahasiswa telah memiliki absen >4 (dengan alasan apapun) maka UTS
dianggap batal dan nilai tersebut batal, mahasiswa tersebut Gagal Praktikum
dan harus mengikuti proses kegiatan praktikum kembali.
4. Mahasiswa yang memiliki absen >4 (dengan alasan apapun) tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan remedial absen praktikum dan ujian UTS dan UAS,
mahasiswa tersebut Gagal Praktikum dan harus mengikuti proses kegiatan
praktikum kembali.
Remedial Ujian Akhir Semester (UAS) Praktikum
1. Mahasiswa yang mendapat nilai B sampai T, mahasiswa yang mengikuti ujian
UAS
2. Mahasiswa sudah mendaftarkan diri untuk mengikuti remedial

Ulangan Proses (Remedial Absen Praktikum)


1. Mahasiswa yang memiliki absen <4 selama 1 semester
2. Mahasiswa yang telah mendaftar pada waktu yang telah ditentukan.

iii
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Tata Tertib Praktikum ............................................................................... ii
Penilaian Praktikum ................................................................................... iii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv

PRAKTIKUM I. Literature Searching........................................................................ 1


PRAKTIKUM II. Critical Appraisal ......................................................................... 13
PRAKTIKUM III. Pengenalan Terminologi Kedokteran ....................................... 39
PRAKTIKUM IV. Pengenalan Sistem Organ .......................................................... 54
PRAKTIKUM V. Osteologi Dasar & Miologi Dasar ............................................. 66
PRAKTIKUM VI. Pengenalan Sel Dan Jaringan Dan Mikroskop ...................... 80
PRAKTIKUM VII. Hubungan Vital Sign Dengan Aktivitas Fisik ..................... 109
PRAKTIKUM VIII. Karbohidrat (Reaksi Benedict & Urine Stick Test) ........... 116
PRAKTIKUM IX. Pewarnaan Dasar (Simple Staining) & Gram (Bakteri
dan Jamur) Pewarnaan Dasar (Simple Staining) ................ 122
PRAKTIKUM X. Pengenalan Struktur & Jenis Cacing ....................................... 130
PRAKTIKUM XI. Patalogi Umum (Gambaran Histopatologi Hiperplasia,
Hipertropi, Metaplasia, Inflamasi Dan Neoplasma) .......... 144
PRAKTIKUM XII. Farmakokinetik Obat .............................................................. 164
PRAKTIKUM XIII. Pengenalan Resep .................................................................. 177
PRAKTIKUM XIV. Pengenalan SPSS (Fitur SPSS)............................................ 193
PRAKTIKUM XV. Pengolahan Data SPSS ........................................................... 202
PRAKTIKUM XVI. Statistik Deskriptif ................................................................. 214

iv
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM I
LITERATURE SEARCHING
dr. Rosyadi Aziz Rahmat,M.Pd.Ked

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan sumber-sumber informasi dan manfaatnya dalam proses critical
thingking dan critical appraisal sesuai dengan literatur.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Melalui praktikum penelusuran referensi e-reources ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi sumber-sumber elektronik (e-resources) di internet.
2. Melakukan penelusuran e-resources pada database yang dikelola pemerintah
menggunakan kata kunci berbahasa kedokteran melalui internet.
3. Memilah referensi yang dapat digunakan sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan.

C. PENDAHULUAN
Perkembangan publikasi penelitian dan artikel ilmiah, baik yang diterbitkan
melalui jurnal maupun buku, semakin banyak yang ditemukan dalam bentuk elektronik.
Adanya publikasi elektronik (e-resources) ini sangat membantu penyebarluasan
informasi dan publikasi. Sebagian publikasi elektronik tersebut dapat diakses
secara online, meski sebagian besar berbayar.
Satu upaya yang telah dilakukan oleh sebagian kalangan ilmiah adalah
membuat basis data (database) jurnal, buku, dan publikasi lain dalam bentuk elektronik.
Mereka telah memilih artikel, jurnal, buku, dan publikasi lain yang akan mereka
masukkan ke dalam databasemereka, lalu mengelompokkannya dalam kriteria tertentu.
Adanya database tersebut sangat membantu akademisi dan peneliti dalam penelusuran
referensi secara lebih cepat.
Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) telah melanggankan tiga paket database langganan akses e-
journal sejak tahun 2018 ditambah satu paket tambahan untuk Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK). Program tersebut merupakan upaya keberlanjutan yang telah
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pada tahun 2009. Paket yang dilanggan oleh pemerintah untuk bidang

Penuntun Praktikum
Semester I 1
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

kesehatan adalah ProQuest Biological Science. Selain melalui Kemenristekdikti,


pemerintah juga melalui Perpusatakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) telah
melanggan banyak paket database, baik dalam maupun luar negeri.

D. MATERI PRAKTIKUM
Website Database
Di samping ProQuest, ada beberapa database lain yang dapat digunakan untuk
bidang kesehatan. Database yang sering diakses antara lain Ebsco, Embase, Medline,
PsycINFO, PubMed, Ovid, Web of Science, ScienceDirect, Scopus, Cochrane Library,
ClinicalKey, Directory of Open Access Journals, Open Science Directory, Free Medical
Journals, OpenMD, Trip Database, dan Google Scholar. Masing-
masing database tersebut dimiliki dan dikelola oleh suatu perusahaan yang terkadang
memiliki lebih dari satu paket database.
Setiap database memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Database tersebut
dapat berbayar secara penuh, ada yang berbayar untuk artikel tertentu, dan ada yang
terbuka sepenuhnya. Database tertentu ada yang memberikan syarat yang lebih berat agar
suatu publikasi dapat terindeks oleh mereka. Oleh sebab itu terkadang kita dapat
menemukan suatu artikel tidak dapat dijumpai pada suatu database, namun dijumpai
pada database lain. Setiap databasememiliki fitur tersendiri, misalnya download as PDF,
cite the article, dan sebagainya.
Penggunaan database sebagai sumber untuk mencari referensi merupakan
langkah praktis dalam memilih referensi. Paling tidak upaya tersebut telah memangkas
usaha seorang akademisi atau peneliti dalam memilih apakah suatu artikel layak
digunakan sebagai referensi. Langkah tersebut lebih praktis daripada mengandalkan
mesin pencari yang bersifat umum secara langsung, seperti Google, Yahoo, Bing, dan
sebagainya.

Website Jurnal
Beberapa jurnal ada yang menerbitkan artikel langsung
melalui website lembaga mereka. Akademisi, peneliti, atau institusi yang berlangganan
dapat langsung mengakses websitejurnal tersebut dan mengunduh artikelnya. Bahkan
sebagian jurnal memberikan akses penuh untuk seluruh artikel yang mereka terbitkan
di website mereka.

Penuntun Praktikum
Semester I 2
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Artikel yang dipublikasi di website jurnal merupakan artikel milik jurnal,


sehingga tidak semua artikel yang ditampilkan di website juga terindeks database. Orang
yang mengakses artikel secara langsung dari jurnal perlu melakukan penelaahan yang
lebih mendasar untuk mengetahui kualitas artikel yang ingin digunakan.

Pencarian Menggunakan Federated Search


Selain akses langsung ke website database, juga terdapat cara akses melalui
pencarian terintegrasi federated search. Ada dua federated search dari pemerintah yang
dapat digunakan yaitu website Perpusnas dan Summon Kemenristekdikti. Pencarian
menggunakan federated search akan membantu untuk mencari ke
berbagai database dalam satu waktu.
Untuk dapat mengakses website Perpusnas memerlukan registrasi anggota.
Registrasi dapat dilakukan secara online dan gratis melalui website tersebut. Untuk
website Summon Kemenristekdikti tidak memerlukan registrasi anggota.

Referensi dari Dalam Negeri


Seluruh database yang telah dibahas di atas merupakan database untuk jurnal
internasional dan berbahasa asing. Saat ini Indonesia telah memiliki
portal database sendiri yang bernama Garuda (Garba Rujukan Digital) yang dikelola oleh
Kemenristekdikti. Garuda merupakan database dan layanan pengindeks jurnal dan
pertemuan ilmiah yang ada di Indonesia. Namun untuk pertemuan ilmiah masih banyak
yang belum terindeks. Garuda telah menggantikan peran dan fungsi Indonesian
Publication Index (IPI) sejak tanggal 4 Juli 2018.
Dalam portal Garuda dapat ditemukan seluruh jurnal yang terbit di Indonesia,
baik yang menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa asing seperti bahasa Inggris
dan bahasa Arab. Garuda tidak melakukan pemeringkatan jurnal dan bersifat
mengumpulkan saja. Oleh sebab itu ketika memilih referensi di Garuda sebaiknya
melakukan pengecekan ke Sinta (Science and Technology Index) yang melakukan
pemeringkatan jurnal dan juga dikelola oleh Kemenristekdikti. Pengecekan ini berfungsi
untuk memilah kualitas penerbit, sehingga akademisi dan peneliti dapat
mempertimbangkan kualitas artikel yang ingin digunakan.
Sinta melakukan pemeringkatan akreditasi jurnal dengan kategori S1
(tertinggi) hingga S6 (terendah). Semakin tinggi peringkat akreditasi menunjukkan

Penuntun Praktikum
Semester I 3
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

semakin baiknya kualitas konten dan manajemen jurnal. Jurnal yang muncul di Garuda
namun tidak muncul di Sinta menunjukkan jurnal tersebut belum melengkapi persyaratan
pendaftaran agar terindeks Sinta atau sedang dalam pengurusan.

Cara Kerja Mesin Pencari


Secara umum cara kerja mesin pencari mirip, sehingga teknik yang sama dapat
digunakan pada berbagai mesin pencari di setiap database. Adanya fitur Advanced
Search dan filter akan sangat membantu dalam memilah artikel sesuai keperluan kita.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memasukkan kata kunci antara lain:
1. Gunakan kata kunci dalam bahasa Inggris untuk mendapat hasil yang lebih terbaru
dan dapat diterima di seluruh dunia. Penggunaan bahasa Inggris Amerika dan bahasa
Inggris British terkadang dapat menghasilkan hasil pencarian yang berbeda, meski
tidak harus selalu ada. Publikasi dalam bahasa Indonesia cenderung lebih lambat
karena bersifat lokal. Bahasa Indonesia dapat digunakan bila referensi yang
diperlukan memang dibuat berbahasa Indonesia.
2. Penggunaan huruf kapital dan huruf kecil tidak berpengaruh pada hasil pencarian.
3. Kata benda tunggal dan jamak tidak berpengaruh pada hasil pencarian karena mesin
pencari akan mencari keduanya.
4. Pencarian kata kunci multipel yang dipisahkan oleh spasi akan menghasilkan
pencarian untuk masing-masing kata. Pencarian kata kunci dalam bentuk frasa
(gabungan kata yang tak terpisahkan) terkadang perlu diberikan karakter khusus,
meski pada beberapa database tidak berlaku. Misalnya kata kunci chest pain.
a. Bila kata kunci yang dimasukkan adalah chest pain, maka mesin pencari akan
melakukan pencarian untuk masing-masing kata chest dan kata pain.
b. Bila diberikan tanda kutip di awal dan akhir sehingga menjadi “chest pain”, maka
mesin pencari akan menampilkan hasil pencarian yang mirip-mirip (fuzzy search)
dengan frasa chest pain.
c. Bila diberikan tanda kurung kurawal (curly brackets) di awal dan akhir sehingga
menjadi {chest pain}, maka mesin pencari akan menampilkan hasil pencarian
yang sama persis (exact) dengan chest pain.
5. Pencarian menggunakan wildcard dipakai untuk kata kunci yang tidak terlalu diyakini
istilahnya. Namun dalam banyak kesempatan, penggunaan wildcard tidak
memberikan hasil yang memuaskan.

Penuntun Praktikum
Semester I 4
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

a. Tanda asterisk (*) berfungsi untuk menggantikan satu atau lebih karakter.
Contoh: kata kunci toxi* akan menghasilkan pencarian kata toxic, toxin, toxicity,
toxicology, toxicological.
b. Tanda tanya (?) berfungsi untuk menggantikan hanya satu karakter. Contoh: kata
kunci toxi? hanya akan menghasilkan pencarian kata toxic dan toxin.
6. Penggunaan operator boolean seperti AND, OR, dan AND NOT untuk melakukan
pencarian spesifik. Perintah operator boolean mesti ditulis dalam huruf kapital. AND
digunakan untuk pencarian artikel yang mengandung dua kata yang dimasukkan. OR
digunakan untuk pencarian artikel yang mengandung satu atau dua kata yang
dimasukkan. AND NOT digunakan untuk mengeluarkan hasil pencarian yang memuat
kata kunci yang mengikuti kata kunci sebelumnya. Bila ada, penggunaan operator
boolean dapat digantikan menggunakan fitur Advanced Search (pencarian lebih
lanjut).

Kiat Tambahan
Hasil pencarian pada setiap database memiliki variasi yang banyak. Untuk
memilah artikel yang diinginkan, perlu dibuat batasan waktu, format dokumen, ataupun
bahasa. Adanya batasan tersebut akan memudahkan dalam memilih artikel yang relevan
dan terbaru yang ingin digunakan.
Dalam penelusuran referensi terkadang sulit menemukan kata kunci yang ingin
dicari atau tidak dipahami apa istilah yang digunakan untuk permasalahan yang ingin
ditelusuri. Kendala tersebut dapat terbantu menggunakan website mesin pencari umum
seperti Google, Yahoo, dan lain-lain, dengan cara memasukkan kalimat yang
mendeskripsikan istilah yang ingin diketahui. Bila telah diketahui istilahnya, maka
penelusuran lebih lanjut dilakukan pada database.

Daftar Website Database dan Website Federated Search


Berikut adalah alamat website dari beberapa database yang dapat diakses
secara langsung tanpa login. Kalaupun memerlukan login, pendaftaran tidak dipungut
biaya.

Penuntun Praktikum
Semester I 5
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Tabel Database Jurnal dan Alamat Website-nya

Database Alamat

1. ScienceDirect https://www.sciencedirect.com/

2. Directory of Open Access Journals (DOAJ) https://www.doaj.org/

3. Free Medical Journals http://www.freemedicaljournals.com/

4. OpenMD https://openmd.com/

5. Trip Database https://www.tripdatabase.com/

6. Google Scholar https://scholar.google.com/

7. Cochrane Library https://www.cochranelibrary.com/search

8. PubMed https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed

9. PubMed Central https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/


http://e-resources.pnri.go.id/ atau
10. Perpusnas
http://e-resources.perpusnas.go.id/

11. Summon Ristekdikti http://ristekdikti.summon.serialssolutions.com/

12. Garuda http://garuda.ristekdikti.go.id/

Penutup
Penggunaan website database dan website jurnal merupakan upaya penting
yang perlu dilakukan dalam penelusuran e-resources. Langkah ini dapat mempercepat
penelusuran referensi sekaligus memastikan kualitas referensi yang digunakan.
Pemerintah telah melanggankan beberapa database berbayar, sehingga kalangan
akademisi dan peneliti akan sangat terbantu dengan kemudahan tersebut. Selain itu,
terdapat cukup banyak e-resourcesgratis yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan
sebagai alternatifnya, termasuk jurnal yang berasal dari Indonesia yang muncul di portal
Garuda.

E. ALAT DAN BAHAN


Alat yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum ini adalah komputer yang
terhubung dengan internet. Komputer yang digunakan harus sudah terinstal salah satu
perangkat lunak (software) peramban, seperti: Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet
Explorer, Microsoft Edge, atau yang lainnya.

Penuntun Praktikum
Semester I 6
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


1. Tetapkan suatu kata kunci berdasarkan masalah kedokteran yang ingin diketahui. Kata
kunci dapat berupa kata tunggal, frasa, ataupun beberapa kata kunci.
2. Buka salah satu database yang ingin digunakan. Pada praktikum ini silakan gunakan
portal Perpusnas di http://e-resources.pnri.go.id/ atau http://e-resources.perpusnas.
go.id/
3. Bila belum memiliki akun Perpusnas, silakan buat akun terlebih dahulu melalui
http://keanggotaan.perpusnas.go.id/
4. Setelah berhasil login, masukkan kata kunci pada kolom pencarian, misalnya kejang
demam.
5. Pada hasil pencarian, klik ikon kaca pembesar untuk melihat isi artikel secara ringkas
dan cepat.

Penuntun Praktikum
Semester I 7
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

6. Bila hasil pencarian ingin dipelajari lebih lanjut, klik ikon folder berwarna biru di
samping judul artikel.

7. Untuk melihat isi folder yang telah dimasukkan hasil pencarian artikel, klik ikon
folder berwarna kuring di bagian atas.

Penuntun Praktikum
Semester I 8
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

8. Bila hasil pencarian diarahkan ke suatu database, klik link yang diberikan untuk akses
selengkapnya.

9. Hasil pencarian akan berbeda untuk setiap kata kunci yang dimasukkan. Mesin
pencari akan menelusuri database yang ada, lalu menampilkan sesuai data yang
dimilikinya. Oleh sebab itu terkadang akan ditampilkan dalam format PDF,
terkadang diarahkan ke suatu database. Kualitas hasil pencarian akan lebih baik bila
menggunakan kata kunci dalam bahasa Inggris karena lebih baru dan memiliki
kualitas artikel yang lebih baik.
10. Untuk menyaring hasil, gunakan fitur penyaring di bagian kiri hasil pencarian.
Misalnya untuk membatasi hanya teks penuh, periode tahun tertentu, atau tipe
(jurnal, buku, atau yang lain).

Penuntun Praktikum
Semester I 9
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

11. Gunakan fitur Advanced Search untuk pencarian yang lebih rinci.

Penuntun Praktikum
Semester I 10
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM
Gunakan kata kunci sendiri pada pencarian di website Perpusnas. Lalu
tempelkan tampilan isi folder yang menunjukkan artikel yang telah ditelusuri dan
dikumpulkan pada bagian bawah ini:

Penuntun Praktikum
Semester I 11
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….

REFERENSI
Anon (2013). What is a web browser?. Diakses http://bbc.co.uk/webwise (tanggal 20
Juli 2018).
Departement of health (2013). How to conduct a literature search. An Roinn Slainte
Departement of Health.
Depdiknas (2004). Modul mengoperasikan web browser. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta.
Patkar M (2017). The easy guide to google chrome. Make Use Of.

Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 12
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM II
CRITICAL APPRAISAL
dr. Siska Anggreni Lubis, Sp.KK,M.Pd.Ked

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan sumber-sumber informasi dan manfaatnya dalam proses critical
thingking dan critical appraisal sesuai dengan literatur.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum critical appraisal diharapkan dapat:
1. Menjelaskan bentuk-bentuk sumber referensi.
2. Melakukan critical appraisal pada sumber-sumber referensi untuk menguji kelayakan
sumber referensi tersebut.

C. PENDAHULUAN
Di era berbasis internet seperti sekarang ini, sangat mudah bagi seseorang untuk
mendapatkan informasi tertentu dari seluruh penjuru dunia. Namun, sebagai seorang
akademisi dalam hal ini sebagai seorang mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir
skripsi kemudahan untuk mendapatkan informasi tersebut menimbulkan masalah.
Masalah yang sering muncul adalah dalam hal penentuan informasi manakah yang dapat
valid digunakan sebagai bahan referensi tugas akhir skripsi dan mana yang tidak. Telaah
jurnal ilmiah dapat membantu mahasiswa untuk menentukan apakah hasil dari suatu
penelitian yang disampaikan dalam jurnal ilmiah dapat dipercaya atau tidak.
Telaah jurnal ilmiah sangat penting bagi seorang dokter. Seorang dokter dalam
menjalankan praktik dokternya sebaiknya berlandaskan pada bukti-bukti yang nyata
sehingga segala kegiatan yang dilakukan oleh dokter tersebut sesuai dengan
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang terbaru. Sebagai seorang mahasiswa
kedokteran yang pada akhirnya menyandang gelar dokter, sudah seharusnya mempelajari
bagaimana melakukan telaah jurnal ilmiah ini. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan
kemampuan seorang dokter dalam menjalankan praktik dokter dengan berbasis pada
bukti atau sering dikenal dengan istilah Evidence-Based Medicine (EBM). Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka proses telaah jurnal ilmiah merupakan suatu rangkaian dalam
melakukan praktik berbasis bukti atau EBM.

Penuntun Praktikum
Semester I 13
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Evidence-Based Medicine sendiri adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan


kualitas informasi yang diperoleh oleh seorang dokter dalam menentukan suatu
keputusan yang tepat terhadap pasien mereka.1 Menggunakan bukti dalam menjelaskan
suatu proses penyakit ataupun dalam hal menentukan tindakan yang tepat dalam
menangani pasien diperoleh dari publikasi penelitian dibidang terkait. Ada 5 tahap dalam
melakukan proses EBM, yaitu: Ask, Acquire, Appraise, Apply dan Asses.3 Ask adalah
membuat pertanyaan tentang suatu hal yang ingin ditingkatkan. Pertanyaan yang disusun
harus memenuhi prinsip PICO yaitu Population/ Patient, Intervention/Indicator,
Comparation/Control, dan Outcome. Acquire adalah mencari literatur yang sesuai untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Appraise adalah menguji apakah literatur yang diperoleh
dapat dipercaya untuk digunakan. Apply adalah mengaplikasikan informasi yang
didapat. Asses adalah menilai kembali apakah efektifitas dari informasi tersebut.3
Telaah artikel jurnal ilmiah sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu metode atau
proses dalam menentukan apakah suatu publikasi ilmiah menyampaikan hasil yang
akurat, reliabel dan relevan dengan penelitian yang sedang anda lakukan.2,3 Proses telaah
jurnal ilmiah pada dasarnya menanyakan 3 pertanyaan dasar yaitu: 1) apakah hasil dari
penelitian tersebut valid?, 2) apa hasil dari penelitian tersebut?, 3) apakah hasil tersebut
dapat diaplikasikan?. Untuk menjawab 3 pertanyaan dasar tersebut maka perlu dilakukan
beberapa tahapan pada masing-masing pertanyaan tersebut tergantung pada desain
penelitian artikel jurnal ilmiah yang ditelaah.

D. MATERI PRAKTIKUM
Artikel Jurnal Ilmiah
Jurnal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah nama dari suatu majalah
atau kumpulan dari beberapa tulisan yang membahas tentang satu bidang ilmu tertentu.
Sedangkan artikel adalah karya tulis lengkap yang disampaikan dalam satu media
tertentu seperti jurnal, surat kabar, ataupun website. Berdasarkan definisi tersebut maka
dapat kita simpulkan bahwa jurnal merupakan nama dari kumpulan artikel yang
dipublikasi, dimana kumpulan artikel tersebut memiliki kesamaan dalam satu bidang
ilmu tertentu. Mengkritisi atau menelaah jurnal adalah suatu kegiatan yang melihat valid
tidaknya artikel dari suatu jurnal bukan jurnal secara keseluruhan, maka dari itu akan
lebih baik kita menyebut kegiatan praktikum ini sebagai telaah artikel jurnal
dibandingkan dengan telaah jurnal saja.

Penuntun Praktikum
Semester I 14
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Artikel jurnal ilmiah memiliki berbagai format yang berbeda-beda sesuai dengan
ketetapan yang disampaikan oleh editor dari suatu jurnal tertentu. Walaupun berbeda-
beda, setiap artikel jurnal ilmiah sebaiknya mengikuti kaidah penulisan IMRAD
(Introduction, Methods, Results, Discussion).4 Maka dari itu, dapat kita temui beberapa
variasi dalam penulisan suatu artikel jurnal ilmiah. Perbedaan tersebut berupa
penambahan beberapa bagian lain, seperti penambahan bagian Analisis, atau bagian
Kesimpulan dan Saran.
Pemilihan artikel yang dapat digunakan dalam menelaah artikel jurnal ilmiah
sebaiknya dapat dilihat dari struktur penulisan artikel tersebut. Berikut ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai susunan dari suatu artikel jurnal ilmiah yang umum
ditemui:
- Judul; Judul merupakan hal pertama yang dilihat oleh pembaca. Judul yang baik
adalah judul yang mampu memberikan gambaran tentang isi dari artikel tersebut.
Maka dari itu judul tidak boleh terlalu panjang dan tidak pula boleh terlalu
pendek.
- Penulis; Penulis suatu artikel jurnal dapat berupa 1 orang penulis atau lebih.
Pembaca diharapkan melihat fokus keilmuan dari penulis artikel jurnal tersebut.
Hal ini berguna untuk menentukan apakah hasil dari artikel jurnal tersebut
disampaikan oleh ahli yang tepat atau tidak.
- Abstrak; Abstrak adalah ringkasan dari seluruh artikel yang memuat seluruh
bagian dari artikel tersebut. Abstrak yang disampaikan tidak boleh berbeda dengan
apa yang disampaikan dalam artikel.
- Pendahuluan: Pendahuluan adalah bagian dari artikel jurnal yang menyampaikan
pengetahuan dasar terkait materi atau topik yang akan disampaikan.
- Materi dan Metode; Bagian materi dan metode adalah bagian dimana penulis
menyampaikan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian serta metode
pelaksanaan, analisis hasil yang dilakukan oleh peneliti.
- Hasil; Bagian hasil adalah bagian yang menyampaikan hasil penelitian.
Penyampaian hasil sebaiknya dilakukan secara jelas dan ringkas.
- Diskusi; Bagian diskusi sebaiknya tidak menyampaikan kembali apa yang telah
disampaikan di bagian hasil, tetapi di bagian ini penulis menyampaikan mengapa
hasil yang diperoleh seperti itu ditinjau dari teori atau prinsip tertentu. Pada

Penuntun Praktikum
Semester I 15
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

sebagian artikel jurnal ilmiah dapat ditemukan penyampaian kesimpulan yang


disampaikan dibagian ini.
- Kesimpulan; Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa kesimpulan dapat
dimasukkan dalam bagian diskusi ataupun bisa dipisah menjadi bagian tersendiri.
Kesimpulan yang disampaikan adalah hal umum apa yang dapat diambil dari
seluruh penelitian yang telah disampaikan tersebut.
- Nama Jurnal; Satu hal yang paling penting dalam menentukan artikel yang dapat
digunakan untuk ditelaah adalah memiliki nama jurnal. Terkadang kita akan
menjumpai struktur penulisan seperti apa yang telah disampaikan di atas namun
bukan dipublikasi di jurnal ilmiah, melainkan hanya berupa tulisan yang diperoleh
di internet.
Pemilihan artikel yang akan ditelaah sebaiknya memiliki struktur seperti apa yang
telah disampaikan di atas. Ada kalanya suatu artikel tidak memiliki seluruh bagian yang
telah disampaikan di atas, namun artikel tersebut masih dapat digunakan untuk telaah
artikel jurnal ilmiah bila masih memenuhi kaidah IMRAD. Bila suatu artikel tidak
memiliki struktur penulisan seperti yang telah disampaikan, atau tidak memenuhi
kaidah IMRAD maka artikel tersebut tidak dapat digunakan dalam telaah artikel
jurnal ilmiah. Mahasiswa sebaiknya mencari kembali artikel lainnya yang memenuhi
struktur penulisan seperti yang telah disampaikan di atas.

Menelaah Artikel Jurnal Ilmiah


Di awal telah disampaikan bahwa dalam menelaah artikel jurnal ilmiah
diperlukan menjawab 3 buah pertanyaan dasar yaitu: 1) apakah hasil dari penelitian
tersebut valid?, 2) apa hasil dari penelitian tersebut?, 3) apakah hasil tersebut dapat
diaplikasikan?. Ketiga pertanyaan tersebut kemudian akan disesuaikan dengan desain
rancangan penelitian yang digunakan oleh peneliti. Untuk menelaah artikel jurnal ilmiah
maka dapat digunakan panduan berupa lembar checklist yang sudah ada. Berikut
dilampirkan lembar checklist panduan telaah artikel jurnal pada masing-masing desain
penelitian:

E. ALAT DAN BAHAN


Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah:
- Lembar checklist panduan telaah artikel.

Penuntun Praktikum
Semester I 16
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Bahan yang dibutukan dalam praktikum ini adalah:


- Artikel jurnal dengan judul artikel terkait dengan topik:
• Manfaat kurma terhadap kesehatan.
• Manfaat puasa dalam kesehatan.
• Manfaat bekam terhadap kesehatan.
• Manfaat madu untuk kesehatan.

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


1. Persiapan:
- Mahasiswa membentuk kelompok yang beranggotakan 5 orang.
- Setiap orang dalam kelompok tersebut mencari artikel jurnal sebanyak 1 buah per-
orang. Artikel jurnal yang diambil harus terkait dengan Kedokteran Islam.
- Setiap kelompok harus memilih satu topik yang sama. Topik artikel jurnal yang
dapat dipilih dapat dilihat pada bagian bahan praktikum di atas.
- Persiapan artikel jurnal dilakukan pada satu hari sebelum pelaksanaan praktikum.
- Siapkan lembar checklist panduan telaah artikel.
2. Pelaksanaan praktikum:
- Instruktur akan menjelaskan secara singkat tentang materi telaah artikel jurnal (10
menit).
- Setiap mahasiswa melakukan telaah artikel jurnal menggunakan lembar checklist
yang telah disediakan. Sesuaikan antara format lembar checklist dengan disain
penelitian artikel jurnal tersebut (60 menit).
- Telaah artikel jurnal menggunakan lembar checklist akan dipandu oleh instruktur.
- Masing-masing kelompok merangkum kesimpulan dari praktikum terkait topik
yang diangkat. Rangkuman terkait bagaimana manfaat dari topik di atas terhadap
kesehatan.
- Mahasiswa menyampaikan hasil praktikum kepada teman-temannya secara
singkat (30 menit).

Penuntun Praktikum
Semester I 17
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM
Sampaikan hasil praktikum berupa lembar checklist yang telah diisi (isi pada
lampiran lembar checklist di bawah).

Penuntun Praktikum
Semester I 18
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM


Berikan kesimpulan terhadap artikel-artikel pada kelompok anda sesuai dengan
topik yang kelompok anda pilih. Kesimpulan dari artikel pada topik adalah:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

REFERENSI
Day RA. 1998. How to write and publish a scientific paper 5th edition.Canada (USA): Oryx
Press.
Glasziou P, Del-Mar C, Salisbury J. 2003. Evidence based medicine workbook; Finding and
applying the best evidence to improve patient care. London: BMJ Books.
Harris C, Garrubba M. 2014. Finding the evidence: Guide to the best available evidence to
support introduction of New Technologies & Clinical Practices. Melbourne,
(Australia): Centre for Clinical Effectiveness, Monash Health.
Khoja TAM, Dashash NA, Al-Ansary LA, Al-Khenizan A. 2010. Highlights on evidence-
based medicine 6th edition. Saudi Arabia: Executive Board of the Health Ministers’
Council for G.C.C State.
Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 19
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PENELITIAN KOHORT

Penuntun Praktikum
Semester I 20
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 21
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 22
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 23
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PENELITIAN DIAGNOSTIK (EKSPERIMENTAL)

Penuntun Praktikum
Semester I 24
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 25
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 26
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 27
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 28
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PENELITIAN CROSS SECTIONAL (CLINICAL PREDICTION RULE)

Penuntun Praktikum
Semester I 29
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 30
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 31
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 32
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 33
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PENELITIAN CASE CONTROL

Penuntun Praktikum
Semester I 34
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 35
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 36
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 37
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 38
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM III
PENGENALAN TERMINOLOGI KEDOKTERAN
dr. Nondang Purnama Siregar, M.Sc

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengetahui, menjelaskan dan mampu mengaplikasikan anatomi umum tubuh
manusia dalam pembelajaran anatomi.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Praktikum anatomi pengenalan terminologi kedokteran (bidang-bidang anatomis,
garis-garis orientasi tubuh, istilah statis dan pergerakan) ini dilakukan sebagai bagian dari
modul 1 (keterampilan komunikasi dan pembelajaran). Diharapkan setelah mengikuti
praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan dan mengaplikasikan nomina generalia (istilah umum anatomi) dan
medical terminology.
2. Menjelaskan posisi anatomi (Partes corporis humani).
3. Menjelaskan dan mengidentifikasi anatomi tubuh manusia dengan 3 cara pendekatan,
yaitu: anatomi regional, sistematis, dan anatomi permukaan.
4. Menjelaskan dan mengidentifikasi bidang-bidang anatomis tubuh dan orientasi.
5. Menjelaskan garis khayal an bidang imaginer.
6. Menjelaskan arah dan kedudukan anggota tubuh.
7. Menjelaskan istilah yang berhubungan dengan pergerakan.

C. PENDAHULUAN
Anatomi meliputi struktur-struktur yang dapat dilihat secara makroskopik (tanpa
bantuan perbesaran) dan secara mikroskopik (dengan bantuan perbesaran). Biasanya,
apabila digunakan sendirian, istilah anatomi cenderung berarti anatomi gross/ yang besar
atau makroskopik yaitu, studi tentang struktur-struktur yang bisa dilihat tanpa
menggunakan mikroskop.
Anatomi memiliki perbendaharaan kata internasional, sehingga penggunaan kata
secara cermat amatlah penting. Istilah anatomis mempunyai arti yang tepat dan merupakan
unsur terminologis medis utama. Anatomi jauh lebih dari sekedar menghafal daftar nama.
Meskipun bahasa anatomi itu penting, informasi lebih lanjut dibutuhkan untuk dapat
menggambarkan posisi struktur-struktur anatomi pada pasien, jauh melampaui hafalan
sederhana. Memahami anatomi membutuhkan pengertian kontekstual secara menyeluruh
Penuntun Praktikum
Semester I 39
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

di mana istilah tersebut dapat dipahami. Istilah anatomi berasal dari bahasa Yunani
temnein, yang berarti “memotong”.

D. MATERI PRAKTIKUM
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Anatomi dapat dipelajari
melalui tiga cara pendekatan :
1. Anatomi Sistematis
2. Anatomi Regional
3. Anatomi Klinis

Anatomi Sistematis
Mempelajari tubuh sebagai rangkaian sistem organ.
1. Sistern integumenter (dermatologi) terdiri dari kulit sebagai pembungkus yang
melindungi tubuh dan adneksa misalnya: rambut dan kuku.
2. Sistem kerangka (osteologi) terdiri dari tulang dan tulang rawan.
3. Sistem sendi (artologi) terdiri dari sendi dan ligamentum.
4. Sistem otot (miologi) tendiri dari otot-otot yang menggerakkan bagian tubuh.
5. Sistem saraf (neurologi) terdiri dari saraf pusat (otak dan medulla spinalis) dan
sistem saraf tepi ( saraf spinal dan saraf spinal).
6. Sistem sirkulasi (angiologi) terdiri dari sistem cardiovascular dan sistem limfatik.
7. Sistem pencernaan (gastroenterology) terdiri dari organ yang berkaitan dengan
proses menelan, pencernaan dan absorsi makanan.
8. Sistem pernafasan (respiralogi) terdiri dari saluran udara dan paru-paru.
9. Sistem kemih (urologi) terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinari dan uretra.
10. Sistem reproduksi terdiri dari organ kelamin.
11. Sistem endokrin (endokrinologi) terdiri dari kelenjar yang memproduksi hormone.

Anatomi Regional (anatomi topografi) adalah ilmu mengenai daerah tubuh misalnya
thorax, abdomen, pelvis.

Anatomi Klinis yaitu dengan memperhatikan aspek struktural dan fungsi tubuh yang
penting dalam praktek kedokteran, kedokteran gigi dan ilmu kesehatan lainnya. Hal ini
mencakup regional dan sistemik dan menitik beratkan secara klinis.

Penuntun Praktikum
Semester I 40
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Semua deskripsi anatomis diutarakan dalam hubungan dengan posisi anatomis agar
terjamin tidak bersifat dwi-arti yaitu:
• Berdiri tegak atau berbaring pada punggungnya seolah-lah tega, dengan kepala,
keua mata dan jari-jari kaki terarah ke depan
• Mengatur kedua extremitas superior di sisi tubuh dengan kedua telapak tangan
menghadap ke depan
• Berdiri tegak dengan kedua extremitas inferior merapat dan kedua kaki mengarah
ke depan

Gambar 1. Posisi Anatomis Tubuh

Bagian-bagian Tubuh Manusia Secara Umum


• Caput
• Collum
• Truncus :
- Thorax
- Abdomen
- Pelvis
• Membrum Superius
Cingulum Membri Superiosis
Pars Liberea Membri Superiosis
• Mmebrum Inferior
Cingulum membri inferioris
Pars liberae membri inferioris

Penuntun Praktikum
Semester I 41
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• Ekstremitas :
- Superior
- Inferior

Kulit dan Fascia


Kulit adalah organ terbesar tubuh terdiri dari epidernis (kutikula) dan
dermis(korium) yang berguna sebagai perlindungan terhadap cidera, pengaturan suhu
tubuh melalui kelenjar keringat dan pembuluh darah, sensasi nyeri dan peraba. Fascia
adalah lapisan setelah dermis terdiri dari fascia superficial berasal dari jaringan ikat
jarang dan lemak mengandung kelenjar keiingat, pembuluh darah dan limfe serta syaraf
kulit. Fascia Profunda merupakan jaringan padat yang susunannya lebih teratur dan lebih
berguna untuk menetapkan struktur dalam misalnya otot pada tempatnya.

Osteologi Umum
Sistem kerangka terdiri dari tulang yang merupakan jaringan ikat kaku terbesar
kerangka tubuh, tulang rawan (cartilage) sejenis jaringan ikat yang bersifat lentur mis:
cartilage costalis.Kerangka axial terdiri dari tulang kepala, tulang belakang (vertebra),
tulang dada,tulang pelvis. Kerangka apendikular terdiri dari tulang ekstremitas (lengan
tangan dan tungkai kaki).

Bidang-Bidang dalam Anatomis


Deskripsi anatomi didasarkan atas 4 bidang yaitu :
• Bidang median (bidang mediosagitalis) bidang yang membujur vertikal melalui tubuh
membelah menjadi kiri dan kanan.
- Bidang sagital yang tepat melintasi bagian tengah tubuh dari depan ke belakang
dan membagi tubuh menjadi 2 bagian yang sama
• Bidang sagitalis adalah bidang vertikal melalui tubuh sejajar dengan bidang median.
- Setiap bidang yang melintas dari depan ke belakang tubuh
• Bidang coronal adalah bidang vertikal yang melalui tubuh tegak lurus terhadap bidang
median dan membagi tubuh menjadi depan dan belakang.
- Bidang yang terlihat pada pandangan dari depan
- Melintas paralel terhadap dahi
- Gerak pada bidang ini berlangsung dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.

Penuntun Praktikum
Semester I 42
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• Bidang horizontal adalah bidang melintang melalui tubuh tegak lurus terhadap bidang
median dan bidang horizontal membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Bidang median

Bidang koronal

Bidang horizontal

Bidang sagital

Gambar 2: Bidang-Bidang dalam Anatomi

Penampang Ventrolateral
Posterior (dorsal)
Bidang sagital

Bidang median

Bidang koronal
(frontal)

Anterior (ventral)

Penuntun Praktikum
Semester I 43
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penampang Superior
Garis - garis Orientasi
Anterior:
Linea mediana anterior Garis tengah di depan yang membagi tubuh dalam 2 bagian
yang simetris
Linea sternalis Paralel terhadap linea mediana anterior pada sisi lateral
tulang dada/ sternum
Linea parasternalis Paralel terhadap linea mediana anterior tepat di antara linea
sternalis dan medioclavicularis
Linea medioclavicularis Paralel terhadap linea mediana anterior tepat di pertengahan
tulang clavicula
Linea axillaris anterior Paralel terhadap linea mediana anterior tepat di sisi depan
axilla

Penuntun Praktikum
Semester I 44
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Posterior :
Linea mediana posterior Garis tengah di belakang yang membagi tubuh menjadi 2
bagian yang simetris
Linea paravertebralis Paralel terhadap linea mediana posterior di sisi lateral
tulang belakang
Linea scapularis Paralel terhadap linea mediana posterior tepat melalui
bagian belakang angulus inferior scapula
Linea axillaris posterior Paralel terhadap linea mediana posterior tepat di sisi
belakang axilla

Penuntun Praktikum
Semester I 45
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

ISTILAH STATIS DAN GERAKAN


ISTILAH ANATOMI
• Superior : bagian atas
• Inferior : bagian bawah
• Anterior : bagian depan
• Posterior : bagian belakang
• Internal : bagian dalam
• Eksternal : bagain luar
• Dekstra : bagian kanan
• Sinistra : bagian kiri
• Lateral : bagian samping
• Medial : bagian tengah
• Sentral : bagian Pusat
• Perifer : bagian tepi
• Profunda : dalam
• Superficial : dangkal
• Asendens : bagian yang naik
• Desendens : bagian yang turun
• Cranial : bagian kepala
• Kaudal : bagain ekor
• Ventral : bagian depan ruas tulang belakang/lebih dekat ke perut
• Dorsal : bagian belakang ruas tulang belakang/lebih dekat dengan
punggung
• Visceral : selaput bagian dalam
• Parietal : selaput bagain luar
• Arah Transversal : melintang/arah kiri kanan
• Arah Longitudinal : membujur/arah sumbu panjang
• Proksimal : mendekati batang tubuh
• Distal : menjauhi batang tubuh
• Palmar : kearah Palmaris manus (anggota gerak atas)
• Plantar : kerah plantar pedis (anggota gerak bawah)
• Ulnar : kerah ulna

Penuntun Praktikum
Semester I 46
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• Radial : kearah radial


• Tibial : kearah tibial
• Fibular : kearah fibula

Gambar 2. Posisi Anatomis Tubuh

Istilah-Istilah Anatomi dalam Pergerakan


• Flexi : sudut yang dibentuk oleh kedua tulang yang bersendi bertambah
kecil.
• Extensi : sudut yang dibentuk oleh kedua tulang yang bersendi bertambah
besar.
• Abduksi : gerakan tulang menjauhi batang tubuh
• Adduksi : gerakan tulang mendekati batang tubuh
• Supinasi : gerakan lengan bawah yang memutar telapak tangan ke
anterior/superior.
• Pronasi : gerakan lengan bawah yang memutar telapak tangan ke
posterior/inferior.
• Eversi : telapak kaki bergerak ke lateral sehingga saring bertolak berakang.
• Inversi : telapak kaki bergerak ke medial sehingga berhadapan satu sama lain.
• Rotasi : gerak sekeliling sumbu panjang suatu bagian rangka atau sekeliling
sumbu yang hampir berimpit dengan sumbu panjang.

Penuntun Praktikum
Semester I 47
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• Eksorotasi : gerakan memutar ke arah garis luar tubuh atau lateral.


• Endorotasi : gerakan memutar ke arah garis tengah tubuh.
• Sirkumduksi : gerak kombinasi antara ketiga gerak diatas, pada gerak ini bagian
rangka menjalani suatu selimut kerucut yang puncaknya terdapat
pada tempat sendi.
• Protrusi : gerakan dengan mengedepankan.rahang bawah ke depan.
• Retrusi : gerakan dengan memundurkan rahang bawah ke belakang.

ENDOROTASI DAN EKSOROTASI

FLEXI DAN EXTENSI

ADDUKSI DAN ABDUKSI

Penuntun Praktikum
Semester I 48
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

SIRKUMDUKSI

Penuntun Praktikum
Semester I 49
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRONASI DAN SUPINASI

Penuntun Praktikum
Semester I 50
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

E. ALAT DAN BAHAN


1. Proyektor
2. Laptop
3. Manekin manusia komplit
4. Atlas anatomi sobotta
5. Alat tulis dan pensil warna untuk menggambar

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


1. Penyampaian materi oleh intruktur
2. Belajar mandiri, mahasiswa mengidentifikasi dan menyebutkan istilah-istilah
anatomi sesuai dengan arah dan keduddukan anggota tubuh pada manekin tubuh
manusia.
3. Menggambarkan pergerakan yang sesuai istilah kedokteran hasil praktikum
4. Dilakukan quiz pada mahasiswa

Penuntun Praktikum
Semester I 51
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM
1. Gambarkan pergerakan yang sesuai istilah kedokteran!
2. Tuliskan arti nama-nama arah dan kedudukan sesuai dengan istilah anatomi!
a) Superior :
b) Inferior :
c) Anterior :
d) Posterior :
e) Internal :
f) Eksternal :
g) Dekstra :
h) Sinistra :
i) Lateral :
j) Medial :
3. Tuliskan arti istilah pergerakan sesuai dengan istilah anatomi!
a) Flexi :
b) Extensi :
c) Abduksi :
d) Adduksi :
e) Supinasi :
f) Pronasi :
g) Eversi :
h) Inversi :

Tanggal
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 52
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. KESIMPULAN PRAKTIKUM
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................

REFERENSI
Marieb Elaine N, Wilhelm Patricia Brady, Mallat John, 2012, Human Anatomy, 6thEd.,
Pearson Education Inc, San Francisco.
Martini Frederic H., Timmons Michael J., Tallitsch Robert B., 2012, Human Anatomy,
7th Ed., Pearson Education, Inc.,United States of America.
Moore Keith L, Agur Anne M.R, Dalley Arthur F., 2006, Clinically oriented anatomy,
5thed, Lippincott Williams and Wilkins

Penuntun Praktikum
Semester I 53
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM IV
PENGENALAN SISTEM ORGAN
dr. Saadatur Rizqillah Pasaribu, M.Biomed

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengetahui, menjelaskan dan mengidentifikasi sistem organ tubuh manusia
dalam pembelajaran anatomi.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Praktikum anatomi pengenalan sistem organ ini dilakukan sebagai bagian dari
modul 1 (keterampilan komunikasi dan pembelajaran). Diharapkan setelah mengikuti
praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan dan mengidentifikasi anatomi tubuh manusia dengan 3 cara
pendekatan, yaitu: anatomi regional, sistematis, dan anatomi permukaan
2. Menjelaskan dan mengidentifikasi bagian tubuh dan sistem organ beserta
fungsinya.
3. Menjelaskan dan mengidentifikasi organ-organ yang terlibat pada masing-masing
sistem organ.
4. Menjelaskan dan mengidentifikasi susunan dan letak masing-masing organ dalam
satu kesatuan sistem organ secara anatomis.

C. PENDAHULUAN
Anatomi merupakan cabang ilmu tertua, yang mempelajari struktur tubuh.
Pertama sekali ilmu anatomi dipelajari dengan cara diseksi (pemotongan), yaitu
memotong bagian-bagian tubuh dan mempelajari struktur dan hubungannya. Anatomi
dapat dipelajari pada berbagai tingkatan mulai dari struktur mikroskopis (hanya dapat
dilihat dengan mikroskop) hingga makroskopis (dapat dilihat tanpa menggunakan
mikroskop). Secara makroskopis anatomi dapat dipelajari melalui 3 cara pendekatan,
yaitu:
1. Anatomi regional (anatomi topografi) mempelajari semua struktur dalam satu
wilayah tubuh, misalnya thorax, abdomen dan pelvis sebagai satu bagian yang
disebut truncus (batang tubuh)
2. Anatomi sistematis mempelajari tubuh sebagai rangkaian sistem organ. Terdapat
11 sistem organ pada tubuh manusia, yang terdiri dari:

Penuntun Praktikum
Semester I 54
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• Sistern integumenter (dermatologi) terdiri dari kulit sebagai pembungkus yang


melindungi tubuh dan adneksa mis: rambut dan kuku.
• Sistem kerangka (osteologi) terdiri dari tulang dan tulang rawan.
• Sistem otot (miologi) tendiri dari otot-otot yang menggerakkan bagian tubuh.
• Sistem saraf (neurologi) terdiri dari saraf pusat (otak dan medulla spinalis) dan
sistem saraf tepi (saraf spinal dan saraf spinal).
• Sistem sirkulasi (cardiovascular) terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh
darah.
• Sistem limfatik, yang meliputi cairan limfe, pembuluh darah limfe, spleen,
timus, nodus limphaticus, dan tonsil.
• Sistem pencernaan (gastroenterology atau digestivus) terdiri dari organ yang
berkaitan dengan proses menelan, pencernaan dan absorsi makanan, termasuk
organ-organ tambahan yang membantu dalam pencernaan makanan.
• Sistem pernafasan (respiratory) terdiri dari saluran yang menghantarkan udara
dan paru-paru.
• Sistem kemih (urologi atau urinary) terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinari
dan uretra.
• Sistem reproduksi terdiri dari organ kelamin baik pada pria dan wanita.
• Sistem endokrin (endokrinologi) terdiri dari kelenjar yang memproduksi
hormon. Komponennya terdiri dari hypothalamus, kelenjar pineal, kelenjar
tymus, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, pancreas, ovarium dan testis.
3. Anatomi Klinis yaitu dengan memperhatikan aspek struktural dan fungsi
tubuh yang penting dalam praktek kedokteran, kedokteran gigi dan ilmu
kesehatan lainnya. Hal ini mencakup regional dan sistemik dan menitik beratkan
secara klinis.

Penuntun Praktikum
Semester I 55
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

D. MATERI PRAKTIKUM
Anatomi Permukaan Tubuh Manusia

Gambar 1: Anatomi Permukaan Tubuh Manusia Pria dan Wanita Tampak Ventral
dan Dorsal (sumber: sobotta)

Regio Dan Tofografi Tubuh Manusia


Secara garis besar tubuh manusia terbagi dalam 7 (tujuh) region dan masing-masing
dibagi lagi dalam sub region yaitu :
1. Regio Capitis, Capitis (kepala) terdiri dari beberapa Sub regio antara lain :
a. Anterior ( Facei ) :
~ Regio frontalis
~ Regio Orbitalis, infraorbitalis,Nasalis
~ Regio Zygomaticum, Buccalis
~ Regio Oralis
~ Regio Mentalis
b. Lateralis :
~ Regio Temporalis, Parietalis
c. Posterior :
~ Occipitalis

Penuntun Praktikum
Semester I 56
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 2: Regiones Capitis Et Colli Tampak Depan dan Lateral (Sumber: Sobotta)

2. Regio Colli terdiri dari beberapa subs regio :


a. Regio Cervicalis Anterior :
~ Submentale
~ Submandibulare
~ Caroticum
~ Omotracheale
b. Regio Sternocleidomastoideus
c. Regio Cervicalis Lateralis :
~ Cervicalis Lateralis
~ Omoclaviculare (Fossa Supraclaviculare)
d. Regio cervicalis Posterior

3. Regio Thorax terdiri atas beberapa subs regio :


a. Anterior :
~ Regio Pectoralis
~ Regio Parsternalis
~ Regio Mammaria
~ Regio Inframammaria
b. Lateralis :
~ Regio Axillaris

Penuntun Praktikum
Semester I 57
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

c. Posterior :
~ Regio Supra & Infra scapularis
~ Regio Scapularis
~ Regio Vertebralis pars Thoracica

4. Regio Abdomenterdiri dari beberapa subs region a.l. :


a. Anterior :
~ Regio Hypochondriaca Dextra &Sinistra
~ Regio Epigastricum
~ Regio Periumbilicalis
~ Regio Umbilicalis
b. Posterior :
~ Regio Lumbalis Dextra &Sinistra
~ Regio Vertebralis Pars Abdominalis

5. Regio Pelvic terdiri atas beberapa subs regio :


a. Anterior :
~ Regio Hypogastricum
~ Regio Pubogenitale
~ Regio Inguinale
b. Posterior :
~ Regio Glutealis
~ Regio Sacralis
~ Regio Analis

Pembagian Abdomen Atas 9 Regio


Ditarik 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal pada dinding abdomen. Garis
horizontal atas (linea subcostalis) melalui tepi bawah arcus costarum. Garis horizontal
bawah (linea transtubecularis) melalui tuberculum iliaca, sedikit dibawah tepi atas crista
iliaca.Garis vertikal (linea medioclavicularis) melalui pertengahan clavicula kiri dan
kanan.
Kesembilan regio ini adalah:
1. Regio hypochondriaca dextra
2. Regio epigastrica
Penuntun Praktikum
Semester I 58
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

3. Regio hypochondriaca sinistra


4. Regio lumbalis dextra
5. Regio umbilicalis
6. Regio lumbalis sinistra
7. Regio inguinalis (iliaca) dextra
8. Regio hypogastrica
(pubica/ suprapubica)
9. Regio inguinalis (iliaca) sinistra

Gambar 3: Pembagian 9 Regio Abdomen (Sumber: Human Anatomy, Marieb)

Gambar 4: Regio Abdominopelvic, Tampak Anterior (Sumber: Principles of Human


Anatomy, Tortora)

Penuntun Praktikum
Semester I 59
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Pembagian Abdomen atas 4 Kuadran


Satu garis horizonlal dan satu garis vertikal yang melalui umbilicus membagian
bdomen atas 4 kuadran yaitu:
1. Kuadran kanan atas.
2. Kuadran kiri atas.
3. Kuadran kanan bawah.
4. Kuadran kiri bawah.

Gambar 5: Pembagian 4 Regio Abdomen (Sumber: Human Anatomy, Martini)

6. Regio Extremitas Superior terdiri atas beberapa subs regio:


a. Regio Clavipectoralis
b. Regio Deltoideus
c. Regio Brachii Anterior
d. Regio Brachii Lateralis
e. Regio Brachii Medialis
f. Regio Cubitalis Anterior & Posterior
g. Regio Antebrachii Volaris
h. Regio Antebrachii Dorsalis
i. Regio Carpalis Anterior &Dorsalis
j. Regio Palmaris & Dorsum Manus

Penuntun Praktikum
Semester I 60
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

7. Regio Extremitas Inferior terdiri atas beberapa subs region :


a. Regio Femoralis Anterior & Posterior
b. Regio Genu Anterior &Posterior
c. Regio Cruris :
~ Regio Tibialis Anterior &Posterior
~ Regio Pes (Pedis ) :
- Reg. Malleolaris Lateral &Medial
- Reg. Calcaneus
- Reg. Dorsalis Pedis
- Reg. Plantaris Pedis

Gambar 6: Regio Corporis, Tampak Ventral dan Dorsal (Sumber: Sobotta)

Tofografi → Uraian tentang suatu bahagian tubuh


Merupakan hubungan organ/jaringan terhadap organ disekitarnya.

Penuntun Praktikum
Semester I 61
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 7: Sistem Perncernaan (Sumber: Sobotta)

Gambar 8: Sistem Pernafasan (Sumber: Sobotta)

Penuntun Praktikum
Semester I 62
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 9: Sistem Cardiovascular Arteri dan Vena (Sumber: Sobotta)

Gambar 10: Sistem Kelamin dan Kemih pada Pria (Sumber: Sobotta)

Penuntun Praktikum
Semester I 63
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 11: Sistem Kelamin dan Kemih pada Wanita (Sumber:Sobotta)

E. ALAT DAN BAHAN


1) Proyektor.
2) Laptop.
3) Manikin masing-masing sistem organ.
4) Cadaver sesuai dengan sistem organ yang dipelajari.
5) Atlas anatomi sobotta.

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


1) Penyampaian materi oleh instruktur.
2) Belajar mandiri mahasiswa mengidentifikasi masing-masing organ pada masing-
masing sistem dan menyebutkan bagian-bagian, fungsi, serta letak dengan melihat
panduan sobotta.
3) Menggambarkan organ-organ tersebut di hasil praktikum.
4) Dilakukan quiz pada mahasiswa.

Penuntun Praktikum
Semester I 64
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM
Gambarkan organ-organ yang dipelajari disertai keterangan gambar yang lengkap
pada masing-masing sistem
Sistem : Pencernaan

Sistem : Pernafasan

Sistem : saluran kemih

Penuntun Praktikum
Semester I 65
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. KESIMPULAN PRAKTIKUM
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................

REFERENSI
Marieb Elaine N, Wilhelm Patricia Brady, Mallat John, 2012, Human Anatomy, 6th
Ed., Pearson Education Inc, San Francisco.
Martini Frederic H., Timmons Michael J., Tallitsch Robert B., 2012, Human
Anatomy, 7th Ed., Pearson Education, Inc United States of America
Moore Keith L, Agur Anne M.R, Dalley Arthur F., 2006, Clinically oriented anatomy,
5th ed, Lippincott Williams and Wilkins
Netter Frank H., 2006. Atlas of Human Anatomy, 4th.ed, Elsevier lnc, Philadelphia
Paulsen F, J. Waschke, 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Alih bahasa: Brahm U,
dkk, ed.23, EGC, Jakarta.
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th Ed.,
John Wiley & Sons Inc, USA
Tortora, G.J., Nielsen Mark T., 2012. Principles of Human Anatomy. 12th Ed.,
Nielsen and Biological Sciences Textbooks, Inc., USA

Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 66
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM V
OSTEOLOGI DASAR & MIOLOGI DASAR
dr. Wan M. Ismail, M.Biomed

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu mengaplikasikan struktur makroskopis dari tulang dan otot
secara umum.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi otot dan tulang secara umum.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dan jenis tulang dan otot secara umum.
3. Mengetahui jenis-jenis persendian dan gerakan yang dihasilkan dari persendian.

C. PENDAHULUAN
Sistem musculoskeletal adalah ssistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago,
ligament, tendon, fascia, bursae dan persendian. Fungsi utama sistem musculoskeletal
adalah untuk mendukung dan melindungi tubuh dan organ-organnya serta untuk
melakukan gerak agar seluruh tubuh dapat berfungsi dengan normal. Sistem
Muskuloskeletal ini memiliki komponen utama yaitu tulang dan jaringan ikat lunak .
Tendon, ligamen, fascia dan otot sering disebut sebagai jaringan lunak. Sedangkan tulang
dan sendi diperlukan untuk pergerakan antara segmen tubuh. Peran mereka dalam
musculoskeletal sistem keseluruhan sangatlah penting sehingga tulang sendi sering
disebut sebagai unit fungsional sistem musculoskeletal

D. MATERI PRAKTIKUM
Cabang ilmu musculoscletal :
• Osteologi (tulang)
• Artrologi (sendi)
• Myologi (otot)

Penuntun Praktikum
Semester I 67
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

OSTEOLOGI
• Ilmu yang mempelajari tulang dan dapat dibagi menjadi:
• Tulang sejati merupakan jaringat ikat yang bersifat kaku membentuk bagian besar
kerangka
• Tulang rawan merupakan jaringan ikat yang bersifat lentur dan membentuk bagian
yang tertentu contoh: Cartilago Costalis
Fungsi Tulang:
• Melindungi alat vital, menopang tubuh, alat gerak mekanis, membentuk sel darah(
sumsum tulang,sel darah merah putih)
• Menimbun berbagai mineral kalisium, fosfor dan magnesium

Ciri2 dan tanda istimewa pada tulang:


1. Condylus (persendian yang membulat).
2. Crista (rigi pada tulang).
3. Epicondylus (tonjolan atas condylus=epicondylus lateral ossis humeri).
4. Facies (permukaan licin dan datar tempat pertemuan dua tulang).
5. Foramen (lubang melalui tulang).
6. Fossa (lekukan).

Penuntun Praktikum
Semester I 68
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

7. Linea (peninggian berupa garis).


8. Malleolus (tonjolan yang bulat).
9. Incisura (takik pada pinggir tulang).
10. Protuberantia (penonjolan).
11. Spina (tonjolan menyerupai duri).
12. Processus (tonjolan menyerupai duri).
13. Trochanter (peninggian besar yang tumpul).
14. Tuberculum (peninggian kecil).
15. Tuberositas atau tuber (peninggian besar dan membulat).

Pembagian Tulang Kerangka


1. Kerangka axial tdd tulang kepala (cranium), leher (os hyodeum dan v. cervicalis)
dan tulang batang tubuh (costa, sternum, vertebra dan sacrum).
2. Kerangka apendikular tdd: tulang extremitas, gelang bahu dan gelang pinggul.

Pembagian tulang berdasarkan struktur


1. Substantia Spongiosa (anyaman trabekula)
2. Substantia Compacta( massa padat)

Pembagian tulang berdasarkan bentuk


1. Tulang panjang (os longum) adalah tubular (mis humerus)
2. Tulang pendek (os breve) (mis: cuboideum)
3. Tulang pipih (os palnum) (mis:cranium)
4. Tulang tak beraturan (os irregular) (mis: tulang wajah)
5. Tulang berongga (os pneumaticum)(mis: ossa sesamoid= patella)
Tulang panjang terdiri dari ujung dinamakan caput lalu kearah badan tulang
(diafisis) terdapat epifisis (collum) yang merupakan badan tulang dilanjutkan dengan
metafisis.

Penuntun Praktikum
Semester I 69
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Kerangka Axial
Tengkorak:
Cranium =8
Wajah = 14
Tulang-tulang pendengaran = 6
Hyoid =1
Vertebra = 26
Sternum =1
Costa = 24
Kerangka appendikular
Gelang Bahu:
Clavicula =2
Scapula =2
Extremitas Sup
Humerus =2
Radius =2
Ulna =2
Ossa Carpalia =16
Ossa metacarpalia = 10
Phalanges = 28
Gelang panggul
Os coxae =2
Extremitas Inf
Femur =2
Patella =2
Fibula =2
Tibia =2
Ossa Tarsalia = 14
Ossa Metatarsalia = 10
Phalanges = 28
Total = 206

Penuntun Praktikum
Semester I 70
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

VASCULARISASI DAN PERSARAFAN TULANG


• Arteri memasuki tulang dari periosteum selaput jar ikat berserabut yang meliputi
tulang.
• Arteri periosteal memperdarahi substantia compacta memberikan nutrisi.
• Didekat pertengahan diafisis satu arteri nutrien menembus substantia compacta secara
miring dan memperdarahi substantia spongiosa dan sumsum tulang.
• Arteri metafiseal dan epifiseal memperdarahi ujung tulang.
• Vena mengiringi arteri.
• Vena besar meninggalkan tulang melalui foramen didekat ujung artikular tulang.
• Saraf periosteal sangat banyak merupakan saraf sensoris dan saraf vasomotor
menyebabkan penyempitan dan pelebaran p. darah.

CARTILAGO
• Jaringat ikat yang sel dan serabutnya tertanam dalam matriks berbentuk agar dan
bertanggung jawab atas kekuatan dan kekenyalan tulang rawan kecuali pada
permukaan sendi
• Tulang rawan diliputi oleh selapis membrana fibrosa yang disebut perichondrium

Terdapat 3 jenis cartilago


1. Cartilago Hyalin: banyak matriks amorf berperan dalam pertumbuhan tulang
panjang (lempeng epifisis).

Penuntun Praktikum
Semester I 71
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2. Cartilago Fibrosa: sedikit matriks, banyak serabut kolagen ditemukan dalam discus
articularis (articulatio temporomandibularis, art. Genu).
3. Cartilago elastis: banyak serabut elastis didalam matriks (auricula, meatus acisticus
ext, tuba auditiva dan epiglottis.

FASCIA
Terletak diantara kulit serta otot dan tulang yang mendasarinya.
Fascia Superficialis : Campuran antara jaringan areolar longgar dan jaringan
adipose yang menyatukan dermis dengan fascia profunda.
yang terletak dibawahnya contoh telapak tangan kaki.
Fascia Profunda : Lapisan jaringan ikat yang meliputi otot-otot dan struktur
dalam lainnya contohnya retinaculum .

TENDON
Suatu pita jaringan fibrosa yang berfungsi melekatkan otot pada tulang, cartilage
atau ligamentum.

LIGAMENT
Sebuah tali atau pita jaringan ikat yang menghubungkan dua struktur, umumnya
ditemukan berhubungna dengan sendi dan dalam keadaan normal tidak dapat
direnggangkan (mis lig. Iliofemorale pada articulation coxae dan yang kedua tersusun
jaringan elastis sehingga dapat kembali ke panjang semula setelah perenggangan (mis:
lig flavum pada columna vertebralis.

ARTHROLOGI
Adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi dan persendian.
Sendi / joint /articulation : hubungan antar tulang.

Berdasarkan jaringan yang terdapat diantara tulang yang bersendi:


1. Sendi fibrosa : memungkinkan sedikit gerakan : sutura os cranium, syndesmosis
membrane interossea.
2. Sendi cartilage:
• Primer: sendi tulang-tulangnya disatukan selempeng kartilagi hialin; tidak ada
gerakan yang dilakukan contoh epifisis dan diafisis.

Penuntun Praktikum
Semester I 72
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• Sekunder: sendi yang tulang-tulangnya disatukan oleh selempeng fibrocartilage


dan permukaaan sendinya diliputi selapis tipis kartilago hialin; sedikit gerakan
contoh symfisis pubis, discus intervertebralis.
3. Sendi Sinovial: facies articularis tulang-tulang diliputi oleh selapis tipis cartilage
hialin dan ujungnya dipisahkan oleh rongga sendi: memungkinkan gerakan yang lebih
luas.

Tipe Sendi Sinovial


1. Sendi Datar (plane joint) →memungkinkan gerak meluncur atau gerak geser cth:
art. acromioclaviculare.
2. Sendi Engsel (art ginglymus=Hinge joint)→ menyerupai engsel pintu
memungkinkan gerakan flexi dan ekstensi cth: art. Cubiti, art. Genu.
3. Seni pasak pivot (art. Trochoidea=pivot joint)→terdapat pasak tulang yang
dikelilingi cincin ligamentum bertulang hanya mungkin gerakan rotasi cth:
atlantoaxialis.
4. Sendi condyloidea (condyloid joint)→ bersumbu dua memungkinkan flexi dan
ekstensi, abduksi dan adduksi dan sirkumduksi (art. Metacarppophalangea jari-jari
tangan).
5. Sendi elipsoidea (saddle joint)→ sendi pelana bersumbu dua berbentuk pelana
tempat tulang bersendi berbentuk cekung dan cembung, cth os metatarsal I dengan os
trafezium (art.carpo-metacarpea).
6. Sendi Peluru (art. Spheroidea=ball and socket joint))→bersumbu banyak
memungkinkan gerak menurut berbagai sumbu( mis flexi- ekstensi, abduksi-aduksi,
rotasi medial dan lateral dan sirkumduksi. kepala sendi berbentuk bola dan satunya
lagi berbentuk socket, cth art. Humeri dan art coxae.

Penuntun Praktikum
Semester I 73
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Tiga Jenis Otot


1. Otot Rangka: menggerakkan tulang.
2. Otot jantung: sebagai komponene dinding jantung terbesar.
3. Otot polos yang membentuk sebagian dinding pembuluh dan organ berongga
terbanyak cth: sal. Cerna intestinum dan pembuluh darah.

MYOLOGI
• Ilmu yang mempelajari tentang otot rangka yang merupakan alat gerak aktif.
• Menghasilkan gerak pada kerangka merupakan otot volunter, tetapi ada beberapa
sifatnya otomatis seperti diafragma.
• Menyebabkan gerak memendek dan menarik.

Penuntun Praktikum
Semester I 74
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Fasciculus Otot
Serabut2 otot skeletal tersusun secara paralel dalam bundelan disebut fasciculus.
Susunan fasciculus sebuah otot:
1. Parallel : sejajar dengan sb panjang otot
2. Fusiform : bagian venter membesar
3. Circular : melingkar sebuah lobang sbg sphincter.
4. Triangular : melebar pada satu tempat dan menciut pada satu tendon besar.
5. Pennatus : seperti bulu. tdd: uni-, bi-, multi-pennatus.

Otot-otot berdasarkan serat nya


• Unipenatus: tendonnya terletak sepanjang satu sisi otot dan serabutnya miring kearah
tendon tersebut mis: m ext digitorum longus
• Bipennatus: tendonnya terletak ditengah otot dan serabutnya berjalan kearah tendon
inin dari dua sisi (daun) mis: m. rectus femoris
• Multipennatus: tdd satu seri otot bipenatus tersusun berderetan satu dengan yang lain
kipas) mis: m. deltoideus
• Melingkar mis: m spincter ani dan m. orbicularis

Nama sebuah otot bisa berdasarkan


1. Berdasarkan arah serabut terhadap garis tengah tubuh : rectus, transversus, obliquus.
2. Berdasarkan ukuran otot : maximus, minimus, longus, brevis, latissimus, longissimus,
magnus, major, minor, vastus.
3. Berdasarkan bentuk otot: deltoid, trapezius, serratus, rhomboideus, orbicularis,
pectinatus, piriformis, platysmus, quadratus, gracilis.
4. Berdasarkan fungsi utama : flexor, extensor, abductor, adductor, levator, depressor,
supinator, pronator, sphincter, tensor, rotator.
5. Berdasarkan jumlah origo : biceps, triceps, quadriceps.
6. Berdasarkan letak : contoh temporalis, dll.
7. Berdasarkan letak origo dan insertio : contoh : m.sternocleidomastoideus.

Penuntun Praktikum
Semester I 75
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Sebuah otot rangka paling sedikit mempunyai 2 tempat melekat biasa pada tulang,
tetapi bisa juga melekat pada kulit (otot wajah), melekat pada mukosa (otot lingua),
melekat pada fascia, dan membentuk otot sirkular→ m. spincter ani ex.
Umumnya otot memiliki tempat asal (ORIGO) dimana pada saat pergerakan tidak
mengalami perubahan posisi= punctum fixum dan tempat melekat (INSERTIO) dimana
pada saat pergerakan akan mengalami perubahan posisi=punctum mobile.
Bagian tengah otot dibungkus fascia musculorum=fascia investiens=fascia propia
musculi dan bagian tengah otot disebut venter.
Satu otot tertentu pada berbagai kondisi yang berbeda dapat berlaku sebagai :
• Agonis adalah otot yang berkontraksi secara aktif untuk menghasilkan gerak yang
dikehendaki.
• Antagonis: melawan kegiatan agonis; sewaktu agonis berkontaksi antagonis berangsur
berelaksasi sehingga dihasilkan gerak yang nyata.
• Sinergis: menghalangi terjadinya gerak pada sendi penyelang (interventing joint, jika
otot agonis melalui lebih dari satu sendi otot sinergis melengkapi kegiatan agonis
• Otot fixator menetapkan bagian proximal extremitas sewaktu terjadi gerak didistal.

Penuntun Praktikum
Semester I 76
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

E. ALAT DAN BAHAN


1. Manequin otot dan tulang.
2. Otot dan tulang cadaver.
3. Mannequin persendian tulang.

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


1. Perhatikan dan identifikasi tulang-tulang yang termasuk dalam truncus : os cranium,
os hyoideum, vertebra, costa dan sternum.
2. Perhatikan dan identifikas tulang-tulang yang termasuk dalam extremitas superior : os
clavicula, scapula, humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal dan phalanges.
3. Perhatikan dan identifikasi tulang-tulang yang termasuk dalam extremitas inferior: Os
coxae, femur, Patella, fibula, Tibia, Ossa Tarsalia, Ossa Metatarsalia, Phalanges.
4. Perhatikan dan identifikasi contoh otot,fascia, ligamentum,tendon dan sendi.
5. Menirukan gerakan-gerakan yang dapat dihasilkan dari sendi sinovial.
Penuntun Praktikum
Semester I 77
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM
1. Lengkapi gambar disamping

2. Sebutkan contoh 5 ligamentum , 5 tendon dan 5 sendi yang ada ketahui?

Penuntun Praktikum
Semester I 78
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

REFERENSI
F.Paulsen & J.Waschke. 2012. Atlas Anatomi Manusia “Sobotta”, Edisi 23 . Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Gerard J. Tortora, Mark T Nielson. 2012. Principles of Human anatomy . 12 th ed. United
state: John Wiley and Sons.
Moore, Keith L . 2002. Anatomi Klinis Dasar, Jakarta, Hipokrates
Netter, F.H., 2010. Atlas of Human anatomy. 5th ed. USA: Saunders Elsevier.
Snell, Richard S. 2011. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem, Jakarta, EGC
Wibowo, Daniel S dan Paryana,Widjaya. 2009 Anatomi Tubuh Manusia, Yogyakarta, Graha
Ilmu

Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 79
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM VI
PENGENALAN SEL DAN JARINGAN DAN MIKROSKOP
dr. Ira Cinta Lestari, M.Sc

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi dan menjelaskan sel dan jaringan dasar serta fungsinya
sesuai dengan analitik mikroskopik.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Praktikum pengenalan mikroskop, sel dan jaringan ini dilakukan sebagai
bagian dari modul Biomedik 1. Diharapkan setelah mengikuti praktikum ini
mahasiswa mampu :
1. Menggunakan mikroskop dengan benar
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis sel
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis jaringan dasar

C. PENDAHULUAN
Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah
sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. llmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah
mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih
lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di
bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasakan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu,
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi
mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler
dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan
mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.
Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi

Penuntun Praktikum
Semester I 80
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan oleh


pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras,
Nomarski DIC, dan konfokal).

Gambar 1 : Mikroskop Monokuler, Binokuler dan Trinokuler

Struktur mikroskop
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
• Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
• Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.

(A) (B)
Gambar 2 : Struktur Mikroskop Cahaya (A) dan Mikroskop Listrik (B)

Pembesaran
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari
benda yang diamati lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbagai faktor,
diantaranya titik fokus kedua lensa objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau

Penuntun Praktikum
Semester I 81
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

jarak (t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang
mata normal (sn).

Rumus :

Sifat Bayangan
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung.
Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang
mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu
yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan
sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron
bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan
diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A
di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.

D. MATERI PRAKTIKUM
Sejak ditemukannya mikroskop elektron, para ahli biologi mulai berhasil
mengidentifikasi struktur internal dari berbagai macam sel. Para ahli menggolongkan
sel menjadi dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Penggolongan ini
didasarkan atas ukuran dan struktur intenal atau kandungan organel selnya.
Sel prokariotik memiliki struktur yang sederhana misalnya bakteri, ganggang
hijau-biru, dan mikoplasma. Sedangkan, sel eukariotik memiliki struktur yang lebih
kompleks, misalnya protista, fungi, tumbuhan, dan hewan.

(A) (B)
Gambar 3 : Perbandingan Sel Prokariotik (A) dan Sel Eukariotik (B)
Penuntun Praktikum
Semester I 82
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Sel Prokariotik (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro yang berarti
“sebelum” dan karyon yang artinya “kernel” atau juga disebut nukleus. Sel
prokariotik tidak memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada
suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada membrane yang memisahkan
daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya.
Prokariot merupakan bentuk sel organisme yang paling sederhana dengan
diameter dari 1 hingga 10 µm. Struktur selnya diselimuti oleh membrane plasma
(membrane sel) yang tersusun dari lemak lapis ganda. Di sela-sela lapisan lemak ini
terdapat sejumlah protein integral yang memungkinkan terjadinya lalu lintas molekul-
molekul tertentu dari dalam dan ke luar sel. Kebanyakan prokariot juga memiliki
dinding sel yang kuat di luar membran plasma untuk melindungi sel dari lisis,
terutama ketika sel berada di dalam lingkungan dengan osmolaritas rendah.
Bagian dalam sel secara keseluruhan dinamakan sitoplasma atau sitosol. Di
dalamya terdapat sebuah kromosom haploid sirkuler yang dimampatkan dalam suatu
nukleoid (nukleus semu), beberapa ribosom (tempat berlangsungnya sintesis protein),
dan molekul RNA. Kadang-kadang dapat juga dijumpai adanya plasmid (molekul
DNA sirkuler di luar kromosom). Beberapa di antara molekul protein yang terlibat
dalam berbagai reaksi metabolisme sel nampak menempel pada membrane plasma,
tetapi tidak ada struktur organel subseluler yang dengan jelas memisahkan
berlangsungnya masing-masing proses metabolisme tersebut.
Permukaan sel prokariot adakalanya membawa sejumlah struktur berupa
rambut-rambut pendek yang dinamakan pili dan beberapa struktur rambut panjang
yang dinamakan flagela. Pili memungkinkan sel untuk menempel pada sel atau
permukaan lainnya, sedangkan flagela digunakan untuk berenang apabila sel berada
di dalam media cair.

Gambar 4 : Struktur Sel Prokariotik Dengan Pili dan Flagela


Penuntun Praktikum
Semester I 83
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Sel eukariotik, eu berarti “sebenarnya” dan karyon berarti nukleus. Eukariotik


mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh
selubung nukleus. Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk
hidup multi seluler. Sel eukariotik tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus,
sentriol, retikulum endoplasma, ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro,
mitrokondria, mikrotubulus dan mikro filamen. Organel-organel di dalam sel
memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup sel tersebut. Setiap
organel di dalam sel memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Gambar 5 : Struktur Sel Eukariotik Dengan Berbagai Macam Organella

Struktur dan fungsi pada Sel :


a. Membrane Sel
Membrane sel memiliki ketebalan antara 5 sampai 10 nm, oleh karena itu hanya dapat
dilihat dengan mikroskop elektron. Membrane sel memiliki beberapa fungsi, antara
lain yaitu:
• Sebagai pembungkus isi sel dan membentuk sistem endomembran di dalam sel.
• Menyediakan selaput bersifat selektif permeabel untuk menyaring masuknya zat-
zat ke dalam sel.
• Sebagai sarana transpor larutan dari dan ke dalam sel.
• Merespons terhadap sinyal dari luar. Pada membrane sel terdapat protein integral
yang berfungsi sebagai reseptor untuk menerima sinyal dari lingkungan sel.

Penuntun Praktikum
Semester I 84
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• Untuk interaksi interseluler. Protein - protein membrane sel dan glikoprotein


sebagai perantara sel untuk berinteraksi dengan sel lain atau dengan lingkungan
luarnya.
• Tempat aktivitas biokimiawi. Beberapa reaksi kimia dikatalisis oleh protein
integral membrane yang berfungsi sebagai katalisator.
• Untuk transduksi energi. Membrane dalam (inner membrane) kloroplas berfungsi
untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam proses fotosintesis.

Semua membrane sel terdiri atas dua komponen utama, yaitu lemak (lipid) dan
protein yang terikat secara non kovalen dan tersusun dalam suatu struktur yang
menyerupai lembaran. Lembaran tersebut tersusun atas dua lapisan lemak yang
dinamakan lipid bilayer sedangkan protein terletak di antara lemak atau di permukaan
lapisan lipid bilayer.

Gambar 6 : Struktur Membran Sel

Karbohidrat yang terikat dengan lemak dinamakan glikolipid, sedangkan yang


terikat dengan protein dinamakan glikoprotein. Baik glikolipid maupun glikoprotein
berfungsi sebagai media interaksi dengan sel lainnya. Kolesterol pada membrane
plasma hanya dijumpai pada sel hewan dan sekitar 50% dari lemak membrane terdiri
atas kolesterol. Fungsi kolesterol pada membrane berhubungan dengan rigiditas atau
kekakuan membrane.

Penuntun Praktikum
Semester I 85
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Protein yang menyusun membrane plasma tersusun atas lebih dari 50 jenis
protein yang berbeda. Jenis-jenis tersebut terletak dengan orientasi tertentu pada lipid
bilayer. Protein membrane dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu protein integral,
protein perifer dan protein yang terikat lipid membran (Gambar 6).

b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang dibungkus oleh membrane plasma.
Sitoplasma mengandung gula, asam amino, lemak, ion-ion dan senyawa kimia lain
yang digunakan untuk metabolisme sel. Di dalam sitoplasma terdapat membran
intrasel yang membungkus organel sel, misalnya membrane yang membungkus
mitokrondria, kloroplas, lisosom, peroksisom, retikulum endoplasma, dan badan
Golgi. Bagian sitoplasma yang berada di antara organel dinamakan sitosol. Volume
sitosol lebih kurang 50% dari volume sel. Di dalam sitosol juga terdapat protein dan
enzim-enzim untuk reaksi kimia.

c. Mitokondria
Mitokondria memiliki ukuran yang bervariasi, rata-rata diameternya 0,2 - 0,7
µm dan panjangnya 1 - 4 µm. Bentuk mitokondria bervariasi, tergantung dari jenis
selnya, misalnya pada sel-sel awal embrio, bentuk mitokondrianya bulat atau oval,
sedangkan pada sel-sel lain bentuknya seperti gelendong dan ada juga yang berbentuk
pipa. Karena ukurannya yang relatif besar mitokondria dapat terlihat cukup jelas di
bawah mikroskop cahaya. Pada umumnya, mitokondria tersebar secara acak di dalam
sel dan cenderung berkumpul pada bagian sel yang banyak memerlukan energi,
misalnya di sekitar gelendong pembelahan, atau di sekitar membrane yang melakukan
endositosis. Jumlah mitokondria di dalam sel bervariasi tergantung dari jenis sel,
spesies organisme, dan keadaan fisiologi sel. Sel-sel yang metabolismenya aktif
banyak mengandung mitokondria dibandingkan dengan sel-sel yang tidak aktif.
Bagian-bagian utama mitokondria dibedakan menjadi dua, yaitu bagian
selaput atau membrane dan bagian matriks. Membrane mitokondria ada dua yaitu
membrane luar dan membrane dalam. Antara membrane dalam dan membrane luar
terdapat ruang antar membrane yang berisi berbagai macam enzim. Membrane luar
mitokondria lebih tipis dari pada membrane dalam yaitu kurang dari 6 nm, sedangkan
membrane dalam berukuran antara 6 - 8 nm. Membrane dalam mitokondria

Penuntun Praktikum
Semester I 86
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

membentuk juluran-juluran ke arah matrik sehingga memperluas permukaan


dalamnva. Iuluran membrane ke arah matriks ini dinamakan tristae. Matriks
mitokondria merupakan bagian mitokondria yang menyerupai gel. Di dalam matriks
mitokondria terdapat ribosom, DNA, RNA dan beberapa protein yang larut dalam air
serta filamen, dan granul.

Gambar 7 : Struktur Mitokondria

Pada membrane dalam (inner membrane) mitokondria terdapat beberapa jenis


protein yang terlibat dalam proses pembentukan ATP. Di dalam sel, ATP merupakan
molekul berenergi tinggi yang akan digunakan untuk metobolisme sel. Selain
berfungsi menghasilkan energi dalam bentuk ATP, mitokondria juga berfungsi
sebagai tempat penyimpanan ion kalsium di dalam sel. Ion-ion ini disimpan dalam
suatu badan khusus yang dinamakan granul. Mitokondria di dalam sel mampu
menggandakan diri, sehingga jumlahnya dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan
energi sel.

d. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan bentukan membrane yang sangat
berlipat-lipat membatasi suatu ruangan yang disebut lumen (sisterna). Antara lumen

Penuntun Praktikum
Semester I 87
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

RE dengan sitosol hanya dipisahkan oleh selapis membrane sehingga memudahkan


terjadinya pertukaran zat antara lumen RE dengan sitosol.
Berdasarkan ada tidaknya ribosom yang menempel pada permukaan luar
membrane, RE dibedakan menjadi dua, yaitu Retikulum Endoplasma Halus (Smooth
Endoplasmic Reticulum / SER) dan Retikulum Endoplasma Kasar (Rough
Endoplasmic Reticulum / RER). Pada RER permukaan luar membrannya banyak
ditempeli oleh ribosom. Sebaliknya pada SER permukaan luar membrannya tidak
ditempeli oleh ribosom. RER banyak dijumpai pada sel-sel yang aktif mensekresikan
protein misalnya sel – sel pancreas, kelenjar ludah, dan kelenjar lainnya.

Gambar 8 : Struktur Retikulum Endoplasma


Protein yang dihasilkan dari RER antara lain adalah protein yang disekresikan
keluar sel, protein integral membrane, protein-protein khusus di dalam organel, seperti
protein di dalam Golgi, lisosom, endosom, dan vakuola, makanan pada sel tumbuhan.
SER banyak ditemukan pada otot rangka, tubulus ginjal, dan kelenjar endokrin yang
mensekresikan hormon steroid. Sedangkan SER mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
• Sintesis hormon steroid pada sel-sel kelenjar endokrin pada gonad dan adrenal.
• Detoksifikasi di dalam hati yang melibatkan beberapa molekul penting di
dalam sel hati.
• Melepaskan glukosa dari glukosa-6-fosfat di dalam sel-sel hati.
• Sebagai tempat melekatnya granul-granul yang berisi glikogen pada sel-sel
hati.
• Tempat menyimpan ion-ion kalsium di dalam sisterna yang akan dikeluarkan
jika ada rangsangan yang menyebabkan pengeluaran ion kalsium, misalnya
kontraksi otot.

Penuntun Praktikum
Semester I 88
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

e. Aparatus Golgi atau Kompleks Golgi.


Aparatus Golgi (AG) atau Kompleks Golgi pertama kali ditemukan oleh
Camilio Golgi tahun 1898 di dalam sitoplasma sel saraf. AG dijumpai hampir pada
semua sel tumbuhan dan sel hewan.

Gambar 9 : Struktur Dan Fungsi Aparatus Golgi

Organel ini terdiri atas setumpuk saku-saku pipih yang masing-masing


dibatasi oleh selapis membran. Dengan menggunakan mikroskop elektron, tampak
bahwa AG tersusun atas tiga bentukan membrane, yaitu:
1) Kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus, kantung – kantung
pipih tersebut tersusun bertumpuk membentuk diktiosom,
2) Vesikel-vesikel kecil berdiameter kurang lebih 50 µm yang terletak pada sisi
yang berbatasan dengan RE, vesikel ini dinamakan vesikel tiansisi atau vesikel
peralihan, fungsi vesikel adalah membawa protein dan lipid dari RE ke AG dan
dari sakulus satu ke sakulus lainnya,
3) vesikel besar yang terletak pada sisi yang berhadapan dengan membrane plasma,
vesikel ini dinamakan vesikel sekretori,vesikel sekretori adalah membawa protein
atau lipid yang telah mengalami Pemrosesan di dalam lumen sakulus.

Penuntun Praktikum
Semester I 89
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Beberapa penelitian membuktikan bahwa AG tidak hanya berfungsi sebagai


alat transport materi ke luar sel. Akan tetapi banyak reaksi yang berlangsung di dalam
lumen AG, antara lain proses biosintesis-glikoprotein dan glikolipid yang dikatalisis
oleh enzim glikosil transferase, kedua proses ini sering dinamakan glikosilasi. Di
dalam AG juga terjadi proses penambakan gugus sulfat pada karbohidrat yang
dikatalisis oleh enzim sulfat tansferase. Selain itu, di dalam lumen AG terjadi proses
sintesis proteoglikan yang merupakan komponen matriks ekstra sel. Pada sel
tumbuhan yang sedang membelah, AG berperanan dalam pembentukan komponen
dinding sel yang baru.
Molekul-molekul protein dan lipid yang telah mengalami modifikasi kimiawi
di dalam lumen AG akan di packing oleh membrane Golgi dan ditransfer dalam
bentuk vesikel. Ada tiga macam protein yang dihasilkan oleh Golgi, antara lain:
1) protein membrane inti, membrane plasma dan protein membrane organel
2) protein sekretori yang disimpan dalam bentuk vesikel
3) protein enzim yang disimpan dalam vesikel (lisosom)

f. Lisosom
Lisosom pertama kali ditemukan pada tahun 1949 oleh De Duve di dalam
serpihan sel-sel hati. Organel ini berbentuk semacam kantung yang berisi enzim
hidrolitik. Selama masih terbungkus membrane, enzim hidrolitik bersifat stabil.
Terdapat lebih kurang 40 macam enzim hidrolitik yang ditemukan di dalam lisosom.
Enzim-enzim tersebut meliputi protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase dan sulfatase. Enzim-enzim tersebut hanya akan dapat bekerja optimal pada
pH sekitar 5.
Membrane lisosom mengandung protein transfer untuk membawa hasil
pencernaan ke sitosol. Membrane lisosom tidak akan tercerna oleh enzim yang
dikandungnya sendiri karena kandungan karbohidrat yang tinggi pada membranenya.
Lisosom tergolong organel yang polimorfik karena memiliki bentuk dan
ukuran yang bervariasi. Ada empat macam bentuk lisosom, yaitu satu macam lisosom
primer dan tiga macam lisosom sekunder. Lisosom primer adalah lisosom yang baru
terbentuk dari AG dan belum berfusi (bergabung) dengan materi yang akan dicerna.

Penuntun Praktikum
Semester I 90
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Lisosom sekunder ada tiga macam, yaitu:


1) Heterofagosom, merupakan gabungan antara lisosom primer dengan fagosom.
2) Sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom.
3) Badan residu, adalah vakuola yang berisi sisa materi yang tidak tercerna.

Gambar 10 : Cara Kerja Lisosom

Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intra sel. Materi yang dicerna
oleh lisosom dapat berasal dari luar sel atau dari dalam sel itu sendiri. Materi dari luar
sel masuk ke dalam sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Pencernaan intra
sel selalu terjadi di dalam lisosom, enzim, hidorolitik tidak pernah keluar dari dalam
lisosom sehinggan pencernaan berlangsung optimal. Akan tetapi, jika membrane
lisosom pecah, maka enzim hidrolitik pada lisosom akan keluar dan mencerna sel itu
sendiri. Beberapa peran lisosom antara lain adalah:
1) Perombakan organel sel yang telah tua.
2) Proses metamorfosis pada katak, misalnya menyusutnya ekor pada berudu
karena dicerna oleh enzim katepsin di dalam lisosom.
3) Pemulihan ukuran uterus setelah kehamilan.
4) Proses fertiliasi, dimana bagian kepala sperma yang dinamakan akrosom
mengandung enzim hialuronidase untuk mencerna zona pelusida pada seltelur.

Penuntun Praktikum
Semester I 91
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Hasil pencernaan lisosom, seperti asam amino, glukosa dan nukleotida mampu
menembus membrane lisosom menuju sitosol. Membrane lisosom selanjutnya akan
dikembalikan menuju membrane plasma melalui proses eksositosis. pencernaan
bagian-bagian sel yang telah tua dinamakan autofagi.

g. Badan Mikro
1) Peroksisom
Organel ini ditemukan pada sel hewan, sel tumbuhan tertentu maupun sel ragi.
Peroksisom pertama kali ditemukan oleh De Duve dan kawan-kawannya pada tahun
1965 di dalam sel-sel hati. Di dalam peroksisom ditemukan beberapa macam enzim
oksidase dan enzim katalase. Oleh karena enzim-enzim ini berperan dalam
pembentukan katalase oleh karena enzim -enzim ini berperan dalam pembentukan dan
pembongkaran hidrogen peroksida (H2O2) , maka organel tersebut dinamakan
peroksisom. Pada sel tumbuhan, fungsi organel ini berkaitan dengan siklus glioksilat
sehingga dinamakan glioksisom.
Di dalam sel, peroksisom berbentuk bulat telur dengan diameter kurang lebih
antara 0,5 - 0,7 µm, hanya dibungkus oleh selapis membrane. Jumlah peroksisom
untuk tiap sel bervariasi antara 70-700. Peroksisom memiliki kemampuan untuk
membelah diri sehingga dapat membentuk peroksisom anak. Protein dan lipid yang
diperlukan ditransfer dari sitosol. Selain berfungsi untuk pembentukan dan
perombakan H2O, menjadi substrat organik dan H2O, peroksisom juga berfungsi
untuk merombak asam lemak yang tersimpan dalam biji menjadi glukosa untuk proses
perkecambahan.

2) Glioksisom
Glioksisom merupakan badan mikro yang hanya ditemukan pada sel
tumbuhan. Diameter glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 µm. Sedangkan peroksisom
merupakan badan mikro yang ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan.
Glioksisom banyak ditemukan pada biji-bijian yang berperan sebagai tempat
menyimpan asam lemak untuk pembentukan energi dalam Proses perkecambahan.
Salah satu proses utama pada biji yang sedang mengalami perkecambahan
adalah perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi karbohidrat atau
disebut glukoneogenesis. Penguraian asam lemak menjadi asetil ko-A selanjutnya

Penuntun Praktikum
Semester I 92
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

berubah menjadi oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Asam sitrat yang terbentuk
akan diubah menjadi glukosa melalui serangkaian reaksi enzimatis yang terdapat di
dalam glioksisom.

h. Ribosom
Ribosom merupakan salah satu organel tidak bermembrane yang ditemukan
pada semua sel, baik sel prokariotik maupun eukariotik. Pada eukariotik, organel ini
terdapat pada sitoplasma, menempel pada permukaan luar retikulum endoplasma,
didalam metriks mitokondria dan didalam stroma kloroplas.
Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar dan sub unit kecil.
Kedua sub unit ini akan berfusi jika proses translasi berlangsung. Sub unit ribosom
dinyatakan dengan satuan S (Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini
menunjukkan kecepatan pengendapan pada saat sub unit tersebut disentrifugasi,
misalnya sub unit kecil dan sub unit besar ribosom pada eukariotik adalah 40s dan
60s. Komponen penyusun besar ribosom terdiri atas protein ribosom dan ARN
ribosom (ARN-r). Protein ribosom disintesis oleh bebas yang terdapat di dalam
sitoplasma, sedangkan ARN-r ditranskripsi di dalam anak inti (nukleous).

Gambar 11 : Struktur Dan Jenis Ribosom


Organel ini merupakan tempat berlangsungnya penerjemahan (translasi)
kodon (kode genetik) yang dibawa ARN-duta (ARN-d). Hasil translasi ini adalah
polipeptida. Polipeptida hasil translasi pada RER akan dikirim dan diolah di dalam
AG menjadi protein membrane, dan enzim lisosom, atau disekresikan ke luar sel

Penuntun Praktikum
Semester I 93
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

melalui vesikel. Sedangkan polipeptida hasil translasi pada ribosom bebas dikirim ke
mitokondria, sebagai enzim peroksisom, atau sebagai protein ribosom.

i. Sitoskeleton
Di dalam sitosol juga ditemukan adanya sitoskeleton yang tersusun atas
mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediat. Sitoskeleton berfungsi untuk
menyokong bentuk sel dan memungkin terjadinya gerakan-gerakan organel di dalam
sitoplasma. Mikrotubulus ada yang Ietaknya terbenam di dalam sitosol, dinamakan
mikrotubulus sitoplasmik dan ada juga yang berfungsi sebagai penyusun organel,
seperti silia, flagela, dan sentriol. Mikrofilamen merupakan protein yang berfungsi
untuk pergerakan di dalam sitoplasma, misalnya aliran sitoplasma sel tumbuhan dan
gerak amoeboid pada leukosit.

1. Mikrotubulus
Mikrotubulus tersusun atas molekul protein tubulin. Ada dua jenis protein
tubulin penyusun tubulin, yaitu tubulin α dan tubulin β. Setiap mikrotubulus tersusun
atas 13 protofilamen yang tersusun paralel mengelilingi suatu sumbu. Ada dua macam
mikrotubulus di dalam sel yang dibedakan atas stabilitasnya, yaitu mikrotubulus stabil
dan mikrotubulus labil. Contoh mikrotulus stabil adalah pembentuk silia dan flagela.
Sedangkan mikrotubulus labil contohnva mikrotubulus pembentuk gelendong
pembelahan.
Mikrotubulus sitoplasmik didalam sel berfungsi sebagi keranga dalam yang
menetukan bentuk sel dan untuk transfer molekul di dalam sel. Mikrotubulus ini
berbentuk serabut tunggal dengan diameter lebih kurang 25 nm. Beberapa organel
yang tersusun dari mikrotubulus adalah sentriol, silia dan flagella.

2. Mikrofilamen
Mikrofilamen biasanya banyak terdistribusi dibawah permukaan membrane
plasma. Panjang mikrofilamen bervariasi, dengan diameter lebih kurang 7 µm.
Mikrofilamen tersusun atas protein, terutama aktin dan miosin. Hampir semua jenis
sel hewan mengandung aktin. Aktin dan miosin banyak ditemukan terutama pada sel
otot, dengan komposisi miosin yang lebih sedikit dibandingkan aktin. Kedua jenis
protein ini berperan untuk pergerakan, misalnya aliran sitoplasma pada sel tumbuhan
(siklosis), dan gerak amoeboid pada Protozoa.
Penuntun Praktikum
Semester I 94
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

3. Filamen lntermediet
Filamen intermediet memiliki diameter antara 8-10 pm, berbentuk pembuluh,
tersusun atas 4-5 protofilamen yang tersusun melingkar, bersifat liat, stabil, dan
tersusun atas protein fibrosa. Sebagaian besar filamen intermediet berfungsi untuk
menyokong sel dan inti sel. Letak filamen ini biasanya terpusat disekitar inti. Pada sel
epitel, filamen intermediet membentuk anyaman yang berfungsi untuk menahan
tekanan dari luar. Contoh filamen entermediet antara lain adalah kertin, vimentin,
neurofilamen, lamina nuclear, dan keratin.

Gambar 12 : Jenis-Jenis Sitoskeleton


Penuntun Praktikum
Semester I 95
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

j. Inti Sel (Nucleus)


Pada sel eukariotik, materi intinya telah diselubungi oleh suatu membrane dan
membentuk struktur inti sel atau nukleus. Bagian–bagian yang menyusun inti sel
antara lain adalah membrane inti, pori membrane, matriks inti sel (matriks), kromatin
atau kromosom, dan anak inti (nukleolus).

Gambar 13 : Struktur dan Fungsi Inti Sel

Pada umumnya, inti sel berbentuk bulat, tetapi ada juga yang bentuknya
seperti gelendong. Sel eukariotik umumnya memiliki satu inti sel, tetapi ada juga
beberapa jenis sel yang memiliki inti lebih dari satu. Bagian-bagian yang membentuk
sel inti adalah :
a) Membran inti
Membrane inti terdiri atas dua lapis, yaitu membrane luar (membrane
sitosolik) dan membrane dalam (membrane nukleo-plasmik). Di antara kedua
membrane tersebut terdapat ruangan antar membrane (perinuklear space) selebar 10 -
15 nm. Membrane luar inti bertautan dengan membrane ER. Pada membrane inti juga
terdapat enzim-enzim seperti yang terdapat pada membrane ER, misalnya sitokrom,
transferase, dan glukosa-6-fosfatase. Permukaan luar membrane inti juga berikatan

Penuntun Praktikum
Semester I 96
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

dengan filamen intermediet yang menghubungkannya dengan membrane plasma


sehingga inti terpancang pada suatu tempat di dalam sel.
b) Pori Membran Inti
Pada membrane inti terbentuk pori-pori sebagai akibat pertautan antara
membrane luar dan membrane dalam inti. Diameter pori berkisar antara 40 - 100 nm.
Jumlah pori membrane inti bervariasi tergantung dari jenis sel dan kondisi fisiologi
sel. Fungsi pori membrane inti ini, antara lain sebagai jalan keluar atau masuknya
senyawa-senyawa dari inti dan menuju inti, misalnya tempat keluarnya ARN – duta
dan protein ribosom.
Pori membrane inti dikelilingi oleh bentukan semacam cincin (anulus) yang
bersama-sama dengan pori membentuk kompleks pori. Bagian dalam cincin
membentuk tonjolan-tonjolan ke arah lumen pori. Pada bagian tengah pori terdapat
sumbat tengah (central plug).
c) Matriks Inti (nukleoplasma)
Komponen utama dari matriks inti adalah protein vang kebanyakan berupa
enzim dan sebagian adalah protein structural inti.Matriks inti diduga ikut berperan
dalam proses-proses pada materi inti, misalnya transkripsi, replikasi DNA, dan
proses-proses lainya di dalam inti.
d) Materi Genetik
Bagian utama dari sebuah inti sel adalah materi genetik. Semua aktivitas di
dalam sel dikendalikan oleh materi genetik. Pada waktu interfase, materi genetik
dinamakan kromatin. Benang benang kromatin ini akan mengalami pemampatan
(kondensasi) pada saat sel akan membelah. Kromatin yang mengalami kondensasi ini
dinamakan kromosom. Hasil analisis kimia menunjukkau, bahwa kromatin tersusun
atas DNA, RNA, protein histon dan protein nonhiston.
e) Anak Inti (Nukleolus)
Nukleolus banyak ditemukan pada sel-sel yang aktivitas . sintesis proteinnya
tinggi, misalnya pada neuron, oosit, dan kelenjar. Di dalam inti, nukleolus tampak
sebagai suatu struktur yang merupakan tempat pembentukan dan penyimpanan
prekusor ribosom dan pembentukan sub unit ribosom. Selain itu, struktur ini
merupakan tempat terjadinya proses transkripsi gen ARN ribosom (ARN-r).

Penuntun Praktikum
Semester I 97
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

k. Sentriol
Sentriol merupakan organel sel berbentuk silindris dengan diameter lebih
kurang 2 µm dan panjang lebih kurang 4 µm. Di dalam setiap sel mengandun
sepasang sentriol yang letaknya saling tegak lurus dekat inti sel. sentriol berfungsi
sebagai bahan pembentuk sillia dan flagella, persis dengan sentriol. Jadi, selain
sebagai komponen penyusun sentrosom, sentriol berfungsi sebagai tubuh basalis.
l. Silia dan Flagela
Kedua organel ini berfungsi sebagai alat pergerakan sel yang letaknya berada
pada permukaan luar membrane sel. Baik silia maupun flagella memiliki struktur
yang sama, yaitu memiliki sumbu yang dinamakan aksonem. Struktur aksonem sangat
kompleks karetra tersusun atas mikrotubulus dan protein. Jumlah silia pada umumnya
banyak, sedangkan jumlah flagela hanya satu atau dua. Silia berukuran lebih halus
dan lebih pendek dari pada flagela. Berbeda dengan sentriol, silia dan flagella
dibungkus oleh membrane. Membrane silia dan flagela merupakan perluasan dari
membrane sel.
Contoh sel-sel bersilia adalah lapisan epitel saluran telur (oviduct) pada
wanita, epitel saluran sperma (epididimis) pada laki-laki, pada organisme eukariotik
uniseluler misalnya Paramaecium caudatum. Sedangkan flagela dapat ditemukan
pada spermatazoa dan beberapa organisme eukariotik uni seluler misalnya Euglena
viridis dan lain-lain.

Gambar 14 : Struktur Sel Sperma

Penuntun Praktikum
Semester I 98
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Berikut adalah tabel ringkasan perbedaan struktur antara sel prokariotik dan
eukariotik:
Tabel 1. Perbedaan Struktur Sel Prokariotik dan Eukariotik

Jaringan Dasar
Tubuh manusia terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus
memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Ilmu yang mempelajari
jaringan disebut histologi.
Pada saat perkembangan embrio, lapisan luar kulit (germ layers)
berdiferensiasi, dengan proses yang disebut histogenesis, menjadi 4 macam jaringan
dasar yaitu : jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Pada praktikum pengenalan jaringan ini akan dibahas lebih khusus mengenai jaringan
epitel dan kelenjar serta jaringan ikat.

Jaringan Epitel dan Kelenjar


Epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang
berarti nipple atau puting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk
lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel baik yang bersifat tembus cahaya ataupun
yang tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak
terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membrane yang menutupi, tetapi juga
digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis

Penuntun Praktikum
Semester I 99
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan
pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.
Jaringan epitel, merupakan sistem yang tersusun oleh 2 macam komponen
pokok yaitu :
1. Sel yang telah mengalami diferensasi khas.
2. Substansi interselular yaitu bahan antara sel-sel, yang bersifat khas pula dan
merupakan penunjang bagi sel dalam jaringan.
Fungsi Umum Epitel :
1. Proteksi
Sebagai pelindung untuk melapisi permukaan dalam dan luar tubuh.
2. Absorbsi
Epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi sebagai pelindung
juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan.
3. Lubrikasi
Sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah,
sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu,
misalnya epitel yang melapisi vagina.
4. Sekretori
Dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar. Jaringan epitel tersusun
oleh sel-sel bersisi dan bersudut banyak/pologonal yang berimpit padat, dengan
sedikit atau tanpa substansi interselular diantaranya. Epitel dapat berupa
membrane dan kelenjar.

Bentuk Epitel :
• Gepeng / skuomosa : lebar, pipih
• Kubus / kuboid : seperti kubus
• Silindris / kolumnar : tinggi melebihi lebar
• Peralihan / transisional
Menurut lapisannya :
• Epitel selapis
• Epiel berlapis
• Epitel bertingkat
• Epitel bersilia
Penuntun Praktikum
Semester I 100
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Menurut Silia :
• Epitel bersilia
• Epitel tanpa silia

Gambar 15 : Jenis Epitel Berdasarkan Bentuk dan Susunannya

Epitel Selapis Gepeng (Simple squamous epithelium): gepeng, tipis pinggir tidak
teratur, tersusun sepeti lantai ubin.
• Terdapat pada endotel pembuluh darah, limfe.
• Mesotel melapisi rongga pleura, pericardium, peritoneum.
• Parietal kapsula bowman dan ansa henle, alveoli paru.

Pseudo Epitel (Endotel dan Mesotel)


• Merupak epitel selapis gepeng.
• Endotel melapisi pembuluh darah dan limf.
• Mesotel melpaisi rongga serosa (perikardium, pleura, peritoneum).
• Bersifat fagositik.

Penuntun Praktikum
Semester I 101
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Epitel Selapis Kuboid (Simple Cuboidal Epithelium) : berbentuk polygonal.

Epitel Selapis Silindris Tanpa Silia (Nonciliated Simple Columnar Epithelium):


biasanya berhubungan dengan sekresi dan absorbsi, misalnya pada saluran cerna.

Epitel selapis silindris bersilia (Ciliated Simple Columnar Epithelium) :


• Uterus, tuba uterine.
• Medulla spinalis.

Gambar 16 : Contoh Epitel Selapis

Epitel bertingkat semu (Pseudosttatified columnar epithelium): merupakan epitel


selapis silindris, sebagian puncaknya tidak mencapai lumen misalnya pada saluran
nafas bagian atas.

Epitel berlapis gepeng (Stratified squamous epithelium) :


• Merupakan membrane tebal.
• Hanya sel superficial yang gepeng.
• Lapisan dalam berbentuk kuboid dan silindris.
• Terdapat pada kornea, vagina esophagus dan kulit dengan zat tanduk.

Epitel berlapis kuboid (Stratified cuboidal epithelium) :


• Pada saluran kelenjar keringat.
• Lapisan permukaan lebih kecil daripada basal.

Penuntun Praktikum
Semester I 102
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 17 : Contoh Epitel Bertingkat Semu

Epitel Berlapis Silindris (Stratified Columnar Epithelium) :


• Lapisan basal terdiri dari polyhedral.
• Lapisan permukaan berbentuk silindris.
• Melapisi sebagian uretra pria dan saluran kelenjar konjungtiva.

Epitel Transisional (Transisional Epithelium) :


• Merupakan peralihan dari epitel berlapis gepeng dengan silidris.
• Bentuknya tergantung pada derajat peregangan.
• Lapisan basal berbentuk polyhedral dan kuboid, lapisan superficial berbentuk
kuboid dan gepeng.
• Terdapat pada pelvis renalis sampai uretra.

Gambar 18 : Contoh Epitel Berlapis

Penuntun Praktikum
Semester I 103
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Berikut adalah tabel ringkasan perbedaan klasifikasi dan fungsi jaringan epitel :
Tabel 2. Klasifikasi dan Fungsi Jaringan Epitel

E. ALAT DAN BAHAN


1) Mikroskop
2) Sedian preparat histologi
3) Atlas Histologi
4) Kain lap (untuk membersihkan mikroskop)

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


1) Persiapkan mikroskop
2) Ambil sedian preparat
3) Masukkan preparat dan lihat dengan mikroskop mulai dari perbesaran lemah
kemudian kuat (40x, 100x, 400x)
4) Perhatikan jenis sel dan jaringan dasar yang terdapat pada preparat, bandingkan
dengan gambar di Atlas Histologi.
5) Setelah selesai mengamati, bersihkan mikroskop menggunakan kain lap halus dan
bersih dengan hati-hati!

Penuntun Praktikum
Semester I 104
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM
1. Lengkapi keterangan gambar berikut !

2. Lengkapi keterangan gambar berikut !

Penuntun Praktikum
Semester I 105
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

3. Gambarkan preparat histologi yang Anda amati di bawah mikroskop disertai


keterangan gambar yang lengkap!
Organ :
Perbesaran :

Organ :
Perbesaran :

Organ :
Perbesaran :

Penuntun Praktikum
Semester I 106
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Organ :
Perbesaran :

H. KESIMPULAN PRAKTIKUM
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
........................................................................................................................................

Penuntun Praktikum
Semester I 107
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

REFERENSI
Alberts B, Bray D, Lewis J, Raff M, Roberts K, Watson J.D, 1994, Molecular Biology
of The Cell, 3rd Ed., Garland Publishing Inc, New York.
Fiore, M.S.H.di, 1996, Atlas Histologi Manusia, alih bahasa: Martoprawiro, dkk, ed.6,
EGC, Jakarta
Gartner, L.P., Hiatt, J. L., 2006, Color Atlas of Histology, 4th.ed, Lippincott Williams
and Wilkins
Junqueira, L.C., Carneiro, J., 2003. Basic Histology Text and Atlas, 10th.ed,
McGraw-Hill Companies
Lodish, H., Baltimore, D., Berk, A., Zipurshy, SL., Matsudaira, P., Darnell, J., 1995,
Molecular Cell Biology, 3rd Ed., Scientific American Books, New York
Mescher, Anthony L. 2012. Histologi Dasar Junqueira. Edisi 12. EGC. Jakarta.
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th Ed.,
John Wiley & Sons Inc, USA

Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 108
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM VII
HUBUNGAN VITAL SIGN DENGAN AKTIVITAS FISIK
dr. Sisca Devy, M.Biomed, AIFO-K

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan sistem tubuh manusia dan fisiologinya sesuai dengan antropotomi.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan Praktikum Biomedik I diharapkan dapat:
1. Menjelaskan/melakukan pengukuran tekanan darah dan heart rate dengan baik dan
benar.
2. Mengetahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah dan denyut
nadi.

C. PENDAHULUAN
Tekanan darah merupakan besaran yang sangat penting dalam dinamika
peredaran darah (hemodinamika). Tinggi tekanan darah berbagai macam pembuluh darah
tidak sama, tekanan darah arteri lebih tinggi daripada tekanan darah vena.
Pada pemeriksaan fisik seorang atlet, pengukuran tekanan darah arteri menjadi
suatu keharusan. Pengukuran ini selalu dilakukan di samping pemeriksaan-pemeriksaan
lain. Pengukuran tekanan darah bertujuan untuk mengetahui tekanan darah arteri pada
waktu sistol ventrikel (tekanan sistolik) dan pada waktu diastole vertikel (tekanan
diastolik).
Tinggi tekanan darah pada berbagai macam pembuluh darah tidak sama, tekanan
darah arteri lebih tinggi daripada tekanan darah pembuluh vena. Tinggi tekanan darah
bervariasi antara lain karena umur, jenis kelamin, dan posisi badan. Yang menimbulkan
variasi tinggi tekanan darah arteri karena posisi badan atau bagian badan adalah tidak
lain pada gaya berat.
Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi berkembangnya
penyakit jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orang-oang yang telah lanjut usia,
hal ini disebabkan ketegangan yang lebih tinggi dalam arteri sehingga tekanan darah
cenderung meningkat. Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga disebabkan oleh
perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi kemungkinan terjadinya peningkatan
tekanan darah tinggi karena bertambahnya usia.

Penuntun Praktikum
Semester I 109
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Untuk mengetahui sirkulasi darah yang paling sederhana adalah dengan


pemeriksaan denyut nadi. Jadi secara tidak langsung denyut nadi sebagai indeks kerja
jantung dan memiliki peranan penting bahkan dapat mengukur tingkat aerobik seseorang.
Hal ini disebabkan karena jantung mempunyai pusat automasi sehingga untuk beberapa
waktu dapat berdenyut meskipun sudah dilepaskan dengan beban. Denyut jantung tidak
dapat dipengaruhi oleh kehendak tetapi dipengaruhi oleh saraf otonom, namun demikian
denyut jantung dapat dipengaruhi oleh: suhu, bahan kimia, obat-obatan, emosi, dan
latihan. Denyut nadi adalah perubahan tiba-tiba sebagian besar indeks kerja jantung
tetapi elastisitas pembuluh darah yang lebih besar, viskositas darah, resistensi arteri dan
kapiler memegang peranan dalam menetapkan sifat-sifat tertentu dari denyut jantung.
Denyut jantung dapat memberikan informasi bahwa seseorang terlatih, sedang emosi,
atau sedang dalam keadaan sakit, atau sedang dalam latihan. Dalam dunia olahraga
denyut jantung sering dipakai sebagai parameter untuk intensitas latihan. Hal ini karena
ditemukan korelasi yang linier antara denyut jantung pada satu sisi dengan intensitas
latihan.
Frekuensi denyut jantung manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal. Arteri radialis lebih mudah teraba di atas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
Pada praktikum ini, yang diamati adalah tekanan darah dan denyut nadi orang
coba dengan berbagai perlakuan.

D. MATERI PRAKTIKUM
Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Sphygmomanometer adalah alat ukur
tekanan darah. Nama ini berasal dari kata Yunani, yaitu sphygmós (pulsa), dan kata
manometer (pengukur tekanan). Alat ukur ini dibuat pertama kali oleh Samuel Siegfried
Karl Ritter von Basch pada tahun 1881, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Scipione
Riva-Rocci (1896), dan Harvey Cushing (1901). Dengan alat ini kita bisa mengetahui
tekanan sistol dan diastol.
Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat
pengukur tekanan yang berhubungan dengan rongga dalam manset. Alat ini dikalibrasi
sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan
dalam milimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brachialis. Sphygmomanometer

Penuntun Praktikum
Semester I 110
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

memiliki dua jenis, yaitu sphygmomanometer manual yang menggunakan air raksa dan
sphygmomanometer digital. Penggunaan sphygmomanometer digital lebih mudah
dibandingkan menggunakan sphygmomanometer manual. Namun dibutuhkan dua kali
pengukuran untuk mengetahui ketepatan hasil pengukuran tekanan darah.
Ada dua cara untuk mengukur tekanan darah, yaitu secara langsung dan tidak langsung:
1. Metode langsung (direct method)
Jarum berongga dan kateter disusupkan ke dalam pembuluh darah. Kateter
kemudian akan menyalurkan tekanan darah ke transduser tekanan dan dilakukan
pembacaan langsung tekanan darah. Metode ini termasuk invasif dan tidak
dilakukan pada pemeriksaan biasa.
2. Metode tidak langsung
a. Palpasi
Metode ini hanya digunakan untuk mengukur tekanan sistolik. Manset
sphygmanometer dikenakan pada lengan, lalu dipompa perlahan sampai
dengan denyut nadi arteri radialis tidak teraba lagi. Kemudian, tekanan
diturunkan dan skala sphygmomanometer diperhatikan, denyutan pertama
yang terasa kembali menunjukkan tekanan sistolik.
b. Auskultasi
Metode ini dapat digunakan untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolik.
Alat yag digunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Seperti metode
palpasi, manset dipompa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi. Tekanan
diturunkan, bunyi denyutan pertama kali adalah tekanan sistol dan setelahnya
bunyi denyutan akan semakin melemah. Denyutan terakhir yang terdengar
menunjukkan tekanan diastol.
Pemeriksaan denyut nadi dilakukan secara palpasi dengan cara meletakkan
kedua lengan di sisi tubuh dengan kedudukan volar, lalu meraba denyut arteri radialis
dextra dengan menggunakan ujung jari ke II-III-IV yang diletakkan sejajar satu terhadap
yang lain di atas arteri radialis tersebut. Aspek yang dievaluasi dalam palpasi adalah
frekuensi dalam 1 menit, irama, ciri denyutan, isi nadi, dan keadaan pembuluh darah.
Frekuensi denyutan nadi setiap orang berbeda-beda. Pada orang dewasa sehat, frekuensi
denyutan minimal 60 kali per menit sementara pada orang yang atletis dapat mencapai
lebih dari 100 setelah latihan atau dalam kondisi emosional tertentu. Palpasi dapat
dilakukan di area arteri radialis, brachialis, dan carotis communis.
Penuntun Praktikum
Semester I 111
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

E. ALAT DAN BAHAN


1. Sphygmomanometer, terdiri dari :
• Manometer air raksa + klep pembuka penutup, dengan skala 0 - 300 mmHg
• Bladder – Cuff (karet pembalut yang dapat diisi tekanan)
• Pompa
• Pipa karet

2. Stetoskop

3. Stopwacth / pengukur waktu

4. Bangku 50 cm
5. Metronom

6. Meja periksa

Penuntun Praktikum
Semester I 112
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


Percobaan I: Istirahat.
Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara askultasi dan denyut nadi dalam 1 menit
dengan posisi istirahat di atas meja periksa. Catatlah tekanan darah dan denyut nadi
Hasil: Tekanan darah : ..............
Denyut nadi : ..............

Percobaan II: Perubahan sikap


Lakukan pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi dalam 1 menit dengan perubahan
posisi cepat bangun dari posisi tidurnya (segera setelah bangun dari tidur dianggap 0
detik).
Hasil: Tekanan darah : ..............
Denyut nadi: ...................

Percobaan IV: Akibat menahan nafas


Lakukan pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi selama 1 menit dengan posisi
praktikan duduk bernafas dalam serta menahan nafas selama mungkin.
Hasil: Tekanan darah : ..............
Denyut nadi: ...................

Percobaan V: Akibat kerja


Jangan dilakukan pada orang yang sakit jantung. Praktikan melakukan kegiatan naik
turun pada sebuah bangku yang tingginya 50 cm, naik turun ini diatur dengan metronom
yang bergerak 120 x/menit atau dengan komando setiap ½ detik. Pertama kaki kanan di
atas bangku, kedua kaki kiri di atas bangku, ketiga kaki kiri turun, dan keempat kaki
kanan turun. Hal ini dikerjakan selama 2 ½ menit. Kemudian pemeriksaan tekanan darah
dan denyut nadi selama 1 menit dan catat juga waktu yang dibutuhkan tubuh untuk
kembali mencapai tekanan darah sewaktu istirahat.
Hasil: Tekanan darah : ..............
Denyut nadi: ...................

Penuntun Praktikum
Semester I 113
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM
NAMA TB (cm) / JENIS TEKANAN Denyut nadi
PRAKTIKAN BB (kg) AKTIFITAS DARAH (x/menit)
(JK/USIA) sistol/diastol
(mmHg)
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V

Penuntun Praktikum
Semester I 114
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM


KESIMPULAN:
1. Apa hubungan aktifitas dengan tekanan darah dan denyut nadi?
2. Apa hubungan massa dengan tekanan darah dan denyut nadi?
3. Apakah yang menyebabkan adanya suara pada penentuan secara auskultasi?
4. Apa namanya suara-suara tersebut?
5. Apa saja faktor fisiologis yang mempengaruhi tekanan darah?
6. Apa saja faktor patologis yang mempengaruhi tekanan darah
7. Kategori tekanan darah menurut JNC VII:
8. Faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah
9. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada pembuluh darah:

REFERENSI
Cameron, J, Skofronick J, Grant R. Fisika Tubuh Manusia. Edisi ke-2. Terjemahan dari:
Physics of The Body. Penerjemah: Pendit, B. Jakarta: EGC. 2003: hal. 176.
Dryden, James. 2010. Diffrence between Pulse and Heart Rate. Diambil dari
http://www.livestrong.com/article/88832-difference-between-pulse-heart.
Evelyn, 2000, Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Gramedia
Eser I, Khorsid L, Gunes UY, et al. 2007. The effect of different body position on blood
pressure. J Clin Nurs. 16(1): 137-40.
Gray, H, Dawkins, K, et al. Lecture Notes: Kardiologi. Edisi ke-4. Terjemahan dari: Lecture
Notes on Cardiology. Penerjemah: Agoes, A. Jakarta, Erlangga. 2003: hal. 8.
Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physioligy. 11th ed. Philadelphia: Saunder
Elsevier. 2006. pp: 1063
Ljungvall P, Thorvinger B, Thulin T. The influence of a heart level pillow on the result of
blood pressure measurement. J Hum Hypertens 1989; 3: 471–474
MacWilliam, J.A. 1933. Postural Effects on Heart-Rate and Blood-Pressure. Diambil dari
http://ep.physoc.org/content/23/1/1.abstract.
O'Brien E, O'Malley K. ABC of hypertension. The patient. BMJ 1987.
Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum
( )

Penuntun Praktikum
Semester I 115
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM VIII
KARBOHIDRAT (REAKSI BENEDICT & URINE STICK TEST)
dr. dr. Selly Oktaria M, Biomed

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan tentang nutrisi sebagai sumber energi sesuai dengan literatur.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mampu memahami jenis dan sifat-sifat gula dalam makanan.
2. Mampu memahami patofisiologi munculnya gula dalam urin.
3. Mampu memahami dan melaksanakan prosedur pembuktian adanya gula dalam urin.

C. PENDAHULUAN
Karbohidrat (KH) jenisnya sangat bervariasi, molekulnya ada yang sederhana dan
ada yang kompleks, sehingga KH dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Berdasarkan jumlah atom C :
a. Monosakarida.
Contoh : Triosa (3 atom C),tetrosa (4 C),pentosa (5 C),heksosa (6 C).
Ribosa (5 C), glukosa (6 C), fruktosa (6 C), galaktosa (6 C).
b. Disakarida. Terdiri dari ikatan 2 monosakarida.
Contoh : Sakarosa/sukrosa (ikatan glukosa & fruktosa), Maltosa (ikatan
2 glukosa), Laktosa (ikatan glukosa & galaktosa)
c. Oligosakarida. Terdiri dari 3-10 monosakarida.
d. Polisakarida. Tersusun dari banyak monosakarida.
Contoh : Amilum/pati, glikogen, inulin, selulosa.

Ada 2 jenis KH yaitu KH yang mereduksi dan KH yang tidak mereduksi. KH


dapat mereduksi (logam) karena mengandung gugus karbonil bebas, logam tereduksi
akan membentuk senyawa padat/tidak larut yang berwarna, misalnya endapan merah.
KH yang mengandung gugus karbonil bebas al glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa.
Sakarosa dam amilum tidak mengandung gugus ini sehingga tidak mereduksi logam
dalam pereaksi Benedict atau pereaksi Fehling.
KH dalam makanan yang masuk ke dalam tractus digestivus, setelah dicerna
secara emzimatis diabsorpsi dalam bentuk monosakarida dan masuk ke dalam vena porta
menuju hepar.Dalam hepar heksosa non-glukosa dikonversi menjadi glukosa, seluruh
Penuntun Praktikum
Semester I 116
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

glukosa ini dialirkan ke dalam darah sistemik dan didistribusikan ke seluruh jaringan dan
sel.

Kadar Glukosa Darah Yang Relatif Konstan


Supaya kadar glukosa darah selalu berada dalam keadaan yang relatif konstan
(antara 80-100 mg%) maka tubuh harus berusaha untuk mempertahankan suatu keadaan
yang homeostatis antara “input” (pemasukan) dan “output” (pengeluaran) dari glukosa
darah dengan bantuan hormon dan enzym.

II. 1. Pemasukan glukosa darah ini biasanya diperoleh dari:


1. Makanan yang mengandung zat hidrat arang misalnya amilum sukrosa, laktosa,
maltosa dan lain-lain, yang apabila dicernakan secara sempurna akan diabsorbsi
dalam bentuk glukosa atau monosacharida lain yang kemudian dikonversi
menjadi glukosa dimukosa usus halus atau hepar.
2. Glikogen di hepar/otot skelet melalui proses glycogenolisis.
3. Senyawa-senyawa non-hidrat arang melalui proses glukoneogenesis di hepar
misalnya asam amino glikogenik dari makanan atau dari proses degradasi protein
tubuh, serta gliserol dari makanan atau dari proses lipolysis di jaringan adiposa.

II. 2. Pengeluaran (penggunaan) glukosa darah yang terpenting adalah penggunaan


glukosa sebagai sumber energi utama di jaringan persyaratan dan eritrosit.
Disamping itu juga dipergunakan untuk menunjang proses biokimiawi lain
yang berkaitan dengan metabolisme lain seperti proses lipogenesis, proses
detoxifikasi di hepar dengan pembentukan asam glukoronat. Pembentukan
glikoprotein, lipoprotein, gula - gula amina yang sangat penting dalam
pembentukan dinding sel.
Selain pengeluaran yang tersebut diatas glukosa darah kadang - kadang dapat
terbuang melalui urin apabila kadar gula darah melewati kadar ambang ginjal
terhadap glukosa.

II. 3. Hormon-hormon yang berperan dalam pengaturan kadar gula darah. Diantara
sekian banyaknya hormon yang sudah diketahui manusia saat ini, insulin dan
epinefrin merupakan hormon yang paling penting dalam pengaturan kadar gula

Penuntun Praktikum
Semester I 117
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

darah, selain itu glukagon, T3 , T4 , kortikosteroid terutama glukokortikoid dan


“growth hormon” juga berperan dalam hal ini.

II. 4. Enzym-Enzym yang berperan dalam pengaturan K.G.D.


Enzym yang dibutuhkan umumnya adalah enzym yang tergolong kedalam enzyme
fosforilase dan defosfofosforilase yang berkecimpung dalam proses kaatabolisme
dan anabolisme hidrat arang di dalam tubuh.

Fluktuasi (Pergolakan = Pengambangan) K.G.D


Pemasukan atau penggunaan glukosa darah yang berlebihan umumnya dapat
menyebabkan pergeseran yang bersifat sementara pada “kadar gula darah yang relatif
konstan” diatas, misalnya setelah makan makanan yang kaya akan hidrat arang dalam
jumlah yang sangat besar akan meningkatkan kadar gula darah.
Sedangkan dalam keadaan puasa yang berkepanjangan akan mengurangi kadar
gula darah. Pada seseorang yang sehat, pengeseran ini biasanya dapat diatasi oleh
faktor-faktor hormonal dan enzymatik yang tersebut diatas, sehingga dalam waktu yang
relatif singkat, pergeseran tadi dapat dikendalikan kembali. Apabila pergeseran diatas
tidak dapat diatasi dalam waktu yang singkat, maka akan terjadilah gangguan berupa
hiperglikemia kadar gula darah lebih dari 180 mg %) atau hipoglikemia (kadar gula
darah kurang dari 60 mg %).

D. MATERI PRAKTIKUM
Dalam keadaan normal,tidak akan dijumpai glukosa atau KH lainnya dalam urin.
Seperti diketahui,satu-satunya KH yang ada di dalam sirkulasi (kecuali dalam sirkulasi
porta) adalah glukosa. Kadar glukosa darah (KGD) puasa adalah ≤ 100 mg/dl,sementara
KGD 2 jam pp (post prandial) adalah ≤ 140 mg/dl. Glukosa akan muncul dalam urin
kalau kadar ambang ginjal terhadap glukosa dilewati,yaitu > 180 mg/dl. Kadar ambang
ini akan dilewati pada waktu sesudah makan ,yang akan berangsur turun setelah 2 jam
pp,atau pada penderita Diabetes mellitus (DM) dimana terjadi penurunan kadar hormon
insulin atau terjadi resistensi sel terhadap insulin sehingga KGD akan lebih tinggi dari
normal.
Pada penderita DM,KGD sewaktu ≥ 200 mg/dL pada 2 kali pemeriksaan saat
yang berbeda,atau KGD 2 jam pp ≥ 200 mg/ dL setelah pembebanan glukosa 75 gram
(TTGO), atau KGD puasa ≥ 126 mg/dL pada 2 kali pemeriksaan saat yang berbeda.
Penuntun Praktikum
Semester I 118
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Kalau kadar ambang dilewati,maka akan dijumpai glukosa ini dalam urin.
Glukosa ini dapat dideteksi baik secara kualitatif,semi kuantatif maupun kuantitatif.
Pemeriksaan kualitatif dapat dilakukn dengan Reaksi Molish,semikuantatif dengan
Reaksi Fehling ,Reaksi Benedict atau Strip Test.Pemeriksaan kuantitatif hanya dapat
dilakukan dengan spectrophotometer.
Reagensia Benedict untuk Reaksi Benedict terdiri dari campuran/larutan CuSO4
,Na-sitrat dan NaCO3. Glukosa mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+,yaitu Cu2O yang
mengendap dan berwarna merah. Jika kadarnya sedikit,c ampuran merah dengan
reagensia yang berwarna biru akan menjadi larutan hijau sampai kuning.

E. ALAT DAN BAHAN


Alat : * Tabung reaksi
• Api Bunsen.
• Pipet karet.
• Gelas ukur.
• Mancis.

Bahan : 17,3 gr CuSO4 5 H 2O


173 gr Na.sitrat
100 gr Na2CO3 anhydrous
Aquadest add 1 liter

F. CARA KERJA
5 ml larutan Benedict ditambah 8 tetes larutan yang diperiksa, lalu dididihkan selama
1 - 2 menit.
Kemudian biarkan selama 5 menit.

G. HASIL
Reaksi negatip tidak terjadi perubahan, berarti tidak mengandung karbohidrat.
Reaksi positip terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau tanpa endapan atau
disertai endapan berwarna merah kekuningan tergantung dari jumlah karbohidrat yang
terdapat dalam urin tersebut.

Penuntun Praktikum
Semester I 119
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Hasil praktikum:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...

H. KESIMPULAN
Dalam urin/larutan tidak terdapat/terdapat sangat sedikit/sedikit/banyak glukosa.
Kesimpulan praktikum:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Penuntun Praktikum
Semester I 120
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

REFERENSI
Bagian Biokimia FK-UI.Penuntun Praktikum Biokimia : 10(1980).
Bagian Biokimia FK_UISU: Penuntun Praktikum Biokimia.FK-UISU: 33 (2000)
Graff SL: A Handbook of Routine Urinalysis.JB Lippincott Company: 42(1983).
Semiarji G dkk (eds): Diabetes Mellitus: Dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi : Pusat
Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UI:180 (2001)
West ES, Todd WR.Textbook of Biochemistry: Macmillan Company, New York: 208-209
(1957).
Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 121
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM IX
PEWARNAAN DASAR (SIMPLE STAINING) & GRAM (BAKTERI DAN JAMUR)
PEWARNAAN DASAR (SIMPLE STAINING)
dr. Indra Janis, MKT

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengidentifikasi tentang struktur sel jamur, bakteri dan virus sesuai dengan
sistematika microbe.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Melalui praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan jenis gram bakteri.
2. Mengidentifikasi struktur dari bakteri.
3. Mengidentifikasi struktur dari jamur.
4. Melakukan pewarnaan dasar bakteri dan jamur.

C. PENDAHULUAN
Bakteri atau jamur adalah mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
kepada tubuh manusia. Bakteri dan jamur memiliki jenis yang berbeda-beda
berdasarkan struktur bentuk ataupun sifat dari bakteri dan jamur tersebut. Setiap jenis
bakteri atau jamur tersebut dapat menimbulkan penyakit yang berbeda-beda pada
tubuh manusia. Untuk mengidentifikasi bakteri atau jamur penyebab penyakit tersebut
diperlukan teknik pengenalan terhadap struktur dari bakteri atau jamur tersebut.
Salah satu teknik untuk mengenali struktur bakteri atau jamur adalah dengan
menggunakan pewarnaan sederhana. Praktikum ini akan mempelajari teknik
pewarnaan dan mengidentifikasi struktur dari masing-masing bakteri atau jamur
secara umum.

D. MATERI PRAKTIKUM
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui
morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa,
antara lain kristal violet, metylen blue, karbol, fuchsin, dan safranin.
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak
digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk

Penuntun Praktikum
Semester I 122
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan zat warna,
karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat warna yang
digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalis.
Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel sel
bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen
biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi
menjadi dua jenis pewarnaan.Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil,
spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana,
yaitu mewarnai sel - sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana
karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna
yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif). Pengecatan sederhana ini adalah untuk melihat
bentuk sel.

Berbeda dengan bakteri, diagnosa suatu jamur sebagian besar telah dapat
ditetapkan berdasarkan sifat-sifat morfologik koloni dan struktur bagian-bagiannya.
Oleh karena itu, pada praktikum ini akan dipelajari teknik-teknik diagnosa untuk
mengenal morfologi tersebut.
Secara kasar koloni jamur dapat dipelajari dengan mengamati
pertumbuhannya pada lempng agar Sabouraut secara biakan biasa atau bikan raksasa
(giant culture) dengan mempergunakan mata telanjang.
Pengamatan lebih mendetail dapat dilakukan dengan mempergunakan loupe
atau mikroskop perbesaran kecil.
Yang harus diperhatikan antara lain :
1. Bentuk koloni (Filamentous), Yeast form, Yeastlole fprm, Domorphic)
Penuntun Praktikum
Semester I 123
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2. Ukuran koloni
3. Konsistensinya
4. Pembentukan figment
5. Dan yang lain-lain
Pengamatan selanjutnya dapat dilakukan dengan meneteskan alkohol ditempat
yang kita kehendaki. Dengan hati-hati ditutup dengan sebuah gelas penutup (deck
glass), baru dilihat dengan mikroskop, dengan cara ini spora seperti (conidia,
sporangiospora, dll) akan tetap berada ditempatnya.
Dengan slide culture (moist chamber) pengamatan mikroskop lebih mudah
dengan cara yang bermacam-macam. Salah satu cara yang paling mudah dan
sederhana seperti yang disebut di bawah ini:
1. Sebuah piring yang mengandung kertas saring disterilkan, dimana kertas
saring harus menutupi dasar piring petri tersebut seluruhnya.
2. Celupkan sebuah glass object yang bersih ke dalam alkohol, lalu dibakar sehingga
seluruh alkohol menguap, lalu letakkan gelas di atas kertas saring secara septis,
dan dinginkan.
3. Dengan mempergunakan pipet steril, pindahkan secara aseptis Agar Sabouraud
meleleh ke permukaan gelas objek dan biarkan sampai memadat.
4. Buang satu segmen agar itu dengan sengkelit (OSE) yang steril sehingga
diperoleh satu pinggir yang rata.
5. Tanamkan pada permukaan yang rata tadi jamur yang akan diperiksa dengan
memakai sengkelit.
6. Tutup dengan satu gelas penutup (deck glass) yang steril.
7. Lalu rekatkan dengan parafin atau paselin di tiga sisi gelas penutup, dimana sisi
yang menghadap pada sisi yang rata tadi dibiarkan terbuka.
8. Teteskan 1-2 cc aquadest steril di kertas saring agar suasananya tetap lembab
selama dilakukan pengeraman, bahan ini dieramkan di dalam inkubator selama
beberapa hari dengan temperatur 25o C. setiap hari harus diteteskan aquadest agar
suasana senantiasa menjadi lembab, dimana aquadest ini diteteskan pada kertas saring
yang ada.

Penuntun Praktikum
Semester I 124
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Mempelajari Jamur Dengan Sediaan


Ini dapat dilakukan secara kering atau secara basah. Secara kering yaitu sama
seperti pembuatan sediaan kering unutk bakteri, lalu diwarnai dengan cara Gram atau
dengan Biri metilen.
Dengan sediaan basah caranya ialah dengan merendam incculum (mounting)
dalam satu cairan, lalu diperiksa di bawah mikros cairan yang biasanya dipakai
adalah; aquadest, NaOH atau KOH 10-20%, larutan lactophenol cotton-blue.
Yang harus diingat dalam melakukan pemeriksaan secara basah ini antara lain adalah:
1 Zat warna tidaklah begitu penting seperti padaa pemeriksaan bakteri, oleh karena
tanpa zat warnapun banyak sel-sel jamur sudah dapat dibedakan dari sekitarnya
dan dikenali struktur morfologinya.
2 KOH dan NaOH 10-20% baik sekali dipergunakan untuk speciment yang berasal
dari nanah atau jaringan, karena alkali dapat melarutkan sel-sel jaringan dan
kotoran-kotran, sehingga sediaan dapat kelihatan bersih dan jelas.

Penuntun Praktikum
Semester I 125
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

3 Dalam melakukan penutupan dengan deck glass dijaga agar jangan terlalu
banyak gelembung udara, bila hendak memeriksanya sebaiknya sediaan
dipanaskan si atas nyala api.
4 Bahan yang akan diperiksa sebaiknya dari mulai dasarnya agar dapat diamati
struktur vegetatifnya.

E. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat pewarnaan sederhana (simple staining)
yaitu:
1. Gelas preparat (Objek Glass)
2. Jarum ose
3. Label
4. Mikroskop (objektif 100x)
5. Bunsen
6. Pipet
7. Aquades
8. Methylen Blue
9. Minyak Imersi
10. Alkohol

Bahan yang diperiksa:


1. Kerokan kulit
2. Sputum/ludah
3. Kotoran gigi
4. Media perbenihan

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


Cara Kerja Pewarnaan Sederhana:
1. Bersihkan preparat glass kemudian difiksasi di atas Bunsen.
2. Beri label pada bagian bawah objek glass.
3. Pijarkan jarum ose.
4. Teteskan Aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose.
5. Pijarkan lagi jarum ose dan ambil bahan pemeriksaan dengan cara aseptic lalu
diratakan di atas objek glass.
Penuntun Praktikum
Semester I 126
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

6. Keringkan di atas lampu Bunsen.


7. Teteskan larutan zat warna Methylen Blue pada permukaan preparat (1menit)
8. Cuci dengan air mengalir.
9. Keringkan preparat dengan dianginka, dan
10. Amati dibawah mikroskop pembesaran objektif 100x dengan minyak Imersi.
11. Buat laporan pengamatan.

Cara Kerja Pemeriksaan Jamur:


1. Ambil satu buah gelas objek, tetesi dengan larutan naOH atau KOH 10-20%
lalu diletakkan bahan jamur yang akan diperiksa lalu ditutup dengan gelas
penutup.
2. Ambil satu buah gelas objek, tetesi dengan larutan Lactophenol-cotton-blue
lalu letakkan bahan yang akan diperiksa, dan tutup dengan deck glass.
3. Setelah keduanya tertutup lihatlah di bawah mikroskop.

Penuntun Praktikum
Semester I 127
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM
Gambarkan hasil pewarnaan di bawah mikroskop:
- Pewarnaan Sederhana

- Pemeriksaan Jamur

Penuntun Praktikum
Semester I 128
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM


Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….

REFERENSI

Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 129
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM X
PENGENALAN STRUKTUR & JENIS CACING
dr. Ana Yusria,MKT

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengidentifikasi tentang struktur protozoa, helmintes dan arthropoda sesuai
dengan taksonomi dan filogenetik.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Melalui praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu untuk:
1. Mengidentifikasi jenis-jenis cacing.
2. Mengidentifikasi struktur tubuh cacing.

C. PENDAHULUAN
Salah satu jenis parasit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia
adalah dari golongan cacing (helminthes). Cacing yang menimbulkan infestasi parasit
pada tubuh manusia dapat dibeda-bedakan berdasarkan lokasi hidup dalam tubuh
manusia dan bentuk dari cacing tersebut.
Praktikum kali ini akan mempelajari jenis-jenis cacing berdasarkan bentuk dan
struktur dari tubuh cacing-cacing tersebut.

D. MATERI PRAKTIKUM
Di sekitar lingkungan manusia banyak Biotic Agent yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan. Parasit yang sering menimbulkan masalah kesehatan manusia
antara lain dipelajari dalam ilmu Helmintologi yaitu ilmu yang mempelajari parasit
berupa cacing.

Berdasarkan bentuknya cacing dibagi dalam 2 golongan besar antara lain:


1. Nemathelminthes → Cacing gilik, cacing benang, cacing bulat panjang.
Terdapat 1 kelas → Nematoda
2. Platyhelminthes → Cacing berbentuk pipih
Terdapat 2 kelas → Trematoda (Cacing daun)
Cestoda (Cacing pita)

Penuntun Praktikum
Semester I 130
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Dari golongan Nematoda ada beberapa spesies yang penting antara lain:
- Ascaris Lumbricoides (cacing gelang)
- Ancylostoma Duodenale (cacing tambang)
- Necator Americanus (cacing tambang)
- Strongylus Sterocoralis
- Trichinella Spiralis
- Enterobius Vermicularis (cacing kremi)
- Trichuris Trichiura (cacing cambuk)

E. ALAT DAN BAHAN


Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah Mikroskop. Bahan yang
dibutuhkan dalam praktikum ini adalah preparat cacing.

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


Amati preparat cacing yang telah disediakan. Isi keterangan dari masing-masing jenis
cacing, struktur tubuh cacing serta karakteristik telur cacing di bawah ini:
• Ascaris Lumbricoides (cacing gelang)
Morfologi
Cacing dewasa jantan:
- Bentuk : ……………………………………..
- Ekor : ……………………………………..
- Panjang : ……………………………………..
Cacing dewasa betina:
- Bentuk : ……………………………………..
- Ekor : ……………………………………..
- Panjang : ……………………………………..

Penuntun Praktikum
Semester I 131
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Mulut Ascaris Lumbricoides

Telur Corticated Fertilized:


Bentuk : ………………………………………..
Besar : ………………………………………..
Dinding : 3 lapis yaitu:
1. ………………………………………
2. ………………………………………
3. ………………………………………

Penuntun Praktikum
Semester I 132
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Telur Corticated Unfertilized:


Bentuk : ………………………………………..
Besar : ………………………………………..
Dinding : 3 lapis yaitu:
1. ………………………………………
2. ………………………………………
3. ………………………………………

Telur Decorticated Fertilized:


Bentuk : ………………………………………..
Besar : ………………………………………..
Dinding : 2 lapis yaitu:
1. ………………………………………
2. ………………………………………

Telur yang dibuahi (Fertil) dan Tidak dibuahi (Infertil)

• (Cacing Tambang / Hookworms)


- Ancylostoma Duodenale
- Necator Americanus

Penuntun Praktikum
Semester I 133
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Morfologi
➢ Ancylostoma Duodenale menyerupai huruf C.
➢ Necator Americanus menyerupai huruf S.

Telur:
Bentuk : ………………………………………..
Besar : ………………………………………..
Dinding : tipis
Isi : ………………………………………..

Telur Bulat Lonjong Berdinding Tipis

Larva ada 2 macam:


• Rhabditiform → tidak menimbulkan infeksi → panjangnya ± 250 µ.
• Filariform → menimbulkan infkesi → panjangnya ± 500 µ.

Penuntun Praktikum
Semester I 134
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Larva Rhabditiform

Larva Filariform

• Trichuris Trichiura (Cacing Cambuk)


Morfologi
Cacing dewasa jantan:
- Bentuk : ……………………………………..
- Panjang : ……………………………………..
- Ekor : ……………………………………..

Penuntun Praktikum
Semester I 135
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Cacing dewasa betina:


- Bentuk : ……………………………………..
- Panjang : ……………………………………..
- Ekor : ……………………………………..

Penuntun Praktikum
Semester I 136
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Telur:
➢ Bentuk spesifik, seperti tong/tempayan dengan 2 buah knob yang jernih.
➢ Kulit berwarna coklat, dengan kedua ujung berwarna bening.

• Enterobius Vermicularis = Oxyuris Vermicularis (Cacing Kremi)


Morfologi
Cacing dewasa jantan:
- Bentuk : ……………………………………..
- Panjang : ……………………………………..
- Ekor : ……………………………………..
- Kepala : ada Cephalic Alae
Cacing dewasa betina:
- Bentuk : ……………………………………..
- Panjang : ……………………………………..
- Ekor : ……………………………………..
- Kepala : ada Cephalic Alae

Penuntun Praktikum
Semester I 137
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Penuntun Praktikum
Semester I 138
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Telur:
Bentuk : ……………………………. asimetris
Besar : ………………………………………
Dinding : tipis, 2 lapis
Isi : ………………………………………..

Penuntun Praktikum
Semester I 139
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Filaria
Merupakan cacing nematode yang hidup pada jaringan (di luar usus). Cacing dewasa
hidup pada kelenjar dan saluran lymph, sedangkan bentuk mikrofilaria hidup pada
aliran darah.

Cacing Dewasa
Bentuk :
Panjang :
Beda Jantan dan Betina :

Mikrofilaria
• Brugia Malayi
Bentuk :
Sarung (Sheath) :
Cephalic Space :
Inti :

• Wuchereria Bancrofti
Bentuk :
Sarung (Sheath) :
Cephalic Space :
Inti :

Trematoda
• Fasciolopsis Buskii
Perhatikan cacing dewasa.
1. Bentuk :
2. Batil hisap :
3. Testis :
4. Ovarium :
Perhatikan telur.
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :

Penuntun Praktikum
Semester I 140
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• Fasciolopsis Hepatica
Perhatikan cacing dewasa
1. Bentuk :
2. Batil hisap :
3. Testis :
4. Ovarium :
Perhatikan telur
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :

• Clonorchis Sinensis
Perhatikan cacing dewasa
1. Bentuk :
2. Batil hisap :
3. Testis :
4. Ovarium :
Perhatikan telur
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :
Trematoda
• Taenia Saginata
Perhatikan cacing dewasa.
1. Bentuk :
2. Scolex :
3. Proglotid Gravid :
Perhatikan telur
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :

Penuntun Praktikum
Semester I 141
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• Taenia Solium
Perhatikan cacing dewasa.
1. Bentuk :
2. Scolex :
3. Proglotid Gravid :
Perhatikan telur
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :

NB : Tidak dapat dibedakan antara telur T. Saginata dengan telur T.Solium

G. HASIL PRAKTIKUM
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Penuntun Praktikum
Semester I 142
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

REFERENSI

Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 143
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM XI
PATALOGI UMUM (GAMBARAN HISTOPATOLOGI HIPERPLASIA,
HIPERTROPI, METAPLASIA, INFLAMASI dan NEOPLASMA)
dr. Tezar Samekto Darungan, M.Med.Ed

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep patologi umum

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami dan menjelaskan bentuk kelainan yang tampak pada sediaan
makroskopis maupun mikroskopis dari organ maupun jaringan yang mengalami
hiperplasia, hipertrofi, atrofi, displasia,metaplasia, inflamasi dan neoplasia.
2. Memahami dan menjelaskan mekanisme perubahan struktur organ atau jaringan
yang mengalami hiperplasia, hipertrofi, atrofi, dispasia, metaplasia, inflamasi dan
neoplasia.
3. Mengidentifikasi kelainan yang tampak pada organ/jaringan yang mengalami
hiperplasia, hipertofi, atrofi, displasia, metaplasia, inflamasi, dan neoplasia pada
sediaan makroskopis/mikroskopis.

C. PENDAHULUAN
Praktikum ini dilakukan untuk memperkaya atau melengkapi penguasaan
mahasiswa terhadap materi Patologi Umum yang telah didapatkan pada kegiatan
perkuliahan di kelas besar maupun di tutorial. Materi ini menjadi sangat penting
karena materi ini adalah materi dasar yang berkaitan dengan materi-materi Patologi
khusus yang cakupannya menjadi lebih spesifik (kelainan pada sistem organ tertentu).
Untuk mempermudah pemahaman pada saat praktikum, mahasiswa
diharapkan sudah membaca sebelumnya topik mengenai patologi umum dan
penguasaan materi ini akan menjadi prasyarat yang menentukan keiikutsertaan
mahasiswa dalam praktikum.

Penuntun Praktikum
Semester I 144
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

D. MATERI PRAKTIKUM
D.1 Hiperplasia, Hipertropi, Atrofi, Metaplasia, dan Displasia
Sebuah sel dalam sebuah jaringan mampu untuk beradaptasi sebagai respons
perubahan dalam lingkungan hidupnya. Perubahan tersebut dapat bersifat reversibel
maupun ireversibel. Perubahan tersebut dapat dalam bentuk ukuran, jumlah, fenotip
dan perubahan fungsi sel tersebut.

Hipertropi
Hipertropi adalah penambahan ukuran sel, sehingga sel menjadi lebih besar.
Pada hipertropi tidak ada penambahan sel baru. Hipertropi dapat bersifat fisiologis
maupun patologis dan muncul sebagai respons dari peningkatan fungsi atau
rangsangan dari hormon dan faktor pertumbuhan.

(a) (b)
Gambar 1: Sebuah Contoh Hipertropi Fisiologis.
Gambar (a) adalah tampilan mikroskopis uterus dalam keadaan tidak hamil.
Gambar (b) adalah tampilan mikroskopis uterus dalam keadaan hamil.
Perhatikan sel-sel otot polos rahim yang tampak membesar dan semakin
membulat pada keadaan hamil dibandingkan dalam keadaan tidak hamil

Hiperplasia
Hiperplasia adalah peningkatan jumlah sel dalam sebuah jaringan atau organ
sehingga terjadi peningkatan massa jaringan atau organ. Hipertropi dan hiperplasia

Penuntun Praktikum
Semester I 145
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

adalah dua proses yang berbeda, namun dapat berlangsung secara bersamaan.
Hiperplasia dapat bersifat fisiologis dan patologis

Gambar 2 : Hiperplasia Kelenjar Prostat. Perhatikan bahwa banyak kelenjar


prostat (yang ditunjukkan oleh tanda panah) memenuhi stroma. Sel-sel yang
menyusun kelenjar masih dalam batas normal, namun jumlahnya berlebihan

Atrofi
Atrofi adalah berkurangnya massa suatu organ atau jaringan sebagai akibat
dari penurunan jumlah dan ukuran sel. Atrofi dapat terjadi oleh berbagai sebab dan
dapat bersifat fisiologis maupun patologis.

(a) (b)
Gambar 3 : Perbandingan Hiperplasia dan Atrofi Pada Rahim Seorang Wanita.
Gambar (a) menunjukkan proliferasi kelenjar dan penebalan endometrium
pada rahim seorang wanita usia reproduktif (panah hitam).
Gambar (b) menunjukkan jumlah kelenjar yang sedikit (atrofi) pada rahim
seorang wanita berusia 75 tahun (panah merah)

Penuntun Praktikum
Semester I 146
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Metaplasia
Metaplasia adalah sebuah perubahan reversibel dari satu tipe sel terdiferensiasi
(epitel atau mesenkimal) menjadi tipe sel lainnya. Metaplasia epitel yang paling
sering adalah perubahan epitel kolumnar menjadi skuamosa pada epitel saluran
pernapasan sebagai respons iritasi kronis. Perubahan epitel ini juga diikuti oleh
perubahan fungsi.
Perubahan epitel dari skuamosa menjadi epitel kolumnar dapat terjadi pada Barret
Esophagus.
Metaplasia dapat memicu perubahan malignansi bila metaplasia persisten.

Gambar 4 : Metaplasia Epitel Saluran Pernapasan Akibat Iritasi Kronis.


Perhatikan epitel saluran pernapasan normal (panah hitam) digantikan oleh
epitel skuamosa (panah merah)

Gambar 5 : Metaplasia Epitel Esofagus.


Tampak epitel normal berbentuk skuamosa esofagus (panah hitam) digantikan
oleh epitel bentuk kolumnar (panah merah)
Penuntun Praktikum
Semester I 147
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Dysplasia
Dysplasia adalah perubahan kesegaraman (unifomitas) sel dalam lapisan
epitel. Perubahan ini dapat meliputi variasi ukuran dan bentuk sel, nukleus yang
membesar, ireguler dan hiperkromatin, dan susunan sel dalam lapisan epitel.

Gambar 6 : Displasia Serviks Uteri.


Perhatikan bahwa epitel normal serviks uteri (panah hitam) yang berbentuk
skuamosa tumbuh menjadi susunan yang tidak teratur (panah merah). sel-sel
epitel yang mengalami displasia menjadi lebih gelap, lebih kecil dan lebih
banyak.

Gambar 7 : Sediaan Sitologi Pap Smear.


Perhatikan bahwa sel-sel displastik dalam gambar ini memiliki inti sel yang
lebih besar dan gelap (panah merah) dibandingkan sel-sel normal yang memiliki
inti sel kecil dan sitoplasma yang lebih banyak (panah hitam)

D.2 Inflamasi
Inflamasi atau peradangan merupakan sebuah proses penting dalam fungsi
protektif tubuh makhluk hidup guna menyingkirkan penyebab jejas (seperti mikroba,
toksin) maupun efek yang ditimbulkan oleh penyebab jejas (nekrosis). Proses ini

Penuntun Praktikum
Semester I 148
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

merupakan sebuah proses kompleks yang melibatkan pembuluh darah dan sel-sel
darah putih.
Inflamasi dapat terjadi secara akut maupun kronis.

Inflamasi Akut
Pada organ atau jaringan yang mengalami inflamasi akut, secara makroskopis
organ akan tampak membesar, kemerahan dan hangat pada perabaan (tanda-tanda
kardinal radang akut). Bila diperiksa di bawah mikroskopis, maka sebuah proses
peradangan akut akan memberikan gambaran dilatasi pembuluh darah sehingga
tampak penumpukan sel darah merah dalam pembuluh darah, dijumpainya sebukan
sel-sel radang akut (biasanya sel-sel polimorfonuklear, dominan Neutrofil) di ruang
ektravaskular.
Peradangan akut juga memiliki bentuk lain seperti Serous Inflammation, Fibrinous
Inflammation, Suppurative Inflammation dan ulkus.

(a) (b)
Gambar 8 : Tampilan Makroskopis Sebuah Laryng Yang Edema Akibat Proses
Inflamasi (Gambar a). Tampilan Makroskopis Lambung Yang Hiperemis
Akibat Proses Inflamasi (Gambar b)

Gambar 9 : Tampilan Mikroskopis Neutrofil (Tanda Panah).


Neutrofil ditandai dengan sel yang intinya berlobus dan memiliki banyak bentuk
(polimorfonuklear
Penuntun Praktikum
Semester I 149
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

(a) (b) (c)


Gambar 10 : Tampilan Mikroskopsi paru-paru yang mengalami inflamasi akut.
Gambar (a) adalah tampilan paru-paru normal dan perhatikan tidak tampak
adanya sel dalam alveoli dan pembulih darah juga nampak tipis).
Gambar (b) adalah proses inflamasi akut dan perhatikan dilatasi dan kongesti
pembuluh darah (panah merah).
Gambar (c) juga menunjukkan proses inflamasi, coba perhaikan sebukan sel-sel
radang tipe neutrofil dalam alveoli (panah hitam)
Inflamasi Kronis

Pada organ atau jaringan yang mengalami inflamasi kronis, secara


mikroskopis akan tampak infiltrasin sel-sel radang kronis (sel-sel mononuklear),
rusaknya jaringan dan banyak jaringan ikat (fibrosis).

Gambar 11 : Tampilan Mikroskopis Inflamasi Kronis Pada Sendi.


Perhatikan sebukan sel radang tipe mononuklear pada gambar tersebut (panah
merah).

Penuntun Praktikum
Semester I 150
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

D.3 Neoplasia
Secara harfiah, neoplasia dapat diartikan sebagai pertumbuhan baru. Sir
Rupert Willis mengajukan sebuah definisi bahwa Neoplasia adalah sebuah sebuah
massa abnormal yang tumbuh secara berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan
jaringan normal serta akan tetap tumbuh walaupun pencetus pertumbuhan tersebut
dihilangkan.
Neoplasia dapat memiliki sifat biologis yaitu bersifat jinak (benigna) dan bersifat
ganas (maligna).

Neoplasma Benigna
Pada tampilan makroskopis, sebuah neoplasma benigna biasanya berbatas
tegas, tumbuh lambat dan tidak invasif.

Gambar 12 : Makroskopis Lipoma Pada Usus Halus (ditunjukkan oleh massa


kuning pada gambar). Perhatikan bahwa massa tersebut berbatas tegas

Penuntun Praktikum
Semester I 151
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 13 : Makroskopis Leiomyoma Uteri (Neoplasma Jinak Pada Uterus).


Benjolan-benjolan yang terlihat pada gambar adalah massa jinak. Perhatikan
bahwa massa tersebut berbatas tegas dan memiliki keseragaman konsistensi
(panah merah).

Pada sebuah gambaran mikroskopis, neoplasma benigna biasanya bersifat


well-differentiated. Artinya sebuah neoplasma benigna akan memiliki struktur yang
mirip dengan jaringan normal. Mitosis juga jarang terlihat.

Gambar 14 : Lipoma, Sebuah Neoplasma Benigna.


Perhatikan bahwa adiposit (sel lemak) yang mengalami neoplasma mirip dengan
sel yang normal. Hal seperti ini yang disebut dengan well-differentiated

Gambar 15 : Leiomyoma, Sebuah Neoplasma Benigna Dari Otot Polos Uterus.


Perhatikan bahwa struktur neoplasma ini masih menyerupai struktur otot-otot
polos uterus normal.

Penuntun Praktikum
Semester I 152
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Neoplasma Maligna
Secara makroskopis sebuah neoplasma maligna biasanya tidak berbatas tegas,
tampilan warna biasa bervariasi, menginvasi jaringan sekitar, dan konsistensi yang
kadang keras, dapat juga seperti berpasir.

(a) (b) (c)


Gambar 16 : Contoh Tampilan Makroskopis Neoplasma maligna.
Gambar (a) adalah Neoplasma Maligna Paru
Gambar (b) adalah Neoplasma Maligna Hepar
Gambar (c) adalah Neoplasma Maligna Payudara

Sebuah neoplasma maligna dapat well-differentiated hingga poorly


differentiated. Neoplasma maligna yang poorly differentiated disebut dengan
anaplasia. Anaplasia ini serimg disebut sebagai penanda malignansi. Tanda-tanda
yang dapat dilihat di bawah mikroskop dari sel atau jaringan anaplastik adalah :
1. Pleomorfisme, sel bervariasi dalam bentuk dan jumlah.
2. Morfologi nukleus abnormal, nukleus akan hiperkromatin, rasio inti sel :
sitoplasma dapat mencapai 1:1 (normal 1:4 – 1:6), bentuk nukleus juga akan
bervariasi dan biasanya iregular, serta anak inti menonjol.
3. Tampak banyak mitosis.
4. Polaritas berkurang.

Penuntun Praktikum
Semester I 153
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 17 : Sel Anaplastik.


Perhatikan Bahwa Sel-Sel Bervariasi Dalam Bentuk dan Jumlah

Gambar 18 : Mikroskopis Neoplasma Maligna dari Rhabdomyosarcoma.


Perhatikan Adanya Pleomorfisme Sel dan Nukleus, Nukleus Yang Hiperkromatin

Gambar 19 : Sebuah Neoplasma Maligna Tipe Skuamosa.


Perhatikan Epitel skuamosa normal (panah hitam) berubah menjadi sel-sel skuamosa
maligna (panah merah) yang menginfiltrasi jaringan di bawahnya

Penuntun Praktikum
Semester I 154
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 20 : Tampilan Mikroskopis Mitosis Abnormal (Tanda Panah) Pada Sebuah


Neoplasia Maligna

E. ALAT DAN BAHAN


Dalam pelaksaan praktikum ini, mahasiswa nantinya akan diberikan beberapa
sediaan makroskopis dan mikroskopis (sediaan histopatologis dan sitologi) yang akan
dilihat di bawah mikroskop cahaya.

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


1. Mahasiswa akan diuji tingkat penguasaan materi yang akan dipraktikumkan
dengan mengikuti responsi oleh instruktur praktikum. Jika instruktur praktikum
merasa praktikan tidak layak mengikuti praktikum, maka yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum dan WAJIB mengikuti praktikum susulan
ATAU boleh saja mengikuti praktikum namun tidak tercatat sebagai peserta hadir
dan WAJIB KEMBALI mengikuti praktikum susulan
2. Instruktur praktikum akan menjelaskan konsep-konsep materi praktikum
3. Mahasiswa akan dibagi perkelompok dan akan diberikan sediaan
mikroskopis/makroskopis. Tiap-tiap mahasiswa dalam kelompok akan mengamati
dengan seksama sediaan mikroskopis/makroskopis tersebut. Proses ini dapat
dibantu oleh instruktur praktikum
4. Tiap-tiap mahasiswa akan melaporkan bentuk pengamatan mereka dalam bentuk
gambar. Gambar yang dibuat wajib diberi keterangan. Gambar dibuat di dalam
tempat khusus yang ada di bagian berikutnya dari sub bab ini (sub-bab G) dan
dibuat dengan menggunakan pensil warna merah biru. Gambar dan keterangan
gambar ini akan dinilai.

Penuntun Praktikum
Semester I 155
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

5. Instruktur praktikum akan kembali meresponsi atau kuis untuk menilai tingkat
penguasaan materi dari praktikum yang baru saja dijalani. Hasil responsi atau kuis
beserta dengan nilai gambar dan keterangan akan menentukan keiikutsertaan
mahasiswa dalam ujian praktikum. Mahasiswa yang tidak lulus responsi atau kuis
tidak dapat mengikuti ujian praktikum dan WAJIB mengikuti praktikum susulan.

Penuntun Praktikum
Semester I 156
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum
Semester I 157
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM

NILAI RESPONSI =
NILAI GAMBAR =
NILAI AKHIR KEGIATAN PRAKTIKUM =
Tanggal Praktikum,
Tanda Tangan Instruktur

------------------------------

Penuntun Praktikum
Semester I 158
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

TUGAS
1. Jelaskan peran pembuluh darah dan peran leukosit dalam proses peradangan akut
serta hubungan dengan tanda-tanda kardinal radang akut !
2. Berikut adalah tampilan mikroskopis esofagus yang mengalami metaplasia skuamosa.
Tunjukkan dengan tanda panah bagian mana yang mengalami metaplasia dan berikan
alasan anda mengapa bagian tersebut yang anda tunjuk !

3. Tampilan mikroskopis di bawah ini adalah sebuah proses carcinoma in situ.


a. Apa yang dimaksud dengan carcinoma in situ?
b. Tunjukkan dengan panah, bagian yang menunjukkan carsinoma in situ!
c. Pada sediaan ini juga tampak sel-sel radang kronis. Tunjukkan dengan panah
bagian yang menunjukkan sel-sel radang kronis tersebut!
d. Mengapa pada sediaan carcinoma in situ dapat muncul sel-sel radang?

4. a. Apakah yang dimaksud dengan diferensiasi dalam neoplasia?


b. Berikut adalah gambaran mikroskopis neoplasia maligna dari kelenjar di colon.
Apakah neoplasma maligna ini terdiferensiasi? Jelaskan jawaban anda !

Penuntun Praktikum
Semester I 159
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

5. Jelaskan mekanisme terjadinya hiperplasia, hipertopi, dan atrofi !


6. Deskripsikan sediaan mikroskopis inflamasi berikut ini.

7. Perhatikan kedua sediaan mikroskopis inflamasi di bawah ini!


a. Deskripsikan sediaan mikroskopis tersebut
b. Apa Kesimpulan anda dengan membandingkan kedua sediaan tersebut?

8. Berikut adalah tampilan mikroskopis colon yang mengalami inflamasi kronis dan
dysplasia kelenjar colon
a. Tunjukkan bagian mana dari gambar yang merupakan tampilan inflamasi kronis
b. Tunjukkan bagian mana dari gambar yang merupakan dysplasia
c. Berikan alasan yang mendukung
Penuntun Praktikum
Semester I 160
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

9. Berikut adalah tampilan mikroskopis peradangan prostat


a. Tunjukkan bagian dari dari gambar tersebut yang mengalami peradangan!
b. Tentukan tipe peradangannya!
c. Jelaskan alasan anda!

10. Apakah tampilan mikroskopis di bawah ini adalah sebuah anaplasia? Jelaskan alasan
anda dan tunjukkan dengan tanda panah alasan yang memperkuat alasan anda!

Penuntun Praktikum
Semester I 161
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

11. Mitosis yang banyak sering tampak pada jaringan yang mengalami neoplasia ganas,
walaupun ada mitosis sendiri tidak dapat memastikan jaringan tersebut sebuah
neoplasia maligna atau tidak. Pada tampilan mikroskopis berikut, coba tunjukkan
dengan tanda panah gambaran mitosis abnormal.

12. Berikut adalah tampilan makroskopis neoplasma pada testis. Berdasarkan tampilan
makroskopisnya, tentukan tipe neoplasma dari kedua gambar tersebut, mana yang
neoplasma benigna dan mana yang neoplasma maligna. Kemukanan alasan anda!

13. Jelaskan perbedaan eksudat dan transudat!


14. Jelaskan definisi inflmasi granulomatosa!
15. Jelaskan definisi abses!

Penuntun Praktikum
Semester I 162
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

REFERENSI
Eccles Health Sciences Library University of Utah. General Pathology. Dalam The Internet
Pathology Laboratory for Medical Education. [Internet]. Available from :
https://library.med.utah.edu/WebPath/GENERAL.html [diakses 10 Juli 2018]
Kumar, Abbas, Fausto, & Aster. (2010) Cellular Response to Stress and Toxic Insult:
Adaptation, Injury and Death. Dalam: Robbins and Cotran Pathology Basis of Disease.
8th ed. USA: Saunders Elsevier
Kumar, Abbas, Fausto, & Aster. (2010) Acute and Chronic Inflammation. Dalam: Robbins
and Cotran Pathology Basis of Disease. 8th ed. USA: Saunders Elsevier
Kumar, Abbas, Fausto, & Aster. (2010) Neoplasia. Dalam: Robbins and Cotran Pathology
Basis of Disease. 8th ed. USA: Saunders Elsevier
Kumar, Abbas, Fausto, & Mitchell. ed. (2008) Cell Injury, Cell Death and Cell Adaptations.
Dalam: Robbins Basic Pathology. 8th ed. USA: Saunders Elsevier, pp 3-6
Kumar, Abbas, Fausto, & Mitchell. ed. (2008) Acute and Chronic Inflammation. Dalam:
Robbins Basic Pathology. 8th ed. USA: Saunders Elsevier, pp 33-44, 53-57
Stricker, Thomas P., & Kumar, V. (2008) Neoplasia. Dalam: Kumar, Abbas, Fausto, &
Mitchell. ed. Robbins Basic Pathology. 8th ed. USA: Saunders Elsevier, pp 176-81

Penuntun Praktikum
Semester I 163
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM XII
FARMAKOKINETIK OBAT
dr. Irmayanti Rangkuti, M.Si, M.Biomed

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan pengertian farmakokinetik dan tahapan-tahapannya sesuai dengan
parameter farmakologi.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum farmakokinetika diharapkan dapat :
1. Menjelaskan absorbsi obat.
2. Menjelaskan distribusi obat.
3. Menjelaskan biotransformasi obat.
4. Menjelaskan ekskresi obat.

C. PENDAHULUAN
Praktikum kali ini bertujuan menjelaskan dan menunjukkan proses-proses
yang dialami obat di dalam tubuh (farmakokinetika). Sebagai model pengganti obat
digunakan buah naga merah. Subyek praktikum melibatkan dua orang mahasiswa
sukarelawan tiap kelompok ( satu orang mengkonsumsi buah naga dan satu orang
tidak mengkonsumsi buah naga). Adapun sampel praktikum menggunakan urin
sukarelawan dengan cara mengamati urin secara kualitatif.
Melalui praktikum ini nantinya mahasiswa dapat memahami bahwa buah naga
merah yang masuk ke dalam tubuh mengalami proses dan akhirnya diekskresi melalui
urin dengan organnya ginjal (sebagai salah satu organ ekskresi obat utama).

D. MATERI PRAKTIKUM
Farmakokinetika berasal dari perkataan pharmacon (=obat) dan kinetics
(=sesuatuyang berubah dengan pertambahan waktu). Jadi, farmakokinetika adalah
ilmu yang mempelajari perubahan- perubahan jumlah obat di dalam tubuh dengan
bertambahnya waktu. Farmakokinetika juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi obat yang dihitung
secara kuantitatif berdasarkan konsep matematika serta diaplikasikan untuk
menghitung besarnya dosis dan interval pemberian obat. Farmakokinetika juga

Penuntun Praktikum
Semester I 164
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari apa yang dilakukan oleh tubuh terhadap
obat (Setiawati A dkk, 2016).
Berbeda dengan farmakokinetika , farmakodinamika adalah ilmu yang
mempelajari apa yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh atau ilmu yang
mempelajari mekanisme kerja obat. Farmakodinamika menghubungkan konsentrasi
obat di dalam plasma dengan respons terapi, sedangkan farmakokinetika
menghubungkan antara dosis obat dengan konsentrasi obat di dalam plasma. Dengan
demikian mudah dipahami bahwa farmakokinetika mempunyai hubungan yang erat
dengan farmakodinamika.

Gambar 1. Skematis Nasib Obat di Dalam Tubuh

1. Absorpsi
Absorpsi secara klasik didefisinikan sebagai suatu fenomena yang
memungkinkan suatu zat aktif melalui jalur pemberian obat melalui sistem peredaran
darah, dan penyerapan obat terjadi secara langsung dengan mekanisme perlintasan
membrane. Fenomena ini bukan satu-satunya faktor penentu masuknya zat aktif
kedalam tubu, pentingnya juga memperhatikan bentuk sediaan, perlunya zat aktif
yang berada dalam bentuk yang sesuai agar dapat menembus membrane dan
pentingnya kelarutan atau keterlarutan zat aktif padat. Jadi kelarutan merupakan
faktor yang dapat mengubah pH ditempat penyerapan serta konsentrasi zat aktif juga
merupakan faktor penentu laju penyerapan (Leon Sharger dan Andrew B, 2005).

Penuntun Praktikum
Semester I 165
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2. Distribusi
Distribusi obat adalah proses-proses yang berhubungan dengan transfer
senyawa obat dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam tubuh. Setelah melalui proses
absorpsi, senyawa obat akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah.
Molekul obat dibawa oleh darah ke satu target (reseptor) untuk aksi/obat dank e
jaringan lain (non-reseptor), di mana dapat terjadi efek samping yang merugikan.
Cairan tubuh total berkisar antara 50-70% dari berat badan. Cairan tubuh dapat dibagi
menjadi:
1. Cairan ekstrasekuler, yang terdiri atas plasma darah (45% dari berat badan), cairan
interstisial (16%) dan limfe (1-2%).
2. Cairan intrasekuler (30-40% dari berat badan) yang merupakan jumlah cairan
dalam seluruh sel-sel tubuh.
3. Cairan transeluler (2,5%) yang meliputi cairan serebrospinalis, intraokuler,
peritoneal, pleura, synovial dan sekresi alat cerna.
Pada umumnya molekul obat berdifusi secara cepat melalui jaringan kapiler
halus ke ruang jaringan yang terisi cairan interstisial. Cairan interstisial plus cairan
plasma disebut cairan ekstrasekuler (berada di luar sel). Selanjutnya dari cairan
interstinal, molekul obat berdifusi melintasi membran sel ke dalam sitoplasma
(Shargel et al., 2012).
Membran sel tersusun ats protein dan dua lapis fosfolipid, yang bertindak
sebagai sawar lemak untuk ambilan obat. Obat yang mudah larut dalam lemak akan
melintasi membran sel dan terdistribusi ke dalam sel, sedangkan obat yang tidak larut
dalam lemak akan sulit menembus membran sel sehingga distribusinya terbatas,
terutama di cairan ekstra sel. Obat yang tidak larut dalam lemak terebut bersifat polar
sehingga akan terikat pada protein plasma (albumin) dan membentuk kompleks obat-
protein yang terlalu besar untuk berdifusi melintasi membrans sel (Katzung, 2011).
3. Distribusi
Biotransformasi atau metabolism obat ialah proses perubahan struktur kimia
obat yang terjadi di dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim (Hinz, 2005).
Metabolisme obat mempunyai dua efek penting, yaitu:
a. Obat menjadi lebih hidrolifik. Hal ini dapat mempercepat ekskresinya melalui
ginjal karena metabolit yang kurang larut lemak tidak mudak direabsorpsi
dalam tubulus ginjal.
Penuntun Praktikum
Semester I 166
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

b. Metabolit umumnya kurang aktif daripada aobat asalnya. Akan tetapi, tidak
selalu seperti itu, kadang-kadang metabolit sama aktifnya (atau lebih aktif)
daripada obat asli (Mutschler, 1986).
Enzim yang berperan dalam biotransformasi obat dapat dibedakan berdasarkan
letaknya di dalam sel, yaitu enzim mikrosom yang terdapat dalam reticulum
endoplasma halus (yang oada isolasi in vitro membentuk kromosom) dan enzim non
mikrosom. Kedua enzim metabolism ini terutama terdapat dalam sel hati, tetapi juga
terdapat dalam sel jaringan lain, misalnya: ginal, pari-paru, epitel saluran cerna dan
plasma. Di lumen saluran cerna juga terdapat enzim non mikrosom yang dihasilkan
oleh flora usus. Enzim mikrosom mengkatalisis reaksi glukoronida, sebagian besar
reaksi oksidasi obat, serta reksi reduksi dan hidrolisis. Sedangkan enzim non
mikrosom mengkatalisis reaksi konjugasi lainnya, beberapa reaksi oksidasi, reaksi
reduksi dan hidrolisis.
Metabolisme obat disebut juga biotransformasi meskipun antara keduanya
juga sering dibedakan. Sebagian ahli mengatakan bahwa istilah metabolisme hanya
ditujukan untuk perubahan-perubahan biokimiawi atau kimiawi yang dilakukan oleh
tubuh terhadap senyawa endogen sedang biotransformasi peristiwa yang sama bagi
senyawa eksogen (xenobiotika). Rekasi metabolisme obat tersebut sebagian besar
terjadi pada organ hati khususnya pada sub-seluler retikulm endoplasma.
Organ-organ yang bertanggung jawab dalam metabolisme obat adalah hati,
paru, ginjal, mukosa dan darah merah. Tabel di bawah ini menjelaskan sel yang
mengandung enzim metabolisme obat pada berbagai organ:
Organ Sel
Hati Sel Parenkim (hepatosit)
Ginal Sel tubulus proksimal (segmen
S3)
Paru Sel Clara. Sel Jenis II
Usus Sel Batas Mukosa
Kulit Sel Epitel
Testis Tubulus seminrferus, set sertoli

Penuntun Praktikum
Semester I 167
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Metabolisme obat adalah sangat komplek. Biasanya, metabolit obat adalah


lebih larut dalam air daripada obatnya karena mengandung gugus fungsional yang
dapat berkonjugasi dengan gusus hidrofilik. Meskipun metabolit biasanya larut dalam
air tetapi ada pengecualian pada p-asam klorofenaseurat (metabolit p-asam
klorofenilasetat) atau N-4 asetilsulfanilamid (metabolit sulfanilamid). Sering terjadi
bahwa ametabolit obat lebih diionisasi pada pH fisiologi daripada obatnya sehingga
bentuk garam yang larut dalam air dapat menurunkan kelarutannya dalam lipid
sehingga mudah untuk diekskresikan (Gibson and Skett, 1986).
Metabolisme obat adalah sangat komplek. Biasanya, metabolit obat adalah
lebih larut dalam air daripada obatnya karena mengandung gugus fungsional yang
dapat berkonjugasi dengan gugus hidrofilik. Meskipun metabolit biasanya larut dalam
air tetapi ada pengecualian pada p-asam klorofenaseturat (metabolit p-asam
klorofenilasetat) atau N-4-asetilsulfanilamid (metabolit sulfanilamide). Sering terjadi
bahwa metabolit obat lebih diionisasi pada pH fisiologi daripada obatnya sehingga
bentuk garam yang larut dalam air dapat menurunkan kelarutannya dalam lipid
sehingga mudah untuk diekskresikan (Gibson and Skett, 1986).
Pada proses biotransformasi atau metabolisme konsentrasi enzim pada
metabolit obat dalam tubuh adalah konstan pada site tertentu dan konsentrasi obat
(substrat) dapat berbeda. Bila konsentrasi obat relative rendah terhadap konsentrasi
enzim,ada enzim yang melimpah untuk mengkatalisa reaksi dan laju metabolisme
merupakan suatu proses orde ke satu. Kinetika enzim secara umum menganggap
bahwa suatu molekul intermediet enzim-obat atau enzim-substrat. Enzim-substrat ini
selanjutnya bereaksi untuk menghasilkan produk yang disebut metabolit (Shargel,
2012).
Ada dua jenis reaksi utama metabolisme obat. Yang pertama, reaksi tahap I
(melibatkan oksidasi, reduksi atau hidrolisis) obat-obatan menjadi senyawa yang lebih
polar. Sedangkan, reaksi tahap II melibatkan terikatnya obat dengan zat lain (misalnya
asam glukuronat, yang dikenal sebagai glukuronidasi) 27 untuk membuat senyawa
yang tidak aktif. Mayoritas reaksi oksidasi fae I dilakukan oleh enzim sitokrom P450
(Stockley, 2008).
4. Distribusi
Ekskresi merupakan proses pengeluran zat sisa metabolisme tubuh, seperti
CO2 H2O NH3, zat warna empedu, dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak
Penuntun Praktikum
Semester I 168
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Sistem ekskresi
merupakan salah satu hal yang penting dalam homeostatis tubuh karena selain
berperan dalam pembuangan limbah hasil metabolisme sistem ekskresi juga dapat
merespon terhadap ketidakseimbangan cairan tubuh (Shargel, 2012).
Fungsi dari sistem ekskresi yaitu:
a. Membuang limbah yang tidak bergunadari dalam tubuh.
b. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
c. Mermpertahankan temperature tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).
Homeostatis (Chambell dkk, 2004)
Pada sistem ekskresi manusia melibatkan beberapa alat ekskresi yang terdiri
dari ginjal, kulit, hati, dan paru-paru. Setiap alat ekskresi berfungsi untuk
mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda-beda, kecuali air yang dapat
dikeluarkan melalui semua alat ekskresi (Valerie dkk, 2007).
Alat Ekskresi Zat yang Diekskresikan
Ginjal Urin
Kulit Keringat
Paru-Paru CO2 dan H2O
Hati Pigmen (Bilirubin dan Urobilin)

Masing-masing alat ekskresi memiliki sistem atau cara kerja yang berbeda,
sistem/cara kerja dari alat-alat ekskresi adalah sebagai berikut:
1. Ginjal
Pada ginjal terdapat beberapa tahapan untuk melakukan ekskresi, yaitu
terdapat proses penyaringan, reabsorpsi dan pengumpulan hingga terbentuklah
urin yang siap untuk dikeluarkan.
i. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal
melalui pembuluh arteri ginjal (arterirenalis). Cairan tubuh keluar dari
pembuluh arteri dan masuk kedalam badan Malpighi. Membran glomerulus
dan kapsul Bowman bersifat permeable terhadap air dan zat terlarut berukuran
kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Proses pembentukan
urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-
sel kapiler glomerulus yang berpori (pedosit), tekanan dan permeabilitas yang

Penuntun Praktikum
Semester I 169
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

tinggi pada glomelurus mempermudah proses penyaringan. Selain


penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,
keeping darah dan sebagian besar protein plasma.
Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam
amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan
dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut
filtrate glomerulus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa,
natrium, kalium dan garam-garam lainnya (Shargel, 2012).
ii. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorbsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Bahan-bahan yang masih
diperlukan di dalam urin primer akan diserap kembali di tubulus kontortus
proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat
sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan
asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa
osmosis. Setelah terjadi reabsorpsi maka 5 tubulus akan menghasilkan urin
sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambag, misalnya urea (Valarie dkk, 2007).
iii. Pengumpulan (Augmentasi)
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hydrogen,
ammonia, keratin dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder
sehingga tubuh terbebas dari zat berbahaya. Urin sekunder yang telah
ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin
disalurkan melalui tubulus kolektivus kerongga ginjal. Dari rongga ginjal, urin
menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter) sehingga tubuh
terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah ditambahkan dengan
berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus
kolektivus kerongga ginjal. Dari rongga ginjal, urin menuju kekantung kemih
melalui saluran ginjal (ureter).
2. Kulit
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat
sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan ammonia.
Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna unuk melindungi kulit karena lapisan
Penuntun Praktikum
Semester I 170
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan
sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat
menyebabkan keasaman pada kulit (Shargel, 2012).
3. Paru-Paru
Zat sisa metabolisme yang dikeluarkan dari paru-paru berupa CO2 dan H2O
yang dihasilkan dari proses pernafasan. Pengangkutan CO2 sebagai hasil zat sisa
metabolisme, diangkut oleh darah dapat melalui tiga cara:
a. CO2 larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrasi (7% dari seluruh CO2).
b. Karbondioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino
hemoglobim (23% dari seluruh CO2)
c. Karbondioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HC03) melalui proses
berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).
4. Hati
Sebagai alat eksresi harti (hepar) mengeluarkan empedu ± ½ Liter setiap hari.
Empedu cairan kehijauan, rasanya pahit, pH netral, dan mengandung kolesterol,
garam-garam mineral, garam empedu dan zat warna empedu yang disebut
bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses
pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal
dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hari. Zat warna empedu
diubah oleh bakteri usus menjadu urobilin yang berwarna kuning coklat yang
memberikan warna feses dan urin. Sisa-sia pencernaan protein yang berupa urea
dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya
masuk kedalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan
urin.

BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)


Buah naga merupakan tanaman jenis kaktus berasal dari Amerika Selatan.
Tanaman ini dapat tumbuh di iklim tropis hingga temperature 400C.Buah naga ada
empat jenis yaitu buah naga daging merah, buah naga daging putih, buah naga super
merah dan buah naga daging kuning. Buah naga tergolong buah yang berdaging dan
berair, bentuk buah bulat agak memanjang atau bulat agak lonjong. Kulit buah ada
yang berwarna merah menyala, merah gelap dan kuning, tergantung dari jenisnya.

Penuntun Praktikum
Semester I 171
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Hylocereus undatus (daging putih), Hylocereus polyrhizus (daging merah),


Hylocereus costaricensis (daging merah super) dan Selenicereus megalanthus (kulit
kuning, tanpa sisik) (Ortiz- hernández and Carrillo-salazar, 2012).
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) berebentuk oval, besar, beratnya ±
300 – 600 gram per buah, diameter 32-35 cm, panjang 13-15 cm. buah naga merah
memiliki kulit dan daging yang berwarna merah , terdapat butiran biji (seed) di dalam
daging buahnya kaya akan asam lemak essensial (Ariffin et al., 2009). Warna merah
pada buah naga merah disebabkan oleh pigmen betalain betacyanin (Esquivel et
al.,2007; Winterhalte et al, 2009; Wybraniec et al. , 2001; Stintzing et al ., 2002;
Wybraniec and Mizrahi, 2002). Pigmen ini disintesis dari tirosin, merupakan water
soluble nitrogen containing pigment yang terdiri dari asam betalamik (Strack et al,
2003).

Gambar 2. Buah Naga Merah

E. ALAT DAN BAHAN


1. Alat : pot urin 6 buah (per kelompok)
2. Bahan : Buah naga 500 gram (dalam bentuk potongan)

Penuntun Praktikum
Semester I 172
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

F. CARA KERJA
1. Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa diberikan kuis selama 15 menit.
2. Instruktur memberikan materi praktikum 15-30 menit.
3. Mahasiswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.
4. Masing-masing kelompok menentukan dua orang sukarelawan. Mahasiswa
wanita yang sedang menstruasi tidak diizinkan sebagai sukarelawan karena akan
menimbulkan false positive hasil praktikum.
5. Tiap kelompok dibagikan pot urin sebanyak 6 buah (3 pot tiap sukarelawan) dan
buah naga potong 500 gram.
6. Sukarelawan pertama mengkonsumsi buah naga merah 500 gram dan
sukarelawan kedua tidak mengkonsumsi buah naga merah.
7. Setelah mengkonsumsi buah naga merah, sukarelawan segera minum air putih
sebanyak 500 -1000 ml.
8. Sukarelawan pertama dan kedua menampung urin tiga kali. Pot pertama untuk
menampung urin sebelum mengkonsumsi buah naga merah. Pot kedua untuk
menampung urin setelah setengah jam sukarelawan mengkonsumsi buah. Pot
ketiga untuk menampung urin setelah satu jam sukarelawan mengkonsumsi buah.
9. Mahasiswa mengamati urin secara kwalitatif berupa warna urin (perbedaan dan
perubahan warna tiap pot urin).

G. HASIL
Hasil praktikum dicatat dalam lembaran hasil praktikum yang telah disediakan
dan dikumpulkan ke instruktur dan ditandatangani. Hasil praktikum ditulis dalam
jurnal dan diemailkan ke instruktur praktikum.

Penuntun Praktikum
Semester I 173
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

LEMBARAN LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM
Nama praktikan :
NIM :
Hari/Tgl :

No Urin Gambar Keterangan


1. Pot I

2. Pot II

Penuntun Praktikum
Semester I 174
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

3.
Pot III 3
.
3

Tanggal Praktikum
Tandatangan instruktur

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 175
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. LAPORAN KERJA/KESIMPULAN
Laporan praktikum berisi hasil praktikum kemudian dilakukan pembahasan
berdasarkan teori ilmiah. Setelahnya mahasiswa membuat kesimpulan praktikum.

Penuntun Praktikum
Semester I 176
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

REFERENSI
Esquivel P., Stintzing F.C. and Carle, R. 2007. Phenolic compound profiles and their
corresponding antioxidant capacity of purple pitaya (Hylocereussp.) genotypes.
Journal of biosciences 62(9-10):636–44.

Penuntun Praktikum
Semester I 177
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM XIII
PENGENALAN RESEP
dr. Dewi Pangestuti, M.Biomed

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan tata cara penulisan resep yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang
berlaku

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan Praktikum ini diharapkan dapat:
1. Memahami tata cara penulisan resep yang baik dan benar
2. Melakukan penulisan resep obat yang rasional
3. Memahami dan menerangkan kepada pasien tentang aturan pakai obat yang diberikan
melalui peresepan

C. PENDAHULUAN
Penulisan resep dilakukan setelah dokter melakukan serangkaian pemeriksaan
yang dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan
menegakkan diagnosa. Diagnosa yang tepat serta penentuan tujuan terapi yang sesuai
maka peresepan rasional dapat di berikan. Peresepan rasional didapat melalui tahapan
proses yang diawali dengan menetapkan masalah pasien, menentukan tujuan
terapi,meneliti kecocokan terapi pribadi (personal theraphy) dimana pada P-terapi harus
dipertimbangkan faktor kemanjuran (efficacy), keamanan (safety),kecocokan (suitability)
dan biaya (cost). Setelah mendapatkan keputusan dan kesimpulan obat yang cocok untuk
di berikan pada pasien, maka dimulailah pengobatan yang diawali dengan penulisan
resep yang sesuai kaidah yang benar. Dimana penulisan resep merupakan perintah
kepada apoteker untuk meracik dan menyediakan obat yang dibutuhkan. Pasien berhak
mendapatkan informasi tentang obat tersebut, baik mengenai dosis cara penggunaan,
aturan pakai, efek samping dan lain-lain.

D. MATERI PRAKTIKUM
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan
yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta
menyerahkan obat kepada pasien.
Penuntun Praktikum
Semester I 178
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Resep dituliskan dalam kertas resep dengan ukuran yang ideal yaitu lebar 10-12 cm
dan panjang 15-18 cm. Resep harus ditulis dengan lengkap sesuai dengan PerMenKes
no. 26/MenKes/Per/I/81 Bab III tentang Resep dan KepMenKes No.
28/MenKes/SK/U/98 Bab II tentang RESEP, agar dapat dibuatkan/ diambilkan obatnya
di apotik.
Jenis Jenis Resep:
1. Resep standar (R/. Officinalis), yaitu resep yang komposisinya telah dibakukan dan
dituangkan ke dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Penulisan resep
sesuai dengan buku standar.
2. Resep Magistrales (R/. Polifarmasi), yaitu resep yang sudah dimodifikasi atau
diformat oleh dokter, bisa berupa campuran atau tunggal yang diencerkan dalam
pelayanannya harus diracik terlebih dahulu.
3. Resep Medicinal. Yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek dagang
maupun generik, dalam pelayanannya tidak mangalami peracikan. Buku referensi :
Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO), Indonesia Index Medical
Specialities (IIMS),Daftar Obat di Indonesia (DOI), dan lain-lain.
4. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama generik dalam bentuk
sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau tidak mengalami
peracikan.
Adapun yang berhak menulis resep adalah:
a. Dokter
b. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut
c. Dokter hewan, terbatas pengobatan untuk hewan
Resep yang lengkap terdiri dari:
I. Inscriptio
Inscriptio terdiri dari: nama dokter, SIP dokter, alamat dokter,nama kota dan tanggal
penulisan resep
II. Invocatio : Permintaan tertulis dokter dalam tulisan latin “R/ = resipe” yang artinya
ambillah atau berikanlah.

Penuntun Praktikum
Semester I 179
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

III. Praescriptio atau Ordinatio


Praescriptio terdiri dari nama obat serta jumlah masing-masing bentuk obat yang
diminta, misal : capsul, tablet, serbuk, larutan dan lain sebagainya.
IV. Signature
Yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian
obat harus jelas di tuliskan.
S (Signa) berisi : Aturan pakai yang ditulis dalam bahasa latin
V. Subscriptio
Berisi tanda tangan dokter, pada umumnya dipakai parap. Bila yang diminta adalah
obat Narkotika maka dokter menuliskan tanda tangan lengkap.
VI. Pro (diperuntukan) : berisi nama dan umur, untuk jenis peresepan obat narkotika
harus dituliskan alamat pasien.

Contoh resep yang lengkap bagian-bagiannya :

Dr. T. Sipahutar
SIP : 108/menkes/2015
Jl. STM No. 15
Telp : (061)6126366
Medan

Medan,............2018

R/ Amoxan Caps No. X


S 3 dd Caps 1
______________________paraf

Pro : Ny. Puan, 53 tahun

Penuntun Praktikum
Semester I 180
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Tanda-Tanda Pada Resep:


1. Tanda Resep Segera
Jika dokter ingin resep itu dibuat segera, maka tanda-tanda yang ditulis dan ditulis
di sebelah atas dari blangko resep ialah :
a. Cito = segera
b. Urgent = penting
c. Statim = penting
d. P.I.M = periculum in mora : berbahaya bila ditunda
2. Tanda Resep Diulang
Bila dokter ingin agar resepnya diulang, maka dalam resep ditulis iteratie (iter) dan
ditulis beberapa kali resep boleh diulang. Misalkan iter 3 x, artinya resep dapat
dilayani 1 + 3 kali ulangan = 4 kali.
3. Tanda N.I
Jika dokter melarang resep tadi diulang pembuatannya, maka dokter menulis ”N.I”
artinya Ne Iteretur = tidak boleh diulang ditulis di sebelah atas blanko resep (ps.
48 WG ayat (3); SK Menkes No. 280/ Menkes/SK/V/1981). Resep yang tidak
boleh diulang adalah resep yang mengandung obat-obatan narkotik, psikotropik
dan obat keras yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ Menkes Republik Indonesia.
4. Tanda Dosis Sengaja Dilampaui
Tanda seru diberi di belakang nama obatnya jika dokter sengaja memberi obat
dosis maksimum dilampaui.
5. Resep yang mengandung narkotik
Resep yang mengadung narkotik tidak boleh ada iterasi yang artinya dapat diulang;
tidak boleh ada m.i. (mihipsi) yang berarti untuk dipakai sendiri; tidak boleh ada
u.c. (usus cognitus) yang berarti pemakaiannya diketahui. Resep dengan obat
narkotik harus disimpan terpisah dengan resep obat lainnya.

Syarat – syarat dalam penulisan resep meliputi:


1. Resep ditulis jelas dengan tinta dan lengkap di kop resep, tidak ada keraguan dalam
pelayanannya dan pemberian obat kepada pasien.
2. Satu lembar kop resep hanya untuk satu pasien.
3. Signatura ditulis dalam singkatan latin dengan jelas, jumlah takaran sendok dengan
signa bila genap ditulis angka romawi, tetapi angka pecahan ditulis arabik.

Penuntun Praktikum
Semester I 181
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

4. Menulis jumlah wadah atau numero (No.) selalu genap, walaupun kita butuh satu
setengah botol, harus digenapkan menjadi Fls. II saja.
5. Setelah signatura harus diparaf atau ditandatangani oleh dokter bersangkutan,
menunjukkan keabsahan atau legalitas dari resep tersebut terjamin.
6. Jumlah obat yang dibutuhkan ditulis dalam angka romawi.
7. Nama pasien dan umur harus jelas.
8. Khusus untuk peresepan obat narkotika, harus ditandatangani oleh dokter
bersangkutan dan dicantumkan alamat pasien dan resep tidak boleh diulangi tanpa
resep dokter.
9. Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan yang tidak umum (singkatan
sendiri), karena menghindari material oriented.
10. Hindari tulisan sulit dibaca hal ini dapat mempersulit pelayanan.
11. Resep merupakan medical record dokter dalam praktik dan bukti pemberian obat
kepada pasien yang diketahui oleh farmasi di apotek, kerahasiaannya dijaga.

Prinsip Penulisan Resep yang Berlaku di Indonesia:


1. Obat ditulis dengan nama paten/ dagang, generik, resmi atau kimia.
2. Karakteristik nama obat ditulis harus sama dengan yang tercantun di label
kemasan.
3. Resep ditulis dengan jelas di kop resep resmi.
4. Bentuk sediaan dan jumlah obat ditentukan dokter penulis resep.
5. Signatura ditulis dalam singkatan bahasa latin.
6. Pro atau peruntukan dinyatakan umur pasien

Resep ditulis pada kop format resep resmi dan harus menepati ciri-ciri yang berikut:
1. Penulisan resep sesuai dengan format dan kaidah yang berlaku, bersifat pelayanan
medik dan informatif.
2. Penulisan resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang berarti ambillah atau
berikanlah.
3. Nama obat, bentuk sediaan, dosis setiap kali pemberian dan jumlah obat kemudian
ditulis dalam angka Romawi dan harus ditulis dengan jelas.

Penuntun Praktikum
Semester I 182
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

a. Penulisan resep standar tanpa komposisi, jumlah obat yang diminta ditulis dalam
satuan mg, g, IU atau ml, kalau perlu ada perintah membuat bentuk sediaan (m.f. =
misce fac, artinya campurlah, buatlah).
b. Penulisan sediaan obat paten atau merek dagang, cukup dengan nama dagang saja
dan jumlah sesuai dengan kemasannya.
4. Dalam penulisan nama obat karakter huruf nama obat tidak boleh berubah, misal:
Parasetamol tidak boleh menjadi Farasetamol.
5. Signatura ditulis dengan jelas, tutup dan paraf.
6. Pro atau peruntukkan obat dan umur pasien ditulis, misalnya Tn. R. Nababan, Ny.
Susiana, Ana (5 tahun).
7. Untuk dua sediaan, besar dan kecil. Bila dibutuhkan yang besar, tulis volume sediaan
sesudah bentuk sedíaan.

Contoh-Contoh Penulisan Resep:


1. Bentuk sediaan obat Pulveres
a. Bahan baku
Dr. Sony
SIP : 706/menkes/2016
Jln: SM Raja no 7
Telp: 081324252728

Medan, 7 April 2018

R/ Parasetamol 200 mg
Asetosal 150 mg
Mf puv dtd No X
S prn 3 dd pulv I pc
------------------------------paraf

Pro. Ucok (8 th)

Mf = misce fac = campur, buatlah


Pulv = pulveres = serbuk bagi
Dtd = da tales dosis = berikanlah dengan takaran (dosis)
sebanyak itu

Penuntun Praktikum
Semester I 183
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

No. X = sepuluh bungkus


Jadi mf pulv dtd No. X diartikan: Campur dan buatlah pulveres dengan dosis yang
demikian sebanyak sepuluh bungkus
S = signa = tandailah, tulislah
Prn = pro re nata = bila perlu
Dd = de die = sehari, setiap hari
Pulv I = pulveres I = satu bungkus
Pc = post coenam = sesudah makan
Pro = untuk
Jadi S prn 3 dd pulv I pc diartikan: bila perlu tiga kali sehari satu bungkus sesudah
makan.
Pada etiket obat yang berwarna putih ditulis

Ucok
Bila perlu 3x sehari 1 bungkus
Sesudah makan

Resep diatas dapat juga ditulis tanpa dtd

Dr. Sony
SIP : 706/menkes/2016
Jln: SM Raja no 7
Telp: 081324252728

Medan, 7 April 2018

R/ Parasetamol 2
Asetosal 1,5
Mf puv No X
S prn 3 dd pulv I pc
------------------------------paraf

Pro. Ucok (8 th)

Jadi mf pulv No. X diartikan: campur dan buatlah pulveres sebanyak sepuluh
bungkus.
Penuntun Praktikum
Semester I 184
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Pulveres dapat juga diberikan dalam bentuk kapsul, untuk orang dewasa.
Dr. Sony
SIP : 706/menkes/2016
Jln: SM Raja no 7
Telp: 081324252728

Medan, 7 April 2018

R/ Parasetamol ....mg
Asetosal ....mg
Mf puv dtd No X
Da in cap
S prn 3 dd cap I pc
------------------------------paraf

Pro.Tn Nuradi 35 thn

Da in cap = da in capsul = masukan kedalam kapsul.

2. Bentuk sediaan obat tablet dan kapsul

Dr. Berta
SIP : 706/menkes/2016
Jln: SM Raja no 32
Telp: 0812242527989

Medan, 7 April 2018

R/ Amoxan cap 500mg No.XV


S 3 dd cap I pc
------------------------------paraf

Pro.Tn. Edy, 35 thn

Penuntun Praktikum
Semester I 185
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Dr. Berta
SIP : 706/menkes/2016
Jln: SM Raja no 32
Telp: 0812242527989

Medan, 7 April 2018

R/ Panadol tab 500mg No.XV


S 3 dd tab I pc
------------------------------paraf

Pro.Tn.Josep, 35 thn

3. Sediaan Obat Tetes


gtt = guttae = tetes
gtt. Auris = guttae auriculares = tetes telinga
gtt. Nasal = guttae nasales = tetes hidung
gtt. Ophth = guttae opthalmicae = tetes mata

Contoh Resep

Dr. Sinar
SIP : 226/menkes/2015
Jln: Tulus no 32
Telp: 0852242527989

Medan, 10 Juni 2018

R/ Cendoxitrol gtt opthalimic fl. I


S 3 dd gtt II od
_______________________paraf

Pro.Tn.Zhoir, 25 thn

Od = oculuc dexter = mata kanan


Os = oculus sinester = mata kiri

Penuntun Praktikum
Semester I 186
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Dr. Sehat
SIP : 226/menkes/2015
Jln: Suka no 2
Telp: (061) 527989

Medan, 10 Juni 2018

R/ Antistin-Privin drops, fl. No. I


S 3 dd gutt nasal II
_______________________paraf

Pro.Tn.Boby, 45 thn

Dr. Sehat
SIP : 226/menkes/2015
Jln: Suka no 2
Telp: (061) 527989

Medan, 10 Juni 2018

R/ Alupent inhaler fl. No. I


S p,r.n 3 dd puff 1
_______________________paraf

Pro.Tn.Boby, 45 thn

Dr. Sehat
SIP : 226/menkes/2015
Jln: Suka no 2
Telp: (061) 527989

Medan, 10 Juni 2018

R/ Betadine gargle &mouthwash fl. No. I


S 3 dd Gargl.
_______________________paraf

Pro.Tn.Boby, 45 thn

Penuntun Praktikum
Semester I 187
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

4. Sediaan Obat Topikal


Dr. Sehat
SIP : 226/menkes/2015
Jln: Suka no 2
Telp: (061) 527989

Medan, 10 Juni 2018

R/ Ketokonazol cream 2% tube 10g No. I


S u.e 2 dd applic part dol m.et. v
_______________________paraf

Pro.Tn.Boby, 45 thn

u.e (usus externum) artinya untuk obat luar


applic part dol artinya oleskan pada daerah yang sakit
m.et.v (mane et vespere) artinya pagi dan malam

Penuntun Praktikum
Semester I 188
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

SINGKATAN LATIN

Aa ana Sama banyak


ac Ante coenam Sebelum makan
ad Ad Sampai
Ad 2 vic Ad duas vices Untuk dua kali
add adde Tambahkan
Ad us prop Ad usu propiotum Untuk dipakai sendiri
Bdd Bis de die 2 kali sehari
c cum Dengan
C Cochlear Sendok makan = 15 cc
C.P Cochlear pultis/parvum Sendok Bubur
C.th Cochlear thene Sendok teh = 5 cc
Caps.get op Capsulae gelastinosne operculater Capsule dari gelatine
caut caute Hati-hati
collut collutorium Obat kumur
Collun collunarium Obat semprot hidung
collyr Collyrium Obat cuci mata
comp Compositus Obat campuran
causpers causpersitus Serbuk tabur
conc concentratus Pekat
cream cremor krim
d.i.d = da in dim Da in dimidio Berikan separohnya
Da.ad.lag Da.Ad lagenam Berikan 2 x banyaknya
Da.ad.lag.gutt Da.ad lagenam guttatorium Berikan 3 x banyaknya
Da.ad.oll Da.ad ollam Berikan 4 x banyaknya
d .c. form Da cum formula Sedang makan
Dur. dol Durante dolare Selagi
d.d De die Sehari, setiap hari
Dill Dilutus Encer
div.in.p.Aeq Divide inpartas aequales Bagilah sama banyak
d.t.d Da tales doses Berikan dengan dosis

Penuntun Praktikum
Semester I 189
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

demikian
emuls Emulsum Emulsi
extr Extractum Ekstrak
Extr.lig Extractum liguidum Ekstrak cair
f Fac.fiat Buat,harap dibuat
fla Fac.lege artis Buat sebagaimana mestinya
l.a Lege artis Menurut cara semestinya
F.M.I Formularium
medicamentorum Indicum
F.M.S Formularium
medicamentorum seletum
Fol. Digit Folia digitalis Daun digistalis
Fol. Pip.Betl Folia piperis betle Daun sirih
g.Gm Grama Gram
Grag Gargarisma Obat kumur
Gtt Guttae Tetes
Gtt. Ad aur Guttae ad aures Obat tetes telinga
Gtt. Nasal Guttae nasale Obat tetes hidung
Gtt. Ophth Guttaeneophtalmicae Obat tetes mata
h Hora Jam
h.m Hora manutina Pagi hari
h.s Hora somni Sebelum tidur
h.v Hora vesperina Pada sore hari
Haust Haustus Teguk sekaligus
i.m.m In manum medici Berikan keterangan dokter
i.c Inter cibos Antara dua waktu makan
Inf Infusum Air rebusan
Inj Injectio Obat suntik
Injk. Hypod Injectio hypordemicia Obat suntuk dibawah kulit
Injk. i.v Injection intra vena Obat suntuk dalam vena
Iter Iterarur Harap diulang
Lin Linimentum Obat gosok

Penuntun Praktikum
Semester I 190
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

L.c Loco Penggantinya


Lit. Or Litus oris Cairan untuk dioleskan
dimulut
Loc. Dol Locus dolens Tempat yang terasa sakit
M Mane Pagi
m.et.v Manet et vespere Pagi dan sore
Merid Meridie Tengah hari
m.f Misce fag Campurlah dan buatlah
m.f.i.a Misce fag lege artis Campurlah & buatlah
menurut cara semestinya
Mixt Mixture Campuran
n Nictum Malam
N.I = ne iter Ne iteratur Harap jangan diulang
Non rep Non reperatur Harap jangan diulang
Non in lag orig Non in lagema original Jangan dalam botolnya
o.h Omni hora Tiap 2 jam
o.b.h Omni bihora Tiap 3 jam
o.m Omni mane Tiap pagi
o.n Omni nocte Tiap malam
p.p Pro paupere Untuk simiskin
p.c Post coenam Sesudah makan
Pil Pilula Pil
P.I.M Periculum in mora Berbahaya bila ditunda
P.P.P Pulvis pro pilulis Serbuk untuk pil
Pulv Pulvis serbuk
S Signa Tandai

E. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang di sediakan adalah kertas resep.

Penuntun Praktikum
Semester I 191
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


Instruktur memberikan aplikasi materi praktikum selama 15 menit, kemudian
masing- masing mahasiwa mengambil kertas resep yang sudah di sedikan dan melatih
menuliskan resep obat di kertas resep. Tiga puluh menit sebelum selesai kegiatan
praktikum dilakukan quis pelatihan resep secara mandiri oleh mahasiswa. Kertas
resep di kumpulkan dan diserahkan ke instruktur yang kemudian akan dibahas bersama.

G. HASIL PRAKTIKUM
Hasil praktikum berupa penulisan resep mahasiwa sudah sesuai dengan kaidah yang
benar.

H. KESIMPULAN PRAKTIKUM
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
REFERENSI
de Vries TPGM, Henning RH, Hogerzeil HV, Fresle DA. (1994) Guide to Good
Prescribing. Geneva, WHO
Syamsuni, H. A. (2006). Ilmu resep. Jakarta: EGC
Theodorus, 1993. Penuntun Praktis Peresepan Obat: EGC

Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum

( )
Penuntun Praktikum
Semester I 192
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM XIV
PENGENALAN SPSS (FITUR SPSS)
dr. Surya Akbar, M.Med.Ed

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menggunakan ilmu statistik dalam membantu identifikasi dan pemecahan
masalah kesehatan di masyarakat sesuai dengan literatur.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum pengenalan fitur spss ini diharapkan
dapat:
1. Mengidentifikasi fitur-fitur dalam program SPSS.
2. Menjelaskan fungsi dari masing-masing fitur SPSS.

C. PENDAHULUAN
Penelitian pada dasarnya adalah usaha menggumpulkan data untuk dapat
memberikan jawaban pada masalah penelitian. Sebelum jawaban terhadap masalah
penelitian disimpulkan, maka peneliti akan menyampaikan sebuah hipotesis atau
jawaban sementara terhadap masalah penelitian tersebut. Untuk membuktikan jawaban
sementara (hipotesis) tersebut, maka peneliti akan mengambil data baik secara langsung
pada subjek penelitian (data primer) ataupun secara tidak langsung (data sekunder).
Data yang diperoleh dalam suatu penelitian akan dianalisis, dimana hasil analisis
tersebut akan digunakan untuk dapat menjawab hipotesis penelitian. Analisis data
tersebut dapat dilakukan secara manual (tanpa menggunakan alat bantu) ataupun dengan
menggunakan bantuan program komputer (software). Analisis data menggunakan
bantuan software sekarang ini umum digunakan oleh para peneliti. Ada beberapa jenis
program komputer yang umum digunakan untuk menganalisis data penelitian, seperti
SPSS (Statistical Product and Services Solutions), Minitab, SAS (Statistical Analysis
Sistem), dan LISREL (Linear Strutural Relationship). Meskipun begitu, banyak program
komputer lain yang dapat digunakan untuk menganalisis data penelitian. Namun, dalam
praktikum ini kita akan menggunakan program komputer SPSS.

Penuntun Praktikum
Semester I 193
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

D. MATERI PRAKTIKUM
Program komputer SPSS memiliki banyak versi. Hingga tahun 2018 versi SPSS
sudah mencapai 25 versi. Dalam praktikum ini versi SPSS yang dianjurkan untuk
digunakan adalah SPSS versi 17 ke atas. Alasannya karena pada versi 17 ke atas, fitur-
fitur ataupun analisis data yang dilakukan memiliki kemiripan dan sudah terbaru.
Sedangkan pada versi 16 ke bawah fitur-fitur dan analisis yang dapat dilakukan masih
minim dibandingkan dengan versi 17 ke atas.
Awalnya SPSS hanya digunakan untuk analisis data dari penelitian-penelitian
sosial, namun seiring waktu fitur-fitur yang disediakan mengakomodir analisis data dari
bidang ilmu lainnya. Beberapa fitur yang dapat dianalisis menggunakan program SPSS
diantaranya adalah: statistik deskriptif, statistik analisis bivariat, statistik prediksi hasil
numerik, statistik prediksi untuk identifikasi kelompok.
Satu hal yang perlu diingat oleh pengguna SPSS, bahwa SPSS merupakan
program komputer yang membantu menganalisis suatu data. Sehingga data apapun yang
dimasukkan dalam program SPSS akan tetap dianalisis oleh program komputer tersebut.
Maka dari itu, pengguna SPSS sebaiknya mengenali fitur-fitur dan dasar-dasar statistik
agar hasil yang diperoleh dari SPSS dapat akurat.
Pengenalan terhadap fitur-fitur SPSS diperlukan agar analisis yang dilakukan
dapat menghasilkan hasil yang tepat. Tampilan SPSS memiliki dua tampilan berbeda,
yaitu tampilan data (data view) dan tampilan variabel (variabel view). Kedua tampilan
tersebut saling terkoneksi sehingga data yang dimasukkan pada data view akan otomatis
ditampilkan pada variabel view. Kita akan membahas tampilan SPSS ini satu persatu.
• Data view (tampilan data); Pada bagian atas terdapat menu bar yang akan
menampilan beberapa pilihan menu (file, edit, view, data, dst). Di bawah menu bar
dapat ditemukan pilihan-pilihan menu yang sering digunakan. Sedangkan di bawah
dari pilihan menu tersebut dapat terlihat kolom-kolom variable. Pada kolom-kolom
ini pengguna dapat memasukkan data-data yang akan dianalisis. Pada samping kiri
kolom-kolom tersebut terdapat urutan angka yang menandakan urutan data dari
setiap variabel. Penjelasan dari masing-masing menu bar diantaranya adalah:
- File; pada menu ini kita dapat menemukan pilihan untuk menyimpan data,
membuat grafik, atau output dari uji analisis yang telah dilakukan. Bahkan kita
dapat membuka data yang telah disimpan sebelumnya.

Penuntun Praktikum
Semester I 194
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

- Edit; pada menu ini kita dapat memotong (cut), men-copy dan paste data yang
telah dipilih. Melalui menu ini kita juga dapat menyisipkan kolom variabel baru
pada kolom variabel yang telah ada.
- View; pada menu ini kita dapat mengatur apa yang ditampilkan atau tidak
ditampilkan pada data yang telah dimasukkan.
- Data; menu ini memungkinkan kita untuk mengedit data yang telah
dimasukkan. Pada menu ini anda memilih satu kelompok data tertentu untuk
dianalisis tanpa memasukkan data yang lain.
- Transform; pada menu ini kita dapat mengubah jenis data yang telah
dimasukkan dalam bentuk jenis variabel yang lain, misalnya dari variabel
numerik menjadi variabel kategorik.
- Analyze; pada menu ini pilihan uji yang akan digunakan untuk analisis data
dapat dipilih. Pilihan uji yang akan dilakukan dapat berupa uji deskriptif,
korelasi, non parametrik dan lainnya.
- Direct Marketing; menu ini hanya didapat pada SPSS versi 17 ke atas. Menu ini
memungkinkan pengguna untuk menampilkan data-data yang berguna dalam
pemasaran suatu produk dari satu perusahaan.
- Graphs; menu ini bermanfaat untuk membentuk grafik dari data atau hasil
analisis data.
- Utilities; pada menu ini kita dapat memberikan komentar pada data yang telah
dianalisis.
- Add-ons; menu ini memungkinkan pengguna untuk dapat menggunakan aplikasi
tambahan yang telah disediakan oleh IBM, atau berkonsultasi tentang program
SPSS pada pihak IBM.
- Windows; pada menu ini kita dapat mengatur tampilan dari data yang ada. Kita
dapat membuat data dipisah menjadi 4 bagian masing-masing.
- Help; menu ini memungkinkan kita untuk menjalankan tutorial atau meminta
bantuan secara online langsung pada IBM.

Penuntun Praktikum
Semester I 195
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 1. Tampilan Data View SPSS

• Variable view (tampilan variabel); secara umum tampilan variabel ini hampir sama
dengan tampilan data. Pada tampilan variabel ini kolom-kolom variabel digantikan
dengan kolom-kolom yang menjelaskan variabel-variabel tersebut, seperti name,
type, width, decimals, label, values, missing, columns, align, dan measure.
- Name; pada kolom ini pengguna menuliskan nama dari variabel yang ada pada
tampilan data. Perlu diingat bahwa pada kolom ini pengguna tidak bisa
menggunakan spasi. Sebagai gantinya, pengguna dapat menggunakan tanda
garis bawah atau tanda lainnya.
- Type; pada kolom ini pengguna dapat menentukan tipe variabel dari data yang
dimasukkan. Pengguna dapat memilih beberapa tipe variabel. Untuk data yang
akan dianalisis disarankan pengguna memilih tipe numerik (numeric),
sedangkan pada data yang berupa kata-kata maka dapat memilih tipe string.
- Width; pada kolom ini pengguna dapat membatasi berapa karakter huruf yang
dapat dimasukkan oleh pengguna pada kolom nama variabel. Panjang karakter
huruf ini akan tertampil pada nama variabel di tampilan data (data view).
- Decimals; pengguna dapat menentukan banyak angka dibelakang koma yang
akan ditampilkan pada tampilan data (data view).

Penuntun Praktikum
Semester I 196
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

- Label; adalah nama dari variabel yang akan ditampilkan pada hasil analisis data,
namun tidak ditampilkan pada bagian tampilan data (data view). Pada bagian ini
pengguna dapat menggetik nama label dengan menggunakan spasi.
- Values; pada kolom ini pengguna dapat memberikan nama pada data yang
bersifat kategorik. Seperti yang telah disampaikan di atas, data yang akan
dianalisis adalah data yang bertipe numerik, maka pada data variabel kategorik,
pengguna menuliskan kode angka pada tampilan data (data view). Agar kode
angka tersebut tidak membuat binggung, maka pengguna dapat memberikan
nama pada kode angka tersebut.
- Missing; kolom ini dapat digunakan pengguna untuk menentukan data yang
tidak sesuai (missing data) dari seluruh data yang ada pada tampilan data (data
view).
- Columns; pada kolom ini pengguna dapat menentukan panjang karakter huruf
yang akan ditampilkan pada hasil tampilan data (data view).
- Align; kolom ini memungkinkan pengguna untuk menentukan tampilan tulisan
yang akan ditampilkan pada tampilan data (data view). Pada kolom ini
pengguna dapat menentukan letak tulisan apakah pada sisi kiri, tengah atau
kanan.
- Measure; kolom ini ditujukan untuk menentukan jenis variabel dari data yang
telah dimasukkan. Pada kolom ini diberi 3 jenis pilihan variabel yaitu: scale
(untuk data yang berskala data numerik), ordinal, dan nominal. Penentuan jenis
data ini diperlukan dalam membantu pengguna dan program untuk mengenali
jenis data yang akan dianalisis.

Gambar 2. Tampilan Variabel View SPSS


Penuntun Praktikum
Semester I 197
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Satu tampilan yang harus diketahui oleh pengguna SPSS adalah tampilan dari
Output SPSS. Tampilan dari Output ini berisi daftar perintah (list command) serta hasil
analisis data. Setiap kali pengguna menganalisis data maka daftar perintah tetap akan
muncul, namun hasil analisis yang akan berbeda sesuai dengan analisis yang dilakukan.

Gambar 3. Tampilan Output SPSS

E. ALAT DAN BAHAN


- Alat yang dibutuhkan adalah dalam praktikum ini adalah komputer yang sudah
terinstal program SPSS versi 17 ke atas.
- Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah data yang akan dimasukkan
dalam program SPSS. Data Praktikum sebagai berikut:
Kadar Gula
Jenis Hb Darah Ad
No Nama Usia
Kelamin (g/dl) Random
(g/dl)
1 Sutimin Perempuan 32 10 140
2 Parlan Laki-laki 26 15 120
3 Afifah Perempuan 24 13 110
4 Sony Laki-laki 46 13 130
5 Rangga Laki-laki 52 11 98

Penuntun Praktikum
Semester I 198
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

6 Hari Laki-laki 43 16 110


7 Lilis Perempuan 52 10 160
8 Ratu Perempuan 23 9 120
9 Juli Perempuan 21 12 110
10 Joni Laki-laki 14 17 130
11 Angga Laki-laki 28 16 200
12 Remi Perempuan 24 14 180
13 Riri Perempuan 32 12 120
14 Lukman Laki-laki 21 14 110
15 Roni Laki-laki 35 13 100
16 Febri Perempuan 21 10 100
17 Vino Laki-laki 29 16 110
18 Sabrina Perempuan 33 12 90
19 Surti Perempuan 42 11 80
20 Cici Perempuan 16 10 100

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


1. Masukkan satu persatu variabel dari data praktikum di atas pada tampilan data (data
view).
2. Isi seluruh keterangan kolom pada tampilan variabel (variable view).
3. Khusus untuk variabel yang bersifat kategorik, berikan kode angka untuk mewakili
masing-masing kategori. Misalnya: laki-laki= 1, perempuan= 2.
4. Simpan hasil input data yang telah dilakukan. Print hasil input data dan tempelkan
pada lembar hasil praktikum.

Penuntun Praktikum
Semester I 199
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. HASIL PRAKTIKUM
Tempelkan print out hasil input data di bawah ini:

Penuntun Praktikum
Semester I 200
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM


Jelaskan hal yang telah anda lakukan pada praktikum ini:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………

REFERENSI
Field A (2009). Discovering Statistic Using SPSS 3rd edition. Dubai: Sage
Publications
Kemendikbud RI (2014). Modul Pembelajaran SPSS. Jakarta: Pusat data dan
statistik kependidikan Kemendikbud RI.

Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 201
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM XV
PENGOLAHAN DATA SPSS
dr. Surya Akbar, M.Med.Ed

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menggunakan ilmu statistik dalam membantu identifikasi dan pemecahan
masalah kesehatan di masyarakat sesuai dengan literatur.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum pengolahan data SPSS ini diharapkan
dapat:
1. Melakukan perubahan jenis skala data variabel menggunakan program SPSS.
2. Membuat grafik berdasarkan jenis skala data menggunakan program SPSS.

C. PENDAHULUAN
Data penelitian yang telah diinput dalam program SPSS adakalanya harus diubah
menjadi variabel dalam jenis skala data lainnya. Pengguna dapat merubah jenis skala
data yang telah ada tanpa harus mengetik ulang variabel tersebut kembali. Program SPSS
telah menyediakan fitur yang membantu pengguna untuk memudahkan pengelolaan data.
Adakalanya pengguna ingin membuat grafik menggunakan data yang telah diinput tanpa
melakukan analisis. Penyampaian data dalam bentuk grafik dapat dilakukan oleh
program SPSS. Pengguna juga dapat menentukan variabel mana yang akan digunakan
untuk membuat suatu grafik.
Praktikum kali ini merupakan kelanjutan dari praktikum pengenalan fitur SPSS.
Pada praktikum sebelumnya anda telah memiliki data yang telah diinput dalam program
SPSS. Data tersebut akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan praktikum ini.
Praktikum ini mahasiswa akan mempelajari cara mengubah jenis variabel dan cara
membuat grafik berdasarkan data yang ada.

D. MATERI PRAKTIKUM
Variabel adalah sebuah konsep dimana sebuah kata memberikan keterangan
variasi terhadap suatu objek, misalnya kecepatan, jenis kursi, jenis penyakit, kadar gula
darah, kadar hemoglobin, dan lain sebagainya. Secara umum variabel dalam analisis
statistik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu variabel kategorik dan
variabel numerik. Variabel kategorik adalah variabel yang memberikan label pada setiap
Penuntun Praktikum
Semester I 202
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

unit dari variabel tersebut, misalnya motivasi (kuat, sedang, rendah), kadar gula darah
(normal, tidak normal), suku (batak, jawa, sunda, melayu, aceh), dan lain sebagainya.

Variabel: kategori jenis- Variabel: kategori angkutan Variabel: kategori jenis-


jenis pohon udara jenis hewan

Gambar 1. Contoh Variabel Kategorik

Sedangkan variabel numerik adalah variabel yang memiliki derajat yang memiliki
rentang dari yang paling rendah/sedikit hingga yang paling tinggi/banyak. Biasanya pada
variabel numerik disampaikan dalam bentuk angka, seperti: panjang badan (150 cm, 151
cm, 152 cm, dst), berat badan (20kg, 21kg, 22kg, dst), harga (50 ribu, 51 ribu, 52 ribu,
dst), waktu (1menit, 2menit, 3menit, dst), dan lain sebagainya.
Tinggi (cm)

Jumlah Trombosit (g/dl)

Harga Rumah (juta)

Gambar 2. Contoh Variabel Numerik

Dua jenis variabel di atas dapat lagi dibagi menjadi 2 pada masing-masing jenis
variabel, yaitu variabel kategorik: variabel nominal, variabel ordinal, dan variabel
numerik: variabel interval, variabel rasio. Pembagian terhadap dua jenis variabel tersebut
berdasarkan karakteristik dari data dari masing-masing variabel. Penjelasan dari keempat
variabel tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.
Variabel Kategorik Variabel Numerik

Penuntun Praktikum
Semester I 203
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Nominal Ordinal Interval Rasio


Syarat:
Syarat: Syarat: Syarat:
Jarak tingkatan
Dapat dibedakan Memiliki tingkatan Nilai 0 (nol) absolut
sama
Karakteristik data: Karakteristik data: Karakteristik data: Karakteristik data:
- Data dapat - Data dapat - Data dapat - Data dapat
dibedakan. dibedakan. dibedakan. dibedakan.
- Tidak memiliki - Memiliki - Memiliki - Memiliki
tingkatan. tingkatan. tingkatan. tingkatan.
- Jarak tingkatan - Jarak tingkatan - Jarak tingkatan
tidak sama. sama. sama.
- Tidak memiliki - Memiliki nilai 0
nilai 0 absolut. absolut.
Variabel Kategorik Variabel Numerik

Gambar 3. Jenis Skala Data Variabel

Penjelasan terhadap tabel diatas adalah skala data nominal adalah data yang
hanya dapat dibedakan tapi tidak memiliki tingkatan, misalnya jenis kelamin (laki-
laki/perempuan) hanya terdapat dua jenis data dan diantaranya tidak memiliki tingkatan
(data laki-laki tidak lebih tinggi dari perempuan, begitu pula sebaliknya). Contoh lain
dari skala data nominal adalah suku (batak, jawa, sunda, melayu, aceh), dimana terdapat
beberapa jenis data yang hanya dapat dibeda-bedakan tetapi tidak memiliki tingkatan
(suku batak tidak lebih tinggi dibandingkan suku jawa, begitu juga sebaliknya. Suku aceh
tidak lebih tinggi dari suku jawa, begitupula sebaliknya).
Skala data ordinal adalah skala data yang memiliki karakeristik data yang dapat
dibeda-bedakan, memiliki tingkatan tetapi tidak memiliki jarak yang sama dimasing-
masing tingkatan. Contohnya adalah kelompok bentuk tubuh: kurus, normal, gemuk
(bentuk tubuh kurus dapat dibedakan dengan bentuk tubuh normal dan bentuk tubuh
gemuk, namun selisih ukuran berat badan dari kurus ke normal belum tentu sama dengan
ukuran berat badan dari normal ke gemuk). Contoh lainnya adalah peringkat kelas
(ranking): 1, 2, 3, dst (peringkat kelas 1 dapat dibedakan dengan peringkat kelas 2 karena
memiliki nilai yang lebih tinggi, begitu pula antara peringkat kelas 2 dengan peringkat
kelas 3, dan seterusnya. Namun selisih nilai antara peringkat kelas 1 ke peringkat kelas 2
tidak sama dengan selisih nilai peringkat 2 ke peringkat kelas 3, dalam arti bahwa selisih
nilai disetiap data tidak konsisten atau sama).
Penuntun Praktikum
Semester I 204
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Skala data interval adalah data yang dapat dibedakan, memiliki tingkatan dan
memiliki jarak yang sama diantara setiap data, namun tidak memiliki nilai 0 (nol)
absolut. Nol absolut maksudnya adalah nilai nol menggambarkan ketidak adaan objek
yang diukur. Contoh dari data jenis ini adalah temperatur Celsius: 0°C, 1°C, 2°C, 3°C,
dst (suhu 1 derajat Celsius dapat dibedakan dengan 2 derajat Celsius. Selisih nilai antara
1 derajat Celsius ke 2 derajat Celsius sama dengan selisih nilai antara 2 derajat Celsius
dengan 3 derajat Celsius. Hal ini berarti jarak diantara data sama atau konsisten. Namun
pada data nilai nol tidak absolut atau mutlak. Nilai nol derajat Celsius tidak
menggambarkan bahwa tidak ada sama sekali suhu, melainkan menggambarkan titik
beku dari air. Maka dari itu nilai nol tidak memiliki arti tidak ada sama sekali suhu).
Skala data rasio adalah data yang memenuhi keempat kriteria data, yaitu dapat
dibedakan, memiliki tingkatan, memiliki jarak yang sama, dan memiliki nilai nol absolut.
Contoh dari jenis data ini adalah panjang: 0cm, 1cm, 2cm, 3cm (nilai 1cm dapat
dibedakan dengan nilai 2cm, nilai 1cm lebih kecil dibandingkan dengan nilai 2 cm, jarak
antara 1cm ke 2cm adalah sama dengan jarak 2cm ke 3cm, nilai 0cm menggambarkan
tidak ada panjang sama sekali. Hal ini berarti nilai nol pada panjang adalah mutlak atau
absolut.
Jenis skala data variabel di atas sebaiknya diingat oleh mahasiswa. Agar
memudahkan mengingat jenis skala data tersebut dapat menggunakan akronim NOIR
(Nominal, Ordinal, Interval, Rasio). Data yang termasuk dalam jenis variabel numerik
dapat diubah menjadi variabel yang berjenis kategorik. Hal ini biasanya dilakukan
dengan tujuan untuk dapat dilakukan uji analisis pada analisis data bivariat (analisis data
diantara dua variabel). Karena beberapa uji analisis mensyaratkan agar kedua variabel
yang diuji harus memiliki jenis variabel yang sama.
Penyampaian data dalam bentuk grafik adalah hal yang umum dilakukan. Namun,
penyampaian data dalam bentuk grafik harus mempertimbangkan jenis skala data yang
ingin ditampilkan. Skala data numerik sebaiknya ditampilkan dalam bentuk grafik garis,
sedangkan pada skala data kategorik sebaiknya ditampilkan dalam bentuk grafik batang
(diagram batang). Pemilihan grafik berdasarkan skala data penting dipertimbangkan agar
grafik tersebut dapat dengan mudah dibaca oleh orang lain.

Penuntun Praktikum
Semester I 205
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 4. Grafik Garis Gambar 5. Grafik Batang

E. ALAT DAN BAHAN


- Alat yang dibutuhkan adalah dalam praktikum ini adalah komputer yang sudah
terinstal program SPSS versi 17 ke atas.
- Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah data dari hasil praktikum
sebelumnya (praktikum pengenalan fitus SPSS). Data tersebut harus telah
dimasukkan dalam program SPSS.

F. CARA KERJA PRAKTIKUM


Mengubah Skala Data Variabel
1. Masukkan data SPSS dari hasil praktikum pengenalan fitur SPSS dengan cara klik
menu “File”-“Open”-“Data”. Cari file SPSS dengan format file sav pada file yang
telah anda simpan sebelumnya. Bila anda telah menemukan file tersebut klik file
tersebut dan klik open.

Penuntun Praktikum
Semester I 206
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2. Bila berhasil maka SPSS akan membuka file tersebut.

3. Ubah variabel usia yang berskala data numerik menjadi skala data kategorik dengan
cara me-klik menu “Transform”-“Recode into different variables”.

Penuntun Praktikum
Semester I 207
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

4. Akan muncul jendela baru yang terdiri atas dua kolom. Kolom sebelah kiri berisi
variabel yang ada, sedangkan kolom sebelah kanan pada posisi kosong. Masukkan
variabel yang akan diubah ke dalam kolom sebelah kanan dengan cara menyeret
variabel usia ke kolom sebelah kanan atau dengan cara menandai variabel usia lalu
klik tanda panah ke kiri (tanda panah berada diantara kedua kolom).

5. Saat anda memasukkan variabel usia ke kolom sebelah kanan, maka kotak “Output
variable” akan aktif. Anda harus memberikan nama dan label baru pada variabel
yang akan dibuat tersebut. Ingat, bahwa penulisan nama tidak boleh menggunakan
spasi (ganti dengan tanda garis bawah), sedangkan pada label kita dapat
menggunakan spasi. Bila telah selesai menuliskan nama dan label tekan “Change”.
Bila telah selesai maka tahap selanjutnya adalah memasukkan nilai (values) baru.
Tekan tombol “Old and New Values”.

Penuntun Praktikum
Semester I 208
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

6. Bila tombol tersebut ditekan akan muncul jendela baru yang berisi penentuan nilai
dalam mengkategorikan variabel yang baru. Kategorikan variabel usia ke dalam 3
kategori, yaitu: remaja, dewasa muda, dewasa dengan ketentuan: Remaja ≤20 tahun,
Dewasa Muda 21-30 tahun, Dewasa >30 tahun.

7. Untuk Remaja tekan lingkaran disamping tulisan “Range, LOWEST through value”,
lalu masukkan angka 21 karena angka 20 termasuk dalam kelompok remaja. Beri
kode nilai 1 pada kotak “Value” dan tekan tombol “Add” yang berada dibawah kotak
tersebut.
8. Untuk Dewasa muda tekan lingaran disamping tulisan “Range”, lalu masukkan angka
21 pada kotak yang atas dan 30 pada kotak di bawah. Beri kode nilai 2 pada kotak
“Value” dan tekan tombol “Add” yang berada dibawah kotak tersebut.
9. Untuk Dewasa tekan lingkaran disamping tulisan “Range, value through HIGHEST”
dan masukkan angka 30 pada kotak di bawahnya. Beri kode nilai 3 pada kotak
“Value” dan tekan tombol “Add” yang berada dibawah kotak tersebut.
10. Bila semua nilai dari variabel baru telah dimasukkan maka tekan tombol “Continue”
lalu “Ok”.

Penuntun Praktikum
Semester I 209
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

11. Bila berhasil maka akan muncul data dari variabel baru pada tampilan data (data
view). Masuk ke dalam tampilan variabel (variable view) untuk memberikan nilai
“values” pada setiap kode angka yang telah dimasukkan (1= Remaja, 2= Dewasa
Muda, 3= Dewasa).
12. Lakukan perubahan skala data variabel pada variabel kadar Hb dan Kadar Gula
Darah dengan acuan sebagai berikut:
Hb : tidak normal < 10 g/dl.
normal ≥ 10 g/dl.
KGD : Normal ≤ 110 g/dl.
Gangguan Toleransi Glukosa 111-200 g/dl.
Diabetes Melitus > 200g/dl.

13. Simpan data yang telah diubah dan print data tersebut.

Membuat Grafik
1. Buka file yang telah disimpan sebelumnya. Data tersebut telah mencantumkan data
yang bersifat numerik dan kategorik.
2. Klik menu “Graphs”-“Chart builders” dan klik “Ok”.

Penuntun Praktikum
Semester I 210
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

3. Bila berhasil akan tampil jendela baru seperti gambar di bawah ini.

4. Ingat kembali untuk data variabel yang bersifat kategorik gunakan grafik batang
sedangkan untuk data variabel yang bersifat numerik gunakan grafik garis. Untuk
langkah awal kita akan membuat diagram grafik. Klik tombol “Basics Element” dan
seret kotak yang bergambar grafik garis berikut: ke dalam kotak “Chart review
uses examples data”. Kemudian seret variabel usia (dalam skala data numerik) ke
kotak “X-Axis”. Program SPSS akan menyusun grafik garis dari data yang
dimasukkan. Lalu klik “Ok”. Grafik akan muncul pada jendela Output.

Penuntun Praktikum
Semester I 211
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

5. Untuk data yang bersifat kategorik kita kembali me-klik menu “Graphs”-“Charts
builders” dan klik “Ok”. Lalu klik kotak “Gallery” dan pilih grafik batang dan
seret ke dalam kotak “Chart review uses examples data”. Kemudian seret variabel
usia (dalam skala data kategorik) ke kotak “X-Axis”. Program SPSS akan
memunculkan grafik batang, lalu klik “Ok”. Grafik batang akan mucul pada jendela
Output.
6. Buat grafik yang menggambarkan data dari variabel kadar Hb dan variabel kadar
gula darah baik data yang bersifat numerik ataupun kategorik.
7. Simpan Output grafik tersebut dan print hasilnya.

G. HASIL PRAKTIKUM
Tempelkan print out hasil praktikum di bawah ini:

Penuntun Praktikum
Semester I 212
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

H. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM


Jelaskan hal yang telah anda lakukan pada praktikum ini:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

REFERENSI
Dahlan MS (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Field A (2009). Discovering Statistic Using SPSS 3rd edition. Dubai: Sage Publications
Fraenkel JR, Wallen NE, Hyun HH (2012). How To Design And Evaluate Research In
Education 8th edition. New York: Mc Graw Hill.

Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 213
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

PRAKTIKUM XVI
STATISTIK DESKRIPTIF
dr. Surya Akbar, M.Med.Ed

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menggunakan ilmu statistik dalam membantu identifikasi dan pemecahan
masalah kesehatan di masyarakat sesuai dengan literatur.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum pengolahan data SPSS ini diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan uji-uji dalam statistik deskriptif.
2. Melakukan ujia statistik deskriptif.

C. PENDAHULUAN
Variabel dalam suatu penelitian dapat hanya berupa satu variabel saja, dapat pula
lebih dari satu variabel. Variabel tersebut akan diukur untuk memperoleh data dari
variabel tersebut. Data yang diperoleh dapat dianalisis secara satu persatu (univariat),
berpasangan (bivariat) atau banyak variabel (multivariat). Analisis pada satu variabel
sering disebut dengan statistik deskriptif. Analisis pada dua variabel sering disebut
dengan statistik inferensial.
Statistik deskriptif akan memberikan gambaran tentang variabel yang dianalisis.
Sedangkan statistik inferensial akan memberikan kesimpulan tentang variabel tersebut di
populasi. Statistik inferensial dapat berupa analisis korelasi atau berupa analisis
komparasi. Dalam statistik inferensial, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu apakah
data dari variabel yang diukur terdistribusi normal atau tidak. Bila terdistribusi normal
maka uji yang dilakukan adalah uji parameterik, sedangkan bila tidak terdistribusi
normal maka uji yang digunakan adalah uji non parameterik.
Pada praktikum ini akan dipelajari bagaimana melakukan uji statistik deskriptif
pada suatu variabel. Untuk statistik inferensial akan dipelajari lebih lanjut pada modul
metodologi penelitian.

Penuntun Praktikum
Semester I 214
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

D. MATERI PRAKTIKUM
Statistik deskriptif adalah analisis dari satu variabel dengan tujuan untuk
memberikan gambaran atau kesimpulan tentang variabel tertentu. Uji yang dilakukan
dalam statistik deskriptif adalah sebagai berikut:
- Distribusi frekuensi; adalah uji yang menggambarkan tentang banyaknya
kemunculan dari satu jenis data dari kumpulan data dalam satu variabel. Pengertian
dari distribusi frekuensi ini hampir mirip dengan pengertian dari modus, sehingga
anda sebaiknya mengenali perbedaan diantara keduanya.
- Mean; adalah uji yang mengambarkan nilai rerata dari kumpulan data dalam satu
variabel. Nilai ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi dari variabel yang
diukur. Nilai mean dapat digolongkan dalam penilaian gejala pesat (central
tendency). Mahasiswa perlu mengetahui bahwa nilai mean hanya digunakan pada
data yang terdistribusi normal, bila data dari variabel tidak terdistribusi normal maka
alternatif yang digunakan adalah nilai median.
- Median; adalah uji yang menggambarkan nilai tengah dari kumpulan data yang
diperoleh dari satu variabel. Nilai median diperoleh dengan mengurutkan seluruh
data dari satu variabel dari yang terendah ke yang tertinggi. Nilai median adalah
nilai yang berada pada urutan ditengah dari hasil mengurutkan data tersebut. Nilai
median termasuk sebagai penilaian gejala pusat (central tendency) yang
menggambarkan secara umum data dari variabel yang diukur. Nilai median
digunakan sebagai alternatif pada data yang tidak terdistribusi normal.
- Modus; adalah data yang paling sering muncul dari sekumpulan data yang diperoleh
dari pengukuran variabel. Harap dibedakan antara modus dengan distribusi
frekuensi. Distribusi frekuensi akan menggambarkan kemunculan dari masing-
masing data pada sekumpulan data dari hasil pengukuran variabel, sedangkan modus
hanya menampilkan data yang paling sering muncul.
- Standar Deviasi; adalah nilai yang menggambarkan sebaran himpunan nilai dari data
disekitar nilai rerata. Maksudnya adalah standar deviasi menggambarkan penyebaran
dari 68,2% data disekitar nilai rerata. Misalnya sekumpulan data memiliki nilai
rerata 16 dengan standar deviasi + 2, maka arti dari standar deviasi tersebut adalah
sekitar 68,2% kumpulan data tersebut berada pada rentang nilai 14 (16-2)-18 (16+2).

Penuntun Praktikum
Semester I 215
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

- Persentase; adalah nilai yang menggambarkan banyaknya data dari perseratus


bagian. Persentase berguna untuk menggambarkan banyaknya satu jenis data dengan
data lainnya.
- Kuartil; adalah nilai yang menggambarkan seperampat bagian dari urutan data yang
disusun secara berurutan.
- Persentil; adalah nilai yang menggambarkan suatu data pada seperseratus bagian dari
urutan data yang disusun secara berurutan. Biasanya nilai persentil akan ditampilkan
dalam bentuk nilai tertentu, seperti persentil 50, persentil 60, persentil 90. Maksud
dari persentil 50 adalah nilai yang berada pada urutan 50 dari urutan data yang
dibagi menjadi seratus bagian. Nilai persentil 25 memiliki nilai yang sama dengan
kuartil 1, persentil 50 akan memiliki nilai yang sama dengan kuartil 2, begitu
seterusnya.
- Range; adalah rentang nilai yang menggambarkan jarak antara nilai terendah hingga
nilai tertinggi dari kumpulan data sebagai hasil ukur suatu variabel.
- Nilai Minimum; adalah nilai terendah dari kumpulan data yang diambil dari hasil
ukur suatu variabel.
- Nilai Maksimum; adalah nilai tertinggi dari kumpulan data yang diambil dari hasil
ukur suatu variabel.

Statistik deskriptif memerlukan informasi tentang normalitas data yang akan


dianalisis. Hal ini untuk menentukan apakah meggunakan nilai mean atau median dalam
mengambil keputusan untuk menggambarkan data tersebut. Data yang terdistribusi
normal dapat diketahui dengan dua cara, yaitu secara gambaran dan secara hitungan.
Secara gambaran adalah dengan membuat grafik dari data yang akan dianalisis.
Bila grafik yang terbentuk membentuk lonceng (bell shape) dengan sisi-sisi yang sama
besar, maka data dikatakan terdistribusi normal, sedangkan bila tidak membentuk
sebuah lonceng atau membentuk lonceng dengan salah satu sisi lebih besar maka data
dikatakan tidak terdistribusi normal. Teknik ini memerlukan kejelian dalam melihat
bentuk grafik.

Penuntun Praktikum
Semester I 216
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Gambar 1. Grafik Data Terdistribusi Normal

Secara hitungan dapat dilakukan dengan cara menggunakan uji tertentu untuk
melihat normalitas data. Uji yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov dan uji
Shapiro Wilk. Uji Kolmogorov Smirnov dilakukan bila banyak data berjumlah lebih dari
50, sedangkan uji Shapiro Wilk digunakan pada data yang berjumlah kurang dari 50.
Data dikatakan terdistribusi normal bila nilai p pada uji tersebut lebih besar dari 0,05
sedangkan bila nilai p kurang dari 0,05 maka data disimpulkan tidak terdistribusi
normal.

Gambar 2. Grafik Data Tidak Terdistibusi Normal

Disarankan untuk melakukan uji normalitas data, sebaiknya menggunakan teknik


hitungan, karena teknik gambaran hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah
terbiasa melihat grafik normalitas data.

Penuntun Praktikum
Semester I 217
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

E. CARA KERJA PRAKTIKUM


Uji Normalitas Data
1. Masukkan data SPSS dari hasil praktikum pengolahan data SPSS dengan cara klik
menu “File”-“Open”-“Data”. Cari file SPSS dengan format file sav pada file yang
telah anda simpan sebelumnya. Bila anda telah menemukan file tersebut klik file
tersebut dan klik open.

2. Bila berhasil maka SPSS akan membuka file tersebut.


3. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas data dengan cara me-klik
menu “Analyze”-“Descriptive Statistic”-“Explore”.

Penuntun Praktikum
Semester I 218
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

4. Jendela baru akan muncul saat anda me-klik “Explore”. Masukkan variabel yang
ingin diuji normalitas datanya ke kotak “Dependent List”. Variabel dapat
dimasukkan secara keseluruhan, tidak perlu satu persatu.

5. Klik kotak yang bertuliskan “Plots” dan centang kotak “Normality plots with tests”.
Lalu klik tombol “Continue” dan klik “Ok”.

6. Hasil analisis Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk akan ditampilkan pada jendela
Output. Baca hasil analisis normalitas data.

Penuntun Praktikum
Semester I 219
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Analisis Data Deskriptif


1. Tetap dengan menggunakan data yang sama, klik menu “Analyze”-“Statistic
Descriptive”-“Frequencies”. Akan muncul jendela seperti pada gambar di bawah.

2. Masukkan variabel yang berskala data kategorik pada kotak “Variables”. Perlu
diingat bahwa variabel berskala data kategorik dapat ditampilkan dalam bentuk
distribusi frekuensi. Sedangkan variabel yang berskala data numerik tidak cocok
untuk ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.
3. Klik kotak bertuliskan “Charts” untuk memilih bentuk tampilan diagram yang akan
ditampilkan. Perlu diingat bila kategori dari data yang dianalisis berjumlah lebih dari
5 sebaiknya menggunakan diagram batang atau histogram agar memudahkan dalam
membaca hasilnya. Pada bagian ini pengguna dapat memilih apakah data yang
ditampilkan dalam bentuk diagram menggunakan perhitungan frekuensi atau
persentase.
4. Klik “Ok” bila anda telah selesai. Hasil analisis akan ditampilkan dalam jendela
Output.
5. Simpan hasil analisis dan print hasil tersebut.
6. Untuk variabel yang berskala data numerik ulangi langkah 1 dari Analisis Data
Deskriptif di atas. Hilangkan centang pada kotak “Display frequency tables” di sudut
kiri bawah.
7. Klik kotak “Statistics”, lalu centang “Quartile”, “Percentile” (isi kotak kosong
dengan angka 95), “Mean”, “Median”, “Mode”, “Std Deviation”, “Range”,
“Minimum”, dan “Maximum”.

Penuntun Praktikum
Semester I 220
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

8. Klik kotak “Continue”, lalu klik “Ok”.


9. Hasil analisis deskriptif akan ditampilkan pada jendela Output.
10. Simpan dan print hasil analisis tersebut.

Penuntun Praktikum
Semester I 221
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

F. HASIL PRAKTIKUM
Tempelkan print out hasil praktikum di bawah ini:

Penuntun Praktikum
Semester I 222
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

G. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM


Jelaskan hal yang telah anda lakukan pada praktikum ini:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....

REFERENSI

Dahlan MS (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba


Medika.
Field A (2009). Discovering Statistic Using SPSS 3rd edition. Dubai: Sage
Publications
Fraenkel JR, Wallen NE, Hyun HH (2012). How To Design And Evaluate
Research In Education 8th edition. New York: Mc Graw Hill.

Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum

( )

Penuntun Praktikum
Semester I 223

Anda mungkin juga menyukai