KETERAMPILAN MEDIK
SEMESTER I
PENYUSUN:
dr. Rosyadi Aziz Rahmat, MPd.Ked
dr. Siska Anggreni Lubis, Sp.KK, M.Pd.Ked
dr. Nondang Purnama Siregar, MSc
dr. Saadatur Rizqillah Pasaribu, M.Biomed
dr. Wan M.Ismail, M.Biomed
dr. Ira Cinta Lestari, MSc
dr. Indra Janis, MKT
dr. Sisca Devy, M.Biomed
dr. Jensen Lautan, M.Kes
dr. Ana Yusria, MSc
dr. Tezar Samekto Darungan, MMedEd
dr. Irmayanti Rangkuti, MSi, M.Biomed
dr. Dewi Pangestuti, M.Biomed
dr. Surya Akbar, MMedEd
KATA PENGANTAR DEKAN
Assalamu’alaikum .wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Saya ucapkan selamat kepada tim penyusun yang berkat kerja keras dengan
petunjuk dan ridha-Nya telah berhasil menyelesaikan Penuntun Praktikum Modul
Keterampilan Komunikasi dan Pembelajaran, Biomedik I, Biomedik II Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara.
Standard Pendidikan Profesi Dokter menuntut dunia pendidikan kedokteran
menghasilkan lulusan dokter dengan Standard Kompetensi Dokter sesuai SK-Mendiknas
No.045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis Kompetensi, sehingga
diharapkan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara akan menghasilkan
lulusan dokter muslim yang berakhlakul karimah dan dokter yang berkompeten.
Konsil Kedokteran Indonesia dengan keputusan No. 21A/KKI/KEP/IX/2006 dan
revisi SKDI no.11 tahun 2012 telah mensahkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012,
sesuai amanah Undang – Undang RI No.29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
Berdasarkan hal tersebut, berpedoman pada Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utarayang disesuaikan dengan visi dan misi
Universitas Islam Sumatera Utara maka tersusunlah Buku Panduan Praktikum Semester I ini
dengan segala ketidaksempurnaannya sehingga tetap terbuka untuk perbaikan di masa depan.
Insya Allah, kita dapat melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi di Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan Dirjen
Dikti RI dengan harapan berjalan sebagaimana mestinya.
Semoga Buku Panduan Praktikum Semester I ini bermanfaat buat kita semua
sehingga tercapai tujuan visi dan misi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
di masa depan. Amin.
Medan, Agustus 2023
Dekan
i
TATA TERTIB PRAKTIKUM
ii
PENILAIAN PRAKTIKUM
LULUS (L)
1. Telah mengikuti keseluruhan jadwal kegiatan praktikum
2. Lulus praktikum
Tunda
1. Mengikuti seluruh jadwal kegiatan praktikum tetapi tidak mengikuti Ujian
Tengah Semester (UTS) atau Ujian Akhir Semester (UAS)
2. Tidak wajib mengulang proses kegiatan praktikum tetapi hanya mengikuti Ujian
Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) sesuai KRS yang
diambil
Ujian Tengah Semester (UTS) Atau Ujian Akhir Semester (UAS)
1. Hanya boleh diikuti oleh mahasiswa yang telah mengikuti seluruh jadwal kegiatan
praktikum 100% (wajib hadir)
2. Mahasiswa yang memiliki absen < 4 dan telah mengikuti kegiatan remedial absen
praktikum dapat mengikuti ujian.
3. Apabila mahasiswa telah memiliki absen >4 (dengan alasan apapun) maka UTS
dianggap batal dan nilai tersebut batal, mahasiswa tersebut Gagal Praktikum
dan harus mengikuti proses kegiatan praktikum kembali.
4. Mahasiswa yang memiliki absen >4 (dengan alasan apapun) tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan remedial absen praktikum dan ujian UTS dan UAS,
mahasiswa tersebut Gagal Praktikum dan harus mengikuti proses kegiatan
praktikum kembali.
Remedial Ujian Akhir Semester (UAS) Praktikum
1. Mahasiswa yang mendapat nilai B sampai T, mahasiswa yang mengikuti ujian
UAS
2. Mahasiswa sudah mendaftarkan diri untuk mengikuti remedial
iii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Tata Tertib Praktikum ............................................................................... ii
Penilaian Praktikum ................................................................................... iii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
iv
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM I
LITERATURE SEARCHING
dr. Rosyadi Aziz Rahmat,M.Pd.Ked
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan sumber-sumber informasi dan manfaatnya dalam proses critical
thingking dan critical appraisal sesuai dengan literatur.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Melalui praktikum penelusuran referensi e-reources ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi sumber-sumber elektronik (e-resources) di internet.
2. Melakukan penelusuran e-resources pada database yang dikelola pemerintah
menggunakan kata kunci berbahasa kedokteran melalui internet.
3. Memilah referensi yang dapat digunakan sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan.
C. PENDAHULUAN
Perkembangan publikasi penelitian dan artikel ilmiah, baik yang diterbitkan
melalui jurnal maupun buku, semakin banyak yang ditemukan dalam bentuk elektronik.
Adanya publikasi elektronik (e-resources) ini sangat membantu penyebarluasan
informasi dan publikasi. Sebagian publikasi elektronik tersebut dapat diakses
secara online, meski sebagian besar berbayar.
Satu upaya yang telah dilakukan oleh sebagian kalangan ilmiah adalah
membuat basis data (database) jurnal, buku, dan publikasi lain dalam bentuk elektronik.
Mereka telah memilih artikel, jurnal, buku, dan publikasi lain yang akan mereka
masukkan ke dalam databasemereka, lalu mengelompokkannya dalam kriteria tertentu.
Adanya database tersebut sangat membantu akademisi dan peneliti dalam penelusuran
referensi secara lebih cepat.
Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) telah melanggankan tiga paket database langganan akses e-
journal sejak tahun 2018 ditambah satu paket tambahan untuk Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK). Program tersebut merupakan upaya keberlanjutan yang telah
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pada tahun 2009. Paket yang dilanggan oleh pemerintah untuk bidang
Penuntun Praktikum
Semester I 1
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
D. MATERI PRAKTIKUM
Website Database
Di samping ProQuest, ada beberapa database lain yang dapat digunakan untuk
bidang kesehatan. Database yang sering diakses antara lain Ebsco, Embase, Medline,
PsycINFO, PubMed, Ovid, Web of Science, ScienceDirect, Scopus, Cochrane Library,
ClinicalKey, Directory of Open Access Journals, Open Science Directory, Free Medical
Journals, OpenMD, Trip Database, dan Google Scholar. Masing-
masing database tersebut dimiliki dan dikelola oleh suatu perusahaan yang terkadang
memiliki lebih dari satu paket database.
Setiap database memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Database tersebut
dapat berbayar secara penuh, ada yang berbayar untuk artikel tertentu, dan ada yang
terbuka sepenuhnya. Database tertentu ada yang memberikan syarat yang lebih berat agar
suatu publikasi dapat terindeks oleh mereka. Oleh sebab itu terkadang kita dapat
menemukan suatu artikel tidak dapat dijumpai pada suatu database, namun dijumpai
pada database lain. Setiap databasememiliki fitur tersendiri, misalnya download as PDF,
cite the article, dan sebagainya.
Penggunaan database sebagai sumber untuk mencari referensi merupakan
langkah praktis dalam memilih referensi. Paling tidak upaya tersebut telah memangkas
usaha seorang akademisi atau peneliti dalam memilih apakah suatu artikel layak
digunakan sebagai referensi. Langkah tersebut lebih praktis daripada mengandalkan
mesin pencari yang bersifat umum secara langsung, seperti Google, Yahoo, Bing, dan
sebagainya.
Website Jurnal
Beberapa jurnal ada yang menerbitkan artikel langsung
melalui website lembaga mereka. Akademisi, peneliti, atau institusi yang berlangganan
dapat langsung mengakses websitejurnal tersebut dan mengunduh artikelnya. Bahkan
sebagian jurnal memberikan akses penuh untuk seluruh artikel yang mereka terbitkan
di website mereka.
Penuntun Praktikum
Semester I 2
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 3
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
semakin baiknya kualitas konten dan manajemen jurnal. Jurnal yang muncul di Garuda
namun tidak muncul di Sinta menunjukkan jurnal tersebut belum melengkapi persyaratan
pendaftaran agar terindeks Sinta atau sedang dalam pengurusan.
Penuntun Praktikum
Semester I 4
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
a. Tanda asterisk (*) berfungsi untuk menggantikan satu atau lebih karakter.
Contoh: kata kunci toxi* akan menghasilkan pencarian kata toxic, toxin, toxicity,
toxicology, toxicological.
b. Tanda tanya (?) berfungsi untuk menggantikan hanya satu karakter. Contoh: kata
kunci toxi? hanya akan menghasilkan pencarian kata toxic dan toxin.
6. Penggunaan operator boolean seperti AND, OR, dan AND NOT untuk melakukan
pencarian spesifik. Perintah operator boolean mesti ditulis dalam huruf kapital. AND
digunakan untuk pencarian artikel yang mengandung dua kata yang dimasukkan. OR
digunakan untuk pencarian artikel yang mengandung satu atau dua kata yang
dimasukkan. AND NOT digunakan untuk mengeluarkan hasil pencarian yang memuat
kata kunci yang mengikuti kata kunci sebelumnya. Bila ada, penggunaan operator
boolean dapat digantikan menggunakan fitur Advanced Search (pencarian lebih
lanjut).
Kiat Tambahan
Hasil pencarian pada setiap database memiliki variasi yang banyak. Untuk
memilah artikel yang diinginkan, perlu dibuat batasan waktu, format dokumen, ataupun
bahasa. Adanya batasan tersebut akan memudahkan dalam memilih artikel yang relevan
dan terbaru yang ingin digunakan.
Dalam penelusuran referensi terkadang sulit menemukan kata kunci yang ingin
dicari atau tidak dipahami apa istilah yang digunakan untuk permasalahan yang ingin
ditelusuri. Kendala tersebut dapat terbantu menggunakan website mesin pencari umum
seperti Google, Yahoo, dan lain-lain, dengan cara memasukkan kalimat yang
mendeskripsikan istilah yang ingin diketahui. Bila telah diketahui istilahnya, maka
penelusuran lebih lanjut dilakukan pada database.
Penuntun Praktikum
Semester I 5
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Database Alamat
1. ScienceDirect https://www.sciencedirect.com/
4. OpenMD https://openmd.com/
8. PubMed https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
Penutup
Penggunaan website database dan website jurnal merupakan upaya penting
yang perlu dilakukan dalam penelusuran e-resources. Langkah ini dapat mempercepat
penelusuran referensi sekaligus memastikan kualitas referensi yang digunakan.
Pemerintah telah melanggankan beberapa database berbayar, sehingga kalangan
akademisi dan peneliti akan sangat terbantu dengan kemudahan tersebut. Selain itu,
terdapat cukup banyak e-resourcesgratis yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan
sebagai alternatifnya, termasuk jurnal yang berasal dari Indonesia yang muncul di portal
Garuda.
Penuntun Praktikum
Semester I 6
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 7
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
6. Bila hasil pencarian ingin dipelajari lebih lanjut, klik ikon folder berwarna biru di
samping judul artikel.
7. Untuk melihat isi folder yang telah dimasukkan hasil pencarian artikel, klik ikon
folder berwarna kuring di bagian atas.
Penuntun Praktikum
Semester I 8
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
8. Bila hasil pencarian diarahkan ke suatu database, klik link yang diberikan untuk akses
selengkapnya.
9. Hasil pencarian akan berbeda untuk setiap kata kunci yang dimasukkan. Mesin
pencari akan menelusuri database yang ada, lalu menampilkan sesuai data yang
dimilikinya. Oleh sebab itu terkadang akan ditampilkan dalam format PDF,
terkadang diarahkan ke suatu database. Kualitas hasil pencarian akan lebih baik bila
menggunakan kata kunci dalam bahasa Inggris karena lebih baru dan memiliki
kualitas artikel yang lebih baik.
10. Untuk menyaring hasil, gunakan fitur penyaring di bagian kiri hasil pencarian.
Misalnya untuk membatasi hanya teks penuh, periode tahun tertentu, atau tipe
(jurnal, buku, atau yang lain).
Penuntun Praktikum
Semester I 9
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
11. Gunakan fitur Advanced Search untuk pencarian yang lebih rinci.
Penuntun Praktikum
Semester I 10
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
Gunakan kata kunci sendiri pada pencarian di website Perpusnas. Lalu
tempelkan tampilan isi folder yang menunjukkan artikel yang telah ditelusuri dan
dikumpulkan pada bagian bawah ini:
Penuntun Praktikum
Semester I 11
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Anon (2013). What is a web browser?. Diakses http://bbc.co.uk/webwise (tanggal 20
Juli 2018).
Departement of health (2013). How to conduct a literature search. An Roinn Slainte
Departement of Health.
Depdiknas (2004). Modul mengoperasikan web browser. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta.
Patkar M (2017). The easy guide to google chrome. Make Use Of.
Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 12
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM II
CRITICAL APPRAISAL
dr. Siska Anggreni Lubis, Sp.KK,M.Pd.Ked
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan sumber-sumber informasi dan manfaatnya dalam proses critical
thingking dan critical appraisal sesuai dengan literatur.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum critical appraisal diharapkan dapat:
1. Menjelaskan bentuk-bentuk sumber referensi.
2. Melakukan critical appraisal pada sumber-sumber referensi untuk menguji kelayakan
sumber referensi tersebut.
C. PENDAHULUAN
Di era berbasis internet seperti sekarang ini, sangat mudah bagi seseorang untuk
mendapatkan informasi tertentu dari seluruh penjuru dunia. Namun, sebagai seorang
akademisi dalam hal ini sebagai seorang mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir
skripsi kemudahan untuk mendapatkan informasi tersebut menimbulkan masalah.
Masalah yang sering muncul adalah dalam hal penentuan informasi manakah yang dapat
valid digunakan sebagai bahan referensi tugas akhir skripsi dan mana yang tidak. Telaah
jurnal ilmiah dapat membantu mahasiswa untuk menentukan apakah hasil dari suatu
penelitian yang disampaikan dalam jurnal ilmiah dapat dipercaya atau tidak.
Telaah jurnal ilmiah sangat penting bagi seorang dokter. Seorang dokter dalam
menjalankan praktik dokternya sebaiknya berlandaskan pada bukti-bukti yang nyata
sehingga segala kegiatan yang dilakukan oleh dokter tersebut sesuai dengan
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang terbaru. Sebagai seorang mahasiswa
kedokteran yang pada akhirnya menyandang gelar dokter, sudah seharusnya mempelajari
bagaimana melakukan telaah jurnal ilmiah ini. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan
kemampuan seorang dokter dalam menjalankan praktik dokter dengan berbasis pada
bukti atau sering dikenal dengan istilah Evidence-Based Medicine (EBM). Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka proses telaah jurnal ilmiah merupakan suatu rangkaian dalam
melakukan praktik berbasis bukti atau EBM.
Penuntun Praktikum
Semester I 13
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
D. MATERI PRAKTIKUM
Artikel Jurnal Ilmiah
Jurnal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah nama dari suatu majalah
atau kumpulan dari beberapa tulisan yang membahas tentang satu bidang ilmu tertentu.
Sedangkan artikel adalah karya tulis lengkap yang disampaikan dalam satu media
tertentu seperti jurnal, surat kabar, ataupun website. Berdasarkan definisi tersebut maka
dapat kita simpulkan bahwa jurnal merupakan nama dari kumpulan artikel yang
dipublikasi, dimana kumpulan artikel tersebut memiliki kesamaan dalam satu bidang
ilmu tertentu. Mengkritisi atau menelaah jurnal adalah suatu kegiatan yang melihat valid
tidaknya artikel dari suatu jurnal bukan jurnal secara keseluruhan, maka dari itu akan
lebih baik kita menyebut kegiatan praktikum ini sebagai telaah artikel jurnal
dibandingkan dengan telaah jurnal saja.
Penuntun Praktikum
Semester I 14
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Artikel jurnal ilmiah memiliki berbagai format yang berbeda-beda sesuai dengan
ketetapan yang disampaikan oleh editor dari suatu jurnal tertentu. Walaupun berbeda-
beda, setiap artikel jurnal ilmiah sebaiknya mengikuti kaidah penulisan IMRAD
(Introduction, Methods, Results, Discussion).4 Maka dari itu, dapat kita temui beberapa
variasi dalam penulisan suatu artikel jurnal ilmiah. Perbedaan tersebut berupa
penambahan beberapa bagian lain, seperti penambahan bagian Analisis, atau bagian
Kesimpulan dan Saran.
Pemilihan artikel yang dapat digunakan dalam menelaah artikel jurnal ilmiah
sebaiknya dapat dilihat dari struktur penulisan artikel tersebut. Berikut ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai susunan dari suatu artikel jurnal ilmiah yang umum
ditemui:
- Judul; Judul merupakan hal pertama yang dilihat oleh pembaca. Judul yang baik
adalah judul yang mampu memberikan gambaran tentang isi dari artikel tersebut.
Maka dari itu judul tidak boleh terlalu panjang dan tidak pula boleh terlalu
pendek.
- Penulis; Penulis suatu artikel jurnal dapat berupa 1 orang penulis atau lebih.
Pembaca diharapkan melihat fokus keilmuan dari penulis artikel jurnal tersebut.
Hal ini berguna untuk menentukan apakah hasil dari artikel jurnal tersebut
disampaikan oleh ahli yang tepat atau tidak.
- Abstrak; Abstrak adalah ringkasan dari seluruh artikel yang memuat seluruh
bagian dari artikel tersebut. Abstrak yang disampaikan tidak boleh berbeda dengan
apa yang disampaikan dalam artikel.
- Pendahuluan: Pendahuluan adalah bagian dari artikel jurnal yang menyampaikan
pengetahuan dasar terkait materi atau topik yang akan disampaikan.
- Materi dan Metode; Bagian materi dan metode adalah bagian dimana penulis
menyampaikan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian serta metode
pelaksanaan, analisis hasil yang dilakukan oleh peneliti.
- Hasil; Bagian hasil adalah bagian yang menyampaikan hasil penelitian.
Penyampaian hasil sebaiknya dilakukan secara jelas dan ringkas.
- Diskusi; Bagian diskusi sebaiknya tidak menyampaikan kembali apa yang telah
disampaikan di bagian hasil, tetapi di bagian ini penulis menyampaikan mengapa
hasil yang diperoleh seperti itu ditinjau dari teori atau prinsip tertentu. Pada
Penuntun Praktikum
Semester I 15
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 16
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 17
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
Sampaikan hasil praktikum berupa lembar checklist yang telah diisi (isi pada
lampiran lembar checklist di bawah).
Penuntun Praktikum
Semester I 18
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Day RA. 1998. How to write and publish a scientific paper 5th edition.Canada (USA): Oryx
Press.
Glasziou P, Del-Mar C, Salisbury J. 2003. Evidence based medicine workbook; Finding and
applying the best evidence to improve patient care. London: BMJ Books.
Harris C, Garrubba M. 2014. Finding the evidence: Guide to the best available evidence to
support introduction of New Technologies & Clinical Practices. Melbourne,
(Australia): Centre for Clinical Effectiveness, Monash Health.
Khoja TAM, Dashash NA, Al-Ansary LA, Al-Khenizan A. 2010. Highlights on evidence-
based medicine 6th edition. Saudi Arabia: Executive Board of the Health Ministers’
Council for G.C.C State.
Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 19
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PENELITIAN KOHORT
Penuntun Praktikum
Semester I 20
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 21
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 22
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 23
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 24
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 25
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 26
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 27
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 28
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 29
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 30
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 31
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 32
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 33
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 34
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 35
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 36
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 37
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 38
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM III
PENGENALAN TERMINOLOGI KEDOKTERAN
dr. Nondang Purnama Siregar, M.Sc
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengetahui, menjelaskan dan mampu mengaplikasikan anatomi umum tubuh
manusia dalam pembelajaran anatomi.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Praktikum anatomi pengenalan terminologi kedokteran (bidang-bidang anatomis,
garis-garis orientasi tubuh, istilah statis dan pergerakan) ini dilakukan sebagai bagian dari
modul 1 (keterampilan komunikasi dan pembelajaran). Diharapkan setelah mengikuti
praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan dan mengaplikasikan nomina generalia (istilah umum anatomi) dan
medical terminology.
2. Menjelaskan posisi anatomi (Partes corporis humani).
3. Menjelaskan dan mengidentifikasi anatomi tubuh manusia dengan 3 cara pendekatan,
yaitu: anatomi regional, sistematis, dan anatomi permukaan.
4. Menjelaskan dan mengidentifikasi bidang-bidang anatomis tubuh dan orientasi.
5. Menjelaskan garis khayal an bidang imaginer.
6. Menjelaskan arah dan kedudukan anggota tubuh.
7. Menjelaskan istilah yang berhubungan dengan pergerakan.
C. PENDAHULUAN
Anatomi meliputi struktur-struktur yang dapat dilihat secara makroskopik (tanpa
bantuan perbesaran) dan secara mikroskopik (dengan bantuan perbesaran). Biasanya,
apabila digunakan sendirian, istilah anatomi cenderung berarti anatomi gross/ yang besar
atau makroskopik yaitu, studi tentang struktur-struktur yang bisa dilihat tanpa
menggunakan mikroskop.
Anatomi memiliki perbendaharaan kata internasional, sehingga penggunaan kata
secara cermat amatlah penting. Istilah anatomis mempunyai arti yang tepat dan merupakan
unsur terminologis medis utama. Anatomi jauh lebih dari sekedar menghafal daftar nama.
Meskipun bahasa anatomi itu penting, informasi lebih lanjut dibutuhkan untuk dapat
menggambarkan posisi struktur-struktur anatomi pada pasien, jauh melampaui hafalan
sederhana. Memahami anatomi membutuhkan pengertian kontekstual secara menyeluruh
Penuntun Praktikum
Semester I 39
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
di mana istilah tersebut dapat dipahami. Istilah anatomi berasal dari bahasa Yunani
temnein, yang berarti “memotong”.
D. MATERI PRAKTIKUM
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Anatomi dapat dipelajari
melalui tiga cara pendekatan :
1. Anatomi Sistematis
2. Anatomi Regional
3. Anatomi Klinis
Anatomi Sistematis
Mempelajari tubuh sebagai rangkaian sistem organ.
1. Sistern integumenter (dermatologi) terdiri dari kulit sebagai pembungkus yang
melindungi tubuh dan adneksa misalnya: rambut dan kuku.
2. Sistem kerangka (osteologi) terdiri dari tulang dan tulang rawan.
3. Sistem sendi (artologi) terdiri dari sendi dan ligamentum.
4. Sistem otot (miologi) tendiri dari otot-otot yang menggerakkan bagian tubuh.
5. Sistem saraf (neurologi) terdiri dari saraf pusat (otak dan medulla spinalis) dan
sistem saraf tepi ( saraf spinal dan saraf spinal).
6. Sistem sirkulasi (angiologi) terdiri dari sistem cardiovascular dan sistem limfatik.
7. Sistem pencernaan (gastroenterology) terdiri dari organ yang berkaitan dengan
proses menelan, pencernaan dan absorsi makanan.
8. Sistem pernafasan (respiralogi) terdiri dari saluran udara dan paru-paru.
9. Sistem kemih (urologi) terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinari dan uretra.
10. Sistem reproduksi terdiri dari organ kelamin.
11. Sistem endokrin (endokrinologi) terdiri dari kelenjar yang memproduksi hormone.
Anatomi Regional (anatomi topografi) adalah ilmu mengenai daerah tubuh misalnya
thorax, abdomen, pelvis.
Anatomi Klinis yaitu dengan memperhatikan aspek struktural dan fungsi tubuh yang
penting dalam praktek kedokteran, kedokteran gigi dan ilmu kesehatan lainnya. Hal ini
mencakup regional dan sistemik dan menitik beratkan secara klinis.
Penuntun Praktikum
Semester I 40
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Semua deskripsi anatomis diutarakan dalam hubungan dengan posisi anatomis agar
terjamin tidak bersifat dwi-arti yaitu:
• Berdiri tegak atau berbaring pada punggungnya seolah-lah tega, dengan kepala,
keua mata dan jari-jari kaki terarah ke depan
• Mengatur kedua extremitas superior di sisi tubuh dengan kedua telapak tangan
menghadap ke depan
• Berdiri tegak dengan kedua extremitas inferior merapat dan kedua kaki mengarah
ke depan
Penuntun Praktikum
Semester I 41
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
• Ekstremitas :
- Superior
- Inferior
Osteologi Umum
Sistem kerangka terdiri dari tulang yang merupakan jaringan ikat kaku terbesar
kerangka tubuh, tulang rawan (cartilage) sejenis jaringan ikat yang bersifat lentur mis:
cartilage costalis.Kerangka axial terdiri dari tulang kepala, tulang belakang (vertebra),
tulang dada,tulang pelvis. Kerangka apendikular terdiri dari tulang ekstremitas (lengan
tangan dan tungkai kaki).
Penuntun Praktikum
Semester I 42
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
• Bidang horizontal adalah bidang melintang melalui tubuh tegak lurus terhadap bidang
median dan bidang horizontal membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Bidang median
Bidang koronal
Bidang horizontal
Bidang sagital
Penampang Ventrolateral
Posterior (dorsal)
Bidang sagital
Bidang median
Bidang koronal
(frontal)
Anterior (ventral)
Penuntun Praktikum
Semester I 43
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penampang Superior
Garis - garis Orientasi
Anterior:
Linea mediana anterior Garis tengah di depan yang membagi tubuh dalam 2 bagian
yang simetris
Linea sternalis Paralel terhadap linea mediana anterior pada sisi lateral
tulang dada/ sternum
Linea parasternalis Paralel terhadap linea mediana anterior tepat di antara linea
sternalis dan medioclavicularis
Linea medioclavicularis Paralel terhadap linea mediana anterior tepat di pertengahan
tulang clavicula
Linea axillaris anterior Paralel terhadap linea mediana anterior tepat di sisi depan
axilla
Penuntun Praktikum
Semester I 44
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Posterior :
Linea mediana posterior Garis tengah di belakang yang membagi tubuh menjadi 2
bagian yang simetris
Linea paravertebralis Paralel terhadap linea mediana posterior di sisi lateral
tulang belakang
Linea scapularis Paralel terhadap linea mediana posterior tepat melalui
bagian belakang angulus inferior scapula
Linea axillaris posterior Paralel terhadap linea mediana posterior tepat di sisi
belakang axilla
Penuntun Praktikum
Semester I 45
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 46
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 47
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 48
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
SIRKUMDUKSI
Penuntun Praktikum
Semester I 49
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 50
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 51
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
1. Gambarkan pergerakan yang sesuai istilah kedokteran!
2. Tuliskan arti nama-nama arah dan kedudukan sesuai dengan istilah anatomi!
a) Superior :
b) Inferior :
c) Anterior :
d) Posterior :
e) Internal :
f) Eksternal :
g) Dekstra :
h) Sinistra :
i) Lateral :
j) Medial :
3. Tuliskan arti istilah pergerakan sesuai dengan istilah anatomi!
a) Flexi :
b) Extensi :
c) Abduksi :
d) Adduksi :
e) Supinasi :
f) Pronasi :
g) Eversi :
h) Inversi :
Tanggal
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 52
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
H. KESIMPULAN PRAKTIKUM
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
REFERENSI
Marieb Elaine N, Wilhelm Patricia Brady, Mallat John, 2012, Human Anatomy, 6thEd.,
Pearson Education Inc, San Francisco.
Martini Frederic H., Timmons Michael J., Tallitsch Robert B., 2012, Human Anatomy,
7th Ed., Pearson Education, Inc.,United States of America.
Moore Keith L, Agur Anne M.R, Dalley Arthur F., 2006, Clinically oriented anatomy,
5thed, Lippincott Williams and Wilkins
Penuntun Praktikum
Semester I 53
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM IV
PENGENALAN SISTEM ORGAN
dr. Saadatur Rizqillah Pasaribu, M.Biomed
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengetahui, menjelaskan dan mengidentifikasi sistem organ tubuh manusia
dalam pembelajaran anatomi.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Praktikum anatomi pengenalan sistem organ ini dilakukan sebagai bagian dari
modul 1 (keterampilan komunikasi dan pembelajaran). Diharapkan setelah mengikuti
praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan dan mengidentifikasi anatomi tubuh manusia dengan 3 cara
pendekatan, yaitu: anatomi regional, sistematis, dan anatomi permukaan
2. Menjelaskan dan mengidentifikasi bagian tubuh dan sistem organ beserta
fungsinya.
3. Menjelaskan dan mengidentifikasi organ-organ yang terlibat pada masing-masing
sistem organ.
4. Menjelaskan dan mengidentifikasi susunan dan letak masing-masing organ dalam
satu kesatuan sistem organ secara anatomis.
C. PENDAHULUAN
Anatomi merupakan cabang ilmu tertua, yang mempelajari struktur tubuh.
Pertama sekali ilmu anatomi dipelajari dengan cara diseksi (pemotongan), yaitu
memotong bagian-bagian tubuh dan mempelajari struktur dan hubungannya. Anatomi
dapat dipelajari pada berbagai tingkatan mulai dari struktur mikroskopis (hanya dapat
dilihat dengan mikroskop) hingga makroskopis (dapat dilihat tanpa menggunakan
mikroskop). Secara makroskopis anatomi dapat dipelajari melalui 3 cara pendekatan,
yaitu:
1. Anatomi regional (anatomi topografi) mempelajari semua struktur dalam satu
wilayah tubuh, misalnya thorax, abdomen dan pelvis sebagai satu bagian yang
disebut truncus (batang tubuh)
2. Anatomi sistematis mempelajari tubuh sebagai rangkaian sistem organ. Terdapat
11 sistem organ pada tubuh manusia, yang terdiri dari:
Penuntun Praktikum
Semester I 54
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 55
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
D. MATERI PRAKTIKUM
Anatomi Permukaan Tubuh Manusia
Gambar 1: Anatomi Permukaan Tubuh Manusia Pria dan Wanita Tampak Ventral
dan Dorsal (sumber: sobotta)
Penuntun Praktikum
Semester I 56
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Gambar 2: Regiones Capitis Et Colli Tampak Depan dan Lateral (Sumber: Sobotta)
Penuntun Praktikum
Semester I 57
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
c. Posterior :
~ Regio Supra & Infra scapularis
~ Regio Scapularis
~ Regio Vertebralis pars Thoracica
Penuntun Praktikum
Semester I 59
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 60
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 61
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 62
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Gambar 10: Sistem Kelamin dan Kemih pada Pria (Sumber: Sobotta)
Penuntun Praktikum
Semester I 63
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 64
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
Gambarkan organ-organ yang dipelajari disertai keterangan gambar yang lengkap
pada masing-masing sistem
Sistem : Pencernaan
Sistem : Pernafasan
Penuntun Praktikum
Semester I 65
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
H. KESIMPULAN PRAKTIKUM
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
REFERENSI
Marieb Elaine N, Wilhelm Patricia Brady, Mallat John, 2012, Human Anatomy, 6th
Ed., Pearson Education Inc, San Francisco.
Martini Frederic H., Timmons Michael J., Tallitsch Robert B., 2012, Human
Anatomy, 7th Ed., Pearson Education, Inc United States of America
Moore Keith L, Agur Anne M.R, Dalley Arthur F., 2006, Clinically oriented anatomy,
5th ed, Lippincott Williams and Wilkins
Netter Frank H., 2006. Atlas of Human Anatomy, 4th.ed, Elsevier lnc, Philadelphia
Paulsen F, J. Waschke, 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Alih bahasa: Brahm U,
dkk, ed.23, EGC, Jakarta.
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th Ed.,
John Wiley & Sons Inc, USA
Tortora, G.J., Nielsen Mark T., 2012. Principles of Human Anatomy. 12th Ed.,
Nielsen and Biological Sciences Textbooks, Inc., USA
Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 66
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM V
OSTEOLOGI DASAR & MIOLOGI DASAR
dr. Wan M. Ismail, M.Biomed
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu mengaplikasikan struktur makroskopis dari tulang dan otot
secara umum.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi otot dan tulang secara umum.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dan jenis tulang dan otot secara umum.
3. Mengetahui jenis-jenis persendian dan gerakan yang dihasilkan dari persendian.
C. PENDAHULUAN
Sistem musculoskeletal adalah ssistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago,
ligament, tendon, fascia, bursae dan persendian. Fungsi utama sistem musculoskeletal
adalah untuk mendukung dan melindungi tubuh dan organ-organnya serta untuk
melakukan gerak agar seluruh tubuh dapat berfungsi dengan normal. Sistem
Muskuloskeletal ini memiliki komponen utama yaitu tulang dan jaringan ikat lunak .
Tendon, ligamen, fascia dan otot sering disebut sebagai jaringan lunak. Sedangkan tulang
dan sendi diperlukan untuk pergerakan antara segmen tubuh. Peran mereka dalam
musculoskeletal sistem keseluruhan sangatlah penting sehingga tulang sendi sering
disebut sebagai unit fungsional sistem musculoskeletal
D. MATERI PRAKTIKUM
Cabang ilmu musculoscletal :
• Osteologi (tulang)
• Artrologi (sendi)
• Myologi (otot)
Penuntun Praktikum
Semester I 67
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
OSTEOLOGI
• Ilmu yang mempelajari tulang dan dapat dibagi menjadi:
• Tulang sejati merupakan jaringat ikat yang bersifat kaku membentuk bagian besar
kerangka
• Tulang rawan merupakan jaringan ikat yang bersifat lentur dan membentuk bagian
yang tertentu contoh: Cartilago Costalis
Fungsi Tulang:
• Melindungi alat vital, menopang tubuh, alat gerak mekanis, membentuk sel darah(
sumsum tulang,sel darah merah putih)
• Menimbun berbagai mineral kalisium, fosfor dan magnesium
Penuntun Praktikum
Semester I 68
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 69
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Kerangka Axial
Tengkorak:
Cranium =8
Wajah = 14
Tulang-tulang pendengaran = 6
Hyoid =1
Vertebra = 26
Sternum =1
Costa = 24
Kerangka appendikular
Gelang Bahu:
Clavicula =2
Scapula =2
Extremitas Sup
Humerus =2
Radius =2
Ulna =2
Ossa Carpalia =16
Ossa metacarpalia = 10
Phalanges = 28
Gelang panggul
Os coxae =2
Extremitas Inf
Femur =2
Patella =2
Fibula =2
Tibia =2
Ossa Tarsalia = 14
Ossa Metatarsalia = 10
Phalanges = 28
Total = 206
Penuntun Praktikum
Semester I 70
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
CARTILAGO
• Jaringat ikat yang sel dan serabutnya tertanam dalam matriks berbentuk agar dan
bertanggung jawab atas kekuatan dan kekenyalan tulang rawan kecuali pada
permukaan sendi
• Tulang rawan diliputi oleh selapis membrana fibrosa yang disebut perichondrium
Penuntun Praktikum
Semester I 71
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2. Cartilago Fibrosa: sedikit matriks, banyak serabut kolagen ditemukan dalam discus
articularis (articulatio temporomandibularis, art. Genu).
3. Cartilago elastis: banyak serabut elastis didalam matriks (auricula, meatus acisticus
ext, tuba auditiva dan epiglottis.
FASCIA
Terletak diantara kulit serta otot dan tulang yang mendasarinya.
Fascia Superficialis : Campuran antara jaringan areolar longgar dan jaringan
adipose yang menyatukan dermis dengan fascia profunda.
yang terletak dibawahnya contoh telapak tangan kaki.
Fascia Profunda : Lapisan jaringan ikat yang meliputi otot-otot dan struktur
dalam lainnya contohnya retinaculum .
TENDON
Suatu pita jaringan fibrosa yang berfungsi melekatkan otot pada tulang, cartilage
atau ligamentum.
LIGAMENT
Sebuah tali atau pita jaringan ikat yang menghubungkan dua struktur, umumnya
ditemukan berhubungna dengan sendi dan dalam keadaan normal tidak dapat
direnggangkan (mis lig. Iliofemorale pada articulation coxae dan yang kedua tersusun
jaringan elastis sehingga dapat kembali ke panjang semula setelah perenggangan (mis:
lig flavum pada columna vertebralis.
ARTHROLOGI
Adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi dan persendian.
Sendi / joint /articulation : hubungan antar tulang.
Penuntun Praktikum
Semester I 72
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 73
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MYOLOGI
• Ilmu yang mempelajari tentang otot rangka yang merupakan alat gerak aktif.
• Menghasilkan gerak pada kerangka merupakan otot volunter, tetapi ada beberapa
sifatnya otomatis seperti diafragma.
• Menyebabkan gerak memendek dan menarik.
Penuntun Praktikum
Semester I 74
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Fasciculus Otot
Serabut2 otot skeletal tersusun secara paralel dalam bundelan disebut fasciculus.
Susunan fasciculus sebuah otot:
1. Parallel : sejajar dengan sb panjang otot
2. Fusiform : bagian venter membesar
3. Circular : melingkar sebuah lobang sbg sphincter.
4. Triangular : melebar pada satu tempat dan menciut pada satu tendon besar.
5. Pennatus : seperti bulu. tdd: uni-, bi-, multi-pennatus.
Penuntun Praktikum
Semester I 75
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Sebuah otot rangka paling sedikit mempunyai 2 tempat melekat biasa pada tulang,
tetapi bisa juga melekat pada kulit (otot wajah), melekat pada mukosa (otot lingua),
melekat pada fascia, dan membentuk otot sirkular→ m. spincter ani ex.
Umumnya otot memiliki tempat asal (ORIGO) dimana pada saat pergerakan tidak
mengalami perubahan posisi= punctum fixum dan tempat melekat (INSERTIO) dimana
pada saat pergerakan akan mengalami perubahan posisi=punctum mobile.
Bagian tengah otot dibungkus fascia musculorum=fascia investiens=fascia propia
musculi dan bagian tengah otot disebut venter.
Satu otot tertentu pada berbagai kondisi yang berbeda dapat berlaku sebagai :
• Agonis adalah otot yang berkontraksi secara aktif untuk menghasilkan gerak yang
dikehendaki.
• Antagonis: melawan kegiatan agonis; sewaktu agonis berkontaksi antagonis berangsur
berelaksasi sehingga dihasilkan gerak yang nyata.
• Sinergis: menghalangi terjadinya gerak pada sendi penyelang (interventing joint, jika
otot agonis melalui lebih dari satu sendi otot sinergis melengkapi kegiatan agonis
• Otot fixator menetapkan bagian proximal extremitas sewaktu terjadi gerak didistal.
Penuntun Praktikum
Semester I 76
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
1. Lengkapi gambar disamping
Penuntun Praktikum
Semester I 78
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
H. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
REFERENSI
F.Paulsen & J.Waschke. 2012. Atlas Anatomi Manusia “Sobotta”, Edisi 23 . Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Gerard J. Tortora, Mark T Nielson. 2012. Principles of Human anatomy . 12 th ed. United
state: John Wiley and Sons.
Moore, Keith L . 2002. Anatomi Klinis Dasar, Jakarta, Hipokrates
Netter, F.H., 2010. Atlas of Human anatomy. 5th ed. USA: Saunders Elsevier.
Snell, Richard S. 2011. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem, Jakarta, EGC
Wibowo, Daniel S dan Paryana,Widjaya. 2009 Anatomi Tubuh Manusia, Yogyakarta, Graha
Ilmu
Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 79
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM VI
PENGENALAN SEL DAN JARINGAN DAN MIKROSKOP
dr. Ira Cinta Lestari, M.Sc
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi dan menjelaskan sel dan jaringan dasar serta fungsinya
sesuai dengan analitik mikroskopik.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Praktikum pengenalan mikroskop, sel dan jaringan ini dilakukan sebagai
bagian dari modul Biomedik 1. Diharapkan setelah mengikuti praktikum ini
mahasiswa mampu :
1. Menggunakan mikroskop dengan benar
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis sel
3. Mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis jaringan dasar
C. PENDAHULUAN
Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah
sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. llmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah
mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih
lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di
bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasakan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu,
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi
mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler
dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan
mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.
Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi
Penuntun Praktikum
Semester I 80
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Struktur mikroskop
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
• Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
• Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
(A) (B)
Gambar 2 : Struktur Mikroskop Cahaya (A) dan Mikroskop Listrik (B)
Pembesaran
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari
benda yang diamati lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbagai faktor,
diantaranya titik fokus kedua lensa objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau
Penuntun Praktikum
Semester I 81
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
jarak (t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang
mata normal (sn).
Rumus :
Sifat Bayangan
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung.
Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang
mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu
yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan
sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron
bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan
diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A
di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.
D. MATERI PRAKTIKUM
Sejak ditemukannya mikroskop elektron, para ahli biologi mulai berhasil
mengidentifikasi struktur internal dari berbagai macam sel. Para ahli menggolongkan
sel menjadi dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Penggolongan ini
didasarkan atas ukuran dan struktur intenal atau kandungan organel selnya.
Sel prokariotik memiliki struktur yang sederhana misalnya bakteri, ganggang
hijau-biru, dan mikoplasma. Sedangkan, sel eukariotik memiliki struktur yang lebih
kompleks, misalnya protista, fungi, tumbuhan, dan hewan.
(A) (B)
Gambar 3 : Perbandingan Sel Prokariotik (A) dan Sel Eukariotik (B)
Penuntun Praktikum
Semester I 82
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Sel Prokariotik (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro yang berarti
“sebelum” dan karyon yang artinya “kernel” atau juga disebut nukleus. Sel
prokariotik tidak memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada
suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada membrane yang memisahkan
daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya.
Prokariot merupakan bentuk sel organisme yang paling sederhana dengan
diameter dari 1 hingga 10 µm. Struktur selnya diselimuti oleh membrane plasma
(membrane sel) yang tersusun dari lemak lapis ganda. Di sela-sela lapisan lemak ini
terdapat sejumlah protein integral yang memungkinkan terjadinya lalu lintas molekul-
molekul tertentu dari dalam dan ke luar sel. Kebanyakan prokariot juga memiliki
dinding sel yang kuat di luar membran plasma untuk melindungi sel dari lisis,
terutama ketika sel berada di dalam lingkungan dengan osmolaritas rendah.
Bagian dalam sel secara keseluruhan dinamakan sitoplasma atau sitosol. Di
dalamya terdapat sebuah kromosom haploid sirkuler yang dimampatkan dalam suatu
nukleoid (nukleus semu), beberapa ribosom (tempat berlangsungnya sintesis protein),
dan molekul RNA. Kadang-kadang dapat juga dijumpai adanya plasmid (molekul
DNA sirkuler di luar kromosom). Beberapa di antara molekul protein yang terlibat
dalam berbagai reaksi metabolisme sel nampak menempel pada membrane plasma,
tetapi tidak ada struktur organel subseluler yang dengan jelas memisahkan
berlangsungnya masing-masing proses metabolisme tersebut.
Permukaan sel prokariot adakalanya membawa sejumlah struktur berupa
rambut-rambut pendek yang dinamakan pili dan beberapa struktur rambut panjang
yang dinamakan flagela. Pili memungkinkan sel untuk menempel pada sel atau
permukaan lainnya, sedangkan flagela digunakan untuk berenang apabila sel berada
di dalam media cair.
Penuntun Praktikum
Semester I 84
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Semua membrane sel terdiri atas dua komponen utama, yaitu lemak (lipid) dan
protein yang terikat secara non kovalen dan tersusun dalam suatu struktur yang
menyerupai lembaran. Lembaran tersebut tersusun atas dua lapisan lemak yang
dinamakan lipid bilayer sedangkan protein terletak di antara lemak atau di permukaan
lapisan lipid bilayer.
Penuntun Praktikum
Semester I 85
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Protein yang menyusun membrane plasma tersusun atas lebih dari 50 jenis
protein yang berbeda. Jenis-jenis tersebut terletak dengan orientasi tertentu pada lipid
bilayer. Protein membrane dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu protein integral,
protein perifer dan protein yang terikat lipid membran (Gambar 6).
b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang dibungkus oleh membrane plasma.
Sitoplasma mengandung gula, asam amino, lemak, ion-ion dan senyawa kimia lain
yang digunakan untuk metabolisme sel. Di dalam sitoplasma terdapat membran
intrasel yang membungkus organel sel, misalnya membrane yang membungkus
mitokrondria, kloroplas, lisosom, peroksisom, retikulum endoplasma, dan badan
Golgi. Bagian sitoplasma yang berada di antara organel dinamakan sitosol. Volume
sitosol lebih kurang 50% dari volume sel. Di dalam sitosol juga terdapat protein dan
enzim-enzim untuk reaksi kimia.
c. Mitokondria
Mitokondria memiliki ukuran yang bervariasi, rata-rata diameternya 0,2 - 0,7
µm dan panjangnya 1 - 4 µm. Bentuk mitokondria bervariasi, tergantung dari jenis
selnya, misalnya pada sel-sel awal embrio, bentuk mitokondrianya bulat atau oval,
sedangkan pada sel-sel lain bentuknya seperti gelendong dan ada juga yang berbentuk
pipa. Karena ukurannya yang relatif besar mitokondria dapat terlihat cukup jelas di
bawah mikroskop cahaya. Pada umumnya, mitokondria tersebar secara acak di dalam
sel dan cenderung berkumpul pada bagian sel yang banyak memerlukan energi,
misalnya di sekitar gelendong pembelahan, atau di sekitar membrane yang melakukan
endositosis. Jumlah mitokondria di dalam sel bervariasi tergantung dari jenis sel,
spesies organisme, dan keadaan fisiologi sel. Sel-sel yang metabolismenya aktif
banyak mengandung mitokondria dibandingkan dengan sel-sel yang tidak aktif.
Bagian-bagian utama mitokondria dibedakan menjadi dua, yaitu bagian
selaput atau membrane dan bagian matriks. Membrane mitokondria ada dua yaitu
membrane luar dan membrane dalam. Antara membrane dalam dan membrane luar
terdapat ruang antar membrane yang berisi berbagai macam enzim. Membrane luar
mitokondria lebih tipis dari pada membrane dalam yaitu kurang dari 6 nm, sedangkan
membrane dalam berukuran antara 6 - 8 nm. Membrane dalam mitokondria
Penuntun Praktikum
Semester I 86
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
d. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan bentukan membrane yang sangat
berlipat-lipat membatasi suatu ruangan yang disebut lumen (sisterna). Antara lumen
Penuntun Praktikum
Semester I 87
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 88
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 89
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
f. Lisosom
Lisosom pertama kali ditemukan pada tahun 1949 oleh De Duve di dalam
serpihan sel-sel hati. Organel ini berbentuk semacam kantung yang berisi enzim
hidrolitik. Selama masih terbungkus membrane, enzim hidrolitik bersifat stabil.
Terdapat lebih kurang 40 macam enzim hidrolitik yang ditemukan di dalam lisosom.
Enzim-enzim tersebut meliputi protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase dan sulfatase. Enzim-enzim tersebut hanya akan dapat bekerja optimal pada
pH sekitar 5.
Membrane lisosom mengandung protein transfer untuk membawa hasil
pencernaan ke sitosol. Membrane lisosom tidak akan tercerna oleh enzim yang
dikandungnya sendiri karena kandungan karbohidrat yang tinggi pada membranenya.
Lisosom tergolong organel yang polimorfik karena memiliki bentuk dan
ukuran yang bervariasi. Ada empat macam bentuk lisosom, yaitu satu macam lisosom
primer dan tiga macam lisosom sekunder. Lisosom primer adalah lisosom yang baru
terbentuk dari AG dan belum berfusi (bergabung) dengan materi yang akan dicerna.
Penuntun Praktikum
Semester I 90
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intra sel. Materi yang dicerna
oleh lisosom dapat berasal dari luar sel atau dari dalam sel itu sendiri. Materi dari luar
sel masuk ke dalam sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Pencernaan intra
sel selalu terjadi di dalam lisosom, enzim, hidorolitik tidak pernah keluar dari dalam
lisosom sehinggan pencernaan berlangsung optimal. Akan tetapi, jika membrane
lisosom pecah, maka enzim hidrolitik pada lisosom akan keluar dan mencerna sel itu
sendiri. Beberapa peran lisosom antara lain adalah:
1) Perombakan organel sel yang telah tua.
2) Proses metamorfosis pada katak, misalnya menyusutnya ekor pada berudu
karena dicerna oleh enzim katepsin di dalam lisosom.
3) Pemulihan ukuran uterus setelah kehamilan.
4) Proses fertiliasi, dimana bagian kepala sperma yang dinamakan akrosom
mengandung enzim hialuronidase untuk mencerna zona pelusida pada seltelur.
Penuntun Praktikum
Semester I 91
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Hasil pencernaan lisosom, seperti asam amino, glukosa dan nukleotida mampu
menembus membrane lisosom menuju sitosol. Membrane lisosom selanjutnya akan
dikembalikan menuju membrane plasma melalui proses eksositosis. pencernaan
bagian-bagian sel yang telah tua dinamakan autofagi.
g. Badan Mikro
1) Peroksisom
Organel ini ditemukan pada sel hewan, sel tumbuhan tertentu maupun sel ragi.
Peroksisom pertama kali ditemukan oleh De Duve dan kawan-kawannya pada tahun
1965 di dalam sel-sel hati. Di dalam peroksisom ditemukan beberapa macam enzim
oksidase dan enzim katalase. Oleh karena enzim-enzim ini berperan dalam
pembentukan katalase oleh karena enzim -enzim ini berperan dalam pembentukan dan
pembongkaran hidrogen peroksida (H2O2) , maka organel tersebut dinamakan
peroksisom. Pada sel tumbuhan, fungsi organel ini berkaitan dengan siklus glioksilat
sehingga dinamakan glioksisom.
Di dalam sel, peroksisom berbentuk bulat telur dengan diameter kurang lebih
antara 0,5 - 0,7 µm, hanya dibungkus oleh selapis membrane. Jumlah peroksisom
untuk tiap sel bervariasi antara 70-700. Peroksisom memiliki kemampuan untuk
membelah diri sehingga dapat membentuk peroksisom anak. Protein dan lipid yang
diperlukan ditransfer dari sitosol. Selain berfungsi untuk pembentukan dan
perombakan H2O, menjadi substrat organik dan H2O, peroksisom juga berfungsi
untuk merombak asam lemak yang tersimpan dalam biji menjadi glukosa untuk proses
perkecambahan.
2) Glioksisom
Glioksisom merupakan badan mikro yang hanya ditemukan pada sel
tumbuhan. Diameter glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 µm. Sedangkan peroksisom
merupakan badan mikro yang ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan.
Glioksisom banyak ditemukan pada biji-bijian yang berperan sebagai tempat
menyimpan asam lemak untuk pembentukan energi dalam Proses perkecambahan.
Salah satu proses utama pada biji yang sedang mengalami perkecambahan
adalah perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi karbohidrat atau
disebut glukoneogenesis. Penguraian asam lemak menjadi asetil ko-A selanjutnya
Penuntun Praktikum
Semester I 92
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
berubah menjadi oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Asam sitrat yang terbentuk
akan diubah menjadi glukosa melalui serangkaian reaksi enzimatis yang terdapat di
dalam glioksisom.
h. Ribosom
Ribosom merupakan salah satu organel tidak bermembrane yang ditemukan
pada semua sel, baik sel prokariotik maupun eukariotik. Pada eukariotik, organel ini
terdapat pada sitoplasma, menempel pada permukaan luar retikulum endoplasma,
didalam metriks mitokondria dan didalam stroma kloroplas.
Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar dan sub unit kecil.
Kedua sub unit ini akan berfusi jika proses translasi berlangsung. Sub unit ribosom
dinyatakan dengan satuan S (Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini
menunjukkan kecepatan pengendapan pada saat sub unit tersebut disentrifugasi,
misalnya sub unit kecil dan sub unit besar ribosom pada eukariotik adalah 40s dan
60s. Komponen penyusun besar ribosom terdiri atas protein ribosom dan ARN
ribosom (ARN-r). Protein ribosom disintesis oleh bebas yang terdapat di dalam
sitoplasma, sedangkan ARN-r ditranskripsi di dalam anak inti (nukleous).
Penuntun Praktikum
Semester I 93
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
melalui vesikel. Sedangkan polipeptida hasil translasi pada ribosom bebas dikirim ke
mitokondria, sebagai enzim peroksisom, atau sebagai protein ribosom.
i. Sitoskeleton
Di dalam sitosol juga ditemukan adanya sitoskeleton yang tersusun atas
mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediat. Sitoskeleton berfungsi untuk
menyokong bentuk sel dan memungkin terjadinya gerakan-gerakan organel di dalam
sitoplasma. Mikrotubulus ada yang Ietaknya terbenam di dalam sitosol, dinamakan
mikrotubulus sitoplasmik dan ada juga yang berfungsi sebagai penyusun organel,
seperti silia, flagela, dan sentriol. Mikrofilamen merupakan protein yang berfungsi
untuk pergerakan di dalam sitoplasma, misalnya aliran sitoplasma sel tumbuhan dan
gerak amoeboid pada leukosit.
1. Mikrotubulus
Mikrotubulus tersusun atas molekul protein tubulin. Ada dua jenis protein
tubulin penyusun tubulin, yaitu tubulin α dan tubulin β. Setiap mikrotubulus tersusun
atas 13 protofilamen yang tersusun paralel mengelilingi suatu sumbu. Ada dua macam
mikrotubulus di dalam sel yang dibedakan atas stabilitasnya, yaitu mikrotubulus stabil
dan mikrotubulus labil. Contoh mikrotulus stabil adalah pembentuk silia dan flagela.
Sedangkan mikrotubulus labil contohnva mikrotubulus pembentuk gelendong
pembelahan.
Mikrotubulus sitoplasmik didalam sel berfungsi sebagi keranga dalam yang
menetukan bentuk sel dan untuk transfer molekul di dalam sel. Mikrotubulus ini
berbentuk serabut tunggal dengan diameter lebih kurang 25 nm. Beberapa organel
yang tersusun dari mikrotubulus adalah sentriol, silia dan flagella.
2. Mikrofilamen
Mikrofilamen biasanya banyak terdistribusi dibawah permukaan membrane
plasma. Panjang mikrofilamen bervariasi, dengan diameter lebih kurang 7 µm.
Mikrofilamen tersusun atas protein, terutama aktin dan miosin. Hampir semua jenis
sel hewan mengandung aktin. Aktin dan miosin banyak ditemukan terutama pada sel
otot, dengan komposisi miosin yang lebih sedikit dibandingkan aktin. Kedua jenis
protein ini berperan untuk pergerakan, misalnya aliran sitoplasma pada sel tumbuhan
(siklosis), dan gerak amoeboid pada Protozoa.
Penuntun Praktikum
Semester I 94
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
3. Filamen lntermediet
Filamen intermediet memiliki diameter antara 8-10 pm, berbentuk pembuluh,
tersusun atas 4-5 protofilamen yang tersusun melingkar, bersifat liat, stabil, dan
tersusun atas protein fibrosa. Sebagaian besar filamen intermediet berfungsi untuk
menyokong sel dan inti sel. Letak filamen ini biasanya terpusat disekitar inti. Pada sel
epitel, filamen intermediet membentuk anyaman yang berfungsi untuk menahan
tekanan dari luar. Contoh filamen entermediet antara lain adalah kertin, vimentin,
neurofilamen, lamina nuclear, dan keratin.
Pada umumnya, inti sel berbentuk bulat, tetapi ada juga yang bentuknya
seperti gelendong. Sel eukariotik umumnya memiliki satu inti sel, tetapi ada juga
beberapa jenis sel yang memiliki inti lebih dari satu. Bagian-bagian yang membentuk
sel inti adalah :
a) Membran inti
Membrane inti terdiri atas dua lapis, yaitu membrane luar (membrane
sitosolik) dan membrane dalam (membrane nukleo-plasmik). Di antara kedua
membrane tersebut terdapat ruangan antar membrane (perinuklear space) selebar 10 -
15 nm. Membrane luar inti bertautan dengan membrane ER. Pada membrane inti juga
terdapat enzim-enzim seperti yang terdapat pada membrane ER, misalnya sitokrom,
transferase, dan glukosa-6-fosfatase. Permukaan luar membrane inti juga berikatan
Penuntun Praktikum
Semester I 96
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 97
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
k. Sentriol
Sentriol merupakan organel sel berbentuk silindris dengan diameter lebih
kurang 2 µm dan panjang lebih kurang 4 µm. Di dalam setiap sel mengandun
sepasang sentriol yang letaknya saling tegak lurus dekat inti sel. sentriol berfungsi
sebagai bahan pembentuk sillia dan flagella, persis dengan sentriol. Jadi, selain
sebagai komponen penyusun sentrosom, sentriol berfungsi sebagai tubuh basalis.
l. Silia dan Flagela
Kedua organel ini berfungsi sebagai alat pergerakan sel yang letaknya berada
pada permukaan luar membrane sel. Baik silia maupun flagella memiliki struktur
yang sama, yaitu memiliki sumbu yang dinamakan aksonem. Struktur aksonem sangat
kompleks karetra tersusun atas mikrotubulus dan protein. Jumlah silia pada umumnya
banyak, sedangkan jumlah flagela hanya satu atau dua. Silia berukuran lebih halus
dan lebih pendek dari pada flagela. Berbeda dengan sentriol, silia dan flagella
dibungkus oleh membrane. Membrane silia dan flagela merupakan perluasan dari
membrane sel.
Contoh sel-sel bersilia adalah lapisan epitel saluran telur (oviduct) pada
wanita, epitel saluran sperma (epididimis) pada laki-laki, pada organisme eukariotik
uniseluler misalnya Paramaecium caudatum. Sedangkan flagela dapat ditemukan
pada spermatazoa dan beberapa organisme eukariotik uni seluler misalnya Euglena
viridis dan lain-lain.
Penuntun Praktikum
Semester I 98
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Berikut adalah tabel ringkasan perbedaan struktur antara sel prokariotik dan
eukariotik:
Tabel 1. Perbedaan Struktur Sel Prokariotik dan Eukariotik
Jaringan Dasar
Tubuh manusia terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus
memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Ilmu yang mempelajari
jaringan disebut histologi.
Pada saat perkembangan embrio, lapisan luar kulit (germ layers)
berdiferensiasi, dengan proses yang disebut histogenesis, menjadi 4 macam jaringan
dasar yaitu : jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Pada praktikum pengenalan jaringan ini akan dibahas lebih khusus mengenai jaringan
epitel dan kelenjar serta jaringan ikat.
Penuntun Praktikum
Semester I 99
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan
pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.
Jaringan epitel, merupakan sistem yang tersusun oleh 2 macam komponen
pokok yaitu :
1. Sel yang telah mengalami diferensasi khas.
2. Substansi interselular yaitu bahan antara sel-sel, yang bersifat khas pula dan
merupakan penunjang bagi sel dalam jaringan.
Fungsi Umum Epitel :
1. Proteksi
Sebagai pelindung untuk melapisi permukaan dalam dan luar tubuh.
2. Absorbsi
Epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi sebagai pelindung
juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan.
3. Lubrikasi
Sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah,
sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu,
misalnya epitel yang melapisi vagina.
4. Sekretori
Dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar. Jaringan epitel tersusun
oleh sel-sel bersisi dan bersudut banyak/pologonal yang berimpit padat, dengan
sedikit atau tanpa substansi interselular diantaranya. Epitel dapat berupa
membrane dan kelenjar.
Bentuk Epitel :
• Gepeng / skuomosa : lebar, pipih
• Kubus / kuboid : seperti kubus
• Silindris / kolumnar : tinggi melebihi lebar
• Peralihan / transisional
Menurut lapisannya :
• Epitel selapis
• Epiel berlapis
• Epitel bertingkat
• Epitel bersilia
Penuntun Praktikum
Semester I 100
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Menurut Silia :
• Epitel bersilia
• Epitel tanpa silia
Epitel Selapis Gepeng (Simple squamous epithelium): gepeng, tipis pinggir tidak
teratur, tersusun sepeti lantai ubin.
• Terdapat pada endotel pembuluh darah, limfe.
• Mesotel melapisi rongga pleura, pericardium, peritoneum.
• Parietal kapsula bowman dan ansa henle, alveoli paru.
Penuntun Praktikum
Semester I 101
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 102
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 103
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Berikut adalah tabel ringkasan perbedaan klasifikasi dan fungsi jaringan epitel :
Tabel 2. Klasifikasi dan Fungsi Jaringan Epitel
Penuntun Praktikum
Semester I 104
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
1. Lengkapi keterangan gambar berikut !
Penuntun Praktikum
Semester I 105
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Organ :
Perbesaran :
Organ :
Perbesaran :
Penuntun Praktikum
Semester I 106
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Organ :
Perbesaran :
H. KESIMPULAN PRAKTIKUM
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Penuntun Praktikum
Semester I 107
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Alberts B, Bray D, Lewis J, Raff M, Roberts K, Watson J.D, 1994, Molecular Biology
of The Cell, 3rd Ed., Garland Publishing Inc, New York.
Fiore, M.S.H.di, 1996, Atlas Histologi Manusia, alih bahasa: Martoprawiro, dkk, ed.6,
EGC, Jakarta
Gartner, L.P., Hiatt, J. L., 2006, Color Atlas of Histology, 4th.ed, Lippincott Williams
and Wilkins
Junqueira, L.C., Carneiro, J., 2003. Basic Histology Text and Atlas, 10th.ed,
McGraw-Hill Companies
Lodish, H., Baltimore, D., Berk, A., Zipurshy, SL., Matsudaira, P., Darnell, J., 1995,
Molecular Cell Biology, 3rd Ed., Scientific American Books, New York
Mescher, Anthony L. 2012. Histologi Dasar Junqueira. Edisi 12. EGC. Jakarta.
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th Ed.,
John Wiley & Sons Inc, USA
Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 108
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM VII
HUBUNGAN VITAL SIGN DENGAN AKTIVITAS FISIK
dr. Sisca Devy, M.Biomed, AIFO-K
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan sistem tubuh manusia dan fisiologinya sesuai dengan antropotomi.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan Praktikum Biomedik I diharapkan dapat:
1. Menjelaskan/melakukan pengukuran tekanan darah dan heart rate dengan baik dan
benar.
2. Mengetahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah dan denyut
nadi.
C. PENDAHULUAN
Tekanan darah merupakan besaran yang sangat penting dalam dinamika
peredaran darah (hemodinamika). Tinggi tekanan darah berbagai macam pembuluh darah
tidak sama, tekanan darah arteri lebih tinggi daripada tekanan darah vena.
Pada pemeriksaan fisik seorang atlet, pengukuran tekanan darah arteri menjadi
suatu keharusan. Pengukuran ini selalu dilakukan di samping pemeriksaan-pemeriksaan
lain. Pengukuran tekanan darah bertujuan untuk mengetahui tekanan darah arteri pada
waktu sistol ventrikel (tekanan sistolik) dan pada waktu diastole vertikel (tekanan
diastolik).
Tinggi tekanan darah pada berbagai macam pembuluh darah tidak sama, tekanan
darah arteri lebih tinggi daripada tekanan darah pembuluh vena. Tinggi tekanan darah
bervariasi antara lain karena umur, jenis kelamin, dan posisi badan. Yang menimbulkan
variasi tinggi tekanan darah arteri karena posisi badan atau bagian badan adalah tidak
lain pada gaya berat.
Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi berkembangnya
penyakit jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orang-oang yang telah lanjut usia,
hal ini disebabkan ketegangan yang lebih tinggi dalam arteri sehingga tekanan darah
cenderung meningkat. Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga disebabkan oleh
perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi kemungkinan terjadinya peningkatan
tekanan darah tinggi karena bertambahnya usia.
Penuntun Praktikum
Semester I 109
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
D. MATERI PRAKTIKUM
Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Sphygmomanometer adalah alat ukur
tekanan darah. Nama ini berasal dari kata Yunani, yaitu sphygmós (pulsa), dan kata
manometer (pengukur tekanan). Alat ukur ini dibuat pertama kali oleh Samuel Siegfried
Karl Ritter von Basch pada tahun 1881, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Scipione
Riva-Rocci (1896), dan Harvey Cushing (1901). Dengan alat ini kita bisa mengetahui
tekanan sistol dan diastol.
Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat
pengukur tekanan yang berhubungan dengan rongga dalam manset. Alat ini dikalibrasi
sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan
dalam milimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brachialis. Sphygmomanometer
Penuntun Praktikum
Semester I 110
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
memiliki dua jenis, yaitu sphygmomanometer manual yang menggunakan air raksa dan
sphygmomanometer digital. Penggunaan sphygmomanometer digital lebih mudah
dibandingkan menggunakan sphygmomanometer manual. Namun dibutuhkan dua kali
pengukuran untuk mengetahui ketepatan hasil pengukuran tekanan darah.
Ada dua cara untuk mengukur tekanan darah, yaitu secara langsung dan tidak langsung:
1. Metode langsung (direct method)
Jarum berongga dan kateter disusupkan ke dalam pembuluh darah. Kateter
kemudian akan menyalurkan tekanan darah ke transduser tekanan dan dilakukan
pembacaan langsung tekanan darah. Metode ini termasuk invasif dan tidak
dilakukan pada pemeriksaan biasa.
2. Metode tidak langsung
a. Palpasi
Metode ini hanya digunakan untuk mengukur tekanan sistolik. Manset
sphygmanometer dikenakan pada lengan, lalu dipompa perlahan sampai
dengan denyut nadi arteri radialis tidak teraba lagi. Kemudian, tekanan
diturunkan dan skala sphygmomanometer diperhatikan, denyutan pertama
yang terasa kembali menunjukkan tekanan sistolik.
b. Auskultasi
Metode ini dapat digunakan untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolik.
Alat yag digunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Seperti metode
palpasi, manset dipompa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi. Tekanan
diturunkan, bunyi denyutan pertama kali adalah tekanan sistol dan setelahnya
bunyi denyutan akan semakin melemah. Denyutan terakhir yang terdengar
menunjukkan tekanan diastol.
Pemeriksaan denyut nadi dilakukan secara palpasi dengan cara meletakkan
kedua lengan di sisi tubuh dengan kedudukan volar, lalu meraba denyut arteri radialis
dextra dengan menggunakan ujung jari ke II-III-IV yang diletakkan sejajar satu terhadap
yang lain di atas arteri radialis tersebut. Aspek yang dievaluasi dalam palpasi adalah
frekuensi dalam 1 menit, irama, ciri denyutan, isi nadi, dan keadaan pembuluh darah.
Frekuensi denyutan nadi setiap orang berbeda-beda. Pada orang dewasa sehat, frekuensi
denyutan minimal 60 kali per menit sementara pada orang yang atletis dapat mencapai
lebih dari 100 setelah latihan atau dalam kondisi emosional tertentu. Palpasi dapat
dilakukan di area arteri radialis, brachialis, dan carotis communis.
Penuntun Praktikum
Semester I 111
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2. Stetoskop
4. Bangku 50 cm
5. Metronom
6. Meja periksa
Penuntun Praktikum
Semester I 112
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 113
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
NAMA TB (cm) / JENIS TEKANAN Denyut nadi
PRAKTIKAN BB (kg) AKTIFITAS DARAH (x/menit)
(JK/USIA) sistol/diastol
(mmHg)
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
Penuntun Praktikum
Semester I 114
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Cameron, J, Skofronick J, Grant R. Fisika Tubuh Manusia. Edisi ke-2. Terjemahan dari:
Physics of The Body. Penerjemah: Pendit, B. Jakarta: EGC. 2003: hal. 176.
Dryden, James. 2010. Diffrence between Pulse and Heart Rate. Diambil dari
http://www.livestrong.com/article/88832-difference-between-pulse-heart.
Evelyn, 2000, Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Gramedia
Eser I, Khorsid L, Gunes UY, et al. 2007. The effect of different body position on blood
pressure. J Clin Nurs. 16(1): 137-40.
Gray, H, Dawkins, K, et al. Lecture Notes: Kardiologi. Edisi ke-4. Terjemahan dari: Lecture
Notes on Cardiology. Penerjemah: Agoes, A. Jakarta, Erlangga. 2003: hal. 8.
Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physioligy. 11th ed. Philadelphia: Saunder
Elsevier. 2006. pp: 1063
Ljungvall P, Thorvinger B, Thulin T. The influence of a heart level pillow on the result of
blood pressure measurement. J Hum Hypertens 1989; 3: 471–474
MacWilliam, J.A. 1933. Postural Effects on Heart-Rate and Blood-Pressure. Diambil dari
http://ep.physoc.org/content/23/1/1.abstract.
O'Brien E, O'Malley K. ABC of hypertension. The patient. BMJ 1987.
Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 115
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM VIII
KARBOHIDRAT (REAKSI BENEDICT & URINE STICK TEST)
dr. dr. Selly Oktaria M, Biomed
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan tentang nutrisi sebagai sumber energi sesuai dengan literatur.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mampu memahami jenis dan sifat-sifat gula dalam makanan.
2. Mampu memahami patofisiologi munculnya gula dalam urin.
3. Mampu memahami dan melaksanakan prosedur pembuktian adanya gula dalam urin.
C. PENDAHULUAN
Karbohidrat (KH) jenisnya sangat bervariasi, molekulnya ada yang sederhana dan
ada yang kompleks, sehingga KH dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Berdasarkan jumlah atom C :
a. Monosakarida.
Contoh : Triosa (3 atom C),tetrosa (4 C),pentosa (5 C),heksosa (6 C).
Ribosa (5 C), glukosa (6 C), fruktosa (6 C), galaktosa (6 C).
b. Disakarida. Terdiri dari ikatan 2 monosakarida.
Contoh : Sakarosa/sukrosa (ikatan glukosa & fruktosa), Maltosa (ikatan
2 glukosa), Laktosa (ikatan glukosa & galaktosa)
c. Oligosakarida. Terdiri dari 3-10 monosakarida.
d. Polisakarida. Tersusun dari banyak monosakarida.
Contoh : Amilum/pati, glikogen, inulin, selulosa.
glukosa ini dialirkan ke dalam darah sistemik dan didistribusikan ke seluruh jaringan dan
sel.
II. 3. Hormon-hormon yang berperan dalam pengaturan kadar gula darah. Diantara
sekian banyaknya hormon yang sudah diketahui manusia saat ini, insulin dan
epinefrin merupakan hormon yang paling penting dalam pengaturan kadar gula
Penuntun Praktikum
Semester I 117
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
D. MATERI PRAKTIKUM
Dalam keadaan normal,tidak akan dijumpai glukosa atau KH lainnya dalam urin.
Seperti diketahui,satu-satunya KH yang ada di dalam sirkulasi (kecuali dalam sirkulasi
porta) adalah glukosa. Kadar glukosa darah (KGD) puasa adalah ≤ 100 mg/dl,sementara
KGD 2 jam pp (post prandial) adalah ≤ 140 mg/dl. Glukosa akan muncul dalam urin
kalau kadar ambang ginjal terhadap glukosa dilewati,yaitu > 180 mg/dl. Kadar ambang
ini akan dilewati pada waktu sesudah makan ,yang akan berangsur turun setelah 2 jam
pp,atau pada penderita Diabetes mellitus (DM) dimana terjadi penurunan kadar hormon
insulin atau terjadi resistensi sel terhadap insulin sehingga KGD akan lebih tinggi dari
normal.
Pada penderita DM,KGD sewaktu ≥ 200 mg/dL pada 2 kali pemeriksaan saat
yang berbeda,atau KGD 2 jam pp ≥ 200 mg/ dL setelah pembebanan glukosa 75 gram
(TTGO), atau KGD puasa ≥ 126 mg/dL pada 2 kali pemeriksaan saat yang berbeda.
Penuntun Praktikum
Semester I 118
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Kalau kadar ambang dilewati,maka akan dijumpai glukosa ini dalam urin.
Glukosa ini dapat dideteksi baik secara kualitatif,semi kuantatif maupun kuantitatif.
Pemeriksaan kualitatif dapat dilakukn dengan Reaksi Molish,semikuantatif dengan
Reaksi Fehling ,Reaksi Benedict atau Strip Test.Pemeriksaan kuantitatif hanya dapat
dilakukan dengan spectrophotometer.
Reagensia Benedict untuk Reaksi Benedict terdiri dari campuran/larutan CuSO4
,Na-sitrat dan NaCO3. Glukosa mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+,yaitu Cu2O yang
mengendap dan berwarna merah. Jika kadarnya sedikit,c ampuran merah dengan
reagensia yang berwarna biru akan menjadi larutan hijau sampai kuning.
F. CARA KERJA
5 ml larutan Benedict ditambah 8 tetes larutan yang diperiksa, lalu dididihkan selama
1 - 2 menit.
Kemudian biarkan selama 5 menit.
G. HASIL
Reaksi negatip tidak terjadi perubahan, berarti tidak mengandung karbohidrat.
Reaksi positip terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau tanpa endapan atau
disertai endapan berwarna merah kekuningan tergantung dari jumlah karbohidrat yang
terdapat dalam urin tersebut.
Penuntun Praktikum
Semester I 119
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Hasil praktikum:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
H. KESIMPULAN
Dalam urin/larutan tidak terdapat/terdapat sangat sedikit/sedikit/banyak glukosa.
Kesimpulan praktikum:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Penuntun Praktikum
Semester I 120
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Bagian Biokimia FK-UI.Penuntun Praktikum Biokimia : 10(1980).
Bagian Biokimia FK_UISU: Penuntun Praktikum Biokimia.FK-UISU: 33 (2000)
Graff SL: A Handbook of Routine Urinalysis.JB Lippincott Company: 42(1983).
Semiarji G dkk (eds): Diabetes Mellitus: Dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi : Pusat
Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UI:180 (2001)
West ES, Todd WR.Textbook of Biochemistry: Macmillan Company, New York: 208-209
(1957).
Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 121
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM IX
PEWARNAAN DASAR (SIMPLE STAINING) & GRAM (BAKTERI DAN JAMUR)
PEWARNAAN DASAR (SIMPLE STAINING)
dr. Indra Janis, MKT
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengidentifikasi tentang struktur sel jamur, bakteri dan virus sesuai dengan
sistematika microbe.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Melalui praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan jenis gram bakteri.
2. Mengidentifikasi struktur dari bakteri.
3. Mengidentifikasi struktur dari jamur.
4. Melakukan pewarnaan dasar bakteri dan jamur.
C. PENDAHULUAN
Bakteri atau jamur adalah mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
kepada tubuh manusia. Bakteri dan jamur memiliki jenis yang berbeda-beda
berdasarkan struktur bentuk ataupun sifat dari bakteri dan jamur tersebut. Setiap jenis
bakteri atau jamur tersebut dapat menimbulkan penyakit yang berbeda-beda pada
tubuh manusia. Untuk mengidentifikasi bakteri atau jamur penyebab penyakit tersebut
diperlukan teknik pengenalan terhadap struktur dari bakteri atau jamur tersebut.
Salah satu teknik untuk mengenali struktur bakteri atau jamur adalah dengan
menggunakan pewarnaan sederhana. Praktikum ini akan mempelajari teknik
pewarnaan dan mengidentifikasi struktur dari masing-masing bakteri atau jamur
secara umum.
D. MATERI PRAKTIKUM
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui
morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa,
antara lain kristal violet, metylen blue, karbol, fuchsin, dan safranin.
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak
digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk
Penuntun Praktikum
Semester I 122
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan zat warna,
karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat warna yang
digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalis.
Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel sel
bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen
biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi
menjadi dua jenis pewarnaan.Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil,
spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana,
yaitu mewarnai sel - sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana
karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna
yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif). Pengecatan sederhana ini adalah untuk melihat
bentuk sel.
Berbeda dengan bakteri, diagnosa suatu jamur sebagian besar telah dapat
ditetapkan berdasarkan sifat-sifat morfologik koloni dan struktur bagian-bagiannya.
Oleh karena itu, pada praktikum ini akan dipelajari teknik-teknik diagnosa untuk
mengenal morfologi tersebut.
Secara kasar koloni jamur dapat dipelajari dengan mengamati
pertumbuhannya pada lempng agar Sabouraut secara biakan biasa atau bikan raksasa
(giant culture) dengan mempergunakan mata telanjang.
Pengamatan lebih mendetail dapat dilakukan dengan mempergunakan loupe
atau mikroskop perbesaran kecil.
Yang harus diperhatikan antara lain :
1. Bentuk koloni (Filamentous), Yeast form, Yeastlole fprm, Domorphic)
Penuntun Praktikum
Semester I 123
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2. Ukuran koloni
3. Konsistensinya
4. Pembentukan figment
5. Dan yang lain-lain
Pengamatan selanjutnya dapat dilakukan dengan meneteskan alkohol ditempat
yang kita kehendaki. Dengan hati-hati ditutup dengan sebuah gelas penutup (deck
glass), baru dilihat dengan mikroskop, dengan cara ini spora seperti (conidia,
sporangiospora, dll) akan tetap berada ditempatnya.
Dengan slide culture (moist chamber) pengamatan mikroskop lebih mudah
dengan cara yang bermacam-macam. Salah satu cara yang paling mudah dan
sederhana seperti yang disebut di bawah ini:
1. Sebuah piring yang mengandung kertas saring disterilkan, dimana kertas
saring harus menutupi dasar piring petri tersebut seluruhnya.
2. Celupkan sebuah glass object yang bersih ke dalam alkohol, lalu dibakar sehingga
seluruh alkohol menguap, lalu letakkan gelas di atas kertas saring secara septis,
dan dinginkan.
3. Dengan mempergunakan pipet steril, pindahkan secara aseptis Agar Sabouraud
meleleh ke permukaan gelas objek dan biarkan sampai memadat.
4. Buang satu segmen agar itu dengan sengkelit (OSE) yang steril sehingga
diperoleh satu pinggir yang rata.
5. Tanamkan pada permukaan yang rata tadi jamur yang akan diperiksa dengan
memakai sengkelit.
6. Tutup dengan satu gelas penutup (deck glass) yang steril.
7. Lalu rekatkan dengan parafin atau paselin di tiga sisi gelas penutup, dimana sisi
yang menghadap pada sisi yang rata tadi dibiarkan terbuka.
8. Teteskan 1-2 cc aquadest steril di kertas saring agar suasananya tetap lembab
selama dilakukan pengeraman, bahan ini dieramkan di dalam inkubator selama
beberapa hari dengan temperatur 25o C. setiap hari harus diteteskan aquadest agar
suasana senantiasa menjadi lembab, dimana aquadest ini diteteskan pada kertas saring
yang ada.
Penuntun Praktikum
Semester I 124
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 125
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
3 Dalam melakukan penutupan dengan deck glass dijaga agar jangan terlalu
banyak gelembung udara, bila hendak memeriksanya sebaiknya sediaan
dipanaskan si atas nyala api.
4 Bahan yang akan diperiksa sebaiknya dari mulai dasarnya agar dapat diamati
struktur vegetatifnya.
Penuntun Praktikum
Semester I 127
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
Gambarkan hasil pewarnaan di bawah mikroskop:
- Pewarnaan Sederhana
- Pemeriksaan Jamur
Penuntun Praktikum
Semester I 128
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 129
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM X
PENGENALAN STRUKTUR & JENIS CACING
dr. Ana Yusria,MKT
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengidentifikasi tentang struktur protozoa, helmintes dan arthropoda sesuai
dengan taksonomi dan filogenetik.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Melalui praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu untuk:
1. Mengidentifikasi jenis-jenis cacing.
2. Mengidentifikasi struktur tubuh cacing.
C. PENDAHULUAN
Salah satu jenis parasit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia
adalah dari golongan cacing (helminthes). Cacing yang menimbulkan infestasi parasit
pada tubuh manusia dapat dibeda-bedakan berdasarkan lokasi hidup dalam tubuh
manusia dan bentuk dari cacing tersebut.
Praktikum kali ini akan mempelajari jenis-jenis cacing berdasarkan bentuk dan
struktur dari tubuh cacing-cacing tersebut.
D. MATERI PRAKTIKUM
Di sekitar lingkungan manusia banyak Biotic Agent yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan. Parasit yang sering menimbulkan masalah kesehatan manusia
antara lain dipelajari dalam ilmu Helmintologi yaitu ilmu yang mempelajari parasit
berupa cacing.
Penuntun Praktikum
Semester I 130
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Dari golongan Nematoda ada beberapa spesies yang penting antara lain:
- Ascaris Lumbricoides (cacing gelang)
- Ancylostoma Duodenale (cacing tambang)
- Necator Americanus (cacing tambang)
- Strongylus Sterocoralis
- Trichinella Spiralis
- Enterobius Vermicularis (cacing kremi)
- Trichuris Trichiura (cacing cambuk)
Penuntun Praktikum
Semester I 131
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 132
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 133
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Morfologi
➢ Ancylostoma Duodenale menyerupai huruf C.
➢ Necator Americanus menyerupai huruf S.
Telur:
Bentuk : ………………………………………..
Besar : ………………………………………..
Dinding : tipis
Isi : ………………………………………..
Penuntun Praktikum
Semester I 134
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Larva Rhabditiform
Larva Filariform
Penuntun Praktikum
Semester I 135
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 136
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Telur:
➢ Bentuk spesifik, seperti tong/tempayan dengan 2 buah knob yang jernih.
➢ Kulit berwarna coklat, dengan kedua ujung berwarna bening.
Penuntun Praktikum
Semester I 137
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 138
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Telur:
Bentuk : ……………………………. asimetris
Besar : ………………………………………
Dinding : tipis, 2 lapis
Isi : ………………………………………..
Penuntun Praktikum
Semester I 139
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Filaria
Merupakan cacing nematode yang hidup pada jaringan (di luar usus). Cacing dewasa
hidup pada kelenjar dan saluran lymph, sedangkan bentuk mikrofilaria hidup pada
aliran darah.
Cacing Dewasa
Bentuk :
Panjang :
Beda Jantan dan Betina :
Mikrofilaria
• Brugia Malayi
Bentuk :
Sarung (Sheath) :
Cephalic Space :
Inti :
• Wuchereria Bancrofti
Bentuk :
Sarung (Sheath) :
Cephalic Space :
Inti :
Trematoda
• Fasciolopsis Buskii
Perhatikan cacing dewasa.
1. Bentuk :
2. Batil hisap :
3. Testis :
4. Ovarium :
Perhatikan telur.
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :
Penuntun Praktikum
Semester I 140
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
• Fasciolopsis Hepatica
Perhatikan cacing dewasa
1. Bentuk :
2. Batil hisap :
3. Testis :
4. Ovarium :
Perhatikan telur
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :
• Clonorchis Sinensis
Perhatikan cacing dewasa
1. Bentuk :
2. Batil hisap :
3. Testis :
4. Ovarium :
Perhatikan telur
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :
Trematoda
• Taenia Saginata
Perhatikan cacing dewasa.
1. Bentuk :
2. Scolex :
3. Proglotid Gravid :
Perhatikan telur
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :
Penuntun Praktikum
Semester I 141
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
• Taenia Solium
Perhatikan cacing dewasa.
1. Bentuk :
2. Scolex :
3. Proglotid Gravid :
Perhatikan telur
1. Bentuk :
2. Ukuran :
3. Isi :
G. HASIL PRAKTIKUM
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Penuntun Praktikum
Semester I 142
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 143
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM XI
PATALOGI UMUM (GAMBARAN HISTOPATOLOGI HIPERPLASIA,
HIPERTROPI, METAPLASIA, INFLAMASI dan NEOPLASMA)
dr. Tezar Samekto Darungan, M.Med.Ed
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep patologi umum
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami dan menjelaskan bentuk kelainan yang tampak pada sediaan
makroskopis maupun mikroskopis dari organ maupun jaringan yang mengalami
hiperplasia, hipertrofi, atrofi, displasia,metaplasia, inflamasi dan neoplasia.
2. Memahami dan menjelaskan mekanisme perubahan struktur organ atau jaringan
yang mengalami hiperplasia, hipertrofi, atrofi, dispasia, metaplasia, inflamasi dan
neoplasia.
3. Mengidentifikasi kelainan yang tampak pada organ/jaringan yang mengalami
hiperplasia, hipertofi, atrofi, displasia, metaplasia, inflamasi, dan neoplasia pada
sediaan makroskopis/mikroskopis.
C. PENDAHULUAN
Praktikum ini dilakukan untuk memperkaya atau melengkapi penguasaan
mahasiswa terhadap materi Patologi Umum yang telah didapatkan pada kegiatan
perkuliahan di kelas besar maupun di tutorial. Materi ini menjadi sangat penting
karena materi ini adalah materi dasar yang berkaitan dengan materi-materi Patologi
khusus yang cakupannya menjadi lebih spesifik (kelainan pada sistem organ tertentu).
Untuk mempermudah pemahaman pada saat praktikum, mahasiswa
diharapkan sudah membaca sebelumnya topik mengenai patologi umum dan
penguasaan materi ini akan menjadi prasyarat yang menentukan keiikutsertaan
mahasiswa dalam praktikum.
Penuntun Praktikum
Semester I 144
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
D. MATERI PRAKTIKUM
D.1 Hiperplasia, Hipertropi, Atrofi, Metaplasia, dan Displasia
Sebuah sel dalam sebuah jaringan mampu untuk beradaptasi sebagai respons
perubahan dalam lingkungan hidupnya. Perubahan tersebut dapat bersifat reversibel
maupun ireversibel. Perubahan tersebut dapat dalam bentuk ukuran, jumlah, fenotip
dan perubahan fungsi sel tersebut.
Hipertropi
Hipertropi adalah penambahan ukuran sel, sehingga sel menjadi lebih besar.
Pada hipertropi tidak ada penambahan sel baru. Hipertropi dapat bersifat fisiologis
maupun patologis dan muncul sebagai respons dari peningkatan fungsi atau
rangsangan dari hormon dan faktor pertumbuhan.
(a) (b)
Gambar 1: Sebuah Contoh Hipertropi Fisiologis.
Gambar (a) adalah tampilan mikroskopis uterus dalam keadaan tidak hamil.
Gambar (b) adalah tampilan mikroskopis uterus dalam keadaan hamil.
Perhatikan sel-sel otot polos rahim yang tampak membesar dan semakin
membulat pada keadaan hamil dibandingkan dalam keadaan tidak hamil
Hiperplasia
Hiperplasia adalah peningkatan jumlah sel dalam sebuah jaringan atau organ
sehingga terjadi peningkatan massa jaringan atau organ. Hipertropi dan hiperplasia
Penuntun Praktikum
Semester I 145
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
adalah dua proses yang berbeda, namun dapat berlangsung secara bersamaan.
Hiperplasia dapat bersifat fisiologis dan patologis
Atrofi
Atrofi adalah berkurangnya massa suatu organ atau jaringan sebagai akibat
dari penurunan jumlah dan ukuran sel. Atrofi dapat terjadi oleh berbagai sebab dan
dapat bersifat fisiologis maupun patologis.
(a) (b)
Gambar 3 : Perbandingan Hiperplasia dan Atrofi Pada Rahim Seorang Wanita.
Gambar (a) menunjukkan proliferasi kelenjar dan penebalan endometrium
pada rahim seorang wanita usia reproduktif (panah hitam).
Gambar (b) menunjukkan jumlah kelenjar yang sedikit (atrofi) pada rahim
seorang wanita berusia 75 tahun (panah merah)
Penuntun Praktikum
Semester I 146
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Metaplasia
Metaplasia adalah sebuah perubahan reversibel dari satu tipe sel terdiferensiasi
(epitel atau mesenkimal) menjadi tipe sel lainnya. Metaplasia epitel yang paling
sering adalah perubahan epitel kolumnar menjadi skuamosa pada epitel saluran
pernapasan sebagai respons iritasi kronis. Perubahan epitel ini juga diikuti oleh
perubahan fungsi.
Perubahan epitel dari skuamosa menjadi epitel kolumnar dapat terjadi pada Barret
Esophagus.
Metaplasia dapat memicu perubahan malignansi bila metaplasia persisten.
Dysplasia
Dysplasia adalah perubahan kesegaraman (unifomitas) sel dalam lapisan
epitel. Perubahan ini dapat meliputi variasi ukuran dan bentuk sel, nukleus yang
membesar, ireguler dan hiperkromatin, dan susunan sel dalam lapisan epitel.
D.2 Inflamasi
Inflamasi atau peradangan merupakan sebuah proses penting dalam fungsi
protektif tubuh makhluk hidup guna menyingkirkan penyebab jejas (seperti mikroba,
toksin) maupun efek yang ditimbulkan oleh penyebab jejas (nekrosis). Proses ini
Penuntun Praktikum
Semester I 148
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
merupakan sebuah proses kompleks yang melibatkan pembuluh darah dan sel-sel
darah putih.
Inflamasi dapat terjadi secara akut maupun kronis.
Inflamasi Akut
Pada organ atau jaringan yang mengalami inflamasi akut, secara makroskopis
organ akan tampak membesar, kemerahan dan hangat pada perabaan (tanda-tanda
kardinal radang akut). Bila diperiksa di bawah mikroskopis, maka sebuah proses
peradangan akut akan memberikan gambaran dilatasi pembuluh darah sehingga
tampak penumpukan sel darah merah dalam pembuluh darah, dijumpainya sebukan
sel-sel radang akut (biasanya sel-sel polimorfonuklear, dominan Neutrofil) di ruang
ektravaskular.
Peradangan akut juga memiliki bentuk lain seperti Serous Inflammation, Fibrinous
Inflammation, Suppurative Inflammation dan ulkus.
(a) (b)
Gambar 8 : Tampilan Makroskopis Sebuah Laryng Yang Edema Akibat Proses
Inflamasi (Gambar a). Tampilan Makroskopis Lambung Yang Hiperemis
Akibat Proses Inflamasi (Gambar b)
Penuntun Praktikum
Semester I 150
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
D.3 Neoplasia
Secara harfiah, neoplasia dapat diartikan sebagai pertumbuhan baru. Sir
Rupert Willis mengajukan sebuah definisi bahwa Neoplasia adalah sebuah sebuah
massa abnormal yang tumbuh secara berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan
jaringan normal serta akan tetap tumbuh walaupun pencetus pertumbuhan tersebut
dihilangkan.
Neoplasia dapat memiliki sifat biologis yaitu bersifat jinak (benigna) dan bersifat
ganas (maligna).
Neoplasma Benigna
Pada tampilan makroskopis, sebuah neoplasma benigna biasanya berbatas
tegas, tumbuh lambat dan tidak invasif.
Penuntun Praktikum
Semester I 151
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 152
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Neoplasma Maligna
Secara makroskopis sebuah neoplasma maligna biasanya tidak berbatas tegas,
tampilan warna biasa bervariasi, menginvasi jaringan sekitar, dan konsistensi yang
kadang keras, dapat juga seperti berpasir.
Penuntun Praktikum
Semester I 153
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 154
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 155
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
5. Instruktur praktikum akan kembali meresponsi atau kuis untuk menilai tingkat
penguasaan materi dari praktikum yang baru saja dijalani. Hasil responsi atau kuis
beserta dengan nilai gambar dan keterangan akan menentukan keiikutsertaan
mahasiswa dalam ujian praktikum. Mahasiswa yang tidak lulus responsi atau kuis
tidak dapat mengikuti ujian praktikum dan WAJIB mengikuti praktikum susulan.
Penuntun Praktikum
Semester I 156
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
Penuntun Praktikum
Semester I 157
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
NILAI RESPONSI =
NILAI GAMBAR =
NILAI AKHIR KEGIATAN PRAKTIKUM =
Tanggal Praktikum,
Tanda Tangan Instruktur
------------------------------
Penuntun Praktikum
Semester I 158
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
TUGAS
1. Jelaskan peran pembuluh darah dan peran leukosit dalam proses peradangan akut
serta hubungan dengan tanda-tanda kardinal radang akut !
2. Berikut adalah tampilan mikroskopis esofagus yang mengalami metaplasia skuamosa.
Tunjukkan dengan tanda panah bagian mana yang mengalami metaplasia dan berikan
alasan anda mengapa bagian tersebut yang anda tunjuk !
Penuntun Praktikum
Semester I 159
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
8. Berikut adalah tampilan mikroskopis colon yang mengalami inflamasi kronis dan
dysplasia kelenjar colon
a. Tunjukkan bagian mana dari gambar yang merupakan tampilan inflamasi kronis
b. Tunjukkan bagian mana dari gambar yang merupakan dysplasia
c. Berikan alasan yang mendukung
Penuntun Praktikum
Semester I 160
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
10. Apakah tampilan mikroskopis di bawah ini adalah sebuah anaplasia? Jelaskan alasan
anda dan tunjukkan dengan tanda panah alasan yang memperkuat alasan anda!
Penuntun Praktikum
Semester I 161
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
11. Mitosis yang banyak sering tampak pada jaringan yang mengalami neoplasia ganas,
walaupun ada mitosis sendiri tidak dapat memastikan jaringan tersebut sebuah
neoplasia maligna atau tidak. Pada tampilan mikroskopis berikut, coba tunjukkan
dengan tanda panah gambaran mitosis abnormal.
12. Berikut adalah tampilan makroskopis neoplasma pada testis. Berdasarkan tampilan
makroskopisnya, tentukan tipe neoplasma dari kedua gambar tersebut, mana yang
neoplasma benigna dan mana yang neoplasma maligna. Kemukanan alasan anda!
Penuntun Praktikum
Semester I 162
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Eccles Health Sciences Library University of Utah. General Pathology. Dalam The Internet
Pathology Laboratory for Medical Education. [Internet]. Available from :
https://library.med.utah.edu/WebPath/GENERAL.html [diakses 10 Juli 2018]
Kumar, Abbas, Fausto, & Aster. (2010) Cellular Response to Stress and Toxic Insult:
Adaptation, Injury and Death. Dalam: Robbins and Cotran Pathology Basis of Disease.
8th ed. USA: Saunders Elsevier
Kumar, Abbas, Fausto, & Aster. (2010) Acute and Chronic Inflammation. Dalam: Robbins
and Cotran Pathology Basis of Disease. 8th ed. USA: Saunders Elsevier
Kumar, Abbas, Fausto, & Aster. (2010) Neoplasia. Dalam: Robbins and Cotran Pathology
Basis of Disease. 8th ed. USA: Saunders Elsevier
Kumar, Abbas, Fausto, & Mitchell. ed. (2008) Cell Injury, Cell Death and Cell Adaptations.
Dalam: Robbins Basic Pathology. 8th ed. USA: Saunders Elsevier, pp 3-6
Kumar, Abbas, Fausto, & Mitchell. ed. (2008) Acute and Chronic Inflammation. Dalam:
Robbins Basic Pathology. 8th ed. USA: Saunders Elsevier, pp 33-44, 53-57
Stricker, Thomas P., & Kumar, V. (2008) Neoplasia. Dalam: Kumar, Abbas, Fausto, &
Mitchell. ed. Robbins Basic Pathology. 8th ed. USA: Saunders Elsevier, pp 176-81
Penuntun Praktikum
Semester I 163
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM XII
FARMAKOKINETIK OBAT
dr. Irmayanti Rangkuti, M.Si, M.Biomed
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan pengertian farmakokinetik dan tahapan-tahapannya sesuai dengan
parameter farmakologi.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum farmakokinetika diharapkan dapat :
1. Menjelaskan absorbsi obat.
2. Menjelaskan distribusi obat.
3. Menjelaskan biotransformasi obat.
4. Menjelaskan ekskresi obat.
C. PENDAHULUAN
Praktikum kali ini bertujuan menjelaskan dan menunjukkan proses-proses
yang dialami obat di dalam tubuh (farmakokinetika). Sebagai model pengganti obat
digunakan buah naga merah. Subyek praktikum melibatkan dua orang mahasiswa
sukarelawan tiap kelompok ( satu orang mengkonsumsi buah naga dan satu orang
tidak mengkonsumsi buah naga). Adapun sampel praktikum menggunakan urin
sukarelawan dengan cara mengamati urin secara kualitatif.
Melalui praktikum ini nantinya mahasiswa dapat memahami bahwa buah naga
merah yang masuk ke dalam tubuh mengalami proses dan akhirnya diekskresi melalui
urin dengan organnya ginjal (sebagai salah satu organ ekskresi obat utama).
D. MATERI PRAKTIKUM
Farmakokinetika berasal dari perkataan pharmacon (=obat) dan kinetics
(=sesuatuyang berubah dengan pertambahan waktu). Jadi, farmakokinetika adalah
ilmu yang mempelajari perubahan- perubahan jumlah obat di dalam tubuh dengan
bertambahnya waktu. Farmakokinetika juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi obat yang dihitung
secara kuantitatif berdasarkan konsep matematika serta diaplikasikan untuk
menghitung besarnya dosis dan interval pemberian obat. Farmakokinetika juga
Penuntun Praktikum
Semester I 164
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari apa yang dilakukan oleh tubuh terhadap
obat (Setiawati A dkk, 2016).
Berbeda dengan farmakokinetika , farmakodinamika adalah ilmu yang
mempelajari apa yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh atau ilmu yang
mempelajari mekanisme kerja obat. Farmakodinamika menghubungkan konsentrasi
obat di dalam plasma dengan respons terapi, sedangkan farmakokinetika
menghubungkan antara dosis obat dengan konsentrasi obat di dalam plasma. Dengan
demikian mudah dipahami bahwa farmakokinetika mempunyai hubungan yang erat
dengan farmakodinamika.
1. Absorpsi
Absorpsi secara klasik didefisinikan sebagai suatu fenomena yang
memungkinkan suatu zat aktif melalui jalur pemberian obat melalui sistem peredaran
darah, dan penyerapan obat terjadi secara langsung dengan mekanisme perlintasan
membrane. Fenomena ini bukan satu-satunya faktor penentu masuknya zat aktif
kedalam tubu, pentingnya juga memperhatikan bentuk sediaan, perlunya zat aktif
yang berada dalam bentuk yang sesuai agar dapat menembus membrane dan
pentingnya kelarutan atau keterlarutan zat aktif padat. Jadi kelarutan merupakan
faktor yang dapat mengubah pH ditempat penyerapan serta konsentrasi zat aktif juga
merupakan faktor penentu laju penyerapan (Leon Sharger dan Andrew B, 2005).
Penuntun Praktikum
Semester I 165
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2. Distribusi
Distribusi obat adalah proses-proses yang berhubungan dengan transfer
senyawa obat dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam tubuh. Setelah melalui proses
absorpsi, senyawa obat akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah.
Molekul obat dibawa oleh darah ke satu target (reseptor) untuk aksi/obat dank e
jaringan lain (non-reseptor), di mana dapat terjadi efek samping yang merugikan.
Cairan tubuh total berkisar antara 50-70% dari berat badan. Cairan tubuh dapat dibagi
menjadi:
1. Cairan ekstrasekuler, yang terdiri atas plasma darah (45% dari berat badan), cairan
interstisial (16%) dan limfe (1-2%).
2. Cairan intrasekuler (30-40% dari berat badan) yang merupakan jumlah cairan
dalam seluruh sel-sel tubuh.
3. Cairan transeluler (2,5%) yang meliputi cairan serebrospinalis, intraokuler,
peritoneal, pleura, synovial dan sekresi alat cerna.
Pada umumnya molekul obat berdifusi secara cepat melalui jaringan kapiler
halus ke ruang jaringan yang terisi cairan interstisial. Cairan interstisial plus cairan
plasma disebut cairan ekstrasekuler (berada di luar sel). Selanjutnya dari cairan
interstinal, molekul obat berdifusi melintasi membran sel ke dalam sitoplasma
(Shargel et al., 2012).
Membran sel tersusun ats protein dan dua lapis fosfolipid, yang bertindak
sebagai sawar lemak untuk ambilan obat. Obat yang mudah larut dalam lemak akan
melintasi membran sel dan terdistribusi ke dalam sel, sedangkan obat yang tidak larut
dalam lemak akan sulit menembus membran sel sehingga distribusinya terbatas,
terutama di cairan ekstra sel. Obat yang tidak larut dalam lemak terebut bersifat polar
sehingga akan terikat pada protein plasma (albumin) dan membentuk kompleks obat-
protein yang terlalu besar untuk berdifusi melintasi membrans sel (Katzung, 2011).
3. Distribusi
Biotransformasi atau metabolism obat ialah proses perubahan struktur kimia
obat yang terjadi di dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim (Hinz, 2005).
Metabolisme obat mempunyai dua efek penting, yaitu:
a. Obat menjadi lebih hidrolifik. Hal ini dapat mempercepat ekskresinya melalui
ginjal karena metabolit yang kurang larut lemak tidak mudak direabsorpsi
dalam tubulus ginjal.
Penuntun Praktikum
Semester I 166
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
b. Metabolit umumnya kurang aktif daripada aobat asalnya. Akan tetapi, tidak
selalu seperti itu, kadang-kadang metabolit sama aktifnya (atau lebih aktif)
daripada obat asli (Mutschler, 1986).
Enzim yang berperan dalam biotransformasi obat dapat dibedakan berdasarkan
letaknya di dalam sel, yaitu enzim mikrosom yang terdapat dalam reticulum
endoplasma halus (yang oada isolasi in vitro membentuk kromosom) dan enzim non
mikrosom. Kedua enzim metabolism ini terutama terdapat dalam sel hati, tetapi juga
terdapat dalam sel jaringan lain, misalnya: ginal, pari-paru, epitel saluran cerna dan
plasma. Di lumen saluran cerna juga terdapat enzim non mikrosom yang dihasilkan
oleh flora usus. Enzim mikrosom mengkatalisis reaksi glukoronida, sebagian besar
reaksi oksidasi obat, serta reksi reduksi dan hidrolisis. Sedangkan enzim non
mikrosom mengkatalisis reaksi konjugasi lainnya, beberapa reaksi oksidasi, reaksi
reduksi dan hidrolisis.
Metabolisme obat disebut juga biotransformasi meskipun antara keduanya
juga sering dibedakan. Sebagian ahli mengatakan bahwa istilah metabolisme hanya
ditujukan untuk perubahan-perubahan biokimiawi atau kimiawi yang dilakukan oleh
tubuh terhadap senyawa endogen sedang biotransformasi peristiwa yang sama bagi
senyawa eksogen (xenobiotika). Rekasi metabolisme obat tersebut sebagian besar
terjadi pada organ hati khususnya pada sub-seluler retikulm endoplasma.
Organ-organ yang bertanggung jawab dalam metabolisme obat adalah hati,
paru, ginjal, mukosa dan darah merah. Tabel di bawah ini menjelaskan sel yang
mengandung enzim metabolisme obat pada berbagai organ:
Organ Sel
Hati Sel Parenkim (hepatosit)
Ginal Sel tubulus proksimal (segmen
S3)
Paru Sel Clara. Sel Jenis II
Usus Sel Batas Mukosa
Kulit Sel Epitel
Testis Tubulus seminrferus, set sertoli
Penuntun Praktikum
Semester I 167
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Sistem ekskresi
merupakan salah satu hal yang penting dalam homeostatis tubuh karena selain
berperan dalam pembuangan limbah hasil metabolisme sistem ekskresi juga dapat
merespon terhadap ketidakseimbangan cairan tubuh (Shargel, 2012).
Fungsi dari sistem ekskresi yaitu:
a. Membuang limbah yang tidak bergunadari dalam tubuh.
b. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
c. Mermpertahankan temperature tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).
Homeostatis (Chambell dkk, 2004)
Pada sistem ekskresi manusia melibatkan beberapa alat ekskresi yang terdiri
dari ginjal, kulit, hati, dan paru-paru. Setiap alat ekskresi berfungsi untuk
mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda-beda, kecuali air yang dapat
dikeluarkan melalui semua alat ekskresi (Valerie dkk, 2007).
Alat Ekskresi Zat yang Diekskresikan
Ginjal Urin
Kulit Keringat
Paru-Paru CO2 dan H2O
Hati Pigmen (Bilirubin dan Urobilin)
Masing-masing alat ekskresi memiliki sistem atau cara kerja yang berbeda,
sistem/cara kerja dari alat-alat ekskresi adalah sebagai berikut:
1. Ginjal
Pada ginjal terdapat beberapa tahapan untuk melakukan ekskresi, yaitu
terdapat proses penyaringan, reabsorpsi dan pengumpulan hingga terbentuklah
urin yang siap untuk dikeluarkan.
i. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal
melalui pembuluh arteri ginjal (arterirenalis). Cairan tubuh keluar dari
pembuluh arteri dan masuk kedalam badan Malpighi. Membran glomerulus
dan kapsul Bowman bersifat permeable terhadap air dan zat terlarut berukuran
kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Proses pembentukan
urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-
sel kapiler glomerulus yang berpori (pedosit), tekanan dan permeabilitas yang
Penuntun Praktikum
Semester I 169
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan
sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat
menyebabkan keasaman pada kulit (Shargel, 2012).
3. Paru-Paru
Zat sisa metabolisme yang dikeluarkan dari paru-paru berupa CO2 dan H2O
yang dihasilkan dari proses pernafasan. Pengangkutan CO2 sebagai hasil zat sisa
metabolisme, diangkut oleh darah dapat melalui tiga cara:
a. CO2 larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrasi (7% dari seluruh CO2).
b. Karbondioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino
hemoglobim (23% dari seluruh CO2)
c. Karbondioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HC03) melalui proses
berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).
4. Hati
Sebagai alat eksresi harti (hepar) mengeluarkan empedu ± ½ Liter setiap hari.
Empedu cairan kehijauan, rasanya pahit, pH netral, dan mengandung kolesterol,
garam-garam mineral, garam empedu dan zat warna empedu yang disebut
bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses
pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal
dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hari. Zat warna empedu
diubah oleh bakteri usus menjadu urobilin yang berwarna kuning coklat yang
memberikan warna feses dan urin. Sisa-sia pencernaan protein yang berupa urea
dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya
masuk kedalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan
urin.
Penuntun Praktikum
Semester I 171
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 172
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
F. CARA KERJA
1. Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa diberikan kuis selama 15 menit.
2. Instruktur memberikan materi praktikum 15-30 menit.
3. Mahasiswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.
4. Masing-masing kelompok menentukan dua orang sukarelawan. Mahasiswa
wanita yang sedang menstruasi tidak diizinkan sebagai sukarelawan karena akan
menimbulkan false positive hasil praktikum.
5. Tiap kelompok dibagikan pot urin sebanyak 6 buah (3 pot tiap sukarelawan) dan
buah naga potong 500 gram.
6. Sukarelawan pertama mengkonsumsi buah naga merah 500 gram dan
sukarelawan kedua tidak mengkonsumsi buah naga merah.
7. Setelah mengkonsumsi buah naga merah, sukarelawan segera minum air putih
sebanyak 500 -1000 ml.
8. Sukarelawan pertama dan kedua menampung urin tiga kali. Pot pertama untuk
menampung urin sebelum mengkonsumsi buah naga merah. Pot kedua untuk
menampung urin setelah setengah jam sukarelawan mengkonsumsi buah. Pot
ketiga untuk menampung urin setelah satu jam sukarelawan mengkonsumsi buah.
9. Mahasiswa mengamati urin secara kwalitatif berupa warna urin (perbedaan dan
perubahan warna tiap pot urin).
G. HASIL
Hasil praktikum dicatat dalam lembaran hasil praktikum yang telah disediakan
dan dikumpulkan ke instruktur dan ditandatangani. Hasil praktikum ditulis dalam
jurnal dan diemailkan ke instruktur praktikum.
Penuntun Praktikum
Semester I 173
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
JUDUL PRAKTIKUM
Nama praktikan :
NIM :
Hari/Tgl :
2. Pot II
Penuntun Praktikum
Semester I 174
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
3.
Pot III 3
.
3
Tanggal Praktikum
Tandatangan instruktur
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 175
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
H. LAPORAN KERJA/KESIMPULAN
Laporan praktikum berisi hasil praktikum kemudian dilakukan pembahasan
berdasarkan teori ilmiah. Setelahnya mahasiswa membuat kesimpulan praktikum.
Penuntun Praktikum
Semester I 176
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Esquivel P., Stintzing F.C. and Carle, R. 2007. Phenolic compound profiles and their
corresponding antioxidant capacity of purple pitaya (Hylocereussp.) genotypes.
Journal of biosciences 62(9-10):636–44.
Penuntun Praktikum
Semester I 177
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM XIII
PENGENALAN RESEP
dr. Dewi Pangestuti, M.Biomed
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan tata cara penulisan resep yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang
berlaku
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan Praktikum ini diharapkan dapat:
1. Memahami tata cara penulisan resep yang baik dan benar
2. Melakukan penulisan resep obat yang rasional
3. Memahami dan menerangkan kepada pasien tentang aturan pakai obat yang diberikan
melalui peresepan
C. PENDAHULUAN
Penulisan resep dilakukan setelah dokter melakukan serangkaian pemeriksaan
yang dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan
menegakkan diagnosa. Diagnosa yang tepat serta penentuan tujuan terapi yang sesuai
maka peresepan rasional dapat di berikan. Peresepan rasional didapat melalui tahapan
proses yang diawali dengan menetapkan masalah pasien, menentukan tujuan
terapi,meneliti kecocokan terapi pribadi (personal theraphy) dimana pada P-terapi harus
dipertimbangkan faktor kemanjuran (efficacy), keamanan (safety),kecocokan (suitability)
dan biaya (cost). Setelah mendapatkan keputusan dan kesimpulan obat yang cocok untuk
di berikan pada pasien, maka dimulailah pengobatan yang diawali dengan penulisan
resep yang sesuai kaidah yang benar. Dimana penulisan resep merupakan perintah
kepada apoteker untuk meracik dan menyediakan obat yang dibutuhkan. Pasien berhak
mendapatkan informasi tentang obat tersebut, baik mengenai dosis cara penggunaan,
aturan pakai, efek samping dan lain-lain.
D. MATERI PRAKTIKUM
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan
yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta
menyerahkan obat kepada pasien.
Penuntun Praktikum
Semester I 178
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Resep dituliskan dalam kertas resep dengan ukuran yang ideal yaitu lebar 10-12 cm
dan panjang 15-18 cm. Resep harus ditulis dengan lengkap sesuai dengan PerMenKes
no. 26/MenKes/Per/I/81 Bab III tentang Resep dan KepMenKes No.
28/MenKes/SK/U/98 Bab II tentang RESEP, agar dapat dibuatkan/ diambilkan obatnya
di apotik.
Jenis Jenis Resep:
1. Resep standar (R/. Officinalis), yaitu resep yang komposisinya telah dibakukan dan
dituangkan ke dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Penulisan resep
sesuai dengan buku standar.
2. Resep Magistrales (R/. Polifarmasi), yaitu resep yang sudah dimodifikasi atau
diformat oleh dokter, bisa berupa campuran atau tunggal yang diencerkan dalam
pelayanannya harus diracik terlebih dahulu.
3. Resep Medicinal. Yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek dagang
maupun generik, dalam pelayanannya tidak mangalami peracikan. Buku referensi :
Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO), Indonesia Index Medical
Specialities (IIMS),Daftar Obat di Indonesia (DOI), dan lain-lain.
4. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama generik dalam bentuk
sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau tidak mengalami
peracikan.
Adapun yang berhak menulis resep adalah:
a. Dokter
b. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut
c. Dokter hewan, terbatas pengobatan untuk hewan
Resep yang lengkap terdiri dari:
I. Inscriptio
Inscriptio terdiri dari: nama dokter, SIP dokter, alamat dokter,nama kota dan tanggal
penulisan resep
II. Invocatio : Permintaan tertulis dokter dalam tulisan latin “R/ = resipe” yang artinya
ambillah atau berikanlah.
Penuntun Praktikum
Semester I 179
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Dr. T. Sipahutar
SIP : 108/menkes/2015
Jl. STM No. 15
Telp : (061)6126366
Medan
Medan,............2018
Penuntun Praktikum
Semester I 180
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 181
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
4. Menulis jumlah wadah atau numero (No.) selalu genap, walaupun kita butuh satu
setengah botol, harus digenapkan menjadi Fls. II saja.
5. Setelah signatura harus diparaf atau ditandatangani oleh dokter bersangkutan,
menunjukkan keabsahan atau legalitas dari resep tersebut terjamin.
6. Jumlah obat yang dibutuhkan ditulis dalam angka romawi.
7. Nama pasien dan umur harus jelas.
8. Khusus untuk peresepan obat narkotika, harus ditandatangani oleh dokter
bersangkutan dan dicantumkan alamat pasien dan resep tidak boleh diulangi tanpa
resep dokter.
9. Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan yang tidak umum (singkatan
sendiri), karena menghindari material oriented.
10. Hindari tulisan sulit dibaca hal ini dapat mempersulit pelayanan.
11. Resep merupakan medical record dokter dalam praktik dan bukti pemberian obat
kepada pasien yang diketahui oleh farmasi di apotek, kerahasiaannya dijaga.
Resep ditulis pada kop format resep resmi dan harus menepati ciri-ciri yang berikut:
1. Penulisan resep sesuai dengan format dan kaidah yang berlaku, bersifat pelayanan
medik dan informatif.
2. Penulisan resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang berarti ambillah atau
berikanlah.
3. Nama obat, bentuk sediaan, dosis setiap kali pemberian dan jumlah obat kemudian
ditulis dalam angka Romawi dan harus ditulis dengan jelas.
Penuntun Praktikum
Semester I 182
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
a. Penulisan resep standar tanpa komposisi, jumlah obat yang diminta ditulis dalam
satuan mg, g, IU atau ml, kalau perlu ada perintah membuat bentuk sediaan (m.f. =
misce fac, artinya campurlah, buatlah).
b. Penulisan sediaan obat paten atau merek dagang, cukup dengan nama dagang saja
dan jumlah sesuai dengan kemasannya.
4. Dalam penulisan nama obat karakter huruf nama obat tidak boleh berubah, misal:
Parasetamol tidak boleh menjadi Farasetamol.
5. Signatura ditulis dengan jelas, tutup dan paraf.
6. Pro atau peruntukkan obat dan umur pasien ditulis, misalnya Tn. R. Nababan, Ny.
Susiana, Ana (5 tahun).
7. Untuk dua sediaan, besar dan kecil. Bila dibutuhkan yang besar, tulis volume sediaan
sesudah bentuk sedíaan.
R/ Parasetamol 200 mg
Asetosal 150 mg
Mf puv dtd No X
S prn 3 dd pulv I pc
------------------------------paraf
Penuntun Praktikum
Semester I 183
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Ucok
Bila perlu 3x sehari 1 bungkus
Sesudah makan
Dr. Sony
SIP : 706/menkes/2016
Jln: SM Raja no 7
Telp: 081324252728
R/ Parasetamol 2
Asetosal 1,5
Mf puv No X
S prn 3 dd pulv I pc
------------------------------paraf
Jadi mf pulv No. X diartikan: campur dan buatlah pulveres sebanyak sepuluh
bungkus.
Penuntun Praktikum
Semester I 184
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Pulveres dapat juga diberikan dalam bentuk kapsul, untuk orang dewasa.
Dr. Sony
SIP : 706/menkes/2016
Jln: SM Raja no 7
Telp: 081324252728
R/ Parasetamol ....mg
Asetosal ....mg
Mf puv dtd No X
Da in cap
S prn 3 dd cap I pc
------------------------------paraf
Dr. Berta
SIP : 706/menkes/2016
Jln: SM Raja no 32
Telp: 0812242527989
Penuntun Praktikum
Semester I 185
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Dr. Berta
SIP : 706/menkes/2016
Jln: SM Raja no 32
Telp: 0812242527989
Pro.Tn.Josep, 35 thn
Contoh Resep
Dr. Sinar
SIP : 226/menkes/2015
Jln: Tulus no 32
Telp: 0852242527989
Pro.Tn.Zhoir, 25 thn
Penuntun Praktikum
Semester I 186
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Dr. Sehat
SIP : 226/menkes/2015
Jln: Suka no 2
Telp: (061) 527989
Pro.Tn.Boby, 45 thn
Dr. Sehat
SIP : 226/menkes/2015
Jln: Suka no 2
Telp: (061) 527989
Pro.Tn.Boby, 45 thn
Dr. Sehat
SIP : 226/menkes/2015
Jln: Suka no 2
Telp: (061) 527989
Pro.Tn.Boby, 45 thn
Penuntun Praktikum
Semester I 187
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Pro.Tn.Boby, 45 thn
Penuntun Praktikum
Semester I 188
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
SINGKATAN LATIN
Penuntun Praktikum
Semester I 189
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
demikian
emuls Emulsum Emulsi
extr Extractum Ekstrak
Extr.lig Extractum liguidum Ekstrak cair
f Fac.fiat Buat,harap dibuat
fla Fac.lege artis Buat sebagaimana mestinya
l.a Lege artis Menurut cara semestinya
F.M.I Formularium
medicamentorum Indicum
F.M.S Formularium
medicamentorum seletum
Fol. Digit Folia digitalis Daun digistalis
Fol. Pip.Betl Folia piperis betle Daun sirih
g.Gm Grama Gram
Grag Gargarisma Obat kumur
Gtt Guttae Tetes
Gtt. Ad aur Guttae ad aures Obat tetes telinga
Gtt. Nasal Guttae nasale Obat tetes hidung
Gtt. Ophth Guttaeneophtalmicae Obat tetes mata
h Hora Jam
h.m Hora manutina Pagi hari
h.s Hora somni Sebelum tidur
h.v Hora vesperina Pada sore hari
Haust Haustus Teguk sekaligus
i.m.m In manum medici Berikan keterangan dokter
i.c Inter cibos Antara dua waktu makan
Inf Infusum Air rebusan
Inj Injectio Obat suntik
Injk. Hypod Injectio hypordemicia Obat suntuk dibawah kulit
Injk. i.v Injection intra vena Obat suntuk dalam vena
Iter Iterarur Harap diulang
Lin Linimentum Obat gosok
Penuntun Praktikum
Semester I 190
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 191
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
Hasil praktikum berupa penulisan resep mahasiwa sudah sesuai dengan kaidah yang
benar.
H. KESIMPULAN PRAKTIKUM
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
REFERENSI
de Vries TPGM, Henning RH, Hogerzeil HV, Fresle DA. (1994) Guide to Good
Prescribing. Geneva, WHO
Syamsuni, H. A. (2006). Ilmu resep. Jakarta: EGC
Theodorus, 1993. Penuntun Praktis Peresepan Obat: EGC
Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 192
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM XIV
PENGENALAN SPSS (FITUR SPSS)
dr. Surya Akbar, M.Med.Ed
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menggunakan ilmu statistik dalam membantu identifikasi dan pemecahan
masalah kesehatan di masyarakat sesuai dengan literatur.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum pengenalan fitur spss ini diharapkan
dapat:
1. Mengidentifikasi fitur-fitur dalam program SPSS.
2. Menjelaskan fungsi dari masing-masing fitur SPSS.
C. PENDAHULUAN
Penelitian pada dasarnya adalah usaha menggumpulkan data untuk dapat
memberikan jawaban pada masalah penelitian. Sebelum jawaban terhadap masalah
penelitian disimpulkan, maka peneliti akan menyampaikan sebuah hipotesis atau
jawaban sementara terhadap masalah penelitian tersebut. Untuk membuktikan jawaban
sementara (hipotesis) tersebut, maka peneliti akan mengambil data baik secara langsung
pada subjek penelitian (data primer) ataupun secara tidak langsung (data sekunder).
Data yang diperoleh dalam suatu penelitian akan dianalisis, dimana hasil analisis
tersebut akan digunakan untuk dapat menjawab hipotesis penelitian. Analisis data
tersebut dapat dilakukan secara manual (tanpa menggunakan alat bantu) ataupun dengan
menggunakan bantuan program komputer (software). Analisis data menggunakan
bantuan software sekarang ini umum digunakan oleh para peneliti. Ada beberapa jenis
program komputer yang umum digunakan untuk menganalisis data penelitian, seperti
SPSS (Statistical Product and Services Solutions), Minitab, SAS (Statistical Analysis
Sistem), dan LISREL (Linear Strutural Relationship). Meskipun begitu, banyak program
komputer lain yang dapat digunakan untuk menganalisis data penelitian. Namun, dalam
praktikum ini kita akan menggunakan program komputer SPSS.
Penuntun Praktikum
Semester I 193
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
D. MATERI PRAKTIKUM
Program komputer SPSS memiliki banyak versi. Hingga tahun 2018 versi SPSS
sudah mencapai 25 versi. Dalam praktikum ini versi SPSS yang dianjurkan untuk
digunakan adalah SPSS versi 17 ke atas. Alasannya karena pada versi 17 ke atas, fitur-
fitur ataupun analisis data yang dilakukan memiliki kemiripan dan sudah terbaru.
Sedangkan pada versi 16 ke bawah fitur-fitur dan analisis yang dapat dilakukan masih
minim dibandingkan dengan versi 17 ke atas.
Awalnya SPSS hanya digunakan untuk analisis data dari penelitian-penelitian
sosial, namun seiring waktu fitur-fitur yang disediakan mengakomodir analisis data dari
bidang ilmu lainnya. Beberapa fitur yang dapat dianalisis menggunakan program SPSS
diantaranya adalah: statistik deskriptif, statistik analisis bivariat, statistik prediksi hasil
numerik, statistik prediksi untuk identifikasi kelompok.
Satu hal yang perlu diingat oleh pengguna SPSS, bahwa SPSS merupakan
program komputer yang membantu menganalisis suatu data. Sehingga data apapun yang
dimasukkan dalam program SPSS akan tetap dianalisis oleh program komputer tersebut.
Maka dari itu, pengguna SPSS sebaiknya mengenali fitur-fitur dan dasar-dasar statistik
agar hasil yang diperoleh dari SPSS dapat akurat.
Pengenalan terhadap fitur-fitur SPSS diperlukan agar analisis yang dilakukan
dapat menghasilkan hasil yang tepat. Tampilan SPSS memiliki dua tampilan berbeda,
yaitu tampilan data (data view) dan tampilan variabel (variabel view). Kedua tampilan
tersebut saling terkoneksi sehingga data yang dimasukkan pada data view akan otomatis
ditampilkan pada variabel view. Kita akan membahas tampilan SPSS ini satu persatu.
• Data view (tampilan data); Pada bagian atas terdapat menu bar yang akan
menampilan beberapa pilihan menu (file, edit, view, data, dst). Di bawah menu bar
dapat ditemukan pilihan-pilihan menu yang sering digunakan. Sedangkan di bawah
dari pilihan menu tersebut dapat terlihat kolom-kolom variable. Pada kolom-kolom
ini pengguna dapat memasukkan data-data yang akan dianalisis. Pada samping kiri
kolom-kolom tersebut terdapat urutan angka yang menandakan urutan data dari
setiap variabel. Penjelasan dari masing-masing menu bar diantaranya adalah:
- File; pada menu ini kita dapat menemukan pilihan untuk menyimpan data,
membuat grafik, atau output dari uji analisis yang telah dilakukan. Bahkan kita
dapat membuka data yang telah disimpan sebelumnya.
Penuntun Praktikum
Semester I 194
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
- Edit; pada menu ini kita dapat memotong (cut), men-copy dan paste data yang
telah dipilih. Melalui menu ini kita juga dapat menyisipkan kolom variabel baru
pada kolom variabel yang telah ada.
- View; pada menu ini kita dapat mengatur apa yang ditampilkan atau tidak
ditampilkan pada data yang telah dimasukkan.
- Data; menu ini memungkinkan kita untuk mengedit data yang telah
dimasukkan. Pada menu ini anda memilih satu kelompok data tertentu untuk
dianalisis tanpa memasukkan data yang lain.
- Transform; pada menu ini kita dapat mengubah jenis data yang telah
dimasukkan dalam bentuk jenis variabel yang lain, misalnya dari variabel
numerik menjadi variabel kategorik.
- Analyze; pada menu ini pilihan uji yang akan digunakan untuk analisis data
dapat dipilih. Pilihan uji yang akan dilakukan dapat berupa uji deskriptif,
korelasi, non parametrik dan lainnya.
- Direct Marketing; menu ini hanya didapat pada SPSS versi 17 ke atas. Menu ini
memungkinkan pengguna untuk menampilkan data-data yang berguna dalam
pemasaran suatu produk dari satu perusahaan.
- Graphs; menu ini bermanfaat untuk membentuk grafik dari data atau hasil
analisis data.
- Utilities; pada menu ini kita dapat memberikan komentar pada data yang telah
dianalisis.
- Add-ons; menu ini memungkinkan pengguna untuk dapat menggunakan aplikasi
tambahan yang telah disediakan oleh IBM, atau berkonsultasi tentang program
SPSS pada pihak IBM.
- Windows; pada menu ini kita dapat mengatur tampilan dari data yang ada. Kita
dapat membuat data dipisah menjadi 4 bagian masing-masing.
- Help; menu ini memungkinkan kita untuk menjalankan tutorial atau meminta
bantuan secara online langsung pada IBM.
Penuntun Praktikum
Semester I 195
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
• Variable view (tampilan variabel); secara umum tampilan variabel ini hampir sama
dengan tampilan data. Pada tampilan variabel ini kolom-kolom variabel digantikan
dengan kolom-kolom yang menjelaskan variabel-variabel tersebut, seperti name,
type, width, decimals, label, values, missing, columns, align, dan measure.
- Name; pada kolom ini pengguna menuliskan nama dari variabel yang ada pada
tampilan data. Perlu diingat bahwa pada kolom ini pengguna tidak bisa
menggunakan spasi. Sebagai gantinya, pengguna dapat menggunakan tanda
garis bawah atau tanda lainnya.
- Type; pada kolom ini pengguna dapat menentukan tipe variabel dari data yang
dimasukkan. Pengguna dapat memilih beberapa tipe variabel. Untuk data yang
akan dianalisis disarankan pengguna memilih tipe numerik (numeric),
sedangkan pada data yang berupa kata-kata maka dapat memilih tipe string.
- Width; pada kolom ini pengguna dapat membatasi berapa karakter huruf yang
dapat dimasukkan oleh pengguna pada kolom nama variabel. Panjang karakter
huruf ini akan tertampil pada nama variabel di tampilan data (data view).
- Decimals; pengguna dapat menentukan banyak angka dibelakang koma yang
akan ditampilkan pada tampilan data (data view).
Penuntun Praktikum
Semester I 196
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
- Label; adalah nama dari variabel yang akan ditampilkan pada hasil analisis data,
namun tidak ditampilkan pada bagian tampilan data (data view). Pada bagian ini
pengguna dapat menggetik nama label dengan menggunakan spasi.
- Values; pada kolom ini pengguna dapat memberikan nama pada data yang
bersifat kategorik. Seperti yang telah disampaikan di atas, data yang akan
dianalisis adalah data yang bertipe numerik, maka pada data variabel kategorik,
pengguna menuliskan kode angka pada tampilan data (data view). Agar kode
angka tersebut tidak membuat binggung, maka pengguna dapat memberikan
nama pada kode angka tersebut.
- Missing; kolom ini dapat digunakan pengguna untuk menentukan data yang
tidak sesuai (missing data) dari seluruh data yang ada pada tampilan data (data
view).
- Columns; pada kolom ini pengguna dapat menentukan panjang karakter huruf
yang akan ditampilkan pada hasil tampilan data (data view).
- Align; kolom ini memungkinkan pengguna untuk menentukan tampilan tulisan
yang akan ditampilkan pada tampilan data (data view). Pada kolom ini
pengguna dapat menentukan letak tulisan apakah pada sisi kiri, tengah atau
kanan.
- Measure; kolom ini ditujukan untuk menentukan jenis variabel dari data yang
telah dimasukkan. Pada kolom ini diberi 3 jenis pilihan variabel yaitu: scale
(untuk data yang berskala data numerik), ordinal, dan nominal. Penentuan jenis
data ini diperlukan dalam membantu pengguna dan program untuk mengenali
jenis data yang akan dianalisis.
Satu tampilan yang harus diketahui oleh pengguna SPSS adalah tampilan dari
Output SPSS. Tampilan dari Output ini berisi daftar perintah (list command) serta hasil
analisis data. Setiap kali pengguna menganalisis data maka daftar perintah tetap akan
muncul, namun hasil analisis yang akan berbeda sesuai dengan analisis yang dilakukan.
Penuntun Praktikum
Semester I 198
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 199
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
G. HASIL PRAKTIKUM
Tempelkan print out hasil input data di bawah ini:
Penuntun Praktikum
Semester I 200
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Field A (2009). Discovering Statistic Using SPSS 3rd edition. Dubai: Sage
Publications
Kemendikbud RI (2014). Modul Pembelajaran SPSS. Jakarta: Pusat data dan
statistik kependidikan Kemendikbud RI.
Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 201
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM XV
PENGOLAHAN DATA SPSS
dr. Surya Akbar, M.Med.Ed
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menggunakan ilmu statistik dalam membantu identifikasi dan pemecahan
masalah kesehatan di masyarakat sesuai dengan literatur.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum pengolahan data SPSS ini diharapkan
dapat:
1. Melakukan perubahan jenis skala data variabel menggunakan program SPSS.
2. Membuat grafik berdasarkan jenis skala data menggunakan program SPSS.
C. PENDAHULUAN
Data penelitian yang telah diinput dalam program SPSS adakalanya harus diubah
menjadi variabel dalam jenis skala data lainnya. Pengguna dapat merubah jenis skala
data yang telah ada tanpa harus mengetik ulang variabel tersebut kembali. Program SPSS
telah menyediakan fitur yang membantu pengguna untuk memudahkan pengelolaan data.
Adakalanya pengguna ingin membuat grafik menggunakan data yang telah diinput tanpa
melakukan analisis. Penyampaian data dalam bentuk grafik dapat dilakukan oleh
program SPSS. Pengguna juga dapat menentukan variabel mana yang akan digunakan
untuk membuat suatu grafik.
Praktikum kali ini merupakan kelanjutan dari praktikum pengenalan fitur SPSS.
Pada praktikum sebelumnya anda telah memiliki data yang telah diinput dalam program
SPSS. Data tersebut akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan praktikum ini.
Praktikum ini mahasiswa akan mempelajari cara mengubah jenis variabel dan cara
membuat grafik berdasarkan data yang ada.
D. MATERI PRAKTIKUM
Variabel adalah sebuah konsep dimana sebuah kata memberikan keterangan
variasi terhadap suatu objek, misalnya kecepatan, jenis kursi, jenis penyakit, kadar gula
darah, kadar hemoglobin, dan lain sebagainya. Secara umum variabel dalam analisis
statistik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu variabel kategorik dan
variabel numerik. Variabel kategorik adalah variabel yang memberikan label pada setiap
Penuntun Praktikum
Semester I 202
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
unit dari variabel tersebut, misalnya motivasi (kuat, sedang, rendah), kadar gula darah
(normal, tidak normal), suku (batak, jawa, sunda, melayu, aceh), dan lain sebagainya.
Sedangkan variabel numerik adalah variabel yang memiliki derajat yang memiliki
rentang dari yang paling rendah/sedikit hingga yang paling tinggi/banyak. Biasanya pada
variabel numerik disampaikan dalam bentuk angka, seperti: panjang badan (150 cm, 151
cm, 152 cm, dst), berat badan (20kg, 21kg, 22kg, dst), harga (50 ribu, 51 ribu, 52 ribu,
dst), waktu (1menit, 2menit, 3menit, dst), dan lain sebagainya.
Tinggi (cm)
Dua jenis variabel di atas dapat lagi dibagi menjadi 2 pada masing-masing jenis
variabel, yaitu variabel kategorik: variabel nominal, variabel ordinal, dan variabel
numerik: variabel interval, variabel rasio. Pembagian terhadap dua jenis variabel tersebut
berdasarkan karakteristik dari data dari masing-masing variabel. Penjelasan dari keempat
variabel tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.
Variabel Kategorik Variabel Numerik
Penuntun Praktikum
Semester I 203
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penjelasan terhadap tabel diatas adalah skala data nominal adalah data yang
hanya dapat dibedakan tapi tidak memiliki tingkatan, misalnya jenis kelamin (laki-
laki/perempuan) hanya terdapat dua jenis data dan diantaranya tidak memiliki tingkatan
(data laki-laki tidak lebih tinggi dari perempuan, begitu pula sebaliknya). Contoh lain
dari skala data nominal adalah suku (batak, jawa, sunda, melayu, aceh), dimana terdapat
beberapa jenis data yang hanya dapat dibeda-bedakan tetapi tidak memiliki tingkatan
(suku batak tidak lebih tinggi dibandingkan suku jawa, begitu juga sebaliknya. Suku aceh
tidak lebih tinggi dari suku jawa, begitupula sebaliknya).
Skala data ordinal adalah skala data yang memiliki karakeristik data yang dapat
dibeda-bedakan, memiliki tingkatan tetapi tidak memiliki jarak yang sama dimasing-
masing tingkatan. Contohnya adalah kelompok bentuk tubuh: kurus, normal, gemuk
(bentuk tubuh kurus dapat dibedakan dengan bentuk tubuh normal dan bentuk tubuh
gemuk, namun selisih ukuran berat badan dari kurus ke normal belum tentu sama dengan
ukuran berat badan dari normal ke gemuk). Contoh lainnya adalah peringkat kelas
(ranking): 1, 2, 3, dst (peringkat kelas 1 dapat dibedakan dengan peringkat kelas 2 karena
memiliki nilai yang lebih tinggi, begitu pula antara peringkat kelas 2 dengan peringkat
kelas 3, dan seterusnya. Namun selisih nilai antara peringkat kelas 1 ke peringkat kelas 2
tidak sama dengan selisih nilai peringkat 2 ke peringkat kelas 3, dalam arti bahwa selisih
nilai disetiap data tidak konsisten atau sama).
Penuntun Praktikum
Semester I 204
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Skala data interval adalah data yang dapat dibedakan, memiliki tingkatan dan
memiliki jarak yang sama diantara setiap data, namun tidak memiliki nilai 0 (nol)
absolut. Nol absolut maksudnya adalah nilai nol menggambarkan ketidak adaan objek
yang diukur. Contoh dari data jenis ini adalah temperatur Celsius: 0°C, 1°C, 2°C, 3°C,
dst (suhu 1 derajat Celsius dapat dibedakan dengan 2 derajat Celsius. Selisih nilai antara
1 derajat Celsius ke 2 derajat Celsius sama dengan selisih nilai antara 2 derajat Celsius
dengan 3 derajat Celsius. Hal ini berarti jarak diantara data sama atau konsisten. Namun
pada data nilai nol tidak absolut atau mutlak. Nilai nol derajat Celsius tidak
menggambarkan bahwa tidak ada sama sekali suhu, melainkan menggambarkan titik
beku dari air. Maka dari itu nilai nol tidak memiliki arti tidak ada sama sekali suhu).
Skala data rasio adalah data yang memenuhi keempat kriteria data, yaitu dapat
dibedakan, memiliki tingkatan, memiliki jarak yang sama, dan memiliki nilai nol absolut.
Contoh dari jenis data ini adalah panjang: 0cm, 1cm, 2cm, 3cm (nilai 1cm dapat
dibedakan dengan nilai 2cm, nilai 1cm lebih kecil dibandingkan dengan nilai 2 cm, jarak
antara 1cm ke 2cm adalah sama dengan jarak 2cm ke 3cm, nilai 0cm menggambarkan
tidak ada panjang sama sekali. Hal ini berarti nilai nol pada panjang adalah mutlak atau
absolut.
Jenis skala data variabel di atas sebaiknya diingat oleh mahasiswa. Agar
memudahkan mengingat jenis skala data tersebut dapat menggunakan akronim NOIR
(Nominal, Ordinal, Interval, Rasio). Data yang termasuk dalam jenis variabel numerik
dapat diubah menjadi variabel yang berjenis kategorik. Hal ini biasanya dilakukan
dengan tujuan untuk dapat dilakukan uji analisis pada analisis data bivariat (analisis data
diantara dua variabel). Karena beberapa uji analisis mensyaratkan agar kedua variabel
yang diuji harus memiliki jenis variabel yang sama.
Penyampaian data dalam bentuk grafik adalah hal yang umum dilakukan. Namun,
penyampaian data dalam bentuk grafik harus mempertimbangkan jenis skala data yang
ingin ditampilkan. Skala data numerik sebaiknya ditampilkan dalam bentuk grafik garis,
sedangkan pada skala data kategorik sebaiknya ditampilkan dalam bentuk grafik batang
(diagram batang). Pemilihan grafik berdasarkan skala data penting dipertimbangkan agar
grafik tersebut dapat dengan mudah dibaca oleh orang lain.
Penuntun Praktikum
Semester I 205
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 206
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
3. Ubah variabel usia yang berskala data numerik menjadi skala data kategorik dengan
cara me-klik menu “Transform”-“Recode into different variables”.
Penuntun Praktikum
Semester I 207
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
4. Akan muncul jendela baru yang terdiri atas dua kolom. Kolom sebelah kiri berisi
variabel yang ada, sedangkan kolom sebelah kanan pada posisi kosong. Masukkan
variabel yang akan diubah ke dalam kolom sebelah kanan dengan cara menyeret
variabel usia ke kolom sebelah kanan atau dengan cara menandai variabel usia lalu
klik tanda panah ke kiri (tanda panah berada diantara kedua kolom).
5. Saat anda memasukkan variabel usia ke kolom sebelah kanan, maka kotak “Output
variable” akan aktif. Anda harus memberikan nama dan label baru pada variabel
yang akan dibuat tersebut. Ingat, bahwa penulisan nama tidak boleh menggunakan
spasi (ganti dengan tanda garis bawah), sedangkan pada label kita dapat
menggunakan spasi. Bila telah selesai menuliskan nama dan label tekan “Change”.
Bila telah selesai maka tahap selanjutnya adalah memasukkan nilai (values) baru.
Tekan tombol “Old and New Values”.
Penuntun Praktikum
Semester I 208
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
6. Bila tombol tersebut ditekan akan muncul jendela baru yang berisi penentuan nilai
dalam mengkategorikan variabel yang baru. Kategorikan variabel usia ke dalam 3
kategori, yaitu: remaja, dewasa muda, dewasa dengan ketentuan: Remaja ≤20 tahun,
Dewasa Muda 21-30 tahun, Dewasa >30 tahun.
7. Untuk Remaja tekan lingkaran disamping tulisan “Range, LOWEST through value”,
lalu masukkan angka 21 karena angka 20 termasuk dalam kelompok remaja. Beri
kode nilai 1 pada kotak “Value” dan tekan tombol “Add” yang berada dibawah kotak
tersebut.
8. Untuk Dewasa muda tekan lingaran disamping tulisan “Range”, lalu masukkan angka
21 pada kotak yang atas dan 30 pada kotak di bawah. Beri kode nilai 2 pada kotak
“Value” dan tekan tombol “Add” yang berada dibawah kotak tersebut.
9. Untuk Dewasa tekan lingkaran disamping tulisan “Range, value through HIGHEST”
dan masukkan angka 30 pada kotak di bawahnya. Beri kode nilai 3 pada kotak
“Value” dan tekan tombol “Add” yang berada dibawah kotak tersebut.
10. Bila semua nilai dari variabel baru telah dimasukkan maka tekan tombol “Continue”
lalu “Ok”.
Penuntun Praktikum
Semester I 209
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
11. Bila berhasil maka akan muncul data dari variabel baru pada tampilan data (data
view). Masuk ke dalam tampilan variabel (variable view) untuk memberikan nilai
“values” pada setiap kode angka yang telah dimasukkan (1= Remaja, 2= Dewasa
Muda, 3= Dewasa).
12. Lakukan perubahan skala data variabel pada variabel kadar Hb dan Kadar Gula
Darah dengan acuan sebagai berikut:
Hb : tidak normal < 10 g/dl.
normal ≥ 10 g/dl.
KGD : Normal ≤ 110 g/dl.
Gangguan Toleransi Glukosa 111-200 g/dl.
Diabetes Melitus > 200g/dl.
13. Simpan data yang telah diubah dan print data tersebut.
Membuat Grafik
1. Buka file yang telah disimpan sebelumnya. Data tersebut telah mencantumkan data
yang bersifat numerik dan kategorik.
2. Klik menu “Graphs”-“Chart builders” dan klik “Ok”.
Penuntun Praktikum
Semester I 210
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
3. Bila berhasil akan tampil jendela baru seperti gambar di bawah ini.
4. Ingat kembali untuk data variabel yang bersifat kategorik gunakan grafik batang
sedangkan untuk data variabel yang bersifat numerik gunakan grafik garis. Untuk
langkah awal kita akan membuat diagram grafik. Klik tombol “Basics Element” dan
seret kotak yang bergambar grafik garis berikut: ke dalam kotak “Chart review
uses examples data”. Kemudian seret variabel usia (dalam skala data numerik) ke
kotak “X-Axis”. Program SPSS akan menyusun grafik garis dari data yang
dimasukkan. Lalu klik “Ok”. Grafik akan muncul pada jendela Output.
Penuntun Praktikum
Semester I 211
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
5. Untuk data yang bersifat kategorik kita kembali me-klik menu “Graphs”-“Charts
builders” dan klik “Ok”. Lalu klik kotak “Gallery” dan pilih grafik batang dan
seret ke dalam kotak “Chart review uses examples data”. Kemudian seret variabel
usia (dalam skala data kategorik) ke kotak “X-Axis”. Program SPSS akan
memunculkan grafik batang, lalu klik “Ok”. Grafik batang akan mucul pada jendela
Output.
6. Buat grafik yang menggambarkan data dari variabel kadar Hb dan variabel kadar
gula darah baik data yang bersifat numerik ataupun kategorik.
7. Simpan Output grafik tersebut dan print hasilnya.
G. HASIL PRAKTIKUM
Tempelkan print out hasil praktikum di bawah ini:
Penuntun Praktikum
Semester I 212
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Dahlan MS (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Field A (2009). Discovering Statistic Using SPSS 3rd edition. Dubai: Sage Publications
Fraenkel JR, Wallen NE, Hyun HH (2012). How To Design And Evaluate Research In
Education 8th edition. New York: Mc Graw Hill.
Tanggal Praktikum,
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 213
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
PRAKTIKUM XVI
STATISTIK DESKRIPTIF
dr. Surya Akbar, M.Med.Ed
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menggunakan ilmu statistik dalam membantu identifikasi dan pemecahan
masalah kesehatan di masyarakat sesuai dengan literatur.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa setelah melakukan praktikum pengolahan data SPSS ini diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan uji-uji dalam statistik deskriptif.
2. Melakukan ujia statistik deskriptif.
C. PENDAHULUAN
Variabel dalam suatu penelitian dapat hanya berupa satu variabel saja, dapat pula
lebih dari satu variabel. Variabel tersebut akan diukur untuk memperoleh data dari
variabel tersebut. Data yang diperoleh dapat dianalisis secara satu persatu (univariat),
berpasangan (bivariat) atau banyak variabel (multivariat). Analisis pada satu variabel
sering disebut dengan statistik deskriptif. Analisis pada dua variabel sering disebut
dengan statistik inferensial.
Statistik deskriptif akan memberikan gambaran tentang variabel yang dianalisis.
Sedangkan statistik inferensial akan memberikan kesimpulan tentang variabel tersebut di
populasi. Statistik inferensial dapat berupa analisis korelasi atau berupa analisis
komparasi. Dalam statistik inferensial, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu apakah
data dari variabel yang diukur terdistribusi normal atau tidak. Bila terdistribusi normal
maka uji yang dilakukan adalah uji parameterik, sedangkan bila tidak terdistribusi
normal maka uji yang digunakan adalah uji non parameterik.
Pada praktikum ini akan dipelajari bagaimana melakukan uji statistik deskriptif
pada suatu variabel. Untuk statistik inferensial akan dipelajari lebih lanjut pada modul
metodologi penelitian.
Penuntun Praktikum
Semester I 214
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
D. MATERI PRAKTIKUM
Statistik deskriptif adalah analisis dari satu variabel dengan tujuan untuk
memberikan gambaran atau kesimpulan tentang variabel tertentu. Uji yang dilakukan
dalam statistik deskriptif adalah sebagai berikut:
- Distribusi frekuensi; adalah uji yang menggambarkan tentang banyaknya
kemunculan dari satu jenis data dari kumpulan data dalam satu variabel. Pengertian
dari distribusi frekuensi ini hampir mirip dengan pengertian dari modus, sehingga
anda sebaiknya mengenali perbedaan diantara keduanya.
- Mean; adalah uji yang mengambarkan nilai rerata dari kumpulan data dalam satu
variabel. Nilai ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi dari variabel yang
diukur. Nilai mean dapat digolongkan dalam penilaian gejala pesat (central
tendency). Mahasiswa perlu mengetahui bahwa nilai mean hanya digunakan pada
data yang terdistribusi normal, bila data dari variabel tidak terdistribusi normal maka
alternatif yang digunakan adalah nilai median.
- Median; adalah uji yang menggambarkan nilai tengah dari kumpulan data yang
diperoleh dari satu variabel. Nilai median diperoleh dengan mengurutkan seluruh
data dari satu variabel dari yang terendah ke yang tertinggi. Nilai median adalah
nilai yang berada pada urutan ditengah dari hasil mengurutkan data tersebut. Nilai
median termasuk sebagai penilaian gejala pusat (central tendency) yang
menggambarkan secara umum data dari variabel yang diukur. Nilai median
digunakan sebagai alternatif pada data yang tidak terdistribusi normal.
- Modus; adalah data yang paling sering muncul dari sekumpulan data yang diperoleh
dari pengukuran variabel. Harap dibedakan antara modus dengan distribusi
frekuensi. Distribusi frekuensi akan menggambarkan kemunculan dari masing-
masing data pada sekumpulan data dari hasil pengukuran variabel, sedangkan modus
hanya menampilkan data yang paling sering muncul.
- Standar Deviasi; adalah nilai yang menggambarkan sebaran himpunan nilai dari data
disekitar nilai rerata. Maksudnya adalah standar deviasi menggambarkan penyebaran
dari 68,2% data disekitar nilai rerata. Misalnya sekumpulan data memiliki nilai
rerata 16 dengan standar deviasi + 2, maka arti dari standar deviasi tersebut adalah
sekitar 68,2% kumpulan data tersebut berada pada rentang nilai 14 (16-2)-18 (16+2).
Penuntun Praktikum
Semester I 215
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 216
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Secara hitungan dapat dilakukan dengan cara menggunakan uji tertentu untuk
melihat normalitas data. Uji yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov dan uji
Shapiro Wilk. Uji Kolmogorov Smirnov dilakukan bila banyak data berjumlah lebih dari
50, sedangkan uji Shapiro Wilk digunakan pada data yang berjumlah kurang dari 50.
Data dikatakan terdistribusi normal bila nilai p pada uji tersebut lebih besar dari 0,05
sedangkan bila nilai p kurang dari 0,05 maka data disimpulkan tidak terdistribusi
normal.
Penuntun Praktikum
Semester I 217
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 218
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
4. Jendela baru akan muncul saat anda me-klik “Explore”. Masukkan variabel yang
ingin diuji normalitas datanya ke kotak “Dependent List”. Variabel dapat
dimasukkan secara keseluruhan, tidak perlu satu persatu.
5. Klik kotak yang bertuliskan “Plots” dan centang kotak “Normality plots with tests”.
Lalu klik tombol “Continue” dan klik “Ok”.
6. Hasil analisis Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk akan ditampilkan pada jendela
Output. Baca hasil analisis normalitas data.
Penuntun Praktikum
Semester I 219
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2. Masukkan variabel yang berskala data kategorik pada kotak “Variables”. Perlu
diingat bahwa variabel berskala data kategorik dapat ditampilkan dalam bentuk
distribusi frekuensi. Sedangkan variabel yang berskala data numerik tidak cocok
untuk ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.
3. Klik kotak bertuliskan “Charts” untuk memilih bentuk tampilan diagram yang akan
ditampilkan. Perlu diingat bila kategori dari data yang dianalisis berjumlah lebih dari
5 sebaiknya menggunakan diagram batang atau histogram agar memudahkan dalam
membaca hasilnya. Pada bagian ini pengguna dapat memilih apakah data yang
ditampilkan dalam bentuk diagram menggunakan perhitungan frekuensi atau
persentase.
4. Klik “Ok” bila anda telah selesai. Hasil analisis akan ditampilkan dalam jendela
Output.
5. Simpan hasil analisis dan print hasil tersebut.
6. Untuk variabel yang berskala data numerik ulangi langkah 1 dari Analisis Data
Deskriptif di atas. Hilangkan centang pada kotak “Display frequency tables” di sudut
kiri bawah.
7. Klik kotak “Statistics”, lalu centang “Quartile”, “Percentile” (isi kotak kosong
dengan angka 95), “Mean”, “Median”, “Mode”, “Std Deviation”, “Range”,
“Minimum”, dan “Maximum”.
Penuntun Praktikum
Semester I 220
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Penuntun Praktikum
Semester I 221
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
F. HASIL PRAKTIKUM
Tempelkan print out hasil praktikum di bawah ini:
Penuntun Praktikum
Semester I 222
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
REFERENSI
Tanggal Praktikum
Paraf Instruktur Praktikum
( )
Penuntun Praktikum
Semester I 223