PATOLOGI ANATOMI
SEMESTER GENAP
TA. 2022-2023
Penyunting:
Prodi Pendidikan Dokter
1
Kami menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam buku ini. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun demi penyempurnaan buku ini sangat
diharapkan. Dan semoga buku ini dapat memberikan
maanfaat bagi mahasiswa FK UMSU khususnya dan
bagi semua pihak dari segala lapisan yang
membutuhkan.
2
DAFTAR ISI
4
Visi, Misi dan Tujuan
Prodi Pendidikan Dokter FK UMSU
Visi
Menjadi pusat unggulan bagi pendidikan kedokteran
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan sumber
daya manusia yang profesional dan berorientasi
komunitas berdasarkan nilai-nilai al-Islam dan
kemuhammadiyahan di Indonesia pada tahun 2030.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
ilmu kedokteran yang berbasis kompetensi dan
berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang ilmu kedokteran
berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada
masyarakat berkelanjutan di bidang ilmu
kedokteran berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
Tujuan
1. Membentuk mahasiswa yang cerdas, kreatif,
inovatif, beretika dan memiliki kemampuan
belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat.
5
2. Menghasilkan lulusan yang profesional,
kompeten, berdedikasi, berwawasan islami sesuai
dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia
(SKDI) dan Standar Kompetensi dan
Karakteristik Dokter Muhammadiyah (SKKDM).
3. Meningkatkan jumah penelitian berbasis hibah
dan kompetisi.
4. Meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di jurnal
nasional dan internasional yang bereputasi.
5. Meningkatkan jumlah pengabdian kepada
masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang
sehat dan berpengetahuan.
6. Mewujudkan tata kelola yang transparan dan
akuntabel.
7. Meningkatkan kinerja dosen dan pegawai.
8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
9. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana penunjang kegiatan akademik.
10. Membangun atmosfer akademik.
6
PERATURAN PRAKTIKUM
7
Tata tertib praktikum daring/online:
1. Mahasiswa wajib mengunduh bahan ajar/video
praktikum di elearning FK UMSU dan belajar
mandiri untuk persiapan kegiatan praktikum.
2. Mahasiswa wajib hadir minimal 10 menit
sebelum kegiatan dimulai pada zoom meetingatau
pada laboratorium. Mahasiswa yang terlambat
lebih dari 10 menit tidak diperkenankanmengikuti
kegiatan praktikum.
3. Pada praktikum online (zoom meeting):
- Mahasiswa wajib mengaktifkan kamera
(terlihat jelas seluruh wajah) dan tidak
melakukan aktifitas lain saat kegiatan
berlangsung, seperti berkendara, makan dan
lain-lain.
- Mahasiswa wajib mengenakan busana yang
sopan dan sesuai dengan peraturan busana
kegiatan praktikum Fakultas Kedokteran
UMSU
- Mahasiswa wajib mempersiapkan perangkat
dan jaringan internet sebelum mengikuti
kegiatan praktikum. Mahasiswa yang keluar
zoom karena masalah jaringan, maka wajib
segera masuk kembali ke link zoom dan
melapor kepada petugas laboran laboratorium
(Sdri. Kiki Anisa, No HP 082168614741),dan
petugas laboran laboratorium wajib
8
mencatat di berita acara praktikum di hari
yang sama praktikum berlangsung.
- Kehadiran mahasiswa dihitung berdasarkan
durasi mengikuti kegiatan praktikum zoom
meeting. Durasi kehadiran mahasiswa yang
kurang dari 75 menit dianggap tidak hadir.
4. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang
dapat dibenarkan sesuai panduan akademik dapat
mengikuti kegiatan susulan (inhal) sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
5. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan
praktikum secara lengkap tidak diperkenankan
untuk ujian praktikum (post test) dan selanjutnya
tidak memenuhi syarat untuk mengikuti ujian
blok.
9
SISTEM PENILAIAN PRAKTIKUM
10
PATOGENESIS NEOPLASMA PADA SISTEM
REPRODUKSI WANITA
1. Tujuan Praktikum
Tujuan Umum: Mahasiswa mengetahui gambaran
makroskopis dan mikroskopis dari lesi infeksi dan
neoplasma yang dijumpai pada sistem reproduksi
wanita.
Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa mengetahui gambaran makroskopis dan
mikroskopis lesi dari vulva.
2. Mahasiswa mengetahui gambaran makroskopis dan
mikroskopis lesi dari serviks.
3. Mahasiswa mengetahui gambaran makroskopis dan
mikroskopis lesi dari endometrium.
4. Mahasiswa mengetahui gambaran makroskopis dan
mikroskopis lesi dari ovarium
2. Landasan Teori
2.1. Kista Bartholin
Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan
semisolid yang terbentuk di bawah kulit atau di suatu
tempat di dalam tubuh. Kista bartholin terjadi akibat
oklusi peradangan duktus utama kelenjar bartholin
vulvovaginal. Kista bartholin terjadi akibat oklusi
peradangan duktus utama kelenjar bartholin
vulvovaginal. Obstruksi peradangan ini dapat
11
disebabkan oleh gonore dan infeksi lain, peradangan
atau iritasi jangka panjang. Apabila saluran kelenjar ini
mengalami infeksi maka saluran kelenjar ini akan
melekat satu sama lain dan menyebabkan timbulnya
sumbatan. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ini
kemudian terakumulasi, menyebabkan kelenjar
membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses
terjadi bila kista menjadi terinfeksi dan harus didrainase.
Kelenjar bartholin dibentuk oleh kelenjar
racemose dibatasi oleh epitel kolumnar atau kuboid.
Duktus dari kelenjar bartholin merupakan epitel
transisional yang secara embriologi merupakan daerah
transisi antara traktus urinarius dengan traktus genital.
Kista tanpa peradangan dilapisi oleh epitel
transisional atau epitel gepeng.
12
Gambar 2. Mikroskopis menunjukkan lapisan epitel transisional dan kelenjar
mucous. Pelapis kista sebagian atau keseluruhan dapat rusak oleh infiltrasi
sel-sel inflamasi.
Sumber referensi: https://www.webpathology.com
13
Gambar 3. Makroskopis Condilomata acuminata yang disebabkan oleh
human papilloma virus bermanifestasi sebagai kutil dan nodul pada genital.
Sumber referensi: Kumar V, Abbas AK, Fousto N, Aster. Pathologic Basis of
Disease. Tenth Edition. Elsevier Saunders. 2017
14
2.3. Servisitis
Dapat disebabkan oleh infeksi spesifik seperti
gonokokus, Trichomonas vaginalis, candida dan
micoplasma atau oleh bakteri aerob dan anaerob
endogen vagina seperti streptokokus, enterokokus, E.
coli dan stafilokokus (servisitis nonspesifik).
Servisitis akut yang paling sering ditemukan pasca
partus dan ditandai oleh infiltrasi akut neutrofil di bawah
garis mukosa.
Servisitis kronik jauh lebih sering dan walaupun
dapat disebabkan oleh salah satu patogen yang telah
disebut sebelumnya, sering tidak diketahui etiologinya.
Peradangan dapat mengakibatkan stenosis duktus
kelenjar serviks dan terbentuk kista nabothian yang
dilapisi oleh epitel kolumnar. Juga dapat ditemukan
metaplasia skuamosa kelenjar endoserviks.
Servisitis kronik adalah jinak, tetapi atipia reaktif
harus dibedakan dari displasia serviks.
2.4. Polyp
Polyp endoserviks merupakan tumor jinak dan
terdiri stroma jaringan ikat yang mengandung kelenjar-
kelenjar berdilatasi dan dilapisi oleh epitel endoserviks.
16
Sumber referensi: Kumar V, Abbas AK, Fousto N, Aster. Pathologic Basis of
Disease. Tenth Edition. Elsevier Saunders. 2017
17
2.6. Endometriosis
Menggambarkan adanya kelenjar atau stroma
endometium dalam lokasi abnormal di luar uterus.
Keadaan ini dapat ditemukan pada ovarium, ligamen
uterus, septum rektovagina, peritoneum pelvik,
umbilikus, vagina, vulva dan apendiks.
Secara klinis, gejala endometriosis berupa
dismenore berat dan nyeri pelvik, dan keadaan ini
merupakan penyebab paling sering infertilitas pada
wanita. Fokus endometrium di bawah pengaruh hormon
ovarium dan karenanya mengalami perubahan
menstrual siklik dengan perdarahan periodik.
Diagnosis histologik definitif memerlukan dua dari
tiga gambaran berikut: kelenjar, stroma, endometrium
dan pigmen hemosiderin dalam lesi ektopik.
A B
18
2.7. Leiomioma Uteri
Merupakan tumor tersering pada wanita, terdiridari
massa jinak sel-sel otot polos. Tersering pada wanita
usia reproduktif aktif dan berkaitan dengan stimulasi
estrogen. Secara morfologi, tumor berbatas tegas, bulat,
kenyal, nodul putih kelabu yang timbul dalam
miometrium (intramural), di bawah serosa (subserosa)
atau tepat di bawah endometrium (submukosa). Tumor
tersebut dapat mengalami degenerasi kistik dan
kalsifikasi.
Leiomioma dapat asimtomatik atau dapat berkaitan
dengan perdarahan uterus abnormal, nyeri, kelainan
kandung kemih dan gangguan fertilitas. Transformasi
ganas sangat jarang terjadi.
19
2.8. Serous Cystadenoma Ovarii
Merupakan surface epithelial tumor yang bersifat
jinak. Dapat dijumpai pada usia premenarch sampai
postmenopause, tetapi paling sering dijumpai pada
wanita usia reproduktif. Dapat dijumpai bilateral. Pada
pemeriksaan makroskopis, kista dengan ukuran 1-10 cm
(jarang mencapai ukuran 30 cm), yang pada pembelahan
dapat dijumpai kista unilokular atau multilokular,
dinding kista dengan permukaan yang halus tidak
dijumpai adanya penebalan namun terkadang dapat
dijumpai papil, berisi cairan serous. Pada pemeriksaan
mikroskopis, dinding kista dilapisi oleh epitel kolumnar
bersilia menyerupai epitel yang melapisi tuba falopii.
B
20
2.9. Mucinous Cystadenoma Ovarii
Merupakan surface epithelial tumor yang bersifat
jinak. Dapat dijumpai pada usia premenarch sampai
postmenopause, tetapi paling sering dijumpai pada
wanita usia reproduktif. Biasanya unilateral. Pada
pemeriksaan m akroskopis, ukuran kista bervariasi dari
1 cm sampai dengan ukuran > 30 cm dengan berat bisa
mencapai 25 kg, pada pembelahan tampak kista
multilokular, dinding kista dengan permukaan yang
halus, berisi cairan gelatinous yang lengket. Pada
pemeriksaan mikroskopis, dinding kista dilapisi oleh
epitel kolumnar tinggi, tanpa silia menyerupai epitel
cervix atau intestinal.
A
B
Gambar 12. A. Makroskopis mucinous cystadenoma tampak kista
multilokular, dinding kista dengan permukaan yang halus. B. Mikroskopis
mucinous cystadenoma, dinding kista dilapisi oleh epitel kolumnar dengan
inti yang terletak dibasal.
Sumber referensi: Kumar V, Abbas AK, Fousto N, Aster. Pathologic Basis of
Disease. Tenth Edition. Elsevier Saunders
21
2.10. Dysgerminoma
Merupakan germ cell tumor yang bersifat ganas
dengan gambaran morfologi menyerupai seminoma
pada testis. Dapat dijumpai pada dekade kedua dan
ketiga (usia rata-rata 22 tahun). Biasanya unilateral
(80%-90%). Pada pemeriksaan makroskopis,
merupakan tumor yang solid dengan ukuran dari nodul
sampai massa yang besar yang dapat memenuhi rongga
abdomen, pada pembelahan tampak massa homogen
yang berlobus-lobus, berwarna putih sampai kecoklatan.
Pada pemeriksaan mikroskopis, tampak sel-sel
monoton, berukuran besar, polygonal dengan inti bulat,
besar, letak ditengah, khromatin kasar, sitoplasma jernih
sampai eosinofilik, dengan batas antar sel yang jelas.
Sel-sel tersebut tersusun dalam kelompokan-
kelompokan yang dipisahkan oleh jaringan ikat fibrous
dengan infiltrasi sel-sel radang limfosit.
A B
Gambar 13. A. Makroskopis dysgerminoma pada pemotongan dijumpai
massa yang berlobus-lobus, berwarna kecoklatan. B. Mikroskopis
dysgerminoma tampak kelompokan-kelompokansel-sel tumor yang
dipisahkan oleh jaringan ikat dengan infiltrasi sel-sel radang limfosit
Sumber referensi: Kumar V, Abbas AK, Fousto N, Aster. Pathologic Basis of
Disease. Tenth Edition. Elsevier Saunders. 2017
22
2.11. Mature Cystic Teratoma (Dermoid Cyst)
Merupakan germ cell tumor yang bersifat jinak
terdiri dari 3 lapisan germ cell. Dapat dijumpai pada
semua usia, 50% pada usia 20-40 tahu. Pada
pemeriksaan makroskopis, tampak kista yang berukuran
< 10 cm dengan permukaan luar yang halus, pada
pemotongan dijumpai kista yang berisi rambut dan
material sebaseus, terkadang dijumpai nodul yang berisi
gigi dan tulang yang menonjol dari dinding kista
(Rokitansky protuberance). Pada pemeriksaan
mikroskopis dijumpai tumor yang terdiri dari berbagai
komponen organ normal. Kulit dan appendages, glia,
peripheral nervous tissue, lemak, tulang rawan, otot
polos dan epitel gastrointestinal merupakan jaringan
yang paling sering dijumpai.
A B
B
Gambar 14. A. Makroskopis dermoid cyst, pada pemotongan dijumpai
rambut dan nodul yang berisi gigi (Rokitansky protuberance). B.
Mikroskopis dermoid cyst, pada dinding kista dijumpai kulit dan komponen
pilocebaseous.
23
Sumber referensi: Kumar V, Abbas AK, Fousto N, Aster. Pathologic Basis of
Disease. Tenth Edition. Elsevier Saunders. 2017
3. Prosedur Praktikum
3.1. Alat dan bahan
- Mikroskop
- Slide mikroskopik berupa: Servisitis,
Leiomioma Uteri, Hiperplasia Endometrium,
Serous Cystadenoma Ovarii, Mucinous
Cystadenoma Ovarii, Serous
Cystadenocarcinoma Ovarii.
- Alat tulis
- Atlas Patologi Anatomi
3.2. Cara kerja
- Kuliah overview
- Observasi preparat gross dan micros yang telah
disediakan dengan pembesaran 40x dan 100x.
- Identifikasi slide dengan mengenal jaringan dan
kelainan-kelainan yang dijumpai.
- Deskripsi dan diskusikan kelainan yang tampak
pada sediaan
- Beri keterangan gambar pada lembar tugas
praktikum yang telah disediakan.
3.3. Hasil praktikum
- Tugas praktikum dikerjakan di lembar tugas yang
telah disediakan dan dikumpulkan untuk
dikoreksi oleh dosen yang bertugas
24
LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSTIK
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
Jalan Gedung Arca No.53 Medan 20217
25
Medan, ............................. 2023
DAFTAR PUSTAKA
Kumar, V. Cotran, R. S, Robbins, S. L. 2017. Robbins
Basic Pathology. 10th Edition. Philladephia. WB
Saunders Company. New Delhi.
PathologyOutlines.com.
https://www.pathologyoutlines.com/.
26
PATOGENESIS NEOPLASMA PADA
PAYUDARA
1. Tujuan Praktikum
Tujuan Umum: Mahasiswa mengetahui gambaran
makroskopis dan mikroskopis dari lesi infeksi dan
neoplasma yang dijumpai pada sistem reproduksi
wanita.
Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa mengetahui gambaran makroskopis dan
mikroskopis lesi dari payudara.
2. Mahasiswa mengetahui gambaran makroskopis dan
mikroskopis lesi dari plasenta.
2. Landasan Teori
2.1. Fibroadenoma Mammae
Makroskopik:
- Berkapsul atau berbatas jelas dan mudah digerakkan
- Konsistensi padat kenyal seperti karet.
- Warna abu-abu putih.
- Pada umumnya berdiameter 2 - 4 cm, kadang-
kadang lebih besar.
27
Gambar 15. Makroskopik Fibroadenoma Mammae
Sumber referensi: http://www.pathologyoutlines.com
Mikroskopik:
- Stroma biasanya halus, seluler, dan sering miksoid,
fibrolastik dengan bagian myxomatik, mirip stroma
intralobuler, mengelilingi kelenjar- kelenjar dan
rongga- rongga kistik yang dilapisi epitel. Komponen
epitelium bisa tertekan dan mengalami distorsi oleh
proliferasi stroma.
- Pada wanita yang lebih tua, stroma lebih padat akibat
hialinisasi dan epitel mengalami atrofi.
- Ada 2 bentuk :
a. Pericanalicular fibroadenoma
Kelenjar berbentuk bulat atau oval.
b. Intracanalicular fibroadenoma
Kelenjar terdesak stroma sehingga tampak
sebagai celah-celah.
28
Gambar 2. Mikroskopik Fibroadenoma Mammae.
Sumber referensi: Kumar V, Abbas AK, Fousto N, Aster. Pathologic Basis Of
Disease. Tenth Edition. Elsevier Saunders. 2017
29
Gambar 3. Makroskopik Karsinoma Mammae.
Sumber referensi: http://www.pathologyoutlines.com
Mikroskopik :
- Terdiri atas sel-sel ganas epithel ductal yang
pleomorfik membentuk kelompok- kelompok
irregular lajur-lajur atau struktur tubular.
- Sel ganas infiltrasi dalam stroma.
- Terdapat sebukan sel-sel lymphosit dalam stroma.
- Banyak didapatkan mitosis yang atypik.
30
Gambar 4. Mikroskopik Karsinoma Mammae.
Sumber referensi: http://www.pathologyoutlines.com
31
3. Prosedur Praktikum
3.1. Alat dan bahan
- Mikroskop
- Slide mikroskopik berupa: Fibroadenoma
mammae, karsinoma mammae
- Alat tulis
- Atlas Patologi Anatomi
3.2. Cara kerja
- Kuliah overview
- Observasi preparat gross dan micros yang telah
disediakan dengan pembesaran 40x dan 100x.
- Identifikasi slide dengan mengenal jaringan dan
kelainan-kelainan yang dijumpai.
- Deskripsi dan diskusikan kelainan yang tampak
pada sediaan
- Beri keterangan gambar pada lembar tugas
praktikum yang telah disediakan.
3.3. Hasil praktikum
- Tugas praktikum dikerjakan di lembar tugas yang
telah disediakan dan dikumpulkan untuk
dikoreksi oleh dosen yang bertugas.
32
LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSTIK
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
Jalan Gedung Arca No.53 Medan 20217
33
Medan, ........................... 20213
DAFTAR PUSTAKA
Kumar, V. Cotran, R. S, Robbins, S. L. 2017. Robbins
Basic Pathology. 10th Edition. Philladephia. WB
Saunders Company. New Delhi.
PathologyOutlines.com.
https://www.pathologyoutlines.com/.
34
BAHAN AJAR PRAKTIKUM
PATOLOGI ANATOMI
BLOK GINEKOLOGI
FEMALE GENITAL SYSTEM
ANATOMY OF FEMALE GENITAL SYSTEM
CERVICITIS
E •
converted into estrogen
Chronic anovulation / infertility: dysregulated estrogen without opposing progesterone
T secretion → simultaneous proliferation and breakdown
• Peri and postmenopausal
I • Exogenous estrogen:
Y • Ovarian pathology:
• Stromal hyperplasia and hyperthecosis: stromal luteinization → hyperandrogenism
→ hyperestrogenism
• Hormone secreting stromal tumors: granulosa cell tumor, thecoma
HISTOPATHOLOGY
ENDOMETRIAL CARCINOMA
• Architecture
• Key feature is confluent or back to back glands lacking intervening stroma
• Cribriform or microacinar configurations
• Complex papillary, micropapillary or villoglandular structures
• Cytologic features
• Resembles proliferative type endometrium with varying features / degrees of atypia but cytology must differ
from that of surrounding nonneoplastic glands
• Cellular / nuclear enlargement
• Nuclear rounding (rather than elongation) with large nucleoli
• Loss of polarity
• Cytoplasmic eosinophilia
SEROUS CYSTADENOMA OF OVARY
• Solid masses of columnar to cuboidal cells with eosinophilic cytoplasm and slit-
like spaces (fusion of papillae)
• Solid, pseudoendometrioid, transitional cell carcinoma-like (SET) appearance
(more common in BRCA1 mutations)
• Hierarchical papillary branching, glandular and cribriform patterns common
• Significant nuclear atypia and pleomorphism (> 3x variation in size) with large,
bizarre and multinucleated forms, prominent nucleolus, often large and
eosinophilic
• High mitotic index: ≥ 12 mitotic figures per 10 high power fields, often atypical
• Necrosis is frequent
BREAST
ANATOMY & HISTOLOGY OF BREAST
• Most tumors of the cervix are of epithelial origin and are caused
by oncogenic strains of HPV.
• During development, the columnar mucus-secreting epithelium of
the endocervix is joined to the squamous epithelial covering of the
exocervix at the cervical os.
• With the onset of puberty, the squamocolumnar junction
undergoes eversion, causing the columnar epithelium to become
visible on the exocervix.
• The exposed columnar cells, however, eventually undergo
squamous metaplasia, forming a region called the transformation
zone, where tumors most commonly arise.
Pathogenesis
• LSIL is typically seen among women in their early 20s and with no
significant clinical manifestations.
• The diagnosis is established by microscopic examination of biopsy
specimens taken after cytologic interpretation of LSIL or atypical
squamous cells of undetermined significance (ASC-US)
• In LSIL there is usually minimal nuclear atypia in the epithelial
cells residing in the lower third of the epithelium
• Squamous cells with productive HPV infections also frequently
show perinuclear cytoplasmic cavitation or halos that are
accompanied by thickening of the cytoplasmic membrane
cont. LSIL
• Benign tumors that arise from the smooth muscle cells in the
myometrium are properly termed leiomyomas, but because of
their firmness often are referred to clinically as fibroids.
• Leiomyomas are the most common benign tumor in females,
affecting 30% to 50% of women of reproductive age, and are
considerably more frequent in black women.
• Leiomyomas are typically sharply circumscribed, firm graywhite
masses with a characteristic whorled cut surface.
• They may occur singly, but more often occur as multiple tumors
that are scattered within the uterus, ranging from small nodules
to large tumors
• Some are embedded within the myometrium (intramural),
whereas others may lie immediately beneath the endometrium
(submucosal) or the serosa (subserosal)
• On histologic examination, the tumors are characterized by
bundles of smooth muscle cells mimicking the appearance of
normal myometrium.
• Foci of fibrosis, calcification, and degenerative softening may be
present
LEIOMYOSARCOMA
Cyst formation
Fibrosis
PROLIFERATIVE BREAST
DISEASES
Three entities have been removed from the
"fibrocystic change" category because they confer a
significant cancer risk:
1. Epithelial hyperplasia
◼ Totally benign-looking hyperplasias
◼ Atypical ductal hyperplasias
◼ Atypical lobular hyperplasia
2. Sclerosing adenosis
3. Small duct papillomas
PROLIFERATIVE BREAST
DISEASES
Epithelial hyperplasia
More than the usual two layers of cells in ducts and/or
lobules.
◼ At least one layer will be myoepithelial cells.
Epithelial hyperplasia is usually an incidental finding, and
does not produce a mass.
Cells are piled up and may even fill ducts and/or ductules.
Most often, there is a mixed population of cells.
◼ Epithelial cells,
◼ Myoepithelial cells.
ALERTS
Atypical hyperplasia:
◼ If there is some anaplasia of architecture (swiss
cheese) or cells (with ugly nuclei).
◼ The cells do not fill the ducts or acini ("in-situ
cancer“).
Carcinoma in situ (CIS):
◼ CIS is only slightly more likely to progress to invasive
cancer than is "atypical hyperplasia."
Atypical epithelial hyperplasia:
◼ Great risk of breast cancer.
Epithelial hyperplasia
PROLIFERATIVE BREAST
DISEASES
Sclerosing adenosis
Proliferation of small ductules and sometimes even acini in
a fibrous stroma
Usually it's a tender lump in the upper outer quadrant.
Patients are usually around age 30-40.
This mimics cancer both clinically and microscopically:
◼ (1) There'll always be myoepithelium, expressing smooth-muscle
actin, S100, high MW keratin antigens.
◼ (2) The normal lobular architecture is preserved, though lobules
may be expanded (under low-magnification).
◼ (3) Sclerosing adenosis can be solitary, but it never cuts "gritty"
like many breast cancers.
Sclerosing adenosis
PROLIFERATIVE BREAST
DISEASES
Radial scar
It is a star-shaped fibrosing lesion that looks like a
typical crablike cancer on mammography
Benign on biopsy
No increased risk for cancer!
Small duct papillomas
Seldom produce masses.
These possess fibrovascular cores, with epithelial
hyperplasia-type lesions.
FIBROADENOMA
The most common benign breast tumor,
Occurs at any time during reproductive life,
◼ most often under age 30.
It presents a small, sharply circumscribed,
freely movable nodule within the breast
substance.
A loose stroma surrounds ducts that are often
crushed flat.
Fibroadenoma
Phylloides tumor
Cystosarcoma phylloides
"Phylloides" means "leaves", referring to the
artichoke-like appearance of many of these
tumors
Exhibits metaplastic and/or anaplastic stroma
and supposedly rapid growth
If it metastasizes, it will be as a sarcoma
Phylloides tumor
LARGE DUCT PAPILLOMA
Intraductal papilloma
This is a small (less than 1 cm) lesion in a
major duct just below the nipple.
It produces bloody nipple discharge.
Occasionally it causes nipple retraction.
Radiology (galactogram): injecting dye into
each of the lactiferous sinuses.
Intraductal papilloma
CARCINOMA OF THE
BREAST
This is the most common cancer in women
It is rare before age 25,
◼ more common with increasing age.
Around 1 in 9 women will develop breast cancer during
their life.
Breast cancer usually presents as a dominant, painless
mass.
Nowadays it is often found on mammography long before
symptoms appear.
Risk factors
Female gender
◼ 100x as common as in men
Ethnic group
◼ Ashkenazi (a Jewish ethnic group) ancestry (the effect is explained by
the high prevalence of BRCA1 mutations in the Ashkenazi population)
◼ Every ethnic group has a high incidence of breast cancer; American
Indians have the least.
Geography
◼ The US and Northern Europe have the highest rates
Increasing age
◼ breast cancer is rare before age 25
Obesity
◼ supposedly; "synthesis of estrogens in fat deposits"
Longer reproductive life: Estrogen
◼ menarche before age 13 or menopause after 50
Nulliparous women or those having their first child at a
late age (over 30)
Family history of breast cancer
◼ father's side as well as mother's
History of high-dose radiation
◼ atom bomb survivors, women radiated for breast abscesses
◼ Hodgkin's disease treatment only in younger women
History of epithelial hyperplasia (especially Atypical)
Previous breast cancer
Previous cancer of the endometrium
Alcoholism
◼ because of folic acid deficiency
Previous fibroadenoma
◼ triples the risk
Solid DCIS
Simply fills ducts.
The cells are monomorphic and monotonous.
Comedocarcinoma
Cribriform DCIS
Swiss-cheese appearance.
Papillary DCIS
Looks like the papillary lesions of proliferative breast disease, with
fibrovascular cores, but has a monomorphic cell population.
Micropapillary DCIS
It is little mounds of cells along the wall without fibrovascular cores.
Paget's disease of the nipple
Intraepithelial growth of large, pale, mostly-single cancer cells in the
nipple.
Breast looks inflamed (misdiagnose: "eczema of the nipple“)
There is most often an underlying duct carcinoma.
DCIS with microinvasion
Usually is comedocarcinoma with invasive cancer confined to 1 mm
away from the ducts.
Non-infiltrating (in situ) lobular "carcinoma"
This is a distinctive proliferation of tame-looking cells, slightly larger
than normal, filling the ductules of one or more lobules.
The lobules are expanded but not distorted.
Often there are signet-ring cells.
It heralds infiltrating ductal or lobular carcinoma; however, the invasive
cancer is just as likely to be in the opposite breast.
"Lobular CIS" is usually an incidental finding when tissue from the
breast is excised and examined for some other reason.
If you get a chance to examine both breasts, it's usually bilateral.
INFILTRATING (invasive)
BREAST CARCINOMA
Invasive ductal carcinoma
◼ No Special Type (NST)
◼ Medullary carcinoma
◼ Mucinous (colloid, gelatinous) carcinoma
◼ Adenoid cystic
◼ Papillary carcinoma
◼ Tubular carcinoma
◼ Metaplastic cancers