seseorang yang mengalami dispepsia secara umum memiliki harapan hidup yang
normal, namun gejala dispepsia dapat memberi dampak negatif pada kualitas hidup.
seperti:
● tidur terganggu,
● stress dan kecemasan
● vitalitas berkurang,
● nyeri tubuh umum,
● kehidupan seks yang terganggu dan kecemasan.
● produktivitas rendah dalam dan luar kerja sebanding dengan yang disebabkan
oleh sakit kepala atau sakit punggung.
penanganan dispepsia
perubahan gaya hidup diperlukan agar dispepsia tidak kambuh kembali. Kebiasaan atau
gaya hidup yang buruk, seperti selalu makan makanan yang bersifat pedas, asam, dan
berlemak, hingga meminum minuman yang mengandung kafein juga harus dikurangi atau
dihentikan.
hal lain yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit dispepsia adalah mengatur
porsi dan jam makan. Cara yang ampuh untuk membuat tubuh sembuh dari asam lambung
yang berlebih adalah dengan melakukan diet tinggi serat dan membiasakan minum air putih
secara teratur.
penanganan dispepsia
Moayyedi, P. M., Lacy, B. E., Andrews, C. N., Enns, R. A., Howden, C. W., & Vakil, N. (2017). ACG and CAG
Clinical Guideline: Management of Dyspepsia. American Journal of Gastroenterology, 112(7), 988–1013.
https://doi.org/10.1038/ajg.2017.154
Permatasari, L. (2017). Faktor Risiko, Klasifikasi, dan Terapi Sindrom Dispepsia. Cermin Dunia Kedokteran,
44(12), 870–873.
Sumarni, S., & Andriani, D. (2019). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Dispepsia. Jurnal Keperawatan
Dan Fisioterapi (Jkf), 2(1), 61–66. https://doi.org/10.35451/jkf.v2i1.282
Zakiyah, W., Agustin, A. E., Fauziah, A., Sa’diyyah, N., & Mukti, G. I. (2021). Definisi, Penyebab, Klasifikasi dan
Terapi Sindrom Dispepsia. Jurnal Health Sains, 2(7), 979.