Anda di halaman 1dari 20

BUKU AJAR CLINICAL SKILLS AND REASONING

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN

SKIN TEST

Disusun oleh :

Departemen Farmakologi

Tim Penyusun Blok CSR 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2023/2024

1
Tim Penyusun

Departemen Famakologi
dr. Mudatsir, M. Ked (Surg), Sp.B, Subsp. BD (K). FINACS
dr. Litta Septina Mahmelia Zaid, Sp.PA
Tim Penyusun Blok CSR 3

Pakar
dr. Rina Nurbani, M.Biomed, Sp.Ak

Buku Ajar Pemeriksaan Skin test– FKK UMJ | i


VISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FKK UMJ

Menghasilkan Dokter yang Kompetitif dan Unggul dalam Geriatri Komunitas


Berdasarkan Nilai-nilai Islam Tahun 2030

MISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FKK UMJ

1. Menyelenggarakan bidang Pendidikan, penelitian dan pengabdian


masyarakat yang kompetitif dan unggul dalam geriatric komunitas
berdasarkan nilai – nilai Islam dan Kemuhammadiyahan
2. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi secara maksimal
3. Membangun sumber daya manusia yang mengamalkan nilai – nilai
Islam dan Kemuhammadiyahan
4. Meningkatkan Kerjasama nasional dan internasional
5. Menyelenggarakan tata Kelola program studi yang professional
berdasarkan penjaminan mutu

Buku Ajar Pemeriksaan Skin test– FKK UMJ | ii


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya dalam kegiatan
pengajaran kita. Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Buku
Ajar Clinical Skill and Reasoning (CSR) ini diperuntukkan kepada mahasiswa semester tiga
Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta. Buku ajar ini bertujuan untuk
membantu mahasiswa dalam mempelajari keterampilan klinis, berpikir ilmiah, kritis, dan
sistematis.
Buku ajar ini berisikan materi-materi keterampilan mengenai pemeriksaan laju endap darah
yang meliputi keterampilan pre analitik, analitik dan post analitik pemeriksaan laju endap darah.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dekan FKK UMJ, Ka Prodi Kedokteran FKK UMJ,
Ka MEU, Ka GKM, dan para kontributor yang telah membantu sehingga buku ajar ini dapat
tersusun dengan baik. Kami menyadari bahwa buku ajar ini ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, September 2023

Tim Blok

Buku Ajar Pemeriksaan Skin test– FKK UMJ | iii


DAFTAR ISI

Tim Penyusun ............................................................................................................................................... i


VISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FKK UMJ ........................................................................ ii
MISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FKK UMJ ....................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. iv
TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LAB ..................................................................... v
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN SKIN TEST .......................................................................... ……1
A. Pendahuluan ......................................................................................................................... 1
B. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................................... 2
C. Tinjauan Pustaka .................................................................................................................. 3
o Anatomi Jaringan Kulit ............................................................................................... 3
o Patofisiologi Reaksi Kulit terhadap Obat Skin Test ................................................. 4
o Jenis Pemeriksaan Skin Test........................................................................................ 4
o Pemeriksaan Skin Test melalui Injeksi Intrakutan .................................................... 5
▪ Definisi .............................................................................................................. 5
▪ Tujuan ................................................................................................................ 5
▪ Indikasi .............................................................................................................. 5
▪ Kontraindikasi ................................................................................................... 5
▪ Efek Samping .................................................................................................... 5
▪ Prosedur ............................................................................................................. 6
▪ Pembacaan hasil Skin Test ............................................................................... 10
▪ Pasca Prosedur Tindakan ................................................................................. 10
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN KETERAMPILAN SKIN TEST ........................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13

Buku Ajar Pemeriksaan Skin test– FKK UMJ | iv


TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LAB
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Mahasiswa program studi kedokteran diwajibkan mematuhi tata-tertib ruang CSR dan
laboratorium selama proses belajar. Adapun tata-tertib yang berlaku diantaranya:

A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan,

1. Membaca buku ajar atau penuntun belajar keterampilan klinik pemeriksaan fisik.
2. Menyediakan alat atau bahan sesuai dengan petunjuk pada buku ajar yang bersangkutan.

B. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:


1. Datang tepat waktu.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSR
3. Diharuskan membuktikan jati dirinya selama latihan berlangsung (tidak boleh memakai
cadar/tutup muka).
4. Diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya
seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua mahasiswa tidak diperkenankan
memakai celana jins, baju kaos (T shirt), dan sandal. Mahasiswa pria yang berambut
panjang sampai menyentuh kerah baju, tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan
pembelajaran di Fakultas Kedokteran UMJ.
5. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
6. Diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatan CSR. Bagi
mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
7. Diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas disertai dengan nomor
pokok mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau nama panggilan.
8. Tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lain barang yang
tidak dibutuhkan dalam kegiatan yang dilakukan.
9. Diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan termasuk mengikuti kuis jika
ada.

Buku Ajar Pemeriksaan Skin test– FKK UMJ | v


10. Diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh
manusia
11. Diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi karena ulah
mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan. Misalnya model
yang rusak harus diganti melalui Fakultas Kedokteran UMJ, yang dibiayai oleh mahasiswa
yang merusak. Dana pengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti.
12. Tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fakultas Kedokteran UMJ.

Buku Ajar Pemeriksaan Skin test– FKK UMJ | vi


KETERAMPILAN PEMERIKSAAN SKIN TEST

A. PENDAHULUAN

Diagnosis alergi ditegakkan berdasarkan anamnesis gejala yang dialami dan


kemungkinan alergen penyebab, pemeriksaan fisik untuk melihat gejala alergi yang
tampak, dan apabila masih terdapat keraguan harus dilakukan pemeriksaan penunjang.
Skin test atau uji kulit merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat
membantu klinisi mengidentifikasi penyebab timbulnya alergi. Terdapat 3 cara untuk
melakukan skin test, yaitu injeksi intrakutan (intradermal), uji tusuk (skin prick
test/SPT) dan uji gores (scratch test). Keterampilan skin test merupakan salah satu
keterampilan klinis yang akan sering dilakukan oleh seorang dokter dalam praktik
sehari-hari terutama sebelum pemberian obat-obatan intravena. Seorang dokter harus
dapat melakukan secara mandiri keterampilan skin test terutama injeksi intrakutan,
dimana dalam standar kompetensi dokter Indonesia (SKDI) masuk kedalam level 4A.
Dalam buku ajar ini mahasiswa akan mempelajari mengenai teknik skin test terutama
injeksi intrakutan.

Skin test melalui injeksi intrakutan juga dapat dilakukan pada pasien yang akan
diberikan pengobatan intravena di rumah sakit atau klinik, dengan asumsi setiap
individu memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap berbagai macam bahan maupun
obat yang akan diterima sehingga dengan pemberian skin test dapat menghindarkan
pasien dari efek alergi obat. Injeksi intrakutan sebagai skin test sering dilakukan
sebelum pemberian obat secara intravena karena mudah dilakukan, tidak mahal dan
hasil pemeriksaan bisa didapatkan dalam waktu 15-30 menit. Injeksi intrakutan juga
dapat digunakan untuk membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu,
misalnya tes mantoux/tuberculin test yang dapat mengindikasikan adanya infeksi M.
tuberculosis. Selain itu injeksi intrakutan juga umumnya dilakukan pada anak yang
akan diberikan vaksin BCG yang berisi kuman M. bovis yang dilemahkan untuk
perlindungan terhadap tuberkulosis berat dan radang otak akibat tuberkulosis.

Hasil skin test melalui injeksi intrakutan berarti positif jika memberikan reaksi
kemerahan dan gatal pada kulit sekitar lokasi suntikan. Reaksi kemerahan kulit ini
terjadi segera, mencapai puncak dalam waktu 20 menit dan mereda setelah 20-30 menit.

1
Beberapa pasien menunjukkan edema yang lebih lugas dengan batas yang tidak terlalu
jelas dan dasar kemerahan selama 6-12 jam kemudian berakhir setelah 24 jam (fase
lambat).

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan kegiatan keterampilan injeksi, mahasiswa diharapkan mampu :


1. Menjelaskan anatomi jaringan kulit
2. Menjelaskan fisiologi reaksi kulit terhadap obat skin test.
3. Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan skin test
4. Melakukan keterampilan pemeriksaan skin test melalui injeksi intrakutan.

2
C. TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI JARINGAN KULIT

Manusia memiliki lapisan terluar yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Lapisan


tersebut kita kenal dengan sebutan kulit. Kulit atau sistem integumen merupakan organ
tubuh manusia yang paling besar karena fungsinya sebagai pembungkus seluruh tubuh
manusia, julit juga dapat mengeluarkan zat sisa seperti keringat. Rata-rata kulit yang
membungkus manusia memiliki luas sebesar 1.67 m2.

Kulit tersusun atas tiga lapisan yaitu lapisan epidermis, dermis dan hipodermis.
Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit yang terluar dan dibagi menjadi lima lapisan
yaitu stratum corneum, stratum lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan
stratum basal. Lapisan dermis memiliki ketebalan 3-5 mm, merupakan anyaman serabut
kolagen dan elastin yang bertanggung jawab unutk sifat-sifat penting penting dari kulit.
Dermis mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar sebasea,
kelenjar keringat, otot dan serabut saraf. Terakhir adalah lapisan hipodermis atau subkutan
yang terdiri atas jaringan ikat longgar sebagian mengandung lemak dan berfungsi untuk
cadangan makanan, menahan panas tubuh serta melindungi tubuh bagian dalam terhadap
benturan dari luar.

Gambar 1. Lapisan-lapisan dan apendiks kulit.

3
PATOFISIOLOGI REAKSI KULIT TERHADAP OBAT SKIN TEST

Sel mast dengan IgE spesifik untuk alergen tertentu berlekatan dengan reseptor yang
berafinitas tinggi pada kulit pasien dengan alergi. Kontak sejumlah kecil alergen pada
kulit pasien yang alergi dengan alergen akan menimbulkan hubungan silang antara
alergen dengan sel mast permukaan kulit, yang akhirnya mencetuskan aktivasi sel
mast dan melepaskan berbagai preformed dan newly generated mediator. Histamin
merupakan mediator utama dalam timbulnya reaksi wheal, gatal, dan kemerahan pada
kulit (hasil uji kulit positif). Reaksi kemerahan kulit ini terjadi segera, mencapai
puncak dalam waktu 20 menit dan mereda setelah 20-30 menit. Beberapa pasien
menunjukkan edema yang lebih lugas dengan batas yang tidak terlalu jelas dan dasar
kemerahan selama 6-12 jam dan berakhir setelah 24 jam (fase lambat).

JENIS PEMERIKSAAN SKIN TEST

Terdapat 3 cara untuk melakukan uji kulit, yaitu cara injeksi intradermal, uji tusuk
(skin prick test/SPT), dan uji gores (scratch test). Injeksi intradermal: 0,01-0,02 ml
ekstrak alergen disuntikkan ke dalam lapisan dermis sehingga timbul gelembung
berdiameter 3 mm. Dimulai dengan konsentrasi terendah yang menimbulkan reaksi,
lalu ditingkatkan berangsur dengan konsentrasi 10 kali lipat hingga berindurasi 5-15
mm. Teknik injeksi intradermal lebih sensitif dibanding skin prick test (SPT), namun
tidak direkomendasikan untuk alergen makanan karena dapat mencetuskan reaksi
anafilaksis. Uji gores (scratch test): sudah banyak ditinggalkan karena kurang akurat.
Uji tusuk (skin prick test/SPT): Uji tusuk dapat dilakukan pada alergen hirup, alergen
di tempat kerja, dan alergen makanan. Lokasi terbaik adalah daerah volar lengan
bawah dengan jarak minimal 2 cm dari lipat siku dan pergelangan tangan. Setetes
ekstrak alergen dalam gliserin diletakkan pada permukaan kulit. Lapisan superfisial
kulit ditusuk dan dicungkit ke atas dengan jarum khusus untuk uji tusuk. Hasil positif
bila wheal yang terbentuk >2 mm. Preparat antihistamin, efedrin/epinefrin,
kortikosteroid dan β-agonis dapat mengurangi reaktivitas kulit, sehingga harus
dihentikan sebelum uji kulit. Uji kulit paling baik dilakukan setelah pasien berusia tiga
tahun. Sensitivitas SPT terhadap alergen makanan lebih rendah dibanding alergen

4
hirup. Dibanding uji intradermal, SPT memiliki sensitivitas yang lebih rendah namun
spesifisitasnya lebih tinggi dan memiliki korelasi yang lebih baik dengan gejala yang
timbul.

PEMERIKSAAN SKIN TEST MELALUI INJEKSI INTRAKUTAN


A. Definisi
Injeksi intradermal/intrakutan adalah memberikan obat melalui suntikan ke dalam
jaringan kulit, yang di lakukan pada lengan bawah bagian dalam atau di tempat
lain yang di anggap perlu. Pemeriksaan ini untuk mengetahui reaksi
hipersensitivitas yang dimediasi oleh IgE terhadap bahan yang diujikan.
Umumnya dilakukan untuk mengetahui reaksi hipersensitivitas tipe cepat.
B. Tujuan
1. Melaksanakan uji coba obat tertentu, yang di lakukan dengan cara memasukan
obat ke dalam jaringan kulit yang di lakukan untuk tes alergi dan skin test
terhadap obat yang akan di berikan.
2. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat di lakukan dengan
cara di suntik intrakutan, pada umumnya di berikan pada pasien yang akan di
berikan obat antibiotic.
3. Membantu menentukan diagnose penyakit tertentu.
C. Indikasi
Prosedur sebelum menyuntikan obat sistemik, contoh: antibiotik penisilin.
D. Kontraindikasi
Sudah diketahui terdapat reaksi hipersensitifitas terhadap bahan/obat yang
diberikan.
E. Efek samping
1. Reaksi anafilaksis
2. Urtikaria
3. Reaksi iritasi
4. Nyeri saat penyuntikan

5
F. Prosedur
1. Persiapan alat
a. Spuit dan jarum steril (spuit 1 cc, jarum suntik nomor 27 G atau 30 G)
b. Larutan NaCl 0,9% atau aqua bidest
c. Obat yang diinjeksikan (vial atau ampul)
d. Bak spuit steril
e. Kapas alkohol 70%
f. Kassa steril/gergaji ampul untuk membuka ampul (bila perlu)
g. Pengalas (bila perlu)
h. Sarung tangan disposable
i. Perlengkapan kedaruratan medik (oksigen, set infus, cairan NaCl 0,9%
500c, spuit 1 cc dan 3 cc, adrenalin/epinefrin injeksi,
kortison/kortikosteroid parenteral lain)
2. Persiapan pasien
a. Pastikan identitas pasien (nama dan tanggal lahir) serta jenis/dosis obat
sesuai.
b. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan disposable
c. Lakukan informed consent serta jelaskan prosedur tindakan kepada
pasien.
d. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu ruangan atau menarik tirai
3. Persiapan cairan obat
a. Pengenceran bahan dilakukan tidak melebihi 2 jam sebelum skin test
dilakukan.
b. Siapkan obat, masukan obat dari vial atau ampul dengan cara yang
benar.
c. Menyentil ampul untuk menurunkan isi cairan ampul.

6
Gambar 2. Cara menurunkan isi cairan ampul

d. Siapkan spuit, lepaskan penutup spuit, kemudian mengambil obat


secara tegak lurus sambil menunggu antiseptik kering lalu keluarkan
udara dari spuit. Menutup dan membuka penutup spuit menggunakan
single hand.

Gambar 3. Cara memasukkan obat ke dalam spuit.

e. Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu jari
dan jari telunjuk dengan telapak tangan menghadap kebawah.
f. Cara pengenceran: Ambil sekitar 0,1-0,2 cc (1:10) larutan obat dalam
vial yang telah diencerkan dengan aquabidest/NaCl menggunakan
spuit 1 cc, kemudian tambahkan dengan 0,9 cc aquabidest/NaCl dan
dihomogenasikan.
4. Prosedur tindakan
a. Identifikasi pasien (mengecek nama dan tanggal lahir).
b. Bantu pasien untuk posisi yang nyaman dan rileks
c. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian.
d. Pilih area penyuntikan yang tepat: Lokasi injeksi intrakutan Lokasi
dipilih pada daerah yang mudah diamati seperti kulit yang tidak
banyak mengendung pigmen, berkeratin tipis, tidak berambut. Daerah
yang sesuai kriteria adalah: - ventral lengan bawah - daerah klavikula

7
- permukaan media paha. Pastikan bebas dari edema, massa, nyeri
tekan, jaringan parut, kemerahan / inflamasi dan gatal.
e. Memakai sarung tangan disposable
f. Membersihkan tempat penyuntikan dengan mengusap kapas alkohol
atau kapas lembab dari tengah keluar secara melingkar sekitar 5 cm,
menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi.
g. Pegang erat lengan klien dengan tangan kiri, tegangkan area
penyuntikan.
h. Sebelum menusukkan jarum, baca basmallah. Secara hati - hati tusuk
/ suntikan jarum dengan lubang menhadap keatas, sudut 5 o sampai 15°
sampai terasa ada tahanan pada volar lengan bawah (2/3 diatas
pergelangan tangan atau 1/3 dibawah fossa cubiti).

Gambar 4. Posisi insersi jarum suntik

i. Tusukkan spuit melalui epidermis sampai sekitar 3 mm dibawah


permukaan kulit. Anda akan melihat ujung spuit melalui kulit.
j. Pegang pangkal jarum dengan ibu jari tangan kiri sebagai fiksasi, lalu
dorong cairan obat. Obat diinjeksikan ke dalam lapisan kulit bagian
atas, sehingga akan timbul indurasi kulit/tonjolan dibawah permukaan
kulit sampai terbentuk indurasi/gelembung dengan diameter 5-7 mm
(lihat gambar dibawah).

8
Gambar 5. Cara penyuntikan intrakutan pada skin test.

Gambar 6. Posisi insersi jarum suntik pada injeksi


intrakutan

k. Tarik spuit / jarum, sambil memberikan kapas alkohol diatas lokasi


injeksi.
l. Tekan secara perlahan tanpa melakukan massage.
m. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan penutupnya pada
tempat sampah tajam.
n. Menandai area penyuntikan
o. Melepas sarung tangan dan merapihkan pasien.
p. Membereskan alat – alat, mencuci tangan.
q. Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu, cara)
waktu dan area pelaksanaan skin test pada lembar obat atau catatan

9
perawat.
r. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit).
G. Pembacaan hasil skin test
1. Pembacaan hasil pada menit ke 15-30 menit setelah skin test dilakukan
2. Skin test disebut positif (+) bila dalam 30 menit setelah penyuntikan bahan obat
terjadi urtikaria dengan diameter lebih dari 10 mm dan eritem di sekitar
urtikaria.
H. Pasca prosedur tindakan
Pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya efek samping

10
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN SKIN TEST MELALUI INJEKSI INTRAKUTAN (IK)

1. Sampaikanlah informed consent sebelum melakukan tindakan kemudian lihat


kesesuaian status pasien dengan obat yang akan diberikan.
2. Siapkanlah alat-alat dan obat yang akan digunakan.
3. Lakukan pengenceran 1:10 terhadap obat yang akan di skin test (mengambil 0,1 cc
cairan obat, lalu menambahkan 0,9 cc NaCl/Aquabidest, lalu dihomogenasikan di
dalam spoeit 1 cc) → langkah ini dilakukan pada skin test obat. Pastikan tetap
menjaga prinsip sterilitas.
4. Lakukan cuci tangan rutin sebelum melakukan tindakan.
5. Gunakan sarung tangan sekali pakai.
6. Atur posisi pasien agar tindakan dapat dilakukan dengan nyaman dan mudah.
7. Tentukan lokasi penyuntikkan kemudian lakukan penyuntikan pada lengan bawah
yaitu pada 2/3 bagian diatas pergelangan tangan (atau 1/3 dibawah fossa cubiti).
Tempat ini umumnya digunakan untuk suntikan skin test obat.
8. Menghapushamakan tempat yang akan disuntikkan dengan kapas alkohol, lalu
tunggu sampai kering.
9. Menusukkan jarum dengan bevel mengarah ke atas dan membentuk sudut 5o – 15o
10. Masukkan cairan obat ke dalam intrakutan sampai terjadi gelembung pada kulit
dengan ukuran 5-7 mm.
11. Tarik jarum dengan cepat, tidak dihapushamakan dengan kapas alkohol dan tidak
boleh dilakukan pengurutan (massage).
12. Membuang jarum dan spoeit ke dalam tempat sampah tajam.
13. Tandailah memakai pulpen/spidol disekitar lokasi penyuntikkan untuk memudahkan
penilaian reaksi alergi.
14. Cuci tangan rutin setelahmelakukan tindakan.
15. Menunggu selama 15 menit dan menilai hasil pemeriksaan skin test, indurasi,
kemerahan dan gatal.

Critical Point :
a. Membuat gelembung pada lokasi penyuntikkan
b. Setelah penyuntikan tidak menghapushamakan dan tidak memassage lokasi penyuntikan

DAFTAR TILIK

11
KETERAMPILAN SKIN TEST MELALUI INJEKSI INTRAKUTAN (IK)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
0. Tidak dilakukan : langkah-langkah tidak dilakukan
1. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar namun tidak sesuai dengan urutannya, dan tidak efisisen
2. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan efisien.

No. Langkah Klinik Nilai


Melakukan Persiapan 0 1 2
1. Informed Consent
2. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
3. Melakukan pengenceran 1:10 terhadap obat yang akan di skin test
(mengambil 0,1 cc cairan obat, lalu menambahkan 0,9 cc
NaCl/Aquabidest, lalu dihomogenasikan di dalam spoeit 1 cc) →
langkah ini dilakukan bila skin test obat
4. Melakukan cuci tangan rutin
5. Menggunakan sarung tangan sekali pakai
Menyuntik Intrakutan
6. Mengatur posisi pasien
7. Menentukan lokasi penyuntikkan :
- Lengan Bawah : 2/3 diatas pergelangan tangan (atau 1/3
dibawah fossa cubiti). Tempat ini untuk suntikan skin test
8. Menghapushamakan tempat yang akan disuntikkan dengan kapas
alkohol, lalu tunggu sampai kering
9. Menusukkan jarum dengan bevel mengarah ke atas dan
membentuk sudut 5o – 15o
10. Memasukkan cairan ke dalam intrakutan sampai terjadi
gelembung pada kulit dengan ukuran 5-7 mm
11. Menarik jarum dengan cepat, tidak dihapushamakan dengan kapas
alkohol dan tidak boleh dilakukan pengurutan (massage)
12. Membuang jarum dan spoeit ke dalam tempat sampah tajam
13. Memberi tanda memakai pulpen/spidol disekitar lokasi
penyuntikkan untuk memudahkan penilaian reaksi alergi (pada
skin test dan Mantoux test)
14. Cuci tangan rutin
15. Menunggu selama 15 menit dan menilai hasil pemeriksaan skin
test, indurasi, kemerahan dan gatal
Critical Point :
a. Membuat gelembung pada lokasi penyuntikkan
b. Tidak menghapushamakan dan tidak memassage lokasi penyuntikan
Nilai = ________ x 100% = .............
30
Penguji,
__________________

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Atkins D, Leung DYM. Diagnosis of allergic disease. Dalam: Behrman RE, Kliegman
RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia:
Saunders; 2004.h.747-51.
2. Modul Ajar Farmakalogi, 2018.
3. Munasir Z. Uji kulit terhadap alergen. Dalam: Arwin AAP, Munasir Z, Kurniati N,
penyunting. Buku ajar alergi - imunologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2007.h.445-7.
4. Sudewi NP, Kurniati N, Suyoko EMD, Munasir Z, Akib AAP. Berbagai teknik
pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis penyakit alergi. Sari Ped. 2009; 3:174-8.
5. Widaty S, Soebono H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi D, Rosita C, et al. Uji Kulit.
Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia.
PERDOSKI; 2017: 78-80
6. Yolanda N. Skar BCG. IDAI; 2016
7. Tuberkulin skin testing, information for health care providers. CDC. 2020

13

Anda mungkin juga menyukai