Anda di halaman 1dari 43

SISTEM

ENDOKRIN DAN METABOLISME

Manual Kegiatan Alih Keterampilan Klinik


(CSL)

Disajikan pada Mahasiswa Semester IV

Program Studi Kedokteran


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
T.A. 2017/2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya maka buku manual Alih Ketrampilan Klinik ini dapat disusun. Tidak lupa kita
sampaikan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Buku Manual CSL ini dibuat dan disusun oleh tim dosen Program Studi Kedokteran
FKK UMJ yang merupakan revisi dari Manual CSL yang sebelumnya disusun oleh
Tim Sistem Endokrin dan Metabolisme FK Unhas. Manual keterampilan klinik ini
mengacu kepada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012 dan
pelaksanaan ujian OSCE Nasional. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa yang
telah melewati Sistem Endokrin telah diperkenalkan kepada sistem ujian keterampilan
klinik yang saat ini diperlakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir sebelum mereka
menjadi seorang dokter.

Manual CSL ini terdiri dari 5 ketrampilan klinis yaitu:


1. Keterampilan Anamnesis Penyakit Sistem Endokrin dan Metabolisme
2. Keterampilan Pemeriksaan Fisik dan Tiroid pada Sistem Endokrin dan
Metabolisme
3. Penentuan Status Gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
Perhitungan Kebutuhan Energi pada Pasien DM
4. Keterampilan Konseling pada Pasien DM
5. Keterampilan Suntikan Insulin Pen Subkutan.

Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan dan seluruh dosen
Program Studi Kedokteran FKK UMJ yang telah memberikan dukungan sehingga
buku manual ini dapat terwujud. Harapan kami semoga buku manual ini bermanfaat
bagi para seluruh mahasiswa terutama yang sedang mengambil Sistem Endokrin dan
Metabolisme.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Februari 2018


Tim Dosen Sistem Endokrin dan Metabolisme
Prodi Kedokteran FKK UMJ

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 1


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………..…………………………………………….. 1


Daftar Isi………………………………………………………………………. 2
Tata tertib CSL……………………………………………………………….. 3
Manual CSL
1. Keterampilan Anamnesis ......................................................... 5
2. Keterampilan Pemeriksaan Fisik dan Tiroid pada Sistem 16
Endokrin dan Metabolisme ………………………….…………
3. Penentuan Status Gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
dan Perhitungan Kebutuhan Energi pada Pasien DM ………… 26
4. Keterampilan Konseling pada Pasien DM……………………... 33
5. Keterampilan Suntikan Insulin Pen Subkutan…………………. 37

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 2


TATA-TERTIB LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Keterampilan Klinik harus mematuhi


tata-tertib seperti di bawah ini.

A. Sebelum Pelatihan, setiap mahasiswa:


1. Membaca Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Sistem yang bersangkutan dan
bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan
2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntun yang
bersangkutan

B. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:


1. Datang tepat waktu
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah
ditentukan
3. Diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan
layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua mahasiswa tidak
diperkenankan memakai celana jeans, baju kaos (T shirt), dan sandal. Mahasiswa pria
yang berambut panjang sampai menyentuh kerah baju, tidak diperkenankan
mengikuti semua kegiatan pembelajaran di Prodi Kedokteran FKK UMJ.
4. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
5. Diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatan di
Laboratorium Fak. Kedokteran UMJ. Bagi mahasiswi yang berhijab, bagian bawah
hijab harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
6. Diharuskan memakai papan nama dan nomor pokok mahasiswa dengan tulisan besar
dan jelas. Nama bisa dengan nama pendek atau nama panggilan.
7. Diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan.
8. Diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
9. Diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian
tubuh manusia
10. Diharuskan bekerja dengan hati-hati. Setiap kerusakan yang terjadi akibat ulah
mahasiswa, maka semua risiko yang terjadi menjadi tanggungjawab mahasiswa yang
bersangkutan. Misalnya kerusakan “model” yang disebabkan ulah mahasiswa maka
mahasiswa yang bersangkutan harus mengganti kerusakan “model” tersebut dengan

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 3


biaya sesuai dengan harga “model pengganti”. Penggantian melalui Prodi Kedokteran
FKK UMJ.
11. Tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar.
12. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapikan kembali alat dan bahan yang
telah digunakan
13. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan dengan
tembusan ke bagian CSL dan melampirkan materi yang akan diulang. Jumlah
minimum mahasiswa yang mengajukan adalah 10 orang dan paling lambat sudah
mengajukan 3 hari sebelum pelaksanaan CSL
b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan dengan
atau tanpa pendamping dari instruktur
c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB
C. Penilaian
Mahasiswa dapat mengikuti ujian CSL dengan syarat telah mengikuti kegiatan
CSL minimal 75% dari seluruh kegiatan CSL Sistem Endokrin dan
Metabolisme.

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 4


KETERAMPILAN
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

Disajikan pada Mahasiswa Semester IV


PS KEDOKTERAN FKK UMJ

Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 5


KETERAMPILAN
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter bekerja berdasarkan keluhan utama


yang menjadi masalah pasien / klien, kemudian dilanjutkan dengan penelusuran
riwayat penyakit, pemeriksaan fisis dan tiroid, dan pemeriksaan penunjang. Selama
melaksanakan semua kegiatan tersebut, dokter harus memperhatikan kondisi pasien
secara holistik dan komprehensif, menjunjung tinggi profesionalisme dan etika profesi
di atas kepentingan pribadi. Selama pendidikan, mahasiswa perlu dipaparkan pada
berbagai masalah, keluhan/gejala yang dirasakan dan pemeriksaan fisis dan tiroid
yang ditemukan, serta dilatih cara menganalisis data data yang ditemukan kemudian
mensintesis data tersebut dan membuat kesimpulan / rumusan masalah / diagnosis
kerja dan diagnosis bandingnya.
Anamnesis adalah suatu keterampilan wawancara antara dokter (pemeriksa)
dengan pasien/klien-nya. Kegiatan ini sangat penting sebagai langkah awal yang dapat
membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pasien. Keluhan yang
diajukan seorang pasien yang diambil dengan teliti akan banyak membantu
menentukan diagnosis dari suatu penyakit. Banyak macam keluhan yang diajukan
oleh seorang penderita. Walaupun demikian, tidak selalu keluhan-keluhan mengenai
penderitaan pasien dengan mudah dapat tergali oleh dokter sehingga diperlukan suatu
kesabaran dalam mengambil anamnesis dari seorang pasien.
Teknik wawancara terpimpin yang diajukan terdiri dari beberapa pertanyaan
yang diajukan secara sistematis, terarah dan sesuai dengan kasus sehingga diakhir
wawancara, dokter dapat menarik suatu resume dan kesimpulan yang mendekatkan
seorang dokter kepada penegakan suatu diagnosis kerja. Diawali dengan menanyakan
keluhan utama yang dirasakan, yang biasanya menjadi sebab si pasien datang berobat
ke dokter. Selanjutnya digali tentang riwayat perjalanan penyakit, riwayat penyakit
sebelumnya yang pernah diderita, riwayat pengobatan, riwayat alergi, riwayat
penyakit keluarga, faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang berhubungan.
Daftar masalah/penyakit yang mengacu kepada Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) 2012 memuat daftar masalah/penyakit yang banyak dijumpai dan
merupakan alasan utama yang sering menyebabkan pasien/klien datang menemui
dokter di tingkat pelayanan kesehatan primer. Daftar penyakit ini disusun dengan
tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi pendidikan dokter agar dokter yang

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 6


dihasilkan memiliki kompetensi yang memadai untuk membuat diagnosis yang tepat,
memberi penanganan awal atau tuntas, dan melakukan rujukan secara tepat dalam
rangka penatalaksanaan pasien. Tingkat kompetensi setiap penyakit merupakan
kemampuan yang harus dicapai pada akhir pendidikan dokter, sebagai berikut:

Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan


Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit
dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi
pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penetalaksanaan awal, dan


merujuk
3A: Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3B: Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah
keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penetalaksanaan secara


mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
Daftar Penyakit pada Sistem Endokrin dan Metabolik berdasarkan SKDI 2012

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 7


Tingkat
No Daftar PenyakiT
Kemampuan
Kelenjar Endokrin
1 Diabetes melitus tipe 1 4A
2 Diabetes melitus tipe 2 4A
3 Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa
3A
akibat penyakit lain atau obat-obatan)
4 Ketoasidosis diabetikum 3B
5 Status Hiperglikemi hiperosmolar 3B
6 Hipoglikemia ringan 4A
7 Hipoglikemia berat 3B
8 Hipoparatiroid 3A
9 Hipertiroid 3A
10 Tirotoksikosis 3B
11 Goiter 3A
12 Cushing’s disease 3B
13 Krisis adrenal 3B
Gizi dan Metabolisme
1 Malnutrisi energi-protein 4A
2 Defisiensi vitamin 4A
3 Defisiensi mineral 4A
4 Dislipidemia 4A
5 Hiperurisemia 4A
6 Obesitas 4A
7 Sindrom Metabolik 3B

Daftar Keterampilan Klinis Sistem Endokrin dan Metabolik berdasarkan SKDI 2012
Tingkat
No. Keterampilan
Keterampilan
1 Penilaian status gizi (termasuk pemeriksaan antropometri) 4A
2 Penilaian kelenjar tiroid: hipertiroid dan hipotiroid 4A
3 Pengaturan diet 4A
4 Penatalaksanaan diabetes melitus tanpa komplikasi 4A
5 Pemberian insulin pada diabetes melitus tanpa komplikasi 4A
6 Pemeriksaan glukosa darah (dengan Point of Care Test, POCT) 4A
7 Pemeriksaan glukosa urin (Benedict) 4A
8 Anamnesis dan konseling kasus gangguan metabolisme dan
4A
endokrin)

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 8


TUJUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN ANAMNESIS
Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Pada akhir latihan keterampilan anamnesis ini, mahasiswa diharapkan mampu
melakukan anamnesis yang menuntun ke arah diagnosis penyakit, khususnya yang
ada di Sistem Endokrin dan Metabolisme.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK):


1. Mampu dan terampil melakukan komunikasi dengan pasien/keluarga pasien.
2. Mampu dan terampil membina sambung rasa dan menunjukkan rasa empati
terhadap keluhan yang dialami pasien.
3. Mampu dan terampil menggali informasi dan menentukan keluhan utama
pasien.
4. Mampu dan terampil melakukan anamnesis terpimpin yang mengarah ke
diagnosis penyakit sesuai dengan keluhan yang dirasakan pasien.
5. Mampu dan terampil membuat resume dari semua informasi yang didapat
pada anamnesis.

Bahan dan Alat:


1. Meja kerja
2. Kursi dokter
3. Kursi pasien
4. Buku status pasien dengan lembaran anamnesis

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 9


DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 10 menit Pengantar
Instruktur menerangkan tentang tujuan keterampilan ini.
2. Demonstrasi 20 menit 1. Seorang mahasiswa bertindak sebagai pasien.
2. Instruktur memperlihatkan cara menggali informasi
mengenai keluhan yang dialami pasien
3. Instruktur memperlihatkan cara melakukan
anamnesis terpimpin yang mengarah ke diagnosis
penyakit pada sistem Endokrin dan Metabolisme.
4. Instruktur memperlihatkan cara menginformasikan
kepada pasien mengenai tindakan selanjutnya yang
akan dilakukan berdasarkan hasil anamnesis yang
telah dikumpulkan.
5. Instruktur memperlihatkan cara membuat resume
dari semua informasi yang didapat pada anamnesis.
6. Mahasiswa diminta untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas sehubungan dengan kegiatan
keterampilan ini.

3. Praktek 110 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi berpasang-pasangan, satu


bermain peran orang berperan sebagai dokter dan satu orang
dengan Umpan berperan sebagai pasien.
Balik 2. Yang berperan sebagai dokter melakukan kegiatan:
menggali informasi tentang keluhan utama,
melakukan anamnesis terpimpin yang mengarah ke
diagnosis penyakit, menginformasikan kepada
pasien mengenai tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan berdasarkan hasil anamnesis yang telah
dikumpulkan dan membuat resume dari semua
informasi yang didapat.
3. Bertukar peran
4. Instruktur berkeliling di antara mahasiswa dan
melakukan supervisi.
5. Instruktur mengoreksi hal-hal yang belum
sempurna.

4. Curah pendapat 10 menit Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengemukakan


dan diskusi pendapatnya tentang kegiatan yang telah dilakukan.

Total waktu 150 menit

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 10


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN ANAMNESIS

No. LANGKAH KLINIK NILAI


0 1 2
1. Sambung rasa:
 Mengucapkan / membalas salam
 Mempersilakan pasien masuk ke dalam ruangan
 Menyapa pasien dan keluarganya dengan penuh keakraban
 Memperkenalkan diri sambil menjabat tangan pasien
 Mempersilakan pasien dan keluarganya untuk duduk

2. Informed consent:
 Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang
anamnesis yang akan anda lakukan, tujuan dan manfaat
anamnesis tersebut untuk keadaan pasien.
 Berikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang
kerahasiaan semua informasi yang didapatkan pada anamnesis
tersebut
 Jelaskan tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya
tentang hak untuk menolak menjawab pertanyaan yang
dianggapnya tidak perlu dijawabnya.
 Menanyakan kesediaan pasien.

3. Tanyakanlah data pribadi pasien: nama, umur, alamat, pekerjaan.


Untuk heteroanamnesis tanyakan hubungan pasien dengan
pengantar

4. Tanyakanlah apa yang menyebabkan pasien datang ke dokter


(Keluhan Utama) dan sudah berapa lama.

5. Menggali informasi tambahan terkait keluhan utama


 Hal-hal yang memperburuk keluhan
 Hal-hal yang mengurangi keluhan

6 Menggali riwayat penyakit sekarang dan informasi yang berkaitan


dengan sistem lain:
 Sistem Indra:
 Mata: penglihatan kabur, mata terasa perih, mata menonjol
keluar, mata tidak bisa menutup rapat, pandangan doubel
 Kulit: gatal (terutama di daerah lipat paha), luka sulit sembuh,
banyak keringat, kulitlembab, kulit kering, keringat dingin,
rambut kulit banyak dan tebal
 Leher: ada benjolan, susah menelan.
 Sistem Respirasi: sesak nafas, batuk, batuk darah
 Sistem Kardiovaskuler: jantung berdebar-debar, hipertensi,
claudicatio intermitten dan rasa dingin pada kaki
 Sistem Gastrointestinal: ada gangguan selera makan atau justru
banyak makan tapi berat badan menurun, perasaan cepat lapar,

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 11


gangguan buang air besar (konstipasi, diare atau sering BAB),
mual, muntah, sering merasa haus, rasa cepat penuh / kenyang
jika makan, perut membesar dan timbul striae
 Kebidanan: pernah melahirkan anak dengan BB lahir lebih dari
4000 gram, keguguran, dan lahir mati, belum punya anak
 Ginekologi: keputihan, menstruasi tidak teratur, belum mens
 Sistem Urogenitalia: banyak kencing, sakit jika berkemih,
disfungsi ereksi
 Sistem Muskuloskeletal: badan terasa lemas, tremor, muka
gembul
 Sistem Syaraf: baal / kebas, terasa pana atau seperti ditusuk
tusuk pada ekstremitas, tidak tahan dingin / panas

Tanyakanlah apakah pasien pernah mengalami keluhan yang sama


7. pada masa lalu atau penyakit lain yang mungkin berhubungan
dengan penyakit sekarang, riwayat operasi.
8. Tanyakanlah riwayat penyakit yang sama dalam lingkup keluarga
9. Tanyakanlah kebiasaan pasien, seperti kebiasaan makan, merokok,
minum alkohol, olahraga, dan lain-lain.
10. Tanyakanlah riwayat pengobatan yang pernah diterima dari
dokter, obat yang dibeli sendiri oleh pasien tanpa resep dokter,
riwayat alergi. (nama obat, dosis, frekuensi penggunaan, teratur /
tidak)
11. Melakukan cek silang dan memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menambahkan data-data yang belum didapat ataupun
memberikan koreksi terhadap data-data yang kurang tepat.
12.  Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan
beberapa kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding
sementara.
 Jelaskanlah pada pasien bahwa wawancara ini hanyalah fase
awal dari serangkaian pemeriksaan untuk dapat mengetahui
penyakit yang diderita pasien, dan masih diperlukan
pemeriksaan fisis dan tiroid untuk mempertajam diagnosis.
13. Melakukan penulisan status dengan baik yang mencantumkan:
 Resume / kesimpulan dari hasil anamnesis, terutama
mencantumkan hal-hal penting yang mengarah ke penegakan
diagnosis
 Membuat beberapa kemungkinan diagnosis sementara
(Diagnosis Banding)
 Membuat satu diagnosis utama (Diagnosis Kerja)

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 12


DAFTAR TILIK KETERAMPILAN ANAMNESIS
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

No. ASPEK YANG DINILAI SKOR


0 1 2
1 Keterampilan Sambung Rasa
*2 Memberikan informed consent dengan baik
3 Menanyakan identitas pasien
4 Menanyakan keluhan utama
5 Menanyakan keluhan tambahan
6 Menggali riwayat penyakit sekarang dan keluhan yang berkaitan
dengan sistem lain
7 Menggali riwayat penyakit dahulu dan evaluasinya
8 Menggali riwayat penyakit keluarga
9 Menggali riwayat psikososial
10 Menggali riwayat pengobatan sebelumnya secara lengkap dan
keteraturan konsumsinya
11 Melakukan cek silang
12 Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan beberapa
kemungkinan diagnosis sementara
13 Melakukan penulisan status dengan baik
JUMLAH
* critical point

Keterangan: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar

Nilai = -------------- x 100% = %


26

Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 13


CONTOH LEMBARAN STATUS PASIEN
No. Register :
Nama :
Jenis Kelamin :
Tangal Lahir :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal/jam :

ANAMNESIS / HETEROANAMNESIS (hubungan dengan pasien...................


jika heteroanamnesis)

Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :

Riwayat Penyakit Sekarang :

Riwayat Penyakit Dahulu :


(beserta evaluasinya)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Psikososial :

Riwayat Pengobatan :
(secara lengkap dan keteraturan minumnya)

Resume :

Diagnosis Kerja :

Diagnosis Banding :

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 14


KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

Disajikan pada Mahasiswa Semester IV


PS KEDOKTERAN FKK UMJ

Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 15


KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Pada akhir latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan


pemeriksaan fisik dan tiroid yang menuntun ke arah diagnosis penyakit pada sistem
Endokrin dan Metabolisme.

SASARAN PEMBELAJARAN:
1. Mampu dan terampil melakukan komunikasi dengan pasien.
2. Mampu dan terampil menjelaskan mengenai pemeriksaan fisik dan tiroid yang
akan dilakukan.
3. Mampu dan terampil mempersiapkan pasien sebelum pemeriksaan fisik dan
tiroid.
4. Mampu dan terampil melakukan penilaian status pasien secara umum (sakit
ringan / sedang / berat; cara berjalan dan lain lain) dan pengukuran tanda vital.
5. Mampu dan terampil melakukan pemeriksaan fisik dan tiroid secara sistematis
yang berkaitan dengan keluhan yang diutarakan pada saat anamnesis.
6. Mampu dan terampil melakukan pemeriksaan khusus pada sistem Endokrin
dan Metabolik
7. Mampu dan terampil membuat resume anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
tiroid
8. Mampu dan terampil menarik kesimpulan (sintesis data data anamnesis dan
pemeriksaan fisik dan tiroid) dan membuat diagnosis serta diagnosis banding
9. Mampu dan terampil melakukan perencanaan tatalaksana sementara dan
perencanaan diagnosis (pemeriksaan penunjang yang dapat memastikan atau
mengeluarkan diagnosis dan diagnosis banding)
10. Mampu dan terampil menginformasikan diagnosis dan diagnosis banding
beserta rencana tindak lanjutnya kepada pasien dan atau keluarganya.

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 16


INDIKASI:
Pasien dengan suspek:
1. Diabetes Melitus
2. Penyakit tiroid
3. Kegemukan
4. Sindroma Metabolik
5. Cushing syndrome
6. Gangguan tumbuh kembang (perawakan pendek atau gangguan pubertas
sekunder)

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN:


 Air mengalir
 Sabun cair
 Handuk kecil / tisu
 Termometer
 Stetoskop
 Tensimeter
 Hammer
 Pencahayaan yang cukup
 Alat pengukur tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang
 Video, slide atau gambar untuk menampilkan tanda klinis yang khas pada
beberapa penyakit pada sistem Endokrin dan Metabolik
 Tempat sampah medis dan non-medis
 Buku status pasien untuk mencatat hasil pemeriksaan fisis dan tiroid.

Kelenjar Tiroid :
 Terletak di leher depan bagian bawah (arah distal).
 Berbentuk seperti kupu-kupu,
 Terdiri dari dua lobus (kanan dan kiri) yang dihubungkan oleh isthmus.
 Isthmus menutupi cincin trakhea 2 dan 3,
 Kapsul fibrosus menggantungkan kelenjar ini pada fascia pre tracheal
sehingga pada saat “menelan” kelenjar tiroid terangkat ke arah kranial.

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 17


Sumber: Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition.
Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors.Boston: Butterworths; 1990.

Klasifikasi pembesaran Tiroid (Goiter) menurut WHO:


TINGKAT TANDA-TANDA

Tingkat 0 Tiroid Normal. Kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak terlihat.
Pembesaran tiroid teraba tetapi tidak terlihat pada posisi leher yang
normal (tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid). Jika nodul teraba
Tingkat I dan ukurannya tidak lebih besar dari ukuran normal harus
dikategorikan pada kelompok ini.
Benjolan di leher terlihat dengan jelas pada posisi leher normal.
Tingkat II
Jika dipalpasi, benjolan tersebut sesuai dengan pembesaran tiroid.

Klasifikasi Pembesaran Tiroid (Klasifikasi PAHO)


Derajat Deskripsi
Derajat 0 Normal Thyroid
Goiter teraba hanya dengan palpasi dan tidak tampak
Derajat Ia meskipun dengan leher ekstensi
Goiter teraba, terlihat hanya jika leher ekstensi penuh.
Derajat Ib Termasuk nodul (hanya jika tidak membesar)
Goiter terlihat pada posisi leher normal, palpasi tidak perlu
Derajat II untuk diagnosis
Derajat III Goiter sangat besar yang bisa dikenali dari jarak cukup jauh.

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 18


INDEKS WAYNE

Indeks Wayne adalah suatu sistem penilaian berdasarkan gejala-gejala dan


tanda-tanda yang dijumpai pada pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
biasa digunakan untuk membantu penegakan diagnosis hipertiroidisme. Indeks Wayne
memiliki akurasi diagnostik hingga 85%. Terdapat 9 gejala dan 10 tanda yang
masing-masing memiliki nilai skoring yang berbeda. Rentang skor antara +45 sampai
-25, dengan interpretasi sebagai berikut:
>19 : hipertiroidisme toksik
11 – 19 : meragukan
< 11 : eutiroidisme

Tabel Indeks Wayne


Gejala Tidak
Skor Tanda Ada
Ada
Sesak nafas +1 Tiroid teraba +3 -3
Palpitasi +2 Bruit di sekitar tiroid +2 -2
Kelelahan +2 Eksophtamus +2 -
Lebih suka panas -5 Retraksi kelopak mata +2 -
Pergerakan kelopak mata
Lebih suka dingin +5 +1 -
yang tertinggal (lid lag)
Banyak keringat +3 Hiperkinesis +4 -2
Gugup +2 Telapak tangan teraba panas +2 -2
Selera makan
+3 Telapak tangan lembab +1 -1
meningkat
Selera makan
-3 Denyut nadi >80 x/mnt
menurun - -3
Berat badan
-3 > 90 x/mnt +3 -
meningkat
Berat badan
+3 Fibrilasi atrium +4 -
menurun

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 19


DESKRIPSI KEGIATAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK DAN
TIROID PADA PENYAKIT SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 5 menit Pengantar
Instruktur menerangkan tentang tujuan ketrampilan ini.
Instruktur memperlihatkan bahan dan alat yang diperlukan untuk
melakukan keterampilan ini.
2. Demonstrasi 15 menit 1. Seorang mahasiswa bertindak sebagai pasien.
2. Instruktur memperlihatkan cara mempersiapkan pasien
sebelum pemeriksaan fisik.
3. Instruktur memperlihatkan cara melakukan penilaian status
pasien secara umum dan pengukur tanda vital.
4. Instruktur memperlihatkan cara melakukan pemeriksaan fisik
secara sistematis untuk menegakkan diagnosis pasien sesuai
dengan yang dikeluhkan oleh pasien ketika anamnesis.
5. Instruktur memperlihatkan cara menginformasikan hasil
yang ditemukan, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
dan rencana pengobatan kepada pasien/ keluarganya.
6. Instruktur memperlihatkan cara membuat resume untuk arsip
pasien
7. Mahasiswa diminta untuk menanyakan hal-hal yang belum
jelas sehubungan dengan kegiatan keterampilan ini
3.Praktek 55 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi berpasang pasangan, satu orang
bermain peran berperan sebagai dokter dan satu orang berperan sebagai
dengan umpan pasien.
balik 2. Yang berperan sebagai dokter melakukan kegiatan:
menjelaskan mengenai pemeriksaan fisik yang akan
dilakukan, mempersiapkan pasien sebelum pemeriksaan
fisik, melakukan penilaian status pasien secara umum dan
pengukur tanda vital, melakukan pemeriksaan fisik secara
sistematis untuk menegakkan diagnosis berdasarkan yang
dikeluhkan pada saat anamnesis. menginformasikan hasil
yang ditemukan, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
dan rencana pengobatan kepada pasien/keluarganya dan
membuat resume untuk arsip pasien
3. Berganti peran.
4. Instruktur berkeliling di antara mahasiswa dan melakukan
supervisi
5. Instruktur mengoreksi hal-hal yang belum sempurna
4. Curah 10 menit Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapat dan pendapatnya tentang kegiatan yang dilakukan
diskusi
Total waktu 90 menit

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 20


LANGKAH KEGIATAN

No. Kegiatan yang dilakukan Nilai


Persiapan dokter dan pasien 0 1 2
1 Menjelaskan mengenai pemeriksaan fisik yang akan dilakukan, tujuan dan
manfaatnya
2 Memberikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan
semua informasi yang didapatkan pada pemeriksaan fisik tersebut.
3 Menjelaskan mengenai hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang
hak untuk menolak untuk diperiksa.
4 Mempersilakan pasien untuk bersiap sebelum pemeriksaan
5 Pemeriksa melakukan cuci tangan rutin sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan dan melakukan pemeriksaan dari sebelah kanan pasien.
Penilaian status pasien secara umum dan tanda vital
6 Lihat dan catatlah keadaan umum pasien: sakit ringan, sakit sedang atau
sakit berat.
7 Tentukanlah status gizi : ukur tinggi dan berat badan (sesuai panduan
penentuan status gizi), Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar pinggang
8 Nilailah tingkat kesadaran: Glasgow coma score (GCS)
9 Ukur dan nilai tanda-tanda vital pasien: suhu tubuh, tekanan darah, denyut
nadi dan pernapasan, tipe nafas.
10 Perhatikanlah adanya tanda renjatan, tanda dehidrasi.
Pemeriksaan lokalisata
11 Perhatikan dan nilailah ada tidaknya kelainan pada mata dan kelopak mata:
eksoftalmus, edema kelopak mata, gerakan kelopak mata, memejamkan
mata.
12 Periksalah mulut dan rongga mulut: terutama perhatikan adanya tanda-tanda
dehidrasi
Pemeriksaan kelenjar tiroid
13 Persilakanlah pasien duduk atau berdiri menghadap ke sumber cahaya
sehingga sumber cahaya cukup menerangi bagian leher yang diperiksa.

14 Aturlah posisi pasien sedemikian rupa sehingga posisi mata pemeriksa


harus sejajar (horizontal) dengan leher orang yang diperiksa. Mintalah
pasien untuk menunjukkan ruas ibu jarinya sebagai acuan ukuran kelenjar
tiroid.
15 Inspeksi kelenjar tiroid dan leher:
 Lakukanlah pengamatan bagian depan leher klien pada posisi normal
 Amatilah adanya pembesaran kelenjar tiroid yang tampak nyata.
 Jika kelenjar tiroid tidak tampak, mintalah klien untuk mengekstensikan
kepala dan gerakan menelan.
 Jika kelenjar tiroid tampak jelas pada posisi ekstensi leher penuh,
dikatakan pembesaran kelenjar tiroid tingkat II / Ib.
 Pemberton’s sign

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 21


16 Palpasi kelenjar tiroid:
 Identifikasi kartilago tiroid, membran thyrocricoid, dan cartilago
cricoid, struktur horizontal dengan lebar 5 mm, penanda batas superior
ithsmus. Palpasi isthsmus (sering tidak teraba meskipun tiroid
membesar).
 Saat berdiri di sisi pasien geser jari anda sehingga bagian palmar
berhenti di trachea dan permukaan dorsal ke arah m.
sternocleidomatoideus. Lobus ipsilateral dapat dipalasi secara
bersamaan dengan ibu jari atau dengan jari tangan lain.
 Jika anda berdiri di belakang pasien identifikasi batas dan isthmus
dengan satu tangan dan jika sudah berada di posisi rasakan lobus tiroid
pada sisi tersebut, letakkan jari tangan anda yang lain secara simetris
pada sisi lain trakhea. Identifikasi lagi setiap lobus pada saat pasien
menelan. Rasakan permukaan, asimetri atau tidak, tekstur, nyeri tekan
atau tidak serta perkiraan ukuran tiap lobus (normal: 7-10 gram).
(tingkat 0 atau Ia)
 Jika terdapat Goiter, ukur massa yang teraba dan juga ukur lingkar leher
yang terbesar. Gambar garis goiter untuk catatan perbandingan ke
depan. (pembesaran tingkat II atau III)
 Palpasi juga untuk mengidentifikasi adanya limfadenopati atau massa
(terutama di linea mediana, adanya ductus thyroglossus) atau jaringan
parut.

17 Auskultasi kelenjar tiroid : apakah terdengar bruit ?


18 Lakukanlah pemeriksaan fisik toraks: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
19 Lakukanlah pemeriksaan fisik abdomen: inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi
20 Perhatikan ada tidaknya effloresensi kulit terutama di daerah-daerah lipatan.
Bila ada, nilailah tipe dan lokasi effloresensi kulit: makula, papula, vesikel,
krusta, polimorf.
21 Periksalah sistem muskuloskeletal, terutama untuk menilai kekuatan otot,
rabalah telapak tangan apakah teraba kering/lembab, hangat/dingin, tremor.
Apakah ditemukan luka pada kulit? Lakukan pemeriksaan reflex
ekstremitas
22 Melakukan pemeriksaan sensoris
Menginformasikan hasil pemeriksaan yang ditemukan kepada pasien
dana keluarganya.
23 Menjelaskan tentang kemungkinan diagnosis penyakitnya, rencana
diagnostik, tatalaksana selanjutnya serta prognosis.
Membuat resume untuk arsip pasien
24 Tulislah resume hasil pemeriksaan fisik, kemungkinan diagnosis dan
rencana pemeriksaan penunjang diagnostik dan tatalaksana serta prognosis.

Keterangan: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 22


DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID PENYAKIT SISTEM ENDOKRIN DAN
METABOLISME

No. Aspek yang dinilai Nilai


Persiapan pemeriksaan 0 1 2
1 Melakukan sambung rasa dengan pasien dan keluarganya.
2 Melalukan informed concent pada pasien dan keluarganya.
Penilaian status pasien secara umum dan pengukuran tanda-tanda vital
3 Melihat keadaan umum pasien, menilai status gizi dan tanda vital pasien.
4 Menilai kesadaran: GCS dan melihat tanda renjatan, tanda dehidrasi.
Pemeriksaan fisis untuk menegakkan diagnosis
5 Menilai ada tidaknya eksoftalmus, kelainan kelopak mata (lid lag)
6 Melakukan pemeriksaan mulut dan rongga mulut.
7 Melakukan pemeriksaan leher, Tiroid dan tanda Pemberton
8 Melakukan pemeriksaan fisik toraks.
9 Melakukan pemeriksaan fisik abdomen.
10 Menilai efloresensi kulit
Melakukan pemeriksaan sistem muskuloskeletal (tangan lembab / kering,
11 berkeringat, tremor halus, refleks tendon)
12 Melakukan pemeriksaan sensoris
Menginformasikan hasil pemeriksaan yang ditemukan, diagnosis klinis dan
rencana tindak lanjut (pemeriksaan penunjang diagnostik dan rencana
tatalaksana / pengobatan) kepada pasien serta membuat resume
13 Membuat resume pemeriksaan fisik.
Menjelaskan pada pasien/keluarganya tentang hasil pemeriksaan yang
ditemukan, diagnosis klinis dan rencana tindak lanjut (pemeriksaan
14 penunjang diagnostik yang diperlukan dan rencana tatalaksana /
pengobatan)

Catatan: Daftar tilik diatas berisi kegiatan yang akan dinilai pada ujian keterampilan
dimana instruktur diminta memberikan penilaian kepada mahasiswa untuk duapuluh
daftar tilik diatas (lihat lembaran penilaian mahasiswa)

Nilai :
 0 bila tidak dilakukan
 1 bila dilakukan tapi belum memuaskan
 2 bila memuaskan

Nilai = -------------- x 100% = %


28

Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________


Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 23
Penentuan Status Gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
dan
Perhitungan Kebutuhan Energi pada Pasien DM

Disajikan pada Mahasiswa Semester IV


Sistem Endokrin dan Metabolisme
Program Studi Kedokteran
FKK UMJ

Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 24


ANTROPOMETRI

Antropometri adalah ilmu yang mendeskripsikan tubuh dengan serangkaian


pengukuran dari morfologi eksternal. Pengukuran antropometri merupakan komponen
utama penilaian status gizi yang dapat menggambarkan status gizi sekarang, lampau,
dan akan datang. Penilaian antropometri ini meliputi :
a. Penilaian antropometri untuk pertumbuhan/ukuran tubuh
b. Penilaian antropometri untuk komposisi tubuh

PENILAIAN PERTUMBUHAN / UKURAN TUBUH


Penilaian pertumbuhan meliputi pengukuran berat badan (BB), tinggi badan
(TB) atau panjang badan (PB), lingkar kepala, dan indeks atau rasio dari dua
pengukuran. Pada CSL sistem Endokrin ini, penekanan hanya diberikan pada
bagaimana pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), indeks massa tubuh
(IMT) dan lingkar pinggang (penentuan obesitas sentral).
Berat badan dapat bervariasi atau berubah dari hari ke hari sehingga perubahan
BB merupakan indikator terbaik untuk kekurangan atau kelebihan protein dan kalori.
Pengukuran BB berseri dapat menjadi alat prognostik terapi nutrisi bila dilakukan
dengan baik dan benar. Pengukuran BB berseri biasa dilakukan pada pasien rawat
inap, di mana penimbangan berikutnya harus dilakukan pada waktu yang sama dan
setelah defekasi. Beberapa faktor yang harus diperhatikan pada pengukuran BB
adalah: (1) peningkatan BB mendadak pada pasien seperti pada penderita sirosis
hepatis, dekompensasi jantung, dan gangguan fungsi ginjal. (2) Penurunan BB pada
penderita luka bakar dan diare. (3) Penurunan BB 500 g/hari pada pasien pasca bedah
menandakan dehidrasi. (4) Penurunan BB 10 % dari BB awal dalam waktu 6 bulan
menunjukkan bermakna secara klinik. (5) Penurunan BB dimana individu masih dapat
dipertahankan hidup adalah 48 - 55 % dari BB ideal atau BMI 13-15 kg/m2. (6)
Penurunan BB 10-20 % dari BB awal dalam waktu 6 bulan menunjukkan adanya
gangguan fungsi sistem organ multipel. Pengukuran BB menggunakan timbangan
yang harus kuat dan mudah digerakkan. Timbangan yang dianjurkan adalah yang
memiliki akurasi 0,1 kg seperti :
a. Beam balance, timbangan tidur (bed scale), timbangan duduk
b. Timbangan bayi, dan timbangan per (spring balance) atau timbangan
menggunakan wadah untuk anak < 2 tahun

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 25


(A) (B)
Gambar 1. (A) Upright balance beam scale; (B) Bed scale
Pengukuran TB dilakukan pada individu dewasa dan anak-anak dengan TB
>85 cm, untuk anak-anak dengan TB ≤ 85 cm disebut pengukuran PB. Pengukuran
TB harus dilakukan pada waktu yang sama, misalnya pertama dilakukan pada pagi
hari, pengukuran kedua harus dilakukan pada waktu yang sama karena terdapat
perbedaan hasil ukuran pada waktu yang berbeda. Pengukuran pada waktu malam
memberikan hasil lebih kecil dibandingkan dengan pagi hari.
Indeks massa tubuh merupakan alat penilaian status gizi yang mudah, murah
dan tidak invasif. Penilaian IMT ini dapat dikombinasikan dengan pengukuran
antropometri komposisi tubuh lainnya seperti TLBK untuk menentukan status gizi,
dan sering dihubungkan dengan risiko komorbid. Indeks massa tubuh dipengaruhi
oleh jenis kelamin, usia, dan ras sehingga untuk populasi Indonesia dianjurkan untuk
menggunakan Klasifikasi Asia- Pasifik. Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat
membedakan apakah BB tersebut berasal dari otot atau lemak.
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (kg/m2)
< 18 Berat badan kurang
18 -23,9 Berat badan normal
24 – 24,9 Pre obesitas
25 - 29,9 Obesitas tingkat 1
 30 Obesitas tingkat 2

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 26


TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah selesai mengikuti keterampilan Penentuan Status Gizi berdasarkan Indeks
Massa Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang serta Perhitungan Kebutuhan Energi pada
Pasien, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Melakukan pengukuran berat badan dengan baik dan benar
2. Melakukan pengukuran tinggi badan dengan baik dan benar
3. Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan baik dan benar
4. Melakukan pengukuran lingkar pinggang dengan baik dan benar
5. Menentukan Berat Badan Ideal
6. Menentukan status obesitas sentral dengan baik dan benar.
7. Menghitung kebutuhan energi pada pasien
8. Menentukan komposisi dan jumlah zat gizi makro (Karbohidrat, Protein,
Lemak)

Bahan dan Alat:


1. Timbangan Berat Badan
2. Microtoise (stature meter)
3. Pita ukur
4. Kalkulator
5. Daftar satuan penukar bahan makanan.

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 27


KETERAMPILAN
PENENTUAN STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH
dan
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI PADA PASIEN DM

Petunjuk : Berilah v pada angka :


(0) jika keterampilan / kegiatan tidak dilakukan
(1) jika keterampilan / kegiatan dilakukan tapi belum memuaskan
(2) jika keterampilan / kegiatan dilakukan dengan memuaskan

NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS


0 1 2
1. Sambung rasa:
 Mengucap/ membalas salam
 Persilahkan pasien masuk ke dalam ruangan
 Sapalah pasien dan keluarganya dengan penuh keakraban
 Perkenalkanlah diri sambil menjabat tangan pasien
 Persilakan pasien dan keluarganya untuk duduk

2. Informed consent :
 Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya
tentang pemeriksaan yang akan anda lakukan, tujuan, cara
melakukan dan manfaatnya untuk klien
 Berikan jaminan pada pasien tentang kerahasiaan semua
informasi yang didapatkan dari pemeriksaan
 Jelaskan tentang hak pasien ntuk menolak pemeriksaan
 Menanyakan kesediaan pasien.

A. PENGUKURAN BERAT BADAN (posisi berdiri)


1.  Menyiapkan dan memeriksa timbangan apakah kondisinya
masih baik untuk digunakan.
 Pastikan jarum penunjuk timbangan pada posisi nol.
2. Pasien menanggalkan alas kaki, ikat pinggang, seluruh perhiasan
atau benda yang dapat mempengaruhi berat badan.

3. Pasien berdiri di tengah timbangan dengan posisi tegak.


Pemeriksa membaca angka yang tertera pada timbangan dan
mencatat pada status pasien

B. PENGUKURAN TINGGI BADAN


4. Menyiapkan dan memeriksa alat pengukur tinggi badan
(microtoise), apakah kondisinya masih baik untuk digunakan.
 Pilih bidang vertikal yang datar (misalnya tembok) sebagai
tempat untuk meletakkan.
 Pasang microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan
cara meletakkannya di dasr bidang/lantai), kemudian tarik
ujung meteran hingga 2 meter ke atas secara vertikal/lurus
hingga microtoise menunjukkan angka nol.

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 28


 Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung
microtoise agar posisi alat tidak bergeser.
5.  Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas
kaki (sepatu dan kaos kaki).
 Persilahkan subjek untuk berdiri di tengah pita pengukur
dengan posisi tegak, dimana garis antara tepi atas aurikula
dengan orbita sejajar dengan lantai.
 Pasien diminta untuk inspirasi.
 Turunkan balok pengukur sampai rapat pada kepala bagian
atas, siku-siku balok harus lurus menempel pada dinding.
 Pemeriksa membaca angka yang tertera pada pita pengukur.
 Pastikan posisi mata pemeriksa sejajar balok pengukur.
 Catatlah hasilnya pada lembaran status pasien.

C. PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG


6. Pasien berdiri tegak dengan kaki terbuka sekitar 25-30 cm,
menghadap pemeriksa dengan posisi abdomen relaks, lengan
menggantung bebas di sisi tubuh.

7. Tentukan tempat pengukuran lingkar pinggang yaitu pertengahan


antara costa 12 dengan crista iliaka.

8. Letakkan pita pengukur sejajar pada tempat yang telah


ditentukan. Pasien diminta untuk bernafas seperti biasanya agar
tidak mempengaruhi kontraksi otot abdomen. Pemeriksa
membaca angka yang tertera pada pita pengukur dan mencatat
hasilnya.

D. MENETAPKAN STATUS GIZI


9. Menghitung Indeks Massa Tubuh pasien dengan rumus:

BB (kg)
IMT =
[TB (m)]2

10. Menentukan status gizi dan risiko komorbid subyek pengukuran


berdasarkan kriteria Asia- Pasifik sebagai berikut:

Risiko komorbid
Klasifikasi IMT (kg/m2) Lingkar perut
< 90 cm (pria)
< 80 cm (wanita)
BB kurang < 18,5 rata-rata
Normal 18,5 – 22,9 meningkat
BB lebih
Pre-obesitas 23 – 24,9 sedang
Obesitas tk. I 25 – 29,9 berat
Obesitas tk.2 ≥ 30 sangat berat

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 29


11. Menentukan status obesitas sentral, dengan acuan lingkar
pinggang:
 Laki-laki > 90 cm
 Perempuan > 80 cm

12. Menentukan Berat Badan Ideal dengan rumus:


(TB-100) – (10% x (TB-100))
Untuk laki-laki dengan TB < 160 cm dan perempuan dengan TB
< 150 cm, rumus: TB – 100

E. MENGHITUNG KEBUTUHAN ENERGI


13. Menghitung Kebutuhan Energi Basal (K.E.B.) pasien dalam 24
jam, menggunakan rumus Harris-Bennedict:

Perempuan = 655,1 + 9,6 (BB) + 1,9 (TB) – 4,7 (U)


Laki-laki = 66,5 + 13,8 (BB) + 5,0 (TB) – 6,8 (U)
Keterangan:
BB = Berat Badan (dalam Kg)
TB = Tinggi Badan (dalam cm)
U = Umur (dalam tahun)
Jika berat badan normal/ ideal, gunakan BB aktual.
Jika pasien mengalami kelebihan BB/obesitas: gunakan berat
badan ideal pasien.

14. Menghitung Kebutuhan Energi Total (K.E.T.) sehari:


Untuk pasien rawat jalan: K.E.B. x Faktor Aktivitas (F.A.)
Untuk pasien rawat inap : K.E.B. x F.A x Faktor Stress

15. Menentukan komposisi dan jumlah zat gizi makro (Karbohidrat,


Protein, Lemak) dengan mengalikan K.E.T dengan persentase zat
gizi makro di bawah ini:
- KH 55% (KH sederhana maks 10%)
- P 15-20%
- L 25-30% (lemak jenuh maks 7%)
Konversi nilai-nilai tersebut menjadi ukuran gram dengan:
- 1 gr KH = 4 kkal
- 1 gr P = 4 kkal
- 1 gr L = 9 kkal.
Untuk melakukan konversi ke ukuran rumah tangga
menggunakan Daftar Satuan Penukar Bahan Makanan

Nilai = - ------------------- X 100% = %


30

Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 30


Catatan:
Faktor Aktifitas (untuk pasien rawat jalan):
Jenis Kelamin
Aktifitas
Laki-laki Perempuan
Sangat ringan 1,3 1,3
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00

Faktor Aktifitas dan Faktor Stress untuk Pasien Rawat Inap


No Aktifitas Faktor No Jenis trauma/stress Faktor
1. Istirahat di tempat tidur 1,2 1. Tidak ada stress, pasien gizi 1,3
baik
2. Tidak terikat di tempat 1,3 2. Stress ringan: radang saluran 1,4
tidur cerna, kanker, bedah elektif,
trauma rangka moderat
3. Stress sedang: sepsis, bedah 1,5
tulang, luka bakar, trauma
rangka mayor
4. Stress berat: trauma multiple, 1,6
sepsis, bedah multisistim
5. Stress sangat berat: luka 1,7
kepala berat, sindroma
pernapasan akut, luka bakar,
sepsis
6. Luka bakar sangat berat 2,1

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 31


DAFTAR TILIK KETERAMPILAN
PENENTUAN STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH
dan
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI PADA PASIEN DM

No. ASPEK YANG DINILAI SKOR


0 1 2
1 Keterampilan Sambung Rasa
2 Memberikan informed consent dengan baik
3 Melakukan pengukuran berat badan dengan benar
4 Melakukan pengukuran tinggi badan dengan benar
5 Melakukan pengukuran lingkar pinggang dengan benar
6 Menentukan status gizi dan risiko komorbid subjek yang diukur
7 Menentukan status obesitas sentral
8 Menentukan berat badan ideal
9 Menghitung kebutuhan energi basal
10 Menghitung kebutuhan energi total sehari
11 Menentukan komposisi dan jumlah zat gizi makro
JUMLAH

Keterangan: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar

Jumlah
Nilai = ---------- X 100% = %
22

Jakarta, ..........................
Instruktur

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 32


KETERAMPILAN
KONSELING PADA PASIEN DM

Disajikan pada Mahasiswa Semester IV


Sistem Endokrin dan Metabolisme
Program Studi Kedokteran
FKK UMJ

Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 33


KETERAMPILAN KONSELING PASIEN DM

Petunjuk : Berilah v pada angka :


(0) jika keterampilan / kegiatan tidak dilakukan
(1) jika keterampilan / kegiatan dilakukan tapi belum memuaskan
(2) jika keterampilan / kegiatan dilakukan dengan memuaskan

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KONSELING PASIEN DM


NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
PERSIAPAN KONSELING 0 1 2
1. Menunjukkan rasa empati, menggunakan bahasa yang sederhana
dan dapat dimengerti pasien serta mengurangi rasa kecemasan
pasien.
MELAKUKAN KONSELING (5 pilar Diabetes)
2 Pengetahuan Diabetes secara umum dan memberikan motivasi
pasien untuk meningkatkan pengetahuan diabetes melalui
penyuluhan dan seminar dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan dan untuk selalu konsisten serta kontrol
dengan teratur.

3. Perencanaan Makan :
Menganjurkan pasien untuk mengikuti pola makan gizi
seimbang, dengan prinsip 3J :
1. Jumlah Kalori : mengikuti kebutuhan energi dan
komposisi zat gizi makro yang dianjurkan dan sesuai
kebutuhan kalori/hari (55% karbohidrat, 15-20% protein,
25-30% lemak), vitamin, mineral, serat dalam jumlah
cukup.
2. Jenis Makanan : memilih jenis makanan yang sehat, yaitu
jenis karbohidrat kompleks dan serat, menghindari/
mengurangi jenis karbohidrat sederhana, memilih jenis
lemak baik dan menghindari/ mengurangi jenis lemak
jenuh dan lemak trans, lebih mengutamakan jenis protein
nabati daripada protein hewani.
3. Jadwal Makan : 3x makanan utama dan 3x makanan
selingan

4. Aktifitas Fisik/Olahraga Teratur (FITT)


Menganjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik dan
berolahraga secara teratur dengan prinsip :
a. Frekwensi : 3-5 kali per minggu
b. Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60%-70% MHR
(Max. Heart Rate : 220 – umur dalam tahun)
c. Time/Waktu : 30-60 menit per kali latihan
d. Type/Jenis olah raga : jalan, jogging, berenang, senam,
bersepeda.

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 34


5 Intervensi Medikamentosa :
- Obat hipoglikemik oral (OHO)
- Obat hipoglikemik Injeksi (Insulin, GLP-1 agonist)

6. Target pengendalian tatalaksana Diabetes dan pemeriksaan


glukosa darah mandiri (PDGM) :
 Pemeriksaan glukosa darah 7 point (sebelum dan 2 jam
sesudah makan pagi, siang, dan malam serta sebelum tidur,
jika diperlukan pemeriksaan glukosa darah saat dini hari.
Target glukosa darah sebelum makan dan sebelum tidur
adalah 80-130 mg/dL dan glukosa darah 2 jam sesudah
makan adalah 80-180 mg/dL.
 Pemeriksaan glukosa darah rerata 3 bulan (Hb A1C). Target
yang diharapkan adalah < 7%

7 Melakukan edukasi tentang komplikasi diabetes :


 Komplikasi Akut (Hipoglikemia) : gejala dan tanda
hipoglikemia dan cara mengatasinya
 Komplikasi Kronik :
Makrovaskular : strok, penyakit jantung koroner, penyakit
pembuluh darah perifer
mikrovaskular : Retinopati, neuropati dan nefropati
Melakukan edukasi tentang perawatan kaki

* Cek HbA1C (Glycated Hemoglobin/Glycosylated Hemoglobin) :


 Memberikan gambaran kondisi glukosa darah 2-3 bulan terakhir.
 Cara kerja : Glukosa darah yang tinggi akan diikat pada molekul hemoglobin
(Hb) dalam darah dan akan bertahan dalam darah sesuai dengan usia
hemoglobin, yaitu 2-3 bulan.
 Tes ini dipakai untuk memantau terapi diabetes, serta menilai keberhasilan diet
dan olahraga yang dilakukan.

Nilai = - ------------------- X 100% = %


14

Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 35


DAFTAR TILIK KETERAMPILAN KONSELING PADA PASIEN DM

NO ASPEK YANG DINILAI SKOR


0 1 2
1. Keterampilan sambung rasa.
2. Menjelaskan Diabetes secara umum, memberikan motivasi
pasien untuk meningkatkan pengetahuan tentang diabetes, serta
kontrol secara teratur.
3. Menganjurkan pasien untuk mengikuti pola makan seimbang
dengan prinsip 3J.
4. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik dan
berolahraga secara teratur dengan prinsip FITT.
5. Menjelaskan tentang terapi medikamentosa Diabetes.
6. Menjelaskan target pengendalian tatalaksana Diabetes dan
pemeriksaan glukosa darah mandiri.
7. Melakukan edukasi tentang komplikasi Diabetes.

Keterangan: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar

Jumlah
Nilai = ---------- X 100% = %
14

Jakarta, ..........................
Instruktur

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 36


KETERAMPILAN
SUNTIKAN INSULIN PEN SUBKUTAN

Disajikan pada Mahasiswa Semester IV


Sistem Endokrin dan Metabolisme
Program Studi Kedokteran
FKK UMJ

Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 37


KETERAMPILAN SUNTIKAN INSULIN PEN SUBKUTAN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari keterampilan ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami jenis-jenis insulin, indikasi pemberian insulin, mampu
menginisiasi pemberian insulin pada pasien DM tidak komplikasi
2. Melakukan teknik suntikan insulin subkutan
3. Melakukan edukasi teknik suntikan insulin pada pasien dan keluarganya.

TARGET PEMBELAJARAN :
Setelah melakukan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami jenis-jenis insulin
2. Memahami indikasi pemberian insulin pada pasien Diabetes tidak komplikasi
rawat jalan
3. Melakukan persiapan pasien (edukasi tentang alasan membutuhkan insulin dan
tentang hipoglikemia)
4. Melakukan teknik suntikan insulin sub kutan dengan benar :
o Insulin dan alat yang diperlukan dan cara penyimpanannya
o Mempersiapkan insulin pen untuk disuntikkan (termasuk dosis)
o Mengetahui lokasi dan cara penyuntikan insulin dengan benar.
5. Mampu melakukan pengolahan sampah medis dengan benar
6. Melakukan prosedur penyuntikan dengan benar.

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN :


1. Air mengalir
2. Sabun cair
3. Handuk kecil / tisu
4. Pencahayaan yang cukup
5. Dummy Insulin Pen / Pen dengan cartridge
6. Boneka dengan gambar lokasi penyuntikan
7. Needle penfil
8. Alkohol swab, atau kapas dan air hangat
9. Tempat sampah medis dan non-medis

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 38


10. Video, slide atau gambar untuk menampilkan tanda klinis yang khas pada
beberapa penyakit pada sistem Endokrin dan Metabolik
11. Buku status pasien untuk mencatat hasil pemeriksaan fisis dan tiroid.

METODE PEMBELAJARAN :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui daftar tilik dengan sistem skor.

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 39


DESKRIPSI KEGIATAN :
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran 30 menit 1. Diawali dengan mengucapkan basmallah
tanya jawab 2. Mengatur posisi duduk mahasiswa
3. Memilih tipe dan menghitung dosis insulin
4. Instruktur menjelaskan bagaimana
mempersiapkan suntikan insulin pen/cartridge
5. Instruktur memberikan contoh cara
menyuntikkan insulin subkutan dengan insulin
pen
6. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instruktur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.
7. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
dan instruktur menanggapinya.

3. Praktek bermain 50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan


peran dengan 2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang
umpan balik berperan sebagai dokter, dan yang lainnya
sebagai pasien.
3. Mahasiswa bergantian melakukan persiapan
dan injeksi subkutan insulin pen.
4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi menggunakan check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu
kali.

4. Curah pendapat/ 15 menit Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah,


diskusi apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.

Total waktu 100 menit

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 40


PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN SUNTIKAN INSULIN PEN SUBKUTAN

Petunjuk : Berilah v pada angka :


(0) jika keterampilan / kegiatan tidak dilakukan
(1) jika keterampilan / kegiatan dilakukan tapi belum memuaskan
(2) jika keterampilan / kegiatan dilakukan dengan memuaskan

NO LANGKAH KLINIK NILAI


0 1 2
1. Informed consent
2. Memastikan tipe insulin, tanggal kadaluwarsa, dan wujud
insulin pen sesuai resep. Pastikan dosis insulin benar
Melakukan persiapan
3. Mencuci tangan dengan benar
4. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
Mempersiapkan insulin pen / cartridge siap suntik
5. Melepas penutup pen, usap ujungnya dengan kapas alkohol
6. Buka jarum penfil dan pasangkan ke insulin pen dengan benar
7. Melakukan priming
Melakukan suntikan insulin pen subkutan
8. Menentukan lokasi suntikan
9. Membersihkan area yang akan disuntik dengan kapas alkohol
atau kapas dengan air hangat
10. Putar dosis insulin
11. Melakukan suntikan insulin pen subkutan dengan benar
MEMBERESKAN ALAT
12. Membereskan alat dan bahan. Buanglah jarum ke tempat
sampah tajam.
13. Mencuci tangan dengan benar

Keterangan: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar

Nilai = -------------- x 100% = %


26

Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 41


DAFTAR TILIK KETERAMPILAN SUNTIKAN INSULIN PEN SUBKUTAN

NO ASPEK YANG DINILAI SKOR


0 1 2
1. Informed consent
2. Memastikan insulin yang akan disuntikkan sesuai dan dalam
keadaan baik
3. Melakukan cuci tangan dengan benar
4. Membuka penutup pen, bagian ujung usap dengan kapas
alkohol
5. Melakukan pemaasangan jarum penfil dengan benar
6. Melakukan priming
7. Menentukan lokasi suntikan dan membersihkan areanya
8. Memutar dosis insulin
9. Melakukan suntikan insulin pen subkutan sampai kembali ke
angka nol dan menunggu beberapa detik untuk memastikan
insulin masuk
10. Membuang sampah pada tempatnya
11. Mencuci tangan dengan benar

Ket: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar

Jumlah
Nilai = ---------- X 100% = %
22

Jakarta, ..........................
Instruktur

Sistem Endokrin dan Metabolisme FKK UMJ 42

Anda mungkin juga menyukai