Anda di halaman 1dari 64

Buku 1.

3
Panduan
Mahasiswa

TA 2019-2020
NEUROLOGY SYSTEM AND ENDOCRINE

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
BLOK HPK 1.3

Neurology System And Endocrine

Disiplin Ilmu yang terlibat:


Anatomi
Fisiologi
Histologi
Biokimia

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019-2020

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 1


TIM PENYUSUN
▪ Tissa Octavira Permatasari, dr., MMed.Ed
▪ Bambang Wibisono, dr.
▪ Kati Sriwiyati, dr.
▪ R. Vivi Meidianawaty, dr., MMed.Ed.,
▪ dr. Shofa Nur Fauzah, M.KM
▪ M. Duddy Satrianugraha, SSi., MSi.Med
▪ Helga Marwa Afifah, dr.
▪ Efendi Agnilinia, dr.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 2


DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN ................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1
VISI DAN MISI PRODI PENDIDIKAN DOKTER UNSWAGATI.............................. 1
DESKRIPSI MODUL ............................................................................................. 1
KOMPETENSI & LEVEL KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN ........................... 1
DESKRIPSI MATERI PEMBELAJARAN .............................................................. 1
STRATEGI PBL .................................................................................................... 1
TATA TERTIB PBL............................................................................................... 1
TUGAS & PERAN TUTOR.................................................................................... 1
SKENARIO KASUS PBL ............................................ Error! Bookmark not defined.
EVALUASI MAHASISWA ..................................................................................... 1
EVALUASI PROGRAM......................................................................................... 1
OSOCA ................................................................................................................ 1
DAFTAR NAMA DOSEN ...................................................................................... 1

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 3


VISI DAN MISI PRODI
PENDIDIKAN DOKTER
UNSWAGATI

Visi Program Studi Pendidikan Dokter Unswagati Cirebon :


Terwujudnya Program Studi Pendidikan Dokter yang unggul di bidang
pendidikan kedokteran berbasis masyarakat yang bereputasi nasional pada
tahun 2025.

Misi Program Studi Pendidikan Dokter Unswagati Cirebon :


1. Melaksanakan pendidikan yang unggul dalam bidang pendidikan
kedokteran berbasis masyarakat
2. Melaksanakan penelitian kedokteran dasar dan terapan berbasis
masyarakat
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan
pendidikan kedokteran berbasis masyarakat.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 4


DESKRIPSI MODUL

Blok ini merupakan implementasi dari beberapa area kompetensi


pada standar Kompetensi Dokter (KKI, 2006). Level kompetensi yang
diharapkan disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa kedokteran
semester 1. Setelah mempelajari blok ini mahasiswa semester 1 mampu
menjelaskan ilmu biomedik yang berhubungan dengan struktur, fungsi dan
metabolisme susunan saraf pusat – perifer, indera dan endokrin manusia
serta menerapkan ilmu tersebut dalam melakukan pemeriksaan pada
susunan saraf pusat – perifer dan indera manusia, dengan menunjukkan
sikap profesional, mawas diri dan belajar sepanjang hayat.
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan metode kuliah interaktif;
PBL (Problem based learning); praktikum untuk pendalaman pengetahuan;
dan pelatihan ketrampilan klinik dengan menggunakan role play dan
manekin. Permasalahan yang digunakan sebagai trigger /pencetus pada
metode PBL diambil dari daftar keluhan yang tercantum pada buku Standar
Kompetensi Dokter Indonesia dengan mengutamakan kasus-kasus yang
prevalen. Modul ini membahas lima masalah/ kasus dengan tipe problem
berupa eksplanasi.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 5


KOMPETENSI & LEVEL
KOMPETENSI YANG
DIHARAPKAN

Dalam mengaplikasikan kompetensi, maka level yang digunakan adalah


mengadaptasi Miller’s piramide of competency level.
Area dan Level Materi Metode
Komponen Kompetensi Kompe
Tensi
Profesionalisme
Menunjukkan perilaku 3 PBL
profesional
• Menunjukkan karakter, Praktikum
bersikap dan berbudaya Keterampilan
menolong Klinik
Mawas Diri dan Belajar
Sepanjang Hayat
Menerapkan mawas diri dan 3 PBL
mempraktikkan belajar
sepanjang hayat. Praktikum
• Menyadari keterbatasan Keterampilan Klinik
kemampuan diri.
• Menerima dan merespon
positif umpan balik dari
pihak lain untuk
pengembangan diri.
• Mengidentifikasi
kebutuhan belajar untuk
mengatasi kelemahan.
Kom
unikasi Efektif 3 Anamnesis Praktikum
Berkomunikasi dengan dasar Keterampilan
pasien dan keluarganya. yang Komunikasi
• Mendengarkan dengan berhubungan
aktif untuk menggali dengan sistem
permasalahan saraf
kesehatan secara
holistik dan komprehens

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 6


• if .
Pengelolaan Informasi
Mengakses dan menilai Kuliah
informasi dan pengetahuan. 3 .
• Memanfaatkan PBL
keterampilan
pengelolaan informasi Belajar Mandiri
kesehatan untuk dapat
belajar sepanjang hayat.
Penerapan dasar ilmu
biomedik, klinik dan
perilaku
Menerapkan ilmu Biomedik 2 Struktur, Kuliah
yang terkini untuk Fungsi dan
mengelola masalah Metabolisme PBL
kesehatan secara holistik Sistem Saraf
dan komprehensif. Belajar Mandiri
• Menerapkan ilmu Struktur,
biomedik yang Fungsi dan
berhubungan dengan metabolisme
struktur makroskopis Sistem Indera
dan mikroskopis, fungsi
dan metabolisme Struktur dan
susunan saraf pusat – peranan
perifer, indera dan susunan saraf
endokrin manusia. dalam
mengatur
endokrin
Keterampilan Klinis Dasar
Melakukan prosedur klinis
yang berkaitan dengan 3 Anamnesis Praktikum
masalah kesehatan dengan Pemeriksaan Keterampilan Klinik
menerapkan prinsip neurologi dasar
keselamatan pasien, Pemeriksaan
keselamatan diri sendiri dan THT
orang lain. Pemeriksaan
• Melakukan Mata
autoanamnesis dan
melakukan pemeriksaan
fisik umum dan khusus
sesuai dengan masalah
pasien yang
berhubungan dengan
sistem saraf, indera dan
endokrin.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 7


1) :Knows (factual recall of knowledge)
2) : Knows how (the application of knowledge to problem solving and
decision making)
3) : Shows how (the student has performed the skill at least several
times).
4) : Does (actual performance)

Daftar masalah/daftar penyakit/daftar ketrampilan klinik biologi sel dan


sistem lokomosi yang terdapat pada Standar Kompetensi Dokter menjadi
dasar dari penentuan pokok bahasan materi yang disesuaikan dengan
kemampuan mahasiswa semester 1.

No Daftar Masalah Individu dan Komunitas


1. Kejang
2. Sakit Kepala
3. Sakit punggung
4. Pusing
5. Benjolan leher
6. Gangguan penglihatan
7. Tuli
8. Bersin-bersin
9. Gangguan penciuman
10. Sakit dan sulit menelan
11. Kesemutan
12. Gerakan tidak teratur
13. Gangguan gerak dan koordinasi
14. Gangguan jalan
15. Gangguan bicara
16. Gangguan pengecapan

No Daftar Penyakit Level kompetensi


1. Trauma Capitis 1
2. Tumor otak 1
3. Stroke Hemoragik 1
4. Stroke non hemoragik 1
5. Cedera medulla spinalis 1
6. Hidrocephalus 1
7. Tumor medulla spinalis 1

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 8


8. Syndrome guillan barre 1
9. Vertigo 2
10. Epilepsi 2
11. Low back pain 2
12. Tiroiditis 1
13. Penyakit pada gigi dan mulut 2
14. Tumor kelenjar hipofise 1
15. Kelainan visus 2
16. Buta Warna 2
17. Strabismus 2
18. Gangguan lapang pandang 2
pengelihatan
19. Konjungtivitis 2
20. Hordeolum 2
21. Glaukoma 2
22. Epitaksis 2
23. Rhinitis 1
24. Sinusitis 1
25. Gangguan pendengaran 2
26. Oklusi tuba 2

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 9


DESKRIPSI MATERI
PEMBELAJARAN
TOPIK PBL (SMALL GROUP DISCUSSION)
Kasus/ pemicu
1. Motion Sickness
2. Refleks
3. Tinggi Badan Yang Lebih Tinggi
4. Mata Juling
5. Penurunan Pendengaran

MATERI PERKULIAHAN
I. Susunan Saraf Pusat : Otak dan Batang Otak
Cranium
- Kulit kepala
- Tulang atap tengkorak
- Bagian interior basis kranii
- Bagian luar basis kranii dan tulang wajah
- Kavitas kranii
Otak dan batang otak, serta perdarahannya
- Embriologi susunan saraf pusat
- Kortex dan Hemispherium cerebri
- Thalamus, Hipothalamus, hipofisis
- Diencephalon, mesencephalon
- Pons dan medula oblongata
- Cerebellum dan bagian - bagiannya
- Ganglia Basalis
- Perdarahan otak dan batang otak
Meningens dan cairan cerebrospinal
- Meningens : lapisan – lapisannya dan arti klinisnya.
- Produksi dan aliran LCS, serta sistem ventrikel
- Hubungan antara jaringan otak, perdarahan otak, LCS dan selaput
otak dengan tulang tengkorak; Hukum Monroe Kelly
Struktur mikroskopis sistem saraf yang terdapat di otak
- Mikroskopis dan histofisiologis neuron dan neuroglia
- Macam sel saraf dan jaringan penyokong yang terdapat pada otak

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 10


- Mikroskopis struktur meningens dan struktur penghasil LCS dan
sistem ventrikel
Fungsi sistem saraf
- Konstruksi umum sistem saraf
- Daerah utama dari fungsi sistem saraf pusat
- Sinaps sistem saraf pusat
- Beberapa sifat khusus penjalaran sinaps
Fungsi otak dan batang otak dalam sistem saraf
- Pengaturan fungsi motorik oleh korteks dan batang otak
- Korteks serebri ; fungsi intelektual otak ; dan proses belajar dan
mengingat
- Mekanisme perilaku dan motivasi pada otak – sistim limbik dan
hipotalamus
- Aktivitas otak – tidur ; gelombang otak ; epilepsi ; psikosis
- Peran otak dalam menjaga fungsi kesadaran (ARAS)
Metabolisme otak
- Aliran darah serebral, cairan serebrospinal, kecepatan
metabolisme otak,
- Kebutuhan khusus otak terhadap oksigen

II. Susunan Saraf Pusat : Medulla Spinalis serta Susunan Saraf tepi ,
Kolumna vertebralis dan medula spinalis, serta perdarahannya
- Artikulasio intervertebralis, lengkung dan gerakan kolumna
vertebralis
- Medula spinalis dan nervus spinalis
- Hubungan pertumbuhan tulang dengan medulla spinalis dan nervus
spinalis (arti klinisnya)
Sistem saraf otonom
- Peranan sistem saraf otonom
- Afferen dan efferen visceral umum dan khusus, peranan dalam
sistem saraf otonom
- Struktur Sistem simpatisdan parasimpatis (letak nukleus,
penyebaran, ganglion dan trunkus simpatikus-parasimpatikus)
Struktur mikroskopis sistem saraf pusat : medulla spinalis dan
saraf tepi
- Mikroskopis sel saraf dan jaringan penyokong yang terdapat medulla
spinalis
- Mikroskopis dan histofisiologis akhiran saraf
Struktur mikroskopis kulit
- Susunan mikroskopis kulit dari luar ke dalam
- Gambaran mikroskopis kulit dari luar ke dalam

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 11


- Hubungan struktur mikroskopis kulit dengan sistem saraf
Reseptor – reseptor sensorik, sensasi somatik I, sensasi somatik II
- Reseptor – reseptor sensorik;rangkaian saraf untuk mengolah
informasi
- Sensorik somatik I : pengaturan umum, indera taktil dan posisi
- Sensorik somatik II : sensasi nyeri, nyeri kepala, dan sensasi suhu

III. Sistem endokrin


Struktur makroskopis regio colli yang berhubungan dengan
endokrin
• Anatomi permukaan leher
- Otot sternocleidomastoideus, os.hioid, dan kartilago tiroid dan
krikoid
- Trunkus pleksus brakialis, a.subklavia, dan a.karotis komunis
- Regio servikalis anterior
- Regio servikalis posterior
- Struktur sebelah dalam fascia prevertebralis
• Kelenjar tiroid dan paratiroid
- Kelenjar tiroid dan paratiroid
- Organogenesis kelenjar tiroid dan paratiroid
Struktur mikroskopis kelenjar endokrin 1
- Histologi glandula hipofisis
- Histologi tiroid
- Histologi paratiroid
Hormon metabolik tiroid dan paratiroid
- Pembentukan dan sekresi hormon tiroid
- Fungsi hormon tiroid dalam jaringan
- Pengaturan sekresi hormon tiroid
- Regulasi Kalsium dan fosfat dalam tubuh
- Pengaruh hormon paratiroid terhadap regulasi kalsium
- Kalsitonin dan vitamin D
Diversitas sistim endokrin dan aksi hormon
- Konsep sel target dan reseptor hormon
- Klasifikasi hormon,
- Sintesis dan macam-macam struktur kimia hormon
- Penyimpanan dan sekresi hormon
- Protein plasma transporter

IV. Sistem Indera


Hubungan antara Nervus Kranialis dengan Sistem Indera
- Nervus kranialis I – IV

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 12


- Nervus kranialis V – XII
- Letak nukleus nervi kraniales
- Hubungan komponen serabut saraf dalam tiap nervi kraniales
dengan fungsinya
- Mekanisme rangsang – respon nervi kraniales
Indera penglihatan
• Orbita
- Fissura orbitalis superior dan inferior
- Kanalis optikus dan otot –otot bola mata dan persarafannya
- Saraf dan pembuluh darah lain di orbita
• Bola mata dan bangunan lainnya yg berhubungan dgn mata
- Embriologi mata
- Lapisan bola mata
- Konten bola mata, humour aquous, dan humour vitreus
- Kelopak mata dan konjungtiva
- Apparatus lakrimalis
• Struktur mikroskopis indera penglihatan
- Struktur mikroskopis dan histofisiologi palpebra
- Struktur mikroskopis dan histofisiologis bola mata
- Struktur mikroskopis dan histofisiologis kelenjar lakrimalis
• Faktor yang mempengaruhi mekanisme penglihatan cahaya dan
warna
- Jaras penglihatan dan organisasi korteks penglihatan
- Luas lapang pandang
- Pergerakan bola mata dan pengaruhnya terhadap penglihatan
- Pengaturan secara otonomik akomodasi dan apertura pupil
- Pemetaan gen pigmen merah dan hijau, serta pengaruhnya
terhadap penglihatan warna

Indera Penciuman dan Pendengaran


• Hidung dan sinus paranasal
- Atap dan dasar kavum nasi
- Dinding lateral kavum nasi
- Persarafan dan perdarahan kavum nasi
- Struktur dan fungsi sinus paranasal
- Persarafan dan perdarahan sinus paranasal
• Telinga dan vestibuler
- Embriologi telinga
- Struktur dan fungsi telinga
- Organ vestibuler dalam telinga

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 13


• Struktur mikroskopis hidung dan telinga
- Struktur mikroskopis dan histofisiologis hidung dan sinus
paranasal
- Struktur mikroskopis dan histofisiologis telinga dan vestibuler
• Fungsi indera penciuman
- Membran olfaktori
- Perangsangan sel – sel olfaktori
- Penjalaran sinyal – sinyal penciuman ke dalam sistim saraf pusat
• Biokimia sistem sensorik penciuman
- Reseptor penciuman
- Mekanisme kombinasi penciuman

PRAKTIKUM BIOMEDIS
Anatomi : struktur makroskopis susunan saraf pusat dan
perifer, regio colli dan indera.
Tengkorak - Calvaria
- Basis cranii
- Cavitas cranii
- Hubungannya dengan jaringan otak dan arti klinisnya
Otak dan batang otak - Otak (Gyrus dan sulcus, lapisan grisea dan alba,
gambaran potongan melintang dan koronal, Area
Broadmann)
- Diencephalon dan mesencephalon
- Batang otak : pons dan batang otak
- Cerebellum dan bagian - bagiannya
- Vaskularisasi otak, batang otak dan cerebellum
Meningens dan aliran - Lapisan – lapisan meningens
LCS - Perbedaan lapisan meningens di otak dan di medulla
spinalis
- Aliran LCS hubungannya dengan sistem ventrikel
Susunan saraf pusat dan - Medulla spinalis (perbedaan struktur pada masing –
perifer pada columna masing tingkatan, letak nukleus)
vertebralis - Vaskularisasi
- Nervus spinalis (tempat keluar, radiks, plexus,
ganglion)
- Perjalanan traktus ascending dan descending
- Sistem saraf simpatis dan parasimpatis
- Trunkus simpatikus
- Lengkung refleks pada medulla spinalis
Struktur makroskopis - Orientasi regio colli
regio colli dan organ - Trigonum colli lateral (batas dan isinya)
yang berhubungan - Trigonum caroticum (batas dan isinya)

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 14


dengan sistem endokrin - Trigonum submandibulare (batas dan isinya)
- Regio colli anterior
- Glandula thyroidea dan paratiroid
Anatomi Permukaan - Basis cranii dan Tulang wajah
Wajah - Otot wajah, persarafan dan perdarahan
- Hubungannya dengan nervus kranialis
Anatomi sistem indera - Orbita dan Bola mata
- Hidung dan Sinus Paranasal
- Telinga dan Sistem vestibuler
- Hubungannya dengan nervus kranialis

Histologi : struktur mikroskopis susunan saraf pusat, regio


colli, endokrin dan indera.
Gambaran mikroskopis - Saraf Perifer Penampang Panjang
sistem saraf pusat dan - Saraf Perifer Penampang Lintang
perifer - Sel Saraf Motorik
- Sel Purkinje
- Astrosit
- Oligodendroglia dan Mikroglia
- Sel Ependim
- Ganglion Gasseri
- Vater Paccini
- Benda Meissner
- Muscle Spindle
- Muscle End Plate
Struktur mikroskopis - Glandula Hipofisis
organ pada situs colli - Glandula Tiroid dan paratiroid
yang berhubungan
dengan sistem hormon
Struktur mikroskopis - Struktur mikroskopis palpebra, bola mata, kelenjar
sistem indera lakrimalis
- Struktur mikroskopis hidung dan sinus paranasal
- Struktur mikroskopis telinga dan sistem vestibuler

KETERAMPILAN KLINIK
KETERAMPILAN KLINIK LEVEL KOMPETENSI
Anamnesis Dasar 4
Pemeriksaan neurologi dasar 4
Pemeriksaan fisik dan fungsi mata 4
Pemeriksaan fisik dan fungsi THT 4

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 15


Sumber Pustaka:
1. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. 2012. Fundamentals of Anatomy
& Physiology Ninth Edition. San Fransisco. Pearson Education Inc.
2. Van Putte, Regan, Russo. 2011. Seeley’s Anatomy & Physiology Ninth
Edition. USA. McGraw Hills.
3. Gartner LP, Hiatt JL. 2007. Color textbook of Histology Third Edition.
Philadelphia. Saunders.
4. Fawcett DW. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta. EGC.
5. Marks DB. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta. EGC.
6. Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy & Physiology
13th Edition Volume 2. John Wiley and Sons.
7. Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi di Fiore Edisi 11. Jakarta. EGC.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 16


STRATEGI PBL
Problem–based learning (PBL) menggunakan sistem 7 langkah (7-
jump), yaitu:
1. Clarify unfamiliar terms
2. Define the problem(s)
3. Brainstorm possible hypotheses or explanation
4. Arrange explanations into a tentative solution
5. Define learning objectives
6. Information gathering and private study
7. Synthesize and test acquired information (Share the results of
information gathering and private study)
▪ Langkah 1 – 5 : Diskusi I
▪ Langkah 6 : Belajar mandiri
▪ Langkah 7 : Diskusi II.
• Diberikan 4 skenario, 1 skenario/ minggu. Dimulai pada minggu ke 2
• Dilaksanakan dua kali dalam satu minggu sesuai dengan jadwal
sebagai contoh adalah hari Selasa dan Jumat.
- Senin untuk Diskusi I (langkah 1-5 yaitu diskusi s/d rencana
belajar)
- Selasa s.d. Rabu langkah 6 (belajar mandiri)
- Kamis untuk Diskusi II (langkah 7 yaitu diskusi hasil belajar)

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 17


PBL THE 7-JUMP

STEP 1. CLARIFY UNFAMILIAR TERMS


Proses
Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata atau istilah yang maknanya
tidak jelas. Dalam hal ini ada kemungkinan bahwa ada anggota
kelompok yang dapat menjelaskannya atau mendefinisikan kata /
istilah yang dianggap tidak jelas maknanya. Dalam tahap ini para
mahasiswa perlu memiliki perasaan nyaman dan aman, tanpa
perasaan malu atau takut, dan harus jujur tentang hal-hal yang
dianggapnya belum jelas.
Rasional
Kata-kata atau istilah-istilah yang tidak jelas maknanya dapat
menjadi hambatan dalam pemahaman makna skenario secara
keseluruhan. Klarifikasi yang bersifat “setengah jalan” dapat
menjadi pijakan bagi proses diskusi.
STEP 2. DEFINE THE PROBLEM (S)
Proses
Tahap ini merupakan sesi terbuka, mahasiswa didorong untuk
menyumbang pandangannya terhadap masalah yang sedang
dibahas. Tutor harus mendorong para mahasiswa untuk memberi
sumbangan pikiran dan kemudian mengembangkannya secara
luas dan cepat.
Rasional
Setiap anggota kelompok sangat mungkin mempunyai pandangan
yang sangat berbeda terhadap masalah yang sedang dibahas.
Pembandingan dan pengelompokan pandangan meluaskan
horison intelektual mahasiswa yang terlibat di dalam diskusi. Hal ini
akan memacu para mahasiswa untuk mencari informasi yang lebih
dalam / luas / lanjut.
Hasil tertulis
Daftar topik yang perlu dijelaskan lebih lanjut
STEP 3. BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATION
Proses
Sesi terbuka tahap lanjut, tetapi para mahasiswa mencoba untuk
membuat formulasi, mencocokkan dan membandingkan buah

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 18


pikiran mereka sebagai suatu penjelasan terhadap masalah atau
kasus yang sedang dibahasnya. Tutor menjaga diskusi agar tetap
dalam tahap hipotetik dan mencegah terjadinya diskusi yang
terlalu rinci dan terlalu cepat. Dalam hal ini ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain:
- Hipotesis berarti suatu usulan pikiran yang diajukan baik
sebagai dasar penalaran tanpa asumsi kebenarannya, atau
sebagai titik awal pemikiran lebih lanjut
- Penjelasan berarti pemahaman rinci dan lebih dimengerti,
dengan maksud untuk pemahaman kelompok yang lebih baik
Rasional
Tahap ini merupakan langkah yang sangat penting dan
memerlukan prior knowledge mahasiswa. Dalam langkah ini
setiap anggota kelompok berkesempatan untuk mencocokkan
atau menarik kembali pemahamannya sesuai dengan proses
diskusi yang sedang berlangsung . Rantai hipotesis atau
penjelasan dapat dibangun dari hal-hal yang yang belum
dipahami sepenuhnya oleh kelompok. Apabila proses ini dapat
dilaksanakan secara baik maka kelompok akan memperoleh
makna pembelajaran yang dalam, bukan lagi superfisial atau
sekedar daftar fakta.
Hasil tertulis
Daftar hipotesis atau penjelasan
STEP 4. ARRANGE EXPLANATIONS INTO TENTATIVE SOLUTIONS
Proses
Para mahasiswa akan memiliki buah pikiran yang berbeda-beda.
Masalah dibahas lebih teliti dan dibandingkan dengan hipotesis
atau penjelasan yang sedang dikembangkan, untuk mengetahui
apakah sudah ada kesesuaian makna atau belum; bila belum ada
kesesuaian maka diperlukan eksplorasi lebih lanjut. Dari sini
kelompok mengembangkan tujuan pembelajaran, namun demikian
tidaklah bijaksana apabila para mahasiswa menetapkan tujuan
pembelajaran secara tergesa-gesa.
Rasional
Tahap ini merupakan proses yang sangat aktif dan juga
merupakan langkah restrukturisasi pengetahuan serta

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 19


mengidentifikasi adanya kesenjangan pemahaman. Penentuan
tujuan pembelajaran secara tergesa-gesa akan mengakibatkan
proses pengembangan intelektual melalui jalan pintas, dengan
demikian akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang terlalu
lebar dan superfisial.
Hasil tertulis
Catatan yang dihasilkan menggambarkan pengorganisasian
penjelasan terhadap masalah, mencerminkan buah pikiran yang
skematik, perangkaian buah pikiran baru dengan pemahaman
sebelumnya dan dengan konteks yang berbeda. Proses ini
menghasilkan catatan yang menggambarkan hubungan antara
bagian-bagian informasi yang berbeda dan informasi yang telah
tersimpan di dalam memori lama.
STEP 5. DEFINE LEARNING OBJECTIVES
Proses
Kelompok sepakat tentang seperangkat tujuan pembelajaran yang
akan dipelajari oleh seluruh anggota kelompok. Tutor
menyarankan kelompok agar berpikir lebih fokus, tidak melebar
atau superfisial, dan tujuan pembelajaran harus dapat dicapai
dalam waktu yang tersedia. Beberapa anggota kelompok
mungkin mempunyai tujuan pembelajaran lain yang tidak
disepakati oleh kelompok karena kebutuhan atau kepentingan
pribadi.
Rasional
Proses konsesus menggunakan pengetahuan / pemahaman
seluruh anggota kelompok (termasuk tutor) untuk membuat sintesis
tentang hal-hal yang sesuai untuk dibahas lebih lanjut sebagai
tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh kelompok. Tahap ini
bukan hanya menetapkan tujuan pembelajaran tetapi juga
membuat kesimpulan diskusi secara bersama-sama.
Hasil tertulis
Tujuan pembelajaran ini merupakan hasil awal utama dari kerja
kelompok. Tujuan pembelajaran diekspresikan dalam bentuk
pertanyaan yang spesifik atau dalam kalimat hipotesis.
STEP 6. INFORMATION GATHERING (PRIVATE STUDY)
Proses

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 20


Kegiatan ini meliputi pencarian informasi dari berbagai buku,
jurnal, internet, disket, CD, kaset, video, spesimen patologi, dosen
pakar, atau apa saja yang menyediakan informasi yang tepat
sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa.
Rasional
Proses pembelajaran yang hakiki adalah pencarian dan
penemuan informasi baru melalui usaha para mahasiswa sendiri.
Hasil tertulis
Catatan setiap anggota kelompok dari hasil self-study atau
independent learning dalam bentuk resume PBL yang harus
ditulis tangan pada kertas polio bergaris dan dikumpulkan ke
bagian akademik paling lambat satu hari sebelum pertemuan ke
2.
STEP 7. SYNTHESIZE AND TEST ACQUIRED INFORMATION (Share the
results of information gathering and private study)
Proses
Langkah 1-5 diselesaikan dalam satu hari (biasanya 2 jam
diskusi). Langkah 6 memerlukan waktu beberapa hari, sesuai
dengan alokasi waktu / jadual yang telah ditetapkan. Langkah 7
dilaksanakan setelah penyelesaian langkah 6. Pada awalnya
kelompok kembali pada tujuan pembelajaran yang telah
disepakati bersama , kemudian setiap anggota kelompok
melaporkan sumber-sumber belajar yang digunakan dan hasil
penelusuran informasi yang telah dicapainya. Seluruh hasil
penelusuran informasi dikelompokkan, dan apabila masih ada
kesulitan maka hal ini ditetapkan sebagai bahan studi lebih lanjut (bila
perlu dengan bantuan dosen pakar). Setelah selesai maka para
mahasisa mencoba untuk menganalisis seluruh permasalah-
an secara lengkap.
Rasional
Tahap ini merupakan sintesis kerja kelompok, konsolidasi
pembelajaran dan mengidentifikasi berbagai area yang belum pasti
atau yang perlu dipelajari lebih lanjut. Sudah pasti bahwa proses
pembelajaran tetap belum lengkap dan bersifat open-ended, tetapi
hal ini memang disengaja agar mahasiswa kembali
kepada topik ketika menjumpai pemicu yang mirip di kemudian hari.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 21


Hasil tertulis
Kelompok membuat laporan tertulis yang menganalisis secara
lengkap tentang masalah/ fenomena yang sedang dipelajari

Catatan: Pada saat berdiskusi di langkah ke 7, overhead hanya diperlukan


untuk menayangkan bagan/ skema/ gambar yang sulit diterangkan dengan
kata-kata.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 22


TATA TERTIB PBL

A. Tata Tertib Mahasiswa dalam Mengikuti PBL


1. Mahasiswa wajib mengikuti setiap tutorial dan diskusi panel
narasumber pada akhir blok.
2. Mahasiswa wajib hadir maksimal 5 menit sebelum tutorial dan
diskusi panel narasumber. Keterlambatan yang ditolerir
maksimal hanya 15 menit dari waktu tutorial yang telah
ditentukan.
3. Mahasiswa wajib mengikuti diskusi dalam tutorial secara aktif.
4. Setiap mahasiswa wajib mempelajari seluruh sasaran
belajar/learning objectives yang telah disepakati (tidak
dibenarkan untuk membagi tugas).
5. Sebelum step ke 7 (tutorial kedua), masing-masing mahasiswa
wajib membuat resume. Ditulis tangan pada kertas polio
bergaris dan dikumpulkan kepada bagian akademik satu hari
sebelum pelaksanaan tutorial kedua. Pada tutorial kedua
mahasiswa harus memiliki salinan resume yang dikumpulkan.
Mahasiswa yang tidak mengumpulkan resume tidak dapat
mengikuti tutorial PBL kedua.
6. Mahasiswa wajib memiliki copy salinan
7. Nilai resume dimasukan pada kolom persiapan
8. Resume dibagikan kepada mahasiswa diakhir pertemuan kedua
setelah dikoreksi
9. Mahasiswa wajib menyelesaikan tugas yang diberikan (laporan
PBL) .
10. Mahasiswa yang tidak hadir pada salah satu tutorial (tutorial
pertama maupun kedua), wajib melaksanakan presentasi
tentang resume kasus serta resume tutorial pertama dan kedua
sebelum akhir blok. Presentasi tersebut wajib dihadiri oleh
seluruh mahasiswa angkatannya.
11. Mahasiswa wajib mengisi kuesioner untuk evaluasi.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 23


12. Mahasiswa wajib membuat 1 laporan PBL tiap kelompok untuk
setiap kasus meliputi dua kali tutorial. Laporan dikumpulkan
kepada bagian akademik paling lambat dua hari setelah tutorial
kedua. Apabila Laporan Kelompok belum dikumpulkan sesuai
waktu yang ditentukan, maka seluruh anggota dalam kelompok
tersebut dianggap belum memenuhi syarat untuk mengikuti
ujian blok.
13. Apabila dalam 5 menit tutor belum hadir maka ketua kelompok
memberitahu bagian akademik.

B. Tata Tertib Tutor dalam PBL


1. Tutor wajib hadir 5 menit sebelum tutorial dimulai.
2. Tutor harus menjalankan kewajibannya sebagai tutor yang
efektif berdasarkan tugas dan peran tutor dalam PBL
3. Tutor wajib mengarahkan diskusi berdasarkan panduan tutor.
4. Tutor wajib mengisi lembar penilaian mahasiswa.
5. Bila tutor yang bertugas berhalangan hadir maka wajib
memberitahu bagian akademik maksimal 1 hari sebelum tutorial
6. Bila tutor tidak bisa hadir dan tidak ada konfirmasi selama lebih
dari 15 menit dari waktu pelaksanaan tutorial, maka tutor akan
digantikan oleh tutor lain
7. Tutor wajib memeriksa dan memberikan penilaian laporan PBL
kelompoknya.
8. Tutor wajib mengisi daftar hadir sebelum tutorial, mengambil
lembar penilaian tutorial mahasiswa dan tutor.
9. Tutor menyerahkan hasil no. 7 pada bagian akademik.
10. Tutor mengikuti persamaan persepsi skenario pada hari Sabtu
di minggu pertama awal blok.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 24


TUGAS & PERAN
TUTOR
TUGAS TUTOR
1. Tugas pra-aktif: mendorong dan mengembangkan proses belajar
a. Tutor harus mengetahui struktur dan latar belakang
skenario/kasus sebagai bahan diskusi / block book.
b. Tutor harus paham tentang referensi yang telah
disiapkan oleh planning group atau penyusun
kurikulum.
c. Tutor berusaha untuk memperoleh gambaran yang
jelas tentang prior knowledge para mahasiswa.
d. Tutor menjaga proses diskusi tetap konsisten terhadap
tujuan pembelajaran.
e. Tutor perlu mengetahui proses kognitif
mahasiswa, ialah konsep yang berkembang di
anggota kelompok termasuk kemungkinan konflik di
dalamnya.
f. Tutor memberi fasilitasi belajar mahasiswa, antara lain
dengan mengajukan pertanyaan , menggunakan
analogi dan metafora, atau melakukan klarifikasi
konsep.
g. Tutor mengajukan pertanyaan dan “menantang”
mahasiswa dalam hal penalaran, evaluasi kritis terhadap
ide yang muncul, dan hipotesis.
h. Tutor mendiagnosis proses belajar, mendorong
perubahan konseptual.
i. Tutor mendiagnosis adanya miskonsepsi, mendorong
elaborasi gagasan.
j. Tutor mengamati alasan-alasan yang diajukan para
mahasiswa dan kemungkinan munculnya problem
– solving (dalam kerangka problem-based learning).
k. Tutor mencegah terjadinya analisis masalah dan
sintesis “temuan-temuan” yang bersifat superfisial.
l. Tutor mendorong mahasiswa untuk melaksanakan

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 25


student - directed learning.
m. Tutor menyadari diri sendiri, apakah dia menghambat
atau mendorong proses kognitif mahasiswa?
n. Tutor mengevaluasi secara teratur, apakah para
mahasiswa puas dengan proses yang sedang
berlangsung, kemudian memberi saran untuk
perbaikan.
2. Tugas interaktif: mengembangkan dan menjaga kerjasama mahasiswa
dan dinamika kelompok.
a. Tutor mendorong mahasiswa untuk membuat
persetujuan di antara mereka dalam hal prosedur
kerja, partisipasi, dan peran anggota kelompok.
b. Tutor mendorong anggota kelompok untuk aktif.
c. Tutor membina kepemimpinan kelompok.
d. Tutor mengamati adanya masalah perilaku
mahasiswa (dominan, pasif, mengganggu temannya
dsb) dan sekaligus memecahkannya.
e. Tutor mengevaluasi proses diskusi, apakah
mahasiswa puas dengan proses kerjasama yang
sedang berjalan.
f. Tutor memperhatikan efisiensi waktu.
g. Tutor mencatat kehadiran para mahasiswa.
h. Tutor memberi tanggapan dan menciptakan iklim belajar
yang nyaman.
i. Tutor memberi dorongan kepada ketua dan
sekretaris kelompok.
j. Tutor mendorong kelompok untuk membuat evaluasi
terhadap kerjasama yang sedang berlangsung.
k. Tutor menjaga proses tetap berlangsung secara
dinamik
l. Tutor memberi umpan balik dan mengevaluasi
perkembangan/ kemajuan kelompok
3. Tugas pasca-aktif: sebagai penghubung antara mahasiswa dan dosen
/ institusi
a. Tutor membantu mahasiswa untuk mencari
narasumber atau konsultan.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 26


b. Tutor memberi umpan balik kepada mahasiswa
tentang mutu tugas yang dilaksanakannya sesuai
dengan block book.
c. Tutor menghadiri pertemuan tutor selama periode block
yang bersangkutan.
Untuk dapat melaksanakan tugas pra-aktif, interaktif dan
pasca-aktif secara efektif, maka seorang tutor seharusnya:
1. Memahami isi problem/skenario/masalah yang didiskusikan
2. Memahami bagaimana proses pembelajaran terjadi.
3. Memahami latar belakang secara keseluruhan (baik latar belakang
mahasiswa, latar belakang blok, urutan dalam kurikulum dst.)

PERAN TUTOR
1. Tutor sebagai fasilitator
a. Tutor bukanlah instruktur: students do not exist to
meet our needs; we exist to meet their needs!
b. Tutor bekerja dengan mahasiswa (sebagai mitra
pembelajaran), bukan sebagai pemberi kuliah,
menanamkan semangat kerjasama dalam belajar.
c. Tutor memberi ilustrasi atau contoh tentang konsep.
d. Tutor memimpin dan mengarahkan mahasiswa agar
mereka mencari dan menemukan informasi secara
independen.
e. Tutor membantu mahasiswa untuk bertanggung jawab
atas proses pembelajaran mahasiswa secara aktif.
f. Tutor menyediakan waktu untuk umpan balik kelompok.
g. Tutor menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
h. Tutor memandu dan memotivasi mahasiswa untuk
mengidentifikasi pokok bahasan.
i. Tutor mengingatkan mahasiswa untuk selalu
mengintegrasikan pengetahuan (horisontal dan vertikal).
2. Tutor sebagai pendengar
a. Tutor mencermati tujuan pembelajaran mahasiswa yang
muncul dalam diskusi.
b. Tutor membangun latar belakang yang sama di antara
para mahasiswa.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 27


c. Tutor memberi umpan balik secukupnya berdasarkan
materi yang sedang dibahas para mahasiswa.
3. Tutor sebagai profesional
a. Tutor memperlihatkan sikap pofesional kepada mahasiswa.
b. Tutor menjaga informasi personal dan akademik tentang rahasia
mahasiswa.
c. Tutor selalu berdiskusi dengan supervisor, mencari umpan balik.
d. Tutor berkonsultasi dengan supervisor bila ada masalah non-
akademik pada mahasiswa tertentu.
e. Tutor tidak perlu menjadi pembimbing / konsultan untuk
masalah pribadi.
f. Tutor harus mencari petunjuk / pengarahan bila ada konflik pribadi di
antara mahasiswa.
g. Tutor harus selalu menjaga hubungan profesional dengan
mahasiswa.
4. Tutor sebagai pencatat
a. Informasi tentang mahasiswa harus selalu up to date.
b. Tutor selalu mengikuti prosedur tutorial.
c. Tutor memberi penilaian terhadap kegiatan mahasiswa.
5. Tutor sebagai evaluator
a. Tutor menggunakan strategi assessment yang sesuai:
sejalan dengan tujuan pembelajaran, dengan format
yang sesuai.
b. Tutor memonitor kemajuan mahasiswa, ialah memberi
umpan balik yang konstruktif termasuk kinerja para
mahasiswa.
c. Tutor memberi refleksi keefektivan pembelajaran.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 28


FORMAT RESUME PBL

(Untuk Pertemuan ke 2, tulis tangan)


Nama :
NPM :
- Skenario
- Step 1
- Step 2
- Step 3
- Step 4
- Step 5
Refleksi (tuliskan dengan menjawab pertanyaan berikut)
- Melakukan identifikasi kebutuhan
• Apa yang sudah saya ketahui tentang topik tersebut?
• Apa yang tidak saya ketahui tentang topik tersebut?
• Apa kesenjangannya ?
• Apa topik yang paling penting yang harus saya kuasai?
- Mengembangkan dan menerapkan rencana belajar
• Apa strategi belajar yang paling sesuai untuk saya mencapai tujuan
belajar?
• Apa alternatif lain yang saya miliki?
• Apa sumber belajar yang saya butuhkan?
• Apakah saya pernah memiliki pengalaman sukses dengan strategi
belajar ini?
- Hasil Step 6

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 29


FORMAT LAPORAN PBL
(KELOMPOK)

I. COVER

LAPORAN PBL BLOK........... (TNR Font 12, bold)


Skenario .............. (TNR Font 14, Bold)
Logo UNSWAGATI

Nama Kelompok .......... (TNR Font 12, bold)


Nama Anggota Kelompok ... (TNR Font 12, bold, 1sp.)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER (TNR Font 2, bold, 1sp.)


UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON

TAHUN

II. ISI
a. Skenario
Diketik semua informasi yang ada
b. Klarifikasi Istilah
c. Rumusan Daftar Masalah
d. Analisis Masalah
e. Sistematika Masalah
f. Sasaran Belajar
g. Penjelasan
Penjelasan masing-masing bagian diutamakan berhubungan dengan
problem. Bobot akan lebih tinggi bila disertai gambar dan penjelasannya.
Selain membuat laporan kelompok setiap anggota kelompok membuat
laporan refleksi tulis tangan dengan menjawab pertanyaan berikut :
Refleksi :
- Bagaimana kemajuan yang dicapai sejauh ini?
- Apakah jangka waktunya memadai?

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 30


- Apakah saya perlu mengubah strategi belajar?
- Apakah yang menjadi faktor penentu keberhasilan dan kegagalan
saya?
- Apa yang telah saya pelajari dari proses yang dapat membantu
saya di masa depan.
Daftar Pustaka
• Jumlah referensi minimal 5 referensi. Minimal 3 referensi dalam bahasa
asing.
• Gunakan referensi dari textbook maksimal 10 tahun terakhir, jurnal
internasional maupun nasional maksimal 5 tahun terakhir.
• Salinan referensi harus dilampirkan pada Laporan PBL yang
dikumpulkan.

Laporan kelompok PBL harus dikoreksi dan disetujui oleh tutor yang
bersangkutan dan dikumpulkan paling lambat 2 hari setelah pertemuan PBL
ke 2. Laporan disetujui bila refleksi mahasiswa telah lengkap.

TATA TULIS LAPORAN PBL

Tata tulis laporan PBL perlu mengikuti beberapa ketentuan seperti


disebutkan di bawah ini :
a. Laporan PBL dapat ditulis menggunakan bahasa Indonesia baku.
b. Naskah ditulis dalam jarak satu setengah spasi pada kertas HVS 70
gram berukuran 21,25 x 28 cm atau kuarto dalam bentuk satu kolom dan
dicetak menggunakan tinta warna hitam, kecuali untuk gambar, grafik
atau tabel boleh menggunakan tinta berwarna.
c. Pengetikan menggunakan huruf standar yaitu Times New Roman
dengan font 12 pada program software MS Word.
d. Pengetikan menggunakan batas 4 cm dari tepi kiri serta 3 cm untuk tepi
kanan, atas dan bawah.
e. Penulisan acuan pustaka pada naskah seperti pada pedoman penulisan
pustaka.
f. Jarak antar kalimat dalam teks setelah titik adalah dua ketukan,
sedangkan kalimat lanjutan setelah koma, titik koma atau titik ganda
diberi jarak satu ketukan.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 31


g. Tabel, gambar (kurva, histogram, foto dan lainnya) dimuat pada kertas
naskah.
h. Tiap halaman diberi nomor halaman pada sudut sebelah kanan atas
berjarak 3 cm dari tepi atas dan tepi kanan, kecuali halaman judul
(nomor halaman tidak ditulis tetapi diperhitungkan).
i. Tabel/Gambar/Lampiran menggunakan huruf kapital hanya pada awal
kalimat, kecuali untuk nama wilayah/kota/negara dan sejenisnya.
Bahasa asing dicetak miring (italic). Pembuatan kolom tabel tidak
menggunakan garis batas vertikal, sedangkan baris tabel menggunakan
garis batas horizontal.
j. Judul tabel dan lampiran di atas tabel/lampiran dan diakhiri tanpa titik.
Judul gambar ditulis di bawah gambar dan diakhiri dengan titik.

METODE DAN TATA TULIS PENGACUAN PUSTAKA


SISTEM VANCOUVER

Penggunaan Daftar Pustaka yang dipergunakan adalah Sistem Vancouver.


Pada penulisan daftar pustaka Sistem Vancouver terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penulisan memakai nomor pemunculan nama penulis secara
berurutan.
2. Abstrak penelitian saja tidak dapat dijadikan menjadi daftar pustaka,
tetapi harus dicari artikel penelitian yang lengkap.
3. Penulisan nama pengarang adalah nama keluarga yang ditulis
lengkap diikuti dengan singkatan nama kecil dan lainnya. Contoh:
Ronald M Harden→ Harden RM.; Soekidjo Notoatmodjo→
Notoatmodjo S.
4. Penulisan judul artikel ilmiah disesuaikan dengan gaya selingkung
jurnal yang disitasi.
5. Nama jurnal ditulis singkatannya saja bila memang sudah ada
singkatan bakunya ( dapat dilihat di index medicus)
6. Halaman disingkat menjadi hlm. Bila menulis hlm. 14-19 ditulis hlm.
14–9 (Perhatikan pemilihan tanda sambung lebih panjang; symbol
“en dash”). Angka 19 menjadi 9 karena angka 1 pada 19
dihilangkan, sebab angka 1 sudah tertulis pada angka 14. Berbeda
halnya jika menulis hlm. 14–27. (tetap ditulis secara utuh).
7. Perhatikan tanda titik, titik koma, titik dua, dan apakah perlu spasi di
antaranya.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 32


Penulisan Daftar Pustaka Sistem Vancouver
ARTIKEL JURNAL
1. Artikel standar
Bila jumlah penulis artikel kurang dari atau sama dengan 6 orang, maka
semua nama penulis harus ditulis.

Manji F, McCarty K, Kurzweil V, Mark E, Rathmell JP, Agarwala AV.


Measuring and Improving the Quality of Preprocedural Assessments. Anesth
Analg. 2017 Jun;124(6):1846–854. doi: 10.1213/ANE.0000000000001834.

Bila jumlah penulis lebih dari 6 orang, maka 6 penulis pertama ditulis semua,
diikuti dengan dkk.

Mooney AC, Gottert A, Khoza N, Rebombo D, Hove J, Suarez AJ, dkk.


Men’s Perceptions of Treatment as Prevention in South Africa: Implications
for Engagement in HIV Care and Treatment. AIDS Educ Prev. 2017
Jun;29(3):274–87. doi: 10.1521/aeap.2017.29.3.274.

2. Organisasi sebagai pengarang

European Society of Radiology. The new EU General Data Protection


Regulation: what the radiologist should know. Insights Imaging. 2017
Jun;8(3):295–9. doi: 10.1007/s13244-017-0552-7. Epub 2017 Apr 24.

3. Tidak ada nama pengarang

Diagnosis Cepat dan tepat Demam Berdarah Dengue (editorial). Medika.


2017 Jun;6:279.

BUKU DAN MONOGRAFI LAIN


1. Personal author(s)

Harden RM, Laidlaw JM. Essential Skills for A Medical Teacher: An


introduction to teaching and learning in medicine. Edisi ke-2. China: Elsevier;
2017.

2. Editor (s) sebagai pengarang


Cissarek T, Gray WA, Kroger K, Santosa F, Zeller T, penyunting.
Vascular Medicine: Theraphy and Practice. Berlin: ABW
Wissenschaftsverlag GmbH; 2010.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 33


3. Organisasi sebagai pengarang

World Health Organization. Guide to cancer early diagnosis. Geneva: the


WHO Document Production Services; 2017.

4. Chapter dalam buku

Freeman R. Syncope. Dalam: Kasper DL, Farci AS, Longo Dl, Hauser SL,
Jameson JL, Loscalzo J, penyunting. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. Edisi ke-19. USA: McGraw Hill Education; 2016. hlm. 142–8.

PROSIDING KONFERENSI

Bukhari A, Minhajat R, penyunting. Buku Prosiding Marine 2017 Makassar


Allergy Immunology Network; 11-12 Feb 2017. Makasar: FK Unhas
Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia; 2017.

DISERTASI ATAU TESIS

Arifin R. Perbandingan Kadar Heat Shock Protein Mycobacterium Leprae 65-


kDa, Komplemen C3, dan Laktoferin di Dalam Air Mata dan Humor Akuos
pada Uveitis Akibat Kusta Multibasilar [disertasi]. Jakarta: Universitas
Indonesia; 2017.

BAHAN INTERNET

World Health Organization. Guidelines for managing advanced HIV disease


and rapid initiation of antiretroviral therapy [document on the Internet] Juli
2017 [diunduh 23 September 2017]. Tersedia dari:
http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/advanced-HIV-disease/en/

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 34


SKENARIO 1
MOTION SICKNESS

Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke dokter dengan


keluhan pusing setelah melakukan perjalanan laut 1 jam yang lalu. Keluhan
disertai mual, muntah dan kesulitan berjalan. Kemudian dokter melakukan
pemeriksaan fungsi saraf motorik, koordinasi dan keseimbangan untuk
mengetahui adanya kelainan pada struktur otak dan batang otak pasien.
Dokter mengatakan bahwa kondisi motion sickness yang terjadi pada pasien
adalah hal yang wajar tidak ada kelainan pada struktur otak dan batang otak.

Referensi:
Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. 2012. Fundamentals of Anatomy &
Physiology Ninth Edition. San Fransisco. Pearson Education Inc.
Van Putte, Regan, Russo. 2011. Seeley’s Anatomy & Physiology Ninth
Edition. USA. McGraw Hills.
Gartner LP, Hiatt JL. 2007. Color textbook of Histology Third Edition.
Philadelphia. Saunders.
Fawcett DW. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta. EGC.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 35


SKENARIO 2
REFLEKS

Mahasiswa FK semester 1 sedang melakukan praktikum di


laboratorium biologi. Saat praktikum berlangsung, salah seorang mahasiswa
tidak sengaja terkena api spirtus. Mahasiswa tersebut refleks menarik
tangannya karena terasa panas.

Referensi:
Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. 2012. Fundamentals of Anatomy &
Physiology Ninth Edition. San Fransisco. Pearson Education Inc.
Van Putte, Regan, Russo. 2011. Seeley’s Anatomy & Physiology Ninth
Edition. USA. McGraw Hills.
Gartner LP, Hiatt JL. 2007. Color textbook of Histology Third Edition.
Philadelphia. Saunders.
Fawcett DW. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta. EGC.
Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy & Physiology 13th
Edition Volume 2. John Wiley and Sons.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 36


SKENARIO 3
TINGGI BADAN YANG LEBIH TINGGI

Seorang laki-laki berusia 17 tahun datang ke poliklinik diantar


orrangtuanya dengan keluhan memiliki tinggi badan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan teman sebayanya. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
tinggi badan pasien mencapai 210cm, tangan dan kaki yang berukuran
besar. Untuk menegakkan diagnosis dokter mengusulkan dilakukannya
pemeriksaan kadar growth hormone, TSH, fT3 dan fT4 sebagai screening
karena diduga keluhan pasien berhubungan dengan kelainan hormon.

Referensi :
1. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. 2012. Fundamentals of Anatomy
& Physiology Ninth Edition. San Fransisco. Pearson Education Inc.
2. Van Putte, Regan, Russo. 2011. Seeley’s Anatomy & Physiology Ninth
Edition. USA. McGraw Hills.
3. Gartner LP, Hiatt JL. 2007. Color textbook of Histology Third Edition.
Philadelphia. Saunders.
4. Fawcett DW. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta. EGC.
5. Marks DB. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta. EGC.
6. Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy & Physiology
13th Edition Volume 2. John Wiley and Sons.
7. Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi di Fiore Edisi 11. Jakarta. EGC

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 37


SKENARIO 4
MATA JULING

Seorang anak perempuan usia 4 tahun dibawa oleh orangtuanya ke


poliklinik mata dengan keluhan mata juling. Keluhan sudah mulai terlihat
saat anak berusia 3 tahun. Menurut orangtua pasien, pasien sering melihat
TV dari jarak dekat. Setelah dilakukan pemeriksaan fungsi mata, visus dan
penglihatan warna dalam batas normal. Dokter menyimpulkan keluhan
pasien disebabkan karena kelainan pergerakan otot pada mata.
Referensi :

1. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. 2012. Fundamentals of Anatomy


& Physiology Ninth Edition. San Fransisco. Pearson Education Inc.
2. Van Putte, Regan, Russo. 2011. Seeley’s Anatomy & Physiology Ninth
Edition. USA. McGraw Hills.
3. Gartner LP, Hiatt JL. 2007.Color textbook of Histology Third Edition.
Philadelphia. Saunders.
4. Fawcett DW. 2002.Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta. EGC.
5. Marks DB. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta. EGC.
6. Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy & Physiology
13th Edition Volume 2. John Wiley and Sons.
7. Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi di Fiore Edisi 11. Jakarta. EGC.
8. Khurana AK. 2007. Comprehensive Opthalmology Edisi 4. New Delhi.
New Age International (P) Ltd., Publishers.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 38


SKENARIO 5
PENURUNAN PENDENGARAN

Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik THT-KL dengan


keluhan penurunan pendengaran. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien diketahui bekerja sebagai DJ selama 5 tahun terakhir dan
hampir setiap malam bekerja. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter
mengatakan pasien mengalami gangguan pada bagian stereocilia telinga.

Referensi :

1. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. 2012. Fundamentals of Anatomy


& Physiology Ninth Edition. San Fransisco. Pearson Education Inc.
2. Van Putte, Regan, Russo. 2011. Seeley’s Anatomy & Physiology Ninth
Edition. USA. McGraw Hills.
3. Gartner LP, Hiatt JL. 2007.Color textbook of Histology Third Edition.
Philadelphia. Saunders.
4. Fawcett DW. 2002.Buku Ajar Histologi Edisi 12. Jakarta. EGC.
5. Marks DB. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta. EGC.
6. Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy & Physiology
13th Edition Volume 2. John Wiley and Sons.
7. Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi di Fiore Edisi 11. Jakarta. EGC.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 39


EVALUASI
MAHASISWA

Evaluasi pada blok dilakukan secara formatif dan sumatif.

1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung, baik dalam kegiatan kuliah, tutorial, praktikum, dan
keterampilan klinik. Penilaian meliputi aspek knowledge, skills, dan
attitude.
Evaluasi pada kegiatan kuliah meliputi kehadiran dan keaktifan
mahasiswa.
Evaluasi pada kegiatan tutorial meliputi :
a. Evaluasi peserta tutorial
b. Evaluasi fungsi tutor

Evaluasi formatif bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan


proses pembelajaran melalui feedback yang konstruktif.

a. Evaluasi peserta tutorial


Evaluasi peserta tutorial dilaksanakan oleh tutor dengan format
sebagai berikut:

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 40


Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 41
Peserta tutorial (mahasiswa) dinilai dalam 2 (dua) aspek yaitu aspek
keterlibatan dalam diskusi dan aspek perilaku. Masing-masing aspek
tersebut terbagi menjadi kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Aspek Keterlibatan dalam Diskusi
a. Sharing yaitu sharing opini/informasi yang berhubungan dengan
topik diskusi kepada anggota kelompok
b. Argumentasi yaitu memberikan pengetahuan dan argumentasi
logis berdasarkan literatur
c. Keaktifan yaitu keaktifan dalam diskusi tanpa intervensi tutor
d. Dominasi yaitu mendominasi forum dalam diskusi kelompok
e. Kolaborasi yaitu kemampuan untuk bekerja sama dengan yang
lain dan mengatasi konflik dalam kelompok
b. Aspek Perilaku
a. Sopan santun yaitu menunjukkan perilaku saling menghormati
satu sama lain
b. Keterampilan berkomunikasi yaitu mendengarkan, menjelaskan
dan bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik secara
sistematis
c. Kedisiplinan/ kehadiran

Masing-masing kriteria aspek dinilai dalam angka 0-10 dengan ketetapan


sebagai berikut:

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 42


Tanggung jawab peserta tutorial
1. Menghargai proses diskusi
a. Mendengarkan dan memperhatikan apa yang sedang diutarakan
oleh temannya.
b. Bersikap sopan, baik verbal maupun non-verbal.
c. Memberi kesempatan berbicara kepada temannya tanpa
mengganggu pembicaraan.
d. Berpartisipasi secara aktif dalam diskusi dengan memperhatikan
nilai moral.
e. Menghargai informasi dan sumbangan pikiran temannya
f. Membedakan nilai informasi dari nilai personal.
g. Segera minta maaf apabila datang terlambat dengan alasan
apapun.

2. Ketrampilan komunikasi
a. Berbicara secara langsung kepada anggota kelompok.
b. Berbicara secara jelas dengan bahasa yang mudah dimengerti.
c. Berbicara dengan menggunakan kata-kata yang dimengerti oleh
anggota lainnya.
d. Menggunakan pertanyaan open-ended secara tepat.
e. Mengidentifikasi kesalahpahaman antara diri sendiri dengan
temannya.
f. Berusaha untuk menyelesaikan kesalahpahaman.
g. Menerima dan mendiskusikan masalah emosional.
h. Mampu untuk menyatakan emosinya secara tepat dalam situasi
tertentu.
i. Perilaku non-verbal konsisten dengan nada dan isi komunikasi
secara verbal.
j. Perilaku verbal dan non-verbal menunjukkan bahwa
pernyataannya telah dipahami.
k. Mengenal dan menanggapai komunikasi non-verbal dari
temannya.

3. Tanggung jawab
a. Datang tepat waktu.
b. Menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 43


c. Menyajikan informasi yang relevan.
d. Mengidentifikasi informasi yang tidak relevan dan berlebihan.
e. Mengambil inisiatif atau membantu kelangsungan dinamika
kelompok.
f. Menjelaskan kekuatan dan kelemahan kelompok dalam rangka
mendukung keberhasilan kelompok.
g. Memberi pesan apabila akan tidak hadir di waktu mendatang.
h. Mengajukan alternatif apabila sekiranya tidak mampu
menyelesaikan tugasnya.
i. Bertanggung jawab atas keakuratan informasi yang disampaikan.

4. Kesadaran diri / evaluasi diri


a. Menyadari atas kelemahan dan kekuatannya yang berkaitan
dengan proses diskusi.
b. Menerima kritik dari teman tanpa mempertahankan diri atau
menyalahkan orang lain.
c. Berkemauan kuat untuk memperbaiki diri atas kritikan teman
dalam konteks pembelajaran.

b. Evaluasi Fungsi Tutor (Diisi oleh Peserta Tutor)


Nama Tutor :
Kelompok Tutorial/Blok :
Blok :
Judul Skenario :
Petunjuk untuk pertanyaan kelompok A, B, C
- SS Sangat Setuju
- S Setuju
- TP Tidak Pasti
- TS Tidak Setuju
- STS Sangat Tidak Setuju
A. Proses dalam kelompok SS S TP TS STS

Tutor kami.............

Tampak antusias dalam melakukan tutorial

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 44


Tidak mendominasi diskusi kelompok

Menciptakan suasana yang menunjang untuk


dinamika kelompok

Menunjukkan perhatiannya pada kemajuan tiap


individu

Mendorong partisipasi dari setiap anggota kelompok

Menjaga untuk tetap fokus pada tugas

Memotivasi kami untuk merefleksi dan mengevaluasi


seberapa bagus kelompok bekerja bersama sebagai
tim

Menggarisbawahi masalah kelompok yang muncul

Memberi umpan balik tentang performa saya bila


saya minta

Meminta umpan balik yang konstruktif tentang


performannya

B. Proses Penalaran SS S TP TS STS

Tutor mendorong kami untuk.......

Mengidentifikasi petunjuk yang relevan yang ada


dalam problem

Membuat hipotesis secara logis dan luas

Merangkum dan menyatakan kembali problem yang


teridentifikasi saat kami menyelesaikan problem
tersebut.

C. Belajar Mandiri SS S TP TS STS

Tutor mendorong kami untuk……

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 45


Mengidentifikasi apa yang kami butuhkan untuk
menemukan berbagai hal yang berhubungan dengan
problem

Menemukan sumber-sumber belajar yang tepat

Mengkomunikasikan secara efektif dan efisien ke


kelompok tentang apa yang sudah kami pelajari
sendiri
Petunjuk untuk pertanyaan kelompok D
1. Sangat Memuaskan
2. Memuaskan
3. Cukup

D. Penilaian Secara Keseluruhan 1 2 3

Secara keseluruhan, bagaimana anda menilai tutor


anda?
Tuliskan hal-hal mengenai tutor anda yang paling berguna untuk belajar anda?
Sebutkan alasan anda.

......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

Tuliskan hal-hal yang ada pada tutor anda yang paling tidak berguna untuk belajar
anda? Sebutkan alasan anda.
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

Saran-saran apa yang Anda punyai untuk memperbaiki tutor anda dalam proses
tutorial?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

2. Evaluasi Sumatif
Syarat dapat mengikuti evaluasi sumatif blok jika:
- Kehadiran kegiatan tatap muka atau perkuliahan minimal 75%.
- Kehadiran tutorial, praktikum biomedis dan praktikum keterampilan
klinik sesuai dengan yang dijadwalkan kecuali dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 46


- Menyelesaikan semua penugasan dan laporan.
Evaluasi sumatif meliputi ujian tulis blok, ujian PBL, dan tugas terstruktur.
- Ujian tulis dilakukan pada pertengahan dan akhir blok. Ujian tulis yang
dilakukan berupa MCQ berbentuk vignette dengan satu jawaban
benar dan konten disesuaikan dengan tujuan pembelajaran blok.
Mahasiswa dapat mengikuti ujian akhir blok jika memenuhi syarat
yang telah sebutkan di atas.
- Ujian praktikum biomedis dilakukan berupa ujian keterampilan
prosedur pada akhir blok.
- Ujian PBL dilakukan dalam bentuk Objective Structured Oral Case
Analysis (OSOCA). Ujian dilaksanakan satu kali pada akhir blok.
(Panduan OSOCA terlampir).

Komponen penilaian blok adalah sebagai berikut :


a. Uji materi PBL : 35 %
b. Uji praktikum biomedis : 15 %
c. Ujian tulis Blok : 50%
Skor Huruf Mutu Angka Mutu
80 – 100 A 4,00
75 – < 80 AB 3,5
68 – < 75 B 3,00
63 – < 68 BC 2,5
56 – < 63 C 2,00
44 – < 56 D 1,00
< 44 E 0,00

d. Total : 100%
Hasil penilaian berdasarkan PAP (Criterion reference).
Penilaian keterampilan klinik dilakukan dengan OSCE (Ojective Structured
Clinical Examination) yang dilaksanakan setiap akhir semester, dengan
menggunakan checklist yang terstandarisasi dan diisi oleh penguji. Hasil
Keterampilan Klinik akan memiliki bobot yang setara dengan 3 SKS per
semester.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 47


Penilaian Attitude (Professional Behaviour) dilakukan oleh : dosen,
instruktur, tutor, tenaga non akademik dan sesama mahasiswa, selama
kegiatan pembelajaran. Aspek yang dinilai meliputi sebagai berikut :
1. Jujur :
- Menghormati dan dihormati oleh teman, tenaga pengajar dan tenaga
non pengajar.
- Tidak berbuat curang untuk kepentingan sendiri (tidak melakukan
plagiarism).
2. Bertanggung Jawab :
- Komitmen terhadap tugas
- Tepat waktu
- Tidak terlambat atau absen tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Compassion :
- Menunjukkan sikap yang perhatian dan peduli terhadap sesama
mahasiswa dan civitas akademik lainnya.
- Peka terhadap kebutuhan orang lain, baik secara fisik maupun
emosional.
4. Mawas diri : mampu mengenali kemampuan dan keterbatasan diri
sendiri.
5. Tidak diskriminatif : memberikan perlakuan yang sama terhadap orang
lain tanpa membedakan ras, gender, agama dan kepercayaan, serta
penyakit itu sendiri.
6. Menghargai orang lain
- Menghargai hak, kepercayaan, peran, tanggung jawab, kemampuan,
dan nilai budaya dari seseorang, kelompok, staf, dan anggota
masyarakat.
- Hati – hati dalam bersikap, tidak sombong, tidak agresif, dan ramah.
7. Partisipasi
- Ikut serta dan berkontribusi secara sukarela dalam kelompok dan
aktivitas di masyarakat.
- Memfasilitasi kegiatan belajar orang lain dan tidak menghalangi usaha
mereka.
- Membantu orang lain yang sedang dalam tahap awal pembelajaran.
Penilaian attitude menggunakan format di bawah ini :

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 48


No Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang
1 Jujur
2 Bertanggung Jawab
3 Compassion
4 Mawas Diri
5 Tidak diskriminatif
6 Menghargai orang lain
7 Partisipasi
Interpretasi secara keseluruhan : Sufficient/ Insufficient

Mahasiswa yang mendapatkan penilaian insufficient akan mendapatkan


sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan, baik bersifat
akademik maupun non akademik.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 49


EVALUASI PROGRAM

Dilaksanakan di akhir Modul sejalan dengan tugas Tim Penjaminan Mutu.


Sumber data: Mahasiswa, Dosen, Petugas administrasi.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 50


OSOCA

OBJECTIVE STRUCTURED ORAL CASE ANALYSIS (OSOCA)

OSOCA merupakan evaluasi sumatif untuk menilai keberhasilan


proses belajar melalui diskusi kelompok kecil (PBL).

Aspek yang dinilai :


- Kedalaman pemahaman materi.
- Kemampuan membuat mind map yang menunjukkan sistematika
pola pikir dan pemahaman yang komprehensif.
- Kemampuan menyampaikan materi secara jelas dan sistematis.

Teknik pelaksanaan :
- OSOCA dilaksanakan pada minggu ke-6.
- Mahasiswa membuat mind map sesuai kasus dan tugas yang
didapatkan.
- Waktu : maks 10 menit setiap mahasiswa.
- Setiap mahasiswa dinilai oleh satu orang penguji.

Nilai PBL terdiri dari : 40% nilai harian (formatif) dan 60% nilai OSOCA.

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 51


DAFTAR NAMA
DOSEN
Daftar Nama Dosen Pengampu Blok HPK 1.3 TA 2019-2020
No Materi Nama Dosen
2. Anatomi dr. H. Sutara
dr. Dindin Hardi Gunawan, Sp. RM
dr. Bambang Wibisono, MH.Kes
dr. Witri Pratiwi, M.Kes
3. Histologi dr. Aliya Amile Fitrie ,M.Kes., Sp.PA
dr. Yandri Naldi, M.H
dr. Ouve Rahadiani, M.HKes
dr. Tiar Masykuroh P, MM., M.Biomed
Amanah, S.Si.,M.Si.Med.
4. Fisiologi dr. Shofa Nur Fauzah
dr. Bambang Wibisono
dr.Kati Sriwiyati
dr. Zulkifli Ahmad, SP.OG.,KFER., M.Kes
5. Biokimia Donny Nauphar, BSC(Biotech)., M.Si.Med
dr. Tissa Octavira P., MMed.Ed
M.Duddy Satrianugraha W.,S.Si.,M.Si.Med.
Daftar Nama Instruktur Praktikum Biomedis
NO DISIPLIN ILMU NAMA DOSEN
1 Praktikum Biologi - Dra. Sri Herawati Gerson
Kedokteran - Hikmah Fitriani, S.Si.,M.Si.Med
- Ade Yusuf, dr
- Niklah Zaidah, dr
- Ruri Eka Maryam M, dr.,MM
2 Praktikum Anatomi - H.Sutara,dr.,M.H
- Dindin Hardi Gunawan,dr.,Sp.RM
- Bambang Wibisono,dr
- Witri Prawitri,dr.,M.Kes
- Rian Damayanti,dr
- Apriliyan Laras C,dr
- M.Irwan Darmansyah,dr
- Helga Marwa Afifah,dr
- Yorim Sora Pasila,dr
- Kartika Dwi Aprisia,dr

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 52


3 Praktikum Histologi - Atik Sutisna, dr.,Sp.An
Kedokteran - Yandri Naldi, dr.,MH.,MKM
- Tiar M Pratamawati, dr.,MM.,M.Biomed
- Ouve Rahadiani P, dr.,MH.Kes
- Amanah, S.Si.,M.Si.Med
- Aliya Amile Fitrie, dr.,Sp.A.,M.Kes
- Herry Nurhendrayana, dr

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 53


Daftar Nama Tutor PBL BLOK HPK 1.3 TA 2019-2020
No NAMA
1 dr. Catur Setiya Sulistiyana, MMed.Ed.
2 dr. Yandri Naldi, M.H.
3 dr. Ruri Eka Maryam M.
4 dr. Tissa Octavira P., MMed.Ed
5 dr. R. Vivi Meidianawaty, MMed.Ed.
6 dr. Bambang Wibisono
7 dr. Thysa Thysmelia Affandi, M.KM
8 dr. Shofa Nur Fauzah, M.KM
10 dr. Niklah Zaidah
11 dr. Tiar Masykuroh P.
12 dr. Ouve Rahadiani
13 dr. Nurbaiti, Sp. PA
15 dr. Kati Sriwiyati
17 dr. Herry Nurhendriana
18 dr. Dini Norviatin, M.KM
19 dr. Ade Yusuf
20 dr. Rian Damayanti
21 dr. Witri Pratiwi M.kes
22 dr. Emallia Fitriani
23 dr. Aprilyan Laras Chantika
24 dr. Ria Ramadhanty
25 dr. Muhammad Irwan Darmansyah
26 dr. Muhammad Ajmallunas
27 dr. Helga Marwa Afifah
28 dr. Efendi Agnilinia
29 dr. M. Suhanda
30 dr. Hilmi Mawaddi Ahmad
31 dr. Raden Handidwiono
32 dr. M. Hasbi Trijati
33 dr.Kartika Dwi Aprisia
34 dr. Amalia Prarizkahati
35. dr. Anabella Ratna Puspasari

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 54


Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon 55
JADWAL BLOK 1.3
SENIN (30/12) SELASA (31/12) RABU (01/1) KAMIS (2/1) JUMAT (3/1) SABTU (4/1)
MINGGU 1
A B A B A B A B A B A B
07.00-08.00
08.00-09.00 L. ANAT 1 (STR) PEMBEKALAN P.ANAT 2 KEL 1/ P.HST 1
P.ANAT 1 KEL 1 L. HST 1 (AAF) L. FIS 1 (SNF) P.ANAT 1 KEL 6 L. ANAT 2 (BWS) L. HST 2 (TMP)
09.00-10.00 PEMBEKALAN L. ANAT 1 (STR) KEL 3

10.00-11.00 P.ANAT 2 KEL 2/ P.HST 1


L. ANAT 2 (BWS) L. HST 1 (AAF) P.ANAT 1 KEL 2 L. FIS 1 (SNF) KBSL MATA P.ANAT 1 KEL 7 KBSL MATA L. HST 2 (TMP)
11.00-12.00 KEL 4
TAHUN BARU 2020
12.00-13.00
13.00-14.00 P.ANAT 2 KEL 5/ P.HST 1
PBL SK 1 KBSL SARAF P.ANAT 1 KEL 3 L. ANAT 3 (WTR) PBL SK 1 P.ANAT 1 KEL 8
14.00-15.00 BK2M KEL 7

15.00-16.00 P.ANAT 2 KEL 6/ P.HST 1


KBSL SARAF PBL SK 1 L. ANAT 3 (WTR) P.ANAT 1 KEL 5 P.ANAT 1 KEL 4 PBL SK 1
16.00-17.00 KEL 8

SENIN (6/1) SELASA (7/1) RABU (8/1) KAMIS (9/1) JUMAT (10/1) SABTU (11/1)
MINGGU 2
A B A B A B A B A B A B
07.00-08.00
L. ANAT 4 (DDN) L. ANAT 4 (DDN)
08.00-09.00 P.ANAT 2 KEL 3/ P.HST 1 P.ANAT 2 KEL 8/ P.HST 1 P.ANAT 3 KEL 6/ P.HST 2 P.ANAT 3 KEL 8/ P.HST 2 KEL
L. FIS 3 (ZUL)
09.00-10.00 KEL 1 KEL 6 KEL 8 6
TENTAMEN ANAT I
10.00-11.00 P.ANAT 2 KEL 4/ P.HST 1 BK2M P.ANAT 3 KEL 1/ P.HST 2 KEL P.ANAT 3 KEL 7/ P.HST 2
L. FIS 2 (SNF) L. FIS 2 (SNF) L. BKM 2 (TOP) L. FIS 3 (ZUL)
11.00-12.00 KEL 2 3 KEL 5

12.00-13.00
13.00-14.00 P.ANAT 2 KEL 7/ P.HST 1 KEL P.ANAT 3 KEL 5/ P.HST 2
PBL SK 2 SL 1 P.ANAT 3 KEL 3/ P.HST 2 KEL 1 PBL SK 2 L. BKM 2 (TOP) SL 1 KBSL THT
14.00-15.00 5 KEL 7

15.00-16.00 P.ANAT 3 KEL 2/ P.HST 2 KEL


L. BKM 1 (MDS) PBL SK 2 SL 1 P.ANAT 3 KEL 4/ P.HST 2 KEL 2 L. BKM 1 (MDS) PBL SK 2 KBSL THT SL 1
16.00-17.00 4

PUSKESMAS SMT 7

SENIN (13/1) SELASA (14/1) RABU (15/1) KAMIS (16/1) JUMAT (17/1) SABTU (18/1)
MINGGU 3
A B A B A B A B A B A B
07.00-08.00
L. ANAT 5 (DDN) L. ANAT 5 (DDN)
08.00-09.00 P.ANAT 5 KEL 1/ P.HST 3 P.ANAT 5 KEL 3/ P.HST 3
P.ANAT 4 KEL 1 P.ANAT 4 KEL 6 L. FIS 5 (ZUL) L. FIS 5 (ZUL)
09.00-10.00 L. BKM 3 L. BKM 3 KEL 3 KEL 1
TENTAMEN HISTO
10.00-11.00 P.ANAT 5 KEL 2/ P.HST 3 P.ANAT 5 KEL 4/ P.HST 3
P.ANAT 4 KEL 2 L. FIS 4 (KSW) L. FIS 4 (KSW) P.ANAT 4 KEL 7 L. HST 3 (FMR)
11.00-12.00 KEL 4 KEL 2

12.00-13.00
13.00-14.00 P.ANAT 5 KEL 5/ P.HST 3 KEL P.ANAT 5 KEL 6/ P.HST 3
PBL SK 3 L.ANAT 6 (WTR) SL 2 P.ANAT 4 KEL 5 L. HST 3 (FMR) P.ANAT 4 KEL 8 PBL SK 3 SL 2
14.00-15.00 7 KEL 8
UTB
15.00-16.00
L.ANAT 6 (WTR) PBL SK 3 P.ANAT 4 KEL 3 SL 2 P.ANAT 4 KEL 4 PBL SK 3 SL 2
16.00-17.00
PUSKESMAS SMT 7
SENIN (20/1) SELASA (21/1) RABU (22/1) KAMIS (23/1) JUMAT (24/1) SABTU (25/1)
MINGGU 4
A B A B A B A B A B A B
07.00-08.00
08.00-09.00 P.ANAT 5 KEL 7/ P.HST 3 KEL P.ANAT 6 KEL 1/ P.HST 4 KEL P.ANAT 6 KEL 7/ P.HST 4
L.HST 4 (OVE) L. ANAT 8 (STR) L. ANAT 8 (STR)
09.00-10.00 5 3 KEL 5
OPEN LAB TENTAMEN ANAT II
10.00-11.00 P.ANAT 5 KEL 8/ P.HST 3 KEL P.ANAT 6 KEL 5/ P.HST 4 P.ANAT 6 KEL 8/ P.HST 4
L.HST 5 (YDR) L. FIS 6 (BWS)
11.00-12.00 6 KEL 7 KEL 6
LIBUR IMLEK
12.00-13.00
13.00-14.00 P.ANAT 6 KEL 6/ P.HST 4
PBL SK 4 L. ANAT 7 (BWS) SL 3 P.ANAT 6 KEL 3/ P.HST 4 KEL 1 L. FIS 6 (BWS) PBL SK 4 L.HST 5 (YDR) SL 3
14.00-15.00 KEL 8

15.00-16.00 P.ANAT 6 KEL 2/ P.HST 4 KEL


L. ANAT 7 (BWS) PBL SK 4 SL 3 P.ANAT 6 KEL 4/ P.HST 4 KEL 2 L.HST 4 (OVE) PBL SK 4 SL 3
16.00-17.00 4

SENIN (27/1) SELASA (28/1) RABU (29/1) KAMIS (30/1) JUMAT (31/1) SABTU (1/2) MINGGU 2/2
MINGGU 5
A B A B A B A B A B A B A B
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
UJIAN HISTOLOGI KULIAH PAKAR UJIAN ANATOMI
10.00-11.00
11.00-12.00
CADAVER (A) CADAVER (A) CADAVER (A)
12.00-13.00
13.00-14.00
PBL SK 5 SL 4 SL 4 PBL SK 5
14.00-15.00
15.00-16.00
PBL SK 5 SL 4 SL 4 PBL SK 5
16.00-17.00

SENIN (3/2) SELASA (4/2) RABU (5/2) KAMIS (6/2) JUMAT (7/2) SABTU (8/2) MINGGU 9/2
MINGGU 6
A B A B A B A B A B A B A B
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
OSOCA
10.00-11.00
11.00-12.00
CADAVER (B) CADAVER (B) CADAVER (B)
12.00-13.00 UAB
13.00-14.00
14.00-15.00
OSOCA
15.00-16.00
16.00-17.00
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN 2019/2020
BLUEPRINT ASSESSMENT LEVEL KOGNITIF BLOOM’S TAXONOMY
BLOK HPK 1.3 NEUROLOGY SYSTEM AND ENDOCRINE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI CIREBON

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Materi Pembelajaran Level kognitif Bobot (%) Disiplin ilmu
Mahasiswa mampu
menjelaskan struktur
makroskopis dan mikroskopis
Otak dan Batang Otak
otak dan batang otak sebagai - 2-3 8 Integrasi
Trigger: mabok laut
susunan saraf pusat, serta
perannya dalam pengaturan
fungsi tubuh
Mahasiswa mampu Susunan Saraf Pusat : Cranium - Kulit kepala Anatomi
menjelaskan tentang struktur Otak dan Batang Otak - Tulang atap tengkorak (STR)
makroskopis dan arti klinis - Bagian interior basis kranii 2
penyusun kepala meliputi - Bagian luar basis kranii dan tulang wajah 3
Lapisan Kulit Kepala (SCALP), - Kavitas kranii
dan tulang tengkorak penyusun
kepala
Mahasiswa mampu Meningens dan - Meningens : lapisan – lapisannya dan arti klinisnya. Anatomi
menjelaskan tentang struktur cairan cerebrospinal - Produksi dan aliran LCS, serta sistem ventrikel 2 (BWS)
meningens dan cairan - Hubungan antara jaringan otak, perdarahan otak, LCS 3
serebrospinal serta peranannya dan selaput otak dengan tulang tengkorak; Hukum
dalam sistem saraf Monroe Kelly
Mahasiswa mampu Otak dan batang - Embriologi susunan saraf pusat (perkembangan Anatomi
menjelaskan tentang struktur otak, serta menjadi bagian – bagian otak) (WTR)
makroskopis otak dan batang perdarahannya - Kortex dan Hemispherium cerebri
otak serta perdarahannya - Thalamus, Hipothalamus, hipofisis
2 3
- Diencephalon, mesencephalon
- Pons dan medula oblongata
- Cerebellum dan bagian - bagiannya
- Perdarahan otak dan batang otak
Mahasiswa mampu Struktur mikroskopis - Mikroskopis dan histofisiologis neuron dan neuroglia Histologi
menjelaskan struktur sistem saraf yang - Macam sel saraf dan jaringan penyokong yang (AAF)
mikroskopis penyusun sistem terdapat di otak, terdapat pada otak
saraf yang terdapat di otak dan kontrol system - Mikroskopis struktur meningens dan struktur 2 3
jaringan penyokong lainnya endokrin penghasil LCS dan sistem ventrikel
serta hubungannya dengan - Mikroskopis control system endokrin
fungsi.
Mahasiswa mampu Fungsi sistem saraf - Konstruksi umum sistem saraf Fisiologi
menjelaskan tentang dasar – - Daerah utama dari fungsi sistem saraf pusat (SNF)
2 3
dasar fungsi sistem saraf - Sinaps sistem saraf pusat
- Beberapa sifat khusus penjalaran sinaps
Biokimiawi - Definisi neurotransmitter 2 3 Biokimia

1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN 2019/2020
BLUEPRINT ASSESSMENT LEVEL KOGNITIF BLOOM’S TAXONOMY
BLOK HPK 1.3 NEUROLOGY SYSTEM AND ENDOCRINE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI CIREBON

Neurotransmitter - Biokimiawi neurotransmitter (sintesis, sekresi, (TOP)


reuptake dan metabolisme)
- Neuronal Signaling Pathways
Mahasiswa mampu Fungsi otak dan batang - Pengaturan fungsi motorik oleh korteks dan batang Fisiologi
menjelaskan fungsi dan otak dalam sistem saraf otak (SNF)
peranan otak serta batang otak - Korteks serebri ; fungsi intelektual otak ; dan proses
dalam sistem saraf belajar dan mengingat
- Mekanisme perilaku dan motivasi pada otak – sistim 2 3
limbik dan hipotalamus
- Aktivitas otak – tidur ; gelombang otak ; (epilepsi ;
psikosis)
- Peran otak dalam menjaga fungsi kesadaran (ARAS)

Mahasiswa mampu Metabolisme otak - Aliran darah serebral, cairan serebrospinal, Fisiologi
menjelaskan tentang hubungan kecepatan metabolisme otak, (ZUL)
2 3
antara aliran darah serebral, - kebutuhan khusus otak terhadap oksigen
LCS dan metabolisme otak
Mahasiswa mampu Tengkorak - Calvaria Anatomi
mengidentifikasi dan - Basis cranii
menghubungkan struktur - Cavitas cranii
makroskopis otak dengan - Hubungannya dengan jaringan otak dan arti klinisnya
struktur lainnya Otak dan batang otak - Otak (Gyrus dan sulcus, lapisan grisea dan alba,
gambaran potongan melintang dan koronal, Area
Broadmann)
- Diencephalon dan mesencephalon
- Batang otak : pons dan batang otak
- Cerebellum dan bagian - bagiannya
- Vaskularisasi otak, batang otak dan cerebellum
Meningens dan aliran - Lapisan – lapisan meningens
LCS - Perbedaan lapisan meningens di otak dan di medulla
spinalis
- Aliran LCS hubungannya dengan sistem ventrikel
Mahasiswa mampu Susunan Saraf Pusat : -
menjelaskan tentang fungsi Medulla Spinalis serta
dan peranan medulla spinalis Saraf tepi
dalam susunan saraf pusat Trigger: refleks menarik 2-3 8 Integrasi
derta hubungannya dengan tangan saat panas
saraf tepi

Mahasiswa mampu Kolumna vertebralis - Artikulasio intervertebralis, lengkung dan gerakan 2


menjelaskan tentang struktur dan medula spinalis, kolumna vertebralis 3 Anatomi
2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN 2019/2020
BLUEPRINT ASSESSMENT LEVEL KOGNITIF BLOOM’S TAXONOMY
BLOK HPK 1.3 NEUROLOGY SYSTEM AND ENDOCRINE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI CIREBON

makroskopis dan arti klinis serta perdarahannya - Medula spinalis dan nervus spinalis
(DDN)
susunan saraf pusat dan perifer - Hubungan pertumbuhan tulang dengan medulla
yang terdapat pada columna spinalis dan nervus spinalis (arti klinisnya)
vertebralis Sistim saraf otonom - Afferen visceral 2
- Sistem saraf otonom dan fungsinya : letak nucleus,
truncus, perjalanan saraf simpatis dan parasimpatis
Susunan saraf pusat - Medulla spinalis (perbedaan struktur pada masing –
dan perifer pada masing tingkatan, letak nukleus)
columna vertebralis - Vaskularisasi
- Nervus spinalis (tempat keluar, radiks, plexus,
ganglion)
- Perjalanan traktus ascending dan descending
- Sistem saraf simpatis dan parasimpatis
- Trunkus simpatikus
- Lengkung refleks pada medulla spinalis
Mahasiswa mampu Reseptor – reseptor - Reseptor – reseptor sensorik;rangkaian saraf untuk 2
2 Fisiologi
menjelaskan macam – macam sensorik, sensasi mengolah informasi
reseptor dan peranannya somatik I, sensasi - Sensorik somatik I : pengaturan umum, indera taktil (KSW)
dalam sistem saraf somatik II dan posisi
- Sensorik somatik II : sensasi nyeri, nyeri kepala, dan
sensasi suhu
Mahasiswa mampu Histologi sistem saraf - Mikroskopis sel saraf dan jaringan penyokong yang 2
3 Histologi
menjelaskan tentang struktur pusat : medulla spinalis terdapat medulla spinalis
mikroskopis susunan saraf dan saraf tepi - Mikroskopis dan histofisiologis akhiran saraf (TMP)
pusat : medulla spinalis dan Struktur mikroskopis - Susunan mikroskopis kulit dari luar ke dalam 2
saraf tepi kulit - Gambaran mikroskopis kulit dari luar ke dalam
- Hubungan struktur mikroskopis kulit dengan sistem (FMR)
saraf

Mahasiswa mampu Gambaran - Saraf Perifer Penampang Panjang Histologi


mengidentifikasi dan mikroskopis sistem - Saraf Perifer Penampang Lintang
menjelaskan hubungan saraf pusat dan - Sel Saraf Motorik
struktur mikroskopis otak perifer - Sel Purkinje
dengan fungsi sistem saraf - Astrosit
- Oligodendroglia dan Mikroglia
- Sel Ependim
- Ganglion Gasseri
- Vater Paccini
- Benda Meissner
- Muscle Spindle
- Muscle End Plate
3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN 2019/2020
BLUEPRINT ASSESSMENT LEVEL KOGNITIF BLOOM’S TAXONOMY
BLOK HPK 1.3 NEUROLOGY SYSTEM AND ENDOCRINE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI CIREBON

Mahasiswa mampu Sistem hormone -


Integrasi
menjelaskan tentang fungsi Trigger: tinggi badan
8
dan mekamisme susunan saraf tidak seperti 2-3
dalam mengatur metabolisme usianya
hormon
Mahasiswa mampu Anatomi situs colli Anatomi permukaan - Otot sternocleidomastoideus, os.hioid, dan kartilago tiroid dan
2 3 Anatomi
menjelaskan tentang struktur yang berhubungan leher krikoid
makroskopis dan arti klinis dengan sistem - Trunkus pleksus brakialis, a.subklavia, dan a.karotis komunis (DDN)
regio colli dan organ yang hormone - Regio servikalis anterior
berhubungan dengan sistem - Regio servikalis posterior
endokrin - Struktur sebelah dalam fascia prevertebralis
kelenjar tiroid dan - Kelenjar tiroid dan paratiroid
2
paratiroid - Organogenesis tiroid dan paratiroid
Struktur makroskopis - Orientasi regio colli
regio colli dan organ - Trigonum colli lateral (batas dan isinya)
yang berhubungan - Trigonum caroticum (batas dan isinya)
- Trigonum submandibulare (batas dan isinya)
- Regio colli anterior
- Glandula thyroidea dan paratiroid

Mahasiswa mampu Hormon - Pembentukan dan sekresi hormon tiroid


2 2 Fisiologi
menjelaskan tentang metabolik - Fungsi hormon tiroid dalam jaringan
fungsi, mekanisme dan tiroid dan - Pengaturan sekresi hormon tiroid (ZUL)
regulasi hormon tiroid dan paratiroid - Regulasi Kalsium dan fosfat dalam tubuh
paratiroid - Pengaruh hormon paratiroid terhadap regulasi kalsium
- Kalsitonin dan vitamin D
Mahasiswa mampu Dasar Diversitas sistem - Konsep sel target dan reseptor hormon
2 3 Biokimia
menjelaskan tentang Biokimiaw endokrin dan - Klasifikasi hormon,
metabolisme hormon dan Hormon aksi hormon - Sintesis dan macam-macam struktur kimia hormon (MDS)
mekanisme hormon - Penyimpanan dan sekresi hormon
mempengaruhi tubuh - Protein plasma transporter
secara molekuler - Hormon mempengaruhi mekanisme homeostasis tubuh
- Mekanisme kerja hormon
- Pengaruh hormon terhadap modulasi transkripsi
- Pengaruh reseptor nuklear terhadap proses translasi
o Integras
Mahasiswa mampu Indra -
i
menjelaskan struktur, penglihatan 8
fungsi dan mekanisme 3-4
Trigger:
molekuler yang terjadi pada
strabismus
sistem penglihatan
4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN 2019/2020
BLUEPRINT ASSESSMENT LEVEL KOGNITIF BLOOM’S TAXONOMY
BLOK HPK 1.3 NEUROLOGY SYSTEM AND ENDOCRINE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI CIREBON

Mahasiswa mampu Nervus - Nervus kranialis I – IV


Anatomi
menjelaskan struktur dan Kranialis - Nervus kranialis V – XII
fungsi nervus kranialisserta - Letak nukleus nervi kraniales (WTR)
2 3
hubungannya dengan - Hubungan komponen serabut saraf dalam tiap nervi kraniales dengan
sistem indera fungsinya
- Mekanisme rangsang – respon nervi kraniales

Anatomi mata Orbita - Fissura orbitalis superior dan inferior


Mahasiswa mampu Anatomi
- Kanalis optikus dan otot –otot bola mata dan persarafannya
menjelaskan struktur
- Saraf dan pembuluh darah lain di orbita (BWS)
makroskopis dan arti klinis
Bola mata dan - Embriologi mata
indera penglihatan 2 3
bangunan - Lapisan bola mata
lainnya yg - Konten bola mata, humour aquous, dan humour vitreus
berhubungan - Kelopak mata dan konjungtiva
dgn mata - Apparatus lakrimalis
Histologi mata Palpebra - Struktur mikroskopis dan histofisiologi palpebra
Mahasiswa mampu Histologi
menjelaskan struktur
(OVE)
mikroskopis dan arti klinis Bola mata - Struktur mikroskopis dan histofisiologis bola mata 2 3
indera penglihatan Kelenjar - Struktur mikroskopis dan histofisiologis kelenjar lakrimalis
lakrimalis
o
Mahasiswa mampu Indera Integrasi
menjelaskan struktur pendengaran
makroskopis dan Trigger: 8
mikroskopis indera Induces 3-4
pendengaran, serta hearingloss
mekanisme fungsi
pendengarannya
Hidung dan sinus - Atap dan dasar kavum nasi
Mahasiswa mampu Anatomi Anatomi
paranasal - Dinding lateral kavum nasi
menjelaskan struktur hidung dan
- Persarafan dan perdarahan kavum nasi (STR)
mikroskopis bagian – telinga
- Struktur dan fungsi sinus paranasal
bagian indera penciuman 2 3
- Persarafan dan perdarahan sinus paranasal
dan pendengaran
Telinga dan - Embriologi telinga
vestibuler - Struktur dan fungsi telinga
- Organ vestibuler dalam telinga

Histologi Hidung dan sinus - Struktur mikroskopis dan histofisiologis hidung dan sinus paranasal
Mahasiswa mampu Histologi
hidung dan paranasal 2 2

5
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN 2019/2020
BLUEPRINT ASSESSMENT LEVEL KOGNITIF BLOOM’S TAXONOMY
BLOK HPK 1.3 NEUROLOGY SYSTEM AND ENDOCRINE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI CIREBON

menjelaskan struktur telinga


(YDR)
mikroskopis bagian –
bagian indera penciuman Telinga dan - Struktur mikroskopis dan histofisiologis telinga dan vestibuler
dan pendengaran vestibuler
Mahasiswa mampu Struktur - Glandula Hipofisis
menjelaskan tentang mikroskopis - Glandula Tiroid dan paratiroid
struktur mikroskopis organ organ pada - Gambaran mikroskopis kulit
pada regio colli yang situs colli yang
berhubungan dengan berhubungan
sistem saraf dan endokrin dengan sistem
hormon
Mahasiswa mampu Fungsi indera - Reseptor konus dan penglihatan warna
Fisiologi
menjelaskan fungsi dan mata - Saraf yang membawa rangsang cahaya dan letak nukleusnya.
mekanisme pada sistem - Jalur traktus pembawa rangsang cahaya sampai dengan pusat penglihatan (BWS)
penciuman - Fungsi Rhodopsin dan mekanisme absorpsi cahaya
- Spesifik isomerisasi retinal 2 3
- Penurunan level kalsium dengan mekanisme penglihatan
- Pemetaan gen untuk pigmen merah dan hijau
- Macam-macam buta warna
-
Mahasiswa mampu Biokimiawi - Reseptor penciuman
Biokimia
menjelaskan tentang sistem sensorik - Mekanisme kombinasi penciuman
metabolisme kimiawi penciuman - Membran olfaktori 2 3 (TOP)
rangsang sensorik - Perangsangan sel – sel olfaktori
penciuman - Penjalaran sinyal – sinyal penciuman ke dalam sistim saraf pusat
neurologi -
anatomi

Histologi - THT
Histologi

-
Jumlah 100%

Anda mungkin juga menyukai