MODUL 9
GERAK DAN MUSKULOSKELETAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
1
Modul 9 : Gerak dan Muskuloskeletal
Buku Modul
This publication is protected by Copyright law and permission should be obtained from publisher
prior to any prohibited reproduction, storage in a retrieval system, or transmission in any form by
any means, electronic, mechanical, photocopying, and recording or likewise
2
TIM MODUL
dr. Utari
Bagian Histologi
Kontributor
Core Disiplin:
1. Ilmu Anatomi- Histologi
2. Ilmu Penyakit Saraf
3. Ilmu Penyakit Bedah
4. Ilmu Penyakit Dalam
Suplementary disiplin:
1. Biokimia
2. Fisiologi
3. Farmakologi
4. Patologi Anatomi
5. Gizi
6. Radiologi
7. Forensik
3
Kata Pengantar
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah, Rob seluruh alam yang telah
memberikan karunia kepada kami hingga sekalipun hanya dalam waktu yang sangat singkat kami
dapat menyelesaikan modul Gerak dan Muskuloskeletal.
Modul Gerak dan Muskuloskeletal akan membahas pengetahuan dasar mengenai anaomi,
histologi dan fisiologi otot, tulang , sendi serta persarafan perifer. LBM 1sampai dengan 5 berturut
turut membahas tentang mekanisme gerak,, gangguan gerak, penyakit degenerative system
musculoskeletal, fraktur dan cedera system musculoskeletal dan terakhir tentang arthritis gout.
Adapun ketrampilan klinik yang diajarkan adalah pemeriksaan motorik, assessment ROM,
pendelolaan fraktur dan luka.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh
karena itu, saran-saran baik dari tutor maupun dari mahasiswa akan kami terima dengan terbuka.
Semoga modul ini dapat bermanfaat, dan membantu siapa saja yang membutuhkannya.
4
DAFTAR ISI
Kata pengantar 4
Daftar Isi 6
Gambaran umum modul 7
Hubungan dengan modul sebelumnya 7
Hubungan dengan modul sesudahnya 7
Learning outcome 8
Pemetaan pencapaian learning objective 9
Topik Tree 12
Kegiatan pembelajaran 13
Assessment 16
Penjabaran Pembelajaran LBM 20
5
Gambaran Umum Modul
Modul Gerak dan Muskuloskeletal dilaksanakan pada semester 2, tahun pertama, dengan waktu
5 minggu. Pencapaian belajar mahasiswa dijabarkan dengan penetapan area kompetensi, kompetensi
inti, komponen kompetensi, Learning outcome sasaran pembelajaran sebagaimana yang diatur
dalam KIPDI III.
Modul ini terdiri dari 5 Lembar Belajar Mahasiswa (LBM) dan masing-masing LBM terdiri dari
judul skenario, sasaran pembelajaran, skenario, konsep mapping, materi, pertanyaan minimal dan
daftar pustaka.Hal hal yang dipelajari oleh mahasiswa meliputi pengetahuan dasar kedokteran,
pathofisiologi, proses penegakkan diagnosis dan pengelolaannya. Untuk itu diperlukan pembelajaran
keterampilan tentang anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan keterampilan
prosedural yang diperlukan. Mahasiswa juga akan mempelajari sikap profesionalisme yang terkait
dengan topik diatas.
Modul ini akan dipelajari dengan mengunakan strategi Problem Based-Learning, dengan metode
diskusi tutorial menggunakan seven jump steps, kuliah, praktikum laboratorium, dan belajar
keterampilan klinik di laboratorium ketrampilan.
6
Learning Outcome Modul Gerak dan Muskuloskeletal:
Area Komunikasi Efektif
1. Melakukan komunikasi dengan pasien serta keluarga dalam hal mengumpulkan informasi
yang berkaitan dengan persepsi penyakit pasien yang meliputi gerak dan muskuloskeletal
7
12. Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik secara
klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku
13. Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine
8
Pemetaan Pencapaian Learning Objective
Learning Objective LBM
I II III IV V
9
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus X X
osteoporesis
Menjelaskan farmakodinamik dan farmakokinetik obat X X X X X
yang berkaitan dengan masalah kesehatan sistem gerak
dan muskuloskeletal
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah X X X X X
pengobatan dalam kasus sistem gerak dan muskuloskeletal
Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan X X X X X
dalam mengelola pasien kasus sistem gerak dan
muskuloskeletal
Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada X X X X X
evidence- based medicine terkait dengan permasalahan
gerak dan muskuloskeletal
menegakkan diagnosis terhadap pasien dengan X X X X X
permasalahan gerak dan muskuloskeletal
mampu mengusulkan pemeriksaan penunjang yang tepat X X X X X
untuk menegakkan diagnosis terhadap pasien dengan
permasalahan gerak dan muskuloskeletal
Memilih berbagai cara pengelolaan yang sesuai penyakit X X X X X
pasien kasus sistem gerak dan muskuloskeletal
Memahamistrategi pencegahan tersier yang tepat X
berkaitan dengan pasien dan keluarganya (diet makanan)
Mempertimbangkan peran keluarga pasien, pekerjaan, dan X X X X X
lingkungan sosial sebagai faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang
mungkin berpengaruh terhadap pertimbangan terapi dan
pencegahan penyakit
mampu membuat manajemen yang tepat pada pasien X X X X X
dengan keluhan gerak dan muskuloskeletal
Menjelaskan aspek agama, sosial, hukum terkait dengan X X X
topik yang dipelajari
Menjelaskan dan menghubungkan bacaan Al-qur’an dan X X X
hadist terkait dengan topik yang dipelajari
Topic Tree:
10
Gerak & Muskuloskeletal
Patologis Fisiologis
Topik:
1. LBM 1 : Mekanisme gerak
2. LBM 2 : Kelainan neuromuskuler
3. LBM 3 : Penyakit degeneratif pada sendi
4. LBM 4 : Fracture and trauma
5. LBM 5 : Hiperuricemia
Kegiatan pembelajaran
11
Pada modul ini akan dilakukan kegiatan belajar sebagai berikut:
1. Tutorial
Tutorial akan dilakukan 2 kali dalam seminggu. Setiap kegiatan tutorial berlangsung selama 100
menit. Jika waktu yang disediakan tersebut belum mencukupi, kelompok dapat melanjutkan
kegiatan diskusi tanpa tutor di open space area yang disediakan. Keseluruhan kegiatan tutorial
tersebut dilaksanakan dengan menggunakan seven jump steps.
Pada tutorial 1, langkah yang dilakukan adalah 1-5. Mahasiswa diminta untuk menjelaskan
istilah yang belum dimengerti pada skenario “masalah”, mencari masalah yang sebenarnya dari
skenario, menganalisis masalah tersebut dengan mengaktifkan prior knowledge yang telah
dimiliki mahasiswa, kemudian dari masalah yang telah dianalisis lalu dibuat peta konsep
(concept mapping) yang menggambarkan hubungan sistematis dari masalah yang dihadapi, jika
terdapat masalah yang belum terselesaikan atau jelas dalam diskusi maka susunlah masalah
tersebut menjadi tujuan pembelajaran kelompok (learning issue) dengan arahan pertanyaan
sebagai berikut: apa yang kita butuhkan?, apa yang kita sudah tahu? Apa yang kita harapkan
untuk tahu?
Langkah ke 6, mahasiswa belajar mandiri (self study) dalam mencari informasi
Pada tutorial 2, mahasiswa mendiskusikan temuan-temuan informasi yang ada dengan
mensintesakan agar tersusun penjelasan secara menyeluruh dalam menyelesaikan masalah
tersebut.
2. Kuliah
Ada beberapa aturan cara kuliah dan format pengajaran pada problem based learning. Problem
based learning menstimulasi mahasiswa untuk mengembangkan perilaku aktif pencarian
pengetahuan. Kuliah mungkin tidak secara tiba-tiba berhubungan dengan belajar aktif ini,
Namun demikian keduanya dapat memenuhi tujuan spesifik pada PBL. Adapun tujuan kuliah
pada modul ini adalah:
a. Menjelaskan gambaran secara umum isi modul, mengenai relevansi dan kontribusi dari
berbagai disiplin ilmu yang berbeda terhadap tema modul.
b. Mengklarifikasi materi yang sukar. Kuliah akan lebih maksimum efeknya terhadap
pencapaian hasil ketika pertama kali mahasiswa mencoba untuk mengerti materi lewat
diskusi atau belajar mandiri.
12
c. Mencegah atau mengkoreksi adanya misconception pada waktu mahasiswa berdiskusi atau
belajar mandiri.
d. Menstimulasi mahasiswa untuk belajar lebih dalam tentang materi tersebut.
Agar penggunaan media kuliah dapat lebih efektif disarankan agar mahasiswa menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab atau kurang jelas jawabannya pada saat diskusi
kelompok agar lebih interaktif.
Adapun materi kuliah yang akan dilaksanakan sebagai berikut:
a. Minggu 1
Bag. Biokimia : Metabolisme mineral dan vitamin pada tulang 2 x 50 mnt
Bag.Anatomi : Embriologi & kelainan kongenital sistem muskuloskeletal 2 x 50 mnt
Fisiologi : Fisiologi gerak & kontraksi otot dan fisiologi olahraga 2 x 50 mnt
Fisika : Dasar – dasar mekanik gerak tubuh 2 x 50 mnt
b. Minggu 2
Bag. Biokimia : Metabolisme energi pada kontraksi otot 2 x 50 mnt
Bag. Fisiologi : Neurofisiologi Motorik 2 x 50 mnt
I.P.Saraf : Diagnosis dan pengelolaan neuromuscular diseases. 2 x 50 mnt
Islam Disiplin Ilmu : Manfaat gerakan sholat 1 x 50 mnt
Islam Disiplin Ilmu : Sholat untuk pasien sakit 1 x 50 mnt
c. Minggu 3
I.P Dalam : Penyakit-penyakit degeneratif pada tulang dan sendi 2 x 50 mnt
I.P Dalam : Aspek klinis dan Penatalaksanaan Arthritis 2 x 50 mnt
Gizi : Nutrisi untuk kesehatan dan penyakit otot, tulang dan sendi 1 x 50 mnt
P.K : Pemeriksaan Lab pada kasus muskuloskeletal 1 x 50 mnt
Bedah : Diagnosis dan penatalaksanaan Osteomyelitis 2 x 50 mnt
d. Minggu 4
Bedah : Tinjauan klinis dan pengelolaan cedera tendo dan ligamen 2 x 50 mnt
Forensik : Traumatology dan visum luka 2 x 50 mnt
Bedah : Diagnosis dan penatalaksanaan fraktur dan dislokasi 2 x 50 mnt
Radiologi : Radiologis muskuloskeletal 2 x 50 mnt
e. Minggu 5
Bedah : Tumor dan Keganasan pada tulang dan jaringan lunak 2 x 50 mnt
13
IP Saraf dab rehab medic : Rehabilitasi pada kelainan musculoskeletal 2 x 50 mnt
Farma : Obat analgetik anti inflamasi non steroid gout dan rheumatik 2 x 50 mnt
PA : Histopatologi tulang dan otot 2 x 50 mnt
14
Integrated patient 200 menit
ASSESSMENT
Untuk sistem penilaian mahasiswa dan aturan assesment adalah sebagai berikut:
I. Ujian knowledge
a. Nilai Pelaksanaan diskusi tutorial (15% dari nilai sumatif knowledge)
Pada diskusi tutorial mahasiswa akan dinilai berdasarkan kehadiran, aktifitas interaksi dan
Kesiapan materi dalam diskusi.
Ketentuan mahasiswa terkait dengan kegiatan SGD:
1. Mahasiswa wajib mengikuti 80% kegiatan SGD pada modul yang diambilnya.
2. Apabila mahasiswa berhalangan hadir pada kegiatan SGD, maka mahasiswa harus
mengganti kegiatan SGD pada hari lain dengan tugas, untuk penggantian tersebut,
mahasiswa harus berkoordinasi dengan tim modul. Mekanisme penggantian SGD adalah
sebagai berikut:
i. mahasiswa mengisi form permohonan susulan dilengkapi dengan keterangan
penunjang(surat dokter, surat ijin mengikuti kegiatan kemahasiswaan) di staf admin
PPSK (mas Nur Sahid). Batas waktu maksimal pengisian form adalah : 2 (dua) hari
setelah akhir LBM kegiatan SGD tersebut
ii. Sekretaris PPSK memverifikasi surat permohonan susulan SGD
iii. Jika memenuhi persyaratan, maka sekretaris PPSK akan mengirimkan surat permohonan
susulan kepada Tim Modul.
iv. Tim modul akan mengatur jadwal susulan dan mengumumkan kepada mahasiswa
v. Mahasiswa mengikuti susulan sesuai jadwal yang telah ditentukan tim modul.
vi. Permohonan susulan melewati batas waktu yang telah ditetapkan tidak akan dilayani.
vii. Setelah melaksanakan tugas pengganti SGD, maka mahasiswa telah dinyatakan
mengikuti kegiatan 80%
viii. Jika sampai batas waktu yang ditetapkan mahasiswa tidak melakukan kegiatan susulan
SGD, maka nilai mid modul dan akhir modul tidak dapat dikeluarkan dan mahasiswa
dinyatakan gugur modul sehingga harus mengulang modul.
b. Nilai Praktikum (10% dari nilai sumatif knowledge)
15
Selama praktikum, mahasiswa akan dinilai pengetahuan, dan keterampilan. Nilai pengetahuan
dan keterampilan didapatkan dari ujian responsi atau identifikasi praktikum yang dilaksanakan
selama praktikum.
Ketentuan mahasiswa terkait dengan kegiatan praktikum:
1. Mahasiswa wajib mengikuti 100% kegiatan praktikum pada modul yang diambilnya.
2. Apabila mahasiswa berhalangan hadir pada kegiatan praktikum, maka mahasiswa harus
mengganti kegiatan praktikum pada hari lain, untuk penggantian tersebut, mahasiswa
harus berkoordinasi dengan Bagian. Mekanisme penggantian praktikum adalah sebagai
berikut:
i. mahasiswa mengisi form permohonan susulan dilengkapi dengan
keterangan penunjang (surat dokter, surat ijin mengikuti kegiatan
kemahasiswaan) di staf admin PPSK (mas Nur Sahid). Batas waktu maksimal
pengisian form adalah : 2 (dua) hari setelah akhir LBM kegiatan praktikum
tersebut
ii. Sekretaris PPSK memverifikasi surat permohonan susulan praktikum
iii. Jika memenuhi persyaratan, maka sekretaris PPSK akan mengirimkan
surat permohonan susulan kepada Tim Modul.
iv. Tim modul akan megirimkan surat permohonan susulan kepada bagian.
Bagian mengatur jadwal susulan dan mengumumkan kepada mahasiswa.
v. Mahasiswa mengikuti susulan sesuai jadwal yang telah ditentukan bagian.
vi. Permohonan susulan melewati batas waktu yang telah ditetapkan tidak
akan dilayani.
vii. Setelah melaksanakan tugas pengganti praktikum, maka mahasiswa telah
dinyatakan mengikuti kegiatan 100%
viii. Jika sampai batas waktu yang ditetapkan mahasiswa tidak melakukan
kegiatan susulan praktikum, maka nilai mid modul dan akhir modul tidak dapat
dikeluarkan dan mahasiswa dinyatakan gugur modul sehingga harus mengulang
modul.
16
Jika mahasiswa tidak mengikuti lebih dari 50% total kegiatan SGD dan praktikum, maka
seluruh permohonan susulan tidak dilayani, dan mahasiswa wajib mengulang modul karena
tidak memenuhi syarat kehadiran.
17
II. Ujian ketrampilan medik (skill lab)
Nilai ketrampilan medik (skill lab) diambil dari:
a. Kegiatan skill lab harian: 25% dari total nilai akhir skill
Selama kegiatan ketrampilan medik harian, mahasiswa akan dinilai penguasaan tekhniknya
(sistematis dan lege artis). Hasil penilaian ketrampilan medik akan dipakai sebagai syarat
untuk mengikuti ujian OSCE yang pelaksanaannya akan dilaksanakan pada akhir semester.
Ketentuan mahasiswa terkait dengan kegiatan Skill Lab:
1. Mahasiswa wajib mengikuti 100% kegiatan skilllab pada modul yang diambilnya.
2. Apabila mahasiswa berhalangan hadir pada kegiatan skill lab , maka mahasiswa harus
mengganti kegiatan skill lab pada hari lain, untuk penggantian tersebut, mahasiswa harus
berkoordinasi dengan tim modul. Mekanisme penggantian skill lab adalah sebagai
berikut:
i. mahasiswa mengisi form permohonan susulan dilengkapi dengan keterangan
penunjang (surat dokter, surat ijin mengikuti kegiatan kemahasiswaan) di staf admin
PPSK (mas Nur Sahid). Batas waktu maksimal pengisian form adalah : 2 (dua) hari
setelah akhir LBM kegiatan skill lab tersebut
ii. Sekretaris PPSK memverifikasi surat permohonan susulanskill lab
iii. Jika memenuhi persyaratan, maka sekretaris PPSK akan mengirimkan surat
permohonan susulan kepada Tim Modul.
iv. Tim modul akan mengatur jadwal susulan dan mengumumkan kepada mahasiswa.
v. Mahasiswa mengikuti susulan sesuai jadwal yang telah ditentukan Tim modul.
vi. Permohonan susulan melewati batas waktu yang telah ditetapkan tidak
akan dilayani.
vii. Setelah melaksanakan susulan skill lab, maka mahasiswa telah dinyatakan
mengikuti kegiatan 100%.
viii. Jika sampai batas waktu yang ditetapkan mahasiswa tidak melakukan kegiatan
susulan skill lab, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian OSCE dan
mahasiswa dinyatakan gugur modul sehingga harus mengulang modul.
ix. Jika mahasiswa tidak hadir lebih dari 50% kegiatan skill lab, maka seluruh
permohonan sususlan skill lab tidak dilayani dan mahasiswa wajib mengulang
modul karena tidak memenuhi 100% kehadiran skill lab.
18
b. OSCE : 75 % dari total nilai akhir skill
Ujian skill dilakukan dengan menggunakan Objective and Structured Clinical Examination
(OSCE). Pelaksanaan dilakukan pada akhir semester. Materi ujian OSCE merupakan
materi ketrampilan klinik yang telah diberikan selama mengikuti modul yang ditentukan
berdasarkan kesesuaian dengan materi ujian OSCE seluruh modul pada akhir semester.
Kelulusan OSCE didasarkan pada kelulusan tiap station. Jika mahasiswa tidak lulus
pada station tertentu, mahasiswa diwajibkan mengulang dan nilai skill belum dapat
dikeluarkan sebelum mahasiswa lulus skill tersebut.
Ketentuan bagi mahasiswa untuk ujian OSCE tercantum di dalam buku Panduan
Evaluasi.
19
JADWAL KULIAH PAKAR
MODUL GERAK DAN MUSKULO TAHUN AJARAN 2016/2017
20
25 Juli 2017 (100 menit)
10.05-11.45 Obat analgetik anti inflamasi non
Dr. Atina Husana, Apt.
(100 menit) steroid gout dan rheumatik
Tumor, keganasan dan kelainan
13.00-14.40
kongenital pada tulang dan dr. Robbin, Sp.OT(K)
(100 menit)
jaringan lunak
KAMIS 08.25-10.05 Rehabilitasi penderita kelainan
Dr. Ika Rosdiana,Sp.KFR
27 Juli 2017 (100 menit) musculoskeletal
21
JADWAL KEGIATAN
LBM I
Skill lab/Praktikum :
Prak. Anatomi : osteo ekstremitas sup-inf (200 mnt) (A) di lab Anatomi
Prak.Histologi tulang dan otot (100 mnt) (B) di Lab Histologi
Prak. Fisiologi Reflek tendo (100 mnt) (C) di lab Fisiologi
22
Lembar Belajar Mahasiswa 1
b. Daftar pustaka
1. Anatomi Richard Snellen Anderson J.E. Grants Atlas of Anatomy. Eighth Ed. Williams and
Wilkin. U.S.A.
2. Eroschenko V.P. Atlas Histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Ed.9. EGC. Jakarta
2003.
3. Guyton and Hall, 2013, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, EGC, Jakarta, 1112
4. Munandar A. Iktisar Anatomi Alat Gerak dan Ilmu Gerak. EGC, Jakarta 1979.
5. Sherwood, L., 2010, Human Physiology From Cells to Systems, Seventh Edision, BROOKS/
COLE CENGAGE Learning, Canada, 217-225
6. Vander, A., Sherman, J., Luciano, D., 2001, Human Physiology, 8ed., the M Graw-Hill
Comp., New York.
7. Wijaya, S., 1998, Kinesologi, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
23
JADWAL KEGIATAN
LBM II
Skil lab/praktikum :
A. Myologi ekstremitas superior dan inferior (200 menit) di Lab Anatomi
B. PF Motorik dan Assesment ROM (1) (200 menit) di Ruang skill lab
24
a. Judul: Gangguan Neuromuskuler
SKENARIO
Yaa Allah apa dosaku, mengapa aku tidak bisa berjalan?
Seorang laki-laki 23 tahun, di bawa ke rumah sakit dengan keluhan sejak 7 hari yang lalu merasakan
lemah pada kedua tungkainya, yang semakin lama semakin berat, kemudian diikuti dengan
kelemahan kedua lengan. Sebelum mengalami kelumpuhan tidak didahului dengan riwayat demam.
Kelemahan tersebut tidak disebabkan oleh karena aktifitas. Saat ini penderita berjalan harus dipapah
orang lain, dan ADL (Activity of Daily Living) membutuhkan bantuan orang lain. Pada pemeriksaan
motorik: keempat ekstremitas didapatkan kekuatan otot extremitas bawah 3 dan ekkstremitas atas 4,
reflek fisiologis menurun dan refleks patologis negatif. Pada pemeriksaan sensorik didapatkan
hipestesi kedua kaki, tidak ada gangguan BAB dan BAK. Dokter melakukan pemeriksaan
penunjang untuk menentukan diagnosis
Kata kunci : kelemahan anggota gerak bawah, progresif, hiporefkleksi, hipestesi kedua kaki,
Masalah : Patofisiologi kelemahan otot
b. Daftar pustaka
1. Munandar A. Iktisar Anatomi Alat Gerak dan Ilmu Gerak. EGC, Jakarta 1979.
2. Diktat Myologia dan Arthrologia. Lab. Anatomi F.K. Undip.Semarang,1981.
3. Eroschenko V.P. Atlas Histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Ed.9. EGC. Jakarta
2003.
4. Anatomi Richard Snellen
5. Anderson J.E. Grants Atlas of Anatomy. Eighth Ed. Williams and Wilkin. U.S.A.
6. Wijaya, S., 1998, Kinesologi, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
7. Vander, A., Sherman, J., Luciano, D., 2001, Human Physiology, 8ed., the M Graw-Hill
Comp., New York.
8. Bullock, J., Boyle, J., Wang, M.B., 1995, physiology, 3rd ed., Williams & Wilkins.
9. Greenberg MS. Myelitis. In : Handbook of Neurosurgery . Greenberg Graphics 2001 , 5
th ed. P 76 – 78.
10. Thomas NB, Stephen GW. Non compressive myelopathies simulating spinal cord
compression. In : Spinal cord compression diagnosis and principles of of management.
Philadelphia 1990 : 229 -239.
11. Nordli DR, Bello JA, De Vivo DC. Myelitis. In : Schlossberg D ( ed ). Infections of the
nervous system. New York : Springer-Verlag 1990 . P 184 – 6.
12. Gilroy J. Basic Neurology. USA : Mc Graw Hill Co 2000. P 327 – 29
25
JADWAL KEGIATAN
LBM III
26
Lembar Belajar Mahasiswa 3
Seorang laki laki 42 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri dan bengkak pada kaki
kirinya sejak tiga hari yang lalu. Nyeri dan bengkak dirasakan semakin lama semakin berat.
Pasien juga mengeluh tidak bisa berjalan karena sakit, nyeri timbul tiba-tiba pada malam hari
sampai membangunkan tidur. Semalam pasien merasa demam dan hari ini kaki kiri tidak dapat
untuk menapak karena nyeri yang hebat. Dari anamnesis, didapatkan sebelum sakit, pasien
mengkonsumsi kepiting dalam jumlah berlebih dan pasien baru mengalami sakit seperti ini.
Pada pemeriksaan didapatkan Tekanan Darah 140/90mmHg, HR 90x/m, Suhu 38 derajat
celcius. Pada inspeksi kaki kiri dari pergelangan kaki sampai punggung kaki dan pangkal ibu
jari kaki kiri tampak bengkak dan kemerahan. Pada palpasi teraba hangat dan nyeri bila ditekan.
Sendi pergelangan kaki dan ibu jari kaki kiri sangat nyeri bila digerakkan.
b. DAFTAR PUSTAKA :
1. Kalim H, Pramudyo R, Broto R.Dsteoartritis, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam , Jilid
II , Edisi IV, Sudoyo A, Setiyahadi B, Alwi I Setiati S danSinadhibrata M Editor. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006 :1205 – 11
2. Brandi DK. Osteoartritis.Harrison’s Principles Of Internal Medicine. 15 th Edition.
Braunwald E, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Longgo D. Jameson JL. MCGraw-Hill
Companies. Singapore. 2001 :1987 – 94.
3. Osteoarthritis. In Primer On the Rheumatic Diseases. 12 Ed. Klippel J, Crofford LJ, Stone
JH, Weyand CM Editor. Arthritis Foundation. Atlanta, Georgia . 2001 :285 – 97.
4. Osteoarthrosis. In Rheumatology In Clinical Practice . Moll JMH. Blackwell Scientific
Publications. Oxford London Edinburgh. 1987:331 - 345.
27
JADWAL KEGIATAN
LBM IV
Skill lab :
A. PF fraktur dan imobilisasi (200 menit) di Ruang skill lab
B. Pembacaan X Ray dan permohonan pemeriksaan radiologis
kasus muskuloskeletal (100 menit) di Ruang kuliah
C. Hecting luka dan WT (ulangan) (100 menit) di Ruang skill lab
28
4th Student’s Worksheet
a. Title : Fracture and trauma
SCENARIO
I've hurt my wrist after falling from the motorcycle
Someone take a 25 years old male to the emergency room with a complaint of pain and swollen at his
right wrist after one hour ago he fell from his motorcycle with his palm as a support. The patient can't
move his right wrist and feeling hurt. From the physical examination obtained, awareness:
composmentis, blood pressure: 110/80 mmHg, heart rate: 88/m, respiration rate: 24/m, temperature:
36,8 C. From the local examination at the distal antebrachii dextra and wrist joint dextra, from the
inspection: hematome, oedem, there is no open wound, angulated deformity (+) compared to the left
side. From the palpation, he felt pain and discontinuity Os. Radius at the distal part of antebrachii, the
pulsation of A. Radialis (+) same as the left side, Range of Motion: limited extension and flexion of
the wrist joint. After the examination, the ER doctor semt the patient to the Radiology Department to
get the X-Ray from antebrachii dextra from AP and lateral position. After that the ER doctor makes a
referral to a orthopaedics specialist to get further treatment.
b. Learning resources
1. Munandar A. Iktisar Anatomi Alat Gerak dan Ilmu Gerak. EGC, Jakarta 1979.
2. Diktat Myologia dan Arthrologia. Lab. Anatomi F.K. Undip.Semarang,1981.
3. Eroschenko V.P. Atlas Histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Ed.9. EGC. Jakarta
2003.
4. Anatomi Richard Snellen
5. Anderson J.E. Grants Atlas of Anatomy. Eighth Ed. Williams and Wilkin. U.S.A. 1983.
6. Rasyad Ch. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue, Makassar 2003
7. Sachdeva R.K. Catatan Ilmu Bedah. Alih Bahasa Hadyanto. Ed. 5.Hipokrates. Jakarta 1996.
8. Wijaya, S., 1998, Kinesologi, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
9. Rasjad Ch. Pengantar Ilmu bedah Ortopedi. Bintang lamunpatuue,ed. 4 Makassar 2003.
10. Robbins Sl, Kumar V. Buku Ajar Patologi I. Ed. 4.EGC. Jakarta 2005.
11. Bratawidjaya KG. Imunologi dasar. Ed. 7. FK UI. Jakarta 2006.
29
JADWAL KEGIATAN
LBM V
Skill Lab :
A. Pengelolaan Trauma Jaringan Lunak (200 menit) di Ruang Skill Lab
B. Integrated Patient Management (manajemen fraktur) (200 menit) di Ruang Skill Lab
30
Lembar Belajar Mahasiswa 5
SKENARIO
Paha anakku nyeri dan bengkak…
Pak Amir dan istri sangat kaget mendapatkan penjelasan dari dokter keluarga bahwa anak bungsu
mereka menderita tumor pada tulang paha kanan. Sebelumnya anak mereka tidak pernah
mengeluhkan apa-apa pada pahanya namun sejak jatuh sewaktu main basket, ia mulai merasakan
tidak nyaman pada pahanya. Ia sering merasakan nyeri dan mulai ada pembengkakan. Selama
sebulan ini Pak Amir mencoba untuk membawa anaknya ke tukang pijat, karena dianggap hanya
cedera olahraga.
Dokter keluarga datang ke rumah Pak Amir, setelah mendapatkan informasi bahwa anaknya tidak
mengalami perbaikan setelah melakukan terapi alternatif. Anaknya semakin merasakan sakit yang
hebat terutama malam hari. Dokter melakukan pemeriksaan dan menemukan suatu deformitas pada
paha kanan, teraba massa yang keras, terfiksasi dan batas tidak tegas. Range Of Motion lutut kanan
terbatas dan oedem di femur dekstra distal. Dokter menganjurkan agar segera dibawa ke RS.
Di rumah sakit dilakukan pemeriksaan foto rontgen, ditemukan massa osteolytic di distal femur,
reaksi periosteal (+), gambaran sun burst dengan batas tidak tegas.
Dokter mengatakan kemungkinan suatu tumor ganas pada tulang. Anak pak Amir harus segera
dilakukan biopsi untuk menentukan jenis tumornya. Dokter menerangkan bahwa pengobatan itu
bisa dalam bentuk rangkaian terapi, mulai dari operasi, radioterapi dan juga kemoterapi. Pak Amir
sangat terpukul mendengar penjelasan dokter tersebut.
31
Kata kunci : nyeri, massa keras, terfiksasi, batas tidak tegas, osteolytic, reaksi periosteal,
range of motion, sun burst batas tidak tegas, biopsi, operasi, radioterapi,
kemoterapi
Permasalahan : Patogenesis tumor tulang
b. Sumber pustaka
1. Solomon L. Apley System Orthopadics Fracture. Hodder A. UK 9 th ed.
2010
2. Thompson JC. Netter Concise Atlas of Orthopaedic Anatomy. Elsevier 1 st
ed. 2002.
3. Salter RB. Textbook of Disorder and Injuries of The Musculoskeletal
rd
System. 3 ed. 2008
32
c. Konsep map
Konsep maping
33
34
Pertanyaan minimal :
1. Apa yang dimaksud system lokomosi dan apa komponennya?
2. Apa macam macam gerakan normal?
3. bagaimana pengaturan gerak ?
4. factor apa saja yang mempengaruhi gerak?
5. Bagaimana gerak bisa cepat atau lambat?
6. Bagaimana gerak bisa kuat atau lemah ?
7. Bagaimana gerak bisa akurat
8. Apa yang dimaksud otot seran lintang?
9. Apa yang dimaksud serabut otot cepat?
10. Apa yang dimaksud otot lambat?
11. Apa perbedaannya dan bagaimana hubungannya dengan gerak?
Daftar pustaka
8. Anatomi Richard SnellenAnderson J.E. Grants Atlas of Anatomy. Eighth Ed. Williams and
Wilkin. U.S.A.
9. Eroschenko V.P. Atlas Histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Ed.9. EGC. Jakarta 2003.
10. Guyton and Hall, 2013, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, EGC, Jakarta, 1112
11. Munandar A. Iktisar Anatomi Alat Gerak dan Ilmu Gerak. EGC, Jakarta 1979.
12. Sherwood, L., 2010, Human Physiology From Cells to Systems, Seventh Edision, BROOKS/
COLE CENGAGE Learning, Canada, 217-225
13. Vander, A., Sherman, J., Luciano, D., 2001, Human Physiology, 8ed., the M Graw-Hill Comp.,
New York.
14. Wijaya, S., 1998, Kinesologi, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
35
JADWAL KEGIATAN
LBM II
Skil lab/praktikum :
C. Myologi ekstremitas superior dan inferior (200 menit)di Lab Anatomi
D. PF Motorik dan Assesment ROM (1) (200 menit) di Ruang skill lab
36
Lembar Belajar Mahasiswa 2
37
SKENARIO
Seluruh badanku lemah..
Seorang wanita usia 25 tahun, datang ke praktek dokter puskesmas dengan keluhan merasakan
badannya lemah, otot-otot seluruh tubuh dirasakan lemah. Lemah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
dan makin lama makin berat.Lemah terutama dirasakan bila siang hari setelah melakukan aktivitas.
Lemah dirasakan paling berat pada kedua kelopak mata, bila siang hari kelopak mata berat untuk
dibuka dan penglihatan tampak dobel. Untuk meringankan pasien harus beristirahat dan keadaan
akan pulih selama beberapa jam, dan kemudian setelah digunakan untuk beraktifitas akan
mengalami kelemahan kembali.
Saat ini penderita merasakan bahwa kelemahan makin memberat, makin lama mengalami kesulitan
untuk mengunyah makanan, otot otot sekitar mulut dan wajahnya terasa lemah, saat makan makin
lama kesulitan untuk menelan makanan dan bicara mulai sepatah sepatah dan lemah. Untuk bernafas
terasa berat, paru-paru terasa tidak dapat mengembang. Selama ini tidak didahului dengan riwayat
demam. Penderita masih dapat melakukan aktifitas sendiri,ADL (Activity of Daily Living) masih
mandiri. Aktifitas sehari-hari membantu orang tua berjualan dirumah. Pada pemeriksaan motorik:
ekspansi thoraks menurun, keempat ekstremitas didapatkan kekuatan otot kekuatan 4, reflek
fisiologis daam batas normal dan refleks patologis negatif. Pada pemeriksaan sensorik tidak
didapatkan gangguan, tidak ada gangguan BAB dan BAK.
Tidak didapatkan riwayat pemakaian obat obatan tertentu. Kemudian dokter mengirim penderita
untuk melakukan pemeriksaan EMG dan MRI untuk menilai kelenjar thymus (thymoma)
Kata kunci : Kelemahan seluruh otot tubuh, terjadi pada siang hari, pulih setelah istirahat
Masalah : Patofisiologi gangguan otot
PERTANYAAN MINIMAL :
2. Mengapa lemah terjadi pada siang hari setelah melakukan aktivitas?
3. Mengapa kelopak mata yang menjadi organ yang paling berat dengan gejala lemahnya?
4. Mengapa setelah istirahat keluhan lemah pulih selama beberapa jam dan muncul kembali
setelah aktivitas?
5. Mengapa bernafas terasa berat, paru-paru terasa tidak mengembang?
6. Mengapa kelenjar thymus diperiksa pada kasus ini?
7. Kekuatan otot nilai nya 4, artinya apa?
8. Apa fungsi otot dan tulang?
9. Bagaimana hubungan otot rangka dengan tulang kerangka tubuh?
10. Bagaimana mekanisme kontraksi otot rangka?
11. Apa penyebab kelemahan otot?
12. Pemeriksan penunjang apa saja yang diperlukan untuk menentukan diagnosis penyakit
dengan gejala kelemahan otot?
13. Apa diagnosa banding dari penyakit yang ditandai dengan kelemahan otot?
38
KONSEP MAP
patogenesis
KELEMAHAN
OTOT
Infeksi
Autoimun
Trauma UMN LMN
Tumor
An
Genetik
Nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
13. Munandar A. Iktisar Anatomi Alat Gerak dan Ilmu Gerak. EGC, Jakarta 1979.
14. Diktat Myologia dan Arthrologia. Lab. Anatomi F.K. Undip.Semarang,1981.
15. Eroschenko V.P. Atlas Histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Ed.9. EGC. Jakarta
2003.
16. Anatomi Richard Snellen
17. Anderson J.E. Grants Atlas of Anatomy. Eighth Ed. Williams and Wilkin. U.S.A.
18. Wijaya, S., 1998, Kinesologi, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
19. Vander, A., Sherman, J., Luciano, D., 2001, Human Physiology, 8ed., the M Graw-Hill
Comp., New York.
20. Bullock, J., Boyle, J., Wang, M.B., 1995, physiology, 3rd ed., Williams & Wilkins.
21. Greenberg MS. Myelitis. In : Handbook of Neurosurgery . Greenberg Graphics 2001 , 5
th ed. P 76 – 78.
22. Thomas NB, Stephen GW. Non compressive myelopathies simulating spinal cord
compression. In : Spinal cord compression diagnosis and principles of of management.
Philadelphia 1990 : 229 -239.
23. Nordli DR, Bello JA, De Vivo DC. Myelitis. In : Schlossberg D ( ed ). Infections of the
nervous system. New York : Springer-Verlag 1990 . P 184 – 6.
24. Gilroy J. Basic Neurology. USA : Mc Graw Hill Co 2000. P 327 – 29
39
JADWAL KEGIATAN
LBM III
40
Lembar Belajar Mahasiswa 3
41
SKENARIO
Mengapa lututku nyeri dan tidak bisa ditekuk?
Seorang wanita usia 64 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan bengkak dan nyeri pada
lutut kiri sejak 5 hari yang lalu. Nyeri semakin lama semakin berat, terasa seperti ditusuk tusuk
dan berdenyut serta mengganggu aktifitas sehari-hari. Lutut kiri tidak dapat ditekuk. Nyeri
bertambah hebat apabila digunakan untuk berjalan, dan berkurang apabila pasien duduk dan
beristirahat. Sudah diberi obat rematik yang dibeli bebas di toko obat tetapi tidak berkurang.
Pasien sudah sering merasakan kaku sendi pada lutut kiri selama ±6 bulan ini. Kaku terutama
di pagi hari, menetap selama 30 menit dan berkurang setelah digerak-gerakan. Pasien merasakan
gemeretak bila lututnya digerakan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
baik, kesadaran kompos mentis, BB 75 kg, TB 155 cm, TD 130/90 mmHg, nadi 80x/menit, RR
22x/menit, dan suhu axilla 36°C. Pemeriksaan status lokalis ekstremitas didapatkan edema genu
sinistra, eritem (+), teraba lebih hangat dibanding kulit sekitarnya, nyeri tekan (+) pada arah jam
9, krepitasi (++) saat melakukan gerakan fleksi lutut. Kemudian dokter melakukan
pemeriksaan radiologis dan laboratorium
Kata kunci: wanita 64 tahun, nyeri lutut, kaku pada pagi hari
Masalah: penyakit degeneratif pada sendi
KONSEP MAP
Patogenesis
Bengkak dan
nyeri sendi Traumatik
Pemeriksaan
laboratorium
42
PERTANYAAN MINIMAL
1. Apa yang dimaksud dengan Osteartritis ?
2. Apa penyebab Osteoartritis
3. Bagaimana patofisiologi Osteartritis
4. Klsifikasi Osteoartritis
5. Faktor resiko terjadinya Osteoartritis
6. Gejala dan tanda Osteoartritis
7. Pemeriksaan penunjang Osteoartritis
8. Bagaimana menegakkan diagnosis Osteartritis pada tangan, pinggang dan lutut ?
9. Apa komplikasi dari Osteoartritis?
10. Bagaimana upaya menjaga kesehatan sendi dari penyakit degeneratif?
11. Diagnosis banding Osteoartritis ? Apa definisi Rematoid artritis (RA)?
12. Apa penyebab RA?
13. Bagaimana klasifikasi RA?
14. Bagaimana patogenesis RA?
15. Apa gejala dan tanda RA?
16. Bagaimana kriteria diagnostik RA?
17. apa saja pemeriksaan penunjang RA
DAFTAR PUSTAKA :
5. Kalim H, Pramudyo R, Broto R.Dsteoartritis, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam , Jilid
II , Edisi IV, Sudoyo A, Setiyahadi B, Alwi I Setiati S danSinadhibrata M Editor. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006 :1205 – 11
6. Brandi DK. Osteoartritis.Harrison’s Principles Of Internal Medicine. 15 th Edition.
Braunwald E, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Longgo D. Jameson JL. MCGraw-Hill
Companies. Singapore. 2001 :1987 – 94.
7. Osteoarthritis. In Primer On the Rheumatic Diseases. 12 Ed. Klippel J, Crofford LJ, Stone
JH, Weyand CM Editor. Arthritis Foundation. Atlanta, Georgia . 2001 :285 – 97.
8. Osteoarthrosis. In Rheumatology In Clinical Practice . Moll JMH. Blackwell Scientific
Publications. Oxford London Edinburgh. 1987:331 - 345.
43
JADWAL KEGIATAN
LBM IV
Skill lab :
1. PF fraktur dan imobilisasi (200 menit) di Ruang skill lab
2. Pembacaan X Ray dan permohonan pemeriksaan radiologis
kasus muskuloskeletal (100 menit) di Ruang kuliah
3. Hacting luka dan WT (ulangan) (100 menit) di Ruang skill lab
44
4th Student’s Worksheet
c. Title : Fracture and trauma
d. Learning Objectives:
After completing this worksheet, students will be able to ::
1. Explain the pathophysiology of fractures, dislocations, subluxations (SGD)
2. Describe the underlying factors of physiological fractures (SGD)
3. Explain the symptoms and signs of fractures (SGD)
4. Explain types : the type of fracture is open/closed, complete/incomplete,
complicated/uncomplicated (SGD)
5. Explain the differences between pediatric and adult fractures (SGD)
6. Explain the management of fracture (SGD)
7. Explain the diagnosis, physical examination and investigation of fractures (K)
8. Explain the investigations related to the problem of fracture (radiological examinations)
(S/K)
9. Explain reasons enforcement diagnosis of fracture (K)
10. Describe the types treatment strategies and treatment decision of fractures (K/S)
11. Explain the basic principles in management of patients with fracture and tissue injury (K)
12. Explain the fracture healings (malunion, non union and delayed union) (K)
13. Explain the fracture complications (neurovascular, compartment syndrome) (K)
14. Describe the complications of fracture healings (K)
15. Perform clinical procedure hecting various form of injury (S)
16. interprete of musculoskeletal X-ray (S)
17. Explain handling temporary and definitive fracture treatment (S)
18. Explain forensic traumatology and post mortem lesions (K)
45
SCENARIO
Elderly slip falls
A 70 year old woman is brought to the ER (Emergency Room) by her family, 12 hours after felling
and slipping in the bathroom. He was carried by 2 people. The patient complains of severe pain in
his left hip and hardly move his left leg. Now he is lying b supine on a bed, pain when changing
position slightly. Family has only rubbed oil wasp on his left hip and no improvement at all. From the
results obtained, compos mentis awareness, blood pressure 140/90 mmHg, pulse 86x per minute,
respiratory rate 22x per minute and temperature of the axilla 36.8 oC . On the locally status of the hip
and left limb obtained : inspection looks a little bruised left hip, swelling, deformity (+) compared to
the right side hip, leg discrepancy appears. Examination reveales tenderness to palpation on the left
hip, leg length discrepancies of ± 5 cm . The patient is unable to move his left leg . Then the ER
doctor refer a patient to radiologydepartment for radiological examination AP and lateral pelvis .
After that the ER doctor makes a referral to a orthopaedics specialist to get further treatment.
MAPPING CONCEPT
Age Gender
Decrease in estrogen
level
Biomechanical of
Changing in bone density trauma
Pathologic Physiologic
fracture Trauma fracture
46
MINIMAL QUESTIONS
4. How is the biomechanic of trauma?
5. How is the anatomical structure of hip and leg?
6. How is the pathogenesis of bruised, swelling, deformity, leg discrepancy
appears ?
7. Why there’s length differences compare to the other leg?
8. What are the signs of fracture?
9. Explain about classification of fracture!
10. How to diagnose a fracture?
11. What are the complications of fracture?
12. Explain about possible factors that can influnce to healing process of
fracture!
13. How does the healing process of fracture?
14. How do the fracture treatment (closed and opened fracture) and dislocation?
15. What is the correlation between age and fracture?
16. What is the differences between pathologic and phisiologic fracture?
LEARNING RESOURCES
12. Munandar A. Iktisar Anatomi Alat Gerak dan Ilmu Gerak. EGC, Jakarta 1979.
13. Diktat Myologia dan Arthrologia. Lab. Anatomi F.K. Undip.Semarang,1981.
14. Eroschenko V.P. Atlas Histologi di Fiore dengan korelasi fungsional. Ed.9. EGC. Jakarta
2003.
15. Anatomi Richard Snellen
16. Anderson J.E. Grants Atlas of Anatomy. Eighth Ed. Williams and Wilkin. U.S.A. 1983.
17. Rasyad Ch. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Bintang Lamumpatue, Makassar 2003
18. Sachdeva R.K. Catatan Ilmu Bedah. Alih Bahasa Hadyanto. Ed. 5.Hipokrates. Jakarta 1996.
19. Wijaya, S., 1998, Kinesologi, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
20. Rasjad Ch. Pengantar Ilmu bedah Ortopedi. Bintang lamunpatuue,ed. 4 Makassar 2003.
21. Robbins Sl, Kumar V. Buku Ajar Patologi I. Ed. 4.EGC. Jakarta 2005.
22. Bratawidjaya KG. Imunologi dasar. Ed. 7. FK UI. Jakarta 2006.
47
JADWAL KEGIATAN
LBM V
Skill Lab :
A. Pengelolaan Trauma Jaringan Lunak (200 menit) di Ruang Skill Lab
B. Integrated Patient Management (manajemen fraktur) (200 menit) di Ruang Skill Lab
48
Lembar Belajar Mahasiswa 5
d. Judul: Hiperurisemia
e. Sasaran Belajar:
Setelah menyelesaikan LBM ini mahasiswa akan mampu:
1. Menjelaskan Metabolisme purin dan pyrimidin
2. Menjelaskan Patofisiologi terjadinya Artritis Gout
3. Menjelaskan Gejala dan tanda Artritis Gout
4. Menjelaskan Pemeriksaan lab dasar dan penunjang terkait masalah Artritis Gout
5. Menjelaskan Differential diagnostik Artritis Gout
6. Menjelaskan penatalaksanaan serta edukasi kasus artritis gout
7. Menjelaskan histopatologi muskuloskeletal
8. Menjelaskan Alasan penegakkan hasil diagnosis terhadap Arthritis Gout
9. Menjelaskan Jenis-jenis dan strategi penanganan serta alasan pemilihan penanganan tersebut
10. Menjelaskan Prinsip dasar keputusan pengelolaan pasien Artritis Gout
11. Menjelaskan Faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pertimbangan terapi dan
pencegahannya
12. Menjelaskan Komplikasi dari Artritis Gout
13. Menjelaskan tumor dan keganasan pada tulang dan jaringan lunak
14. Melakukan pemeriksaan fisik fraktur dan prosedur imobilisasi
15. Melakukan pengelolaan trauma jaringan lunak
16. Rehabilitasi medik kasus kasus yang berkaitan dengan muskuloskeletal
SKENARIO
49
Kata Kunci : laki laki 42 tahun, nyeri pada kaki, hiperurisemia, diet rendah purin
Masalah : gangguan metabolisme purin
50
KONSEP MAP
Metabolisme purin
Inflamasi
sendi
Diagnosis
banding
PERTANYAAN MINIMAL
1. Mengapa ibu jari kaki terasa sakit? Mengapa predileksi timbunan kristal berada di sendi ibu
jari?
2. Apa hubungan makanan yang mengandung purin dengan keluhan?
3. Makanan apa saja yang mengandung purin?
4. Apa hubungan kadar asam urat yang tinggi dengan keluhan?
5. Bagaimana perjalanan klinis/stadium dari artritis gout?
6. Apa DD nyeri dan kaku ibu jari kaki pasien?
7. Apa itu penyakit Artritis Gout ?
8. apa penyebab artritis gout?
9. bagaimana metabolisme purin?
10. pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan pada kasus?
11. Bagaimana mekanisme kerja obat golongan NSAID dalam kasus ini?
12. Bagaimana interpretasi hasil lab darah, dan berapa nilai normalnya?
13. Bagaimana pengelolaan artritis gout berdasarkan stadium klinisnya?
14. Apa saja dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan asam urat?
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Kalim H, Pramudyo R, Broto R.Artritis Gout, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam , Jilid
II , Edisi IV, Sudoyo A, Setiyahadi B, Alwi I Setiati S danSinadhibrata M Editor. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006 :
2. Brandi DK. Artritis Gout.Harrison’s Principles Of Internal Medicine. 15 th Edition.
Braunwald E, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Longgo D. Jameson JL. MCGraw-Hill
Companies. Singapore. 2001 :
3. Artritis Gout. In Primer On the Rheumatic Diseases. 12 Ed. Klippel J, Crofford LJ, Stone JH,
Weyand CM Editor. Arthritis Foundation. Atlanta, Georgia .2001 :
4. Artritis Gout. In Rheumatology In Clinical Practice . Moll JMH. Blackwell Scientific
Publications. Oxford London Edinburgh. 1987:331 - 345.
5. Becker MA. Clinical gout and the pathogenesis of hyperuricemia. Arthritis and Allied
Condition A textbook of rheumatology. 14th Ed. Edit by Koopman Lippencott Williams &
Wilkins Philadelphia 2001 : 2281-2307.
6. Kelley WN, Wortmann RL. Gout and Hyperuricemia Textbook of Rheumatology 5th Ed.
Vol.-2 Philadelphia 1997: 1314-1344.
52