NEUROBEHAVIOUR
2019
1
MODUL BLOK
Neurobehaviour
Penanggungjawab Blok:
dr. Tesaviani Kusumastiwi, Sp.KJ
Kontributor:
dr. Warih Andan Puspitosari, M.Sc., SpKJ(K)
Dr. dr. Tri Wahyuliati, M.Kes., Sp.S
dr. Ardiansyah, M.Kes., Sp.S
dr. Tesaviani Kusumastiwi
Arif Rizki.Psi.,Psi.
Blok Neurobehaviour
B. Tujuan Blok
C. TIK …………………………………………………… 6
D. Topik …………………………………………………… 8
G. Fasilitas …………………………………………………… 15
H. Evaluasi …………………………………………………… 15
3
KATA PENGANTAR
Blok Neurobehaviour merupakan blok ke-11 di tahun kedua dari kurikulum blok problem
based learning atau PBL Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Blok Neurobehaviour memiliki tujuan untuk membekali mahasiswa
dengan pengetahuan dasar, pengetahuan klinis dan keterampilan serta sikap profesional yang
dibutuhkan dalam mengelola masalah kesehatan yang berkaitan dengan sistem syaraf dan perilaku
yang nantinya dapat diterapkan pada proses pendidikan selanjutnya dan dalam profesi sebagai
seorang dokter.
Buku modul berisi skenario-skenario yang digunakan sebagai triger bagi mahasiswa untuk
berdiskusi dalam tutorial. Mahasiswa berdiskusi dengan menggunakan langkah seven jump dan
didampingi oleh seorang tutor sebagai fasilitator yang akan mengarahkan mahasiswa mencapai
tujuan belajar.
Ucapak terimaka kasih kepada para kontributor, departemen yang terlibat, dan pihak-pihak
lain yang membantu sehingga dapat tersusun buku blok neurobehaviour ini dengan baik. Semoga
buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tutorial. Modul ini masih jauh dari
sempurna, sehingga saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan buku modul ini akan
diterima tim penyusun dengan senang hati.
Tim Penyusun
4
RENCANA PEMBELAJARAN
BLOK KETERAMPILAN BELAJAR& PROFESIONALISME
A. Karakteristik Mahasiswa
Mahasiswa yang mengikuti Blok Neurobehaviouradalah mahasiswa yang telah menempuh
10 blok sebelumnya atau telah menempuh pendidikan di semester 4 atau pada tahun ke-
2pendidikan, sehingga mahasiswa sudah mendapat ilmu kedokteran dasar dan ilmu
kedokteran klinis di tahun pertama dan kedua. Mahasiswa mengaplikasikan ilmu
kedokteran klinik mereka dalam menjelaskan tentang gangguan neurologi dan gangguan
psikiatri berdasarkan pada fisiologi dan psikologi normal manusia dalam blok ini.
Mahasiswa harus memiliki pikiran kritis dan argumen berbasis bukti yang secara klinis
dibutuhkan dalam melakukan tatalaksana pasien dan dalam proses pendidikan
berkelanjutan khususnya yang berhubungan dengan gangguan neurobehavior.
5
gangguan neurologi dan psikiatri serta mengevaluasi efektifitas dari
penatalaksanaan yang telah diberikan.
Sebagai tambahan kompetensi dalam menegakkan diagnosis, mahasiswa juga harus
mampu melakukan tatalaksana pesien gangguan neurologi dan psikiatri baik
tatalaksana langsung dari kondisi klinisnya maupun pengelolaan permasalahan
yang berhubungan dengan pasien sebagai manusia seutuhnya, sebagai bagian dari
keluarga dan masyarakat. Mahasiswa juga harus mampu melakukan tindakan
pencegahan dan edukasi tentang gangguan neurologi dan psikiatri, sebagai langkah
promosi kesehatan dan pencegahan dengan menggunakan metode pendekatan
kedokteran keluarga dalam penatalaksanaan kasus gangguan neurologi dan
psikiatri.
6
Area 3 (Komunikasi efektif)
h. Menggunakan kemampuan clinical reasoning dalam menggali tentang riwayat
penyalit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat
pribadi terkait gangguan neurobehaviour
i. Peka terhadap faktor-faktor biologi, psikologi, sosial, kultural dan norma-norma
lokal untuk menerapkan terapi holistik dan menjaga hubungan dokter-pasien yang
profesional.
j. Memberikan penjelasan yang benar, jelas, jujur, lengkap, terkait dengan tujuan,
manfaat, risiko dari tindakan medis (terapi, prognosis dan rujukan) terhadap
masalah kesehatan di bidang neurologi dan psikiatri sebelum dilakukan tindakan
medis tersebut.
k. Melakukan edukasi atau promosi kesehatan tentang gangguan
neurobehaviouruntuk pasien dan keluarganya.
l. Dapat melakukan komunikasi terapeutik (psikoterapi/konseling) untuk pasien dan
keluarganya.
Area 4 (Pengelolaan Informasi)
m. Mahasiswa mampu memahami prinsip Informasi Teknologi (IT) dan mengetahui
kekuatan dan kelemahannya dalam membantu pencarian informasi terkait
masalah kesehatan di bidang neurobehaviour
n. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan prinsip Evidence Based Medicine
(EBM) dalam pengelolaan masalah kesehatan di bidang neurobehaviour
o. Memahami konsep dasar metodologi penelitian dan statistik untuk menilai
validitas informasi tentang masalah kesehatan di bidang neurobehaviour
p. Memahami keterampilan dasar manajemen informasi yang berkaitan dengan
pengumpulan datatentang masalah kesehatan di bidang neurobehaviour
q. Memahami keterampilan dasar untuk menilai validitas informasi yang sistemik
tentang pengetahuantentang masalah kesehatan di bidang neurobehaviour
Area 5 (Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran)
r. Menjelaskan tentang gangguan neurobehaviour: prinsip-prinsip ilmu kedokteran
dasar, patofisiologi dan psikopatologi
7
s. Mengembangkan strategi yang efektif dalam pencegahan gangguan
neurobehaviour (faktor predisposisi dan presipitasi) dan mencegah dampak
gangguan neurobehaviour
t. Menjelaskan tentang tujuan terapi baik fisiologis maupun psikologis, variasi pilihan
dalam penatalaksanaan berbasis pelayanan di tingkat primer
u. Menjelaskan tentang pilihan intervensi secara rasional dan benar dalam
penatalaksanaan gangguan neurobehaviour berdasarkan epidemiologi klinik,
farmakologi, psikoterapi, fisiologi, dan perubahan perilaku (termasuk indikasi obat,
mekanisme kerja obat, half life dan dosis)
v. Menjelaskan gejala klinis untuk penegakan diagnosis (menggunakan patofisiologi
dan psikopatologi), parameter dan indikator keberhasilan penatalaksanaan serta
evaluasi terapi yang berkelanjutan
w. Menjelaskan rasionalitas diagnosis dan pengobatan berdasar pada evidence based
medicine
Area 7 (Pengelolaan Masalah kesehatan)
x. Mengidentifikasi berbagai pilihan penatalaksanaan pasien gangguan
neurobehaviour dan memilih serta memutuskan yang paling sesuai berdasar
patifisiologi, psikopatologi, farmakologi, sosial dan faktor-faktor yang sesuai.
y. Berkonsultasi dengan teman sejawat tentang pasien jika perlu dilakukan rujukan
kepada teman sejawat yang sesuai dengan pelayanan medis dasar baik sebelum atau
sesudah penanganan awal
z. Mengidentifikasi indikator keberhasilan terapi, memonitor perkembangan terapi
dan mengganti terapi jika diperlukan adanya pergantian terapi.
aa. Menerapkan prinsip pelayanan dokter keluarga yang holistik, komprehensif,
terkoordinasi, kolaboratif dan berkelanjutan dalam managemengangguan
neurobehaviour
bb. Merencanakan dan menerapkan edukasi untuk promosi kesehatan jiwa di tingkat
individu, keluarga dan masyarakat dalam masalah kesehatan di bidang
neurobehaviour.
8
E. Topik
Area 5 Mahasiswa mampu memahami anatomi klinis Kuliah Anatomi Klinis Sistem Neurologi 1
sistem neurologi
Area 5 Mahasiswa mampu memahami dan melakukan Kuliah Nyeri kepala: 2
dan diagnosis serta penatalaksanaan nyeri kepala Tension Headache 4A
area 6 secara holistik dan komprehensif Migren 4A
Neuralgia Trigeminal 3A
Cluster Headache 3A
Area 5 Mahasiswa mampu memahami dan melakukan Kuliah Gangguan sistem vaskuler: 1
dan diagnosis serta penatalaksanaan gangguan sistem Meniere’s Disease 3A
area 6 vaskuler secara holistik dan komprehensif
Vertigo 4A
Area 5 Mahasiswa mampu memahami dan melakukan Kuliah Penyakit CerebrovaskularAttack: 3
dan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit TIA
area 6 cerebrovaskular attack secara holistik dan 3B
komprehensif Infark Serebral 3B
Ensefalopati Hipertensi 3B
Area 5 Mahasiswa mampu memahami dan melakukan Kuliah Epilepsi dan Kejang Lainnya: 3B 2
dan area diagnosis dan penatalaksanaan epilepsi dan kejang kejang
6 secara holistik dan komprehensif
Epilepsi 3A
Status epileptikus 3B
9
Area 5 Mahasiswa mampu memahami Farmakoterapi Kuliah Farmakoterapi sistem saraf: Anti 2
sistem saraf konvulsi dan sedatif Hipnotik
Pengendalian status epileptikus
dengan obat-obat anestesi
Area 5 Mahasiswa mampu memahami penyakit infeksi Kuliah Infeksi pada susunan saraf pusat: 2
dan area pada susunan saraf pusat dan mampu melakukan Infeksi sitomegalovirus
6 prosedur diagnosis 2
Meningitis 3B
Ensefalitis 3B
Malaria serebral 3B
Abses otak 2
Area 5 Mahasiswa mampu memahami penyakit infeksi Kuliah Tumor pada sistem saraf:Tumor 2 2
dan 6 pada susunan saraf pusat dan mampu melakukan primer, tumor sekunder
prosedur diagnosis (neuroblastoma)
1
Area 5 Mahasiswa mampu memahami gangguan Kuliah Gangguan Neurobehaviour oleh 3
dan 6 neurobehaviour oleh karena trauma dan mampu karena Trauma:
melakukan prosedur diagnosis Hematom Intraserebral 3B
Perdarahan Subarachnoid 3B
Perdarahan Epidural Hernia 2
Hernia Nucleus Pulposus (HNP), 3A
10
Amnesia pascatrauma dan gejala2 3A
neurobehaviour lainnya
Area 5 Menjelaskan tentang gangguan neurobehaviour: Kuliah Psikologi Abnormal dan Defence 2
prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar, Mecanism
patofisiologi dan psikopatologi
Area 5 Menjelaskan tentang gangguan neurobehaviour: Kuliah Introduction (Mental Disorder dan 2
prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar, pengenalan PPDGJ)
patofisiologi dan psikopatologi
Area 3 Mahasiswa mampu melakukan anamnesis dan Kuliah Anamnesis dan wawancara psikiatri 4A 2
wawancara psikiatri untuk memecahkan masalah
kesehatan
11
Serangan Panik, Gangguan Cemas
Menyeluruh, Gangguan Phobia,
Gangguan Obsesif Kompulsif,
Gangguan Terkait Stres Pasca
Trauma, Gangguan Somatoform,
Gangguan Disosiatif, Gangguan
Penyesuaian
Area 5 Mahasiswa mampu melakukan prosedur diagnosis Kuliah Gangguan Afektif (Gangguan 3A 2
gangguan afektif Bipoler, Gangguan Unipolar)
12
Area 5 Mahasiswa mampu melakukan prosedur diagnosis Kuliah Gangguan Psikotik (Skizofrenia) 3A 2
gangguan psikotik dan Psikotik Lain
Area 5 Mahasiswa mampu melakukan prosedur diagnosis Kuliah Gangguan Preferensi Sexual dan 2 2
prefensi seksual dan gangguan identitas gender Gangguan Identitas Gender
13
Area 5 Mahasiswa mampu melakukan prosedur diagnosis Kuliah Gangguan Impuls 2 1
gangguan impuls
Area 5 Mahasiswa mampu melakukan prosedur diagnosis Kuliah Gangguan Mental Organik 3A 2
Gangguan Mental Organik (Delirium, Demensia, Sindrom
Amnesia, Gangguan Organik Lain)
Area 5 Menjelaskan tentang gangguan neurobehaviour: Kuliah Sistim Limbik dan Perilaku 1
prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar,
patofisiologi dan psikopatologi
Area 5 Mahasiswa mampu melakukan prosedur dan Skills Meningeal Sign dan Test 4A 1
mengintepretasi hasil pemeriksaan Radiologi Lab Koordinasi
sistem saraf
Area 6 Mahasiswa mampu melakukan Pemeriksaan status Skills Pemeriksaan Status Mental 4A 1
mental Lab
Area 3 Mahasiswa mampu melakukan Konseling dalam Skills Konseling Psikiatri dan Psikoterapi 4A 1
psikiatri Lab Suportif
14
15
F. Prasyarat penilaian
Blok neurobehaviour adalah blok kesebelas di kurikulum Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) FKIK UMY yang memberikan mahasiswa prinsip-prinsip dalam penatalaksanaan
masalah kesehatan di bidang neurobehaviour.
Aktivitas pembelajaran harus diikuti oleh mahasiswa sebagai prasyarat untuk mengerjakan
evaluasi akhir. Minimal kehadiran dari aktivitas pembelajaran meliputi
1. Perkuliahan : 75%
2. Tutorial : 75%
3. Praktikum keterampilan : 100%
16
JADWAL MINGGUAN BLOK. 11 KEDOKTERAN JIWA
MINGGU I
17
Departure Duration Departement Strategi Topic
M. Arif Riski, Psi 2 Psikiatri Kuliah Psikologi Abnormal dan Defence Mecanism
Dr. Tesaviani Sp.KJ 2 Psikiatri Kuliah Gangguan Mental Organik dan Gangguan
Akibat Penyalahgunaan Zat
18
dr. Ida Rochmawati, 2 Psikiatri Kuliah Gangguan Tidur
M.Sc., SpKJ(K)
Minggu ke 2
Dr. dr. Warih Andan 2 Psikiatri Kuliah Rehabilitasi Psikososial Pada Gangguan Jiwa
Sp.KJ
dr. Ida Rochmawati, 2 Psikiatri Kuliah Gangguan Preferensi Sexual dan Gangguan
M.Sc., SpKJ(K) Identitas Jenis Kelamin
Minggu ke 3
dr. Ranti, M.Sc 1 Farmakologi Kuliah Psikofarmaka (Antipsikotik dan Efek Samping)
Minggu ke 4
19
dr. Ardiansyah, 1 Neurologi Kuliah Gangguan sistem vaskuler: meniere’s disease,
M.Kes., Sp.S vertigo
Dr.dr. Tri Wahyuliati, 3 Neurologi Kuliah Epilepsi dan Kejang Lainnya: kejang, epilepsi,
M.Kes, Sp.S Tandem status epileptikus
dr. Ranti, M.Sc Farmakologi Farmakoterapi sistem saraf: Anti konvulsi dan
sedatif hipnotik
Pengendalian status epileptikus dengan obat-
obat anestesi
dr. Suryanto, Sp.PK 1 Patologi Klinik Kuliah Pemeriksaan Penunjang Patologi Klinik
Dr. dr. Warih Andan 1 PSKI Kuliah Stres dan pengobatan dengan Al Quran
Puspitosari, M.Sc.,
SpKJ(K)
dr. Zamroni, Sp.S, 2 Neurologi Kuliah Gangguan Neurobehaviour oleh karena Trauma:
M.Kes Tandem hematom intraserebral, perdarahan
subarachnoid, perdarahan epidural hernia,
Hernia nucleus pulposus (HNP), Amnesia
pascatrauma dan gejala2 neurobehaviour
lainnya
Minggu ke 5
DR.dr. Tri Wahyuliati, 2 Neurologi Kuliah Tumor pada sistem saraf: tumor primer, tumor
Sp.S.,M.Kes sekunder (neuroblastoma)
G. Fasilitas
Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UMY memiliki beberapa fasilitas yang
mendukung aktivitas pembelajaran. Fasilitas tersebut meliputi :
a. 3 Amphitheatre untuk proses perkuliahan kelas besar yang dilengkapi
computer/notebook & LCD projector, audio recorder, internet
20
b. 15 ruangan tutorial untuk diskusi kelompok kecil/tutorial dengan kapasitas 12-15
mahasiswa/ruangan dilengkapi dengan TV, DVD media player, CCTV, internet
c. 2 ruangan laboratorium keterampilan
d. 6 laboratorium untuk praktikum biomedis
e. 1 perpustakaan fakultas
f. 1 Laboratorium untuk TI
g. hot-spot area
H. Evaluasi
Penilaian dilakukan secara formatif dan sumatif. Penilaian formatif dilakukan dengan
menilai aktivitas harian mahasiswa dengan menggunakan check list, laporan tertulis, kuis dan lain
sebagainya. Penilaian sumatif dilakukan dengan ujian CBT. Nilai akhir blok akan ditentukan
dengan komposisi :
60% dari MCQ CBT
Evaluasi belajar 1 adalah penilaian hasil belajar mahasiswa pertama
Evaluasi belajar 2 adalah penilaian hasil belajar mahasiswa kedua
40% dari Tutorial
Mahasiswa dikatakan lulus blok keterampilan belajar dan profesionalisme apabila telah memenuhi
kriteria sebagai berikut :
Nilai minimal untuk MCQ adalah 60
Nilai minimal untuk nilai akhir adalah 60
21
1. Departemen Kesehatan RI, 1993, Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia III, Jakarta.
2. Departemen Kesehatan RI, 2007, TOT Konseling Kesehatan Jiwa Bagi Psikiater,
Psikolog dan Pengelola Program Kesehatan Jiwa di Dinas Kesehatan Provinsi, Jakarta.
3. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat, 5005, Konseling Pasca Trauma : Pedoman
Untuk TOT, Jakarta
4. Ganong W.P., 2002. Review Medical Physiology. 17th ed, Prentice Hall International,
Englewood, New Jersey.
5. Goldman, H.H, 1988, General Psychiatry, 2nd ed. Prentice-Hall Inc, London.
6. Guyton, A.C., & Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology. W.B Saunders
Company, USA.
7. Gilman, A.G., rall, T.W., Nies, A.S., and Taylor, P., 1990. Goodman and Gilman’s the
Pharmacological Basis of Therapeutics, 8 th ed, Pergamonn Press, New York.
8. Kaplan, H.I., Sadock, B.J., 1991, Synopsis of Psychiatry, William & Wilkins, Baltimore.
9. Katzung, B.G (editor). 1998. Basic and Clinical Pharmacology. 7th ed. Appleton & Lange,
Conneticut.
10. Keliat, B.A., Kobong, B.K. 2006. Menanti Empati Terhadap Orang Dengan Gangguan
Jiwa, Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan, FK UI.
11. Maramis, W.F.. 1986. Ilmu Kedokteran jiwa, Airlangga University Press, Surabaya.
12. Melmon, K.L., Morelli, H.F., Hoffman, B.B and Nirenberg, D.W. 1992. Melmon and
Morelli’sClinical Pharmacology Basic Principle in therapeutics, Mc graw Hill Inc, New
York.
13. Omar Hasan Kasule. 2000. Lectures Islamic Medicine, International Islamic University
Malaysia.
14. Prawitasari, J.E. 2002. Psikoterapi : Pendekatan Konvensional dan Kontemporer,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
15. Shahid Athar. 2000. Islamic Medicine. Indiana Univ. School of Medicine, Inidianapolis,
Indiana.
16. Shea, Shawn.C. 1996. Wawancara Psikiatri, EGC, Jakarta
22
17. Speight, T.M & Holford, N.H.G. 1987. Avery’s Drug Treatment. 4th ed. Adis International
Limited. Auckland.
18. Vander, A.J. 1990. Human Physyology. 5th ed, Mc Graw-Hill, USA.
19. Vikram Patel, Ketika Tidak Ada Psikiater, Buku Panduan Kesehatan
Jiwa.Diterjemahkan oleh Ashra Vina
c). Journal
1. Medical Education
2. BMJ
3. NEJM
Referensi Neurologi : Menyusul
d). Expert
1. Dr. dr. Warih Andan Puspitosari, M.Sc, SpKJ(K)
2. dr. Inu Wicaksono, Sp.KJ
3. dr. Wildan, Sp.KJ
4. dr. Ratna Indriawati,M.Kes
5. dr. Ranti, M.Sc
6. dr. Vista Nurasti, SpKJ
7. dr Ida Rochmawati, SpKJ(K)
8. Dr. dr. Roni Tri W, SpKJ
9. dr. Santi Yuliani, M.Sc, SpKJ
10. dr. Sumarni, M.Kes
11. dr Risal, M.Kes
12. M. Arief Riski, Psi
13. dr. Inayati, M.Kes.,Sp.MK
14. dr. Ana Majdawati, Sp.Rad
15. Dr. dr. Tri Wahyuliati, Sp.S
16. dr. Ardiansyah, SpS
17. dr. Suryanto, Sp.PK
18. dr. Zamroni, Sp.S
23
e). Web site
1. www.mededuc.com
2. www.academicmedicine.com
Lampiran-1
PETUNJUK TUTORIAL
24
BLOK NEUROBEHAVIOUR
A. PANDUAN PELAKSANAAN TUTORIAL
Mahasiswa akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri
dari sepuluh sampai 15 mahasiswa dan dibimbing oleh satu tutor sebagai fasilitator. Dalam
diskusi tutorial perlu ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi dana satu orang sebagai
sekretaris. Ketua diskusi dan sekretaris ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenarionya
agar semua mahasiswa mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dan sekretaris
dalam diskusi. Oleh karena itu perlu dipahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-
masing dalam tutorial sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Sebelum diskusi dimulai, tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara
tutor dengan mahasiswa serta antar mahasiswa. Ketua dari diskusi dibantu
sekretarismemimpin diskusi dengan menggunakan tujuh langkah atau seven jumps untuk
mendiskusikan masalah yang ada dalam skenario. Tujuh langkah tersebut meliputi :
1. Klarifikasi istilah atau konsep
Proses menulis dan mencocokkan istilah-istilah dalam skenario yang belum jelas
atau menimbulkan banyak intepretasi dengan bantuan kamus umum, kamus
kedokteran dan tutor
2. Penentuan masalah
Proses mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada dalam skenario
berdasarkan kesepakatan bersama.
3. Pembahasan masalah secara singkat
Proses mendiskusikan dan menjelaskan permasalahan yang ditemukan pada nomer
2 dengan singkat sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya oleh
masing-masing anggota (prior knowledge).
4. Analisis masalah
25
Proses menjelaskan masalah yang telah didiskusikan pada nomor 3 secara
mendalam dan sistematis berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya.
5. Menetapkan tujuan belajar
Proses mengumpulkan beberapa permasalahan yang didapatkan pada proses
nomor 4 yang dirasakan kurang jelas dan masih membutuhkan sumber yang benar
dan terpercaya atau permasalahan baru yang muncul dan belum teranalisa di nomor
4 untuk dijadikan fokus pembelajaran mandiri.Proses ini merupakan akhir proses
dari pertemuan pertama.
6. Belajar mandiri
Setiap anggota kelompok melakukan proses belajar mandiri melalui akses internet,
jurnal , perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar untuk memecahkan masalah yang
menjadi tujuan belajar di nomor 5.
7. Pelaporan hasil belajar mandiri
Pada pertemuan kedua dilakukan proses pelaporan oleh masing-masing anggota
tentang hasil yang diperoleh dalam proses belajar mandiri, kemudian dari beberapa
hasil dapat ditarik kesimpulan jawaban yang benar dari masing-masing
permasalahan yang menjadi tujuan belajar.
Setiap skenario akan diselesaikan dalam satu minggu dengan dua kali pertemuan.
Langkah pertama sampai dengan langkah kelima dilaksanakan pada pertemuan pertama,
sedangkan langkah keenam dilakukan mandiri diantara waktu pertemuan pertama dan
kedua. Langkah ketujuh dilaksanakan pada pertemuan kedua .
Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi dan membantu
mahasiswa dalam mencari solusi pemecahan masalah tanpa harus memberikan penjelasan
atau kuliah mini.
Ketua diskusi memimpin diskusi dengan cara :
a. memberi kesempatan setiap anggota kelompok sesuai nama yang disebut
untuk dapat menyampaikan ide dan pertanyaan.
b. Mengingatkan bila ada anggota kelompok yang mendominasi diskusi
26
c. Mendorong / memberi kesempatan lebih / memancing bila ada anggota
yang kurang aktif selama proses diskusi
d. Membatasi apabila didapatkan pernyataan yang menyimpang jauh dari
topik permasalahan yang telah ditentukan
e. Memeriksa sekretaris dalam melakukan tugasnya mencatat proses jalannya
diskusi dan hal-hal penting yang perlu dicatat selama diskusi berlangsung.
Ketua diskusi dalam bertugas dibantu oleh seorang sekretaris yang bertugas
mencatat tahapan diskusi beserta hasilnya dalam white board atau flipchart.
Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan suasana belajar yang kondusif serta iklim
keterbukaan dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya
tanpa khawatir apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman
yang lain, karena dalam tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa berproses
memecahkan masalah dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar secara aktif dalam mencari informasi atau
belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan akses
informasi baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (textbook dan laporan
penelitian), kuliah dan konsultasi pakar.
27
A. Diskusi awal pada minggu pertama
28
Meyakinkan bahwa proses analisa masalah
oleh para anggota ditunda sampai pada tahap
keempat
4. Analisis Memastikan bahwa semua poin dari curah Membuat tulisan
masala pendapat telah didiskusikan ringkas yang jelas
Meringkas setiap hasil kontribusi anggota untuk setiap
kelompok kontribusi dari
Mengajukan pertanyaan untuk memperdalam peserta
analisa dalam diskusi Memberikan
Memastikan bahwa anggota kelompok tidak indikasi adanya
melenceng jauh dari topik pembicaraan hubungan antar topik
Menstimulasi anggota kelompok untuk permasalahan
menemukan hubungan antar topik (membuat skema)
permasalahan
Menstimulasi anggota kelompok untuk
berkontribusi
5. Menetapka Mengajukan pertanyaan kepada anggota Menulis issue yang
n tujuan kelompok untuk kemungkinan issue yang akan akan dipelajari untuk
belajar dipelajari untuk tahap belajar mandiri tahap belajar mandiri
Meringkas setiap hasil kontribusi anggota
kelompok
Memastikan seluruh anggota menyetujui issue
yang akan dipelajari untuk tahap belajar
mandiri
Memastikan bahwa semua kesulitan dan
perbedaan dalam analisis permasalahan sudah
dijadikan issue yang akan dipelajari untuk
tahap belajar mandiri
29
B. Tahap pelaporan hasil pada minggu kedua
30
Skenario tutorial 1
Triger 1 :
Seorang perempuan, berusia 30 tahun, datang ke Dokter keluarga karena badan terasa
“loyo” dan mudah lelah sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga sulit tidur dan kehilangan
nafsu makan, sehingga berat badannya turun. Pasien banyak mengurung diri di dalam
kamar, tidak lagi melakukan aktivitas-aktivitas yang dulu disukainya termasuk merawat
kebun anggrek kesayangannya. Pasien sering merasakan hatinya sedih dan sering muncul
rasa bersalah jika ingat ibunya. Ibu pasien meninggal 3 bulan yang lalu, pasien merasa
gagal memenuhi harapan orang tuanya karena di usianya saat ini, pasien belum menikah,
padahal pasien tahu, ibunya sangat mengharapkan hal tersebut. Pasien ditegur oleh
atasannya karena beberapa kali ijin tidak masuk kantor dan banyak pekerjaan yang tidak
bisa diselesaikannya dengan baik.
.
31
Skenario tutorial 2
Triger 1 :
Seorang perempuan, berusia 24 tahun, dibawa temannya ke UGD Puskesmas karena sesak nafas
tiba-tiba saat sedang di kantor. Pasien telah beberapa kali mengalami keluhan yang sama dan
dibawa ke UGD, sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan sesak nafas dirasakan mendadak, seperti
tercekik, diikuti jatung berdebar, keringat dingin dan gemetar. Saat di UGD sebelumnya, pasien
hanya diberikan oksigen dan membaik lalu pulang. Pasien juga telah beberapa kali periksa ke
dokter sebelumnya dan dikatakan pemeriksaan fisik dalam batas normal, namun keluhan tetap
berulang.
32
Skenario tutorial 3
33
Skenario tutorial 4
34
Skenario 5
35