Anda di halaman 1dari 2

Nama dan No Mhs : Pradipta Kurnia Puspitasari / 20180310012

Tempat Komuda : RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

1. Pengalaman :

Seorang pasien laki – laki berusia 22 tahun mengeluh mendengar suara – suara tanpa
wujud, sering mengamuk, dan merasa bahwa dirinya dikendalikan serta dikontrol
pikirannya oleh seseorang. Setelah dirawat di RSJ selama 9 hari dan mendapatkan
antipsikotik yaitu Clozapin dan THP pasien menjadi membaik.

2. Masalah yang dikaji :

Mengapa pemberian antipsikotik Clozapin dan THP dapat meredakan gejala yang
dialami pasien?

3. Analisa kritis :

Pada penderita psikotik akan terjadi hiperdopamin pada 4 jalur produksi


dopamin yaitu pada jalur mesolimbik (menyebabkan gejala positif), mesokorteks
(menyebabkan gejala negatif), nigrostriatal (menyebabkan EPS (Ekstra Piramidal
Syndrom)), dan tuberoinfundibular (menyebabkan peningkatan prolaktin). Untuk itu
dibutuhkan senyawa antagonis reseptor dopamin. Terdapat 2 macam antipsikotik
yaitu tipikal dan atipikal. Mereka sama sama bekerja sebagai antagonis reseptor
dopamin namun golongan tipikal dapat menimbulkan gejala EPS sedangkan atipikal
hampir tidak menimbulkan gejala EPS.

Clozapin merupakan golongan antipsikotik atipikal dari Dibenzodiazepin.


Clozapin mempunyai afinitas yang lemah terhadap dopamin 2, reseptor dopamin 4,
histamin, serotonin, reseptor muskarinik, dan reseptor alfa adrenergik. Clozapin
efektif dalam penanganan gejala postif yang diantaranya halusinasi, waham,
disorganisasi pembicaraan dan perilaku serta gejala negatif seperti emosi datar,
anergia, anhedonia, dan alogia. Clozapin hampir tidak akan menimbulkan efek EPS
dan tidak meningkatkan prolaktin serum. Gejala EPS dapat berupa parkinson syndrom
seperti tremor, air liur berlebih, dan kekakuan anggota tubuh.

Walaupun Clozapin hampir tidak memiliki efek EPS, tidak menutup


kemungkinan bahwa EPS juga akan muncul. Oleh karena itu diperlukan
antikolinergik seperti THP untuk mengatasi EPS. THP bekerja dengan menjadi
antagonis dari reseptor muskarinik yang mengakibatkan inhibisi saraf parasimpatis
dan mempengaruhi otot polos serta kelenjar saliva sehingga dapat menghilangkan
parkinson syndrom.

4. Referensi
1) Farmakologi dan terapi edisi 5 (cetak ulang dengan tambahan): 2011 FKUI
2) Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014 : 126 – 132
3) Jurnal Medula Unila Vol. 4 No. 3 Januari 2016 : 63 - 68

Anda mungkin juga menyukai